• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Kasus terhadap Putusan Pengadilan Negeri Bandung No.286/PDT./G/2007/PN.BDG Jo. Putusan Pengadilan Tinggi Jawa Barat No.206/PDT/2008/PT.BDG Terkait Sengketa Perjanjian Leasing dengan Jaminan Fidusia antara Tn. Gan Gan Jaya Wibawa (Penggugat) dan PT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Kasus terhadap Putusan Pengadilan Negeri Bandung No.286/PDT./G/2007/PN.BDG Jo. Putusan Pengadilan Tinggi Jawa Barat No.206/PDT/2008/PT.BDG Terkait Sengketa Perjanjian Leasing dengan Jaminan Fidusia antara Tn. Gan Gan Jaya Wibawa (Penggugat) dan PT. "

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

vii

ABSTRAK

STUDI KASUS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI BANDUNG NO. 286/PDT./G/2007/PN.BDG JO. PUTUSAN PENGADILAN TINGGI JAWA BARAT NO.

206/PDT/2008/PT.BDG TERKAIT SENGKETA PERJANJIAN LEASING DENGAN JAMINAN FIDUSIA ANTARA TN. GAN GAN JAYA WIBAWA (PENGGUGAT) DAN

PT.TOYOTA ASTRA FINANCE SERVICE (TERGUGAT)”.

CristinYuliani 1087011

Perkembangan suatu negaradapat dilihat dari pesatnya pembangunan yang mencakup berbagai macam sektor seperti bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya maupun pertahanan dan keamanan Salah satu sektor perekonomian yang tumbuh dan berkembang dengan pesat adalah di bidang sector jasa pembiayaan. Akibat perkembangan pembiayaan maka munculah berbagai lembaga pembiayaan alternatif lainnya diluar sistem perbankan dan lembaga keuangan non-bank, salah satunya adalah usaha leasing.Leasing merupakan suatu lembaga pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal dengan pembayaran secara berkala oleh perseorangan maupun perusahaan yang menggunakan barang-barang modal tersebut.

Dalam perkembangannya, perusahan leasing lebih berkonsentrasi pada pembiayaan kendaraan-kendaraan bermotor seperti mobil dan sepeda motor. Dalam kegiatan leasing di masyarakat tidak sedikit terjadi permasalahan- permasalahan yang pada akhirnya membuat pihak–pihak yang terkait dalam leasing tersebut harus lebih berhati hati dan waspada karena permasalahan tersebut bisa saja berdampak negatif bagi pihak pihak yang terkait dalam perjanjian leasing tersebut. Salah satu permasalahan hukum terkait leasing adalah kasus perjanjian leasing antara PT Toyota Astra Financial Service sebagai lessor dengan tuan Gan Gan Jaya Wibawa sebagai lessee terkait hilangnya objek leasing berupa satu unit Toyota Avansa keluaran tahun 2006 sebelum perjanjian

leasing itu berakhir. Permasalahan ini sudah sampai ke ranah hukum dan sudah diputus oleh

Pengadilan Tinggi Bandung.

Berdasarkan analisis Putusan Pengadilan Tinggi Bandung nomor 206/Pdt/2008/PT.Bdg tentang perjanjian leasing dengan jaminan fidusia antara Tn. Gan Gan Jaya Wibawa dan PT. Toyota Astra Finance Service yang telah diuraikan, penulis menyimpulkan Dalam hal ini pertimbangan Hakim Tingkat Pertama diambil alih dan dijadikan sebagai alasan pertimbangan hukum sendiri oleh Pengadilan Tinggi dalam memeriksa dan mengadili perkara ini berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang telah diuraikan, maka putusan pengadilan tinggi menguatkan atau membenarkan putusan Pengadilan Negeri Bandung tertanggal 01 April 2008 No.286/Pdt.G/2007/PN.Bdg. Akibat hukum bagi lessor dalam hal barang modal leasing hilang oleh pihak ketiga ditinjau dari ketentuan KUHPerdata bahwa perjanjian yang disepakati oleh Tn. Gan Gan Jaya Wibawa dan PT. Toyota Astra Finance tetap berlaku tanpa menghapus kewajiban para pihak. Dalam hal ini Tn. Gan Gan Jaya Wibawa harus tetap membayar pelunasan sisa hutangnya dan dikarenakan Tn. Gan Gan Jaya Wibawa telah melakukan wanprestasi yaitu melanggar kesepakatan yang tertuang dalam perjanjian pembiayaan dengan jaminan fidusia no. 003945-06, tertanggal 27 November 2006 maka karena kelalaiannya (1238 KUHPerdata) harus mengganti biaya rugi dan bunga sesuai pasal 1236 KUHPerdata

(2)

viii ABSTRACT

CASE STUDY ON COURT DECISION NO. 286 / PDT. / G / 2007 / PN.BDG JO. WEST JAVA HIGH COURT RULING NO. 206 / PDT / 2008 / PT.BDG LEASING AGREEMENT WITH RELATED DISPUTES BETWEEN TN GAN GAN JAYA WIBAWA (plaintiff) AND

PT.TOYOTA ASTRA FINANCE SERVICE (Defendant) ". CristinYuliani

1087011

The development of a country can be seen from the rapid development that includes a wide range of sectors such as political, economic, social and cultural as well as defense and security One of the sectors of the economy that is growing and thriving is in the field of financial services sector. As a result of financing the development of the munculah various other alternative financial institutions outside the banking system and non-bank financial institutions, one of which is the leasing business. Leasing is a financial institution providing the company in the form of capital goods with periodic payments by individuals and companies that use these capital goods. During as development, the leasing company concentrated more on the financing of motor vehicles such as cars and motorcycles. In the leasing activity in the community did little happened issues that in turn makes the parties involved in the leasing should be more cautious and vigilant because these problems could have a negative impact on the parties involved in the leasing agreement. One of the legal issues related to leasing is the case of the leasing agreement between PT Toyota Astra Financial Services as a lessor with a Mr. Gan Gan Jaya Wibawa as lessee leasing related objects such as the loss of one unit of Toyota Avansa output in 2006 before the lease agreement ends. This problem has come to the realm of law and it has been decided by the High Court of Bandung.

Based on the analysis of the Bandung High Court Decision number 206 / Pdt / 2008 / PT.Bdg about leasing agreement with fiduciary between Mr. Gan Gan Jaya Wibawa and PT. Toyota Astra Finance Service that has been described, the authors conclude in this case the Judge of First Instance judgment taken over and used as a reason for their own legal judgment by the High Court to examine and adjudicate these cases based on considerations that have been described, the high court decision reinforce or justify Bandung District Court decision dated April 1, 2008 286 / Pdt.G / 2007 / PN.Bdg. Legal consequences for the lessor in respect of capital goods leasing lost by a third party in terms of the provisions of the Civil Code that the treaty agreed by Mr. Gan Gan Jaya Wibawa and PT. Toyota Astra Finance remain in force without removing the obligation of the parties. In this case Mr. Gan Gan Jaya Wibawa must continue to pay its debts and due to the repayment of the remainder of Mr. Gan Gan Jaya Wibawa has violated an agreement that is in default contained in the financing agreement with fiduciary guarantee no. 003945-06, dated 27 November 2006 it is due to negligence (1238 Civil Code) must reimburse the costs of damages and interest in accordance with Article 1236 of the Civil Code

(3)

ix

DAFTAR ISI

Pengesahan Pembimbing ………...………..i

PersetujuanRevisi ………...……ii

Persetujuan Panitia Sidang Ujian ………...iii

PernyataanKeaslian ………...………iv

PernyataanPublikasiLaporanPenelitian………..………..v

Kata Pengantar ………...vi

Abstrak………..vii

Daftar isi...viii

DaftarPustaka ………ix

BAB I : LATAR BELAKANG PEMILIHAN KASUS A. LATAR BELAKANG ...1

B. KASUS POSISI ...5

BAB II : MASALAH HUKUM DAN TINJAUAN TEORITIK A. MASALAH HUKUM ...9

B. TINJAUAN TEORITIK ...9

1. PERJANJIAN PADA UMUMNYA ...9

2. LEASING PADA UMUMNYA ...19

a. Perkembangan Leasing di Indonesia ...19

b. Perjanjian Leasing ...24

c. Jenis jenis kegiatan leasing ...27

3. WANPRESTASI ...31

4. JAMINAN FIDUSIA ...37

(4)

x

A. Putusan Pengadilan Negeri Kelas 1A Bandung Nomor

286/Pdt.G/PN.Bdg...39

1. Nomor Putusan...39

2. Kepala Putusan...39

3. Identitas Para Pihak...39

4. Ringkasan Pertimbangan Hakim...40

5. Amar Putusan...47

B. Putusan Pengadilan Tinggi Bandung Nomor 620/Pdt./2008/PT.Bdg ...48

1. Nomor Putusan...48

2. Kepala Putusan...48

3. Identitas Para Pihak...48

4. Ringkasan Pertimbangan Hakim...49

5. Amar Putusan...50

BAB IV : ANALISIS KASUS A. Analisis Pertimbangan Hukum Yang Di Putus Oleh Hakim Telah Tepat Dalam Perkara Antara Tn. Gan Gan Jaya Wibawa Melawan PT. Toyota Astra Finance Services ...52

B. Akibat Hukum Bagi PihakLessor Dan Lessee Dalam Hal Barang Modal Leasing Hilang Oleh Pihak Ketiga Di Tinjau Dari Perjanjian Yang Dilakukan Para Pihak ...57

BAB V : KESIMPULAN ...63

DAFTAR PUSTAKA ...xiii

(5)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perkembangan suatu negara dapat dilihat dari pesatnya pembangunan

yang mencakup berbagai macam sektor seperti bidang politik, ekonomi,

sosial dan budaya maupun pertahanan dan keamanan. Salah satu indikasi

adanya kemajuan dalam negara berkembang tersebut dapat dilihat dari

penyelenggaraan perekonomian nasional yang berdasarkan program

Pembangunan Nasional dibidang perekonomian yang bertujuan untuk

tercapainya taraf hidup masyarakat dan kesejahteraan yang berkeadilan serta

berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan merupakan kebijakan yang

tepat untuk mencapai dan menjaga kesejahteraan rakyat, Hal ini merupakan

implementasi dari tujuan negara yang ditegaskan dalam Pembukaan

Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke empat.

Seiring dengan meningkatnya kegiatan pembangunan nasional, peran

serta pihak swasta semakin penting keberadaannya dalam menunjang

pelaksanaan pembangunan di negara Indonesia pada saat ini. Hal ini dapat

dilihat dari berkembangnya berbagai sektor perekonomian yang semakin

memperlihatkan eksistensinya bagi perekonomian pada umumnya. Salah

satu sektor perekonomian yang tumbuh dan berkembang dengan pesat

(6)

2

Akibat perkembangan pembiayaan maka munculah berbagai lembaga

pembiayaan alternatif lainnya diluar sistem perbankan dan lembaga

keuangan non-bank, salah satunya adalah usaha leasing. Leasing

merupakan suatu lembaga pembiayaan perusahaan dalam bentuk

penyediaan barang-barang modal dengan pembayaran secara berkala oleh

perseorangan maupun perusahaan yang menggunakan barang-barang modal

tersebut.

Sewa guna atau leasing menurut Perpres No.9 tahun 2009

Lembaga Pembiayaan adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk

penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi

(finance lease) maupun sewa guna tanpa hak opsi (operating lease) untuk

digunakan oleh penyewa guna usaha (lessee) selama jangka waktu tertentu

bedasarkan pembayaran secara angsuran.

Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa leasing adalah segala

kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang

modal yang penggunaannya diserahkan pada suatu perusahaan, melalui

pembayaran secara berkala dalam jangka waktu tertentu. Dari segi hukum

kegiatan leasing memiliki 4 tahap, antara lain:

a. Perjanjian antara pihak lessor dengan pihak lessee

b. Bedasarkan perjanjian sewa guna usaha pihak lessor mengalihkan

hak penggunaan barang kepada pihak lessee

c. Lessee membayarkan kepada lessor sejumlah uang sewa atas

(7)

3

d. Lessee mengembalikan barang tersebut kepada pihak lessor pada

akhir periode yang jangka waktunya ditetapkan terlebih dahulu dan

jangka waktunya kurang dari umur ekonomi barang tersebut

Secara umum leasing artinya adalah equipment funding, yaitu

pembiayaan peralatan/barang modal untuk digunakan pada proses produksi

suatu perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Mengenai

definisi leasing itu sendiri sebenarnya ada banyak pendapat mengenai

leasing, yaitu :

Equipment Leasing Association di London memberikan definisi sebagai

berikut :

Leasing adalah perjanjian antara lessor dan lesse untuk menyewa suatu

jenis barang modal tertentu yang dipilih/ditentukan oleh lesse. Hak

kepemilikan atas barang modal tersebut berdasarkan pembayaran uang

sewa yang telah ditentukan dalam suatu jangka waktu tertentu”1

Sedangkan Frank Taira Supit memberikan pengertian leasing sebagai

berikut :

Company financing in the form of providing capital goods with the user

masing periodical payments. User would have option to buy the capital goods or to prolong the leasing period on the basic of the remaining

value” (pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang

modal dengan pembayaran secara berkala oleh perusahaan yang

1 Amin Widjaja Tunggal dan Arif Djohan Tunggal, Aspek Yuridis Dalam Leasing, Jakarta: Rineka

(8)

4

menggunakan barang-barang modal tersebut, dan dapat membeli atau

memperpanjang jangka waktu berdasarkan nilai sisa).”2

Dalam pembiayaan tersebut diberikan pilihan atau opsi untuk membeli

atau memperpanjang jangka waktu berdasarkan nilai sisa, sedangkan untuk

kegiatan leasing pada kendaraan bermotor di Indonesia pada umumnya

memberikan hak opsi tersebut pada awal perjanjian tersebut dilaksanakan,

dengan demikian leasing lebih memberikan kemudahan-kemudahan

dibandingkan dengan pembiayaan melalui pinjaman dari bank.

Hal ini terutama berlaku bagi usaha yang baru didirikan, yang belum

mempunyai aset yang dapat dijadikan sebagai jaminan bagi pinjaman yang

akan diperoleh dari bank. Dalam lease pengusaha tidak perlu menyediakan

jaminan karena asset yang diperoleh melalui lease sekaligus merupakan

jaminan bagi perusahaan leasing3.

Pihak-pihak yang terkait dalam leasing adalah :

1. Lessor (Perusahaan Leasing) yaitu pemberi pembiayaan, dapat

berbentuk perusahaan pembiayaan multifinance dan perusahaan khusus

leasing.

2. Lessee, sebagai pemakai barang atau pihak penyewa

3. Supplier, yaitu pihak yang menyediakan/menjual barang modal.

Dalam perkembangannya, perusahan leasing lebih berkonsentrasi pada

pembiayaan kendaraan-kendaraan bermotor seperti mobil dan sepeda motor.

2

Frank Taira Supit, The legal Aspect of Leasing, dalam buku Amin Widjaja Tunggal dan Arif Djohan Tunggal, Aspek Yuridis Dalam Leasing, Jakarta: Rineka Cipta, 2000, hlm 8.

3 Amin Widjaja Tunggal dan Arif Djohan Tunggal, Aspek Yuridis dalam Leasing, Jakarta:

(9)

5

Dalam kegiatan leasing di masyarakat tidak sedikit terjadi permasalahan-

permasalahan yang pada akhirnya membuat pihak–pihak yang terkait dalam

leasing tersebut harus lebih berhati hati dan waspada karena permasalahan

tersebut bisa saja berdampak negatif bagi pihak-pihak yang terkait dalam

perjanjian leasing tersebut.

Salah satu permasalahan hukum terkait leasing adalah kasus perjanjian

leasing antara PT Toyota Astra Financial Service sebagai lessor dengan

tuan Gan Gan Jaya Wibawa sebagai lessee terkait hilangnya objek leasing

berupa satu unit Toyota Avansa keluaran tahun 2006 sebelum perjanjian

leasing itu berakhir. Permasalahan ini sudah sampai ke ranah hukum dan

sudah diputus oleh Pengadilan Tinggi Bandung.

Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka penulis tertarik untuk

mengkaji dan menganalisis putusan pengadilan dimaksud dalam bentuk

sebuah penulisan hukum berupa studi kasus dengan judul :

“Studi Kasus Terhadap Putusan Pengadilan Negeri Bandung No.

286/PDT./G/2007/PN.Bdg Jo. Putusan Pengadilan Tinggi Jawa Barat

No. 206/PDT/2008/PT.Bdg Terkait Sengketa Perjanjian Leasing

Dengan Jaminan Fidusia Antara Tn. Gan Gan Jaya Wibawa

(10)

6

B. Kasus Posisi

Adapun sengketa perjanjian leasing dengan jaminan fidusia antara Tn.

Gan Gan Jaya Wibawa melawan PT Toyota Astra Finance Service dengan

kronologis sebagai berikut :

Tn Gan Gan Jaya Wibawa bermaksud untuk memiliki satu unit

kendaraan bermotor sehingga Tn. Gan Gan Jaya Wibawa mengajukan

permohonan pengajuan pembiayaan kepada PT. Toyota Astra Finance

Service sebagai pihak lessor. Setelah segala persyaratan dipenuhi oleh Tn.

Gan Gan Jaya Wibawa, maka terjadilah perjanjian diantara Tn. Gan Gan

Jaya Wibawa dan PT Toyota Astra Finance Service.

Tn. Gan Gan Jaya Wibawa merupakan debitor berdasarkan perjanjian

pembiayaan dengan jaminan fidusia tanggal 27 November 2006, nomor

003945-06, nomor pelanggan 0000005017 dengan objek jaminan 1(satu)

unit kendaraan Toyota Avanza type F61E M/T, Tahun 2006, warna silver

metalik, nomor rangka MHFM1BA2J6K002089, nomor mesin K3

DB77581, Nomor polisi D1630 UW, atas nama Gan Gan Jaya Wibawa.

Sesuai perjanjian yang di buat, masing masing mempunyai hak dan

kewajiban yang harus dipenuhi. Adapun cara pembayaran yang disepakati

yaitu :

1. Harga kendaraan Rp 129.636.000,- (seratus dua puluh sembilan juta

enam ratus tiga puluh enam ribu rupiah);

2. Leased period (masa produktif kendaraan) selama 3 (tiga) tahun lessee

(11)

7

3. “lease rent” (sewa) yang harus di bayar tiap bulan Rp. 3.601.000,-

(tiga tiga juta enam ratus satu ribu rupiah).

Setelah perjanjian tersebut disepakati, maka digunakanlah mobil tersebut

oleh Tn. Gan Gan Jaya Wibawa sebagai armada penyewa kendaraan

bermotornya. Setelah beberapa bulan kemudian ketika disewakan kepada

salah seorang penyewa, ternyata mobil tersebut hilang dibawa lari oleh

penyewa sehingga Pembayaran Tn. Gan Gan Jaya Wibawa yang awalnya

lancar, pada saat memasuki pembayaran yang ke empat terjadi penunggakan

pembayaran dikarenakan mobil tersebut yang merupakan sumber

pendapatan dari usaha rental mobil hilang oleh pihak ketiga.

Terkait dengan permasalahan tersebut, maka Tn. Gan Gan Jaya Wibawa

meminta kepada PT. Toyota Astra Finance Service sebagai pihak lessor

untuk menangguhkan pembayaran untuk jangka waktu 1 (satu) tahun, atau

sampai dengan mobil tersebut di temukan. Apabila setelah satu tahun

kendaraan tersebut tidak juga ditemukan maka Tn. Gan Gan Jaya Wibawa

bersedia membayar kewajiban Rp 40.000.000,- (empat puluh juta rupiah).

Selama penundaan pembayaran untuk jangka waktu satu tahun, atau sampai

mobil ditemukan Tn. Gan Gan Jaya Wibawa meminta agar dibebaskan dari

kewajiban membayar bunga dan denda. Pihak PT. Toyota Astra Financial

Service sebagai lessor tidak menyetujui permintaan Tn. Gan Gan Jaya

Wibawa dikarenakan tidak sesuai dengan isi perjanjian pembiayaan dengan

(12)

8

Karena PT Toyota Astra Finance tidak menerima permohonan dari Tn.

Gan Gan Jaya Wibawa maka Tn Gan Gan Jaya Wibawa menggugat PT

Toyota Astra Financial Service ke Pengadilan Negeri kelas 1A Bandung

dengan register perkara no. 286/PDT/G/2007/PN.Bdg., yang intinya

meminta :

1. Menerima penundaan pembayaran untuk jangka waktu 1 (satu) tahun,

atau sampai dengan mobil Toyota Avanza F.61 E M/T tahun 2006 No.

Polisi D 1630 UW kembali kepada Penggugat;

2. Apabila setelah satu tahun kendaraan tersebut tidak juga ditemukan atau

tidak kembali, maka Penggugat dihukum membayar kewajiban sebesar

Rp. 40.000.000,- (empat puluh juta rupiah) kepada Tergugat dan

dianggap lunas, dan BPKB diberikan kepada Penggugat;

3. Selama penundaan pembayaran, bunga dan denda dibebaskan dari

kewajiban Penggugat

Di sisi lain, Atas dasar gugatan tersebut maka Pengadilan Negeri kelas

1A Bandung melalui Majelis Hakim yang memeriksa dan memutus perkara

tersebut menolak gugatan dari Tn Gan Gan Jaya Wibawa sehingga Tn Gan

Gan Jaya Wibawa mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Jawa Barat

(13)

63 BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan analisa terhadap kasus tentang studi kasus terhadap Putusan akhir

Pengadilan Tinggi Bandung nomor 206/Pdt/2008/PT.Bdg tentang perjanjian

leasing dengan jaminan fidusia antara Tn. Gan Gan Jaya Wibawa dan PT. Toyota

Astra Finance Service yang telah diuraikan dalam Bab IV, maka didapat

kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut :

1. Pertimbangan hukum oleh hakim yang menyatakan bahwa dalam perkara

antara Tn. Gan Gan Jaya Wibawa melawan PT. Toyota Astra Financial

Services bahwa Tn. Gan Gan Jaya Wibawa telah melakukan wanprestasi

mengalihkan fidusia yang berupa mobil Toyota Avanza ke pihak ketiga dengan

cara merentalkan mobil tersebut sampai akhirnya mobil tersebut hilang di

tangan pihak ketiga. Putusan Hakim merupakan putusan yang tepat karena Tn.

Gan Gan Jaya Wibawa telah melanggar kesepakatan yang tertuang dalam

perjanjian pembiayaan dengan jaminan fidusia no. 003945-06, tanggal 27

November 2006 yaitu :

a. Barang (mobil) yang seharusnya digunakan untuk peruntukan pribadi

ternyata digunakan untuk usaha rental mobil;

b. Tn. Gan Gan Jaya Wibawa telah menyewakan mobil (barang) tanpa

adanya persetujuan tertulis dengan PT. Toyota Astra Financial Services;

(14)

64

Dalam hal ini pertimbangan Hakim Tingkat Pertama diambil alih dan dijadikan

sebagai alasan pertimbangan hukum sendiri oleh Pengadilan Tinggi dalam

memeriksa dan mengadili perkara ini berdasarkan pertimbangan-pertimbangan

yang telah diuraikan, maka putusan pengadilan tinggi

menguatkan atau membenarkan putusan Pengadilan Negeri Bandung

tertanggal 01 April 2008 No.286/Pdt.G/2007/PN.Bdg.

2. Akibat hukum bagi lessor dalam hal barang modal leasing hilang oleh pihak

ketiga ditinjau dari ketentuan KUHPerdata bahwa perjanjian yang disepakati

oleh Tn. Gan Gan Jaya Wibawa dan PT. Toyota Astra Finance tetap berlaku

tanpa menghapus kewajiban para pihak. Dalam hal ini Tn. Gan Gan Jaya

Wibawa harus tetap membayar pelunasan sisa hutangnya dan dikarenakan Tn.

Gan Gan Jaya Wibawa telah melakukan wanprestasi yaitu melanggar

kesepakatan yang tertuang dalam perjanjian pembiayaan dengan jaminan

fidusia no. 003945-06, tertanggal 27 November 2006 maka karena

kelalaiannya (1238 KUHPerdata) harus mengganti biaya rugi dan bunga sesuai

(15)

xiii

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Amin Widjaja Tunggal dan Arif Djohan Tunggal, Aspek Yuridis dalam Leasing,

PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2001

Mariam Darus Badrulzaman, Sutan Remy Sjahdeini, Heru Soepraptomo, H.

Faturrahman Djamil, Taryana Soe, Kompilasi Hukum Perikatan, Citra

Aditya, Jakarta, 2001

Mariam Darus Badrulzaman, KUHPerdata Buku III, Hukum Perikatan dengan

Penjelasan, Alumni, Bandung, 1996

Mariam Darus Badrulzaman, Kompilasi Hukum Perikatan, Citra aditya Bakti,

Bandung, 2001

Munir Fuady, Hukum Tentang Pembiayaan (dalam Teori dan Praktek), Citra

Aditya Bakti, Bandung, 2002

R. William F. Fox, International Commercial Agreement, Kluer Law and

Taxation Publisher, Netherland, 1992

Salim H.S, Pengantar Hukum Perdata Tertulis, Sinar Grafika, Jakarta, 1998

(16)

xiv

Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, Intermasa, Bandung, 1992

Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum, Liberty, Yogyakarta, 1986

Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, Liberty, Yogyakarta,

1998

Y. Sri Susilo, dkk, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Salemba Empat, Jakarta,

2000

Peraturan Perundang-undangan

Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia

Referensi

Dokumen terkait