rssN
411-7258 Vol.Xlll
No. 2 Tahun 2013Penlunting Ahli
Kerua Dewan Editor Anggota
Pelaksana
Etnografi.
JURNAL PENELITIAN BUDAYA ETNIK
Etnografi memuat ringkasan hasil pcnclitian budaya para pcncliti khususnya
di
lingkungan Fakultas Sastra dan Seni Rupa - Universitas Sebelas Maret. Terbit pertama kali tahun 2000. Frekuensi terbit Jurnalini
setahun dua kali, yakni bulan Maret dan September. Redaksi mengundang para pakar di bidang budaya untuk menuangkan hasil-hasil penelitiannya dalam rangka mewujudkan kiprah media ini.SIJSLINAN REDAKSI
Dr. Warto, M.Hum.
Insiwi Febriary S., S.S., M.A.
Karunia Purna K. S.S,
M.Hum.
:Drs. Y. Suwanto, M.Hum.
Desy Nurcahyant'i S.Sn, M.Hum. Drs. lmam Sutardjo, M.Hum.
Sujadi Rahmad Hidayat, S.Sn., M.Sn.
Nur Siti Purwani Dra. Kusumandari
Dra. Mustikawati Endah Setyandari Sirhami S.E,.
Jalaludin
Alamat Redaksi:
Fakultas Sastra dan Seni Rupa - Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami 36A Kentingan - Surakarta - 57126
TelpiFax: (02'71) 6345211646994 Psw. 331
Diterbitkan :
Fakultas Sastra dan Seni Rupa
Etno
grafr
JURNAL PENELITIAN BUDAYA ETNIKDAFTAR ISI
INTERAKSI PENONTON PEREMPUAN TERHADAP PROGRAM TELEVISI MEMASAK
Sri Kusumo Habsari, dkk.
PEMANFAATAN POTENSI BANGLINAN KTINO DI KAMPLING KAUMAN SURAKAKIA SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN TUruAN WISATA
(Studi Identifikasi dan Inventarisasi) Djoko Panutrun
PEMBIJATAN FILM DOKUMENTER TENTANG SENI KRUMPYLAIG DI I'A.BUPAIEN KULON PROGO. YOGYAKARTA
Esty Wulandari, dkk.
KERAGAMAN HAYATI DALAM RELIEF CANDI SEBAGAI BENTUK
KON SERVA SI LINGKLINGAN
(Srudi Kasus di drndi Penataran Kabupaten Blitar)
Theresia Widiastuti, dkk.
MAKNAPENDEKAR DALA.M BELADIRI PENCAK SILAT
Snryo Ediyono
IL
339
rssN
411-7258Vo1.
XIII
No.
2 Tahun 2013309
321
348
MAKNA PENDEKAR DALAM BELADIRl PENCAK SILAT
Suryo EdiyonolAbstract
Pencak Silat is essentially an lndonesian national culture that it contains elements of martial arts, sports, arts, and mental-spiritual as a whole. This study aims to determine the meaning of the warrior: attitudes, traits, knowledge and character kanuragan knight warrior
in silat martial arts. Study of library material in martial arts dojos and field studies. Field studies need to be done, because the author is also a warrior. The data were analvzed by the meihod of reflective hermeneutics through the description,
co
parison and critical refiection.The result: Swordsman is a man who has the attiiude of piety, responsive, resilient, and trengginas tanggon. Human warriors have a noble mind and character of knights that values humanity, justice, and honesty in the utterances, behaviors, thoughts, insights, and ideals.
Keywords: martial arts, self-defense, kanuragan, tanggon, and trengginas
A. PENDAHULUAN
Manusia mempunyai cara membela dirisesuai dengan situasidan kondisi alam
sekitarnya. Orang
yang
hidupdi
dekat hutan mempunyaibeladiri
yang
khasuntuk
menghadapi binatang buas yangada. Bahkan, mereka
juga
mencipiakan beladiri dengan meniru gerakan binatang yangada
di
alam sekitarnya, misalnya menirugerakan
kera,
harimau,
ular,dan
burung.
Orang
yang
hidup
dipegunungan
biasa
berdiri,
bergerak,dan ber.lalan dengan langkah kedudukan kaki yang kuat untuk menjaga agar tidak mudah jatuh
selama
bergerakdi
tanahyang tidak rata.
Mereka
biasanya menciptakan L'eladrriyang
mempunyaiciri khas
kuda-kuda yanq
kokohdan tidak
banyak bergerak.
Gerakantangannya
lebih
lincah,
banyak ragamnya,dan
ampuhdaya
gunanya (Sudirohadiprodjo, 1982.1-5). Pendudukyang
hidup
di
daerah
berawa, tanah datar,dan
padang rumput
biasanya berjalan bergegas atau berlari, sehingga gerakan kakinya menjadi lincah. Merekamenciptakan
beladiri
yang
banyakmemanfaatkan kaki sebagai alat beladiri.
Demikian pula dengan tumbuh-tumbuhan, sepedi buah kelapa dengan kulit tebal batok yang keras untuk melindungi dari
serangan tupai; durian yang diberi duri
pada kulitnya
Pencak
silat
sebagaiilmu
beladiriini
menjadi
kebanggaan masyarakatpendukungnya. Kebanggaan tersebut menyebabkan
terjadinya
suatu
lakubudaya
yang khas
sehingga
tiapperguruan
yang satu
dengan
lainnya berbeda. Beladiri pencaksilat
melaluilaku
budaira
demikian
utamanyabertujuan
untuk
melindungi
diri
darisegala
bentuk ancamanyang
datangdari
dalam
diri
ataupun
dari luar Cirimereka. Ancaman
dari
dalam
diriadalah berupa rapuhnya ketahanan diri
terhadap
berbagaigodaan
kehidupan duniawi. Adapun ancamandari
iuar diridapat berupa bahaya yang datang uniuk mencelakakan .kehidupan
yang
sudah terbina dengan baik di mana pun mereka berada. Oleh karena itu, pencak silat tidakhanya
dianggapsebagai
keterampilan yang dapat melindungidiri
dari
segalaFSSR UNS Email: ediyonosu ryo@yahoo cc id
ETNOGPTA!I
t
l,bl.)III
t
No. 2i
2013t 309-357348
bentuk bahaya yang tampak, tetapi juga mengandung ajar an-ajar
an
yang
dapat memberi kekuatan batin sebagai bagian dari ketahanan diri (Djoemali, 1985.4-7).Setiap daerah
mempunyai
beladiri yang khasdan
berbeda dengan daerah lainnya. Oleh karena itu, timbullah aliran beladiri yang beraneka ragam. Pertemuan antarpenduduk daerah yang satu dengan daerah lainnya menyebabkan terjadinya tukar-menukarilmu
beladiri
sehinggadapat
meningkatkanmutu
beladiri
disetiap daerah. Di kalangan masyarakat lndonesia, akhir-akhir
ini
tampak jelasbahwa
kebudayaan
mancanegara,khususnya
dalam
bidangseni
beladirimenjadi
makin
populer.
MisalnyaJepang
dengan
karate, Korea dengan tae kwon do, dan Cina dengan wushunya. llmu beladiriini
merupakan
olahraga-olahraga
yang telah
dipertandingkandi
arena dunia (Kompas, Edisi 1 Januari 2000; hlm.70). Pencak silat sebagai ilmudan olahraga beladiri khas Melayu telah
tumbuh
dan
berkembangdi
seluruhwilayah
Nusantara.
Masing-masingaliran, bahkan mas rng-masrng
perguruan,
mempunyar
JurusJurustersendiri (Maryono, 1998.8). Pencak silat sebagai
salah satu
kekayaan budaya bangsa lndonesia dapat digunakan untukmembela
diri dan
dinikmati keindahanseninya,serta
mampLr membangkitkan semangat persaudaraan dan rasa harga diri.Djoemali (1985:10)
menjelaskanbahwa Pencak adalah gerakan belaserang
yang berupa
tari
dan
berirama denganadat
kesopanan tertentudan
biasanya uniuk periunjukan umum. Silat acjalah intisari dari
pencak,yaitu
untuk berkelahimembela
diri
mati-matiandan
tidakdapat
dipertunjukkanpada
umum.Pencak
silat
pada hakikatnya adalahsuatu
budi
daya
bangsa
lndonesiayang
telah
dikembangkan
secaraElNOGIL4I''I
r
Lol.XllI/
No. 2 t 2013 t 309-357turun-temurun
sehingga
mencapai bentuknyayang
sekarang
(Nalapraya,19BB:5).
Usaha
itu
dimaksudkanuntuk
kepentingan
kebaikan
dankemaslahatan bagi kehidupan asyarakat
yang
berupa pengembangan nilai-nilaihidup kerohanian dan kejasmanian.
Nilai-nilai
ini
mengandung bahan pendidikan untuk pembentukan manusia yang memilikibudi pekerti luhur.
Ada
empat
aspek yang torkandungdi
dalam pencak silatsebagai
satu
kesatuan,yaitu
mentalspiritual,
beladiri,seni,
dan
olahraga(Oetojo,
tt.7).
Makna
aspek
mental spiritual adalah bahwaseorang
pesilattidak
hanya
dididik untuk
mengenal anggotajasmaninya
dan
membinakemampuan
untuk
mengembangkan keterampilan, tetapiyang
lebih pentingadalah penghayatan yang
tinggi
padaalam
kehidupan
dan
perjuanganhidup dalam bermasyarakat. Pada aspek beladiri, pencak silat merupakan usaha
untuk
pembelaan
diri dari
serangan atau bahaya. Pada aspek seni, pencaksilat
merupakan sarana hiburan yangsetiap sikap dan geraknya dibentuk dan
diatur
untuk mencapai keindahan seni(Wardhana,
1995.4). Pada aspek olahraga, pencak
silat
merupakan kegiatangerak jasmani rnanusia
yang
dilandasisemangat ksatria.
Perkembangan
pencak
silattumbuh terpadu
di
dalam kehidupandan
budaya
rakyatyang
merupakanbagran
dari
adatistiadai
tradisionalsuku-suku
bangsa
di
lndonesia.
Dibeberapa
daerah, pencak
silat
masihmemegang peranan penting
dalamkegiatan
upacara-upacaraadat
dandrjaga
kelestariannya melalui sesepuhmasyarakat (Tisnowatitamat, 1982:26).
Terdapat berbagai aliran pencak silat di
lndonesia, tetapi pada dasarnya aliran
pencak
silat
tersebut
memiliki ciri-ciriunium yang sama.
(4)
(5)
(6)
Ciri-ciri
pencaksilat
NalapraYa(1988:7),
menjelaskan bahwa beladiripencak
silat mempunyai ciri-ciri umum sebagai berikut:(1)
gerakannyaindah, bersifat
halus' lentur, lemas, luwes, keras Pada saattertentu saja, tenang, tetapi waspada;
(2)
mempergunakan
kelenturan,kelincahan,
kecePatan,saat
dan sasaran YangtePat
dengan gerakcepat untuk
menguasai lawan, danbukan dengan kekuatan;
(3)
mempergunakan
PrinsiPkeseimbangan
badan,
Permainanposisi dengan
memPertimbangkanbadan,
langkah
ringan
keyang kurang baik dilihat mata, didengar telinga, dan diucapkan mulut. Demikian
pula,
gerakantangan
didePan
dada mengandungarti
harus sabar, tenang,dan
penuhtimbang
rasa
atau
tepaselira.
Manusia
hasil didikan
pencaksilat diharapkan dapat menjadi teladan dalam bersikap, berperilaku, dan dalam perbuatannya sehingga dapat ditiru oleh
warga
masyarakai lainnya (Notosoejitno, 1996:27).Pencak
silat
meruPakan sebuah piandel, artinya sebagai sesuatu yang harus dibanggakan. Sebagaimana sebuahkeris
sering
disebut "pusaka",yang
artinya bukan
sekaciar baranguntukdipamerkan. Pengajaran pencak silat tanpa dibarengi dengan pendidikan budi pekerti akan menjerumuskan anak
didik
ke
dalam
alam
kecongkakan(Darmoko, 1996:'14).
llmu
silat
jangandipergunakan
untuk
kesombongan Ilmu itu hendaknya dipergunakan untuk menolongatau
membela
orang
lain yang memerlukannya. llmu, seumpama senjata, harusdaPat
kita
bawakan Bawakanlahilmu
itu
ke
jalan
Yangsekiranya mendatangkan kemaslahatan dan jangan ke jalan yang mengakibatkan
kemudaratan. Contohnyaadalah pencak
silat
Trijayayang
melambangkan tiga jurus atas dasar kebenaran dan kesucian, dengan berorientasipada ilmu
tenaga batin. Jurus ini diturunkan hanya kepada mereka Yang bertakwa kePada Tuhan Yang MahaEsa,
memilikitabiat
baik, segala tindakannya berdasarkan pada pikiran yang sehat, dan bersikap dewasa (Jurus, 2CC0:67). Pendidikan pencak silatdiprakarsai dan dilaksanakan oleh para pendekar
yang
mendirikan perguiuan (Notosoejitno, 1996:29). Pendekar adalahorang
saleh
Yang
kesalehannYa itutercermin dalam ucapan-ucapan, sikap. perilaku, pemikiran, wawasan, cita-cita, dan perbuatannYa.
segala penjuru,
tidak
banYak suara, tidak membutuhkan ruangan Yang luas;mengeluarkan tenaga secara hemat,
menyimpan
tenaga,
Pernafasanwajar, dan justru harus diatur;
tidak
dipergunakanuntuk
mencarimusuh,
kalauPun terPaksa diPakaihanya untuk menghadaPi lawan Yang
berupa
manusia juga,
maka cara menghadaPinYa harus memakaiperikema nusiaan.
Setiap
perguruan Pencak
silatmempunyai
ciri-ciri
umum seperti yangielah
disebutkan
di
atas
Perguruan pencak silat adajuga yang
mempunyaiciri-ciri
khusus
yang disebabkan olehpengaruh budaYa,
keadaan
wilaYah,dan
kepribadian penduduksetempat'Tujuan Pencak Silat
Tujuan belajar pencak silat, selain
melatih
ketangkasanjasmani, adalahmelatih kekuatan rohani,
ketabahanhati,
dan
ketahananemosi
Prinsip-prinsip inijuga tercermin dalam pengertian tiap gerak (Maryono, 1997.7-8) Misalnya gerak tangkisan iangan di
depan
mukadapat
diartikan sebagai anjuran untuk menangkis(menghindar)
semua
halHasil akhir pengajaran pencak silat
ialah
kemampuan
serta kemantapandalam
mempertahankandan
membeladiri
terhadap bahaya, baik dari dalammaupun
dari
luar, serta
mampumenjamin
keselarasandengan
alamsekitarnya (lskandar, 1990 :"18). Latihan
pencak
silat
yang
dilakukan
dengansepenuh
hati
akan
membentuk polahidup
yang
disiplin,
menumbuhkanrasa
percaya
diri,
memiliki motivasitinggi untuk
melakukan
sesuatuyang
baik,dapat
membantumemusatkan konsentrasipada sasaran
tertentu,
menumbuhkan
kemampuanmengendalikan diri, dapat memiliki daya tahan psikofisik yang baik, dan membantu
menumbuhkan
kreativitas
(Bashori.1996:2-3). Metode perkelahian pencak
silat tidak lagi
bebas penggunaannya, tetapi terbatas hanya untuk kepentingan membela diri dalam keadaan yang sangat mendesak apabila jalan damai tak dapat ditempuh. Murid atau anggota perguruanpencak silat yang mempunyai budi pekerti
luhur diharapkan menjadi manusia yang
ideal
yang
mampu
menciptakan danmemelihara
kebahagiaan masyarakatdan
dunia. Pesilat diharapkan memilikibudi
pekerti
luhur
dan
kemampuanaktualisasi
prinsip
kerukunan
dantatakrama
yang diatur
menurut
nilai-nilai yang
diberikan
oleh
leluhurnya(Maryono.1
998:48).
Pada studi tentang pencak silat, umumnya terjadi hubungan yang erai aniara praktik ilmu itu dengan alam sekitarnya dan hal ini menjadi pokok yang paling menonjol (Grave, 1999.50).Setiap
gerak
yang
diajarkan
tidaklepas
dari
hubunganitu.
Semua yangdilakukan dianggap
sebagai
perilaku,baik gerakannya sendiri yang bersifat fisik
maupun percakapan
dan
pemikirannya. Orang yang mempraktikkanpencak
silattidak
boleh
menolak tantangan
apapun
yang dihadapinya.Adapun
manfaat
pencak
silatseperti yang
tercantumdalam
Kapita Pencak silat, (1996:7-9) adalah;1)
untuk meningkatkanketakwaan
kepada
Allah
SWT,berkepribadian dan mencintai budaya
lndonesia;
2)
memilikirasa
percayadiri,
mampu menguasaidiri,
dan mengendalikandiri;
3)
menjaga martabatdiri,
mempunyairasa
tanggungjawab
serta disiplinpribadi dan social;
4)
senantiasa menegakkan kebenaran,kejujuran,
dan
keadilan serta tahanuji
dalam menghadapi cobaan dan godaan;5)
menghormati
sesama
manusia terutama yang lebih tua, dan menjaditauladan kepada yang lebih muda;
6)
bersikap
damai
dan
bersahabatdengan siapa pun yang baik;
7)
mempunyai
kepekaan
dankepedulian sosial yang tinggi serta
suka
menolong manusia lain yang sedang berada dalam kesulitan dan kesusahan;8)
selalu rendah
hati,
ramah,
dan sopandalam
bicara dan pergaulan social;9)
berjiwa besar. berani
mawas diri,mengoreksi
diri,
berani meminta maaf atas kesalahan yang diperbuat,dan
senang memberi maaf kepadamanusia lain yang memintanya;
-10)
mengutamakan
kepentinganmasyarakai
daripada
kepentingan pribadi;11 )
suka
dan
rela
berkorban
demikepentingan beisama.
Dari
manfaat pendidikan pencaksilat yang
menonjol
daldm
adalah peran sentral seorang pendekar, dalam mengembangkan latihan dan pendidikanpencak
silat
Penelitianini
mengka;i ET'NOGRAFIt
L,'oL. XIII/ No. 2i
2013 t 3l)9-357makna pendekar dari sisi: sikap, ciri, ilmu
kanuragan dan
watak
kesatria seorang pendekar dalam beladiri pencak silat.B. Metode Penelitian
Penelitian
ini
terdiridari
penelitiankepustakaan
dan
lapangan. penelitiankepustakaan dimaksudkan
untuk mendapatkan bahan-bahan tertulis yang berkaitan dengan pencak silat. Buku sumber kepustakaannya adalah sebagai berikut,Pencak silat nilai dan perkembangannya,
Khasanah Pencak
silat,
Kapita SelektaPencak silat karya Notosoejitno, Nilai-nilai luhur Pencak silat karya Eddi M.Nalapraya.
Penelitian lapangan
dimaksudkan untuk mencari data-data langsung yang berhubungan dengan pencak silat, padapara
pendekar,
tokoh
pendidik,
dantokoh budaya. Populasi bahan penelitian sebagian
berupa
'data
sekunder' darihasil-hasil penelitian
yang
berkaitan dengan pencak silat ditinlaudan
dianalisa secarafilosofi,
sehingga diperoleh datayang aktual mengenai makna pendekar
Buku-buku
yang
berkaitan
denganpencak
silat
jumlahnya masih
sangatterbatas, sehingga sebagian besar masih berupa makalah-makalah dan paper dari
beberapa perguruan pencak
silat.
Datadari
lapangandan
kepustakaan yangsifatnya masih
data
mentah, kemudiandianalisis.
Hasil
pengumpulan
daya yang telah d isistematisasika n, kemudiandilengkapi dengan pengalaman peneliti
untuk
melakukan
wawancara secara mendalam dengan para pendekar pendiri perguruan. Hal ini dapat dilakukan karena penelitrselain
pendidik,juga
sebagai anggota beladiri pencak stlat. Data-data yang telah terkumpul, dianalisis denganmetode
Hermeneutika
Refteksif .Adapun
langkah-langkah
analisisnyaadalah sebagai berikut. Metode deskripsi,
yaitu data
dikumpulkan, ditelaah, danditafsirkan.
Hasil
deskripsi
kemudiandiinterpretasikan secara lengkap dan utuh,
sehingga dapat mengungkapkan makna
nilai-nilai pendekarpencaksilat. Komparasi, metode ini dipakai untuk membandingkan pandangan pendekar
yang satu
denganpandangan
pendekar
yang
lainnyaguna
memperlihatkan kaitan kesamaanmengenai
ciri,
sikap
dan
nilai
satria seorang pendekar.Selain
itu,
metodeini
sekaligusjuga
untuk mengidentifikasipersamaan
.dan
perbedaan
konsep makna pendekar pencak silat yang satu dengan pencak silat lainnya. Kemudiandata diolah dengan pendekatan filosofis
secara Ref/eksl Kritis,
yailu
merupakan analisis yang diberi interpretasi lebih baruuntuk
menemukansuatu
pemahamanyang
lebih komprehensif tentang makna pendekar dalam pencak silat.Hasil dan Pembahasan
Kesadaran
diri
seorang pendekar dirumuskan olehIkatan
Pencak
Silatlndonesia,
menjelaskan
bahwamanusia pendekar
mempunyai
empatkedudukan,
yaitu
sebagai
makhlukTuhan, makhluk individu, makhluk sosial, dan makhluk alam
semesta.
pertama,manusia sebagai makhluk
Tuhan,yaitu wajib mematuhi dan melaksanakan secara konsisten dan konsekuen nilai- nilai
Ketuhanan dan keagamaan, baik secara vertikal maupun secara horizontal. Kedua,
manusia sebagai makhluk individu, yaitu walib mening katkan dan mengembangkan kualitas kepribadiannya untuk mencapai kepribadian yang luhur, yaitu kepribadian
yang bernilai dan berkualitas tinggi serla
ideal
menurut pandangan masyarakatdan
alaran agama.Ketrga.
manusrasebagai
makhluk
social,
yaitu
wajib memiliki pemikiran. orientasi, wawasan, pandangan, motivasi, sikap, tingkah laku,dan perbuatan sosial yang luhur. dalam arti bernilai
dan
berkualitas tinggi sertaideal menurut pandangan masyarakat dan
faran
agama. Keempat, manusia dalamkedudukannya
sebagai
makhluk alamsemesta,
yaitu
berkewajiban
untukmelestarikan
kondisi,
keseimbangan,dan
kualitas
alamsemesta
yang memberikan kemajuan, kesejahteraan,dan
kebahagiaan
kepada
manusia sebagai karunia Tuhan.Sikap Pendekar
Pandangan hidup seorang pesilat
yang telah mampu menyandang predikat sebagai pendekar yang meliputi lima hal:
(1) Sikap Takwa, yaitu manusia dituntut untuk selalu beriman teguh kepada
Tuhan
Yang Maha
Esa
dengan melaksanakan perintah-perintahNya dan menjauhi larangan-laranganNya;(2)
Sikap
Tanggap,
yaitu
manusiadituntut
untuk selalu
peka, peduli,antisipatif. proaktif
dan
mempunyaikesiapan
diri
terhadap perubahan dan perkembangan yang terjadi;(3)
Sikap
Tangguh,
yaitu
manusiadituntut
keuletan dan kesanggupanmengembangkan
kemampuan didalam
menghadapidan
menjawabsetiap tantangan,
(4)
Sikap Tanggon,
yaitu
manusiadituntut
kesanggupannyamenegakkan keadilan,
keju1uran,kebenaran.
teguh,
konsisten dan konsekuen;(5)
Sikap Trengginas.yaitu
manusiadituntut
mempunyai
sifat
enerjik,aktif, kreatif, inovatif, berpikir ke arah masa depan dan mau bekerja keras (
Notosoejitno. 1997.40).
Perumusan pedoman
hidup
bagimanusia pendekar tersebutdimaksudkan
agar
mudah diingat
dan
diresapi. Perumusanitusendiri
menggambarkan adanya sikap religius, sikap kepeduliansosial,
sikap ulet
dalam hidup,
sikapmenegakkan disiplin pribadi
dan
sosialserta
sikap
dinamis
berwawasanEINOGIUI'I
t
L,ol. XilI/ No. 2 t 2013 t 309-357masa
depan.
Manusia pencak silat yang telah mencapai tataran pendekarpada
umumnya
adalah
seseorangyang memimpin perguruan pencak silat.
Kualifikasipendekar
tersebut
biasanyayang
memberikan
adalah
anggotaperguruan
dan
warga
masyarakatyang mengenalnya. Pendekar
adalah orang yang dihormati dan disegani
oleh anggota perguruan dan masyarakat.
Pendekar dipandang
sebagai
gurusejati
karenausaha
dan
kegiatannyadi
dalam
pendidikandan
pembinaandilakukan
secara ikhlas.
Perjuangan tersebut dilandasi semangatpengabdiankepada
masyarakatserta
mempunyaitujuan mulia. yaitu membangun manusia.
baik
rohaniah
maupun
jasmaniah,dalam
rangka
mewujudkan
cita-citakemasyarakatan
yang
luhur.
Tujuanpendidikan dan pembinaan yang ilakukan
oleh
pendekar
adalah terwujudnyakehidupan
manusia
yang
berkualitas,dan
aman sejahtera. Tidak berlebihanjrka
dikatakan bahwa pendekar adalahpejuang dan ksatria yang mengusahakan
terwujudnya masyarakat yang maju, adil,
dan
sejahtera
berlandaskan nilai-nilaimoral dan sosial yang luhur.
Ciri Pendekar
Manusia
sebagai
pendekarpencak
silat,
sekurang-ku rang nyamempunyai
lima
kualifikasi, sebagaimanusia utama, yaitu.
(1)
Manusia
berbudi
pekerti
iuhur,yaitu
manusia
susila,
salehdan
menjadi
panutan
yangtakwa,
tanggap, tangguh, tanggondan trengginas;
(2)
Manusia
yang
birawa
anuraga (perkasatelapi
rendahhati)
yangmelaksanakan
ilmu padi
secarakonsisten,
konsekuen,
dan(3) Manusia terhormat dan
berwibawa
yang
kehormatan dankewibawaannya bukan semata-mata karena kemahiran dan keperkasaan
pencak
silat.
Kehormatan tersebut terutama karena keluhuran budi dankesalehannya serta keikhlasan amal
saleh
dan
pengabdian
sosialnya.Manusia yang menurut persepsi dan
visi budaya Jawa diibaratkan sebagai orang yang sakti tanpa
aji,
digjaya tanpa mantra, yang artinya sakti danperkasa
tanpa ilmu
kesaktian danmantra keperkasaan,
(4)
Guru
yang
mendidik
anggotaperguruannyaCengan ikhlas,tekun, dan sabar serta senantiasa memerankan
dirinya sebagai bapak,
guru,
danpamong yang asih, asah dan asuh.
Oleh karena itu, apa yang dididikkan tertanam
kuat,
berkembang subur,dan
memberimotivasi
meneladani yang mantap dalam sanubari setiap anggota perguruan secara abadi.(5)
Tokoh perguruan
dan
sekaligusjuga tokoh
masyarakat
yangdihormati dan disegani ( Notosoejitno, 'r997 63)
Dari ciri pendekar di atas diharapkan
pengetahuan batin akan tumbuh menjadi manusia yang mempunyai pribadi unggul,
yaitu manusia terampil, berbudi pekerti,
dan
beriman.
lstilah pendekar
yangberasal
dari dunia
pencak
silat
telah digunakan dibidang politik, ekonomi, sosialbudaya,
pertahanan,dan
keamanan.lPSl juga
memberi
gelar
pendekar dengan tingkatan tedentu kepada tokoh-tokoh sosial dan nasional yang dipandang berjasa oaiarn upaya melestarrkan,mengembangkan, memasyarakatkan, dan
meningkatkan citra pencak silat.
Pendekar dan llmu kanuragan
Pendekar
pencak
silat
adalah manusiayang
mendalami kekuatanJ 3r,
kekuatan supranatural yang didapat, baik dari dalam diri sendiri maupun dari dunia
luar.
llmu-ilmu
ini
diteruskan secaraturun-iemurun dan menyebar
ke
segalapenjuru
nusantara
dengan berbagaimacam
sebutan,
seperti
ilmu
magis,daya
luwih
(kekuatan
supranatural), kasekten (kesaktian) dan ilmu kanuragan. Dunia pencak silat sudah lama mengenaliilmu
tersebut. Sebelum lkatan PencakSilat
lndonesiadidirikan,
melengkapiajaran
fisik
pencak
silat
denganajaran kebatinan merupakan
suatu tradisiyang
berakarkuat
di
kalangan perguruan.Di
lndonesia,
pada
awalabad ini
perkumpu lan-perkumpulanmenganggap
bahwa unsur
kekuatanbatin
dan
kekuatanlahir
tali-menalidalam menimbulkan rasa saling percaya
diri dan
semangat kesatria bagi pesilat(Maryono, 1998:241).
Kekayaan
dankeanekaragaman unsur-unsur kebatinan
yang
dimiliki
perguruan-perguruantidak
menyusut
dengan
berdirinyalPSl.
Ajaran-ajaran
kebatinan
tetap berkembangdengan
subur
di
dunia pencaksilat. llmu
lahirdan
ilmu batin tetap menyatu dalam pencak silat yang senantiasa dihubungkan dengan mistik,tasawuf,
dan
ilmu
tenaga
dalam.Seorang
guru
pencak
silat
yangterkenal
biasanya
mempunyai
ilmulahir dan
diperkuatoleh ilmu
tenagadalam.
Tiap guru silat
mempunyaibacaan
dan
do'a
sendiri tergantunq pada aliran yang dianut. Di dalam duniamodern
saat ini,
masih tetap dianggap ketrampilan silat belum sempurna kalautidak disertai ilmu tenaga dalam.
Biia oengan ker<uaran fisik, seorarig pesilat berusaha agar dapat membela dlri
dari
serangan lawan, dengan kekuatanbatin mengupayakan
agar
lawan tidak berminat menyerangnya.llmu
kebatinan ini seseorangdapat pula
menghimpun kekuatanyang
lebih besar, menambahefektifitas gerakan,
dan
mendapat kekebalan magis terhadap pukulan ataubacokan senjata tajam. Di samping itu,
melalui bacaan-bacaan tertentu seorang
awam
pun
bisa
memainkan
jurus-jurus
pencak
silat
sebagai
layaknyaseorang
pendekar.Fenomena
inidisebut ilmu pencak setrum atau hadiran.
Dengan
kekuatan
batin
seseorangdapat
meningkatkan kepercayaan diridan
mendekatkan hubungan
dirinyadengan
Tuhan
pencipta alam semesta.Oleh
karena
itu,
setiap
individudapat
mengembangkandaya
luwih(supranatural), perg uruan-perguruan
pencak
silatmencoba
menggalinyaag
dapat
memanfaatkannya demi keselamatan di dunia dan di akhirat. Saatini
pembinaannya lebih difokuskan padaaspek
etika budi
pekertiluhur.
Aspekspiritual
yang
diperhatikan sebetulnya terbatas pada agama formaldan
tidak menyangkut kepercayaan mistik. Konsepkebatinan
adalah
konsep keperkasaanpencak
silat.
Beberapa
pedoman terbarumencantumkan
bahwa
untukmempercepat, mempeftepat,
danmemantapkan pelaksanaan pencak silat,
khususnya aspek beladiri,
dua
macam keperkasaan dapat dipergunakan, yaitukeperkasaannatural
yang
diperolehmelalui
pengaturan
pernafasanserta konsentrasi
dan
keperkasaansupranatural
yang
diperoleh
melaluiolah baiin
dengan metode
khususyang
terkesan
transendental sepertimeditasi. Seorang
pendekar
yangterkenal biasanya mempunyai ilmu lahir
dan
diperkuatoleh
ilmu tenaga dalam. Pendekarjuga mempunyai bacaan dando'a
sendiri tergantung pada aliran yangdianut. Di dalam dunia modern saat ini,
masih
tetap
dianggap ketrampilan silat belum sempurna kalau tidak disertai ilmutenaga dalam.
Pendekar
ManusiaKesatriaTingkah
laku ideal
seorang pendekar haruslah mencerminkan seorang manusia yang bermoral tinggidengan
latar
belakang religius
yangdalam. Satria,
merupakan
kelompok elit yangmenduduki
tempat
strategisdalam strata sosial-
Satria
Jawaharuslah
memenuhi
persyaratanmemiliki
sifat-sifat
yang
luhur,terpuji
'
dalam
memanifestasikan perbuatanyang
positif, mengabdi untukkebenaran dan kebaikan, serta adil dalam
memutuskan
suatu
perkara.
Satria sebagai kelompok elit lapisan atas darimasyarakat sebagai pencerminan dan
diharapkan menjadi pelopor tingkah laku
sosial yang terpuji dalam
kehidupanmereka. Abdullah (1985:14) menjelaskan
ketiga
inti
yang
dimaksudkan
ituadalah
unsur
kemanusiaan, unsurkeadilan, dan unsur kejujuran.
1).
Unsur
kemanusiaan, maksudnyadalam
kehidupan
ini
seharusnya bersikapwelas
asih
kepada siapapun juga
Unsur
kemanusiaandi
dalam
sistem
kepemimpinan secara langsung atau tidak langsungakan
mendapatkan
rahmat
ataupetunjuk dari Yang
Maha
Pencipta.Sebaliknya,
berbuat
sewenang-wenang terhadap manusia lain akanmendapatkan
sanksi
langsung dariYang
MahaPencipta.
Sanksi
inimungkin diterimanya selama masih
hidup, mungkin pula di akhirat.
2)
Unsur keadilan, unsur ini dalam hidupdan
kehidupan merupakan unsr-rrmutlak.
Adil
dalam memperlakukan keluarganya, aoii dalam memberikankeputusan kepada
orang lain,
adildaiam menilai sesuatu
terhadap sesama. Unsur keadilan ini menjadi salahsatu tiang
penyanggahutama
dalam
kedamaian
hidupdi masyarakat.
ETNO(iRAFl
t
l,bl.nll/
No. 2 / 2013 /.309-3573) Unsur kejujuran, unsur ini merupakan faktor penggerak
dari dua
unsur tadi. Manusia yangdi
dalam dirinya kadar kejujurannyasangat
rendah,maka
tidak
akan
mungkin dapatbersifat
adil.
Unsur
kejujuran
ini,harus dimulai
dari
dalam diri setiap orang. Jika di dalam dirinya saja tidak dapat berlaku jujur, pastilah terhadapyang Maha Pencipta akan juga berlaku tidak jujur. Unsur kejujuran
itu
harusdimiliki
atau
menjadi
sifat
utama bagi setiap orang karena merupakan persyaratanmutlak untuk
lahirnyarasa
keadilan
dan
kemanusiaandalam
hidup
dan
kehidupan. Sebaliknya, apabila tidakjujur
akan menimbulkan ketegangan, ketakutan,dan
keresahan.
Cara
memupukdan
mengembangkansifat
kesatria dengancara: (1)
anteng jatmika ingbudi, tenang dalam prkiran dan laku;
(2) luruh sastra, sopan
dan
hati-hatidalam bicara; (3) wasis samubarang
tanduk,
mampu
menyelesaikantugas
kewajiban.(4)
prawira
ingbatin,
bijaksana
dalam
menilai(Ciptoprawiro.
1986:44).
Dengan laku-lakutersebut
manusia
akanbersikap seperti
watak
satria yangberbudi luhur.
C. Simpulan
Pendekar
tidak
hanya
disegani,tetapi
juga
menjadipanutan.
Pendekarbukan hanya
sebagai
tokoh
pencak silat, melainkanjuga
tokoh masyarakat.Seorang
pendekar
beladiri
yangulung
akan
lebih
suka
menolong danmengupayakan keselamatanorang lain
daripada
hanya
mencari
keselamatandiri
pribadi. Seorang pendekar harusmenjaga, melestarikan,
dan
membelanilai-nilai kebudayaan seperti ketekunan,
kesabaran,
kejujuran,
kepahlawanan, kepatuhan, kesetiaan,serta
memberi landasan tentang apa yang boleh dantentang apa yang tidak boleh dilakukan
oleh warga masya-akalt Sebutan Pendekar merupakan cita-cita tertinggi bagi seorang
yang belajar beladiri pencak silat.
DAFTAR PUSTAKA Buku
Abdullah Ciptoprawiro. 1986. Filsafat Jawa. Jakarla: Balai Pustaka.
Hamid Abdullah. '1985. Di Sekitar Kehidupan Harmonis Manusia Jawa. Jakarta : LlPl.
Ki Moh Djoemali. 1985. Pencaksilat dan Seni Budaya. Yogyakarta: Departemen P &
K.
Marijun Sudirohadiprodjo. 1982. Pelajaran PencakSilat. Yogyakarta : Bhratara Karya
Aksara.
Notosoejitno. 1997. Khasanah Pencak S/af. Jakarta: lndomedika.
O'ong Maryono. 1998. Pencak Silat Merentang Waktu. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Tisnowatitamat. 1 982. P e I aj a ran D a sar Pe n c aksi I at. J akarla : Miswar.
Jurnal
Abdullah Ciptoprawiro. 1988. "Kemanunggalan Olah Nalar dan Olah Rasa", Mawas
Drn edisi Juni, Yogyakarta.
Jean Marc de Grave. 1999. "llmu Kanuragan untuk Pendidikan Demokrasi", i No. 07-08 Tahun ke-48, Jakarta.
Menebar Pencak Silat ke Berbagai Penjuru Dunia, 1 Januari 2000. SKH Kompas,
Jakarta.
Seni Beladiri. 2000. Jurus No.22 Tahun '1 Jakarta.
Maka lah
Eddie M. l.'lalapraya. 1988. Nilar-nilai Luhur Pencak SrJal". Jakarta : PB lPSl.
lcok Darmoko. 1996. "Persatuan Beladiri Pencak Silat lndonesia
dai
Mataram sampai Hari Murli". Yogyakarta.Khoiruddin Bashori. 1996.
"Pengaruh
Psikologi Pencak Silat pada Mental Spiritual Manusia". Yogyakarta.M. Atok lskandar. 199A. "Pencak Sl/af', stensilan Yogyakata.
O'onq N4arvono. 1997. "Jago. Kawan atau Lawan". Kuala Trengganu.
Panji
Oeiojo.
Tl.
"GerakDasar
OlahragaPencak
SrJaf.
Semarang:
lPSl
JawaTengah.
PB lPSl Pusat. 1996. "Kapita Selekta Pencak SrTat': Jakarta:PB. lPSl Pusat
ElNOGRAI'I
t
tbl. XIIL No. 2 r 2013 t 309-357