Ligar Putra Yuniar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPTUAL
UNDERSTANDING PROCEDURES (CUPS) BERBANTUAN
MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)
DI SMP
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer FPMIPA UPI
oleh: Ligar Patra Yuniar
0902300
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Ligar Putra Yuniar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
LEMBAR PENGESAHAN
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPTUAL
UNDERSTANDING PROCEDURES (CUPS) BERBANTUAN
MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)
DI SMP
Oleh :
Ligar Patra Yuniar
Disetujui Dan Disahkan Oleh : Pembimbing I
Drs. Heri Sutarno, M.T NIP.195607141984031002
Pembimbing II
Dr. Dedi Rohendi, M.T NIP. 196705241993021001
Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Ilmu Komputer
Ligar Putra Yuniar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Ligar Putra Yuniar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPTUAL
UNDERSTANDING PROCEDURES (CUPS) BERBANTUAN
MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)
DI SMP
Oleh :
Ligar Patra Yuniar
0902300
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Ligar Patra Yuniar 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2013
Hak Cipta dilindungi Undang-undang
Ligar Putra Yuniar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
dengan dicetak ulang, difotokopi, atau cara lain tanpa ijin dari penulis.
PERNYATAAN PERTANGGUNJAWABAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SMP” beserta seluruh isinya adalah benar-benar karya saya sendiri. Dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Bandung, Juni 2013
iv Ligar Putra Yuniar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CONCEPTUAL
UNDERSTANDING PROCEDURES (CUPS) BERBANTUAN
MULTIMEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)
DI SMP
Ligar Patra Yuniar NIM: 0902300
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa SMP dengan Model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) berbantuan multimedia pembelajaran interaktif dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Penelitian menggunakan metode quasi eksperimen dengan desain nonequivalent control group design yang dilakukan di kelas VIII SMP Negeri 1 Cidahu Tahun Ajaran 2012/2013 pada sampel yang terdiri dari dua kelas, yakni kelas eksperimen dan kontrol. Data dikumpulkan melalui instrumen soal yang berbentuk pilihan ganda. Setelah diberikan perlakuan diperoleh informasi bahwa terdapat perbedaan kemampuan pemhamanan konsep siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol yaitu rerata nilai posttest kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkankelas kontrol. Berdasarkan hasil uji gain ternormalisasi diperoleh rata-rata nilai untuk kelas eksperimen adalah 0,69 dan untuk kelas kontrol adalah 0,55. Setelah diinterpretasi kedalam kriterium nilai <g>, diperoleh bahwa peningkatan hasil pembealajran CUPs berbantuan multimedia pembelajaran interaktif yang dilakukan pada kelas eksperimen tergolong “tinggi”, sedangkan peningkatan hasil pembelajaran konvensional yang dilakukan pada kelas kontrol tergolong “sedang”. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan pemahaman konsep TIK yang lebih baik antara pembelajaran dengan model CUPs berbantuan multimedia pembelajaran interaktif dengan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VIII SMP Negeri 1 Cidahu Tahun Pelajaran 2012/2013.
Kata kunci : conceptual understanding procedures, CUPs, multimedia
v Ligar Putra Yuniar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
APPLICATION OF CONCEPTUAL UNDERSTANDING PROCEDURES ASSISTED WITH MULTIMEDIA INTERACTIVE TO IMPROVE
STUDENT’S CONCEPTUAL UNDERSTANDING IN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) SUBJECT IN SMP
Ligar Patra Yuniar NIM: 0902300
ABSTRACT
This research is aimed to know the improvement of student’s conceptual understanding that used Conceptual Understanding Procedures (CUPs) assisted with multimedia interactive learning compared with conventional models. This research used quasi experiment method and nonequivalent control group design conducted in SMP Negeri 1 Cidahu school year 2012/2013 on a sample consist of two classes. Data were gathered through the test in multiple choice question. After applying the treatment, there is a difference found from students’s conceptual understaning in experiment class with those who are in the control class.Based on the normalized gain test , the average score for the experiment class was 0,69 and 0,55 for control class, according to the criterium of <g> score the improvement of eksperiment class was “high” and the control was “medium”. So, the conclusion is the improvement of SMP student’s conceptual understanding used Conceptual Understanding Procedures (CUPs) assisted with multimedia interactive learning is better than the conventional class at VIII class in SMP Negeri 1 Cidahu School Periode 2012/2013.
Keywords : conceptual understanding procedures, CUPs, multimedia interactive
vi Ligar Putra Yuniar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.
UCAPAN TERIMAKASIH ... Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.
A. Latar Belakang Masalah ... Error! Bookmark not defined.
B. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.
C. Tujuan Penelitan... Error! Bookmark not defined.
D. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1. Bagi Peneliti ... Error! Bookmark not defined.
2. Bagi Guru ... Error! Bookmark not defined.
3. Bagi Siswa ... Error! Bookmark not defined.
E. Definisi Operasional... Error! Bookmark not defined.
1. Model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs)
Error! Bookmark not defined.
2. Pemahaman Konsep ... Error! Bookmark not defined.
F. Hipotesis ... Error! Bookmark not defined.
BAB II KAJIAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.
A. Multimedia Pembelajaran Interaktif ... Error! Bookmark not defined.
B. Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs)
Error! Bookmark not defined.
C. Pemahaman Konsep ... Error! Bookmark not defined.
D. Pembelajaran Konvensional ... Error! Bookmark not defined.
BAB III METODE PENELITIAN... Error! Bookmark not defined.
A. Metodologi Pengembangan Multimedia . Error! Bookmark not defined.
B. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
C. Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
vii Ligar Putra Yuniar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
E. Populasi dan Sampel Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
vii
G. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
H. Teknik Analisis Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
B. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.
C. Teknik Pengolahan Data ... Error! Bookmark not defined.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not
defined.
A. Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
1. Hasil Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif... Error!
Bookmark not defined.
2. Deskripsi Umum Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
a. Letak dan Lokasi Objek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
b. Kondisi Sekolah ... Error! Bookmark not defined.
3. Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen Pendidikan Error! Bookmark not
defined.
4. Pelaksanaan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
5. Analisis Data Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
B. Pembahasan Hasil Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI . Error! Bookmark not defined.
A. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.
B. Rekomendasi ... Error! Bookmark not defined.
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Klasifikasi Interpretasi Validitas ... 31
Tabel 3.2 Klasifikasi Interpretasi Reliabilitas ... 32
Tabel 3.3 Klasifikasi Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal ... 33
Tabel 3.4 Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda ... 34
Tabel 3.5 Nilai Gain Ternormalisasi dan Klasifikasinya ... 40
Tabel 4.1 Data Hasil Analisa Uji Validitas Soal Pretest ... 58
Tabel 4.2 Daja Hasil Uji Validitas Soal Posttest ... 59
Tabel 4.3 Kemampuan Awal Siswa Sebelum Dilakukan Pembelajaran ... 62
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas Data Pretest ... 63
Tabel 4.5 Uji Homogenitas Data Pretest ... 64
Tabel 4.6 Perbandingan Kemampuan Awal Siswa ... 65
Tabel 4.7 Pemahaman Konsep Siswa Setelah Dilakukan Pembelajaran .... 65
Tabel 4.8 Hasil Normalitas Data Posttest ... 66
Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Data Posttest ... 67
Tabel 4.10 Hasil Uji Perbandingan Data Posstest ... 68
Tabel 4.11 Uji Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa ... 69
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Konsep Multimedia ... 10
Gambar 2.2 Model Triplet ... 16
Gambar 2.2 Model Whole Class ... 17
Gambar 3.1 Model Siklus Hidup Menyeluruh (SHM): Pengembangan Software Multimedia dalam Pendidikan ... 23
Gambar 3.2 Nonequivalent Control Group Design ... 25
Gambar 4.1 Flowchart Multimedia Pembelajaran Interaktif ... 46
Gambar 4.2 Tampilan Multimedia - Tampilan Awal ... 47
Gambar 4.3 Tampilan Multimedia - Halaman Register (Daftar) ... 48
Gambar 4.4 Tampilan Multimedia - Halaman Login Pengguna ... 49
Gambar 4.5 Tampilan Multimedia - Halaman Menu ... 50
Gambar 4.6 Tampilan Multimedia - Halaman Standar Komptensi dan Kompetensi Dasar (SK-KD) ... 51
Gambar 4.7 Tampilan Multimedia – Halaman Latihan Soal ... 52
Gambar 4.8 Tampilan Multimedia – Halaman Gagal Latihan Soal ... 53
Gambar 4.9 Tampilan Multimedia – Halaman Berhasil Latihan Soal ... 54
1 Ligar Putra Yuniar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah mengubah pola
masyarakat dari beragam sektor, diantaranya: ekonomi, pemerintahan dan sosial
politik. Seiring dengan adanya perubahan pola tersebut munculah berbagai
tantangan dan permasalahan baru dari dunia global yang semakin kompleks
terhadap masyarakat.
Menurut Munir dkk (2007) perkembangan ekonomi berbasis ilmu pengetahun
dan masyarakat informasi telah menjadi paradigma global yang dominan.
Globalisasi dan perdagangan bebas menjadikan dunia semakin penuh dengan
kompetisi. Penguasaan TIK menjadi sangat krusial untuk mampu bertahan dan
bersain. Namun menurut Munir dkk (2007) berbagai keadaan menunjukan bahwa
Indonesia belum mampu mendayagunakan Potensi TIK secara baik, oleh karena
itu Indonesia terancam kesenjangan digital yang semakin tertinggal terhadap
negara-negara maju.
Dalam menghadapi dan memecahkan berbagai tantangan dan permasalahan
dunia global yang relatif semakin kompleks seiring dengan perkembagan cepat
dan pesatnya TIK, diperlukan SDM (Sumber Daya Manusia) yang memiliki
kompetensi di bidang TIK untuk mengimbangi akselerasi tersebut. Salah satu
langkah untuk mempersiapkan SDM yang kompeten dalam bidang TIK dan
meminimalisir terjadinya kesenjangan TIK dengan negara-negara maju salah
satunya adalah dengan memberikan pendidikan TIK di sekolah. Oleh karena itu
sejak tahun 2004, pemerintah Indonesia memasukan mata pelajaran TIK ke dalam
kurikulum sekolah. Pada mata pelajaran TIK di sekolah, peserta didik mengenal,
mempraktikan dan menguasai komponen-komponen dan kegunaan dari
2 Ligar Putra Yuniar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Akademik Kajian Kurikulum Mata Pelajaran TIK (2007) visi mata pelajaran TIK
Ligar Putra Yuniar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
“Agar siswa dapat menggunakan perangkat Teknologi Informasi dan Komunikasi Secara Tepat dan optimal untuk mendapatkan dan memproses informasi dalam kegiatan belajar, bekerja dan aktifitas lainnya sehingga siswa mampu berkreasi, mengembangkan sikap inisiatif, pemecahan masalah, eksplorasi dan komunikasi. Konsep, pengetahuan, dan operasi dasar pengolahan informasi untuk produktivitas mengembangkan kemampuan eksplorasi mandiri, dan mudah beradaptasi dengan perkembangan yang
baru.”
Berdasarkan Naskah Akademik Kajian Kurikulum Mata Pelajaran TIK
(2007) yang telah dituliskan di atas maka pemahaman konsep merupakan salah
satu aspek yang harus diperhatikanuntuk produktivitas mengembangkan
kemampuan eksplorasi mandiri, dan mudah beradaptasi dengan perkembangan
yang baru. Namun pada kenyataannya di lapangan berdasarkan pengamatan yang
dilakukan pada saat penulis melakukan Program Pengalaman Lapangan (PPL),
pemahaman konsep siswa dalam mata pelajaran TIK terindikasi kurang baik. Hal
tersebut terlihat dari banyaknya siswa yang mampu menjawab dengan tepat
pertanyaan dengan bentuk soal yang sama dengan contoh dari suatu konsep yang
diberikan guru namun seringkali tidak dapat menjawab dengan benar pertanyaan
modifikasi (berbeda dengan contoh dari konsep). Padahal pemahaman konsep
begitu diperlukan dalam pengintegrasian teknologi di dalam kehidupan nyata
untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki siswa dalam
kehidupan sehari dalam kondisi dan situasi dunia nyata.
Menurut Uno (2004) kemampuan manusia dalam membedakan,
mengelompokan dan menanamkan sesuatu itulah menyebabkan munculnya suatu
konsep.Sebagai contoh, manusia mengenal bahwa yang dimaksud dengan konsep
kota adalah suatu tempat yang menjadi pusat pemerintahan, pusat perdagangan,
dan lain-lain. Begitu pula halnya dengan konsep kursi misalnya. Kursi adalah
suatu alat untuk menyandarkan tubuh, ada yang berkaki empat dan bahkan
berkaki satu. Jadi, manusia mengkategorikan suatu konsep berdasarkan ciri-ciri
(atribut) yang dimilikinya. Atas dasar pandangan tersebut, maka kemampuan
siswa dalam memahami suatu konsep menjadi bagian fundamental dari sistem
Ligar Putra Yuniar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Berdasarkan pendapat di atas maka penulis menyimpulkan bahwa
pemahaman konsep adalah aspek penting yang harus dimiliki oleh siswa dalam
pembelajaran di sekolah.
Model pembelajaran yang diharapkan dapat merangsang dan memberi
kesempatan siswa untuk dapat berpartisipasi secara aktif dalam sistem
pembelajaran di sekolah untuk meningkatkan pemahaman konsep siswa adalah
model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs).
Sebagaimana pandangan yang diungkapkan oleh McKittrick dan Mulhall (2002)
bahwa CUPs adalah sebuah prosedur terstruktur yang dapat menanamkan makna
pada diri siswa sehingga dapat membangun konsep-konsep yang dapat diterima
secara ilmiah. Prosedur tersebut membuat siswa berpikir tentang suatu konsep dan
meninggalkan pemikiran terhadap ide yang tidak tepat. Hal tersebut membantu
dan mendorong siswa untuk meningkatkan pemahamannya, sebagaimana
dikemukakannya bahwa:
“CUPs is a procedure which tackles the problem of students having constructed meanings for scientific concepts which differ from the scientifically accepted view. The procedure requires students to think about their existing views on a concept and have these challenged if necessary. It encourages students to abandon incorrect ideas, re-organise others, and incorporate new ones into their mental framework in ways that result in
better understanding”
Selain itu, berdasarkan studi pustaka yang dilakukan, penulis menemukan
beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penerapan model
pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) untuk meningkatkan
pemahaman konsep siswa, beberapa penelitian tersebut diantaranya:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Sitorus (2006) tentang penerapan model
pembelajaran CUPs untuk meningkatkan hasil belajar siswa
menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran CUPs dapat
meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar siswa meningkat.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Paoki (2010) tentang Implementasi model
pembelajaran CUPs untuk meningkatkan penguasaan konsep
Ligar Putra Yuniar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
melalui pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Conceptual Understanding Procedures (CUPs) yang lebih baik bila
dibandingkan dengan peningkatan penguasaan konsep siswa melalui
pembelajaran dengan model pembelajaran tradisional. Dalam penelitian
ini, terdapat beberapa perbedaan dengan penelitian sebelumnya yang
disebutkan di atas, diantaranya: perbedaan subjek penelitian serta adanya
penggunaan multimedia pembelajaran interaktif dalam penelitian ini.
Model pembelajaran CUPs telah dikembangkan di Fisika, tetapi dapat
dirancang untuk bidang studi lain seperti Kimia, Matematika dan Biologi,
sebagaimana yang dikemukakan bahwa:
“A Conceptual Understanding Procedure, or CUP, is a teaching procedure designed to aid development of understanding of concepts that students find difficult. They have been developed in physics but could be designed for other areas of study such as chemistry, mathematics and biology.
They are constructivist in approach, ie they are based on the belief that students construct their own understanding of concepts by expanding or modifying their existing views. The procedure also reinforces the value of cooperative learning and the individual studentís active role in learning.”(http://www.education.monash.edu.au/research/groups/smte/projec ts/cups/)
Mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) memiliki
karakteristik yang mirip dengan mata pelajaran yang disebutkan di atas, maka
CUPs dapat digunakan dalam mata pelajaran TIK.
Maka untuk meningkatkan pemahaman konsep dalam mata pelajaran TIK,
penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan menggunakan model
pembelajaran CUPs.
Selain model pembelajaran, peran media pembelajaran juga secara teori
berpengaruh terhadap pemahaman konsep siswa. Menurut Munir (2001) apabila
proses belajar dilaksanakan dengan hanya menggunakan satu media maka
rangsangan yang diperlukan untuk belajar sangat terbatas.Suatu proses belajar
seharusnya menggunakan multimedia agar rangsangan yang diperlukan untuk
Ligar Putra Yuniar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
audio dan visual. Munir (2001) menyatakan bahwa multimedia memiliki
keistimewaan yang tidak dimiliki oleh media lain, yaitu:
1. Multimedia menyediakan prroses interaktif dan memberikan kemudahan
umpan balik
2. Multimedia memberikan kebebasan kepada pelajar dalam menentukan
topik belajar
3. Multimedia memberikan kemudahan Kontrol yang sistematis dalam Proses
belaiar
Menurut Wahyono (2008), kelebihan aplikasi multimedia interaktif
pembelajaran dalam menjelaskan suatu konsep dapat menuntut siswa untuk
bereksplorasi dan menganalisis, mencoba dan menggali konsep dan prinsip yang
termuat dalam suatu materi yang dihadapinya, sehingga dapat relatif lebih cepat
membangun struktur pemahaman siswa, karena terintegrasinya
komponen-komponen seperti suara, teks, animasi, gambar, dan video berfungsi untuk
mengoptimalkan peran indera dalam menerima informasi kedalam sistem memori.
Berdasarkan pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa aplikasi
multimedia interaktif dapat membantu siswa mengkontruksi pemahaman
konsepnya.
Munir (2001) menyatakan bahwa para pakar pendidikan sering menganjurkan
bahwa dalam pelaksanaan proses proses belajar sebaiknya guru menggunakan
media yang lengkap, sesuai dengan keperluan dan yang menyentuh berbagai
panca indra. Bagi memenuhi keperluan itu, maka penggunaan multimedia adalah
salah satu altematif pilihan yang baik untuk pengajaran dan proses belajar yang
berkesan. Munir (2001) juga menyatakan bahwa multimedia memudahkan guru
menyampaikan bahan pengajaran dan pelajar merasa dilibatkan dalam proses
belajar karena teknologi multimedia memberi fasilitas berlakunya interaktivitas.
Oleh karena itu, multimedia interaktif juga dilibatkan dalam penelitian ini.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk mengangkat
sebuah formulasi judul “Penerapan Model Pembelajaran Conceptual
Ligar Putra Yuniar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Interaktif Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa pada Mata Pelajaran
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di SMP”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan
masalah dalam penelitian ini diantaranya:
1. Bagaimana pengembangan Multimedia Interaktif sebagai alat bantu model
pembelajaran CUPs?
2. Apakah peningkatan pemahaman konsep siswa yang dalam
pembelajarannnya menggunakan model pembelajaran CUPs lebih baik
dari pada yang menggunakan model pembelajaran konvensional?
C. Tujuan Penelitan
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sesuai dengan rumusan
masalah yang ada, yaitu:
1. Untuk mengetahui bagaimana pengembangan multimedia interaktif
sebagai alat bantu model pembelajaran CUPs.
2. Untuk mengetahui peningkatan kemampuan pemahaman konsep siswa
SMP melalui Model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures
(CUPs) berbantuan multimedia pembelajaran interaktif dibandingkan
dengan pembelajaran konvensional.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini diantaranya adalah sebagai
berikut:
1. Bagi Peneliti
Menambah wawasan mengenai cara untuk meningkatkan pemahaman
konsep siswa. Wawasan tersebut dianggap penting karena akan menunjang
kegiatan peneliti sebagai guru di masa mendatang.
2. Bagi Guru
Memberikan alternatif solusi dalam pembelajaran untuk meningkatkan
Ligar Putra Yuniar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Bagi Siswa
Memberikan solusi dan inovasi pembelajaran yang mampu membantu
siswa meningkatkan daya serap dalam pembelajaran sehingga
pemahamnnya konsepnnya meningkat.
E. Definisi Operasional
1. Model pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs)
Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif: penerapan
langkah-langkah pembelajaran CUPs dimana guru menggunakan multimedia
pembelajaran interaktif dalam menerangkan materinya. Langkah-langkah
pembelajaran yang meliputi 3 bagian, yaitu: individu, triplet dan kelas
dengan 5 langkah yaitu. Langkah-langkah tersebut diantaranya: persiapan,
perangkat keras, organisasi kelompok kecil (triplet) dan kebutuhan akan
percaya dan skema dasar, sedangkan multimedia interaktif yang dimaksud
dalam penelitian ini adalah media pembelajaran yang digunakan dalam
penelitian, dimana media tersebut merupakan perpaduan antara berbagai
media (format file) yang berupa teks, gambar (vektor atau bitmap),
grafik, sound, animasi, video, interaksi, dll. yang telah dikemas
menjadi file digital (komputerisasi).
2. Pemahaman Konsep : kemampuan seseorang untuk mengubah atau
menterjemahkan suatu komunikasi kedalam bentuk yang lebih dipahami
dengan menggunakan kata-kata sendiri (Translasi), mampu memberikan
atau menafsirkan suatu bentuk informasi atau data (Interprestasi) dan
mampu meramalkan dan mengaplikasikan informasi atau data yang
Ligar Putra Yuniar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
F. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah: “Peningkatan pemahaman konsep
siswa yang dalam pembelajarannnya menggunakan model pembelajaran
CUPs berbantuan multimedia pembelajaran interaktif lebih baik dari pada
23 Ligar Putra Yuniar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metodologi Pengembangan Multimedia
Menurut Munir dan Zaman (2002), terdapat berbagai metodologi yang
telah dikembangkan oleh para ahli dalam mengembangkan software untuk
kpeerluan pengajaran dan pembelajaran. Munir dan Zaman juga memaparkan 5
tahap pengembangan software multimedia dalam pendidikan yang meliputi 5 fase
yaitu: (1) analisis, (2) desain, (3) pengembangan, (4) implementasi dan (5)
penilain yang melibatkan aspek pengguna, lingkungan, pembelajaran, kurikulum,
prototaip, penggunaan dan penyempurnaan sistem.
Gambar 3.1 Model Siklus Hidup Menyeluruh (SHM): Pengembangan
Software Multimedia dalam Pendidikan
Tahap Pertama: Tahap Analisis
24 Ligar Putra Yuniar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tahap ini menetapkan keperluan pengembangan software, baik bagi
guru dengan pengembang software mengacu kepada kurikulum berasaskan tujuan
yang ingin dicapai.
Tahap Kedua: Tahap Desain
Tahap ini meliputi unsur-unsur yang perlu dimuatkan dalam software yang
akan dikembangkan berdasarkan suatu model pengajaran dan pembelajaran ID
(Instructional Design).
Tahap Ketiga: Tahap Pengembangan
Tahap pengembangan berasaskan model ID dan storyboard yang telah
disediakan sehingga menghasilkan sebuah prototaip software pembelajaran.
Tahap Keempat: Tahap implementasi
Tahap ini membuat pengujian unit-unit yang telah dikembangkan dalam
proses pengajaran dan pembelajaran dan juga prorotaip yang telah siap.
Tahap Kelima: Tahap Penilaian
Untuk mengetahui secara pasti kelebihan dan kelemahan software yang
dikembangkan sehingga dapat membuat pengubahsuaian (perbaikan) dan
penghalusans software yang dikembangkan untuk pengembangan software yang
lebih sempurna.
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuasi
eksperimen, sebab peneliti memberikan perlakuan pada subjek penelitian untuk
diketahui pengaruhnya. Menurut Panggabean (1996) penelitian kuasi eksperimen
bertujuan untuk memperoleh infoemasi yang merupakan perkiraan bagi informasi
yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang
tidak memungkinkan untuk mengontrol atau memanipulasi semua variabel yang
relevan. Karena penelitian yang dilakukan ini adalah penelitian sosial yang
bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa yang dalam
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran Conceptual Understanding
Procedures (CUPs), oleh karena itu metode kuasi eksperimen dianggap tepat
Metode penelitian kuasi eksperimen merupakan suatu bentuk eksperimen
dengan ciri utamanya tidak dilakukan penugasan dan pengambilan sampel secara
acak, melainkan dengan menggunakan kelompok yang sudah tersedia,
sebagaimana dikemukan oleh Ali (1993):
“Kuasi eksperimen hampir sama dengan eksperimen sebenarnya.
Perbedaannya terletak pada penggunaan subjek yaitu kuasi eksperimen tidak
dilakukan penugasan random, melainkan menggunakan kelompok yang sudah ada”.
C. Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan nonequivalent
control group design, dimana dalam desain ini terdapat dua kelompok yaitu
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang dipilih secara tidak acak dan
tanpa adanya penugasan secara acak. Kelompok eksperimen adalah kelompok
yang diberikan perlakuan berupa pembelajaran dengan model Conceptual
Understanding Procedures (CUPs) berbantuan multimedia pembelajaran
interaktif sedangkan kelompok kontrol adalah kelompok yang diberi perlakuan
berupa pembelajaran konvensional.
Kedua kelompok tersebut pertama-tama diberi pretest untuk mengetahui
keadaan awal adakah perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol. Menurut Sugiyono (2009) Hasil pre test yang baik bila nilai kelompok
eksperimen tidak berbeda secara signifikan. Selanjutnya diberi posttest kepada
masing-masing kelompok setelah diberikan treatment (perlakuan). Kemudian
hasil posttest tersebut digunakan untuk mengetahui keadaan akhir dari
masing-masing kelompok.
Gambar 3.2 Nonequivalent Control Group Design
Keterangan: O1 : Pre test O2 : Post test
X : Pembelajaran CUPs berbantuan multimedia interaktif
O1 X O2
D. Variabel Penelitian
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Penerapan model pembelajaran
CUPs berbantuan multimedia interaktif. Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah pemahaman konsep siswa.
E. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1
Cidahu yang bertempat di Kabupaten Sukabumi, sedangkan yang menjadi sampel
dalam penelitian ini adalah dua kelas dari keseluruhan populasi yang dipilih
dengan menggunakan metode nonprobability sampling dengan teknik purposive
sampling. Menurut Sugiyono (2009), purposive sampling adalah teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu. Dengan mempertimbangkan kebutuhan
penelitian yang memanfaatkan multimedia pembelajaran interaktif dalam
membantu pembelajaran maka dipilih populasi siswa yang berada di sekolah yang
memiliki sarana yang memadai.Dua kelas yang digunakan dalam penlitian adalah
kelas VIII-F sebagai kelas kontrol yang akan diberikan perlakuan yaitu
pembelajaran model pembelajaran CUPs berbantuan multimedia pembelajaran
interaktif dalam kelas dan kelas VIII-G sebagai kelas eksperimen yang akan
diberikan metode pembelajaran konvensional. Pemilihan kelas sampel tersebut
tidak lepas dari rekomendasi yang diberikan oleh guru TIK di sekolah
bersangkutan. Dalam pengambilan sampel penelitian ini disesuaikan dengan
keadaan kelas sebenarnya tanpa ada perubahan.
F. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Tahap persiapan:
Sebelum melaksanakan penelitian, terlebih dahulu dilakukan berbagai
persiapan sebagai berikut:
a. Penyusunan proposal penelitian
b. Menentukan sekolah yang akan dijadikan tempat penelitian.
d. Studi literatir dengan cara mengkaji sumber-sumber yang berkaitan dengan
penelitian serta mengkaji hasil penelitian yang relevan
e. Melakukan observasi ke sekolah dan berkonsultasi dengan guru bidang
studi TIK untuk mengetahui secara langsung kondisi siswa, proses
pembelajaran, sarana dan prasarana yang dimiliki sekolah tersebut.
Selanjutnya dilaksanakan pemilihan sampel penelitian.
f. Perancangan Multimedia Interaktif.
g. Judgement Multimedia Pembelajaran Interaktif kepada satu orang ahli
materi.
h. Judgement Multimedia Pembelajaran Interaktif kepada satu orang ahli
media.
i. Melakukan revisi atau perbaikan multimedia pembelajaran interaktif
berdasarkan validasi yang dilakukan.
j. Judgement instrumen penelitian kepada dua orang dosen.
k. Melakukan revisi/perbaikan instrumen.
l. Melakukan uji coba instrumen.
m. Menganalisis hasil uji coba instrumen yang meliputi tingkat kesukaran,
dayaa pembeda, validitas dan reliabilitas.
n. Memperbaiki instrumen penelitian
2. Tahap Pelaksanaan :
a. Menentukan kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, kelompok
eksperimen menggunakan pembelajaran model CUPs berbantuan
multimediapembelajran interaktif sebanyak satu kelas dari kelas VIII-F,
sedangkan kelompok kontrol menggunakan pembelajaran konvensional
sebanyak satu kelas dari kelas VIII-G.
b. Melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan jadwal yang
diberikanoleh pihak kurikulum sekolah sebanyak 5 kali tatap muka yang
terdiri sari pretest pada pertemua pertama dan posttest pada pertemuan
terakhir dan pelaksanaan RPP selama 3 pertemuan pada kelas kontrol dan
kelas eksperimen dengan alokasi waktu yaitu: 2x (2x40 Menit) pada hari
c. Melaksanakan pretestpada hari yang sama kepada kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Soal pretestyang digunakan dalam penelitian ini berbentuk tes
pilihan ganda yang telah diuji dan dianalisis validitas, reliabilitas, daya
pembeda dan tingkat kesukarannya. Tahapan ini dilakukan untuk
mengetahui keadaan awal antara kelas eksperimen dan kelas kontrol.
d. Memberi perlakuan kepada kelas kesperimen yaitu pembelajaran dengan
model pembelajaran CUPs berbatuan multimedia pembelajaran interaktif
dan kepada kelas kontrol yaitu pembelajaran dengan model konvensional.
e. Melaksakan posttestpada hari yang sama kepada kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Soal pretestyang digunakan dalam penelitian ini berbentuk tes
pilihan ganda yang telah diuji dan dianalisis validitas, reliabilitas, daya
pembeda dan tingkat kesukarannya. Tahap ini dilakukan untuk melihat
keadaan akhir kedua kelas.
f. Memberikan angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran model CUPs
berbantuan multimedia pembelajaran interaktif.
3. Tahap Akhir :
a. Mengumpulkan hasil data kuantitatif dan kualitatif dari kelas eksperimen
dan kelas kontrol.
b. Mengolah data hasil tes awal, tes akhir, angket, dan hasil observasi.
c. Menganalisis dan membahas temuan penelitian
d. Menarik kesimpulan.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini
terdiri atas instrumen tes berbentuk pilihan ganda, lembar observasi dan angket.
Instrumen tes berupa tes pemahaman konsep siswa. Berikut penjelasan mengenai
instrumen pengumpulan data yang akan digunakan:
1. Tes Pilihan Ganda
Tes digunakan untuk mengukur sejauh mana pemahaman siswa terhadap
materi ajar yang telah disampaikan, terutama meliputi aspek translasi,
formatif yang diwujudkan dalam bentuk soal pilihan gandayang relevan dengan
indikator pencapaian kompetensi dasar yang terdiri dari 20 butir soal pretes dan
20 butir soal post test yang berbeda tetapi memiliki tingkat kesukaran yang sama
sehingga dapat diketahui pemahaman siswa setelah pembelajaran.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penyusunan tes adalah sebagai
berikut:
a. Menentukan indikator soal agar sesuai dengan indikator materi
pembelajaran yang berdasarkan SK-KD pada kurikulum KTSP SMP mata
pelajaran TIK kelas VIII
b. Membuat kisi-kisi soal dan membuat kunci jawabannya. Kisi-kisi soal
yang dibuat berdasarkan kurikulum KTSP mata pelajaran TIK SMP kelas
VIII semester 2, dengan materi pokok berdasarkar Standar Kompetensi: 2.
Menggunakanperangkatlunakpengolahangkauntukmenyajikaninformasi
dan Kompetensi Dasar: 2.4 Membuat dokumen pengolah angka sederhana.
c. Instrumen yang dibuat kemudian dikunsultasikan dengan dosen
pembimbing, kemudian meminta pertimbangan (judgement)kepada dua
orang dosen.
d. Melakukan uji coba instrumen penelitian terhadap siswa kelas IX-C SMP
Negeri 1 Cidahu yang telah mempelajari materi pembelajaran Excel
e. Melakukan analisis instrumen. Analisis yang dilakukan diantaranya
analisis uji validitas, daya pembeda, tingkat kesukaran dan uji realibilitas
soal.
2. Kuesioner/angket
Angket diberikan kepada kelas eksperimen untuk mengetahui tanggapan
siswa terhadap pembelajaran dengan menggunakan moel CUPs berbantuan
multimedia pembelajaran interaktif.
3. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengukur aktivitas yang berlangsung
dalam proses pembelajaran, dalam hal ini aktivitas yang diukur adalah
aktivitas keterlaksanaan pembelajaran dengan model CUPs berbantu
H. Teknik Analisis Instrumen Penelitian
Setelah dibuat instrumen berupa tes formatif pilihan ganda, maka diadakan uji
coba instrumen, sehingga ketika instrumen diberikan kepada sampel pada
penelitian, instrumen tersebut telah valid, reliabel dan layak untuk digunakan.
1. Analisis Validitas Instrumen
Uji validitas tes yang digunakan adalah uji validitas isi (content
validity) dan uji validitas yang dihubungkan dengan kriteria (criteria
related validity). Untuk mengetahui validitas isi tes, dilakukan
judgementterhadap butir-butir soal yang dilakukan oleh dua orang dosen,
sedangkan untuk mengetahui validitas yang dihubungkan dengan kriteria
(criteria related validity) digunakan uji statistik. Pertama uji statsitik
digunakan untuk mencari koefisien validitas dengan menggunakan rumus
korelasi produk-moment memakai angka kasar (Arikunto, 2008) sebagai
berikut:
: koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
N : banyak subyek (testi) X : nilai yang diperoleh dari tes Y : rata-rata nilai harian
Selanjutnya koefisien korelasi yang diperoleh diinterpretasikan
kedalam klasifikasi koefisien korelasi menurut Guilford(Arikunto, 2008).
Dalam hal ini nilai diartikan sebagai koefisien validitas. Interpretasi
Tabel 3.1 Klasifikasi Interpretasi Validitas
Koefisien Korelasi Interpretasi
0,80 < rxy 1,00 Sangat Tinggi
0,60 < rxy 0,80 Tinggi
0,40 < rxy 0,60 Cukup
0,20 < rxy 0,40 Rendah
0,00 < rxy 0,20 Sangat Rendah
2. Analisis Reliabilitas Instrumen
Dalam penelitian ini digunakan reliabilitas internal yang dapat
diperoleh dengan menggunakan rumus K-R 20 (Arikunto, 2008), yaitu:
... (3.2)
Keterangan:
: reliabilitas instrumen tes secara keseluruhan
: proporsi subjek yang menjawab item soal dengan benar
: proporsi subjek yang menjawab item soal dengan salah
: banyak butir soal (item)
: jumlah hasil perkalian antara p dan q
s2 : varians skor total
Untuk menginterpretasikan reliabilitas dari instrumen yang diperoleh
adalah dengan cara melihat tabel interpretasi reliabilitas tabel 3.2
Tabel 3.2 Klasifikasi Interpretasi Realibilitas
3. Analisis Tingkat Kesukaran Butir Soal
Tingkat kesukaran butir soal dihitung dengan menggunakan rumus:
P= ... (3.3)
(Arikunto, 2008)
Keterangan :
P: TingkatKesukaran atau Taraf Kemudahan
B : Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar
: Jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok tinggi
Kriteria tolak ukur indeks kesukaran butir soal yang digunakan
berdasarkan Arikunto (2005) yang selengkapnya ditunjukkan pada tabel
3.3
Koefisien Reliabilitas Kriteria Reliabilitas
0,80 < r11 1,00 Sangat Tinggi
0,60 < r11 0,80 Tinggi
0,40 < r11 0,60 Sedang
0,20 < r11 0,40 Rendah
Tabel 3.3 Klasifikasi Interpretasi Tingkat Kesukaran Butir Soal
Indeks Tingkat Kesukaran Kriteria Tingkat Kesukaran
0,00 Terlalu Sukar
0,00 < P 0,30 Sukar
0,31 P 0,70 Sedang
0,71 P < 1,00 Mudah
1,00 Sangat mudah
4. Daya Pembeda
Untuk mengetahui daya pembeda tiap butir soal, digunakan rumus
sebagai berikut(Arikunto, 2008):
DP = ... (3.4)
Keterangan:
DP: Indeks daya Pembeda satu butir soal tertentu
: rata-rata skor siswa kelompok atas
: rata-rata skor siswa kelompok bawah
: Banyaknya peserta kelompok atas
: Banyaknya pesert akelompok bawah
Kriteria tolak ukur daya pembeda butir soal yang digunakan berdasarkan
Tabel 3.4 Klasifikasi Interpretasi Daya Pembeda
Indeks DP Kriteria Daya Pembeda
Negatif Sangat buruk, harus dibuang
0,00 – 0,20 Buruk, sebaiknya dibuang
0,20 – 0,40 Sedang
0,40 – 0,70 Baik
0,70 – 1,00 Baik sekali
B. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan digolongkan kedalam dua jenis,
yaitu data kuantitatif dan kualitatif.
1. Data Kuantitatif
Data kuantitatif yang diperoleh dari penelitian ini adalah skor tes siswa
dengan soal pilihan ganda. Skor tes terdiri dari skor tes awal (pretest) dan
skor tes akhir (posttest)
2. Data Kualitatif
Data kualitatif yang diperoleh dalam penelitian ini, meliputi:
a. Aktivitas guru selama proses pembelajaran dengan model CUPs
berbantuan multimedia pembelajaran interaktif. Data ini diperoleh melalui
observasi dengan alat pengumpul data berupa lembar observasi
keterlaksanaan yang diisi oleh dua orang observer.
b. Tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran dengan model CUPs
berbantuan multimedia pembelajaran interaktif. Data ini diperoleh melalui
angket tanggapan siswa yang diisi oleh siswa dari kelompok eksperimen.
C. Teknik Pengolahan Data
1. Data Skor Tes
Data skor tes yang diperolah digunakan untuk mengukur pemahaman
a. Pedoman Penskoran
Pemberian skor untuk soal pilihan ganda dihitung dengan menggunakan
metode right only. Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Keterangan:
S = Skor siswa
R = Jawaban siswa yang benar
Selanjutnya dari skor tersebut didapatlah nilai dengan menggunakan
rumus:
Nilai yang telah didapat kemudian diolah sebagai langkah dalam pengujian
hipotesis.
b. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Adapun hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah:
Langkah pengujian hipotesis tersebut adalah sebagai berikut:
1) Uji perbandingan kemampuan awal siswa dan kemampuan akhir siswa
Uji untuk pengujian H1 akan dilakukan dengan menggunakan teknik
uji statistik yang cocok dengan distribusi data yang diperoleh. Proses
pengujian hipotesis akan meliputi uji normalitas distribusi data dan uji
homogenitas sebagai syarat untuk menggunakan statistik parametrik,
yakni dengan menggunakan uji-t
a) Uji Normalitas data pretest dan posttest
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal
siswa yang dinilai dengan menggunakan pretes dan hasil belajar siswa
yang dinilai dengan menggunakan postes pada kelas eksperimen
berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan untuk
normalitas ini diperlukan untuk menentukan langkah statistik
selanjutnya. Pada penelitian ini, pengujian normalitas data dilakukan
dengan bantuan software Microsoft© Excel©. Pada software
Microsoft© Excel© menggunakan kecocokan chi kuadrat (x2).
Langkah-langkah dalam uji normalitas sebagai berikut:
(1) Membuat tabel distribusi skor.
(2) Uji Normalitas distribusi skor.
Untuk melakukan Uji Normalitas distribusi skor, maka
digunakan uji Chi Kuadtrat (Sugiyono, 2013) dengan rumus
f0 = Frekuensi nyata atau hasil pengamatan
fh = Frekuensi yang diharapkan
Adapun langkah langkah yang diperlukan dalam
pengujian normalitas data menurut Sugiyono (2013) adalah
sebagi berikut :
(1) Merangkum data seluruh variabel yang akan diuji normalitasnya.
Dalam hal data hasil pretes dan postes.
(2) Menentukan jumlah kelas interval :
Jumlah Kelas Interval (K) = 1 + 3,3 Log n.
(3) Menentukan panjang kelas interval yaitu :
(data terbesar – data terkecil) dibagi dengan jumlah kelas kelas
interval.
(4) Menyusun ke dalam tabel distribusi frekuensi.
(5) Menghitung fh (frekuensi yang diharapkan).
(6) Memasukan harga-harga fh ke dalam tabel kolom fh, sekaligus
(8) Membandingkan harga Chi Kuadrat hitung dengan Chi Kuadrat
Tabel.
b) Uji homogenitas
Untuk menentukan rumus t-test mana yang akan dipilih untuk
pengujian hipotesis, maka perlu diuji dulu varians kedua sampel
homogen atau tidak.
Ftabel maka variansi tersebut tidak homogen.
c) Uji-t
T-test dilakukan untuk dapat mengambil kesimpulan dalam
penerimaan hipotesis penelitian, untuk pengujian tersebut
dipergunakan rumus test. Adapun petunjuk untuk memilih rumus
(1)Bila jumlah anggota sampel n1 = n2 dan varians homogens (σ12 =
Separated Varians maupun Polled Varians.
(4) Bila n1 ≠ n2, dan varias tidak homogens (σ12 ≠ σ22). Untuk ini
digunakan rumus Separated Varians.
Rumus t-test untuk sampel independen (Polled Varians)
... (3.9)
(Sugiyono, 2013)
Rumus T-test Separated Varians:
Kriteria uji-t untuk membandingkan data kemampuan awal siswa
- H0:
- H1:
Keterangan: H0 = Hipotesis nol H1 = Hipotesis alternatif
= Varians data pretes kelas eksperimen = Varians data pretes kelas kontrol
Dari data pretest didapatkan hasil uji perbandingan kemampuan awal
siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol, dari hasil uji tersebut maka
H0 diterima dengan daerah penerimaan H0 adalah
Kriteria uji-t untuk membandingkan data kemampuan akhir siswa
- H0:
- H1:
Keterangan: H0 = Hipotesis nol H1 = Hipotesis alternatif
= Varians data pretes kelas eksperimen = Varians data pretes kelas kontrol
Dari data pretest didapatkan hasil uji perbandingan kemampuan akhir
siswa kelas eksperimen lebih baik daripada kemampuan akhir siswa di
kelas kontrol, dari hasil uji –t pada data postes maka H0 ditolak,
karena
2) Perhitungan skor gain dan gain yang ternormalisasi
Skor Gain diperoleh dari selisih skor tes awal dan tes akhir.
Perbedaan skor awal dan skor akhir ini diasumsikan sebagai efek dari
perlakukan (treatment) (Panggabean, 1996). Adapun rumus yang
digunakan untuk menghitung gain adalah:
... (3.11)
Keterangan:
G = gain
= skor tes akhir(posttest)
= skor tes awal (pretest)
Untuk menguji keunggulan pembelajaran CUPs berbantuan
multimedia pembelajaran interkatif untuk menginkatkan pemahaman
konsep siswa, akan ditinjau dari perbandingan gain yang
adalah persamaan yang dirumuskan oleh Hake (1999), yaitu sebagai
berikut:
... (3.12)
Keterangan: adalah rata-rata gain yang dinormalisasi dari kedua
pembelajaran yang merupakan rasio dari gain aktual terhadap gain
maksimum yang mungkin terjadi, sednagkan dan
merupakan rata-rata kelas dari tes akhir dan tes awal. Tinggi
rendahnya gain ternomalisasi dinyatakan oleh Hake (1999) pada tabel
3.5.
Tabel 3.5 Nilai Gain Ternomalisasi dan Klasifikasinya
Gain Ternormalisasi Klasifikasi
Tinggi
0,3 Sedang
Rendah
2. Angket
Data dari hasil angket yang telah disebar kepada responden dihitung dan
ditabulasikan kemudian dipresentasikan dari seluruh jawaban siswa yang
telah memilih jawaban kuantitatif yang telah disediakan. Untuk mengolah
data hasil angket, digunakan skala Likert. Skala Likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial. Skala likert disusun dalam bentuk pernyataan dan
diikuti oleh beberapa responden yang menununjukan tingkatan seperti :
SS = Sangat Setuju
S = Setuju
TS = Tidak Setuju
STS = Sangat Tidak Setuju
Menurut Sugiyono (2010) angket diinterpretasikan dengan cara sebagai
a. Menghitung jumlah skor kriterium
Skor kriterium merupakan skor jika setiap butir mendapatkan skor
tertinggi
b. Menghitung jumlah skor hasil panegumpulan data
Skor-skor yang diperolah dari responden ditabulasikan ke dalam
tabel kemudian dihitung jumlah keseluruhan skor data kualitatif
yang dipilih seluruh responden
c. Menentukan kategori/interpretasi data
Setelah diketahui jumlah skor kriterium dan jumlah skor hasil
pengumpulan data, dihitung skor kualitas dengan cara:
Sehingga diketahui resentasi dari kriteria yang ditetapkan secara
kontinu dapat dibuat kategori dengan interval sebagai berikut:
Bagan 3.1
Interval Interpretasi Kategori Perolehan Angket
Keterangan:
JR : Jumlah Responden
1-4 pada interval merupakan nilai jawaban kuantitatif yang dsediakan
untuk setiap butir soal pada angket
3. Observasi
Sangat Tidak Setuju
Tidak Setuju Setuju Sangat
Tidak setuju
Observasi guru dilakukan untuk mengetahui keterlaksanaan model
pembelajaran CUPs berbantuan multimedia pembelajaran interaktif. Pada
penelitian ini, observer yang melakukan observasi adalah sebanyak dua orang.
Tahapan analisis data observasi yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Menjumlahkan keterlaksanaan indikator strategi pembelajaran problem
solving yang terdapat pada lembar observasi yang telah diamati oleh
observer.
b. Menghitung presentasi keterlaksaannya dengan menggunakan rumus :
75 Ligar Putra Yuniar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah:
1. Pengembangan multimedia interaktif sebagai alat bantu model
pembelajaran CUPs dikembangkan dalam lima tahap yaitu tahap analisis,
tahap desain, tahap pengembangan, tahap judgement, dan tahap
implementasi.
2. Peningkatan pemahaman konsep TIK siswa pada kelas yang dalam
pembelajarnnya menggunakan model pembelajaran CUPs berbantuan
mutimedia pembelajaran interaktif lebih baik daripada kelas yang dalam
pembelajarannya menggunakan model pembelajaran konvensional dengan
nilai gain ternormalisasi untuk kelas eksperimen sebesau 0,69 (“tinggi”) dan kelas kontrol sebesar 0,55 (“sedang”)
B. Rekomendasi
Berdasarkan penlitian yang telah dilakukan maka saran-saran yang dapat
diberikan yaitu:
1. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa model pembelajaran CUPs
berbantuan multimedia pembelajaran interaktif dapat meningkatkan
pemahaman siswa, sehingga model CUPs dapat dijadikan sebagai salah
satu alternatif oleh guru dalam pembelajaran TIK.
2. Salah satu kelemahan pembelajaran CUPs adalah cara mengefektifkan
waktu yang tersedia demi terlaksananya tiap sesi pembelajaran dengan
baik dan dapat menampung ide-ide dari semua siswa yang keluar,
sehingga bagi peneliti yang hendak melakukan penelitian dnegan model
pembelajaran CUPs harus memikirkan dan merancang pembelajaran
Ligar Putra Yuniar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
3. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk meneliti lebih lanjut mengenai
penerapan model CUPs untuk meningkatkan pemahaman konsep pada
77 Ligar Putra Yuniar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Ali, M. (1993). Strategi Penelitian Pendidikan. Bandung: Angkasa.
Arikunto, Suharsimi. (2006). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT
Rineka Cipta
Arsyad, Azhar. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Bloom, Benjamin S. Et al. (1979). Taxonomy of Educational Objectives Book I
Cognitive Domain. London: Longman Group LTD
Depdiknas. (2007). Naskah Akademik Kajian Kurikulum Mata Pelajaran TIK.
Departemen Pendidikan Nasional Badan Penelitian dan Pengembangan
Pusat Kurikulum.
Depdiknas. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Djamarah dan Zain. (1996). Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Gunstone, Dick. (1998). CUP - A Procedure for Developing Conceptual Understanding. disampaikan pada PEEL Conference.
Hake, Richard R. (1999). Analyzing Change/Gain Scores. [Online]. Tersedia:
http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf [4 Juni
2013]
Hartono, dkk. (2008). PAIKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif dan
Menyenangkan). Pekanbaru Riau: Zanafa Publising
Kloot, D. (2003) CUPs Guide [Online]. Tersedia:
http://www.education.monash.edu.au/research/groups/smte/projects/cups/cu
ps-guide.pdf [1 Juli 2013]
Mardika, I Nyoman. (2008). Pengembangan Multimedia dalam Pembelajaran
78 Ligar Putra Yuniar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
McKittrick, Brian dan Paul Mulhall. (2002). Conceptual Understanding
Ligar Putra Yuniar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Tersedia: http://www.peelweb.org/index.cfm?resource=article&filename=i10p0
54a2.htm[1 Juli 2013]
Munir. (2012). Multimedia Konsep & Aplikasi dalam Pendidikan. Bandung:
Alfabeta
_. (2001). Aplikasi Multimedia dalam Proses Belajar Mengajar. Mimbar
Pendidikan XX(3). Bandung : UPI Press.
Munir, dkk. (2007). Naskah Akademik Kurikulum Masa Depan Teknologi
Informasi dan Komunikasi.Tidak diterbitkan.
Munir dan Halimah Badioze Zaman. (2002). Metodologi Pengembangan
Multimedia dalam Pendidikan (Studi Kasus Terhadap Projek: Multimedia
in Education for Literacy (MEL) University Kebangsaan Malaysia).
Dalam Jurnal Mimbar Pendidikan XX1(2)
Nandi. (2006). “Penggunaan Multimedia Interaktif dalam Pembelajaran Geografi
di Persekolahan”. Jurnal “GEA” Jurusan Pendidikan Geografi,6, (1)
Panggabean, L. P. (1996). Penelitian Pendidikan. Bandung: Jurusan Pendidikan
Fisika FPMIPA UPI Bandung.
Paoki, Rhandiga Gideon Toar. (2011). Implementasi Model Conceptual
Understanding Procedures (CUPs) dalam Pembelajaran Fisika untuk
Meningkatkan Penguasaan Konsep Fisika Siswa. Bandung: Skripsi pada
Jurusan Pendidikan Fisika, FPMIPA UPI: Tidak diterbitkan.
Philips, R. (1997). A practical guide for educational applications. London: Kogan
Page limited.
Purwanto, M.N. 1994. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran
Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sanjaya, Wina. 2009. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Sitorus, N. (2006). Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding
Ligar Putra Yuniar, 2013
Penerapan Model Pembelajaran Conceptual Understanding Procedures (CUPs) Berbantuan Multimedia Pembelajaran Interaktif Untuk Meninkatkan Pemahaman Konsep Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Di SMP
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu
Negeri 12 Bandung. Bandung: Skripsi pada Jurusan Pendidikan
Matematika, FPMIPA UPI: Tidak Diterbitkan.
Subiyanto. (1988). Evaluasi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Proyek
Pengembangan Lembaga Pendidikan dan Kependidikan.
Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. (2009). Media Pengajaran. Bandung: Sinar
Baru Algensindo.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
CV. Alfa Beta.
Suherman, Yuyus. (2009). Pengembangan Media Pembelajaran Bagi ABK. Makalah:
disampaikan pada Diklat Profesi Guru PLB Wilayah X Jawa Barat Bumi
Makmur
Uno, Hamzah B. (2004). Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar
Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Gorontalo: Nurul Jannah
Wahyono, Unggul. (2008). Makalah Seminar Nasional Pendidikan:
Pengembangan Model Pembelajaran TIK untuk Meningkatkan Pengaturan
Diri Dalam Belajar Siswa. Tidak Diterbitkan
Widayati, Ani. (2004). Metode Mengajar Sebagai Strategi dalam Mencapai
Tujuan Belajar Mengajar. Jurnal Pendidikan Akutansi Indonesia.3, (1),