• Tidak ada hasil yang ditemukan

RIZKI BUDI RAHAYU M0213082

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "RIZKI BUDI RAHAYU M0213082"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1

1

Prodi Fisika, FMIPA, Universitas Sebelas Maret, Surakarta

2

Bidang PRND, PPSTPIBN, Badan Pengawas Tenaga Nuklir, Jakarta e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Telah dilakukan simulasi HTR-10 dengan metode berbasis Monte Carlo menggunakan perangkat lunak kode MVP. Tujuan simulasi ini untuk menentukan nilai shutdown margin dari variasi batang kendali serta melakukan kajian status keamanan HTR-10 jika ditinjau dari nilai shutdown marginnya. HTR-10 merupakan jenis reaktor yang berbahan bakar pebble dengan lapisan TRISO. Bahan bakar HTR-10 adalah uranium oksida (UO2). Pengayaan 235U di dalam

UO2 sebesar 17%. Moderator dan reflektor bermaterial grafit. Pendingin HTR-10

bermaterial gas helium. Batang kendali HTR-10 bermaterial boron karbida dengan tinggi 258,764 cm dan berdiameter 13 cm. Simulasi dilakukan menggunakan variasi batang kendali dengan posisi fully up dan fully down untuk dikaji nilai

nya. Dari nilai kemudian dapat dihitung nilai reaktivitas dan shutdown margin. Hasil penelitian menunjukkan nilai SDM sebesar 4,24 % ∆k/k.

Kata kunci : HTR-10, kode MVP, reaktivitas, shutdown margin

ABSTRACT

Neutronic simulation of HTR-10 has been performed with Monte Carlo based method of MVP Code. The purpose of this simulation is to determine the shutdown margin value from control rod variation and to assess about safety state of HTR-10 if in term of shutdown margin value. HTR-HTR-10 is fueled with pebble with TRISO layer. Pebble bed of HTR-10 is a Uranium oxide (UO2). Enrichment of 235U in

the UO2 fuel is 17%. Graphit isi a material of Moderator and reflector. Helium gas is a material coolant of HTR-10. Control rod HTR-10 have a Boron Carbide material, control rod height is 258.764 cm dan diameter is 13 cm. simulation are performed using fully up and fully down control rod variation to assess value. From value, and then can be calculation of reactivity and shutdown margin value. From the result can be observed that SDM value about 4.24 % ∆k/k.

(2)

PENDAHULUAN

Meningkatnya permintaan

akan energi yang bersih dan efisien

di dunia sangat tinggi. Implementasi

teknologi baru yang dapat digunakan

adalah pembangkit listrik tenaga

nuklir (PLTN). Salah satu tujuan

penerapan PLTN untuk mengurangi

pengoperasian dan pemeliharaan

guna membantu mengimbangi

ekonomi dunia[2]. Untuk dapat mencapai salah satu tujuan tersebut

adalah dengan memanfaatkan energi

dari reaktor nuklir. Salah satu jenis

reaktor yang dapat dimanfaatkan

energinya adalah High Temperature

Reactor (HTR). HTR

diklasifikasikan oleh International

Atomic Energy Agency (IAEA)

sebagai reaktor generasi ke-IV.

Reaktor Gen IV ini tidak hanya

memiliki keselamatan pasif tetapi

juga mempunyai keselamatan

inheren[1].

High Temperature Reactor

(HTR) merupakan jenis reaktor

berpendingin gas helium. Salah satu

jenis HTR adalah HTR-10 yang

dioperasikan dengan daya 10 MW.

Pengoperasian HTR – 10 pertama

kali di Intitute of Nuclear Energy

Technology (INET), Tsinghua

University, China. Suhu rerata

helium inlet dan outlet adalah 250oC

dan 700oC. HTR – 10 mempunyai

diameter teras 1,8 m dan ketinggian

rata-rata teras adalah 1,97 m yang

berisi sekitar 27.000 pebbles[5]. Bahan bakar HTR-10 berbentuk

pebble yang di dalamnya berisi

lapisan TRISO.

Salah satu komponen utama

HTR-10 adalah batang kendali.

Batang kendali berfungsi untuk

mengendalikan reaksi fisi di dalam

reaktor. HTR-10 mempunyai 10

batang kendali, dimana

masing-masing batang kendali terdiri dari

lima segmen cincin B4C (Boron

carbide). Batang kendali terletak

diantara bagian sisi dalam dan luar

stainless steel reflektor. Ukuran

diameter bagian dalam dan luar

cincin adalah 6 cm dan 10,5 cm [3].

HTR-10 didesain dengan tingkat

keselamatan yang tinggi.

Ketika dalam kondisi darurat,

reaktor harus dipadamkan dengan

cara menjatuhkan batang kendali ke

dalam teras. Untuk mengetahui jarak

dari kondisi kritis ke kondisi

(3)

kendali dijatuhkan, maka diperlukan

nilai shutdown margin. Shutdown

margin (SDM) dapat didefinisikan

sebagai pengurangan antara

reaktivitas total batang kendali

dengan reaktivitas lebih. Nilai SDM

akan bervariasi untuk tiap-tiap

reaktor. Nilai batas minimum SDM

reaktor riset sekitar 0,5 % .

Nilai SDM yang diperoleh dari

penelitian ini, harus lebih besar sama

dengan nilai minimum desain yang

yang ditetapkan (SDM 0,5 %

[6]

. Penentuan nilai SDM

dilakukan saat posisi batang kendali

fully up dan fully down.

Dalam pengkajian neutronik,

pemanfaatan simulasi komputer

mutlak diperlukan. Tersedia cukup

banyak kode neutronik, diantaranya

kode MCNP, kode MORSE, kode

MVP, dan sebagainya. Kode MVP

merupakan metode berbasis Monte

Carlo, yang didasarkan pada model

energi kontinu. Kode MVP

dikembangkan oleh Japan Atomic

Energy Research Institute, yang

dapat digunakan untuk menganalisis

gerakan suatu partikel, baik neutron,

foton, dan lain-lain[4].

METODE PENELITIAN

Metode yang digunakan pada

penelitian ini adalah metode simulasi

HTR-10 menggunakan software

kode MVP. Parameter HTR-10

mengacu pada penelitian Terry et al.

(2006) seperti yang ditunjukkan pada

tabel 1.

Tabel 1. Parameter HTR-10

Tahap pertama adalah

pembuatan geometri reaktor dan

input material penyusun HTR-10.

Geometri HTR-10 berbentuk silinder

yang terdiri dari beberapa komponen,

diantaranya reflektor. top cavity,

teras reaktor, pendingin, dummy

moderator, batang kendali dan

carbon bricks. Geometri HTR-10

untuk batang kendali fully down dan

(4)

menggunakan CGVIEW seperti yang

terlihat pada Gambar 1 dan 2.

(a)

[image:4.595.353.479.104.454.2]

(b)

Gambar 1. Geometri HTR-10 dengan

posisi batang kendali fully down,

(a) Bidang XZ (b) Bidang XY

(a)

(b)

Gambar 2. Geometri HTR-10 dengan

posisi batang kendali fully up,

(a) Bidang XZ (b) Bidang XY

Berdasarkan Gambar 1,

nomor (1) merupakan lapisan boron

karbida (B4C) yang mengelilingi

reflektor, nomor (2) adalah reflektor,

nomor (3) adalah top cavity, nomor

(4) adalah teras berisi pebble bahan

bakar, nomor (5) adalah batang

kendali, nomor (6) adalah pendingin

gas helium, nomor 7 adalah dummy

[image:4.595.125.284.141.552.2]
(5)

bricks, nomor (9) adalah void, dan

nomor (10 a, b, c) adalah iradiator.

Tahap selanjutnya adalah

running program. Hasil running

menunjukkan nilai saat batang

kendali fully updanfully down. Dari

nilai yang diperoleh, dapat

dilakukan perhitungan nilai

reaktivitas dan perhitungan SDM.

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil running simulasi

dengan variasi batang kendali fully

up dan fully down adalah nilai

yang ditampilkan pada tabel 2. Tabel

2 terlihat bahwa saat batang

kendali fully down berada pada

kondisi subkritis yang mana kondisi

tersebut menuju ke sistem

pemadaman reaktor. Sedangkan,

ketika posisi batang kendali fully up,

kondisi reaktor adalah superkritis

sehingga reaktivitasnya bernilai

positif. Agar reaktor berada pada

kondisi kritis dan dapat melakukan

reaksi fisi, maka perlu dilakukan

penambahan material, misalnya

penambahan material di dalam teras.

Tabel 2. batang kendali fully

down dan fully up

Posisi Batang

Kendali

Fully down 0,950984

Fully up 1,060020

Kemampuan suatu reaktor

untuk menuju sistem pemadaman

dapat diketahui melalui parameter

SDM. Nilai SDM dari batang kendali

fully up dan fully down diperoleh

nilai sebesar 4,24 % ∆k/k. Nilai yang

diperoleh dari hasil kalkulasi

melebihi batas minimum yang

ditetapkan.

KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang

telah dilakukan, maka dapat

disimpulkan bahwa dari nilai

yang telah diperoleh, maka hasil

kalkulasi nilai SDM HTR-10 dari

variasi batang kendali fully up dan

fully down sebesar 4,24 % ∆k/k.

Status keamanan HTR-10 jika

ditinjau dari nilai shutdown margin,

dapat dikatakan aman untuk sistem

pemadaman reaktor. Hal tersebut

dikarenakan nilai SDM yang

diperoleh melebihi batas minimum

nilai SDM yang ditetapkan. Akan

tetapi dari segi sistem shutdown

(6)

aman jika menuju sistem

pemadaman reaktor saat terjadi

kondisi darurat. Hal tersebut

dikarenakan hanya menggunakan

salah satu dari tiga sistem

pemadaman reaktor yaitu batang

kendali.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Abdullah, A. G., & Su’ud, Z., Analisis kecelakaan reaktor akibat kegagalan sistem pembuangan panas pada reaktor nuklir generasi IV, Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia, 8, 106-114, 2012.

[2] Hugo, J. V., & Gertman, D. I., A method to select human – system interfaces for Nuclear power plant,. Journal Nuclear Engineering and technology, 48, 87-97, 2015.

[3] IAEA, The high temperature gas cooled reactor test module core physics benchmarks, IAEA Publication, 2003.

[4] JAERI, MVP/GMVP II : General purpose monte carlo codes for neutron and photon transport calculations based on continuous energy and multigroup methods, Tokyo: Japan Atomic Energy Research Institute, 2005.

[5] Nagaya, Y., Okumura, k., Mori, T., & Nakazato, W., Analysis of the HTR-10 initial core with a Monte Carlo code MVP, Journal

Physics of Fuel Cycles and Advanced Nuclear systems, April, 25-29, 2004.

Gambar

Tabel 1. Parameter HTR-10
Gambar 1. Geometri HTR-10 dengan

Referensi

Dokumen terkait

Bagaimana kinerja angkutan umum perdesaan khususnya jurusan Karanggede–Solo bila ditinjau dari faktor muat (load factor), waktu antara, (headway), kecepatan

Karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “ Simulasi Prototype Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro Ditinjau Dari Variasi Diameter

SIMULASI PROTOTYPE PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA MIKROHIDRO DENGAN MENGGUNAKAN TURBIN CROSS FLOW DITINJAU DARI VARIASI JUMLAH SUDU TURBIN TERHADAP DAYA..

Bila ditinjau dari gambar 4.51 di atas dengan membandingkan hasil simulasi berdasarkan parameter life , untuk bahan material AISI 4130 dengan tiga variasi ketebalan

Nilai reaktivitas batang kendali yang diperoleh dari hasil pengukuran dengan metode kompensasi ini akan diperoleh nilai reaktivitas padam, reaktivitas total,

Status gizi balita yang mengalami kejadian ISPA adalah dari 38 balita dengan status gizi baik, ada 25 balita (65%) mengalami ISPA ringan/bukan pneumonia, 13

Berikut adalah hasil dari uji simulasi dengan perubahan variasi parameter beban dan nilai kecepatan putar (RPM). Grafik hasil nilai tegangan dengan variasi beban dan kecepatan.

Dalam penelitian ini akan membahas hasil dari optimasi dari simulasi ANR dan MRO dengan variasi Handover Margin HOM dan Time To Trigger TTT yang berbeda berdasarkan handover success,