vii
ABSTRAK
STUDI KASUS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI BANDUNG NO. 286/PDT./G/2007/PN.BDG JO. PUTUSAN PENGADILAN TINGGI JAWA BARAT NO.
206/PDT/2008/PT.BDG TERKAIT SENGKETA PERJANJIAN LEASING DENGAN JAMINAN FIDUSIA ANTARA TN. GAN GAN JAYA WIBAWA (PENGGUGAT) DAN
PT.TOYOTA ASTRA FINANCE SERVICE (TERGUGAT)”.
CristinYuliani 1087011
Perkembangan suatu negaradapat dilihat dari pesatnya pembangunan yang mencakup berbagai macam sektor seperti bidang politik, ekonomi, sosial dan budaya maupun pertahanan dan keamanan Salah satu sektor perekonomian yang tumbuh dan berkembang dengan pesat adalah di bidang sector jasa pembiayaan. Akibat perkembangan pembiayaan maka munculah berbagai lembaga pembiayaan alternatif lainnya diluar sistem perbankan dan lembaga keuangan non-bank, salah satunya adalah usaha leasing.Leasing merupakan suatu lembaga pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal dengan pembayaran secara berkala oleh perseorangan maupun perusahaan yang menggunakan barang-barang modal tersebut.
Dalam perkembangannya, perusahan leasing lebih berkonsentrasi pada pembiayaan kendaraan-kendaraan bermotor seperti mobil dan sepeda motor. Dalam kegiatan leasing di masyarakat tidak sedikit terjadi permasalahan- permasalahan yang pada akhirnya membuat pihak–pihak yang terkait dalam leasing tersebut harus lebih berhati hati dan waspada karena permasalahan tersebut bisa saja berdampak negatif bagi pihak pihak yang terkait dalam perjanjian leasing tersebut. Salah satu permasalahan hukum terkait leasing adalah kasus perjanjian leasing antara PT Toyota Astra Financial Service sebagai lessor dengan tuan Gan Gan Jaya Wibawa sebagai lessee terkait hilangnya objek leasing berupa satu unit Toyota Avansa keluaran tahun 2006 sebelum perjanjian
leasing itu berakhir. Permasalahan ini sudah sampai ke ranah hukum dan sudah diputus oleh
Pengadilan Tinggi Bandung.
Berdasarkan analisis Putusan Pengadilan Tinggi Bandung nomor 206/Pdt/2008/PT.Bdg tentang perjanjian leasing dengan jaminan fidusia antara Tn. Gan Gan Jaya Wibawa dan PT. Toyota Astra Finance Service yang telah diuraikan, penulis menyimpulkan Dalam hal ini pertimbangan Hakim Tingkat Pertama diambil alih dan dijadikan sebagai alasan pertimbangan hukum sendiri oleh Pengadilan Tinggi dalam memeriksa dan mengadili perkara ini berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang telah diuraikan, maka putusan pengadilan tinggi menguatkan atau membenarkan putusan Pengadilan Negeri Bandung tertanggal 01 April 2008 No.286/Pdt.G/2007/PN.Bdg. Akibat hukum bagi lessor dalam hal barang modal leasing hilang oleh pihak ketiga ditinjau dari ketentuan KUHPerdata bahwa perjanjian yang disepakati oleh Tn. Gan Gan Jaya Wibawa dan PT. Toyota Astra Finance tetap berlaku tanpa menghapus kewajiban para pihak. Dalam hal ini Tn. Gan Gan Jaya Wibawa harus tetap membayar pelunasan sisa hutangnya dan dikarenakan Tn. Gan Gan Jaya Wibawa telah melakukan wanprestasi yaitu melanggar kesepakatan yang tertuang dalam perjanjian pembiayaan dengan jaminan fidusia no. 003945-06, tertanggal 27 November 2006 maka karena kelalaiannya (1238 KUHPerdata) harus mengganti biaya rugi dan bunga sesuai pasal 1236 KUHPerdata
viii ABSTRACT
CASE STUDY ON COURT DECISION NO. 286 / PDT. / G / 2007 / PN.BDG JO. WEST JAVA HIGH COURT RULING NO. 206 / PDT / 2008 / PT.BDG LEASING AGREEMENT WITH RELATED DISPUTES BETWEEN TN GAN GAN JAYA WIBAWA (plaintiff) AND
PT.TOYOTA ASTRA FINANCE SERVICE (Defendant) ". CristinYuliani
1087011
The development of a country can be seen from the rapid development that includes a wide range of sectors such as political, economic, social and cultural as well as defense and security One of the sectors of the economy that is growing and thriving is in the field of financial services sector. As a result of financing the development of the munculah various other alternative financial institutions outside the banking system and non-bank financial institutions, one of which is the leasing business. Leasing is a financial institution providing the company in the form of capital goods with periodic payments by individuals and companies that use these capital goods. During as development, the leasing company concentrated more on the financing of motor vehicles such as cars and motorcycles. In the leasing activity in the community did little happened issues that in turn makes the parties involved in the leasing should be more cautious and vigilant because these problems could have a negative impact on the parties involved in the leasing agreement. One of the legal issues related to leasing is the case of the leasing agreement between PT Toyota Astra Financial Services as a lessor with a Mr. Gan Gan Jaya Wibawa as lessee leasing related objects such as the loss of one unit of Toyota Avansa output in 2006 before the lease agreement ends. This problem has come to the realm of law and it has been decided by the High Court of Bandung.
Based on the analysis of the Bandung High Court Decision number 206 / Pdt / 2008 / PT.Bdg about leasing agreement with fiduciary between Mr. Gan Gan Jaya Wibawa and PT. Toyota Astra Finance Service that has been described, the authors conclude in this case the Judge of First Instance judgment taken over and used as a reason for their own legal judgment by the High Court to examine and adjudicate these cases based on considerations that have been described, the high court decision reinforce or justify Bandung District Court decision dated April 1, 2008 286 / Pdt.G / 2007 / PN.Bdg. Legal consequences for the lessor in respect of capital goods leasing lost by a third party in terms of the provisions of the Civil Code that the treaty agreed by Mr. Gan Gan Jaya Wibawa and PT. Toyota Astra Finance remain in force without removing the obligation of the parties. In this case Mr. Gan Gan Jaya Wibawa must continue to pay its debts and due to the repayment of the remainder of Mr. Gan Gan Jaya Wibawa has violated an agreement that is in default contained in the financing agreement with fiduciary guarantee no. 003945-06, dated 27 November 2006 it is due to negligence (1238 Civil Code) must reimburse the costs of damages and interest in accordance with Article 1236 of the Civil Code
ix
DAFTAR ISI
Pengesahan Pembimbing ………...………..i
PersetujuanRevisi ………...……ii
Persetujuan Panitia Sidang Ujian ………...iii
PernyataanKeaslian ………...………iv
PernyataanPublikasiLaporanPenelitian………..………..v
Kata Pengantar ………...vi
Abstrak………..vii
Daftar isi...viii
DaftarPustaka ………ix
BAB I : LATAR BELAKANG PEMILIHAN KASUS A. LATAR BELAKANG ...1
B. KASUS POSISI ...5
BAB II : MASALAH HUKUM DAN TINJAUAN TEORITIK A. MASALAH HUKUM ...9
B. TINJAUAN TEORITIK ...9
1. PERJANJIAN PADA UMUMNYA ...9
2. LEASING PADA UMUMNYA ...19
a. Perkembangan Leasing di Indonesia ...19
b. Perjanjian Leasing ...24
c. Jenis jenis kegiatan leasing ...27
3. WANPRESTASI ...31
4. JAMINAN FIDUSIA ...37
x
A. Putusan Pengadilan Negeri Kelas 1A Bandung Nomor
286/Pdt.G/PN.Bdg...39
1. Nomor Putusan...39
2. Kepala Putusan...39
3. Identitas Para Pihak...39
4. Ringkasan Pertimbangan Hakim...40
5. Amar Putusan...47
B. Putusan Pengadilan Tinggi Bandung Nomor 620/Pdt./2008/PT.Bdg ...48
1. Nomor Putusan...48
2. Kepala Putusan...48
3. Identitas Para Pihak...48
4. Ringkasan Pertimbangan Hakim...49
5. Amar Putusan...50
BAB IV : ANALISIS KASUS A. Analisis Pertimbangan Hukum Yang Di Putus Oleh Hakim Telah Tepat Dalam Perkara Antara Tn. Gan Gan Jaya Wibawa Melawan PT. Toyota Astra Finance Services ...52
B. Akibat Hukum Bagi PihakLessor Dan Lessee Dalam Hal Barang Modal Leasing Hilang Oleh Pihak Ketiga Di Tinjau Dari Perjanjian Yang Dilakukan Para Pihak ...57
BAB V : KESIMPULAN ...63
DAFTAR PUSTAKA ...xiii
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan suatu negara dapat dilihat dari pesatnya pembangunan
yang mencakup berbagai macam sektor seperti bidang politik, ekonomi,
sosial dan budaya maupun pertahanan dan keamanan. Salah satu indikasi
adanya kemajuan dalam negara berkembang tersebut dapat dilihat dari
penyelenggaraan perekonomian nasional yang berdasarkan program
Pembangunan Nasional dibidang perekonomian yang bertujuan untuk
tercapainya taraf hidup masyarakat dan kesejahteraan yang berkeadilan serta
berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan merupakan kebijakan yang
tepat untuk mencapai dan menjaga kesejahteraan rakyat, Hal ini merupakan
implementasi dari tujuan negara yang ditegaskan dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke empat.
Seiring dengan meningkatnya kegiatan pembangunan nasional, peran
serta pihak swasta semakin penting keberadaannya dalam menunjang
pelaksanaan pembangunan di negara Indonesia pada saat ini. Hal ini dapat
dilihat dari berkembangnya berbagai sektor perekonomian yang semakin
memperlihatkan eksistensinya bagi perekonomian pada umumnya. Salah
satu sektor perekonomian yang tumbuh dan berkembang dengan pesat
2
Akibat perkembangan pembiayaan maka munculah berbagai lembaga
pembiayaan alternatif lainnya diluar sistem perbankan dan lembaga
keuangan non-bank, salah satunya adalah usaha leasing. Leasing
merupakan suatu lembaga pembiayaan perusahaan dalam bentuk
penyediaan barang-barang modal dengan pembayaran secara berkala oleh
perseorangan maupun perusahaan yang menggunakan barang-barang modal
tersebut.
Sewa guna atau leasing menurut Perpres No.9 tahun 2009
Lembaga Pembiayaan adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk
penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi
(finance lease) maupun sewa guna tanpa hak opsi (operating lease) untuk
digunakan oleh penyewa guna usaha (lessee) selama jangka waktu tertentu
bedasarkan pembayaran secara angsuran.
Dari definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa leasing adalah segala
kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang
modal yang penggunaannya diserahkan pada suatu perusahaan, melalui
pembayaran secara berkala dalam jangka waktu tertentu. Dari segi hukum
kegiatan leasing memiliki 4 tahap, antara lain:
a. Perjanjian antara pihak lessor dengan pihak lessee
b. Bedasarkan perjanjian sewa guna usaha pihak lessor mengalihkan
hak penggunaan barang kepada pihak lessee
c. Lessee membayarkan kepada lessor sejumlah uang sewa atas
3
d. Lessee mengembalikan barang tersebut kepada pihak lessor pada
akhir periode yang jangka waktunya ditetapkan terlebih dahulu dan
jangka waktunya kurang dari umur ekonomi barang tersebut
Secara umum leasing artinya adalah equipment funding, yaitu
pembiayaan peralatan/barang modal untuk digunakan pada proses produksi
suatu perusahaan baik secara langsung maupun tidak langsung. Mengenai
definisi leasing itu sendiri sebenarnya ada banyak pendapat mengenai
leasing, yaitu :
Equipment Leasing Association di London memberikan definisi sebagai
berikut :
“Leasing adalah perjanjian antara lessor dan lesse untuk menyewa suatu
jenis barang modal tertentu yang dipilih/ditentukan oleh lesse. Hak
kepemilikan atas barang modal tersebut berdasarkan pembayaran uang
sewa yang telah ditentukan dalam suatu jangka waktu tertentu”1
Sedangkan Frank Taira Supit memberikan pengertian leasing sebagai
berikut :
“Company financing in the form of providing capital goods with the user
masing periodical payments. User would have option to buy the capital goods or to prolong the leasing period on the basic of the remaining
value” (pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang
modal dengan pembayaran secara berkala oleh perusahaan yang
1 Amin Widjaja Tunggal dan Arif Djohan Tunggal, Aspek Yuridis Dalam Leasing, Jakarta: Rineka
4
menggunakan barang-barang modal tersebut, dan dapat membeli atau
memperpanjang jangka waktu berdasarkan nilai sisa).”2
Dalam pembiayaan tersebut diberikan pilihan atau opsi untuk membeli
atau memperpanjang jangka waktu berdasarkan nilai sisa, sedangkan untuk
kegiatan leasing pada kendaraan bermotor di Indonesia pada umumnya
memberikan hak opsi tersebut pada awal perjanjian tersebut dilaksanakan,
dengan demikian leasing lebih memberikan kemudahan-kemudahan
dibandingkan dengan pembiayaan melalui pinjaman dari bank.
Hal ini terutama berlaku bagi usaha yang baru didirikan, yang belum
mempunyai aset yang dapat dijadikan sebagai jaminan bagi pinjaman yang
akan diperoleh dari bank. Dalam lease pengusaha tidak perlu menyediakan
jaminan karena asset yang diperoleh melalui lease sekaligus merupakan
jaminan bagi perusahaan leasing3.
Pihak-pihak yang terkait dalam leasing adalah :
1. Lessor (Perusahaan Leasing) yaitu pemberi pembiayaan, dapat
berbentuk perusahaan pembiayaan multifinance dan perusahaan khusus
leasing.
2. Lessee, sebagai pemakai barang atau pihak penyewa
3. Supplier, yaitu pihak yang menyediakan/menjual barang modal.
Dalam perkembangannya, perusahan leasing lebih berkonsentrasi pada
pembiayaan kendaraan-kendaraan bermotor seperti mobil dan sepeda motor.
2
Frank Taira Supit, The legal Aspect of Leasing, dalam buku Amin Widjaja Tunggal dan Arif Djohan Tunggal, Aspek Yuridis Dalam Leasing, Jakarta: Rineka Cipta, 2000, hlm 8.
3 Amin Widjaja Tunggal dan Arif Djohan Tunggal, Aspek Yuridis dalam Leasing, Jakarta:
5
Dalam kegiatan leasing di masyarakat tidak sedikit terjadi permasalahan-
permasalahan yang pada akhirnya membuat pihak–pihak yang terkait dalam
leasing tersebut harus lebih berhati hati dan waspada karena permasalahan
tersebut bisa saja berdampak negatif bagi pihak-pihak yang terkait dalam
perjanjian leasing tersebut.
Salah satu permasalahan hukum terkait leasing adalah kasus perjanjian
leasing antara PT Toyota Astra Financial Service sebagai lessor dengan
tuan Gan Gan Jaya Wibawa sebagai lessee terkait hilangnya objek leasing
berupa satu unit Toyota Avansa keluaran tahun 2006 sebelum perjanjian
leasing itu berakhir. Permasalahan ini sudah sampai ke ranah hukum dan
sudah diputus oleh Pengadilan Tinggi Bandung.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka penulis tertarik untuk
mengkaji dan menganalisis putusan pengadilan dimaksud dalam bentuk
sebuah penulisan hukum berupa studi kasus dengan judul :
“Studi Kasus Terhadap Putusan Pengadilan Negeri Bandung No.
286/PDT./G/2007/PN.Bdg Jo. Putusan Pengadilan Tinggi Jawa Barat
No. 206/PDT/2008/PT.Bdg Terkait Sengketa Perjanjian Leasing
Dengan Jaminan Fidusia Antara Tn. Gan Gan Jaya Wibawa
6
B. Kasus Posisi
Adapun sengketa perjanjian leasing dengan jaminan fidusia antara Tn.
Gan Gan Jaya Wibawa melawan PT Toyota Astra Finance Service dengan
kronologis sebagai berikut :
Tn Gan Gan Jaya Wibawa bermaksud untuk memiliki satu unit
kendaraan bermotor sehingga Tn. Gan Gan Jaya Wibawa mengajukan
permohonan pengajuan pembiayaan kepada PT. Toyota Astra Finance
Service sebagai pihak lessor. Setelah segala persyaratan dipenuhi oleh Tn.
Gan Gan Jaya Wibawa, maka terjadilah perjanjian diantara Tn. Gan Gan
Jaya Wibawa dan PT Toyota Astra Finance Service.
Tn. Gan Gan Jaya Wibawa merupakan debitor berdasarkan perjanjian
pembiayaan dengan jaminan fidusia tanggal 27 November 2006, nomor
003945-06, nomor pelanggan 0000005017 dengan objek jaminan 1(satu)
unit kendaraan Toyota Avanza type F61E M/T, Tahun 2006, warna silver
metalik, nomor rangka MHFM1BA2J6K002089, nomor mesin K3
DB77581, Nomor polisi D1630 UW, atas nama Gan Gan Jaya Wibawa.
Sesuai perjanjian yang di buat, masing masing mempunyai hak dan
kewajiban yang harus dipenuhi. Adapun cara pembayaran yang disepakati
yaitu :
1. Harga kendaraan Rp 129.636.000,- (seratus dua puluh sembilan juta
enam ratus tiga puluh enam ribu rupiah);
2. Leased period (masa produktif kendaraan) selama 3 (tiga) tahun lessee
7
3. “lease rent” (sewa) yang harus di bayar tiap bulan Rp. 3.601.000,-
(tiga tiga juta enam ratus satu ribu rupiah).
Setelah perjanjian tersebut disepakati, maka digunakanlah mobil tersebut
oleh Tn. Gan Gan Jaya Wibawa sebagai armada penyewa kendaraan
bermotornya. Setelah beberapa bulan kemudian ketika disewakan kepada
salah seorang penyewa, ternyata mobil tersebut hilang dibawa lari oleh
penyewa sehingga Pembayaran Tn. Gan Gan Jaya Wibawa yang awalnya
lancar, pada saat memasuki pembayaran yang ke empat terjadi penunggakan
pembayaran dikarenakan mobil tersebut yang merupakan sumber
pendapatan dari usaha rental mobil hilang oleh pihak ketiga.
Terkait dengan permasalahan tersebut, maka Tn. Gan Gan Jaya Wibawa
meminta kepada PT. Toyota Astra Finance Service sebagai pihak lessor
untuk menangguhkan pembayaran untuk jangka waktu 1 (satu) tahun, atau
sampai dengan mobil tersebut di temukan. Apabila setelah satu tahun
kendaraan tersebut tidak juga ditemukan maka Tn. Gan Gan Jaya Wibawa
bersedia membayar kewajiban Rp 40.000.000,- (empat puluh juta rupiah).
Selama penundaan pembayaran untuk jangka waktu satu tahun, atau sampai
mobil ditemukan Tn. Gan Gan Jaya Wibawa meminta agar dibebaskan dari
kewajiban membayar bunga dan denda. Pihak PT. Toyota Astra Financial
Service sebagai lessor tidak menyetujui permintaan Tn. Gan Gan Jaya
Wibawa dikarenakan tidak sesuai dengan isi perjanjian pembiayaan dengan
8
Karena PT Toyota Astra Finance tidak menerima permohonan dari Tn.
Gan Gan Jaya Wibawa maka Tn Gan Gan Jaya Wibawa menggugat PT
Toyota Astra Financial Service ke Pengadilan Negeri kelas 1A Bandung
dengan register perkara no. 286/PDT/G/2007/PN.Bdg., yang intinya
meminta :
1. Menerima penundaan pembayaran untuk jangka waktu 1 (satu) tahun,
atau sampai dengan mobil Toyota Avanza F.61 E M/T tahun 2006 No.
Polisi D 1630 UW kembali kepada Penggugat;
2. Apabila setelah satu tahun kendaraan tersebut tidak juga ditemukan atau
tidak kembali, maka Penggugat dihukum membayar kewajiban sebesar
Rp. 40.000.000,- (empat puluh juta rupiah) kepada Tergugat dan
dianggap lunas, dan BPKB diberikan kepada Penggugat;
3. Selama penundaan pembayaran, bunga dan denda dibebaskan dari
kewajiban Penggugat
Di sisi lain, Atas dasar gugatan tersebut maka Pengadilan Negeri kelas
1A Bandung melalui Majelis Hakim yang memeriksa dan memutus perkara
tersebut menolak gugatan dari Tn Gan Gan Jaya Wibawa sehingga Tn Gan
Gan Jaya Wibawa mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi Jawa Barat
63 BAB V
KESIMPULAN
Berdasarkan analisa terhadap kasus tentang studi kasus terhadap Putusan akhir
Pengadilan Tinggi Bandung nomor 206/Pdt/2008/PT.Bdg tentang perjanjian
leasing dengan jaminan fidusia antara Tn. Gan Gan Jaya Wibawa dan PT. Toyota
Astra Finance Service yang telah diuraikan dalam Bab IV, maka didapat
kesimpulan-kesimpulan sebagai berikut :
1. Pertimbangan hukum oleh hakim yang menyatakan bahwa dalam perkara
antara Tn. Gan Gan Jaya Wibawa melawan PT. Toyota Astra Financial
Services bahwa Tn. Gan Gan Jaya Wibawa telah melakukan wanprestasi
mengalihkan fidusia yang berupa mobil Toyota Avanza ke pihak ketiga dengan
cara merentalkan mobil tersebut sampai akhirnya mobil tersebut hilang di
tangan pihak ketiga. Putusan Hakim merupakan putusan yang tepat karena Tn.
Gan Gan Jaya Wibawa telah melanggar kesepakatan yang tertuang dalam
perjanjian pembiayaan dengan jaminan fidusia no. 003945-06, tanggal 27
November 2006 yaitu :
a. Barang (mobil) yang seharusnya digunakan untuk peruntukan pribadi
ternyata digunakan untuk usaha rental mobil;
b. Tn. Gan Gan Jaya Wibawa telah menyewakan mobil (barang) tanpa
adanya persetujuan tertulis dengan PT. Toyota Astra Financial Services;
64
Dalam hal ini pertimbangan Hakim Tingkat Pertama diambil alih dan dijadikan
sebagai alasan pertimbangan hukum sendiri oleh Pengadilan Tinggi dalam
memeriksa dan mengadili perkara ini berdasarkan pertimbangan-pertimbangan
yang telah diuraikan, maka putusan pengadilan tinggi
menguatkan atau membenarkan putusan Pengadilan Negeri Bandung
tertanggal 01 April 2008 No.286/Pdt.G/2007/PN.Bdg.
2. Akibat hukum bagi lessor dalam hal barang modal leasing hilang oleh pihak
ketiga ditinjau dari ketentuan KUHPerdata bahwa perjanjian yang disepakati
oleh Tn. Gan Gan Jaya Wibawa dan PT. Toyota Astra Finance tetap berlaku
tanpa menghapus kewajiban para pihak. Dalam hal ini Tn. Gan Gan Jaya
Wibawa harus tetap membayar pelunasan sisa hutangnya dan dikarenakan Tn.
Gan Gan Jaya Wibawa telah melakukan wanprestasi yaitu melanggar
kesepakatan yang tertuang dalam perjanjian pembiayaan dengan jaminan
fidusia no. 003945-06, tertanggal 27 November 2006 maka karena
kelalaiannya (1238 KUHPerdata) harus mengganti biaya rugi dan bunga sesuai
xiii
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Amin Widjaja Tunggal dan Arif Djohan Tunggal, Aspek Yuridis dalam Leasing,
PT. Rineka Cipta, Jakarta, 2001
Mariam Darus Badrulzaman, Sutan Remy Sjahdeini, Heru Soepraptomo, H.
Faturrahman Djamil, Taryana Soe, Kompilasi Hukum Perikatan, Citra
Aditya, Jakarta, 2001
Mariam Darus Badrulzaman, KUHPerdata Buku III, Hukum Perikatan dengan
Penjelasan, Alumni, Bandung, 1996
Mariam Darus Badrulzaman, Kompilasi Hukum Perikatan, Citra aditya Bakti,
Bandung, 2001
Munir Fuady, Hukum Tentang Pembiayaan (dalam Teori dan Praktek), Citra
Aditya Bakti, Bandung, 2002
R. William F. Fox, International Commercial Agreement, Kluer Law and
Taxation Publisher, Netherland, 1992
Salim H.S, Pengantar Hukum Perdata Tertulis, Sinar Grafika, Jakarta, 1998
xiv
Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, Intermasa, Bandung, 1992
Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum, Liberty, Yogyakarta, 1986
Sudikno Mertokusumo, Hukum Acara Perdata Indonesia, Liberty, Yogyakarta,
1998
Y. Sri Susilo, dkk, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Salemba Empat, Jakarta,
2000
Peraturan Perundang-undangan
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia