• Tidak ada hasil yang ditemukan

1/22 REKAYASA SAMBUNG TANAMAN KOPI UNTUK MEMPERCEPAT DAN MEMPERBANYAK PRODUKSI KOPI DI KABUPATEN PEMALANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "1/22 REKAYASA SAMBUNG TANAMAN KOPI UNTUK MEMPERCEPAT DAN MEMPERBANYAK PRODUKSI KOPI DI KABUPATEN PEMALANG"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

1/22

REKAYASA SAMBUNG TANAMAN KOPI UNTUK MEMPERCEPAT DAN MEMPERBANYAK PRODUKSI KOPI DI KABUPATEN PEMALANG

Nama Diklat : Pelatpim Tingkat IV Angkatan VII

Tahun : 2019

Ruang lingkup inovasi : Kabupaten/Kota

Cluster inovasi : Pertanian, Perkebunan & Pangan Inovator : SUKO WIDIYANTO, SP.

Jabatan : Kasi Produksi Perkebunan Dinas Pertanian Kab. Pemalang Instansi : Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang

Latar Belakang

1. LATAR BELAKANG (BURNING PLATFORM)

a. Visi Misi

Visi, merupakan rumusan umum mengenai keadaan yang diinginkan pada akhir periode perencanaan. Sedangkan misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Rumusan visi pasangan Bupati dan Wakil Bupati Pemalang terpilih periode 2016-2021 yang telah ditetapkan sebagai visi Kabupaten Pemalang dalam Peraturan Daerah Kabupaten Pemalang Nomor 12 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pemalang Tahun 2016-2021 adalah “TERWUJUDNYA PEMALANG HEBAT YANG BERDAULAT, BERJATIDIRI, MANDIRI DAN SEJAHTERA”.

Adapun makna frasa yang terkandung dalam pernyataan Visi Pemerintah Kabupaten Pemalang tersebut, adalah sebagai berikut:

1) Pemalang Hebat

Terwujudnya Pemalang Hebat merupakan suatu kondisi dimana harapan, keinginan, cita-cita yang diharapkan menjadi ada. Pemalang Hebat merupakan ultimate goal yang dicita-citakan dan yang dibangun dari kondisi Pemalang yang berdaulat, berjatidiri, mandiri dan sejahtera.

(2)

2/22

2) Berdaulat

Berdaulat diartikan sebagai kemampuan pemerintah dan masyarakat Pemalang yang mampu membangun, mengatur dan mengurus kepentingan daerah/ rumah tangganya sendiri menurut prakarsa dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan daerah berdasarkan azas musyawarah mufakat dan gotong royong, dengan tetap memperhatikan sinergitas pembangunan dan tata kelola pemerintahan yang baik serta penegakan supremasi hukum.

3) Berjati diri

Berjatidiri diartikan sebagai pembangunan Pemalang yang memiliki keunggulan yang berbasis local wisdom/local value dengan menumbuhkan kembali seni dan kebudayaan asli daerah sebagai landasan pembentukan jati diri dan kepribadian masyarakat yang agamis, toleran, harmonis dan saling menghormati.

4) Mandiri

Mandiri diartikan sebagai pembangunan Pemalang yang mengandalkan dan mengoptimalkan seluruh sumberdaya yang dimiliki, meningkatkan sarana prasarana infrastruktur dasar serta memperkuat sentra-sentra produksi berbasis kewilayahan, pengembangan ekonomi kerakyatan dan kedaulatan pangan berbasis sumberdaya lokal.

5) Sejahtera

Sejahtera diartikan sebagai kondisi masyarakat Pemalang yang berkualitas, peningkatan pendidikan dan derajat kesehatan masyarakat yang didukung daya saing masyarakat dan keberdayaan perempuan dan perlindungan anak.

Sedangkan misi pada RPJMD 2016-2021 Kabupaten Pemalang adalah:

1) Meningkatkan akses masyarakat untuk berpartisipasi dalam pembangunan daerah berdasarkan azas musyawarah mufakat, dan gotong royong.

2) Meningkatkan kualitas penyelenggaraan pendidikan, derajat kesehatan masyarakat, keluarga berencana, serta peningkatan keberdayaan perempuan, perlindungan sosial dan anak.

3) Mengembangkan ekonomi kerakyatan dan kedaulatan pangan berbasis sumberdaya lokal untuk menanggulangi kemiskinan dan

(3)

3/22

4) Meningkatkan sarana prasarana dasar serta memperkuat sentra-sentra produksi berbasis kewilayahan sesuai dengan karakteristik dan potensi wilayah.

5) Mewujudkan kehidupan masyarakat yang agamis, toleran, harmonis, dan saling menghormati.

6) Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik, penegakan supremasi hukum serta kemudahan investasi dan daya saing daerah.

7) Menumbuhkan kembali budaya asli daerah sebagai landasan pembentukan jati diri dan kepribadian masyarakat.

b. Latar Belakang Umum

Kopi (Coffea spp) adalah spesies tanaman berbentuk pohon dan termasuk dalam famili Rubiaceae dan genus Coffea.Tanaman kopi merupakan tanaman unggulan yang sudah dikembangkan dan juga menjadi salah satu komoditas unggulan di Indonesia.Secara umum, terdapat 2 jenis kopi yang banyak di budidayakan dan dijual di pasar, yaitu kopi arabika (Coffea arabica) dan robusta (Coffea robusta).Masing-masing jenis kopi memiliki keunggulan dan pasarnya masing-masing.

Tanaman kopi (Coffea.) merupakan komoditas ekspor unggulan yang dikembangkan di Indonesia karena mempunyai nilai ekonomis yang relatif tinggi di pasaran dunia.

Permintaan kopi Indonesia dari waktu ke waktu terus meningkat karena seperti kopi Robusta mempunyai keunggulan bentuk yang cukup kuat serta kopi Arabika mempunyai karakteristik cita rasa (acidity, aroma, flavour) yang unik dan ekselen.

Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi diantara tanaman perkebunan yang lainnya dan berperan penting sebagai sumber devisa Negara. Kopi tidak hanya berperan penting sebagai sumber devisa melainkan juga merupakan sumber penghasilan bagi petani tidak kurang dari satu setengah juta jiwa petani kopi di Indonesia

Pemalang merupakan salah satu Kabupaten di Jawa Tengah dengan kondisi agrolimat yang cocok untuk tumbuh dan berkembangnya komoditas perkebunan terutama kopi, yaitu terletak pada diantara 109 derajat 17”30” – 109 derajat 40”30” Bujur Timur (BT) serta 8 derajat 52”30 – 7 derajat 20”11” Lintang Selatan (LS) dengan luas wilayah Kabupaten Pemalang 1.115,30 km2 dimana sangat cocok untuk pengembangan komoditas kopi robusta ataupun Arabica.

Kabupaten Pemalang terbagi kedalam 14 Kecamatan dan 222 kelurahan/desa. Keempat belas Kecamatan tersebut meliputi Kecamatan Moga, Warungpring, Pulosari, Belik, Watukumpul, Bodeh, Bantarbolang, Randudongkal, Pemalang, Taman, Petarukan, Ampelgading, Comal, dan Ulujami. Kecamatan yang memiliki wilayah

administratif paling luas adalah Kecamatan Bantarbolang yaitu mencapai 139,19 Km2 (12,48%) sedangkan yang paling sempit adalah Kecamatan Warungpring yaitu seluas 26,31 Km2 (2,36%).

(4)

4/22

Adapun wilayah di Kabupaten Pemalang yang merupakan daerah penghasil kopi antara lain wilayah Kecamatan Pulosari, Belik dan Watukumpul dengan ketinggian diatas 800 m dpl banyak dibudidayakan jenis kopi Arabika varieties Andungsari, Kartika, Lini S dan Sigararutang, sedangkan Kecamatan Bantarbolang, Bodeh, Moga, Randudongkal dan Warungpring dengan ketinggian dibawah 800 mdplbanyak dibudidayakan jenis Robustadengan varieties Tugusari, Linggapura, Bagelan dan Lokalan.

Pada umumnya komoditas kopi di Pemalang diusahakan perorangan berupa spot-spot dengan luasan dibawah 2 hektar tidak secara komunal hanya diusahakan oleh petani besar.mereka berbudidaya secara turun temurun dengan tetap mengadopsi teknik budidaya yang ada.Berikut data luasan tanaman kopi di Kabupaten Pemalang.

Tabel 1

Luasan Tanaman Kopi di Kabupaten Pemalang

Tahun 2018

Jenis Kopi

Wilayah

penghasil

Luas Tanaman belum menghasilkan

(Ha)

Luas Tanaman Menghasilkan (Ha)

Luas Tanaman Tua/Rusak

(Ha)

Jumlah

(Ha)

Arabika Belik, Pulosari dan Watukumpul 35,37 375,06 6,48 398,91

Robusta Bantarbolang, Belik, Bodeh, Moga, Pulosari, Randudongkal, Warungpring dan Watukumpul 43,38 348,10 10,48 401,96

Jumlah 78,75 703,16 16,96 800,87

Adapum hasil produktivitas tanaman kopi di Kabupaten Pemalang serta target capaiannya adalah sebagai berikut :

(5)

5/22

Tabel 2

Hasil produksi dan Target produksi Kopi

di Kabupaten PemalangTahun 2016 s/d 2021

No Jenis Kopi Tahun Target Produksi (Wose) Keterangan

1 Kopi Arabica

2016 68,56

a. Untuk produksi menggunakan asumsi

b. Produktivitas rata-rata 589 kg per ha 2017 232,74

2018 235,00 2019 237,00 2020 239,00 2021 242,00

(6)

6/22

2 Kopi Robusta

2016 285,84

a. Untuk produksi menggunakan asumsi

b. Produktivitas rata-rata 709 kg per ha 2017 285,00

2018 288,00 2019 291,00 2020 294,00 2021 297,00

Tabel 3

Data Tanaman Kopi Mata Entries (Batang Atas/Top Stek)

No Kecamatan/Desa Luas Tanaman (Ha) Varietas Keterangan 1 Kecamatan Pulosari 273

a. Desa Pulosari 106 Robusta

b. Desa Gunungsari 81 Robusta

c. Desa Gambuhan 86 Robusta

2 Kecamatan Belik 21

a. Desa Badak 21 Robusta

(7)

7/22

3 Kecamatan Watukumpul 7

a. Desa Cikadu 3 Robusta

b. Desa Bongas 4 Robusta

Jumlah 301

Dalam rangka mewuudkan target produksi kopi di Kabupaten Pemalang diatas, maka peran pemerintah daerah sangat dibutuhkan agar dapat terwujud sinergi antara pemerintah, swasta dan masyarakat.

c. Struktur Organisasi dan Tugas Pokok

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pemalang Nomor 13 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Pemalang salah satu lembaga teknis di Kabupaten Pemalang adalah Dinas Pertanian. Dan sebagai tindak lanjut dari Perda tersebut telah ditetapkan Peraturan Bupati Pemalang Nomor 64 Tahun 2016 tentang kedudukan, susunan organisasi, tugas, fungsi dan tata kerja Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang, Dinas Pertanian mempunyai tugas pokok melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pertanian dan pangan

Berikut merupakan struktur organisasi Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang, yaitu :

a) Kepala Dinas;

b) Sekretariat, terdiri dari :

1) Subbagian Bina Program,

2) Subbagian Keuangan,

(8)

8/22

3) Subbagian Umum dan Kepegawaian

c) Bidang Ketahanan Pangan, terdiri dari :

1) Seksi Ketersediaan dan Kerawanan Pangan,

2) Seksi Distnbusi dan Cadangan Pangan,

3) Seksi Penganekaragamanan Konsumsi dan Keamanan Pangan

d) Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura, terdiri dari :

1) Seksi Perbenihan dan Perlmdungan Tanaman Pangan dan Hortikultura,

2) Seksi Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura,

3) Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan dan Hortikultura

e) Bidang Perkebunan, terdiri dari :

1) Seksi Perbenihan dan Perlidungan Perkebunan,

2) Seksi Produksi Perkebunan,

3) Seksi Pengolahan Dan Pemasaran Hasil Perkebunan

f) Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, terdiri dari :

1) Seksi Produksi Ternak,

(9)

9/22

2) Seksi Kesehatan Hewan dan Masyarakat Vetenner;

3) Seksi Pengolahan dan Pemasaran Hasil Petemakan

g) Bidang Sarana dan Prasarana Pertanian, terdiri dari :

1) Seksi Lahan dan Ingasi Pertanian,

2) Seksi Pupuk, Pestisida, Alat dan Mesm Pertanian

h) UPTD;

i) Kelompok Jabatan Fungsional.

Adapun struktur organisasi Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 1

Struktur Organisasi Dinas Pertanian

Kabupaten Pemalang

(10)

10/22

(11)

11/22

Adapun salah satu jabatan struktural dalam Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang adalah Seksi Produksi Perkebunan yang mempunyai uraian tugas sebagai berikut :

1. Merencanakan program dan kegiatan pada Seksi Produksi Perkebunan sesuai dengan dokumen perencanaan sebagai bahan penyusunan dokumen rencana kerja dan anggaran

2. Menyiapkan bahan rancangan kebijakan produksi perkebunan sesuai dengan program dan kegiatan sebagai pedoman pelaksanaan tugas

3. Menyusun petunjuk teknis budidaya tanaman perkebunan sesuai prosedur dan ketentuan peraturan perundang-undangan sebagai pedoman pelaksanaan tugas

4. Melaksanakan penyusunan rencana tanam dan produksi tanaman perkebunan sesuai prosedur dan ketentuan peraturan perundang-undangan untuk meningkatkan hasil produksi tanaman perkebunan

5. Menyiapkan bahan penentuan areal dan sasaran produksi perkebunan sesuai potensi dan kondisi wilayah guna peningkatan produksi perkebunan

6. Melaksanakan fasilitasi penerapan paket teknologi peningkatan produksi tanaman perkebunan sesuai prosedur dan ketentuan peraturan perundang-undangan guna peningkatan produksi komoditas tanaman perkebunan

7. Menyusun konsep rancangan penanggulangan dan pemulihan/ recovery tanaman pangan dan holtikultura pasca terjadinya bencana alam (kekeringan dan banjir) sesuai prosedur dan ketentuan peraturan perundang-undangan guna mengurangi dampak kerusakan tanaman perkebunan akibat bencana

8. Melaksanakan penyusunan data statistic tanaman perkebunan secara cermat guna tersedianya data tanaman perkebunan yang akurat.

9. Melaksanakan pembinaan sumber daya manusia pertanian tentang komoditas perkebunan sesuai prosedur dan ketentuan peraturan perundang-undangan guna peningkatan kualitas sumberdaya manusia pertanian

10. Menyiapkan bahan inovasi seksi produksi perkebunan berdasarkan identifikasi permasalahan dan efektivitas pekerjaan guna meningkatkan kualitas

(12)

12/22

pelayanan pubik

11. Mengevaluasi pelaksanaan tugas di lingkungan seksi produksi perkebunan sesuai dengan rencana program dan kegiatan yang telah ditetapkan dalam rangka perbaikan kinerja

12. Menyusun laporan pelaksanaan tugas Seksi Produksi Perkebunan secara efektif dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan tugas; dan

13. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh pimpinan sesuai dengan tugas dan fungsi dalam rangka mendukung kinerja organisasi

d. Identifikasi Masalah

Dalam rangka meningkatkan produktivitas tanaman kopi di Kabupaten Pemalang ada empat faktor yang menentukan keberhasilan budidaya kopi antara lain(1) teknik penyediayaan sarana produksi (2) proses produksi atau budidaya (3) teknik penanganan pascapanen dan pengolahan(4) sistem pemasaran. Adapun

permasalahan-permasalahan terkait dengan peningkatan produktivitas tanaman perkebunan terutama kopi di Kabupaten Pemalang antara lain :

1. Masih lemahnya tingkat pengetahuan sumber daya manusia (petani) perkebunan dalam pengelolaan tanaman kopi

2. Masih lemahnya kelembagaan kelompok petani perkebunan dalam hal pengorganisasian, penatausahaan administrasi maupun penatausahaan pengelolaan keuangan kelompok

3. Ketersediaan luas lahan yang dimiliki petani kopi sehingga jumlah produksi kopi belum dapat meiningkat sesuai target

4. Kurangnya pengembangan penelitian untuk peningkatan produksi dan peningkatan kualitas pengelolaan produksi kopi

Berdasarkan permasalahan di atas maka permasalahan tersebut perlu dicarikan suatu langkah pemecahan. Sebelum melakukan suatu perubahan maka perlu dilakukan analisis lebih mendalam guna mengetahui masalah pokok yang harus segera diselesaikan. Untuk menganalisa permasalahan yang ada penulis menggunakan alat analisa Leavitt’s Model, karena alat analisis ini dapat menggambarkan kondisi dan permasalahan serta keadaan yang ada, yaitu analisa Struktur, Tehnologi, People dan Task yang dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2

(13)

13/22

Leavitt’s Model (1965)

1) Task (Tugas), adalah kewajiban dari masing-masing bagian organisasi yang harus dilaksanakan sesuai dengan kewenangannya. Identifikasi tugas utama dari sebuah unit kerja organisasi termasuk tugas rutin dan tugas kunci.

2) Strukture (Struktur), komponen Leavitt meliputi struktur hirarkis, sistem komunikasi dan koordinasi antara tiap-tiap bagian dari organisasi tersebut, kewenangan dan tanggung jawab masing-masing bagian. Struktur menetapkan bagaimana sumber daya manusia dikelompokkan dalam unit kerja atau struktur organisasi.

(14)

14/22

3) People (Sumber Daya Manusia), adalah sumber daya manusia yang terdapat pada unit kerja organisasi. Sumber daya manusia dibutuhkan pada suatu unit organisasi adalah sumber daya manusia yang mempunyai semangat kerja, loyalitas dan integritas yang tidak diragukan lagi. Sumber daya manusia sering menjadi pertimbangan dalam melakukan perubahan, mengingat sikap perilaku dan keterampilan yang dimiliki menentukan keberhasilan untuk melakukan perubahan dalam organisasi

4) Technology (Teknologi) adalah sarana prasarana dan komponen yang membantu atau memfasilitasi organisasi dalam melaksanakan tugas. Teknologi meliputi sarana prasarana berupa peralatan yang menunjang pelaksanaan tugas.

Tabel 4

Identifikasi dan Analisa Dampak Masalah

Komponen

Kondisi Kerja

Saat Ini

Kondisi Yang Diharapkan Masalah Solusi

Technology Kurangnya pengembangan penelitian untuk peningkatan produksi dan peningkatan kualitas pengelolaan produksi kopi Adanyapengembangan untuk peningkatan produksi dan peningkatan kualitas pengelolaan produksi kopi Belum adanya pengembangan penelitian dalam peningkatan kualitas pengelolaan produksi kopi Melakukan budidaya tanaman kopi dengan rekayasa sambung Structure Masih lemahnya kelembagaan kelompok petani perkebunan dalam hal pengorganisasia, penatausahaan administrasi maupun penatausahaan pengelolaan keuangan

kelompok Terwujudnya kelembagaan kelompok petani perkebunan yang baik Belum adanya kelembagaan kelompok petani perkebunan Membentuk Forum Gabungan Kelompok Petani Kopi

People Masih lemahnya tingkat pengetahuan sumber daya manusia (petani) perkebunan dalam pengelolaan tanaman kopi Meningkatnya pengetahuan sumber daya manusia (petani) perkebunan dalam pengelolaan tanaman kopi Pengetahuan sumber daya manusia (petani) perkebunan dalam pengelolaan tanaman kopi masih kurang Memberikan sosialisasi kepada petani kopi tentang rekayasa sambung kopi Task(Tugas) Masih belum optimalnya kegiatan peningkatan produktivitas kopi secara kualitas dan kuantitas Optimalnya kegiatan peningkatan produktivitas kopi secara kualitas dan kuantitas Kegiatan peningkatan produktivitas kopi secara kualitas dan kuantitas Menyediakan bibit / rekayasa sambung kopi

(15)

15/22

Berdasarkan latar belakang dan analisa masalah di atas, dapat diketahui bahwa permasalahan utama dalam peningkatan produktivitas tanaman kopi di Kabupaten Pemalang adalah kurangnya pengembangan penelitian untuk peningkatan produksi dan peningkatan kualitas pengelolaan produksi kopi, oleh karena itu penulis selaku Kepala Seksi produksi perkebunan mempunyai gagasan untuk mewujudkan suatu metode tanam yang dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas tanaman kopi yang dihasilkan oleh petani di Kabupaten Pemalang dengan cara rekayasa sambung.

Hasil benchmarking di Mal Pelayanan Publik Kota Batam, nilai-nilai best practise yang dapat diadopsi adalah : pelayanan publik dan teknologi informasi.

Dari hasil latar belakang, analisa masalah dan hasil benchmarking maka judul yang diajukan adalah “REKAYASA SAMBUNG TANAMAN KOPI UNTUK MEMPERCEPAT DAN MEMPERBANYAK PRODUKSI KOPI DI KABUPATEN PEMALANG”.

Manfaat

1. MANFAAT

Manfaat yang akan dihasilkan dari pelaksanan proyek perubahan ini adalah sebagai berikut :

a. Bagi Pemerintah Kabupaten Pemalang

Mendukung program pemerintah dalam peningkatan produktivitas hasil perkebunan kopi

b. Bagi Dinas Pertanian Kabupaten Pemalang

1) Terwujudnya pengembangan fasilitasi budidaya tanaman kopi

(16)

16/22

2) Meningkatnya produktivas kopi di Kabupaten Pemalang

c. Bagi Kelompok Petani Kopi

1) Terwujudnya metode baru budidaya tanaman kopi

2) Mempercepat produktivitas tanaman kopi

3) Meningkatnya pengetahuan dan ketrampilan dalam budidaya tanaman kopi

d. Bagi Seksi Produksi Perkebunan

1) Meningkatnya produksi tanaman kopi melalui rekayasa sambung

2) Dapat memberikan inovasi kepada petani kopi di Kabupaten Pemalang untuk meningkatkan produksi tanaman kopi

Milestone

1. PENTAHAPAN (MILESTONE)

Adapun pentahapan dari pelaksanaan proyek perubahan ini adalah sebagai berikut :

Tabel 5

Pentahapan (Milestone)

No Tahap Kegiatan Output Waktu

(17)

17/22

A. Jangka Pendek

1. Pembentukan Tim Kerja

a. Rapat pembentukan tim kerja

b. Penyusunan draft SK tim kerja

c. Pengesahan SK tim kerja

d. Pendistribusian SK tim kerja dan tugas tim kerja

Terbentunya Tim Kerja Minggu IIMei 2019

2. Koordinasi dengan Stakeholder terkait

a. Koordinasi dengan Stakeholder Internal

b. Koordinasi dengan Stakeholder Eksternal

Terlaksananya koordinasi dengan Stakeholder terkait Minggu II Mei 2019

3. Pengumpulan data kelompok tani kopi di 3 Gapoktan

a. Rapat pengumpulan data

b. Mengumpulkan data kelompok tani kopi

c. Validasi data kelompok tani kopi

Tersedianya data kelompok tani kopi di 3 Gapoktan Minggu III Mei 2019

(18)

18/22

4. Pembuatan panduan teknis rekayasa sambung tanaman kopi

a. Pengumpulan bahan dan informasi

b. Konsultasi dengan pakar (narasumber)

c. Pembuatan panduan teknis rekayasa sambung tanaman kopi

Tersusunnya panduan teknis rekayasa sambung tanaman kopi Minggu III Mei 2019

5. FGD kelompok tani kopi

a. Pembentukan FGD

b. Penyusunan hasil FGD

c. Pengesahan hasil FGD

Terbentuknya FGD kelompok tani kopi di 3 Gapoktan Minggu IV Mei 2019

6. Pembentukan Forum Gapoktan

a. Mengidentifikasi anggota Forum Gapoktan Terbentuknya Forum Gapoktan Minggu IV Mei 2019

(19)

19/22

7. Pembuatan SMS Center rekayasa sambung tanaman kopi

a. Rapat pembuatan SMS Center

b. Penyusunan hasil pembuatan SMS Center

c. Penyusunan alur dan mekanisme SMS Center

Tersedianya SMS Center rekayasa sambung tanaman kopi Minggu VMei 2019

8. Sosialisasi pengenalan rekayasa sambung tanaman kopi

a. Persiapan sosialisasi

b. Pelaksanaan sosialisasi

c. Evaluasi hasil sosialisasi

Terlaksananya pengenalan rekayasa sambung tanaman kopi Minggu II Juni 2019

9. Penentuan lokasi demplot rekayasa sambung tanaman kopi

a. Pengumpulan data referensi lokasi

b. Rapat penentuan lokasi demplot

c. Koordinasi dengan pemangku wilayah

Terpilihnya lokasi demplot rekayasa sambung tanaman kopi Minggu III Juni 2019

(20)

20/22

10. Penyediaan bibit/rekayasa sambung tanaman kopi

a. Kesepakatan kerjasama dengan stakeholder terkait

b. Pelaksanaan demplot

c. Evaluasi hasil pelaksanaan demplot

Tersedianya bibit/ rekayasa sambung tanaman kopi Minggu IV Juni 2019

11. Monitoring dan Evaluasi kegiatan

a. Rapat monitoring dan evaluasi

b. Penyusunan laporan kegiatan proyek perubahan

Terlaksananya Monitoring dan Evaluasi Minggu IV Juni 2019

B. Jangka Menengah

1. Pembuatan tim konsultasi rekayasa sambung tanaman kopi

Terbentuknya tim konsultasi rekayasa sambung tanaman kopi

Juli – Desember 2019

2. Implementasi rekayasa sambung tanaman kopi oleh kelompok petani kopi

Terwujudnya budidaya tanaman kopidengan rekayasa sambung

Juli – Desember 2019

3. Pemantauan hasil rekayasa sambung tanaman kopi

Terpantaunya hasil rekayasa sambung tanaman kopi

(21)

21/22

Juli – Desember 2019

(22)

22/22

C. Jangka Panjang

1. Pengembangan metode budidaya tanaman kopi di Kabupaten Pemalang

Terlaksananya pengembangan budidaya tanaman kopi di Kabupaten Pemalang 2020

2. Pengembangan kerjasama dengan perbankan dalam rangka kemitraan modal usahaTerjalinnya kerjasama dengan perbankan dalam rangka kemitraan modal usaha2020

Dicetak melalui website E-Proper BPSDMD Provinsi Jawa Tengah (https://bpsdmd.jatengprov.go.id/eproper) pada 05 May 2022 01:15:36

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Referensi

Dokumen terkait