• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Kegiatan

N/A
N/A
francisco xavier

Academic year: 2023

Membagikan "Metode Kegiatan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Metode Kegiatan

1. Pemberian informasi tentang penyakit degeneratif (stroke, hipertensi, dan diabetes melitus) menggunakan lembar balik.

2. Diskusi dan tanya jawab aktif mengenai materi stroke, hipertensi, dan diabetes melitus.

3. Peningkatan kesadaran lansia untuk mau dan mampu memantau kesehatannya secara berkala dan konsisten melalui pemberian edukasi dan motivasi.

Dalam rangka pemecahan masalah beberapa metode kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Ceramah dan Diskusi

Pemberian informasi tentang kesehatan dilakukan dengan metode ceramah dan diskusi. Ceramah bertujuan secara khusus agar lansia mendapatkan informasi yang tepat dan jelas mengenai

penyakit degeneratif, jenis penyakit, faktor resiko dan penyebab, serta bagaimana pola pencegahan dan penanganan yang tepat. Kegiatan diskusi dan tanya jawab aktif dilakukan agar informasi yang disampaikan berlangsung secara dua arah dan sekaligus mengevaluasi pemahaman lansia terhadap materi yang disampaikan. Media yang digunakan dalam memberikan informasi ini adalah

menggunakan lembar balik. Media ini cukup efektif dan informatif karena penyampaian yang diberikan lebih visual dengan mencantumkan gambar- gambar yang relevan dan menarik, dan juga disertai dengan penjelasan yang cukup komprehensif.

Penyuluhan ini berhasil meningkatkan pengetahuan dan kesadaran lansia mengenai penyakit degenerative. Dari hasil pretest dan post test diperoleh peningkatan pengetahuan lansia sebesar 3,75. Sebelum penyuluhan diperoleh rerata skor pengetahuan sebesar 5,9 dan setelah penyuluhan diperoleh skor pengetahuan sebesar 9,1. Peningkatan ini cukup signifikan, karena pada umumnya

lansia pernah mendengar dan mengetahui tentang penyakit namun belum terlalu memahami tentang penyakit degeneratif, sehingga setelah mendapatkan materi penyuluhan mereka menjadi

lebih sadar tentang penyakit degeneratif tersebut.

(2)

a. Evaluasi Input

Table perbedaan nilai pretest dan postest pada peserta penyuluhan lansia

No Namma peserta Penyuluhan lansia Prettest Postest

1 K 60 Cukup 90 Baik

2 P 70 Cukup 80 Baik

3 N 60 Cukup 70 Cukup

4 A 60 Cukup 80 Baik

5 S 70 Cukup 100 Baik

6 T 60 Cukup 80 Baik

7 R 60 Cukup 80 Baik

8 K 60 Cukup 70 Cukup

9 K 70 Cukup 80 Baik

10 W 70 Cukup 90 Baik

11 T 60 Cukup 70 Cukup

12 S 70 Cukup 90 Baik

13 T 60 Cukup 70 Cukup

14 G 70 Cukup 80 Baik

15 K 60 Cukup 80 Baik

16 U 60 Cukup 90 Baik

17 P 60 Cukup 100 Baik

18 S 70 Cukup 80 Baik

19 T 70 cukup 80 Baik

20 K 50 Kurang 90 Baik

21 Su 60 Cukup 80 Baik

22 Si 30 Kurang 80 Baik

23 Po 50 Kurang 80 Baik

24 Ne 60 Cukup 90 Baik

25 Tu 30 Kurang 80 Baik

26 Gn 40 Kurang 90 Baik

27 Su 80 Baik 90 Baik

28 Sw 40 Kurang 70 Cukup

29 L 60 Cukup 80 Baik

30 Y 50 Kurang 80 Baik

31 J 60 Cukup 90 Baik

32 D 40 Kurang 70 Cukup

33 F 50 Kuran 70 Cukup

34 V 60 Cukup 90 Baik

35 B 80 Baik 100 Baik

36 M 60 Cukup 90 Baik

(3)

37 N 40 Kurang 80 Baik

38 A 70 Cukup 80 Baik

39 W 50 Kurang 80 Baik

40 Ty 60 Cukup 70 Cukup

41 U 50 Kurang 80 Baik

Selanjutnya data dimasukan ke program Microsoft excel kemudian dianalisis statistic deskriptif dengan menggunakan rumus (N Gain Score) untuk mengetahui ada peningkatan pengetahuan lansia atau tidak. Menurut Arikunto, 2014 yang meliputi: nilai tertinggi, dnilai sedang, nilai terendah dan nilai rata-rata. Data yang diperoleh dari hasil Pretest dan Posttest dianalisis untuk mengetahui hasil penyuluhan pengetahuan lansia dengan media ceramah dan observasi.

b. Table interpretasi data dengan rumus N Gain Score

(4)

N Gain =

skor postest - skor prettest skor maximal – skor prettest

Tabel skor N Gain (Arifatun et all, 2015)

Kriteria

Tingkat pengetahuan

G ≥ 0,7 Baik

0,3 ≤ G > 0,7 Sedang

G < 0,3 kurang

Efektivitas dengan media ceramah

< 40 Tidak efektif

Kriteria 40 – 55 Kurang efektif

56 – 75 Cukup efektif

>75 Efektif

Table Hasil evaluasi dengan menggunakan N Gain Score

Nilai Skor N Gain

No Prettest Postest

Postest -

Prettest Skor Ideal (100%) - Prettes N Gain Score N Gain Score (%)

1 60 90 30 40 0.75 75

(5)

2 70 80 10 30 0.33 33

3 60 70 10 40 0.25 25

4 60 80 20 40 0.50 50

5 70 100 30 30 1.00 100

6 60 80 20 40 0.50 50

7 60 80 20 40 0.50 50

8 60 70 10 40 0.25 25

9 70 80 10 30 0.33 33

10 70 90 20 30 0.67 67

11 60 70 10 40 0.25 25

12 70 90 20 30 0.67 67

13 60 70 10 40 0.25 25

14 70 80 10 30 0.33 33

15 60 80 20 40 0.50 50

16 60 90 30 40 0.75 75

17 60 100 40 40 1.00 100

18 70 80 10 30 0.33 33

19 70 80 10 30 0.33 33

20 50 90 40 50 0.80 80

21 60 80 20 40 0.50 50

22 30 80 50 70 0.71 71

23 50 80 30 50 0.60 60

24 60 90 30 40 0.75 75

(6)

26 40 90 50 60 0.83 83

27 80 90 10 20 0.50 50

28 40 70 30 60 0.50 50

29 60 80 20 40 0.50 50

30 50 80 30 50 0.60 60

31 60 90 30 40 0.75 75

32 40 70 30 60 0.50 50

33 50 70 20 50 0.40 40

34 60 90 30 40 0.75 75

35 80 100 20 20 1.00 100

36 60 90 30 40 0.75 75

37 40 80 40 60 0.67 67

38 70 80 10 30 0.33 33

39 50 80 30 50 0.60 60

40 60 70 10 40 0.25 25

41 50 80 30 50 0.60 60

Rata – Rata

0.56 56.37

Dari hasil Pre-test dan Post-test, yang diberikan pada peserta penyuluhan lansia total

41 orang dengan menggunakan rumus N Gain dan didapatkan hasil sebagai berikut:

(7)

Skor N Gain nilai rata – rata hasil menunjukan 56,37%, termasuk skor N Gain dengan kategori tingkat pengetahuan lansia sedang dan tafsiran cukup efektif mengenai pemeriksaan Kesehatan berkala melalui posyandu lansia atau penyuluhan berupa ceramah dan observasi cukup efektif.

Dari hasil analisis penulis menyimpulkan bahwa penggunaan metode ceramah dalam

meningkatan pengetahuan lansia tentang pentingnya pemeriksaan Kesehatan berkala melalui

posyandu lansia. Bila penerapan observasi tanpa media ceramah kurang efektif dalam

meningkatan pengetahuan lansia tentang pentingnya pemeriksaan Kesehatan berkala melalui

posyandu lansia

Referensi

Dokumen terkait

rata N-gain kreativitas kelas CPS yaitu 0,08 sehingga dapat dikatakan bahwa N-gain kreativitas kelas CPS termasuk dalam kategori rendah. Berdasarkan nilai rata-rata

Selanjutnya dilakukan perhitungan dengan menggunakan rumus rata-rata gain yang dibandingkan (N-gain), diperoleh skor gain sebesar 0,72 yang menunjukkan bahwa perbandingan skor

Uji perbedaan dua rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah rata-rata skor n- Gain literasi kimia pada kelas eksperimen dengan rata-rata skor n-Gain literasi kimia pada kelas

Kemampuan yang diukur Rata-rata Skor Maks N- Gain Kategori Perubahan Pretest Posttest Memahami dan Menganalisis 62,4 93,2 100 0,81 Tinggi Berdasarkan data diatas diketahui untuk

Gambaran HLOC pada Pasien Lansia DM tipe 2 Variabel Rata-rata Skor n=82 Kategori Health Locus of Control 74,51 Sedang Skor Per Dimensi: - Internal Health Locus of Control

Berdasarkan hasil uji coba terbatas perolehan skor N-gain siswa berada pada kategori sedang dan pada uji coba lebih luas perolehan skor N- gain siswa berada pada kategori tinggi jadi

Hasil N-Gain menunjukkan nilai rata-rata kelas eksperimen 0,31 dengan kategori sedang dan N-Gain kelas kontrol mendapatkan nilai rata-rata 0,13 dengan kategori rendah disimpulkan bahwa

Uji N-Gain Berdasarkan Tabel 9, Tabel N-Gain skor menujukkan 0,89 artinya skor N-gain≥ 0,7 dengan kategori tinggi sehingga dapat dikatakan bahwa multimedia interaktif reaksi yang