• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan konsep diri dengan kemampuan berinteraksi sosial pada Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Hubungan konsep diri dengan kemampuan berinteraksi sosial pada Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang"

Copied!
166
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN BERINTERAKSI SOSIAL PADA MAHASISWA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

SKRIPSI

Oleh:

Syahrul Bunyani 04410002

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2010

(2)

Halaman Pengajuan

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN BERINTERAKSI SOSIAL PADA MAHASISWA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang untun Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh

Gelar Strata Satu Sarjana Psikologi (S. Psi)

Oleh : Syahrul Bunyani

04410002

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2010

(3)

Halaman Persetujuan

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN BERINTERAKSI SOSIAL PADA MAHASISWA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

SKRIPSI

Oleh : Syahrul Bunyani

04410002

Telah Disetujui Oleh : Dosen Pembimbing

Dr. Rahmat Aziz, M.Si NIP : 19702013 200112 1 001

Tanggal 21 Januari 2010 Mengetahui:

Dekan Fakultas Psikologi

Dr. Mulyadi, M.Pdi NIP : 19550717 198203 1 005

(4)

Halaman Pengesahan

HUBUNGAN KONSEP DIRI DENGAN KEMAMPUAN BERINTERAKSI SOSIAL PADA MAHASISWA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

SKRIPSI

Disusun oleh : Syahrul Bunyani

04410002

Telah dipertahankan di depan dewan penguji dan telah dinyatakan diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar strata satu

Sarjana Psikologi (S.Psi) Pada tanggal : 27 Januari 2010 SUSUNAN DEWAN PENGUJI

1. (Ketua/Penguji)

2. (Sekretaris/Pembimbing)

3. (Penguji Utama)

TANDA TANGAN

Andik Rony Irawan, M.Si NIP. 19731122 799903 1 003

Dr. Rahmat Aziz, M.Si NIP. 19702013 200112 1 001

Dr. Mulyadi, M.Pdi NIP. 19550717 198203 1 005 Mengetahui

Dekan Fakultas Psikologi

Dr. Mulyadi, M.Pdi NIP : 19550717 198203 1 005

(5)

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya, yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Syahrul Bunyani

NIM : 04410002

Fakultas : Psikologi

Judul skripsi : Hubungan Konsep Diri dengan Kemampuan Berinteraksi Sosial pada Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang

Menyatakan, bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan pada suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya, juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.

Selanjutnya apa bila dikemudian hari ada claim dari pihak lain bukan menjadi tanggung jawab dosen pembimbing atau pengelola Fakultas Psikologi UIN Maliki Malang, tetapi menjadi tanggung jawab peneliti sendiri.

Demikian surat pernyataan ini kami buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

(6)

MOTTO

اّزيِدْقَت ُهَرََّدَقَف ٍءِيَش ََّلُك َقَلَخَو

“Dan Dia telah menciptakan segala sesuatu, dan Dia menetapkan ukuran-ukurannya dengan serapi-rapinya”

(QS. Al-Furqon: 2)

ِراََّنلا َباَذَع اَنِقَف َكَناَحِبُس لاِطاَب اَذَه َتْقَلَخ اَم اَنََّبَر

“Ya Tuhan kami,

tiadalah Engkau menciptakan ini (langit dan bumi) dengan sia-sia.

Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”

(QS. Ali Imro: 191)

(7)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur peneliti panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wa Ta’alah, yang telah melimpahkan nikmat, rahmat dan inayah-Nya kepada kami, sehingga skripsi yang berjudul “Hubungan Konsep Diri dengan Kemampuan Berinteraksi Sosial pada Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang” dapat terselesaikan. Shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw, yang telah berjuang menyebarkan agama kebenaran yaitu agama Islam.

Penyusunan skripsi ini dimaksudkan sebagai upaya memahami konsep diri dan kemampuan berinteraksi sosial, serta sebagai salah satu persyaratan yang harus ditempuh oleh setiap mahasiswa fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, guna memperoleh gelar sarjana strata satu psikologi (S.Psi).

Terselesaikannya penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan motivasi dari semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan semua. Pada kesempatan ini penulis memberikan penghargaan setingi-tingginya dengan ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

2. Bapak Dr. Mulyadi, M.Pdi. selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

3. Bapak Dr. Rahmad Aziz, M.Si. sebagai Dosen Pembimbing yang telah merelakan waktu dan pikiran, guna membimbing, mengarahkan, serta tak putus-putusnya memompa semangat sampai terselesaikannya penyusunan skripsi ini.

4. Jajaran pengurus Jurusan Teknik Informatika Fakultas Sains dan Teknologi, yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di lingkungan Jurusan Teknik Informatika.

5. Ustadz-ustadzahku, dengan keihlasan pengorbanan untuk menunjukkan jalan pengetahuan bagiku, yang bertumpu dan kembali ke-Robb-ku.

6. Sahabat-sahabat seperjuangan di Rayon Al-Adawiyah; kopler, Zikri, Andre, Showi, lila, Isa yang kini telah mendahuluiku (lulus), dan lutfi juga Oblek. Perjuangan kita masih panjang.

(8)

7. Teman-teman yang tiada patah arang memberiku semangat dalam studi dan menjadikan hidupku lebih bermakna; Zaki, Shokeb, Kuntet, Amre, Fuad, Biri, Iqbal dan teman-teman yang tak bisa ku sebut semua.

Penyusunan skripsi ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan, meski peneliti telah berusaha seoptimal mungkin guna mendapatkan yang terbaik. Oleh karena itu, peneliti sangat mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif sebagai tambahan pengetahuan dan penerapan disiplin ilmu pada ruang lingkup yang lebih luas.

Akhirnya penulis hanya berharap penelitian yang sederhana ini dapat memberikan sumbangan inspirasi dan bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan juga orang lain. Amin.

Malang, 20 Januari 2010 Penyusun

(9)

Halaman Persembahan

Karya ini saya perbahkan kepada :

Dua sejoli, melalui merekalah aku dapat hadir di dunia.

Dengan semangat tiada henti, tetesan air mata kasih sayang yang selalu membasahi sajadah setiap kali habis shalat. Harum aroma keringat ditengah terik, keriput kulit disaat berkah mengguyur, tiada lain tuk engkau berikan kepadaku. Pengorbanan yang

tiada mampu aku balas dengan apapun sampai diakhir hayatku. Karya yang sangat sederhana ini lebih khusus ku persembahkan untuk engkau,

kedua orangtuaku; Tamyiz dan Masri’ah

Saudara-saudaraku; kak Umam-mbak Mumun, kak Apik-mbak Mevi, yang selalu memberikan semangat dan menjadi sumber inspirasi bagiku.

Adik-adikku; Vivik dan Alex, yang sembuatku selalu kangen kampung halaman.

Tuk sekuntum Melati yang masih belum bisa ku petik.

(10)

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Halaman Pengajuan ... ii

Halaman Persetujuan ... iii

Halaman Pengesahan ... iv

Halaman Pernyataan ... v

Halaman Motto ... vi

Halaman Persembahan ... vii

Kata Pengantar ... viii

Daftar Isi ... x

Daftar Tabel ... xiii

Abstrak ... xiv

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 14

C. Tujuan Penelitian ... 14

D. Manfaat Penelitian ... 14

BAB II : KAJIAN PUSTAKA A. Interaksi Sosial ... 15

1. Pengeretian interaksi sosial ... 15

a. Faktor-faktor yang mendasari interaksi social ... 18

b. Sarat terjadinya interaksi social ... 22

c. Komunikasi ... 23

2. Bentuk-bentuk interaksi sosial ... 32

a. Persaingan (competition) ... 34

b. Pertentangan ... 35

c. Kerja sama (Cooperation) ... 36

d. Akomodasi ... 38

(11)

e. Asimilasi ... 41

3. Sekilas pandangan Islam tentang interaksi sosial ... 42

B. Konsep Diri ... 49

1. Pengertian konsep diri ... 49

2. Perkembangan konsep diri ... 51

3. Dimensi konsep diri ... 53

4. Peran konsep diri ... 54

5. Pembagian konsep diri ... 56

a. Gambaran diri ... 56

b. Ideal diri ... 57

c. Harga diri ... 58

d. Peran ... 59

e. Identitas ... 60

6. Aspek konsep diri ... 61

7. Faktor-faktor yang mempengaruhi konsep diri ... 62

8. Bentuk-bentuk konsep diri ... 69

a. Konsep diri positif ... 69

b. Konsep diri negatif ... 72

9. Sekilas pandangan Islam pada konsep diri ... 75

BAB III : METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 86

B. Identifikasi Variabel Penelitian ... 87

C. Definisi Operasional Variabel ... 87

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 88

E. Tempat Penelitian ... 91

F. Metode Pengumpulan Data ... 91

G. Instrumen Penelitian ... 95

H. Validitas dan Realibilitas ... 99

1. Validitas ... 99

2. Reliabilitas ... 103

(12)

I. Teknik Analisa Data ... 105

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Obyek Penelitian ... 109

1. Sejarah Fakultas Sains dan Teknologi ... 109

2. Jurusan Teknik Informatika ... 112

3. Lokasi Penelitian ... 113

4. Visi dan Misi Jurusan Teknik Informatika ... 113

5. Hasil Penelitian ... 114

a. Gambaran tentang kemampuan berinteraksi sosial mahasiswa Jurusan Teknik Informatika UIN Maliki Malang... 114

b. Gambaran tentang konsep diri mahasiswa Jurusan Teknik Informatika UIN Maliki Malang ... 116

c. Pengujian Korelasi Vareabel ... 119

B. Pembahasan ... 120

1. Tingkat Kemampuan Berinteraksi Sosial Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika UIN Maliki Malang ... 120

2. Tingkat Konsep Diri Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika UIN Maliki Malang ... 126

3. Hubungan Konsep Diri dengan Kemampuan Berinteraksi Sosial pada Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika UIN Maliki Malang ... 128

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 132

B. Saran ... 133

DAFTAR PUSTAKA ... 135 LAMPIRAN

(13)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Populasi Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika ... 88

Tabel 2 : Sampel Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika ... 90

Tabel 3 : Blue print Kuesioner Konsep Diri ... 96

Tabel 4 : Blue print Kuesioner Kemampuan Berinteraksi Sosial ... 97

Tabel 5 : Pemberian Skor Berdasarkan Pernyataan Favourable dan Unfavourable ... 98

Tabel 6 : Skala Statistik Konsep Diri ... 102

Tabel 7 : Sebar Aitem Kuesioner Konsep Diri ... 102

Tabel 8 : Skala Statistik Kemampuan Berinteraksi Sosial ... 102

Tabel 9 : Sebar Aitem Kuesioner Kemampuan Berinteraksi Sosial ... 103

Tabel 10 : Reliability coefficients Konsep Diri ... 104

Tabel 11 : Reliability coefficients Kemampuan Berinteraksi Sosial ... 105

Tabel 12 : Scale Statistics Kemampuan Berinteraksi Sosial... 114

Tabel 13 : Kategori Tingkat Kemampuan Berinteraksi Sosial ... 115

Tabel 14 : Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kuesioner Kemampuan Berinteraksi Sosial ... 115

Tabel 15 : Scale Statistics Konsep Diri ... 117

Tabel 16 : Kategori Tingkat Konsep Diri ... 117

Tabel 17 : Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kuesioner Konsep diri ... 118

Tabel 18 : Korelasi Kemampuan Berinteraksi Sosial dengan Konsep Diri ... 119

(14)

ABSTRAK

Syahrul Bunyani : 2010. Hubungan Konsep Diri dengan Kemampuan Berinteraksi Sosisal pada Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, Skripsi, Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Malang.

Pembimbing : Dr. Rahmat Aziz, M.Si

Kata Kunci : Konsep Diri, Mahasiswa, Kemampuan berinteraksi sosial Jurusan Teknik Informatika merupakan lembaga pendidikan yang bergerak pada bidang teknologi informasi. Sebagai lembaga pendidikan, Jurusan Teknik Informatika berupaya mengembangkan potensi mahasiswanya sehingga siap menghadapi persaingan pasar global dan mampu meningkatkat mutu masyarakat.

Dengan demikian mahasiswa Teknik Informatika (TI) dituntut memiliki kesiapan, baik sklil dan teoritis yang sudah dipelajari di bangku kuliah, dan juga kemampuan managemend diri agar menjadi pribadi yang siap dengan segala kondisi, serta mampu dengan baik berhubungan dengan sosial-masyarakat.

Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat konsep diri mahasiswa TI, bagaimana kemampuan berkomunikasi mahasiswa TI, dan apakah ada hubungan antara konsep diri dengan kemampuan berinteraksi sosial.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana tingkat konsep diri mahasiswa TI, bagaimana tingkat kemampuan bernteraksi sosial mahasiswa TI, dan untuk mengetahui apakah ada hubungan antara konsep diri dengan kemampuan berinteraksi sosial, yang dilakukan pada mahasiswa Jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Populasi dalam penelitian ini sejumlah 772 mahasiswa, dan peneliti mengambil 10% untuk dijadikan sampel penelitian. Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner konsep diri dan kuesioner kemampuan berinteraksi sosial.

Wawancara digunakan sebagai bahan tambahan setelah dilakukan penyebaran kuesioner, dengan pihak jurusan yang diwakili oleh Kepala Jurusan Teknik Informatika.

Data dianalisis dengan Product Moment Correlation dari Pearson, untuk realibilitas peneliti menggunakan rumus Alpha Cronbach. Berdasarkan analisa penelitian, didapatkan hasil sebagai berikut: 9,375 % mahasiswa dengan kategori konsep diri tinggi, 78,125 % mahasiswa dengan kategori sedang, dan 12,5 % mahasiswa berkategori rendah. Untuk tingkat kemampuan berinteraksi sosial hasilnya adalah 15,625 % mahasiswa berkategori tinggi, 68,75 % mahasiswa dengan kategori sedang, dan 15,625 % mahasiswa yang berkategori kemampuan berinteraksi sosialnya rendah.

Hasil analisis korelasi menyatakan ada hubungan antara konsep diri dengan kemampuan berinteraksi sosial pada mahasiswa Jurusan Teknik Informatika, dengan nilai rhit = 0.548 ˃ rtabel = 0.250, dan koefisien korelasi bernilai +1.

(15)

ABSTRACTION

Syahrul Bunyani : 2010. Correlation Self Concept with Ability of Social Interaction on Departement of Informatica Students at Maulana Malik Ibrahim Islamic State University of Malang, Thesis, Psychology Faculty. Maulana Malik Ibrahim Islamic State University of Malang

Advisor : Dr. Rahmat Aziz, M.Si

Keyword : Self Concept, Students, Ability of Social Interaction

Departement of Technique Informatica represent peripatetic education institute at information technology area. As education institute, Departement of Technique Informatica cope to develop its student potency so that make provision against emulation of global market and can be grouing up quality of society well. Thereby Technique students of Informatica (IT) claimed to have the readiness of, goodness sklil and theoretical which have been studied by bench of university, as well as ability of self management in order to become readily person with all condition, and also can relate to social-society well.

As for a problem formula to be discussed in this research is how storey;level self concept student of IT, how ability communicate students of IT, and what’s there relationship between self concept ability of social interaction.

This research is conducted to know how storey;level conception student self them, how storey;level ability of social interaction of student at IT, and to know what is the relation between self concept ability of social interaction, which conducted at Departement of Technique Informatica student at Maulana Malik Ibrahim Islamic University State of Malang.

Population in this research is 772 students, and researcher take 10% to be made by research sampel. Data collecting conducted with spreading of cuisioner conception and self of cuisioner ability of have social interaction. Interview is used as by additional materials after conducted by spreading of cuisioner, with departement side deputized by Head Departement of Technique Informatica. Data analysed with Product Moment Correlation of Pearson, for the realibilization of researcher use formula of Alpha Cronbach. Pursuant to research analysis, got by the following result: 9,375 % students with category conception high self, 78,125 % students with category, and 12,5

% students categorize to lower. For the storey;level of ability of have social interaction of its result is 15,625 % students categorize highly, 68,75 % students with category , and 15,625 % students which categorize ability of have its social interaction to lower.

Result of correlation analysis express there is relation between self concept ability have social interaction at Majors Technique Informatica students, with value of rhit = 0.548

˃ rtabel = 0.250, and valuable correlation coefficient + 1.

(16)

صلختسلما

نيبيْجىا زهش :

. 2010 ةلاط ذْع خيعبعَتجلإا هبصتلاا حءبفم عٍ يسفْىا كاردلإا خقلاع

ثحجىا ،جّلابٍ ٌيهازثإ لىبٍ بّلاىٍ خيٍىنلحا خيٍلاسلإا خعٍبلجا ةىسبلحا ٌيع ٌسق جّلابٍ ٌيهازثإ لىبٍ بّلاىٍ خيٍىنلحا خيٍلاسلإا خعٍبلجا سفْىا ٌيع خييم ،يَيعىا .

فزشلما :

يرتسجبلما ،شيشع خحمر رىتمذىا

خيسيئزىا دبَينىا :

خيعبعَتجلإا هبصتلاا حءبفم ،ةلاطىا ،يسفْىا كاردلإا

خيٍلاعلاا يجىىىْنتىا خيقزت في خيثزتىا خسسؤلما ذحأم ىه ةىسبلحا ٌيع ٌسق .

ىهو

عَتلمجا خيقزتىو خلمىعىا ُبٍس في خفسبْلما خيثبقلم هثلاط حءبفم خيقزت في هوبيح .

ٌله ذثلاو

خعٍبلجا في بنهىَيعتي تيىا خيزظْىا حءبفنىا وأ خيقيجطتىا حءبفنىا ؛داذعتسلاا .

ٌهذْع ُىنت ُأو

اذيج عَتلمجا عٍ وٍبعتيو هاىحلأا وم في ِيذعتسٍ اىّىنيى سفْىا ٌيظْت في حءبفنىا .

؟ ةىسبلحا ٌيع ةلاط ذْع يسفْىا كاردلإا خيقزت فيم يه ثحجىا اذه خيئسأو

عٍ يسفْىا كاردلإا ينث خقلاعىا كبْه وهو ؟ ةىسبلحا ٌيع ةلاط هبصتا حءبفم فيمو

؟ خيعبَتجلاا هبصتلاا حءبفم

حءبفمو ،ةىسبلحا ٌيع ةلاط ذْع يسفْىا كاردلإا خيقزت خفزعلم ثحجىا اذه فذتهو

خيعبَتجلاا هبصتلاا حءبفم عٍ يسفْىا كاردلإا ينث خقلاعىاو ،ةىسبلحا ٌيع ةلاط هبصتا

جّلابٍ ٌيهازثإ لىبٍ بّلاىٍ خيٍىنلحا خيٍلاسلإا خعٍبلجا ةىسبلحا ٌيع ٌسق ةلاط ذْع

.

(17)

ىه ثحجىا اذه عَتمجو تىبط 772

. عَتلمجا ٍِ خئبلما ٍِ حزشعىا ثحبجىا ذخأيو

ثحجىا خْيعم .

حءبفم دبّبجتساو يسفْىا كاردلاا دبّبجتسبث دبّبيجىا ثحبجىا عَيجو

عَتلمجا عٍ هبصتلاا .

ةىسبلحا ٌيع ٌسق سيئر عٍ خيثبقلما ثحبجىا ًىقيو .

ثحبجىا وييحو

ًاذختسبث دبّبيجىا

Product Moment Correlation

ذْع

Pearson

ة بهسيقيو

Alpha

Cronbach

ثحجىا اذه ٍِ وصيحو

.

9.375 %

،ليبعىا يسفْىا كاردلاا ٌهذْع ةلاطىا ٍِ

و 78.125 %

و ،ُىطسىتٍ ٌه % 12.5

ُىئيدر ٌه .

هبصتلاا في ٌتهءبفم خجيتّ بٍأو

؛عَتلمجا عٍ

15.625 %

و ،خيىبع ةلاطىا ٍِ

68.75 %

و ،خطسىتٍ

15.625 %

خئيدر . ذْع عَتلمجا عٍ هبصتلاا حءبفم عٍ قيعتي يسفْىا كاردلاا ُأ ثحجىا اذه ٍِ فزعيو

ةىسبلحا ٌيع ٌسق ةلاط .

يه خىىصلمحا خجيتْىاو 0.548

hitung

>

r

0.250

tabel

r

خَيقىبث

+ :

1

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberadaan manusia di muka bumi dengan misi terbesar dalam kehidupannya di dunia adalah untuk menjaga bumi, sebagaimana telah termaktub di dalam kitab suci al-Qur‟an surat al-Baqoro ayat 30, bahwa Allah swt menciptakan manusia sebagai pemimpin di muka bumi. Allah juga telah mengungkapkan bahwa, Ia juga memberikan jalan kepada manusia untuk menjaga kelangsungan jenisnya dari kepunahan dan memang diciptakan dengan berbeda sebagaimana diterangkan dalam surat Al-Hujurot ayat 13.

Perbedaan yang dianugerahkan kepada manusia dari manusia yang lainnya meliputi; Pertama, sisi metafisik, yaitu segala sesuatu yang ada di dalam diri individu yang keberadaannya diakui, baik umat manusia maupun Allah swt, seperti jiwa, kepribadian dan yang lainnya untuk halayak umum manusia, dan pembedaan “pandangan” Allah swt terhadap manusia yang satu dengan yang lainnya adalah dari amal ibadah dan keimanannya. Juga ada pembedaan dalam segi metafisik dari pandangan manusia maupun Tuhan yang sama, diantaranya adalah tingkat keilmuan dan akhlak. Kedua, sisi fisik, yaitu segala sesuatu yang bisa secara lagsung bisa ditangkap oleh panca indera. Pembedaan untuk jenis yang ini merupakan anugerah tersendiri yang diberikan kepada manusia, sehingga

(19)

2

individu yang satu dengan yang lannya bisa saling membedakan. Diantara hal yang masuk dalam katagori ini adalah, jenis kelamin, bentuk fisik, ras, kebangsaan dan lain sebagainya. Akan tetapi untuk katagori yang kedua ini, khusus untuk pembedaan sesama mahluk Allah, karena Allah swt tidak membedakan manusia berdasarkan fisik.

Perbedaan-perbedaan itu semua memang telah diatur oleh Allah swt, dan sudah sangat jelas redaksinya di dalam kalam-Nya;











































"Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.

Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal." (QS. Al- Hujurot:13).

Allah memberikan anugerah yang berupa “perbedaan” sebagaimana ayat di atas, salah satu manfaatnya adalah, agar setiap individu dapat dikenal atau diakui keberadaannya, baik di mata manusia yang lainnya maupun di sisi Allah swt. Sebab tidak bisa dipungkiri bahwa setiap individu “membutuhkan”

(20)

3

pengakuan atas eksistensi dirinya. Eksistensi atau “ke-ada-an” individu manusia tidak mungkin ada tanpa adanya eksistensi lainnya, karena manusia adalah mahluk, dicipta. Selain membutuhkan Sang Pencipta, manusia juga membutuhkan hasil ciptaan lainnya dari Sang Pencipta untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan setiap individu, terutama dalam pembahasan ini adalah, manusia lainnya. Hal ini sudah ditetapkan sebagaimana dalam “hukum kausalitas”, bahwa adanya seorang bayi membutuhkan perantara bapak dan ibu1, yang kemudian melalui proses yang cukup panjang dari proses pembuahan sampai pada proses kelahiran.

Manusia lebih kongrit membutuhkan keberadaan orang lain di sekitarnya pada masa balita, manusia belum bisa memenuhi kebutuhan fisiologisnya sendiri.

Manusia membutuhkan waktu pertumbuhan lebih lama dibandingkan mahluk Tuhan yang lain, mulai dari proses pengoperasionalan indera sampai pada ketrampilan motorik. Selain pertumbuhan, pada diri manusia juga mengalami perkembangan, hal ini merupakan salah satu perbedaan pokok antara hewan dengan manusia, sebagaimana ungkapan mengatakan bahwa "manusia adalah hewan yang berakal". Perkembangan dalam diri manusia merupakan "proses pertumbuhan atau perkembangan isi fisiologis" yang biasa kita sebut dengan sisi psikis pada manusia. Jika boleh diibaratkan, manusia seperti halnya robot berteknologi canggih, maka bentuk fisiologis manusia adalah hardware atau perangkat kasarnya, sedangkang untuk sisi psikologisnya adalah merupakan

1 Kecuali keistimewaan yang diberikan kepada Nabi Adam dan Nabi Isa.

(21)

4

perangkat lunak atau software manusia, yang mengfungsikan hardware semaksimal mungkin.

Manusia merupakan mahluk yang unik, dimana antara individu satu dengan individu lainnya tidak ada yang sama persis, baik dari sisi fisiologis maupun psikologis. Dalam banyak penelitian dan ahli-ahli psikologi mengungkapkan bahwa, walau individu-individu diperlakukan sama atau dalam kondisi lingkungan yang sama, tetapi individu-individu tersebut tetap mempunyai ke-khas-an sendiri-sendiri dan tidak ada yang sama secara keseluruhan.

Ilmu sosial mengenal manusia terdiri dari dua bagian; Pertama, manusia merupakan mahluk individual. Artinya manusia merupakan suatu keseluruhan yang tidak dapat dibagi-bagi. Berdasarkan asal kata individu adalah "tidak dapat dibagi-bagi", sehingga bisa dimengerti bahwa individu berarti mahluk yang tidak dapat dibagi-bagi (in-divedere).2 lebih lanjut dalam psikologi pada zaman modern ini menegaskan bahwa; pertama, kegiatan manusia dalam kesehariannya merupakan kegiatan keseluruhan jiwa-raga, dan kedua, manusia merupakan mahluk individual yang tidak hanya dalam arti mahluk keseluruhan jiwa-raga, tetapi juga dalam arti bahwa setiap orang atau individu merupakan pribadi yang khas menurut corak kepribadiannya, termasuk kecakapan-kecakapannya sendiri.3

Kekhasan yang dipunyai tersebut tidak terlepas dari konsep diri individu tersebut sebagaimana Hurlock mengemukakan bahwa konsep diri merupakan

2 Gerungan W.A., Psikologi Sosial, 1996, Eresco, Bandung, hlm ; 22

3 Ibid, hlm ; 23

(22)

5

pandangan seseorang mengenai dirinya sendiri secara keseluruhan sebagai hasil observasi terhadap dirinya di masa lalu dan pada saat sekarang. 4 Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan dan pendirian yang diketahui individu tentang dirinya dan mempengaruhi individu dalam berhubungan dengan orang lain (Stuart dan Sudeen, 1998). 5 Hal ini temasuk persepsi individu akan sifat dan kemampuannya, interaksi dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman dan objek, tujuan serta keinginannya.

Manusia selain menjadi mahluk individual juga sebagai; Kedua, mahluk sosial. Di mana manusia tidak dapat bertahan tanpa bantuan dari orang lain. Sejak manusia dilahirkan ia membutuhkan pergaulan dengan orang-orang lain untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan biologisnya, makan, minum dan lain-lainnya.

Bahkan interaksi dengan orang lain sudah dimulai sejak masa masih di dalam kandungan, dimana "suasana" perasaan ibu yang mengandung akan mempengaruhi janinnya.

Kurt Lewin (pakar ilmu psikologi sosial) mengungkapkan, interaksi adalah serangkaian peristiwa yang terjadi di seputar kita; dan kita pada gilirannya menafsirkan peristiwa-peristiwa tersebut serta memberikan kesan dan tanggapan yang dirasa panling tepat terhadapnya. Dari pernyataan tersebut cukup jelas, bahwa dalam interaksi ada atau terdapat hubungan atau keikut sertaan diri

4 Hurlock, E. B. Psikologi Perkembangan, Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan:

Edisi Kelima, 1980, Erlangga, Jakarta

5Salbiah, Konsep Diri, Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, ©2003 Digitized by USU digital library (www.pdf-search-engine.com)

(23)

6

terhadap sesuatu yang ada, sesuatu yang dapat ditangkap atau dapat diindra.

Unsur-unsur yang ikut andil dalam proses ini meliputi: sensasi (input yang berasal dari luar atau disebut juga stimuli), tindakan (tanggapan diri terhadap input dari luar itu, atau juga disebut juga respon), antisipasi (mempersiapkan tindakan- tindakan yang dianggap tepat dalam menghadapi suatu peristiwa yang diyakini akan terjadi dan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang), dan adaptasi (pembelajaran atau penyesuaian).6

Seiring berjalannya waktu, kontak sosial semakin luas, pergaulan dengan teman-teman sebaya, dan mulai mengerti adanya peraturan-peraturan kelompok sepermainan, turut membuat norma-norma dalam kelompok, dan rela mengebelakangkan keinginan-keinginan pribadi demi memperlancar hubungan dalam kelompok dan kebutuhan di dalam kelompok tersebut.7

Perkembangan pikiran manusia memerlukan proses yang tidak singkat, serta dalam perkembangannya selalu membutuhkan orang lain atau berinteraksi dengan orang lain dan dalam ilmu sosial biasa disebut dengan interaksi sosial.

Dengan berinteraksi sosial, individu lebih mudah untuk mendapatkan sesuatu yang dinginkan, dan memahami ke-diri-annya, sehingga akan terbentuk konsep diri pada tiap-tiap individu. Menurut Allport dalam rumusan kepribadian manusia mencantumkan hubungan dengan lingkungan sebagai elemen pokok, ia mengatakan "kepribadian adalah organisasi dinamis dari sistem psiko-fisik dalam diri individu yang turut menentukan cara-caranya yang khas dalam menyesuaikan

6 Boeree C. G. Psikologi Sosial. 2008. Ar-Ruzz Media. Jogjakarta hlm; 13-15

7 Ibid, hlm ; 25-25

(24)

7

dirinya dengan lingkungannya"8. Yang lebih lanjut dijelaskan oleh Gerungan, bahwa kepribadian individu, kecakapan-kecakapannya, ciri-ciri kegiatannya, baru menjadi kepribadian individu di dalam ia melangsungkan hubungannya dengan lingkungannya.9

Sebagaimana menurut Sanford & Donovan (dalam Kozier & Erb, 1987) pengaruh konsep diri dalam kehidupan berupa: mempengaruhi cara berpikir dan berbicara seseorang, mempengaruhi cara individu melihat ke dunia luar, mempengaruhi individu dalam memperlakukan orang lain, mempengaruhi pilihan seseorang, mempengaruhi kemampuan individu untuk menerima atau memberikan kasih sayang, dan mempengaruhi kemampuan individu untuk melakukan sesuatu.10

Pendapat-pendapat dari beberapa tokoh di atas sudah cukup untuk membangun suatu pengetahuan tentang sisi-sisi manusia dalam hal sosial dan diri manusia secara umum. Akan tetapi jika hanya berdasarkan teori-teori yang sudah ada penulis merasa belum cukup, jika masih belum bisa membuktikan sendiri, dengan data, yang bisa dipertanggungjawabkan juga secara ilmiah.

Fenomena yang terjadi dilapangan dengan teori-teori yang telah disebutkan di atas, ada “kerancuan” dalam pemahaman penulis, di mana ketika penulis bertemu dengan individu-individu yang bergelut dalam keilmuan eksakta.

8 Ibid, hlm; 54

9 Ibid.

10 Salbiah, Konsep Diri, Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, ©2003 DigiTeknik Informatikazed by USU digital library (www.pdf-search- engine.com)

(25)

8

Keingintahuan penulis terutama terhadap individu-individu yang bergelut di ruang-lingkup keilmuan eksakta, sebagaimana penulis ketahui, bahwa mereka (yang menekuni ilmu eksak) terlihat lebih bersikap individual, tidak banyak atau bahkan mungkin tidak sama-sekali berhubungan dengan orang lain secara langsung. Orang-orang eksak (maaf jika terlalu kasar), dalam penangkapan penulis, mempunyai kecenderungan kesulitan dalam penyampaian “pesan” (dalam bahasa komunikasi)11, sehingga terasa kurang komunikatif bagi teman-teman yang berkiprah dalam bidang ilmu sosial. Hal ini juga pernah dinyatakan oleh salah satu dosen dari eksak yang mengampu mata kuliah eksak (mata kulih dasar) di Fakultas Psikologi beberapa tahun yang lalu, yang secara terang-terangan mengungkapkan kebingungannya dalam menghadapi mahasiswa Fakultas Psikologi, karena baru pertama kali mengampu mata kuliah di Fakultas atau Jurusan yang berbasis non-eksakta, karena mahasiswa Fakultas Psikologi pada saat itu enjoy mengeksplorasi apa yang dipikirkan dan bergaya komunikasi sebagaimana layaknya sahabat, walau harus dan tetap menghargai dosen tersebut sebagaimana statusnya sebagai dosen atau pengajar. Selain itu juga, dengan adanya pengakuan beberapa teman-teman satu fakultas (dalam diskusi non- formal) yang menyatakan kebingungan dengan metode penyampain yang digunakan oleh pengampu mata kuliah tertentu, yang kebetulan, beliau berbackground pendidikan eksakta.

11 Lebih lanjut lihat; Rakhmat, J. Psikologi Komunikasi. 1994, CV Remaja Karya. Bandung

(26)

9

Untuk mengfokuskan peneli ini, menyesuaikan dengan kemampuan, maka kami mengambil salah satu bagian cabang dari keilmuan eksak tersebut yang berada di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang, yaitu Jurusan Teknik Informatika, untuk dijadikan sumber informasi dalam penelitian.

Pengamblan obyek penelian di ruang lingkup eksakta, Jurusan Teknik Informatika, penulis mempunyai rasa “penasaran” dengan gaya atau pola mahasiswa Teknik Informatika. Berdasarkan pengetahuan penulis, setelah kurang lebih selama dua tahun berkumpul dengan teman-teman Jurusan Teknik Informatika di “kontrakan” mereka. Penulis menemukan beberapa hal yang menarik untuk dikaji lebih jauh. Di antanranya; pertama, Teknik Informatika merupakan Jurusan yang lebih bergerak kearah “eksakta” atau yang lebih bergelut dengan angka dan rumus-rumus. Kedua, dengan lebih berkiprah dan mencurahkan pikiran kearah tersebut, dalam asumsi penulis, menjadikan gaya interaksi sosial yang berbeda dengan orang-orang yang berkecimpung dalam bidang sosial.

Ketiga, tugas-tugas kuliah, seakan-akan, mengharuskan mahasiswa Teknik Informatika untuk belajar dan beraktikavitas secara „individual‟. Hal ini sebagaimana tugas-tugas yang diberikan oleh dosen-dosen Teknik Informatika kebanyakan bersifait individu. Keempat, adapun dengan tugas-tugas kelompok, yang porsinya lebih sedikit-sepengetahuan penulis, dikerjakan dengan cara bagi tugas, dengan mengutamakan pola profesionalisme. Kelima, dalam menyelesaikan konflik dengan teman, mereka mengambil jalan tegas, setelah satu atau dua kali melakukan kompromi dan tidak mendapatkan kesepakatan. Keenam, sikap “cuek”

(27)

10

terhadap orang selain kelompoknya (lain jurusan), juga sangat terasa, hal ini ditandai di antaranya tentang kamar; sapa-menyapa, lama percakapan, silaturahmi antar kamar dan lain sebagainya.

Sikap indiviualitas yang telah disinggung di atas memang tidak berlaku untuk keseluruhan, karena ditemukan juga mahasiswa Jurusan Teknik Informatika yang tidak individualis.

Fakultas Sains dan Teknologi sebagai salah salah satu bagian dari Universitas Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, memiliki enam jurusan, yaitu Jurusan Matematika, Biologi, Fisika, Kimia, Teknik Informatika, dan Teknik Arsitektur.12

Jurusan Teknik Informatika sudah tentu mengharapkan mahasiswanya siap menghadapi segala tantangan yang menanti setelah lulus studi, terutama yang berkaitan dengan bidang keilmuan yang sedang diperdalam saat ini. Di antara harapan-harapan yang diinginkan oleh pihak fakultas sains dan teknologi dan khususnya jurusan teknik informatika dan dijadikan target yang dituangkan dalam visi Jurusan adalah13;

“Menjadi jurusan terkemuka dalam penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat untuk menghasilkan lulusan di bidang teknik informatika yang memiliki kekokohan aqidah, kedalaman spiritual, keluhuran akhlak, keluasan ilmu

12 Pedoman Pendidikan Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri (UIN) Malang tahun akademik 2006/2007, hlm. 15

13 Ibid, hlm. 246

(28)

11

dan kematangan profesional, dan menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang bercirikan Islam serta menjadi penggerak kemajuan masyarakat”

Untuk mencapai cita-cita tersebut, dibuat bentuk yang dirumuskan dalam misi jurusan, yaitu14;

1. Menyelenggarakan pendidikan akademis dan profesional, penelitian dan pengabdian masyarakat sebagai kegiatan yang saling berkaitan.

2. Menghasilkan sarjana Teknik Informatika bertaraf Internasional yang siap mengembangkan diri sebagai perancang dan pembangunan teknologi informasi serta sebagai tenaga ahli pada profesi yang berkaitan dengan bidang teknologi informasi.

3. Membekali mahasiswa dengan ilmu, pengetahuan, keterampilan dan iklim yang baik agar mampu dan mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dalam menghadapi persaingan pasar global.

4. Menyebarkan hasil penelitian dan teknologi terapan, untuk dimanfaatkan dalam kegiatan produktif dan peningkatan mutu kehidupan masyarakat.

Visi dan Misi Jurusan Teknik Informatika cukup jelas menggambarkan harapan akan kemampuan mahasiswa selain menguasai bidang keilmuan yang didalami, juga pada kemampuan mahasiswa untuk siap terjun di tengah-tengah masyarakat, yang diharapkan dapat menjadi seorang pemimpin yang membawa kemajuan.

14 Ibid, hlm. 246-247

(29)

12

Fenomena yang kami temukan dengan visi dan misi jurusan, terlihat ada tidak selarasan dalam hal hubungan mahasiswa Teknik Informatika dengan lingkungan sekitarnya, atau bisa jadi ada kemungkinan lain?. Hal ini membuat penulis semakin penasaran terhadap kemampuan interaksi sosial mahasiswa jurusan teknik informatika. Sebagaimana dipahami, bahwa salah satu komponen pokok dan mendasar yang tidak bisa dilepaskan dalam kehidupan manusia di dunia ini, manusia sebagai mahluk yang mempunyai sistem dan bersosial.

Fenomena mahasiswa Teknik Informatika di atas, memunculakan pertanyaan yang lain, di mana dengan sikap mereka yang lebih bersikap independen, mungkin karena dari sistem yang diberlakukan atau memang berdasarkan hasil belajar sebelum belajar di bangku kuliah. Dengan sikap independen mereka (dalam prediksi penulis) akan menghasil dua kemungkinan dalam mengarungi samudera kehidupan yang penuh dengan tantangan, baik dari intern maupun ekstern. Pertama, jika meraka mempunyai sistem pribadi yang kuat, maka dimungkinkan mereka akan menjadi pribadi-pribadi yang tangguh, yang lebih tangguh dari individu yang unggul tetapi masih tergantung pada orang lain. Kedua,jika sistem pribadi Teknik Informatikadak mampu mengatasi konflik dalam diri, tetapi terus menggunakan pola independen, hal ini akan sangat menghawatirkan kesehatan psikis individu tersebut. Untuk mendapatkan gambaran sistem individu yang digunakan untuk memproses seluruh informasi yang masuk, baik positif maupun negatif, penulis menggunakan fareabel Konsep Diri.

(30)

13

Pengambilan “Konsep Diri” sebagai fareabel pengungkap sistem pribadi diharapkan sudah cukup mewakili dan dapat dipertanggung jawabkan secara akademis. Sedangkan untuk mendapatkan jawaban atas rasa keingintahuan penulis akan sikap yang dilakukan oleh obyek terkait dengan lingkungannya maka hal ini diwakili dengan fareabel “Kemampuan Berinteraksi Sosial” sebagai kebutuhan dasar manusia untuk mempertahan eksistensinya sebagai mahluk sosial.

Dari fenomena ini, maka dalam penelitian yang berjudul "Hubungan Konsep Diri dengan Kemampuan Berinteraksi Sosial pada Mahasiswa Jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang"

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana tingkat konsep diri mahasiswa Jurusan Teknik Informatika?

2. Bagaimana tingkat kemampuan berinteraksi sosial Jurusan Teknik Informatika?

3. Apakah konsep diri mempunyai hubungan dengan kemampuan berinteraksi sosial?

(31)

14 C. Tujuan Penelitian

1. untuk mengetahui tingkat konsep diri yang dimiliki oleh mahasiswa Jurusan Teknik Informatika

2. untuk mengetahu tingkat kemampuan berinteraksi sosial mahasiswa Jurusan Teknik Informatika

3. untuk mengetahui apakah ada hubungan konsep diri dengan kemampuan berinteraksi sosial

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini lebih diharapkan dapat memberikan masukan atau tambahan padangan maupun untuk referensi dalam bidang ilmu pengetahuan, khususnya yang berhubungan dengan fenomena sosial dan kepribadian, yaitu yang terkait dengan penelitian ini, yaitu; hubungan antara konsep diri dengan kemampuan berinteraksi sosial, yang mengambil obyek penelitian di Jurusan Teknik Informatika Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang.

(32)

15 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Interaksi Sosial

Setiap saat manusia tidak mungkin tanpa berinteraksi dengan lingkungannya. Sebagaimana banyak kita temui dalam ilmu sosial yang mengatakan bahwa manusia adalah mahluk sosial, dimana manusia akan selalu berhubungan atau berinteraksi dengan lingkungannya, terutama dengan manusia, minimal untuk menjaga manusia dari kepunahan, dan lebih lanjut interaksi dengan sesama ini menjadikan peradaban manusia yang sangat berbeda dengan mahluk Tuhan yang lain.

1. Pengertian interaksi sosial

Kurt Lewin (pakar ilmu psikologi sosial) mengungkapkan, interaksi adalah serangkaian peristiwa yang terjadi di seputar kita; dan kita pada gilirannya menafsirkan peristiwa-peristiwa tersebut serta memberikan kesan dan tanggapan yang dirasa panling tepat terhadapnya. Dari pernyataan tersebut cukup jelas, bahwa dalam interaksi ada atau terdapat hubungan atau keikut sertaan diri terhadap sesuatu yang ada, sesuatu yang dapat ditangkap atau dapat diindra.

Unsur-unsur yang ikut andil dalam proses ini meliputi: sensasi (input yang berasal dari luar atau disebut juga stimuli), tindakan (tanggapan diri terhadap input dari luar itu, atau juga disebut juga respon), antisipasi (mempersiapkan tindakan- tindakan yang dianggap tepat dalam menghadapi suatu peristiwa yang diyakini

(33)

16

akan terjadi dan memperkirakan apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang), dan adaptasi (pembelajaran atau penyesuaian).15

Interaksi sosial merupakan sesuatu hal yang tidak bisa ditinggalkan dalam kehidupan bersama, karena tanpa interaksi sosial tidak mungkin akan tercipta kehidupan bersama. Sebagaimana Soekanto menuturkan bahwa manusia sejak lahir mempunyai dua keinginan pokok yaitu; Pertama, keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain di sekelilingnya (masyarakat), dan Kedua, keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya.16 Manusia tidak dapat hidup dengan "sempurna" tanpa adanya keberadaan orang lain di sekelilingnya dan melakukan interaksi dengan lingkungan tersebut, karena sudah menjadi kodrat manusia untuk hidup bersama sesama manusia,17 manusia selalu membutuhkan orang lain hampir di semua hal, oleh karena itu, ia selalu membutuhkan kontak atau berhubungan dengan sesama manusia. Kontak, hubungan, interaksi dengan orang lain inilah yang dinamakan dengan interaksi sosial, yang menjadi dasar terjadinya proses sosial.18

15 Boeree C. G. Psikologi Sosial. 2008. Ar-Ruzz Media. Jogjakarta hlm; 13-15

16 Soekanto S, Sosiologi Sebagai Pengantar, 2000, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, hml; 124- 125.

17 Soeleman M. M., Ilmu Sosial Dasar:Teori dan Konsep Ilmu sosial, 1992, PT Eresco, Bandung, hml; 64

18 Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang perorangan dan kelmpok- kelompok sosial saling bertemu dan menentukan system serta bentuk-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan guyahnya pola- pola kehidupan yang telah ada. Atau denga kata lain proses sosial diartikan sebagai pengaruh timbale balik antar berbagai segi kehidupan bersama, misalnya, pengaruh-mempengaruhi antara sosial dengan politik, politik dengan ekonomi, ekonomi dan hokum, dan seterusnya. Soekanto S, Sosiologi Sebagai Pengantar, 2000, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, hml; 66

(34)

17

Irwanto (1996) mengungkapkan bahwa, interaksi sosial merupakan suatu bidang studi mengenai bagaiman seseorang mempengaruhi orang lain dan bagaimana orang lain tersebut bereaksi terhadap pengaruh yang dirasakananya.19

H. Bonner dalam bukunya, Sosial Psychology, mendefinisikan; interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua atau labih individu manuasia, dimana kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain, atau sebaliknya.20

Gillin dan Gillin (dalam Soekanto) mengatakan, interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara individu dengan kelompok manusia.21

Dari beberapa teori tentang interaksi sosial yang telah disebutkan di atas, dapat diambil pengertian secara general bahwa interaksi sosial adalah proses hubungan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok, yang salah satu pihak mempengaruhi pihak yang lainnya atau saling mempengaruhi antara pihak yang satu terhadap pihak lainnya.

19 Irwanto , Psikologi Umum; Buku Panduan Mahasiswa, 1996, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, hlm; 258

20 Gerungan W.A, Psikologi Sosial, 1996, Eresco, Bandung, hlm ; 57

21 Soekanto S, Sosiologi Sebagai Pengantar, 2000, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, hml; 67

(35)

18

a. Faktor-faktor yang mendasari interaksi sosial

Kelangsungan interaksi sosial, sekalipun dalam bentuknya yang sederhana, mempunyai proses yang kompleks, kita dapat membeda-bedakan beberapa faktor yang mendasarinya, baik secara tunggal maupun tergabung, yaitu:

1) Faktor imitasi

Gabriel Tarde mempunyai anggapan bahwa seluruh kehidupan sosial itu sebenarnya berdasarkan faktor imitasi saja. Walaupun pendapat ini berat sebelah, namun, peranan imitasi dalam interaksi sosial tidaklah kecil. Contoh, seorang anak kecil yang baru belajar bicara, atau menirukan gaya tingkah laku orang lain.

Imitasi adalah proses peniruan, dimana tidak ada proses berpikir yang mendalam dan proses ini juga tidak memakai proses berpikir kritis, atau dalam bahasa singkatnya imitasi adalah proses peniruan saja.

Peranan imitasi mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan, selain sisi positif juga tedapat sisi-sisi negatif. Sisi neganif ini dapat terjadi jika sesuatu yang diimitasi tersebut sebenarnya harus ditolak atau bertentangan nilai norma kesusilaan. Dan apabila hal yang salah tersebut diimitasi oleh orang banyak, maka proses imitasi ini dapat menimbulkan terjadinya kesalahan kolektif yang meliputi jumlah serba besar, atau biasa disebut orang jawa dengan "salah kaprah".

Gabriel Tarde juga menyebutkan, sebelum seseorang melakukan imitasi, terlebih dahulu harus terpenuhi beberapa syarat sebagai berikut:

(36)

19

a) minat-perhatian yang cukup besar terhadap sesuatu tersebut,

b) sikap menjunjung tinggi atau mengagumi hal-hal yang diimitasi, dan berikutnya dapat juga suatu syarat yang lainnya,

c) dapat juga orang-orang mengimitasi suatu pandangan atau tingkah laku, karena hal tersebut mempunyai penghargaan sosial yang tinggi.

2) Faktor sugesti

Arti sugesti dan imitasi dalam hubungannya dengan interaksi sosial hampir sama. Bedanya ialah, bahwa dalam imitasi itu individu mengikuti sesuatu di luar dirinya, sedangkan pada sugesti, individu memberikan pandangan atau sikap dari dirinya yang lalu diterima oleh orang lain di luar dirinya.

Sugesti dalam ilmu jiwa sosial dapat dirumuskan sebagai suatu proses di mana seorang individu menerima suatu cara penglihatan atau pedoman-pedoman tingkah laku dari orang lain tanpa kritik terlebih dahulu.

Perbedaan antara imitasi dan sugesti, hanyalah pada titik-tolak yang berbeda, di mana sugesti, pada orang yang "memberi", dan imitasi merupakan orang yang menerima.

Syarat-syarat yang memudahkan terjadinya sugeti, yaitu:

a) Hambatan berpikir (contoh daam kondisi lelah) b) Keadaan pikiran terpecah-pecah (disosiasi) c) Adanya otoritas

(37)

20 d) Mayoritas, dan

e) "Will to belive"

3) Faktor identifikasi

Identifikasi merupakan sebuah istilah dari Sigmund Freud (pelopor psiko-analisis), identifikasi berarti kecenderungan atau keinginan dalam diri anak untuk menjadi sama seperti seperti ayahnya atau ibunya. Sehingga identifikasi dapat diartikan sebagai dorongan untuk identik (sama) dengan orang lain, baik secara lahiriah maupun batiniah. Artinya seorang anak secara tidak sadar mengambil oper sikap-sikap orangtua tempat identifikasi itu, yang dapat mengerti norma-norma dan pedoman-pedoman tingkah lakunya sejauh kemampuan yang ada pada anak tersebut.

Manusia, ketika masih kekurangan akan norma-norma, sikap-sikap, cita- cita, atau pedoman-pedoman tingakah laku dalam bermacam-macam situasi dalam kehidupannya, akan melakukan identifikasi kepada orang-orang yang dianggap sebagai tokoh pada lapangan kehidupan tempat ia masih berkekurangan pegangan.

Dengan demikian, manusia terus-menerus melengkapi sistem norma dan cita- citanya, terutama di dalam suatu masyarakat yang berubah-ubah dan pada situasi- situasi kehidupan yang serba beragam.

Proses identifikasi adalah proses dimana seseorang ingin menjadi "sama"

seperti orang-orang yang di-ideal-kan, baik dalam satu atau beberapa hal, dan proses ini dapat berlangsung dengan sendirinya (tidak di sadari) atau dapat pula

(38)

21

terjadi karena adanya kesengajaan dari individu yang bersangkutan. Identifikasi didorong oleh keinginan untuk belajar dari orang lain yang dianggap kedudukannya lebih tinggi atau kemampuan-kemanpuan tertentu yang patut untuk dijadikan contoh.

4) Faktor simpati

Simpati dapat diartikan sebagai perasaan tertariknya seserang terhadap orang lain. simpati tidak atas dasar logis rasional, tetapi berdasarkan penilaian perasaan. Yaitu rasa ketertarikan terhadap orang lain berdasarkan keseluruhan cara-cara bertingkah laku orang lain tersebut bukan atas dasar salah satu ciri yang dimilikinya. Dari rasa ketertarikan tersebut menjadikan orang menginginkan kerjasama dengan orang lain, dan jika di anrata kedua belah pihak tersebut mempunyai ketertarikan dan atau keinginan yang sama, maka simpati tadi akan berkembang dan mendalam, sehingga akan terbuntuk suatu hubungan yang erat, dan akan tercipta mutual understanding di antara kedua belah pihak.

Perasaan yang belawanan arah dengan simpati adalan perasaan antipati, yang cenderung untuk menghambat atau meniadakan sama sekali pergaulan seseorang, dalam perasaannya tidak ada rasa ketertarikan terhadap orang lain (individu atau bahkan kelompok).22

22 Gerungan W.A, Psikologi Sosial, 1996, Eresco, Bandung, hlm ; 58-70

(39)

22 b. Sarat terjadinya interaksi sosial

Suatu interaksi sosial tidak akan terjadi apabila tidak terpenuhinya dau syarat, yaitu:

1) Adanya kontak sosial

Kata kontak berasal dari bahasa Latin con atau cum (yang artinya bersama-sama) dan tango (yang artinya menyentuh), jadi secara harfiah berarti bersama-sama menyentuh. Secara fisik, kontak baru terjadi apabila terjadi hubungan badaniah, oleh karena orang dapat megadakan hubungan dangan fihak lain tanpa harus adanta kontak badan, sepertihalnya, dengan cara berbicara dengan fihak lain tersebut.

Dari pengertian ini dapat dimengerti bahwa, kontak sosial dapat terjadi jika ada proses hubungan antara kedua belah pihak, yang memungkinkan dapat memberikan gambaran satu fihak, tentang situasi, kondisi, atau posisi fihak yang lainnya. kontak sosial ini dapat terjadi pada antar individu, individu dengan kelompok, atau antara kelompok dengan kelompok.

(40)

23 2) Adanya komunikasi

Arti penting komunikasi adalah bahwa sesorang memberikan tafsiran pada prilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak badaniah atau sikap), perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.23

Istilah komunikasi berasal dari kata Latin Communicare yang berarti sama atau menjadikan milik bersama. Kalau kita berkomunikasi dengan orang lain, berarti kita berusaha agar apa yang disampaikan kepada orang lain tersebut menjadi miliknya.

c. Komunikasi

Komunikasi adalah kegiatan pengoperan lambang yang mengandung arti/makna yang perlu dipahami bersama oleh pihak yang terlibat dalam kegiatan komunikasi. Komunikasi adalah kegiatan perilaku atau kegiatan penyampaian pesan atau informasi tentang pikiran atau perasaan (Roben.J.G). Komunikasi adalah sebagai pemindahan informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain (Davis, 1981). Komunikasi adalah berusaha untuk mengadakan persamaan dengan orang lain (Schram,W)

1) Tujuan komunikasi

Hewitt (1981), menjabarkan tujuan penggunaan proses komunikasi secara spesifik sebagai berikut:

23 Soekanto S, Sosiologi Sebagai Pengantar, 2000, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, hml; 73

(41)

24

a) Mempelajari atau mengajarkan sesuatu b) Mempengaruhi perilaku seseorang c) Mengungkapkan perasaan

d) Menjelaskan perilaku sendiri atau perilaku orang lain e) Berhubungan dengan orang lain

f) Menyelesaian sebuah masalah g) Mencapai sebuah tujuan

h) Menurunkan ketegangan dan menyelesaian konflik i) Menstimulasi minat pada diri sendiri atau orng lain

2) Proses komunikasi

Komunikasi merupakan suatu proses yang mempunyai komponen dasar sebagai berikut : Pengirim pesan, penerima pesan dan pesan

Semua fungsi manajer melibatkan proses komunikasi. Proses komunikasi dapat dilihat pada skema dibawah ini :

(42)

25 Bagan I Proses Komunikasi

Sumber: Rakhmat, J. Psikologi Komunikasi. 1994

a) Pengirim pesan (sender) dan isi pesan/materi

Pengirim pesan adalah orang yang mempunyai ide untuk disampaikan kepada seseorang dengan harapan dapat dipahami oleh orang yang menerima pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya. Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan oleh pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan akan efektif bila diorganisir secara baik dan jelas.

(43)

26 b) Simbol atau isarat

Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga pesannya dapat dipahami oleh orang lain. Biasanya seorang manajer menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota badan, (tangan, kepala, mata dan bagian muka lainnya). Tujuan penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, perilaku atau menunjukkan arah tertentu.

c) Media atau penghubung

Adalah alat untuk penyampaian pesan seperti; TV, radio surat kabar, papan pengumuman, telepon dan lainnya. Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang akan disampaikan, jumlah penerima pesan, situasi.

d) Mengartikan kode atau isarat

Setelah pesan diterima melalui indera (telinga, mata dan seterusnya) maka penerima pesan harus dapat mengartikan simbul/kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dimengerti atau dipahami.

e) Penerima pesan

Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan dari pengirim meskipun dalam bentuk code/isyarat tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh pengirim

(44)

27 f) Balikan (feedback)

Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap penerima pesan.

Jadi Komunikasi dapat dirumuskan sebagai suatu proses penyampaian pesan/informasi diantara beberapa orang. Karenanya komunikasi melibatkan seorang pengirim, pesan/informasi saluran dan penerima pesan yang mungkin juga memberikan umpan balik kepada pengirim untuk menyatakan bahwa pesan telah diterima. Komunikasi adalah suatu yang sangat penting dalam kehidupan manusia karena manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Dalam proses komunikasi kita juga harus ingat bahwa ada hambatan yaitu baik dari pengirim, saluran, penerima dan umpan balik serta hambatan fisik dan psikologis.

Tujuan komunikasi adalah berhubungan dan mengajak dengan orang lain untuk mengerti apa yang kita sampaikan dalam mencapai tujuan.

Keterampilan berkomunikasi diperlukan dalam bekerja sama dengan orang lain.

Ada dua jenis komunikasi, yaitu verbal dan non-verbal, komunikasi verbal meliputi kata-kata yang diucapkan atau tertulis, sedangkan komunikasi non- verbal meliputi bahasa tubuh. Menurut bentuk komunikasi, ada yang disebut komunikasi satu arah dan komunikasi dua arah. Komunikasi satu arah berarti sebuah pesan dikirim dari pengirim ke penerima tanpa ada umpan balik.

Komunikasi dua arah terjadi bila pengiriman pesan dilakukan dan mendapatkan

(45)

28

umpan balik. Komunikasi berdasarkan besarnya sasaran terdiri dari komunikasi massa, komunikasi kelompok, dan komunikasi perorangan. Sedangkan komunikasi berdasarkan arah pesan terbagi atas; komunikasi satu arah dan komunikasi timbal balik.

3) Macam-macam komunikasi

a) Komunikasi intrapersonal

Dalam komunikasi intrapersonal, akan dijelaskan bagaimana orang menerima informasi, mengolahnya, menyumpannya dan menghasilkannya kembali. Proses pengolahan informasi, yang di sini kita sebut komunikasi intrapersonal meliputi sensasi, persepsi, memori, dan berpikir.

1) Sensasi

Sensasi berasal dari kata “sense” yang artinya alat pengindraan, yang menghubungkan organisme dengan lingkungannya. Menurut Dennis Coon,

“Sensasi adalah pengalaman elementer yang segera, yang tidak memerlukan penguraian verbal. Simbolis, atau konseptual, dan terutama sekali berhubungan dengan kegiatan alat indera.”

2) Persepsi

Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan- hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi ialah memberikan makna pada stimuli inderawi (sensory stimuli).

(46)

29

Sensasi adalah bagian dari persepsi. Persepsi, seperti juga sensasi ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional. Faktor lainnya yang memengaruhi persepsi, yakni perhatian.

3) Memori

Memori memegang peranan penting dalam memengaruhi baik persepsi maupun berpikir. Memori adalah system yang sangat berstruktur, yang menyebabkan organisme sanggup merekam fakta tentang dunia dan menggunakan pengetahuannya untuk membimbing perilakunya (Schlessinger dan Groves).

Memori meleawai tiga proses:

Pertma, perekaman (encoding) adalah pencatatan informasi melalui reseptor indera dan sirkit saraf internal.

Kedua, penyimpanan (strorage) adalah menentukan berapa lama informasi itu berada berserta kita, dalam bentuk apa, dan di mana.

Ketiga, pemanggilan (retrieval), dalam bahasa sehari-hari, mengingat lagi, adalah menggunakan informasi yang disimpan

4) Berpikir

Ketika berpikir kita melibatkan semua proses yang kita sebut sensasi, persepsi, dan memori. Berpikir merupakan manipulasi atau organisasi unsur-unsur lingkungan dengan menggunakan lambang-lambang sehingga tidak perlu langsung melakukan kegiatan yang tampak. Berpikir menunjukan berbagai

(47)

30

kegiatan yang melibatkan penggunaan konsep dan lambang, sebagai pengganti objek dan peristiwa. Berpikir kita lakukan untuk memahami relaitas dalam rangka mengambil keputusan (decision making), memecahkan persoalan (problem solving), dan menghasilkan yang baru (creativity).

b) Komunikasi interpersonal

Komunikasi interpersonal secara sederhana dapat dikatakan sebagai komunikasai yang terjadi antara dua individu. Agar komunikasi interpersonal yang dilakukan menghasilkan hubungan interpersonal yang efektif dan kerja sama bisa ditingkatkan, kita perlu bersikap terbuka dan menggantikan sikap dogmatis.

Kita perlu juga memiliki sikap percaya, sikap mendukung, dan terbuka yang mendorong timbulnya sikap saling memahami, menghargai dan saling mengembangkan kualitas. Hubungan interpersonal perlu ditumbuhkan dan ditingkatkan dengan memperbaiki hubungan dan kerjasama antara berbagai pihak.

c) Komunikasi kelompok

Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam suatu kelompok “kecil” seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya (Anwar Arifin, 1984). Michael Burgoon (dalam Wiryanto, 2005) mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagi informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota- anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain

(48)

31

secara tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok di atas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu umtuk mencapai tujuan kelompok.

d) Komunikasai massa

Adalah proses komunikasi dengan menggunakan media massa.

Penjabaran tentang media massa dapat skemakan seperti berikut ini:

Bagan II Media Massa

Bukan jenis media massanya tetapi yang diperlukan adalah pemahaman lebih luas dari konsep-konsep tersebut, apakah semua media beroperasi sama.

Joseph R. Dominick mengungkapkan Komunikasi massa adalah suatu proses dimana suatu organisasi yang kompleks dengan bantuan satu atau lebih mesin

(49)

32

memproduksi dan mengirimkan pesan kepada khalayak yang besar, heterogen, dan tersebar.

Rakhmat, J. mengungkapkan; komunikasi massa adalah jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim melalui media cetak atau elektronik sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.24

2. Bentuk-bentuk interaksi sosial

Menurut Soekanto, S. bentuk-bentuk interaksi sosial ada empat macam, yang keempat merupakan cakupan yang di ungpakan oleh Soemarjdan. S dan Soemardi. S. (1964), yaitu:

a. Kerjasama (cooperation) b. Kersaingan (competition) c. Pertikaian (conflict)

d. Akomodasi (accomodation)

24 Tugas review psikologi komunikasi, 2008 (tidak diterbitkan), sumber bacaan; Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, 2005, Raja Grafindo, Jakarta; Anwar Arifin, Strategi Komunikasi:

Suatu Pengantar Ringkas, 1984, Armico, Bandung; Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar, 2005, Remaja Rosdakarya, Bandung; Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, 1994, Remaja Rosdakarya, Bandung; Wiryanto, Pengantar Ilmu Komunikasi, 2005, Gramedia Widiasarana Indonesia, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Efektivitas Jejaring Sosial Wikipedia sebagai Media Belajar Pengetahuan Islam bagi Mahasiswa Jurusan PAI Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Saran Setelah mengadakan penelitian pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial angkatan 2017 mengenai urgensi pembelajaran studi kelayakan usaha dalam mengembangan

Melihat fenomena tersebut, maka peneliti tertarik untuk membahasnya dalam sebuah karya ilmiah dengan bentuk skripsi yang berjudul “Pengaruh Konsep Diri dan Lingkungan Keluarga

Dalam penelitian ini digunakan metode seleksi Rank, yang merupakan perbaikan dari metode seleksi Roulette Wheel karena pada seleksi Roulette Wheel kemungkinan salah

40 Wawancara dengan ibu Ni’matuz Zuhroh dosen Sosiologi UIN Malang.. 83 maka semakin baik pula bagi individu untuk mampu diajak berfikir rasional yang nantinya akan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1 mahasiswa jurusan Pendidikan Dokter di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang memiliki tingkat determinasi diri, dukungan sosial, dan resiliensi

Gambar 4.1 Robot Pemindah Bunga Untuk mengetahui apakah sistem sudah berfungsi dengan baik, maka pada penelitian ini dilakukan beberapa pengujian, diantaranya adalah