• Tidak ada hasil yang ditemukan

Data dikumpulkan dan diolah dengan menggunakan komputer melalui program SPSS, data dianalisa secara deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Data dikumpulkan dan diolah dengan menggunakan komputer melalui program SPSS, data dianalisa secara deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

vi ABSTRAK

Fraktur cruris merupakan kejadian yang cukup sering didapatkan pada kecelakaan lalu lintas. Kejadian ini merupakan suatu kasus yang jika tidak ditangani dengan baik dapat menimbulkan komplikasi yang serius bahkan dapat mengganggu kualitas hidup penderita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran umum penderita fraktur cruris akibat kecelakaan lalu lintas yang dirawat di RSUP Sanglah Denpasar.

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif berdasarkan data rekam medis di RSUP Sanglah, Denpasar periode Mei 2015-April 2016. Jenis penelitian ini termasuk dalam desain penelitian cross-sectional descriptive study. Adapun besar sampel yang digunakan adalah sama dengan jumlah populasi (total sampling).

Pada penelitian selama 12 bulan ini, 88 sampel telah di masukan ke dalam sampel penelitian. Sebagian besar pasien fraktur cruris yang mengalami kecelakaan lalu lintas dan dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah periode Mei 2015-April 2016 berjenis kelamin laki-laki (68,2%), berada dalam rentang umur 20-29 tahun (28,4%), kecelakaan terjadi paling sering pada pada bulan Juni (15,9%). Kebanyakan fraktur merupakan fraktur terbuka (61,4%) dengan lokasi fraktur tersering yakni di region cruris bagian kanan (55,7%) dan di bagian tengah dari tulang (35,2%), tulang tibia dan fibula merupakan tulang terbanyak yang mengalami fraktur (62,5%).

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa profil fraktur cruris pada korban kecelakaan lalu lintas di RSUP Sanglah periode Mei 2015-April 2016 sesuai dengan beberapa literatur lainnya. Namun perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai fraktur cruris pada korban kecelakaan lalu lintas, tidak hanya pada beberapa rumah sakit saja tetapi juga di Indonesia.

(2)

vii ABSTRACT

Cruris fracture is an event that quite common in a traffic accident. This incident is a case which, if not handled properly can cause serious complications and even interfere with patient’s quality of life. This study aims is to determine the general picture of cruris fracture patients that caused by traffic accidents which treated at Sanglah General Hospital, Denpasar.

This study is a descriptive cross-sectional study that was performed by reviewing the medical records of all patients who were hospitalized at Sanglah General Hospital during May 2015 to April 2016. All samples that found in the medical records were included into the population (total sampling).

This study use retrospective techniques. On 12 months study, 88 samples have been included into the population study. Most cases occurred among male sex (68.2%), in the age range 20-29 years (28,4%). The accidents occurred most frequently in the month of June (15.9%). Most fractures were open fractures (61.4%) with the most common location of the fracture in the right part of the cruris bones (55.7%) and in the middle part of the bones (35.2%). Tibia and fibula is the most frequently bone to have fracture (62,5%).

Based on the results, it can be concluded that the profile of the fracture cruris among traffic accident patients in Sanglah General Hospital during May 2015-April 2016 was in accordance with some other literature. Furthermore, additional studies are needed, not only in some hospitals but also in Indonesia.

(3)

viii RINGKASAN

Tibia dan fibula merupakan tulang yang terletak pada tungkai bawah. Tibia berperan dalam menopang berat tubuh sedangkan fibula berperan terutama dalam perlekatan otot-otot disekitarnya. Tibia terletak pada sisi anteromedial dari tungkai dan merupakan tulang terbesar kedua pada tubuh manusia. Pada bagian proximal, tulang tibia melebar membentuk dua bulatan yang disebut condylus medialis dan condylus lateralis yang menggantung corpus di medial, lateral, dan posterior, yang membentuk permukaan artikular superior yang relatif rata atau plateau tibia.

Fraktur merupakan suatu kondisi dimana terdapat putusnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang rawan epiphysis, baik yang bersifat total maupun parsial yang pada umumnya disebabkan oleh trauma dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada tulang, baik berupa trauma langsung dan trauma tidak langsung, biasanya disertai cedera di jaringan sekitarnya. Manifestasi klinis fraktur dapat berupa nyeri, hilangnya fungsi, deformitas, pemendekan ekstrimitas, krepitus, pembengkakan lokal, dan perubahan warna. Penyebab fraktur dikelompokan menjadi peristiwa patologis dan peristiwa trauma (kekerasan) misalnya saja kecelakaan lalu lintas.

Kecelakaan dapat diartikan sebagai tiap kejadian yang tidak direncanakan dan terkontrol yang dapat disebabkan oleh manusia, situasi, faktor lingkungan, ataupun kombinasi-kombinasi dari hal-hal tersebut yang mengganggu proses kerja dan dapat menimbulkan cedera, kesakitan, kematian, kerusakaan property ataupun kejadian yang tidak diinginkan lainnya. Melihat tingginya angka fraktur pada tulang tibia dan fibula akibat kecelakaan lalu lintas serta sedikitnya penelitian mengenai fraktur tulang tibia dan fibula akibat kecelakaan lalu lintas, maka penulis terdorong untuk melakukan kajian ilmiah untuk mengetahui penyebaran, frekuensi, pola ataupun gambaran dari fraktur cruris akibat kecelakaan lalu lintas menurut data rekam medis RSUP Sanglah, Bali periode Mei 2015-April 2016.

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif yang melihat kejadian fraktur cruris akibat kecelakaan lalu lintas berdasarkan data rekam medis di RSUP Sanglah, Denpasar periode Mei 2015-April 2016. Jenis penelitian ini termasuk dalam desain penelitian cross-sectional descriptive study. Pada penelitian ini semua pasien yang mengalami fraktur pada regio cruris akibat kecelakaan lalu lintas yang terdaftar sebagai penderita fraktur akibat kecelakaan di RSUP Sanglah Denpasar menjadi populasi target, sedangkan populasi terjangkau pada penelitian ini adalah semua pasien patah tulang (fraktur) yang mengalami fraktur pada regio cruris akibat kecelakaan lalu lintas yang terdaftar sebagai penderita fraktur akibat kecelakaan di RSUP Sanglah. Penderita harus terdaftar dalam rekam medis RSUP Sanglah pada periode Mei 2015-April 2016. Teknik penentuan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik total sampling. Jadi sampel dari penelitian ini diambil dari populasi target, yaitu seluruh pasien fraktur pada regio cruris akibat kecelakaan lalu lintas di RSUP Sanglah Denpasar dan telah memenuhi kriteria inklusi dan ekslusi. Pasien yang tidak memiliki variabel-variabel yang dicari dalam rekam medis dieksklusi pada penelitian ini. Variabel yang diteliti pada penelitian ini adalah profil dari penderita fraktur yang datang dan melakukan rawat inap di RSUP Sanglah Denpasar berdasarkan umur, jenis kelamin, waktu kejadian kecelakaan, tipe fraktur, lokasi fraktur, tulang yang terlibat dalam fraktur, dan status keluar pasien dari RSUP Sanglah Denpasar.

(4)

ix

Data dikumpulkan dan diolah dengan menggunakan komputer melalui program SPSS, data dianalisa secara deskriptif dengan menghitung distribusi frekuensi tiap variabel penelitan kemudian hasilnya disajikan dalam bentuk narasi, tabel, dan diagram bar. Hasil dari penelitian ini adalah profil pasien fraktur cruris yang mengalami kecelakaan lalu lintas dan dirawat inap di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sanglah periode Mei 2015–April 2016 sebagian besar berjenis kelamin laki-laki (68,2%), berada dalam rentang umur 20-29 tahun (28,4%), kecelakaan terjadi paling sering pada pada bulan Juni (15,9%). Sebagian besar fraktur merupakan fraktur terbuka (61,4%) dengan lokasi fraktur tersering yakni di regio cruris bagian kanan (55,7%) dan di bagian tengah dari tulang (35,2%), tulang tibia dan fibula merupakan tulang terbanyak yang mengalami fraktur (62,5%).

Setelah penelitian ini dipublikasikan diharapkan masyarakat selalu waspada saat berkendaraan. Masyarakat juga perlu diberikan pemahaman tentang tata cara berkendara yang benar seperti menggunakan alat pelindung saat berkendara dan batas kecepatan maksimum yang masih diperbolehkan. Kemudian juga masyarakat harus diedukasi mengenai bahayanya fraktur cruris akibat kecelakaan lalu lintas serta hal-hal yang harus dilakukan jika menemukan korban kecelakaan lalu lintas. Untuk pelayanan kesehatan perlu untuk meningkatkan komunikasi dan edukasi terhadap masyarakat untuk memberikan informasi terkait bahayanya fraktur cruris akibat kecelakaan lalu lintas yang sering terjadi dan menimbulkan komplikasi yang serius namun sering disepelekan oleh masyarakat. Kemudian juga perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut mengenai fraktur cruris akibat kecelakaan lalu lintas dengan cakupan penelitian yang lebih luas jumlah sampel dan variabel yang lebih banyak serta tidak hanya menggunakan data rekam medis. Studi lebih lanjut mengenai kebiasaan orang berkendara juga perlu dilakukan dan disarankan menggunakan studi longitudinal kohort untuk mengetahui hubungan sebab akibat antar variable yang akan diteliti.

(5)

x SUMMARY

The tibia and fibula are bones that located in the lower limbs. Tibia role in sustaining the weight of the body while the fibula role especially in the attachment of the muscles around it. Tibia is located on anteromedial side of the leg and it is the second largest bone in the human body. In the proximal part, tibia widens to form two spheres called condylus medial and lateral that hanging condylus corpus in the medial, lateral, and posterior part. This part forms are relatively flat or called tibia plateau.

Fracture is a condition where there is a break of continuity of the bone, cartilage joint, and cartilage epiphysis, either it is total or partial which generally caused by trauma where there is excessive pressure on the bone, either in the form of direct trauma and trauma indirectly. Clinical manifestations of fracture can be a pain, loss of function, deformity, shortening of the extremities, crepitus, local swelling, and discoloration. The causes is divided into pathological fractures and traumatic fracture. Traffic accidents is one of traumatic fracture type.

Accidents can be defined as any event that is not planned and controlled to be caused by humans, environmental factors, or combinations of these things that disrupt the work process and can cause injury, illness, death, loss of property or even other unexpected events. Given the high number of fractures of the tibia and fibula in a traffic accident, and there only few studies on bone fractures of the tibia and fibula in a traffic accident, the authors are encouraged to conduct a scientific study to determine the spread, frequency, and pattern of the fracture cruris that caused by traffic accidents according to medical records in Sanglah General Hospital, Bali during May 2015 to April 2016.

This study is a descriptive cross-sectional study that was performed by reviewing the medical records of all patients who were hospitalized at Sanglah General Hospital for cruris fracture that caused by road traffic accidents during May 2015 to April 2016. This study use retrospective techniques. In this study, all patients who have fracture in the cruris regio that caused by traffic accidents were registered in Sanglah General Hospital becoming the target population, while the accessible population were all patients with fractures in the cruris regio that caused by traffic accidents and registered as patients in Sanglah General Hospital during May 2015 to April 2016. The sampling technique in this study is using total sampling technique. So the sample of this study is all patients who have fracture in the cruris regio that caused by traffic accidents in Sanglah General Hospital in Denpasar during May 2015 to April 2016 and the samples must have been meet the inclusion and exclusion criteria. Patients who do not have the variables that sought in the medical records were excluded in this study. The variables that examined in this study are the profile of patients who have fracture in cruris regio and come for hospitalization in Sanglah General Hospital in Denpasar based on age, gender, time of the accidents occurrence, type of fracture, location of the fracture, the bone that involved in the fracture, and the patient’s condition after receiving treatment in Sanglah General Hospital Denpasar.

Data were collected and processed by SPSS, the data were analyzed descriptively by calculating the frequency distribution for each variable study and the result is presented in narrative form, tables, and bar charts. Most cases occurred among male (68.2%), age range 20-29 years (28,4%) have higher rate of fracture,

(6)

xi

the time accidents have occurred most frequently in June (15.9%). Most fractures are open fractures (61.4%) with the most common location of the fracture is in the right part of the cruris bones (55.7%) and in the middle part of the bones (35.2%), tibia and fibula are the most bone which have fractured (62,5%).

After this study published, public are expected to always be alert while driving. Society also needs to be given an understanding of how to drive with correct procedures such as using protective equipment when driving and the maximum speed limit that still allowed. Also the public must be educated about the dangers of cruris fracture that caused by traffic accidents and the things that must to do if find traffic accident victims. For health services is need to improve the communication and education of the public to provide information related to the dangers of cruris fracture that caused by traffic accidents which frequently occur and cause serious complications. Furthermore, additional studies are needed with wider study coverage, greater number of samples, more variables and not just using medical records. Further study of the habits of the drive also needed to be done and suggested using a longitudinal cohort study to determine the causal relationship between variables.

(7)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ... i

LEMBAR PERSETUJUAN... ii

PENETAPAN PANITIA PENGUJI ... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

RINGKASAN ... viii

SUMMARY ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR SINGKATAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 4 1.3 Tujuan Penelitian ... 4 1.3.1 Tujuan Umum ... 4 1.3.2 Tujuan Khusus... 4 1.4 Manfaat Penelitian ... 5 1.4.1 Manfaat Praktis ... 5 1.4.2 Manfaat Akademis ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 6

2.1 Anatomi Tulang ... 6

2.2 Tibia dan Fibula ... 7

2.3 Fraktur ... 9

2.3.1 Definisi ... 9

(8)

xiii 2.3.3 Klasifikasi ... 12 2.3.4 Patofisiologi ... 14 2.3.5 Manifestasi Klinik ... 15 2.3.6 Diagnosis... 16 2.3.7 Komplikasi ... 17

2.4 Kecelakaan Lalu Lintas ... 18

2.4.1 Faktor Penyebab Kecelakaan ... 19

2.5 Kecelakaan Sebagai Faktor Penting Terjadinya Fraktur ... 21

BAB III KERANGKA BERFIKIR DAN KERANGKA KONSEP ... 23

3.1 Kerangka Berfikir... 23

3.2 Kerangka Konsep ... 23

BAB IV METODE PENELITIAN ... 25

4.1 Rancangan Penelitian ... 25

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 25

4.3 Subjek dan Sampel ... 25

4.3.1 Populasi Target ... 25 4.3.2 Populasi Terjangkau... 25 4.3.3 Sampel Penelitian... 26 4.4 Kriteria Subjek ... 26 4.4.1 Kriteria Inklusi ... 26 4.4.2 Kriteria Eksklusi ... 26

4.5 Teknik Penentuan Sampel ... 26

4.6 Definisi Operasional Variabel ... 27

4.7 Bahan dan Instrumen Penelitian ... 29

4.8 Protokol Penelitian ... 29

4.9 Pengolahan dan Analisis Data ... 30

4.10 Kelemahan Penelitian ... 30

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 31

5.1 Hasil Penelitian ... 31

5.1.1 Gambaran Populasi Studi Berdasarkan Kelompok Umur ... 31

(9)

xiv

5.1.3 Gambaran Populasi Studi Berdasarkan Waktu Kejadian... 32

5.1.4 Gambaran Populasi Studi Berdasarkan Tipe Fraktur ... 34

5.1.5 Gambaran Populasi Studi Berdasarkan Lokasi Fraktur ... 34

5.2 Pembahasan ... 36

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ... 46

6.1 Simpulan ... 46

6.2 Saran ... 47 DAFTAR PUSTAKA

(10)

xv

DAFTAR GAMBAR

Halaman 2.1 Anatomi Tulang ... 7 2.2 Tulang Tibia dan Fibula ... 9 3.1 Bagan Kerangka Konsep Penelitian ... 24

(11)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

5.1 Distribusi Frekuensi Populasi Studi Berdasarkan Kelompok Umur ... 31

5.2 Distribusi Frekuensi Populasi Studi Berdasarkan Jenis Kelamin ... 32

5.3 Distribusi Frekuensi Populasi Studi Berdasarkan Waktu Kejadian ... 33

5.4 Distribusi Frekuensi Populasi Studi Berdasarkan Tipe Fraktur ... 34

(12)

xvii

DAFTAR SINGKATAN SINGKATAN

Depkes : Departemen Kesehatan

Dinkes : Dinas Kesehatan

RI : Republik Indonesia

RSUP : Rumah Sakit Umum Pusat

SIM : Surat Izin Mengemudi

(13)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era ini semua negara bersaing dalam hal teknologi dan pembangunan. Untuk mewujudkan pembangunan diperlukan pondasi-pondasi negara seperti politik, ekonomi, kesehatan, dan perdagangan. Pemerintah sendiri telah mengeluarkan kebijakan agar pembangunan nasional dapat secara menyeluruh berkembang termasuk didalamnya pembangunan derajat kesehatan masyarakat secara menyeluruh. Pembangunan kesehatan tersebut tentu saja memiliki berbagai tantangan masalah kesehatan yang perlu ditangani bersama-sama.

Masalah kesehatan merupakan masalah yang kompleks dimana penyakit menular pada saat ini masih menjadi masalah kesehatan yang penting sedangkan penyakit tidak menular semakin tinggi angkanya. Hal ini berdampak pada ruang lingkup epidiomologi dimana akan terjadinya pergeseran dari penyakit menular ke penyakit tidak menular. Penyakit tidak menular merupakan penyakit dengan penyebab kematian tertinggi di Indonesia, dimana angka kematian akibat penyakit tidak menular pada tahun 1995 sebesar 41,7% naik pada tahun 2001 menjadi 49,9% dan pada tahun 2007 menjadi 59,5% (Depkes RI, 2011).

Salah satu penyakit tidak menular adalah penyakit muskuloskletal atau penyakit yang menyerang tulang dan jaringan otot. Saat ini penyakit muskuloskletal telah menjadi masalah yang dapat banyak dijumpai di pusat-pusat pelayanan kesehatan di seluruh dunia. Salah satu penyakit muskuloskletal yang sering terdapat pada pusat pelayanan kesehatan adalah fraktur. Fraktur merupakan putusnya kontinuitas tulang, tulang rawan sendi, tulang rawan epiphysis baik yang bersifat

(14)

2

total ataupun parsial yang pada umumnya disebabkan oleh trauma dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada tulang, baik itu berupa trauma langsung maupun trauma tidak langsung yang biasanya disertai cidera di jaringan sekitarnya (Chairuddin, 2003; Price dan Wilson, 2006). Sebagian besar kasus fraktur disebabkan oleh kecelakaan dimana hal ini disebabkan akibat seiring bertambahnya jumlah penduduk dan perkembangan masyarakat yang semakin maju, membuat sektor lalu lintas berkembang baik dari segi jumlah pemakai jalan, jumlah pemakai kendaraan, bertambahnya jaringan jalan dan kecepatan pengguna kendaraan yang dimana berhubungan langsung dengan meningkatnya kejadian fraktur akibat kecelakaan lalu lintas.

Kecelakaan lalu lintas merupakan masalah global dengan angka kesakitan dan kematian yang cukup tinggi. Lebih dari 3400 orang meninggal di jalan raya di seluruh dunia setiap hari dan puluhan juta orang terluka atau mengalami disabilitas setiap tahunnya akibat kecelakaan lalu lintas. Menurut WHO (2015), kecelakaan lalu lintas menempati peringkat kesembilan sebagai penyebab kematian tertinggi, dan diprediksi akan menduduki peringkat kelima pada tahun 2030. Sebanyak 90% kematian akibat kecelakaan lalu lintas terjadi di negara yang berpenghasilan menengah dan rendah dimana jumlah alat transportasi yang ada sekitar 54% dari alat transportasi yang terdaftar di dunia (WHO, 2015).

Provinsi Bali sebagai salah satu tujuan wisata dari seluruh dunia tentunya tidak luput dari kecelakaan lalu lintas yang dapat menyebabkan fraktur. Menurut data registrasi Dinkes Provinsi Bali (2011), didapatkan data fraktur sebanyak 3065 kasus (8,9%) dari seluruh penyakit yang dirawat di Rumah Sakit di Bali dimana kasus terbanyak terdapat di RSUP Sanglah yaitu sebanyak 1322 kasus (43,13%).

(15)

3

Dari seluruh kasus fraktur, fraktur anggota gerak merupakan kejadian yang paling banyak terjadi yaitu sekitar 643 kasus (48,64%). Hal ini diperkuat dengan data Rekam Medis RSUP Sanglah (2012), didapatkan jumlah pasien fraktur sebanyak 974 kasus dari semua jenis fraktur, dimana kasus fraktur tertinggi yaitu fraktur anggota gerak sebanyak 448 kasus (45,99%) dari semua kasus fraktur lainnya.

Pada umumnya terdapat dua anggota gerak yang terbagi menjadi ekstermitas atas dan ekstremitas bawah. Menurut penelitian Riandini (2015), menunjukan lokasi patah tulang terbanyak pada korban meninggal kecelakaan lalu lintas adalah pada tulang bagian ekstremitas bawah. Dari sekian banyak kasus fraktur di Indonesia, fraktur pada ekstremitas bawah akibat kecelakaan lalu lintas memiliki prevalensi yang paling tinggi diantara fraktur lainnya yaitu sekitar 46,2% (Depkes RI, 2011).

Salah satu jenis fraktur yang paling sering terjadi pada ekstremitas bawah adalah fraktur cruris. Fraktur cruris merupakan suatu istilah untuk patah tulang tibia dan fibula yang biasanya terjadi pada bagian proksimal, diafisis, atau persendian pergelangan kaki. Fraktur pada lokasi ini sangat sering dijumpai pada kecelakaan lalu lintas. Menurut data Depkes RI (2011), dari 45.987 orang dengan kasus fraktur ekstremitas bawah akibat kecelakaan, 14.027 orang mengalami fraktur cruris, 3.775 orang mengalami fraktur tibia, 970 orang mengalami fraktur pada tulang-tulang kecil di kaki dan 336 orang mengalami fraktur fibula. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Banskota et al (2016) di salah satu Rumah Sakit di Kathmandu Nepal, dari 1337 sampel didapatkan bahwa tulang tibia dan fibula merupakan tulang tersering yang mengalami frakur akibat kecelakaan bermotor dengan angka mencapai 297 orang (22%).

(16)

4

Melihat tingginya angka fraktur pada ekstremitas bawah akibat kecelakaan lalu lintas khususnya tulang pada bagian regio cruris, serta masih sedikitnya penelitian-penelitian mengenai fraktur pada regio cruris khususnya akibat kecelakaan lalu lintas maka penulis terdorong untuk melakukan kajian ilmiah untuk mengetahui penyebaran, frekuensi, pola ataupun gambaran dari fraktur cruris akibat kecelakaan lalu lintas menurut data rekam medis RSUP Sanglah, Bali periode Mei 2015-April 2016.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah tersebut di atas, rumusan masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakah distribusi frekuensi pasien fraktur cruris akibat kecelakaan lalu lintas berdasarkan karakteristik sosio-demografi (kelompok umur dan jenis kelamin)?

2. Bagaimanakah distribusi frekuensi fraktur cruris akibat kecelakaan lalu lintas berdasarkan waktu kejadian, tipe dan lokasi fraktur?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran umum fraktur cruris akibat kecelakaan lalu lintas yang dirawat di RSUP Sanglah Denpasar.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui distribusi frekuensi pasien fraktur cruris akibat kecelakaan lalu lintas berdasarkan karakteristik sosio-demografi (kelompok umur dan jenis kelamin).

(17)

5

2. Mengetahui distribusi frekuensi fraktur cruris akibat kecelakaan lalu lintas berdasarkan waktu kejadiannya, tipe, dan lokasi fraktur.

1.4Manfaat

1.4.1 Manfaat Akademis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai karakteristik cedera fraktur cruris akibat kecelakaan lalu lintas dan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan masukan dalam penelitian selanjutnya maupun dalam membuat suatu kebijakan baru dengan tepat.

1.4.2 Manfaat Praktis

1. Memberi informasi mengenai distribusi frekuensi pasien fraktur cruris akibat kecelakaan lalu lintas berdasarkan karakteristik sosio-demografi (kelompok umur dan jenis kelamin).

2. Memberi informasi mengenai distribusi frekuensi fraktur cruris akibat kecelakaan lalu lintas berdasarkan waktu kejadian, tipe, dan lokasi fraktur.

Referensi

Dokumen terkait

T – 2 = Untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara motivasi kerja dan pelatihan karyawan terhadap kepuasan kerja dan dampaknya terhadap kinerja karyawan pada

Hasil penelitian menunjukkan Varietas kentang DTO-33 dengan pemberian pupuk biologi menghasilkan batang tanaman terpanjang yaitu 65 Cm waktu umur 115 hari, walaupun secara

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang dilakukan dari pustaka, dapat disimpulkan bahwa : masih ditemukan potensi interaksi obat dalam pemberian resep

Puji syukur penulis panjatkan atas nikmat yang telah Allah SWT berikan, karena berkat rahmat dan ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan akhir Diploma III di

Peraturan pencatatan efek no I-A tahun 2001, menunjukkan bahwa Bursa Efek Jakarta (BEJ) ingin meningkatkan pengawasan terhadap pengelolaan perusahaan sehingga dapat

Hasil penelitian menunjukkan lanjut usia di wlayah kerja Puskesmas Batu Aji Kota Batam setelah dilakukan terapi relaksasi otot progresif paling banyak mengalami insomnia ringan

Keterangan di atas menunjukkan pengecualian nafkah bagi istri dalam masa iddah yang tidak memberikan hak nafkah bagi istri yang telah dijatuhi talak ba’in, sehingga

Pada minggu ini 5anin memiliki "an5ang sekitar ( mm dengan berat +) gram. Pada minggu ini "erut dan rongga dada sudah ter"isah dan otot mata dan bibir atas