ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMILIHAN KARIR MAHASISWA AKUNTANSI SEBAGAI AKUNTAN PUBLIK DAN
NON AKUNTAN PUBLIK
(Studi Pada Mahasiswa Akuntansi di Universitas di Kota Bandung)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menempuh Ujian Sidang Sarjana Ekonomi Pada Program Studi Akuntansi
Disusun oleh: Wilma Puteri Dessiana
NIM. 1006037
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Oleh
Wilma Puteri Dessiana
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis
© Wilma Puteri Dessiana 2014 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2014
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
KATA PENGANTAR ... i
1.1Latar Belakang Masalah ... 1
1.2Rumusan Masalah ... 8
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ... 9
1.4Kegunaan Penelitian ... 9
TAT II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 11
2.1 Tinjauan Pustaka ... 11
2.1.1 Teori Harapan ... 11
2.1.2 Profesi Akuntansi... 13
2.1.2.1 Profesi Akuntan Publik ... 13
2.1.2.2 Profesi Non Akuntan Publik... 17
2.1.3 Pendidikan Profesi Akuntansi di Indonesia ... 19
2.1.4 Ujian Sertifikasi Akuntan Publik di Indonesia ... 20
2.1.5 Karir ... 20
2.16 Persepsi ... 22
2.1.7 Faktor-Faktor yang Menjadi Pertimbangan Karir Sebagai Akuntan Publik dan Non Akuntan Publik ... 23
2.2 Penelitian Terdahulu ... 27
2.3 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis ... 32
2.3.1 Kerangka Pemikiran ... 32
3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel ... 41
3.2.2.1 Definisi Variabel ... 41
3.2.2.2 Operasionalisasi Variabel ... 46
3.2.3 Populasi dan Sampel Penelitian ... 47
3.2.3.1 Populasi Penelitian ... 47
3.2.3.2 Sampel Penelitian ... 49
3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 50
3.2.5 Instrumen Penelitian ... 51
3.2.6 Skala Pengukuran ... 52
3.2.7 Jenis dan Sumber Data ... 53
3.2.8 Uji Instrumen Penelitian ... 54
3.2.8.1 Pengujian Validitas ... 54
3.2.8.2 Pengujian Reliabilitas ... 55
3.2.9 Teknik Analisis Data dan Rancangan Pengujian Hipotesis ... 56
3.2.9.1 Teknik Analisis Data... 56
3.2.9.1.1 Uji Normalitas ... 56
3.2.9.1.2 Analisis Faktor (Factor Analysis) ... 57
3.2.9.1.3 Independent Sample T-Test ... 59
3.2.9.2 Rancangan Pengujian Hipotesis ... 60
TAT IV HASIL PENELITIAN DAN PEMTAHASAN ... 62
4.1 Hasil Penelitian ... 62
4.1.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian... 62
4.1.2 Data Responden ... 63
4.1.3 Deskripsi dan Data Variabel Penelitian ... 65
4.1.3.1 Pemilihan Profesi Akuntan ... 65
4.1.3.2 Pengujian Validitas Instrumen ... 66
4.1.3.8 Deskripsi Variabel Pertimbangan Pasar Kerja ... 81
4.1.3.9 Deskripsi Variabel Nilai Intrinsik Pekerjaan... 83
4.1.3.10 Deskripsi Variabel Persepsi Tentang Manfaat Profesi Akuntan Publik ...85
4.1.3.11 Deskripsi Variabel Persepsi Tentang Pengorbanan Profesi Akuntan Publik ... 87
4.1.4 Analisis Data ... 89
4.1.4.1 Uji Normalitas Data ... 88
4.1.4.2 Analisis Faktor Eksploratori (Exploratory Factor Analysis). ... 91
4.1.4.3 Independent Sample T Test ... 97
4.2 Pembahasan ... 103
4.2.1Faktor-Faktor yang Berpengaruh Dalam Pemilihan Karir Mahasiswa Akuntansi ... 103
4.2.2 Perbedaan Pandangan Antara Mahasiswa yang Memilih Profesi Akuntan Publik dengan Non Akuntan Publik Terkait Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karir ... 106
TAT V SIMPULAN DAN SARAN ... 120
5.1 Simpulan ... 120
5.2 Saran ... 121
Tabel 3.2 Daftar Universitas dengan Program Studi S1 Akuntansi Berakreditasi A
di Kota Bandung...48
Tabel 3.3 Jumlah Sampel Pada 5 Universitas...50
Tabel 3.4 Skor Jawaban ... 52
Tabel 3.5 Interpretasi Skor ... 52
Tabel 4.1 Daftar Universitas dan Peringkat Akreditasinya ... 62
Tabel 4.2 Demografi Responden ... 64
Tabel 4.3 Pilihan Karir Mahasiswa S1 Akuntansi Pada Lima Universitas di Kota Bandung ... 65
Tabel 4.4 Validitas Variabel Penghargaan Finansial ... 67
Tabel 4.5 Validitas Variabel Pengakuan Profesional ... 68
Tabel 4.6 Validitas Variabel Nilai-Nilai Sosial ... 68
Tabel 4.7 Validitas Variabel Lingkungan Kerja ... 69
Tabel 4.8 Validitas Variabel Pertimbangan Pasar Kerja... 70
Tabel 4.9 Validitas Variabel Nilai Intrinsik Pekerjaan ... 70
Tabel 4.10 Validitas Variabel Persepsi Tentang Manfaat Profesi Akuntan Publik ...71
Tabel 4.11 Validitas Variabel Persepsi Tentang Pengorbanan Profesi Akuntan Publik ... 72
Tabel 4.12 Hasil Pengujian Reliabilitas ... 73
Tabel 4.13 Frekuensi Jawaban Penghargaan Finansial ... 74
Tabel 4.14 Frekuensi Jawaban Pengakuan Profesional ... 76
Tabel 4.15 Frekuensi Jawaban Nilai-Nilai Sosial ... 78
Tabel 4.16 Frekuensi Jawaban Lingkungan Kerja ... 80
Tabel 4.17 Frekuensi Jawaban Pertimbangan Pasar Kerja ... 82
Publik ... 88
Tabel 4.21 Uji Normalitas Data ... 90
Tabel 4.22 KMO and Bartlett’s Test ... 91
Tabel 4.23 Anti-Image Matrices ... 92
Tabel 4.24 KMO and Bartlett’s Test ... 93
Tabel 4.25 Ringkasan Hasil Nilai MSA Sebelum dan Sesudah X8 Dibuang ... 94
Tabel 4.26 Total Variance Explained ... 94
Tabel 4.27 Womponent Matrix ... 95
Tabel 4.28 Rotated Womponent Matrix ... 96
Tabel 4.29 Ringkasan Hasil Independent Sample T Test ... 98
Tabel 4.30 Hasil Independent Sample T-Test Indikator Variabel Penghargaan Finansial ... 107
Tabel 4.31Hasil Independent Sample T-Test Untuk Indikator Variabel Nilai-Nilai Sosial ... 109
Tabel 4.32 Hasil Independent Sample T-Test Untuk Indikator Variabel Pertimbangan Pasar Kerja ... 111
Tabel 4.33Hasil Independent Sample T-Test Untuk Indikator Variabel Nilai Intrinsik Pekerjaan...113
Tabel 4.34 Hasil Independent Sample T-Test Indikator Variabel Pengakuan Profesional ... 115
Tabel 4.35 Hasil Independent Sample T-Test Untuk Indikator Variabel Lingkungan Kerja ... 116
Lampiran 1 Kuesioner Lampiran 2 Tabulasi Data
Lampiran 3 Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 4 Uji Normalitas Data
Lampiran 5 Hasil Output SPSS 20,0 for windows Analisis Faktor (Factor Analysis)
Lampiran 6 Hasil Output SPSS 20,0 for windows Independent Sample T Test
Lampiran 7 Surat Ijin Penelitian Universitas Sangga Buana Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian Universitas Komputer Indonesia Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian Universitas Pasundan
Lampiran 10 Surat Ijin Penelitian Universitas Katolik Parahyangan Lampiran 11 Surat Ijin Penelitian Universitas Padjadjaran
Lampiran 12 Tanda Terima Pemberian Ijin Penelitian Universitas Sangga Buana Lampiran 13 Tanda Terima Pemberian Ijin Penelitian Universitas Komputer
Indonesia
Lampiran 14 Tanda Terima Pemberian Ijin Penelitian Universitas Pasundan Lampiran 15 Surat Persetujuan Ijin Penelitian Universitas Katolik Parahyangan Lampiran 16 Surat Persetujuan Ijin Penelitian Universitas Padjadjaran
Lampiran 17 Form Bimbingan Skripsi
Lampiran 18 Lembar Persetujuan (Revisi) Draft Seminar Usulan Penelitian Lampiran 19 Lembar Persetujuan (Revisi) Draft Skripsi
Lampiran 20 Daftar Riwayat Hidup
BABBIBB PENDAHULUANB
1.1LatarBBelakangBMasalahB
Dewasa ini, berbagai macam lapangan pekerjaan tersedia bagi para
angkatan kerja. Hal itu terjadi seiring dengan berkembangnya dunia usaha di
Indonesia, seperti tumbuhnya lembaga-lembaga keuangan baik bank maupun
non-bank, dan pasar modal serta adanya perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam
bidang aneka industri. Sarjana, merupakan tenaga kerja yang telah menempuh
pendidikan Strata-1, adalah salah satu angkatan kerja yang ada di Indonesia. Salah
satu sarjana yang akan memasuki dunia kerja adalah sarjana ekonomi khususnya
dari jurusan akuntansi. Saat ini, dengan berkembangnya zaman, sarjana dituntut
untuk lebih memiliki kualitas, mahasiswa dituntut untuk memiliki kemampuan
(skill) dan pengetahuan yang lebih dalam dunia kerja. Kemampuan dan pengetahuan yang dibutuhkan juga bergantung pada profesi atau karir yang akan
mereka pilih.
Karir dalam bidang akuntansi adalah salah satu karir yang membutuhkan
kemampuan dan pengetahuan lebih. Beberapa karir yang dapat dijalankan oleh
para sarjana akuntansi, yaitu akuntan publik, akuntan pemerintah, akuntan
perusahaan dan akuntan pendidik (Lilies Endang Wijayanti, 2001). Sarjana
akuntansi paling tidak mempunyai tiga alternatif langkah yang dapat ditempuh.
Pertama, setelah menyelesaikan pendidikan ekonomi jurusan akuntansi, seseorang
Strata-2. Ketiga, melanjutkan pendidikan profesi untuk menjadi akuntan publik. Dengan
kata lain, setelah menyelesaikan pendidikan jenjang program sarjana jurusan
akuntansi, sarjana akuntansi dapat memilih menjadi akuntan publik atau memilih
profesi non akuntan publik (Emita Wahyu Astami, 2001).
Profesi terkait bidang akuntansi yang saat ini menjadi perhatian para
praktisi dan akademisi salah satunya adalah profesi akuntan publik. Profesi ini
berkembang sejalan dengan perkembangan dunia usaha di Indonesia. Tumbuhnya
lembaga keuangan bank dan non bank, kerjasama Ikatan Akuntan Indonesia
dengan Dirjen Pajak dalam rangka menegaskan peran akuntan publik dalam
pelaksanaan peraturan perpajakan di Indonesia, membuktikan bahwa para pelaku
bisnis, pemerintah dan masyarakat membutuhkan jasa akuntan publik dalam
memberikan opini atau kepastian yang memadai atas kewajaran laporan keuangan
perusahaan. Selain itu, hal itu juga membuktikan bahwa keberadaan akuntan
publik di Indonesia telah diakui oleh pemerintah sebagai sebuah profesi
kepercayaan masyarakat Indonesia.
Profesi akuntan publik sendiri sangat berperan penting dalam dunia bisnis.
Akuntan publik diperlukan untuk meminimalisasi asimetri informasi yang terjadi
antara prinsipal, yaitu pemilik perusahaan atau kreditor, dengan agen/pengelola,
yaitu manajemen serta debitur. Ismail (2008) juga mengungkapkan bahwa seorang
auditor memainkan peran penting dalam mengurangi risiko informasi yang
merupakan alasan ekonomi utama dibalik permintaan akan audit dan jasa
pengauditan. Berbagai macam jasa ditawarkan oleh Kantor Akuntan Publik, mulai
assurance, seperti jasa konsultasi, pemeriksaan kinerja manajemen, dsb. Jasa-jasa yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik tidak terlepas dari kinerja pemilik
dan para akuntan publik yang bekerja didalamnya. Sehingga secara tidak langsung
profesi akuntan publik dituntut untuk mampu memberikan jasa kepada publik,
memenuhi kebutuhan pemakai jasa, memiliki kompetensi dan keahlian melalui
pendidikan khusus, memiliki integritas yang tinggi dan menjaga independensi
serta menjaga kepatuhan atas aturan dan standar.
Profesi akuntan publik ini merupakan salah satu profesi yang memberikan
peluang besar dalam dunia kerja karena tidak hanya perseroan terbatas yang
memiliki aset diatas 50 milyar saja yang wajib diaudit tetapi juga perusahaan
terbuka, lembaga pemerintahan dalam mengaudit laporan keuangan, seluruh partai
politik yang akan mengikuti pemilu serta sektor perpajakan dan perbankan yang
mewajibkan audit bagi nasabahnya akan memperoleh fasilitas kredit. Namun,
tantangan yang dihadapi oleh profesi ini juga sepadan dengan peluang yang ada.
Fitriany et al. (2010) menyebutkan bahwa berdasarkan data dari Departemen Keuangan tahun 2008 potensi entitas yang wajib diaudit oleh akuntan publik
kurang lebih 150.000 entitas dan total klien yang dilaporkan ke Depkeu adalah
sebanyak 13.848 dengan jumlah akuntan publik sebanyak 877 orang, sehingga
rasio antara klien dan akuntan publiknya tidak seimbang, yaitu sebesar 16:1.
Data tersebut didukung oleh data yang diperoleh dari artikel online
swa.co.id (2011) yang menyatakan bahwa jumlah akuntan di Indonesia masih
belum memadai untuk melayani kebutuhan masyarakat untuk menyajikan
2011 menyebutkan bahwa jumlah akuntan yang terdaftar sebanyak 40.000 orang
dan jumlah akuntan publik yang terdaftar hanya 700 orang. Kemudian Agus
Suparto, Kepala Bidang Pembinaan Akuntan PPAJP Kemenkeu juga
menyebutkan bahwa tahun 2012, jumlah akuntan publik di Indonesia mencapai
1000 orang dan setiap tahun pertumbuhan akuntan publik hanya 4% saja
(swa.co.id, 2012). Dan bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga seperti,
Malaysia, Filipina dan Singapura, yang jumlah akuntan publiknya masing-masing
sudah mencapai 2500 orang hingga 20.000 orang, negara Indonesia masih sangat
sedikit dan kekurangan akuntan publik.
Selain itu, bukan lagi menjadi rahasia umum bahwa profesi auditor hanya
dijadikan sebagai batu loncatan untuk mendapatkan pekerjaan lain. Profesi ini
hanya menjadi ajang untuk mencari pengalaman sehingga para auditor yang telah
menjalani profesi auditornya selama kurang lebih dua tahun akan meninggalkan
profesinya untuk mencari pekerjaan lain yang menawarkan kompensasi maupun
jenjang karir yang lebih menjanjikan. Turnover yang terjadi pada profesi auditor umumnya dilakukan oleh staf yang baru masuk dan hal tersebut disebabkan
karena masalah waktu kerja yang tidak dapat diantisipasi, deadline, stress kerja, konflik serta balas jasa yang kurang dari yang mereka harapkan. Dampak dari
masalah-masalah tersebut adalah berkurangnya minat para lulusan akuntansi
untuk berkarir menjadi auditor.
Untuk dapat berkarir sebagai akuntan publik, mahasiswa lulusan S1 dan
D4 program studi akuntansi diwajibkan untuk mengikuti Ujian yang
Sertifikasi Akuntan Publik (USAP). Berdasarkan data dari salah satu artikel
online, hanya 9 orang dari 66 orang peserta ujian yang lulus ujian sertifikasi akuntan publik (akuntanonline.com, 2013). Dalam rangka meningkatkan kuantitas
akuntan publik di Indonesia, Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), sebagai
penyelenggaran USAP di Indoensia, telah merubah persyaratan terkait persyaratan
dalam menempuh ujian. Sejak September 2013 lalu para lulusan S1 dan D4
program studi akuntansi dapat langsung mengikuti USAP tanpa harus terlebih
dahulu mengikuti Pendidikan Profesi Akuntansi (PPAk).
PPAk ini adalah pendidikan tambahan sarjana ekonomi jurusan akuntansi
yang bertujuan untuk mendapatkan gelar akuntan dan nomor register serta
merupakan salah satu syarat untuk mengikuti USAP. Namun, berbeda dengan
profesi akuntan perusahaan, akuntan pemerintah, dan akuntan pendidik, untuk
berkarir sebagai ketiga profesi tersebut, mahasiswa lulusan S1 atau D4 program
studi akuntansi tidak perlu mengikuti USAP terlebih dahulu tetapi bisa langsung
bekerja setelah kelulusannya dari perguruan tinggi dan tentunya setelah melewati
beberapa tes dari lembaga yang bersangkutan.
Hal-hal tersebut di atas dapat membentuk persepsi mahasiswa terhadap
profesi akuntan, khususnya profesi akuntan publik. Pencarian informasi dan
pertimbangan atas berbagai alternatif karier yang ada saat mahasiswa masih
kuliah merupakan awal dari pemilihan karir mereka sebagai auditor atau non
auditor. Aktivitas perkuliahan dapat membantu mahasiswa akuntansi untuk
mengenali sifat karir akuntansi dengan memberikan pengetahuan dan
informasi tersebut dapat membentuk suatu persepsi mahasiswa mengenai berbagai
macam karir akuntansi dan secara tidak langsung dapat mempengaruhi pilihan
karirnya.
Beberapa penelitian terdahulu menunjukkan bahwa para mahasiswa
akuntansi lebih tertarik untuk berprofesi sebagai akuntan perusahaan
dibandingkan dengan akuntan publik. Penelitian Sri Rahayu, dkk (2001) dan Reni
Yendrawati (2007) menyatakan bahwa karir yang paling banyak diminati oleh
mahasiswa akuntansi adalah akuntan perusahaan kemudian akuntan pemerintah,
akuntan publik dan akuntan pendidik. Terdapat beberapa faktor yang diduga dapat
menjadi pertimbangan mahasiswa akuntansi dalam memilih karir yang akan
dijalaninya, baik sebagai akuntan publik maupun non akuntan publik, diantaranya
penghargaan finansial, pelatihan profesional, pengakuan profesional, nilai-nilai
sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja dan personalitas.
Penelitian yang dilakukan oleh Sri Rahayu, dkk (2003), menunjukkan
bahwa karir yang banyak diminati oleh mahasiswa akuntansi di Jakarta,
Yogyakarta dan Surakarta adalah akuntan perusahaan, kemudian akuntan
pemerintah, akuntan publik dan akuntan pendidik. Dalam memilih karir tersebut,
mahasiswa akuntansi lebih mempertimbangkan penghargaan finansial, pelatihan
profesional, pengakuan profesional, lingkungan kerja dan pertimbangan pasar
kerja. Selain itu, Reni Yendrawati (2007) yang melakukan penelitian kepada
mahasiswa akuntansi di empat perguruan tinggi swasta di Yogyakarta
menunjukkan bahwa mahasiswa akuntansi lebih mempertimbangkan penghargaan
karirnya sedangkan nilai-nilai sosial, lingkungan kerja dan pertimbangan pasar
tidak ada perbedaan pandangan.
Hasil penelitian Lilies Endang Wijayanti (2001) pada mahasiswa akuntansi
di PTN dan PTS di Yogyakarta menyimpulkan bahwa penghargaan finansial,
pelatihan profesional, dan nilai-nilai sosial berpengaruh signfikan terhadap
pemilihan karir mahasiswa sebagai akuntan publik dan non akuntan publik.
Kemudian, Dian Putri Merdekawati dan Ardiani Ika Sulistyawati (2011)
menunjukkan bahwa hanya faktor pelatihan profesional, nilai-nilai sosial dan
pengakuan profesional yang mempunyai pengaruh pada persepsi mahasiswa
terhadap pemilihan karir sebagai akuntan publik dan non-akuntan publik.
Adapun faktor-faktor lain yang mempengaruhi pemilihan karir sebagai
akuntan publik ditunjukkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Luthfi Harris dan
Ali Djamhuri (2001) dengan meneliti lima faktor yang juga diteliti oleh Felton et
al (1994) dan Emita Wahyu Astami (2001), yaitu nilai intrinsik pekerjaan,
fleksibilitas kerja akuntan, kesempatan, persepsi tentang manfaat akuntan publik
dan persepsi tentang pengorbanan profesi akuntan publik, menunjukkan hasil
bahwa secara statistik ketersedian kesempatan dan fleksibilitas merupakan faktor
yang membedakan diantara pemilih profesi akuntan publik dan pemilih profesi
non akuntan publik.
Adanya fenomena terkait profesi akuntan publik dan ketidakkonsistenan
hasil penelitian sebelumnya mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi
pemilihan karir mahasiswa akuntansi sebagai akuntan publik dan non akuntan
mempengaruhi pemilihan karir mahasiswa akuntansi sebagai akuntan publik dan
non akuntan publik, diantaranya, penghargaan finansial, pengakuan profesional,
nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, nilai intrinsik
pekerjaan dan persepsi tentang profesi akuntan publik (manfaat dan pengorbanan).
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka
judul penelitian ini adalah “AnalisisB Faktor-FaktorB yangB MempengaruhiB PemilihanB KarirB MahasiswaB AkuntansiB SebagaiB AkuntanB PublikB danB NonB
AkuntanB PublikB (StudiB PadaB MahasiswaB AkuntansiB diB UniversitasB diB KotaB Bandung)”
1.2RumusanBMasalahB
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
penelitian ini bermaksud untuk menguji kembali faktor-faktor yang
mempengaruhi pemilihan karir mahasiswa akuntansi sebagai akuntan publik dan
non akuntan publik, diantaranya penghargaan finansial, pengakuan profesional,
nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, nilai intrinsik
pekerjaan, persepsi tentang manfaat profesi akuntan publik dan persepsi tentang
pengorbanan profesi akuntan publik. Masalah yang dapat dirumuskan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apa saja faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan karir
2. Apakah terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi yang
memilih profesi akuntan publik dan yang memilih profesi non akuntan
publik berkaitan dengan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan
karir?
1.3MaksudBdanBTujuanBPenelitianB
Maksud dan tujuan penelitian yang ingin dicapai, sesuai dengan rumusan
masalah di atas, diantaranya:
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh/mendominasi pemilihan
karir mahasiswa akuntansi sebagai akuntan publik dan non akuntan publik.
2. Untuk mengetahui dan menguji ada atau tidaknya perbedaan persepsi atas
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan karir mahasiswa
akuntansi sebagai akuntan publik dan non akuntan publik.
1.4KegunaanBPenelitianB
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Kegunaan Akademik
Dapat memperluas khasanah pengetahuan dan wawasan khususnya dalam bidang keilmuan auditing, yang didalamnya bisa lebih menjelaskan
mengenai profesi akuntan publik, baik dari sisi penghargaan maupun
lingkungan profesi akuntan publik sehingga dapat memotivasi mahasiswa
untuk menjadi seorang akuntan publik sebagai pilihan karirnya dan dapat
dapat digunakan menjadi salah satu sumber referensi dan informasi bagi
penelitian selanjutnya mengenai pembahasan pemilihan karir mahasiswa
akuntansi sebagai akuntan publik dan non akuntan publik.
2. Kegunaan Praktis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan
pertimbangan bagi lembaga yang telah mempekerjakan tenaga akuntan,
sehingga mereka dapat mengerti apa yang diinginkan calon akuntan dalam
memilih profesi dan untuk lebih memotivasi mereka yang sudah bekerja di
lembaganya. Selain itu, dapat menjadi bahan pertimbangan bagi
mahasiswa dalam mengambil keputusan karirnya sebagai akuntan, baik
AP maupun non AP, serta bagi pihak institusi pendidikan akuntansi agar
penelitian ini dapat memberikan nilai tambah dalam meningkatkan
kualitas pengajaran, sehingga menambah mutu lulusan sebagai pekerja
intelektual yang siap pakai sesuai dengan kebutuhan pasar dan membantu
memuat kurikulum dalam sistem pendidikan akuntansi yang relevan dalam
BABBIIIB
OBJEKBDANBOETODEBPENELITIANB
3.1 ObjekBPenelitianB
Objek penelitian merupakan permasalahan yang akan diteliti. Pengertian
objek penelitian yang dikemukakan oleh Husein Umar (2007: 303), menyatakan
bahwa objek penelitian adalah sebagai berikut :
“Objek penelitian menjelaskan tentang apa atau siapa yang menjadi objek
penelitian dilakukan. Bisa juga ditambahkan hal-hal lain jika dianggap perlu”.
Sedangkan Pengertian objek penelitian yang dikemukakan oleh Nur
Indriantoro dan Bambang Supomo (2007: 56), menyatakan bahwa objek
penelitian adalah sebagai berikut:
“Objek penelitian adalah karakteristik tertentu yang mempunyai nilai, skor atau
ukuran yang berbeda untuk unit atau individu yang berbeda atau merupakan
konsep yang diberi lebih dari satu nilai”.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa objek penelitian
merupakan sasaran ilmiah dengan tujuan dan kegunaan tertentu untuk
mendapatkan data tertentu. Dalam penelitian ini, yang menjadi objek
penelitiannya adalah faktor-faktor yang diduga mempengaruhi pemilihan karir
mahasiswa akuntansi sebagai akuntan publik dan non akuntan publik, yaitu
penghargaan finansial, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja,
pertimbangan pasar kerja, nilai intrinsik pekerjaan dan persepsi tentang manfaat
Wilma Puteri Dessiana,2014
Strata 1 semester 6/8 program studi akuntansi berakreditasi A pada Universitas
Negeri dan Swasta di Kota Bandung.
3.2 OetodeBPenelitianB
3.2.1 DesainBPenelitianB
Metode Penelitian menurut M. Nazir (2008), adalah sebagai berikut:
“Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan peneliti untuk
mencapai tujuan dan menentukan jawaban atas masalah yang diajukan.” Dalam
penelitian ini, metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian
deskriptif komparatif dengan pendekatan kuantitatif.
Menurut Sugiyono (2010: 147), metode deskriptif adalah:
“Metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk menggambarkan
atau menganalisis suatu hasil penelitian tetapi tidak digunakan untuk
membuat kesimpulan yang lebih luas.”
Sementara penelitian komparatif adalah suatu pertanyaan penelitian yang
bersifat membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih
sampel yang berbeda (Sugiyono, 2010: 54), yaitu perbandingan pandangan antara
mahasiswa akuntansi yang memilih profesi akuntan publik dengan mahasiswa
akuntansi yang memilih profesi non akuntan publik.
Penelitian ini termasuk pada jenis penelitian dengan pendekatan kuantitatif
Wilma Puteri Dessiana,2014
pertanyaan yang merupakan pengukuran dari variabel yang dianalisis dan
kemudian dilakukan pengujian hipotesis guna memperoleh hasil penelitian.
3.2.2 DefinisiBdanBOperasionalisasiBVariabelB
Menurut Sugiyono dalam buku “Statistik Untuk Penelitian” (2002) yaitu
“Secara teoritis, variabel dapat didefinisikan sebagai atribut sebuah objek,
mempunyai variasi antara satu objek dengan objek lainnya.”
3.2.2.1DefinisiBVariabelB
Penelitian ini menggunakan variabel faktor-faktor yang diduga
mempengaruhi pemilihan karir mahasiswa akuntansi, seperti penghargaan
finansial, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja,
pertimbangan pasar kerja, nilai intrinsik pekerjaan dan persepsi tentang manfaat
dan pengorbanan profesi akuntan publik, sebagai variabel independen. Sedangkan
variabel dependen dalam penelitian ini adalah karir sebagai akuntan publik dan
non akuntan publik, yang terdiri atas akuntan perusahaan, akuntan pendidik dan
akuntan pemerintah. Berikut penjelasan dari variabel-variabel penelitian ini:
1. Variabel Dependen
a. Akuntan Publik
Seorang akuntan publik adalah akuntan publik lokal atau akuntan publik
asing telah memperoleh izin untuk memberikan jasa baik atestasi maupun
non atestasi (Marisi Purba, 2012: 86). Akuntan publik juga dapat dikatakan
sebagai akuntan yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP), dimana
KAP merupakan badan usaha yang telah mendapatkan izin dari Menteri
Wilma Puteri Dessiana,2014
jasanya. Seseorang terlebih dahulu harus memiliki gelar CPA melalui
Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) untuk menjadi akuntan publik.
b. Non Akuntan Publik
Profesi non akuntan publik adalah profesi akuntansi yang tidak harus
melalui Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP) (Syiam et al., 1999
dalam Jadongan Sijabat, 2004). Profesi non akuntan publik terdiri atas:
1) Akuntan Perusahaan
Akuntan perusahaan adalah profesi akuntan yang bekerja pada
perusahaan, baik perusahaan negara maupun perusahaan swasta, yang
tugas pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur
yang ditetapkan oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan
baik atau tidaknya penjagaan terhadap kekayaan organisasi,
menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur kegiatan organisasi seta
menentukan keandalan informasi yang dihasilkan oleh berbagai bagian
organisasi (Dian Putri, 2009). Selain itu, akuntan perusahaan juga dapat
melakukan pekerjaan akuntansi manajemen dan akuntansi keuangan di
perusahaan negara maupun pemerintah.
2) Akuntan Pemerintah
Akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada instansi
pemerintah yang tugas pokoknya melakukan pemeriksaan terhadap
pertanggungjawaban keuangan yang ditunjuk oleh unit-unit organisasi
dalam pemerintahan atau pertanggungjawaban keuangan yang ditunjuk
Wilma Puteri Dessiana,2014
instansi pemerintah, namun di departemen keuangan Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK), dan instansi pajak adalah instansi pemerintah yang
bertanggungjawab kepada Presiden Republik Indonesia (RI) dalam
bidang pengawasan keuangan dan pembangunan yang dilakukan oleh
pemerintah bukan oleh akuntan pemerintah (Jumamik, 2007 dalam
Dian, 2011).
3) Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik merupakan profesi yang menghasilkan sumber daya
manusia yang berkarir pada tiga bidang akuntan lainnya. Akuntan
pendidik melaksanakan proses penciptaan profesional, baik profesi
akuntan publik, akuntan perusahaan dan akuntan pemerintah. Seiring
dengan perkembangan perekonomian yang pesat, maka dibutuhkan
akuntan yang semakin banyak pula. Dalam konteks permasalahan inilah
pemenuhan kebutuhan akan tenaga akuntan (Jumamik, 2007, dalam
Dian, 2011). Dengan kata lain profesi ini merupakan profesi akuntan
yang bekerja di lembaga pendidikan, yaitu sebagai tenaga pengajar.
2. Variabel Independen
a. Penghargaan Finansial
Penghasilan atau gaji merupakan hasil yang diperoleh sebagai
kontraprestasi dari pekerjaan yang telah diyakini secara mendasar bagi
Wilma Puteri Dessiana,2014
kepuasan kepada karyawannya. Penghargaan finansial diuji dengan tiga
butir pernyataan yaitu gaji awal yang tinggi, potensi kenaikan gaji dan
tersedianya dana pensiun (Sri Rahayu, 2003).
b. Pengakuan Profesional
Pengakuan profesional meliputi hal-hal yang berhubungan dengan
pengakuan terhadap prestasi. Pengakuan profesional diuji dengan empat
pernyataan mengenai kenaikan pangkat, kesempatan untuk berkembang,
dan pengakuan prestasi serta memerlukan keahlian tertentu untuk
mencapai sukses (Sri Rahayu, 2003)
c. Nilai-Nilai Sosial
Nilai-nilai sosial ditunjukkan sebagai faktor yang menampakkan
kemampuan seseorang di masyarakat, atau nilai seseorang yang dapat
dilihat dari sudut pandang orang-orang lain di lingkungannya (Stolle,
1976 dalam Wijayanti, 2001). Nilai-nilai sosial diuji dengan enam
pernyataan mengenai kesempatan untuk melakukan pelayanan sosial,
kesempatan untuk berinteraksi dengan orang lain, kesempatan untuk
menjalankan hobi di luar pekerjaan, perhatian terhadap perilaku individu
dan gengsi pekerjaan di mata orang lain dan kemampuan bekerja dengan
ahli lain (Sri Rahayu, 2003).
d. Lingkungan Kerja
Sifat pekerjaan, tingkat persaingan dan banyaknya tekanan kerja
Wilma Puteri Dessiana,2014
tujuh pernyataan mengenai sifat pekerjaan (rutin, atraktif, sering lembur)
(Sri Rahayu, 2003).
e. Pertimbangan Pasar Kerja
Pertimbangan pasar kerja meliputi keamanan kerja dan tersedianya
lapangan kerja atau kemudahan mengakses lowongan kerja. Keamanan
kerja merupakan faktor dimana karir yang dipilih dapat bertahan dalam
jangka waktu yang lama. Karir diharapkan bukan pilihan karir sementara,
tetapi dapat terus berlanjut sampai seseorang pensiun. Pertimbangan
pasar kerja diuji dengan dua pernyataan mengenai keamanan kerja, dan
kemudahan mengakses lowongan pekerjaan (Sri Rahayu, 2003).
f. Nilai Intrinsik Pekerjaan
Variabel ni dapat diasosiasikan sebagai kepuasan yang diperoleh atas
suatu pekerjaan yang dilakukan seperti kesempatan untuk
mengembangkan kreatifitas, kemandirian, pengembangan kemampuan
intelektual dan seterusnya. Pengukuran variabel ini menggunakan empat
butir pernyataan yaitu tantangan intelektual, suasana kerja dinamis,
kreativitas dan pemberian kebebasan dalam penyelesaian tugas (Felton,
1994; Luthfi dan Ali, 2001).
g. Persepsi Tentang Profesi Akuntan Publik
Informasi yang akan digali dari persepsi mahasiswa terhadap profesi
akuntan publik yaitu manfaat dan pengorbanan seseorang yang memilih
berprofesi sebagai akuntan publik. Persepsi atas manfaat berprofesi
Wilma Puteri Dessiana,2014
yang menjadi konsultan yang dinamis pada perusahaan, profesi AP
adalah konsultan bisnis yang terpercaya, AP berpeluang menjadi direktur
suatu perusahaan, profesi AP merupakan profesi yang menarik dan
profesi AP memiliki penuh tantangan saat awal bekerja. Sedangkan
persepsi tentang pengorbanan profesi AP terdiri atas 4 pernyataan yang
terdiri atas pekerjaan AP yang tidak memiliki waktu santai pada awal
pekerjaan, profesi yang terlalu banyak upaya yang harus dilakukan,
profesi AP menghasilkan gaji yang kecil bagi auditor yang belum
berpengalaman dan profesi yang tidak berkembang (monoton) (Luthfi
dan Ali, 2001).
3.2.2.2OperasionalisasiBVariabelB
Pada penelitian ini variabel yang akan diteliti adalah analisis faktor-faktor
yang mempengaruhi pemilihan karir mahasiswa akuntansi sebagai akuntan publik
dan non akuntan publik. Berikut tabel operasionalisasi variabel:
TabelB3.1B
OperasionalisasiBVariabelB B
No.B VariabelB IndikatorB SkalaB No.ItemB
1. Penghargaan
Finansial (X1) 1.2. Gaji awal yang tinggi, Tersedianya dana pensiun 3.Potensi kenaikan gaji
Interval 1 2 3 2. Pengakuan
Wilma Puteri Dessiana,2014
3. Nilai-Nilai Sosial
(X3) 1.Kesempatan untuk melakukan pelayanan sosial, 2.Kesempatan untuk berinteraksi dengan orang
lain,
3.Kesempatan untuk menjalankan hobi di luar pekerjaan,
4.Perhatian terhadap perilaku individu 5.Gengsi pekerjaan di mata orang lain 6.Kemampuan bekerja dengan ahli lain
Interval 8
Kerja (X4) 1.2.Pekerjaan Rutin Pekerjaan yang cepat selesai 3.Pekerjaan atraktif/banyak tantangan 4.Lingkungan kerja yang menyenangkan 5.Seringnya lembur
6.Kompetisi antar karyawan tinggi 7.Tekanan kerja
Pasar Kerja (X5) 1.2.Keamanan kerja, Kemudahan mengakses lowongan pekerjaan Interval 21 22 6 Nilai Intrinsik
Pekerjaan (X6) 1.2.Tantangan intelektual, Suasana kerja dinamis, 3.Kreativitas
4.Pemberian kebebasan dalam penyelesaian tugas
1. konsultan yang dinamis pada perusahaan, 2. konsultan bisnis yang terpercaya, 3. AP berpeluang menjadi direktur suatu
perusahaan,
4. profesi yang menarik
5. memiliki penuh tantangan saat awal bekerja
Interval 27
1. Kurangnya waktu santai pada awal pekerjaan,
2. Terlalu banyak upaya yang harus dilakukan, 3. Gaji yang kecil
4. Profesi yang tidak berkembang (monoton)
32 33 34 35 9. Pemilihan
Profesi (Y) 1.2.Akuntan Publik Non Akuntan Publik a. Akuntan Perusahaan
Menurut Sugiyono (2010: 115) populasi adalah “Wilayah generalisasi
Wilma Puteri Dessiana,2014
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa S1
semester 6/8 program studi akuntansi berakreditasi A pada Universitas Negeri dan
Swasta yang ada di Kota Bandung. Berikut ini merupakan daftar Universitas
1. Universitas Katolik Parahyangan A 2. Universitas Komputer Indonesia A 3. Universitas Padjadjaran A 4. Universitas Pasundan A 5. Universitas Sangga Buana A
Sumber: ban-pt.kemdiknas.go.id
Mahasiswa S1 akuntansi semester 6/8 merupakan calon lulusan akuntansi
yang akan mulai memasuki dunia kerja. Oleh karena itu, mereka diharapkan telah
memiliki rencana atau pemikiran mengenai alternatif pilihan karir apa yang akan
mereka jalani setelah kelulusannya dan diharapkan mereka telah memiliki
pengetahuan yang memadai tentang profesi akuntansi sehingga dapat memberikan
jawaban sesuai dengan rencana mereka.
Berdasarkan informasi yang peneliti peroleh dari sub bagian akademik
yang ada pada lima universitas di atas, jumlah mahasiswa akuntansi yang terdapat
pada lima universitas tersebut berjumlah 981 orang, yang terdiri atas 251 orang di
Wilma Puteri Dessiana,2014
178 orang di Universitas Padjadjaran, 343 orang di Universitas Pasundan dan 20
orang di Universitas Sangga Buana.
3.2.3.2SampelBPenelitianB
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut (Sugiyono: 2010). Teknik pengambilan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Menurut Riduwan dan
Engkos Achmad Kuncoro (2012: 41) “simple random sampling adalah cara
pengambilan sampel dari anggota populasi secara acak tanpa memperhatikan
strata (tingkatan) dalam populasi tersebut. Jumlah sampel yang akan digunakan
dalam penelitian ini ditetapkan dengan rumus dari Taro Yamane atau Slovin
(Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro, 2012: 44), sebagai berikut:
= . + 1 = (981.0.1 ) + 1 =981 10.81 = 91 responden981 Dimana:
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
Wilma Puteri Dessiana,2014
Dengan mengunakan perhitungan yang proporsional pada masing-masing
universitas tempat peneliti memperoleh sumber data. Berikut contoh
perhitungannya (Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro, 2012):
=
Dimana:
ni = jumlah sampel di masing-masing universitas
n = jumlah sampel seluruhnya
Ni = jumlah populasi di masing-masing universitas
N = jumlah populasi seluruhnya
Berdasarkan perhitungan sampel yang proporsional, dapat diketahui
jumlah sampel pada masing-masing universitas, yaitu sebagai berikut.
TabelB3.3B
JumlahBSampelBPadaB5BUniversitasB BBB
No.B NamaBUniversitasB JumlahBSampelB
1. Universitas Katolik Parahyangan 23 2. Universitas Komputer Indonesia 18 3. Universitas Padjadjaran 17 4. Universitas Pasundan 31 5. Universitas Sangga Buana 2
TotalBSampelB 91B
Sumber: data diolah
3.2.4 TeknikBBPengumpulanBDataB
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan metode kuesioner. Data dikumpulkan melalui personal.
Metode ini menggunakan penyebaran kuesioner yang telah disusun secara
terstuktur, sejumlah pertanyaan tertulis disampaikan pada responden untuk
Wilma Puteri Dessiana,2014
Pertanyaan berkaitan dengan data demografi responden serta opini atau
tanggapan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karir mahasiswa
akuntansi, yang terdiri atas penghargaan finansial, pengakuan profesional,
nilai-nilai sosial, lingkungan kerja, pertimbangan pasar kerja, nilai-nilai intrinsik pekerjaan,
persepsi tentang profesi akuntan publik. Penyebaran dan pengumpulan kuesioner
dilakukan secara langsung oleh peneliti dengan cara mengantar kuesioner
langsung ke mahasiswa akuntansi yang berkuliah di 5 Universitas yang memiliki
peringkat A pada program strata 1 jurusan akuntansi di Kota Bandung. Dalam
kuesioner ini nantinya akan digunakan model pertanyaan tertutup, bentuk tertutup.
Persepsi mahasiswa diukur melalui pernyataan-pernyataan yang terdapat
pada kuesioner dan menggunakan skala likert dengan skala 1 sampai 5. Dengan
menggunakan kuesioner, mahasiswa harus mengisi jawaban yang dianggap paling
tepat dengan skala liket berdimensi 5 skala, sebagai berikut:
Sangat Tidak Setuju Tidak Setuju Ragu-Ragu Setuju Sangat Setuju
(1) (2) (3) (4) (5)
Penggunaan skala likert pada statistik parametrik dibenarkan dengan
merujuk Imam Ghozali (2010) yang dikutip oleh Suliyanto (2011), yang
menyatakan bahwa skala likert memiliki nilai korelasi yang tinggi dengan skala
skala guttman dan thortoen, yaitu sebesar 0,92, sehingga skala likert dapat
dianggap interval. Senada dengan Imam Ghozali, Uma Sekaran (1992: 160-161)
juga berpendapat bahwa skala likert adalah skala pengukuran yang menghasilkan
Wilma Puteri Dessiana,2014
skala likert menghasilkan data interval, yang digambarkan dengan garis kontinum
pada kategori skala likert.
3.2.5 InstrumenBPenelitianBB
Menurut Sugiyono (2010:146) instrumen penelitian adalah alat yang
digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara
spesifik fenomena ini disebut variabel penelitian.
Jenis instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner yang disebarkan pada
responden. Skala pengukuran yang digunakan adalah numerical scale. Data yang
diperoleh dari hasil pengisian kuesioner selanjutnya akan dianalisis dengan
menghitung masing-masing skor dari setiap pertanyaan sehingga didapat
kesimpulan mengenai kondisi setiap item pertanyaan pada obyek yang diteliti.
3.2.6 SkalaBPengukuranB
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur hasil pengisian kuesioner oleh
responden adalah menggunakan skala numerik. Jawaban setiap instrumen yang
menggunakan skala numerik mempunyai gradasi yang dapat berupa kata-kata.
Berikut disajikan dalam bentuk tabel penilaian yang akan digunakan oleh peneliti.
TabelB3.4B SkorBJawabanB
B
NilaiB KriteriaB
Wilma Puteri Dessiana,2014
Menurut Sugiyono (2010: 133) kriteria interpretasi skor berdasarkan
jawaban responden dapat ditentukan sebagai berikut, “skor maksimum setiap
kuesioner adalah 5 dan skor minimum adalah 1, atau berkisar antara 20% sampai
100%, maka jarak antara skor yang berdekatan adalah 16%. ((100%-20%)/5),”
sehingga dapat diperoleh kriteria sebagai berikut:
TabelB3.5B InterpretasiBSkorB
B
HasilB KategoriB
20%-35,99% Sangat Rendah
36%-51,99% Rendah
52%-67,99% Sedang
68%-83,99% Tinggi
84%-100% Sangat Tinggi
Sumber: data diolah
Interpretasi skor ini diperoleh dengan cara membandingkan skor item yang
diperoleh berdasarkan jawaban responden dengan skor tertinggi jawaban
kemudian dikalikan 100%.
100%
Skor item diperoleh dari hasil perkalian antara nilai skala pertanyaan
dengan jumlah responden yang menjawab pada nilai tersebut. Sementara skor
tertinggi diperoleh dari jumlah nilai skala pertanyaan paling tinggi dikalikan
dengan jumlah responden secara keseluruhan.
Wilma Puteri Dessiana,2014
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Data Primer. Data
primer yang digunakan berupa data subjek (self report data) yang berupa opini
dan karakteristik dari responden. Data primer dalam penelitian ini berupa:
1. Karakteristik responden yaitu jenis kelamin, tahun masuk universitas, dan
semester.
2. Opini atau tanggapan dan jawaban kuesioner responden atas faktor-faktor
yang mempengaruhi pemilihan karir mahasiswa akuntansi sebagai akuntan
publik dan non akuntan publik serta rencana karir mahasiswa akuntansi untuk
memilih atau tidak memilih berprofesi sebagai akuntan publik.
Sumber data adalah mahasiswa mahasiswa akuntansi yang berkuliah di 5
Universitas yang memiliki peringkat A pada program strata 1 jurusan akuntansi di
Kota Bandung.
3.2.8 UjiBInstrumenBPenelitianB
Mengingat pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner, maka kualitas
kuesioner dan kesanggupan responden dalam menjawab pertanyaan merupakan
hal yang sangat penting dalam penelitian ini. Apabila alat yang digunakan dalam
proses pengumpulan data tidak valid, maka hasil penelitian yang diperoleh tidak
mampu menggambarkan keadaan yang sebenarnya. Oleh karena itu, dalam
penelitian ini akan dimulai dengan pengujian validitas dan reliabilitas atas
instrumen yang digunakan dalam penelitian.
Wilma Puteri Dessiana,2014
Validitas suatu instrumen menunjukkan suatu alat ukur yang dapat
mengukur sejauh mana kebenaran alat itu untuk mengukur sesuatu yang
diperlukan, atau seberapa kesahihannya. Uji validitas ini dilakukan dengan cara
mencari harga korelasi antara bagian-bagian dari alat ukur secara keseluruhan
dengan menggunakan rumus pearson product moment. Adapun rumus pearson
product moment adalah :
= (∑ )– (∑ ∑ )
[ ∑ − (∑ ) ] [ ∑ − (∑ ) ] Kriteria keputusan :
rhitung > rtabel maka instrumen tersebut valid rhitung < rtabel maka instrumen tersebut tidak valid
Pengujian dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item setiap
butir pernyataan dengan skor total, selanjutnya interpretasi dari koefisien korelasi
yang dihasilkan, bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya lebih dari
sama dengan 0,3 maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki
validitas konstruksi yang baik (Sugiyono, 2010: 178).
3.2.8.2BPengujianBReliabilitasBB
Reliabilitas atau keterandalan suatu instrumen sebagai alat ukur
dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana kebenaran alat ukur tersebut cocok
digunakan sebagai alat ukur untuk mengukur sesuatu (Mardalis, 2009: 61-62).
Wilma Puteri Dessiana,2014
pengukuran. Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan
menggunakan metode cronbach alpha.
Rumus:
= ( − 1) 1 −∑ Keterangan
= realibilitas
= banyaknya butir pertanyaan = jumlah varians butir Kriteria keputusan :
rhitung > rtabel maka instrumen tersebut reliabel rhitung < rtabel maka instrumen tersebut tidak reliable
Kerlinger (2000: 450) mensyaratkan suatu instrumen dikatakan reliabel
jika memiliki koefisien Cronchbach Alpha diatas 0.50.
3.2.9 TeknikBBAnalisisBDataBdanBRancanganBPengujianBHipotesis.B
3.2.9.1 TeknikBAnalisisBDataB
Anaisis data merupakan bagian dari proses pengujian data yang hasilnya
digunakan sebagai bukti yang memadai untuk menarik kesimpulan penelitian
(Nur Indrianto dan Bambang Supomo, 2007: 11). Analisis data yang digunakan
untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan karir
Wilma Puteri Dessiana,2014
yang selanjutnya diikuti dengan analisis Independent Sample T Test untuk
pengujian hipotesis terhadap faktor-faktor yang berpengaruh tersebut.
3.2.9.1.1 UjiBNormalitasB
Uji normalitas berguna untuk mengetahui apakah variabel independen
berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak. Jika datanya tidak berdistribusi
normal maka analisis nonparametrik yang digunakan, jika datanya berdistribusi
normal maka analisis parametrik yang dapat digunakan, termasuk korelasi product
moment. Mendeteksi apakah data berdistribusi normal atau tidak, dapat diketahui
dengan menggambarkan penyebaran data melalui sebuah grafik. Jika datanya
menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonalnya, maka
data tersebut memenuhi asumsi normalitas.
Pengujian normalitas data dapat menggunakan uji normalitas
Komolgorov-Smirnov Z dengan bantuan SPSS 20.0 for windows. “Metode pengambilan
keputusan untuk uji normalitas yaitu jika kolmogrov-smirnov Z < 0,05 maka data
tersebut tidak berdistribusi normal” (Duwi Priyatno, 2010:40)
B
3.2.9.1.2 AnalisisBFaktorB(Factor Analysis)B
Analisis faktor termasuk pada interdependence techniques, yang berarti
tidak ada variabel dependen ataupun variabel independen, yang berarti juga tidak
diperlukan sebuah model tertentu untuk factor analysis (Singgih Santoso, 2010:
62). Tujuan utama dari analisis faktor adalah untuk meringkas informasi yang
dikandung dalam sejumlah besar variabel ke dalam suatu kelompok faktor yang
Wilma Puteri Dessiana,2014
interdependensi beberapa variabel yang dapat dijadikan satu yang disebut dengan
faktor sehingga ditemukan variabel-variabel atau faktor-faktor yang dominan atau
penting untuk dianalisa lebih lanjut (Umi Narimawati, 2008: 12). Tujuan dari
analisis faktor juga diungkapkan oleh Singgih Santoso dalam bukunya “Statistik
Multivariat” (2010: 58) adalah:
1. Data Summarization, yaitu mengidentifikasi adanya hubungan antar
variabel dengan melakukan uji korelasi. Jika korelasi dilakukan antar
variabel, analisis tersebut dinamakan R Factor Analysis. Namun, jika
korelasi dilakukan antar responden/sampel disebut Q Factor Analysis, dapat
juga disebut Cluster Analysis.
2. Data Reduction, yaitu proses membuat sebuah variabel set baru yang
dinamakan faktor untuk menggantikan sejumlah variabel tertentu. Pada
proses dapat dilakukan dengan dua, diantaranya mengidentifikasi
perwakilan variabel dari satu set variabel yang lebih besar untuk digunakan
dalam analisis multivariat selanjutnya atau membentuk satu set yang baru,
baik dalam jumlah yang lebih kecil, khusus atau secara total mengganti
variabel asal (Hair, et al., 2006).
Analisis faktor yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis faktor
eksploratori, karena teknik ini bertujuan untuk mengetahui dan mencari
pengelompokkan baru variabel asli menjadi variabel yang jumlahnya semakin
sedikit (Imam Ghozali, 2012: 399). Asumsi-asumsi yang terdapat pada analisis
Wilma Puteri Dessiana,2014
1. Besarnya korelasi atau korelasi antar variabel independen harus cukup kuat,
yaitu > 0.5
2. Besar korelasi parsial, korelasi antara dua variabel dengan menganggap tetap
variabel yang lain harus kecil. Pada SPSS, deteksi terhadap korelasi parsial
ditunjukkan melalui Anti-Image Correlation.
3. Pengujian seluruh matrik korelasi (korelasi antar variabel) diukur dengan uji
Bartlett Test of Sphericity atau Measure Sampling Adequacy (MSA). Jika
hasilnya signifikan (>=0,5) berarti matriks korelasi memiliki korelasi
signifikan dengan sejumlah variabel
4. Hasil uji KMO (Kaiser – Meyer – Olkin) harus > 0.5 agar analisis dapat
diteruskan
5. Mempunyai nilai Eigenvalues >1
6. Pada beberapa kasus, asumsi normalitas dari variabel-variabel atau faktor
yang terjadi sebaiknya dipenuhi
B
B
3.2.9.1.3 Independent Sample T-TestB
Hipotesis alternatif pertama dalam penelitian ini akan diuji dengan
Independent Sample T-Test. Singgih Santoso (2005: 42) mengungkapkan bahwa
tujuan dari Uji Independent Sample T-Test ini adalah membandingkan rata-rata
dua grup yang tidak berhubungan satu dengan yang lain, apakah kedua grup
tersebut mempunyai rata-rata yang sama ataukah tidak secara signifikan. Artinya,
Wilma Puteri Dessiana,2014
finansial, pengakuan profesional, nilai-nilai sosial, lingkungan kerja,
pertimbangan pasar kerja, nilai intrinsik pekerjaan dan persepsi tentang profesi
akuntan publik secara parsial) untuk membedakan antara mahasiswa akuntansi
yang memilih profesi akuntan publik dengan mahasiswa yang memilih profesi
non akuntan publik. Uji Independent Sample T-Test ini dilakukan dengan cara
membandingkan perbedaan antara dua rata-rata dari dua sampel dengan standar
error perbedaan rata-rata kedua sampel tersebut atau secara rumus dapat ditulis
sebagai berikut (Imam Ghozali, 2012: 64):
= −
Sebelum uji t test dilakukan, uji kesamaan varian (homogenitas) dengan F
test (Levene’s Test) dilakukan terlebih dahulu untuk mengetahui apakah varian
sama atau berbeda dengan kriteria (Imam Ghozali, 2012: 66). Jika varian berbeda
atau ditunjukkan dengan probabilitas lebih kecil dari 0,05, untuk membandingkan
rata-rata kedua sampel digunakan t-test dengan asumsi varian tidak sama (equal
variance not assumed). Jika varian sama atau ditunjukkan dengan nilai
probabilitas lebih besar dari 0,05, untuk membandingkan rata-rata kedua sampel
digunakan t-test dengan asumsi varian sama (equal variance assumed). Kemudian
jika probabilitas pada t-test menunjukkan nilai lebih besar dari 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara kedua sampel/grup. Tetapi,
jika nilai probabilitas t-test menunjukkan lebih kecil dari 0,05, maka terdapat
Wilma Puteri Dessiana,2014
3.2.9.2 RancanganBPengujianBHipotesisB
Menurut Umi Narimawati (2008: 73), hipotesis adalah kebenaran
sementara yang perlu diuji kebenarannya. Oleh karena itu, hipotesis statistik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menurut Umi Narimawati (2008: 146), kriteria keputusan Analisis Faktor
adalah sebagai berikut.
a. Nilai KMO and Bartlett’s Test harus berada di atas 0,5 dan dengan
ketentuan sebagai berikut.
i. Jika probabilitas (sig.) < 0,05 maka variabel dapat dianalisa lebih
lanjut
ii. Jika probabilitas (sig.) > 0,05 maka variabel tidak dapat dianalisa lebih
lanjut
b. Besarnya angka MSA ialah antara 0 – 1, jika digunakan dalam
menentukan penggabungan variabel ketentuannya adalah sebagai berikut.
i. Jika MSA = 1 maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan
ii. Jika MSA ≥ 0,5 maka variabel tersebut masih dapat diprediksi dan
dapat dianalisis lebih lanjut
iii. Jika MSA < 0,5 maka variabel variabel tersebut tidak dapat diprediksi
dan tidak dapat dianalisis lebih lanjut sehingga variabel tersebut harus
dikeluarkan atau dibuang.
Wilma Puteri Dessiana,2014
Tidak terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi yang memilih
profesi akuntan publik dan yang memilih profesi non akuntan publik
berkaitan dengan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan karir.
H1: μ ≠ μ
Terdapat perbedaan persepsi antara mahasiswa akuntansi yang memilih
profesi akuntan publik dan yang memilih profesi non akuntan publik
berkaitan dengan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan karir.
DAFTAR PUSTAKA
Akuntan online. (2013). Sarjana Akuntansi Bisa Langsung Ujian CPA. [Online]. Tersedia:
http://akuntanonline.com/showdetail.php?mod=art&id=621&t=Sarjana%2 0Akuntansi%20Bisa%20Langsung%20Ujian%20CPA.&kat=Manajemen [ 13 Maret 2014]
Anna Kania Lidiatami. (2013). “Determinan Pilihan Karir Pada Mahasiswa Akuntansi (Studi Empiris Pada Mahasiswa Akuntansi S1 Universitas Diponegoro). Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro
Arens, Alvin A.; Elder, Randal J.; Beasley, Mark S. (2008). Auditing dan Jasa
Assurance Pendekatan Terintegrasi Jilid 1. Jakarta: Erlangga
Badan Akreditasi NasionalOPerguruan Tinggi. (2014). Direktori SK Hasil Akreditasi Program Studi. Badan Akreditasi NasionalOPerguruan Tinggi Kementrian Pendidikan dan Budaya. [Online]. Tersedia: http://banO pt.kemdiknas.go.id/direktori.php [17 Maret 2014]
Dian Putri Merdekawati dan Ardiani Ika Sulistyawati. (2011). “FaktorOFaktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karir Akuntan Publik dan Non Akuntan Publik.” Aset. ISSN 1693-928X. 9O19
Duwi Priyatno. (2010). “: Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 19”. Yogyakarta: Andi
Eddy Dwinanto Iskandar. (2011). Indonesia Dinilai Kekurangan Akuntan. [Online]. Tersedia: http://swa.co.id/listedOarticles/indonesiaOdinilaiO kekuranganOakuntan [ 13 Maret 2014]
Emita Lahyu Astami. (2001). “FaktorOFaktor yang Berpengaruh dalam Pemilihan Profesi Akuntan Publik dan Non Akuntan Publik Bagi Mahasiswa Akuntansi.” KOMPAK. (1). :7O84
Ester Meryana. (2012). Potensi Pasar bagi Profesi Akuntan Masih Besar. [Online]. Tersedia: http://swa.co.id/listedOarticles/potensiOpasarObagiOprofesiO akuntanOmasihObesar [Desember 2013]
Felton, Sandra, Nola Buhr and Margot Northey. (1994). “Factors Influencing the
Business Student’s Choice of a Career in Chartered Accountancy.”Issues
in Accounting Education Vol. 9 (1) Spring
Hair, et al. (2006). Multivariate Data Analysis Sixth Edition. Pearson Education Inc.
Husein Umar. (2007). Metode Riset Akuntansi Terapan. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2013). Mulai September 2013, S1/D4 Akuntansi
Dapat Langsung Ujian CPA of Indonesia. [Online]. Tersedia:
http://www.iaijakarta.or.id/index.php/info/92OmulaiOseptemberO2013Os1O d4OakuntansiOdapatOlangsungOujianOcpaOofOindonesia [20 Maret 2014]
Imam Ghozali. (2012). Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program IBM SPSS
20. Edisi 6. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ismail, et al. (2008). “Lhy Malaysian Second Board Companies Switch Auditors: Evidence of Bursa Malaysia.” International Research Journal of Finance
and Economics XIII, 123O130.
Jadongan Sijabat. (2004). “Perbedaan FaktorOFaktor yang Berpengaruh Dalam Pemilihan Profesi Akuntan Publik dan Non Akuntan Publik.” Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro
Kerlinger F.N (2000). Foundations of Behavioral Research.Orlando : Harcourt Collage Publishers.
Lilies Endang Lijayanti. (2001).” FaktorOFaktor yang Mempengaruhi Pilihan
Karir Mahasiswa Akuntansi.” KOMPAK. (3). 3:9O383
Luthfi Harris dan Ali Djamhuri. (2001). “Analisis Tentang FaktorOFaktor yang Melatarbelakangi Pemilihan Karir Bagi Mahasiswa Akuntansi: Antara Akuntan Publik Versus Non Akuntan Publik.” TEMA Vol. 2. (2). 116O13: Luthans, Fred. (2006). Perilaku Organisasi Edisi 10. Penerjemah: Vivin Andhika,
dkk; Editor: Shekor Purwanti. ANDI
Marisi P. Purba. (2012). Profesi Akuntan Publik di Indonesia Edisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu
Mardalis. (2009). Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara.
Mazli, dkk. (2006). “Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai FaktorOFaktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karir.” Penelitian. Medan 10O14
Menteri Keuangan. (2008). Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 17/PMK.01/2008. Jakarta: Menteri Keuangan
Akuntansi dan PPAk Universitas Hasanuddin).” Skripsi. Makassar: Universitas Hasanuddin
Moh. Nazir. (2008). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Mulyadi. (2002). Auditing Edisi 6. Jakarta: Salemba Empat
Nur Indriantoro dan Bambang Supomo (2007). Metode Penelitian Bisinis. Yogyakarta: BPFE
Rediana Setiyani. (200:). FaktorOFaktor yang Membedakan Mahasiswa Akuntansi dalam Memilih Profesi Sebagai Akuntan Publik dan Non Akuntan Publik (studi Empiris Pada Mahasiswa Akuntan Perguruan Tinggi di pulau Jawa) Reni Yendrawati. (2007). “Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai FaktorO
Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan karir Sebagai Akuntan.” ISSN
1693-4296 Vol. : (2)
Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro. (2012). Cara Menggunakan dan
Memaknai Path Analysis (Analisis Jalur). Bandung : Alfabeta.
Robbins, Stephen P. (2008). Perilaku Organisasi.. Edisi 12. (Penerjemah: Diana Angelica, Ria Cahyani dan Abdul Rosyid Jakarta: Salemba Empat).
Rudianto. (2006). Akuntansi Manajemen. Jakarta: PT Gramedia Lidiasarana Indonesia.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Singgih Santoso. (200:). Menggunakan SPSS untuk Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Singgih Santoso. (2010). Statistik Multivariat. Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
Siregar, Retnawati. (2006). “Pengaruh Indeks Prestasi Kumulatif dan Persepsi Mahasiswa Akuntansi Kota Medan Mengenai Beberapa Faktor Tertentu terhadap Pilihan Karir.” Tesis. Medan: Universitas Sumatera Utara
Sugiyono. (2002). Statistika untuk Penelitian. Edisi Keempat. Bandung: Alfabeta Sugiyono. (2002). Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta
Sugiyono (2010). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
Suliyanto. (2011). “Perbedaan Pandangan Skala Likert Sebagai Skala Ordinal Atau Skala Interval.” Seminar Nasional Statistika ISBN:
Sri Rahayu, dkk. (2003). “Persepsi Mahasiswa Akuntansi Mengenai FaktorO
Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Karir.” Simposium Nasional
Akuntansi VI. 821O837
Tony Lijaya. (2010). Analisis Multivariat. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
Uma Sekaran. (1992). Research Method for Business: A Skill Building Approach
2ndEdition. New York: Jhon Liley & Sons Inc.
Umi Narimawati. (2008). Analisis Multivariat Untuk Riset Ekonomi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Leygandt, Jerry et al. (2011). Financial Accounting IFRS Edition.America: John Liley & Sons Inc.
Yeno Norsa. (2010). Program Pendidikan Profesi Akuntansi di Indonesia.
[Online]. Tersedia: