• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Model Sistem Informasi Dalam Kolaborasi Antar Perguruan Tinggi Untuk Mendukung Program MBKM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "Pengembangan Model Sistem Informasi Dalam Kolaborasi Antar Perguruan Tinggi Untuk Mendukung Program MBKM"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

20

Pengembangan Model Sistem Informasi Dalam Kolaborasi Antar Perguruan Tinggi Untuk Mendukung Program MBKM

Agus Hermanto1, Geri Kusnanto2, dan Nurul Fadilah3

1,2 Program Studi Teknik Informatika, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya,

3 Fit Tech Inova Global hermanto_if@untag-sby.ac.id

Abstract — In line with the launch of "Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM)" program by the Ministry of Education and Culture in 2020, this has impacted the obligation of universities to collaborate with other universities.

Collaboration carried out by the University by involving related interested parties must be under the Cooperation agreement that has been agreed between the parties involved.

However, distribution and control, as well as information procedures, often become obstacles to University collaboration.

Therefore, universities need a system that can technically bridge the implementation of collaboration between them. The information system should handle the distribution and control of information in university collaboration. The Information System Model is created and adapted to the university collaboration model. As well as selecting the right information technology for the information system. Information systems include combining aspects of the process, technological aspects, and organizational aspects. With the presence of information systems, it can provide benefits and opportunities for university cooperation towards broader cooperation.

Keyword — Collaboration, Information Technology, Information Systems, MBKM, University.

Abstrak — Sejalan dengan pencanangan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2020, telah berdampak pada kewajiban perguruan tinggi untuk melakukan kolaborasi dengan perguruan tinggi lain. Kolaborasi yang dilakukan Universitas dengan melibatkan pihak - pihak terkait yang berkepentingan harus selaras dengan perjanjian yang disepakati oleh para pihak yang terlibat.

Namun, distribusi dan kendali serta prosedur informasi kerap kali menjadi kendala dalam kolaborasi Universitas. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah sistem yang mampu menjembatani pelaksanaan kolaborasi antar universitas secara teknis. Sistem Informasi tersebut harus dapat membantu dalam proses distribusi dan pengendalian informasi dalam kolaborasi Universitas. Model Sistem Informasi Kolaborasi tersebut juga harus sesuai dengan model kolaborasi perguruan tinggi. Serta menerapkan teknologi informasi yang sesuai pada sistem informasi kolaborasi tersebut.

Sistem Informasi kolaborasi mencakup penggabungan beberapa aspek diantaranya aspek proses, teknologi serta organisasi. Dengan kehadiran sistem informasi kolaborasi dapat memberikan manfaat serta peluang bagi perkembangan kerjasama perguruan tinggi kearah yang lebih luas.

Kata kunci — Kolaborasi, MBKM, Sistem Informasi, Teknologi Informasi, Universitas.

I. PENDAHULUAN

Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) dikeluarkan oleh Kemendikbud sebagai upaya dalam mewujudkan tujuan nasional pendidikan sebagaimana

tercantum dalam UU Nomor 12 tahun 2012. Kebijakan MBKM dikeluarkan untuk peningkatan SDM Indonesia dan daya saing bangsa, serta sebagai perwujudan untuk kegiatan proses belajar mengajar di suatu universitas yang bersifat mandiri dan adaptif sehingga dapat diciptakan budaya belajar yang inovatif, dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan mahasiswa. Pada dunia kerja, kebijakan MBKM dapat meningkatkan kecocokan dengan dunia usaha dan industri, serta untuk mempersiapkan kesiapan mahasiswa dalam persaingan dan budaya dunia kerja sejak dini.

Dalam proses implementasi program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak baik dalam aspek teknis maupun non teknis yang berpengaruh terhadap kesuksesan impmenetasi program MBKM. Salah satu aspek utama yang perlu diperhatikan merupakan kolaborasi antar perguruan tinggi.

Sejalan dengan pencanangan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) oleh Kemendikbud tahun 2020, telah berdampak pada kewajiban perguruan tinggi untuk melakukan kolaborasi dengan perguruan tinggi lain.

Kolaborasi yang dilakukan Universitas dengan melibatkan pihak - pihak terkait yang berkepentingan harus selaras dengan perjanjian yang telah disetujui oleh para pihak yang terlibat lainnya. Namun, distribusi dan kendali serta prosedur informasi kerap kali menjadi kendala dalam kolaborasi Universitas.

Di dalam kolaborasi tersebut, perguruan tinggi memerlukan dukungan teknis berupa sistem yang terintegrasi untuk mewadahi kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Hal ini merupakan upaya untuk mempermudah proses pengakuan belajar yang di laksanakan oleh mahasiswa diluar kampus asal sebagai salah satu bentuk model pembelajaran Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Sistem informasi kolaborasi akan menjadi wadah bagi perguruan tinggi dalam melakukan pengolahan data tersebut menjadi informasi yang dibutuhkan. Dimana sistem informasi kolaborasi tersebut harus mampu menyelesaikan penanganan akses, serta kendali, dan distribusi informasi.

Oleh karena itu, perlu dikembangkan sistem yang mampu menjembatani pelaksanaan kolaborasi antar universitas secara teknis. Sistem Informasi kolaborasi tersebut harus dapat menangani distribusi serta kendali informasi dalam kolaborasi Universitas. Model Sistem Informasi kolaborasi tersebut harus diselaraskan dengan model kolaborasi

(2)

21 perguruan tinggi. Serta menggunakan informasi yang tepat

untuk sistem informasi kolaborasi tersebut. Sistem Informasi kolaborasi meliputi penggabungan beberapa aspek, diantaranya aspek proses, teknologi serta organisasi.

Dengan hadirnya sistem informasi kolaborasi dapat memberikan manfaat serta peluang bagi perkembangan kerjasama perguruan tinggi kearah yang lebih luas.

II. 8MODELPEMBELAJARANMERDEKABELAJAR KAMPUSMERDEKA(MBKM)

Terdapat 8 kegiatan program pembelajaran yang telah ditetapkan di dalam MBKM yang dapat dipilih oleh mahasiswa. Seluruh kegiatan MBKM yang dipilih oleh mahasiswa harus dibawah bimbingan dari dosen [1].

Magang / Praktik Industri

Kegiatan program pembelajara MBKM yang dilakukan dengan praktik secara langsung di dunia industry, baik itu instansi, perusahaan, maupun organisasi. Kegiatan ini wajib dibawah bimbingan dari dosen atau pengajar.

Proyek Di Desa

Kegiatan MBKM yang dilakukan dalam upaya untuk membantu masyarakat desa dalam membangun infrastruktur maupun memberi dukungan untuk pembangunan desa.

Dalam pelaksanaannya, kegiatan proyek di desa wajib berada dibawah bimbingan dosen atau pengajar.

Pertukaran Pelajar

Kegiatan MBKM berupa pengambilan semester di universitas lain, berdasarkan perjanjian kerjasama yang telah disetujui antar universitas atau perguruan tinggi lainnya. Tujuan dilakukanya kegiatan ini adalah agar mahasiswa dapat meningkatkan kemampuan (softskills maupun hardskills) dan memiliki kesempatan untuk memperluas pengalaman belajar mahasiswa.

Penelitian / Riset

Kegiatan MBKM berupa kegiatan riset pengetahuan maupun riset yang bersentuhan dengan perubahan budaya atau kebiasaan manusia. Kegiatan ini wajib di bawah pengawasan dosen atau peneliti.

Wirausaha

Kegiatan MBKM berupa pengembangan usaha secara mandiri yang dilengkapi dengan bukti proposal dan bukti transakasi penjualan / bisnis. Dalam pelaksanaanya mahasiswa wajib berada di bawah bimbingan dari dosen maupun pengajar.

Studi / Proyek Independen

Kegiatan MBKM berupa pengembangan proyek dengan topik khusus yang terjadi pada masayarakat. Proyek tersebut dapat dikerjakan dengan berkolaborasi bersama mahasiswa

lain. Dalam pelaksanaannya, mahasiswa wajib berada dibawah bimbingan dosen atau pengajar.

Proyek Kemanusiaan

Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBM) berupa pengembangan proyek kemanusiaan dan dapat dilaksanakan dengan lembaga sosial kemanusiaan. Dalam pelaksanaannya, kegiatan proyek kemanusiaan wajib dibawah bimbingan dosen atau pengajar.

Mengajar di Sekolah

Kegiatan MBKM berupa kegiatan mahasiswa untuk mendidik atau membimbing siswa yang ada di sekolah dasar, sekolah menengah pertama, dan sekolah menengah atas. Kegaitan ini dilakukan selama beberapa bulan dan didukung fasilitas-fasilitas yang diberikan oleh Kemendikbud.

III. KOLABORASI

Komunikasi merupakan faktor penting dan utama dalam suatu organisasi untuk memberi dan menerima masukan bagi pihak lain. Kolaborasi antar individu dalam suatu organisasi sangat diperlukan, agar organisasi dapat memenuhi visi dan misi yang telah ditetapkan secara cepat.

Kolaborasi membutuhkan kepercayaan antar pemangku kepentingan (stakeholder) untuk mewujudkan visi dan misi organisasi [2]. Dengan adanya kolaborasi yang baik, maka setiap pekerjaan individu dalam organisasi dapat diselaraskan dan dibuktikan dengan baik [3].

Kolaborasi memiliki dua karakteristik penting, yaitu umpan balik dan iterasi. Karakteristik tersebut merupakan proses organisasi melalui keterlibatan dengan setiap individu yang bekerja di dalam organisasi. Umpan balik mencerminkan komunikasi dan interaksi dua arah antara orang-orang untuk membahas topik tertentu di dalam organisasi. Sedangkan Iterasi berarti interkoneksi antara satu orang dengan yang lain dalam suatu proses dan organisasi, serta dibahas secara terus menerus dan menyeluruh [4], [5].

Terdapat 3 kriteria keberhasilan dalam kolaborasi, diantaranya [4] :

1) Hasil yang sukses.

Hal ini dapat diukur dengan bagaimana setiap individu dalam organisasi dapat mengambil keputusan dengan mudah, dengan mudah memecahkan masalah yang ada dan dengan mudah menciptakan produk kerja.

2) Pertumbuhan kapasitas tim.

Hal ini dapat dilihat dari bagaimana individu-individu dalam organisasi dapat meningkatkan kemampuannya dalam membagikan pengetahuannya kepada individu- individu lain dalam organisasi tersebut.

3) Pengalaman yang berkesan baik dan memuaskan.

(3)

22 Terdapat 4 tujuan utama dalam kolaborasi, diantaranya

[4] :

1) Semua individu dalam organisasi mendapatkan informasi dengan baik.

Setiap individu dalam organisasi mengetahui semua informasi dan dapat digunakan oleh setiap individu untuk pengambilan keputusan dalam suatu organisasi.

2) Individu dalam organisasi dapat melakukan pengambilan keputusan dengan baik.

Terdapat 3 jenis keputusan, diantaranya 1) keputusan strategis, 2) keputusan manajemen dan 3) keputusan operasional. Dengan pengambilan keputusan dan kolaborasi yang baik, maka akan menciptakan komentar dan iterasi yang baik dengan anggota organisasi.

3) Individu dalam organisasi dapat memecahkan masalah yang ada.

Masalah-masalah yang terdapat pada suatu organisasi dapat diterima secara berbeda-beda bagi setiap individu di dalam organisasi tersebut dikarenakan perbedaan persepsi. Dengan kolaborasi, setiap orang dapat berbagi persepsi dan pendapat mereka sendiri sehingga solusi dapat diselesaikan secara efektif.

4) Individu dalam organisasi dapat mengatur proyek dengan lebih baik.

Dengan manajemen proyek yang baik, individu dalam organisasi dapat memperkaya pengetahuan mereka, berbagi pengalaman, dan berkolaborasi untuk memberi manfaat bagi organisasi.

IV.SISTEMINFORMASI

Sistem Informasi merupakan sekumpulan set yang saling berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya dan berperan sebagai pengumpulan, pemrosesan, penyimpanan, serta pendistribusian informasi uang digunakan untuk mendukung pembuatan keputusan (decision making) dan penegndalian dalam organisasi [6].

Untuk mendukung hal tersebut, Sistem Informasi dapat memberikan dukungan dan bantuan kepada manajer dan pekerja dalam mengidentifikasi masalah, menggambarkan secara visual subyek yang cukup kompleks, dan membuat produk baru [6].

Sistem Informasi terdiri dari susunan atas orang, data, proses, dan teknologi informasi yang mana saling terkait untuk proses pengumpulan, pemrosesan, penyimpanan, serta menyediakan output informasi yang dibutuhkan untuk mendukung organisasi [7].

Gambar 1. Elemen Sistem Informasi.

Sistem informasi dapat dipertimbangkan sebagai salah satu pendukung utama konsep interoperabilitas dalam aplikasi organisasi (interaksi dan pertukaran informasi dengan mitra internal dan eksternal) [8].

V.SISTEMINFORMASIKOLABORASI

Teknologi kolaborasi dapat membantu organisasi untuk memecahkan masalah akibat komunikasi yang tidak baik dalam organisasi, dan berbagi informasi serta keahlian dengan cara yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan.

Sistem Informasi Kolaborasi merupakan sistem informasi lintas fungsi yang dapat membantu peningkatan komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi di antara anggota organisasi dan kelompok kerja untuk mencapai tujuan bersama. Sistem Informasi Kolaborasi menyediakan alat yang membantu setiap individu dalam suatu organisasi untuk mengelola dokumen, untuk berbagi informasi dan pengetahuan satu sama lain, dan untuk bekerja sama secara kooperatif dalam proyek dan tugas bersama. Sistem informasi ini membantu organisasi untuk bekerja lebih efisien [9], [10].

Sistem Informasi Kolaboratif harus dibentuk untuk mendukung resolusi krisis. Sistem Informasi eksisting organisasi harus diintegrasikan ke Sistem Informasi Kolaborasi untuk memaksimalkan proses kolaborasi organisasi [11].

Koordinasi tindakan dari pemangku kepentingan (stakeholder) yang terlibat dalam resolusi krisis didukung oleh Sistem Informasi Kolaborasi yang dapat dilihat sebagai Sistem Informasi Antar Organisasi yang bertindak sebagai komponen middleware antar Sistem Informasi pemangku kepentingan (stakeholder) yang terlibat [12].

Gambar 2. Sistem Informasi Kolaborasi

(4)

23 Sistem Informasi Kolaborasi bertanggung jawab atas

manajemen proses kolaborasi (definisi, adaptasi, dan orkestrasi). Dengan melakukan hal tersebut, stakeholder yang berbeda dapat menguasai misi dan layanan organsasi sehingga dapat mempertahankan sistem yang berjalan [13].

VI.FRAMEWORK

Framework merupakan sebuah alat atau toolkit yang di memiliki beragam class - class yang dapat digunakan dalam pembuatan sistem. Dengan menggunakan framework, memungkinkan pembuatan sistem dengan mudah dan cepat.

Saat ini, tersedia beragam framework yang dapat digunakan untuk mengembangkan sistem [14].

VII.PUSHNOTIFICATION

Permasalahan yang timbul karena kurangnya pengetahuan dalam metode penyebaran informasi secara tepat waktu akan berdampak pada terlambatnya informasi yang disampaikan. Push Notification merupakan layanan yang dapat menjawab permasalahan tersebut, sehingga informasi yang disampaikan tidak terlambat, dengan menggunakan metode push notification pada saat terjadi update informasi atau data, maka data dan informasi akan langsung dikieimkan kepada end user sebagai pesan notifikasi, sehingga tidak akan terjadi keterlambatan penerimaan data dan informasi [15].

Push Notification merupakan metode yang dapat digunakan dalam kepentingan pemberitahuan melalui pesan singkat. Dengan mengimplementasikan Push Notification, maka pengguna akan terbantu dalam proses pengiriman pemberitahuan sistem secara singkat. Metode tersebut juga dapat dipergunakan dalam berbagai kebutuhan sistem misalnya untuk membantu dalam pemantauan absensi, membantu dalam memperbarui berita, dan sebagainya.

Metode Push Notification pada umumnya dapat diterapkan pada aplikasi mobile seperti Android dan IOS [15].

VIII.METODOLOGIPENELITIAN

Terdapat dua karakteristik penting dalam kolaborasi, diantaranya adalah iterasi dan umpan balik yang telah dijelaskan sebelumnya. Sistem informasi dapat dipertimbangkan sebagai salah satu pendukung utama konsep interoperabilitas dalam aplikasi organisasi (interaksi dan pertukaran informasi dengan stakeholder internal dan eksternal). Dalam konteks kolaboratif, desain Sistem Informasi dapat dikatakan cukup rumit. Berdasarkan pernyataan tersebut, maka metode yang akan diterapkan pada peneleitian ini adalah dengan merancang dan membangun Sistem Informasi Kolaborasi dalam proses kolaborasi antar perguruan tinggi untuk mendukung Program MBKM, serta melihat seberapa tingkat efetifitas penggunaan Sistem Informasi Kolaborasi dalam mendukung

kolaborasi antar perguruan tinggi dalam Program MBKM tersebut.

Tahapan aktivitas yang akan dilakukan dalam penelitian ini meliputi: 1) Studi literatur, untuk menemukan dan mempelajari teori-teori pendukung penelitian yang berkaitan dengan metode kolaborasi, sistem informasi kolaborasi, program MBKM, serta framework dan teknologi terbaru yang digunakan dalam merancang Sistem Informasi Kolaborasi. 2) Data Penelitian, Data yang diperoleh dari studi literatur serta data survey dari stakeholder perguruan tinggi yang digunakan sebagai obyek studi kasus dalam penelitian ini. 3) Desain Sistem Informasi Kolaborasi, Desain sistem informasi kolaborasi yang mengikuti kebutuhan perguruan tinggi terkait dan prinsip – prinsip jaminan kualitas perangkat lunak. Desain yang tepat mencakup persyaratan sistem, model dan notasi proses bisnis, database relasional, diagram use case, dan mock-up sistem. 4) Membangun Sistem Informasi Kolaborasi, membangun sistem informasi kolaborasi sesuai dengan desain desain yang disetujui. 5) Pengujian Tingkat Kebergunaan Sistem, untuk mengukur tingkat efektifitas Sistem Informasi Kolaborasi dalam pengaruh atau dampak dalam mendukung kolaborasi antar perguruan tinggi dalam Program MBKM. 6) Dokumentasi, dokumentasi hasil implementasi sistem informasi kolaborasi yang telah dibuat dan diuji.

Gambar 3. Skema Tahapan Kegiatan Penelitian

(5)

24 X.HASILDANPEMBAHASAN

Berdasarkan pengamatan terhadap kebutuhan kolaborasi perguruan tinggi, serta pertimbangan metode yang diterapkan dalam penelitian ini, menghasilkan analisis kebutuhan Sistem Informasi Kolaborasi sebagai berikut :

Pengguna Sistem Informasi Kolaborasi tersebut diantaranya adalah Super Admin yang dapat memanajemen keseluruhan sistem. Petugas TU yang berperan memanajemen data-data master, laporan, surat pengakuan MBKM, serta memferivikasi mahasiwa pendaftar program MBKM. Kaprodi yang berperan memonitoring laporan, surat pengakuan MBKM, serta memferivikasi mahasiwa pendaftar program MBKM. BPM yang berperan memonitoring kegiatan atau program MBKM yang sedang berjalan. Dosen Pembimbing (Dosen Pembimbing Magang, DPL KKN) yang berperan mengawasi, memonitoring, serta memberikan penilaian terhadap kegiatan atau program MBKM yang dilaksanakan mahasiswa yang diampunya.

Pembimbing Lapangan (Supervisor Magang, Guru Pamong/Sekolah Mitra) yang berperan mengawasi, memonitoring, serta memberikan penilaian terhadap kegiatan atau program MBKM yang dilaksanakan mahasiswa yang diampunya. Mahasiswa yang berperan sebagai pelaksana program MBKM yang wajib melaporkan seluruh kegiatan MBKM.

TABEL I

ANALISISKEBUTUHAN(1)

ID Kebutuhan Landing Page

[KF001] Landing Page Merupakan fitur untuk menampilkan

informasi dasar dan profil Sistem [KF002] Manajemen

Role User

Merupakan fitur untuk mengatur tingkatan pengguna sistem [KF003] Manajemen

User

Merupakan fitur untuk memanajemen pengguna sistem [KF004] Analytical

Dashboard

Merupakan fitur yang menyediakan

analytical dashboard [KF005] Biodata User Merupakan fitur untuk

memanajemen biodata atau profil

[KF006] Pegumuman Merupakan fitur untuk memanajamen pengumuman [KF007] Pendaftaran

MBKM

Merupakan fitur untuk pendaftaran program MBKM

[KF008] Persetujuan Pendaftaran MBKM

Merupakan fitur untuk menyetujui

pendaftaran program MBKM

[KF009] Manajemen Surat Ijin

Merupakan fitur untuk memanajemen surat ijin yang dibutuhkan pada pendaftaran maupun kegiatan MBKM

[KF010] Manajemen Dosen Pembimbing

Merupakan fitur untuk memanajemen dosen pembimbing kegiatan MBKM

[KF011] Manajemen Proposal MBKM

Merupakan fitur memanajemen proposal MBKM [KF012] Manajemen

Pembekalan MBKM

Merupakan fitur memanajemen pembekalan MBKM [KF013] Kegiatan

MBKM

Merupakan fitur untuk memanajemen kegiatan MBKM

TABEL I

ANALISISKEBUTUHAN(2)

ID Kebutuhan Landing Page

[KF014] Sidang Akhir MBKM

Merupakan fitur untuk melakukan evaluasi dan penilaian hasil sidang akhir kegiatan MBKM

[KF015] Transkrip Nilai Merupakan fitur untuk menampilan informasi transkrip nilai

[KF016] Online Survey Merupakan fitur untuk survey online evaluasi kegiatan MBKM [KF017] Laporan

MBKM

Merupakan fitur untuk memanajemen laporan laporan data MBKM [KF018] Master Data

MBKM

Merupakan fitur untuk memanajemen master data MBKM

[KF019] Notifikasi Merupakan fitur untuk pengiriman notifikasi ke user yang

berkepentingan [KF020] Eksport Data Merupakan fitur

eksport data – data dari sistem MBKM

[KF021] Import Data Merupakan fitur untuk import data – data ke dalam sistem MBKM [KF022] Konfigurasi

Sistem

Merupakan fitur untuk memanajemen konfigurasi sistem

(6)

25 Sistem Informasi Kolaborasi yang dihasilkan dapat

melakukan pengelolaan data program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) terintegrasi yang memungkinkan penggunanya untuk melakukan proses pengaturan atau manajemen data yang berkaitan dengan program atau kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Setiap user dapat mengelola data yang berkaitan dengan program atau kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) sesuai dengan hak aksesnya masing – masing dan disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku.

Informasi Kolaboratif tersebut digunakan sebagai media penghubung antara mahasiswa, program studi asal, perguruan tinggi lain, serta mitra kegiatan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Sehingga kegiatan MBKM dapat terlaksana dengan baik, teratur, dan sistematis. Sistem dibangun dengan tampilan yang user friendly dan mendukung tampilan responsive pada resolusi mobile, resolusi tablet, dan resolusi desktop. Sistem juga dibangun dengan teknologi Single Sign On (SSO) yang memungkinkan satu akun pengguna dapat digunakan untuk mengakses secara keseluruhan sistem dalam jaringan.

Sistem dapat diakses dimanapun dan kapanpun, serta pada lingkungan sistem operasi apapun yang memiliki aplikasi peramban situs (web browser). Sistem dibangun dengan framework terkini dengan fitur – fitur tambahan yang mempermudah kolaborasi antar perguruan tinggi, salah satunya yaitu fitur push notification.

Gambar 4. Sistem Informasi Kolaborasi MBKM (1)

Gambar 5. Sistem Informasi Kolaborasi MBKM (2)

Gambar 6. Sistem Informasi Kolaborasi MBKM (3)

Gambar 7. Sistem Informasi Kolaborasi MBKM (4) Setelah proses implementasi Sistem Informasi Kolaborasi dan masa pelatihan bagi end user, dilakukan pengujian kebergunaan Sistem Informasi Kolaborasi. Pengujian yang dilakukan didasarkan pada dua pendekatan metodologis, antara lain: web-survey terhadap end user dan klasikal survey atau wawancara dengan end user.

Hasil pengujian menunjukkan bahwa Sistem Informasi Kolaborasi yang diimplementasikan untuk mendukung kolaborasi antar perguruan tinggi dalam Program MBKM

(7)

26 memiliki dampak positif pada koordinasi dan kolaborasi

antar stakeholder yang terlibat. Penjabaran hasil pengujian dapat dilihat pada grafik dibawah ini.

Gambar 8. Pengaruh Penggunaan Implementasi Sistem Informasi Kolaborasi

Gambar 9. Tingkat Kebergunaan Sistem Informasi Kolaborasi dari skala 1 sampai 5

X.KESIMPULAN

Teknologi informasi dan komunikasi telah membawa perubahan signifikan dalam organisasi dan menghasilkan manfaat penting, bagi organisasi. Sistem komunikasi lisan dan tertulis yang telah diikuti oleh organisasi selama berabad-abad dengan cepat digantikan oleh komputer.

Sistem informasi kolaborasi merupakan sistem informasi yang memungkinkan stakeholder dalam suatu organisasi untuk bekerja sama secara lebih efektif untuk mencapai tujuan organisasi. Dalam penelitian ini, dirancang dan diimplementasikan Sistem Informasi Kolaborasi untuk mendukung kolaborasi antar perguruan tinggi dalam program MBKM, sehingga komunikasi dan kolaborasi dapat berjalan lebih efektif.

Sistem yang diimplementasikan telah melalui proses pengujian kebergunaan sistem. Hasil pengujian kebergunaan sistem ini menunjukkan pengaruhnya terhadap optimalisasi proses olaborasi internal dan eksternal, peningkatan efisiensi tim, serta persepsi stakeholder tentang kegunaannya.

Keberadaan Sistem Informasi Kolaborasi dirasakan dapat mendukung proses kolaborasi antar perguruan tinggi dalam program MBKM.

DAFTAR ACUAN

[1] M. Tohir, ―Buku Panduan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka,‖ 2020.

[2] B. B. Scott, ―Creating a Collaborative Workplace : Amplifying Teamwork in Your Organization,‖

Queen’s Univ. IRC, pp. 1–7, 2017.

[3] L. B. Olswang and H. Goldstein, ―Collaborating on the development and implementation of evidence- based practices: Advancing science and practice,‖

Evid. Based. Commun. Assess. Interv, vol. 11, no.

3–4, pp. 61–71, 2017.

[4] D. Kroenke and R. Boyle, Using MIS. 2016.

[5] Y. U. Chandra, C. Cassandra, and Meyliana, ―A STUDY ON INFORMATION SYSTEM

COLLABORATION FOR ORGANIZATION,‖ no.

August 2018, pp. 1–17, 2020.

[6] K. C. Laudon and J. P. Laudon, Management Information Systems, Managing the Digital Firm THIRTEENTH EDITION GLOBAL EDITION.

Pearson, 2014.

[7] J. L. Whitten and L. D. Bentley, ―System Analysis

& Design Methods.‖ McGraw-Hill/Irwin, 2007.

[8] J. Touzi, F. Benaben, and R. Pingaud,

―Collaboratwe information system design: From process model to information system model,‖ IFAC Proc. Vol., vol. 12, no. PART 1, pp. 615–620, 2006.

[9] J. Katie, Value of information systems in Organizations-Case Study. GRIN Verlag, 2013.

[10] M. R. Hasan, G. Moses, S. Maulid, and A. R. A.

Dahlan, ―Collaborative information system:

Connecting the government, university, and industry,‖ Innov. Knowl. Manag. A Glob. Compet.

Advant. - Proc. 16th Int. Bus. Inf. Manag. Assoc.

Conf. IBIMA 2011, vol. 1, no. 1977, pp. 208–216, 2011.

[11] P. Couget, F. Benaben, M. Lauras, C. Hanachi, and V. Chapurlat, ―Information Systems interoperability as a way to Partners Integration in a Crisis Context,‖

20th Int. Conf. Softw. Syst. Eng. their Appl., 2007.

[12] M. Divitini, C. Hanachi, and C. Sibertin-Blanc, Inter—Organizational Workflows for Enterprise Coordination, Coordinati. Springer-Verlarg, 2001.

[13] O. Tahir et al., ―A collaborative information system architecture for process-based crisis management,‖

Lect. Notes Comput. Sci. (including Subser. Lect.

Notes Artif. Intell. Lect. Notes Bioinformatics), vol.

5179 LNAI, no. PART 3, pp. 630–641, 2008.

[14] L. Afuan, J. Soeparno, K. Mipa, and U.

Karangwangkal, ―dalam Pengembangan Sistem Informasi Pendataan Laporan Kerja Praktek Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika Unsoed ( Codeigniter Framework Used in Information System Development in Informatics

(8)

27 Engineering Program Study of Unsoed ),‖ vol. I, pp.

39–44, 2010.

[15] M. Siddik and A. Nasution, ―PERANCANGAN APLIKASI PUSH NOTIFICATION,‖ vol. IV, no.

2, 2018.

Gambar

Gambar 1. Elemen Sistem Informasi.
Gambar 3. Skema Tahapan Kegiatan Penelitian
Gambar 4. Sistem Informasi Kolaborasi MBKM (1)
Gambar 9. Tingkat Kebergunaan Sistem Informasi Kolaborasi dari  skala 1 sampai 5

Referensi

Dokumen terkait

Perangkat lunak yang dibangun telah dapat menampilkan semua perguruan tinggi di Kota Bandar Lampung yaitu sebanyak 25 perguruan tinggi (tahun 2009) dengan letak yang telah

Mengacu pada dan didukung dengan literatur lainnya maka aktivitas dalam perpustakaan perguruan tinggi dapat dikelompokkan menjadi bidang pendidikan, pengorganisasian

Jurnal Transportasi adalah jurnal ilmiah di bidang transportasi yang diterbitkan dua kali setahun oleh Forum Studi Transportasi antar-Perguruan Tinggi (FSTPT).. Makalah-makalah

5.7.1 Bidang Pengelolaan MBKM menerima Laporan Nilai Mahasiswa Peserta Outbound dari Pimpinan/PIC Perguruan Tinggi Tujuan dan menyampaikannya kepada Ketua Program

Jurnal Transportasi adalah jurnal ilmiah di bidang ilmu transportasi yang diterbitkan tiga kali setahun oleh Forum Studi Transportasi antar-Perguruan Tinggi

Jurnal Transportasi adalah jurnal ilmiah di bidang ilmu transportasi yang diterbitkan tiga kali setahun oleh Forum Studi Transportasi antar-Perguruan Tinggi

Sistem informasi pada laboratorium pada perguruan tinggi masih menggunakan sistme informasi yang belum terintegrasi dengan baik seperti: (1) penjadwalan pratikum

Seminar Nasional dalam Rangka Dies Natalis ke-45 UNS Tahun 2021 “Membangun Sinergi antar Perguruan Tinggi dan Industri Pertanian dalam Rangka Implementasi Merdeka Belajar Kampus