• Tidak ada hasil yang ditemukan

MODUS OPERANDI YANG MENJADIKAN PERBANKAN SEBAGAI SASARAN SUATU KEJAHATAN 1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MODUS OPERANDI YANG MENJADIKAN PERBANKAN SEBAGAI SASARAN SUATU KEJAHATAN 1"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MODUS OPERANDI YANG MENJADIKAN PERBANKAN

SEBAGAI SASARAN SUATU KEJAHATAN

1

Oleh:

I Gusti Ngurah Krisnadi Yudiantara2 Abstract

Transnational crime related to financial, mostly done through the banking sector. The banking sector is one of the most widely used mode by the perpetrators of money laundering. It certainly can not be released with the development and progress of science and technology, especially in the field of communications that impact the financial system, including the integration of the banking system that offers traffic mekanmisme funds between countries which can be done in a very short time.

Keywords: Transnational crime, The banking sector, The financial system Integration

Abstrak

Kejahatan transnasonal yang berhubungan dengan fnansal, banyak dlakukan melalu sektor perbankan. Sektor perbankan merupakan salah satu modus yang palng banyak dmanfaatkan oleh pelaku tndak pdana pencucan uang. Hal n tentunya tdak dapat dlepaskan dengan perkembangan serta kemajuan lmu pengetahuan dan teknolog khususnya d bdang komunkas yang berdampak pula pada terntegerasnya sstem keuangan termasuk sstem perbankan yang menawarkan mekansme lalu lntas dana antar negara yang dapat dlakukan dalam waktu yang sangat sngkat.

Kata kunc: Kejahatan transnasional, Sektor perbankan, Terintegrasinya sistem keuangan

1 Artkel n merupakan peneltan/karya lmah mahasswa pada Program Stud Magster (S2) Ilmu Hukum Program Pascasarjana Unverstas Udayana dan mengucapkan terma kash kepada orang tua saya yang telah membmbng serta member masukan kepada saya selama n.

2 Krsnad yudantara adalah mahasswa magster lmu hukum Unverstas Udayana, Denpasar, Bal, emal: krsnadyudantara@rocketmal.com

I. PENDAHULUAN

Kemajuan lmu pengetahuan, teknolog nformas dan komunkas, telah menunjukkan fenomena globalsas, yang dmana telah memberkan manfaat postf untuk

mendorong semakn mudahnya

perpndahan orang, barang dan jasa

dar suatu negara ke negara lan. D ss lan, fenomena globalsas telah berperan merekonstrukskan modus operand kejahatan transnatonal yang cukup kompleks.3

3 Wouter H. Muller, Chrstan H. Kaln, John G. Goldworth, 2007, Anti-Money Laundering International Law and Practice. West Sussex, England, hlm. 3.

(2)

Perkembangan global telah mengubah karakterstk kejahatan yang semula dalam lngkup domestk telah bergeser menjad kejahatan lntas negara atau kejahatan transnasonal. Kejahatan transnasonal ( trans-national crime) n merupakan suatu konsep yang baru dperkenalkan tahun 90-an dalam pertemuan PBB tentang the prevention of crime and the treatment of offender. Pada tahun 1995, PBB mengdentfkas 18 jens kejahatan transnasonal yatu money laundering, terrorism, theft of art and cultural objects, theft of intellectual property, illicit arms trafficking, aircraft hijacking, sea piracy, insurance fraud, computer crime, environmental crime, trafficking in persons, trade in human body parts, illicit drug trafficking, fraudulent bankruptcy, infiltration of legal business, corruption and bribery of public or party officials.

PBB telah menyetuju UN Convention Against Transnational

Organized Crime (UNCATOC) yang

lebh dkenal dengan sebutan Palermo

Convention pada plenary meeting

ke-62 tanggal 15 November 2000. Konvens n menghaslkan 4 (empat) protocol yatu :4

1) United Nations Convention against Transnational Organized Crime;

2) Protocol against the Smuggling of Migrants by Land Air and Sea, supplementing the United 4 Bucy, Pamela H White Collor Crime : Cases an Materials, St. Paul, Mnn West Publshng Co. 1992

Nations Convention against

Transnational Organized

Crime;

3) Protocol to Prevent, Suppress and Punish Trafficking in Persons, Especially Women and Children, supplementing the United Nations Convention against Transnational Organized Crime; dan

4) Protocol against the Illicit

Manufacturing of and

Trafficking in Firearms, Their Parts and Components and

Ammunition, supplementing

United Nations Convention against Transnational Organized Crime.5

Kejahatan transnasonal yang berhubungan dengan fnansal, banyak dgunakan melalu sektor perbankan. Sektor perbankan n merupakan salah satu modus yang palng banyak dpergunakan oleh pelaku tndak pdana pencucan uang. Hal n tentunya tdak dapat dlepaskan dengan perkembangan serta kemajuan lmu pengetahuan dan teknolog khususnya d bdang komunkas yang berdampak pula pada ntegras sstem keuangan termasuk sstem perbankan

5 Substans UNCATOC melput: 1) Defns dan termnolog standar, 2) Persyaratan agar setap negara memlk specific crime, 3) Langkah-langkah khusus untuk memontor korups, money laundering, dsb, 4) Perampasan hasl kejahatan (proceeds of crime), 4) Kerjasama nternasonal yang mencakup antara lan ekstrads, mutual legal assistance, penyeldkan/penydkan dan bentuk lannya, 5) Pelathan dan peneltan, 6) Langkah Pencegahan, 7) Ratfkas.

(3)

yang menawarkan mekansme lalu lntas dana antar negara yang dapat dlakukan dalam waktu yang sangat sngkat.

Sektor perbankan yang memlk kedudukan strategs sebaga lembaga ntermedas dan menunjang sstem pembayaran merupakan faktor yang sangat menentukan, karena ndustr perbankan merupakan salah satu komponen yang sangat pentng dalam perekonoman nasonal untuk menjaga kesembangan kemajuan dan kesatuan ekonom nasonal. Stabltas ndustr perbankan, sangat mempengaruh sektor perekonoman secara menyeluruh.

Perkembangan ekonom nasonal d masa n menunjukkan arah yang semakn menyatu dengan ekonom regonal dan nternasonal yang dapat menunjang dan sekalgus dapat berdampak kurang menguntungkan.

Sementara tu perkembangan

perekonoman nasonal senantasa bergerak cepat dengan tantangan yang semakn kompleks, oleh karena tu dperlukan berbaga penyesuaan kebjakan d bdang ekonom termasuk sektor perbankan sehngga dharapkan akan dapat memperbak dan memperkokoh perekonoman nasonal. Terntegerasnya sstem keuangan termasuk sstem perbankan yang menawarkan mekansme lalu lntas dana antarnegara, d sampng mempunya dampak postf, juga membawa ekses negatf bag kehdupan masyarakat, yatu dengan

semakn menngkatnya tndak pdana yang berskala nasonal maupun nternasonal, dengan memanfaatkan sstem keuangan termasuk sstem perbankan untuk menyembunykan atau mengaburkan asal-usul hasl tndak pdana. D ss lan, kemajuan sektor perbankan ternyata banyak dgunakan untuk mengaburkan hasl kejahatan, karena jasa lembaga keuangan perbankan banyak dmanfaatkan untuk melakukan pencucan uang (money

laundering) dengan pemanfaatan

transaks dervatf yakn melalu transfer-transfer nternasonal yang efektf.

Peneltan-peneltan

sebe-lumnya yang mendukung Orsnaltas dar peneltan n adalah pertama oleh Iwan Kurnawan dar jurnal lmu hukum volume 3 nomer 1 tahun 2013 berjudul Perkembangan Tndak pdana Pencucan Uang (Money

laundering) dan Dampaknya Terhadap

Sektor Ekonom dan Bsns. Kedua oleh Elsabeth Y Metekohy dan Ida Nurhayat dar Jurnal Ekonom dan Bsns volume 11 nomor 1 Jun 2012 berjudul Efektftas Prnsp Mengenal Nasabah Pada Bank Sebaga Salah Satu Upaya Mencegah Tndak Pdana Pencucan Uang. Dar kedua peneltan sebelumnya yang menjad perbedaan adalah peneltan n menganalss dalam pemecahan modus operand yang menjadkan perbankan sebaga sasaran suatu kejahatan.

Tujuan dar peneltan n adalah untuk menganalss dan

(4)

mengdentfkas ada tdaknya ndkas pdana pencucan uang dan tndak pdana lannya dalam perbankan serta mengdentfkas Undang-Undang nomor 8 tahun 2010 tentang pencegahan dan pemberantasan tndak pdana pencucan uang dalam PPATK.

II. METODE PENELITIAN

Dalam setap peneltan

hendaknya memerlukan suatu metode agar suatu peneltan tersebut dapat dpertanggungjawabkan sebagamana mestnya. Dmana jens peneltan yang dgunakan penuls untuk pembuatan jurnal n, menggunakan jens peneltan hukum normatf. Menurut Abdulkadr Muhammad peneltan hukum normatf alah peneltan hukum yang ddasar oleh hukum tertuls dar berbaga aspek, yatu aspek teor, sejarah, flosof, perbandngan, struktur dan komposs, lngkup dan mater, konsstens, penjelasan umum dan pasal dar pasal, formaltas dan mengkatnya, tetap tdak mendasar aspek terapan atas mplementasnya, maka peneltan hukum normatf serng juga dsebut “ peneltan hukum dogmatk” atau peneltan hukum teorts (dogmatic or theoretical law research).6

Dalam peneltan n jens pendekatan terhadap permasalahan dalam peneltan n akan dlakukan

6 Abdulkadr Muhamad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, Bandung: Ctra Adtya Bakt, hlm. 101.

dengan 4 (empat) cara pendekatan, yatu pendekatan perundang-undangan

(statue approach), pendekatan

analss konsep hukum (analytical

and conceptual approach), dan

pendekatan perbandngan hukum

(comparative approach). Dalam

pendekatan perundang-undangan dlakukan pendekatan pada UU 8 Tahun 2010 tentang pencegahan dan pemberantasan tndak pdana pencucan uang, PPATK berkewajban untuk melakukan analss LTKM n untuk mengdentfkas ada tdaknya ndkas pdana pencucan uang dan tndak pdana lannya.7 Pendekatan

analss konsep hukum n dlakukan untuk menganalss teor-teor hukum maupun konsep hukum yang berkatan dengan peneltan terhadap modus operand tndak pdana yang menjadkan perbankan sebaga sasaran sarana kejahatan, serta pendekatan perbandngan hukum n mengacu pada perbandngan UU 8 Tahun 2010 terhadap undang-undang yang ada katannya terhadap pencucan uang agar kta mengetahu apakah d dalam undang-undang tersebut adanya norma kosong dan kekaburan norma.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Pemanfaatan Jasa Perbankan

Sebagai Sarana Untuk Melakukan Tindak Pidana Pencucian Uang

Strateg pencegahan dan

7 Undang-undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang.

(5)

penanggulangan tndak pdana pencucan uang tdak dapat dlepaskan dengan karakterstk tndak pdana pencucan uang sebaga salah satu mata ranta kejahatan. Dalam dekade terakhr n, permasalahan tndak pdana pencucan uang sudah berkembang dengan berbaga aspek permasalahan yang semakn kompleks. Kemajuan teknolog nformas telah berdampak pula terhadap tndak pdana pencucan uang yang tdak lag terbatas dalam suatu wlayah negara tertentu, akan tetap melntas batas-batas yursdks, dan menggunakan modus yang semakn bervaras, memanfaatkan lembaga d luar sstem keuangan. Sektor perbankan merupakan salah satu modus yang palng banyak dmanfaatkan oleh pelaku tndak pdana pencucan uang.8 Hal n tentunya

tdak dapat lag dlepaskan dengan perkembangan serta kemajuan lmu pengetahuan dan teknolog khususnya d bdang komunkas yang berdampak pada terntegerasnya sstem keuangan termasuk sstem perbankan yang menawarkan mekansme lalu lntas dana antar negara yang dapat dlakukan dalam waktu yang benar-benar sangat sngkat.

Sektor perbankan yang memlk poss strategs sebaga lembaga ntermedas dan penunjang sstem pembayaran merupakan faktor yang sangat menentukan, karena ndustr perbankan merupakan salah satu komponen yang sangat pentng

8 Meda Hukum Penanganan Tndak Pdana Pencucan Uang vol. 2 No. 10-22 Jul 2004.

dalam perekonoman nasonal dem menjaga kesembangan kemajuan dan kesatuan ekonom nasonal. Stabltas ndustr perbankan, sangat mempengaruh sektor perekonoman secara keseluruhan.

Perkembangan ekonom nasonal saat n menunjukkan arah yang semakn menyatu dengan ekonom regonal dan nternasonal yang dapat menunjang dan sekalgus dapat berdampak sangat kurang menguntungkan. Sementara tu perkembangan perekonoman nasonal senantasa bergerak cepat dengan tantangan yang semakn kompleks, oleh karena tu dperlukan berbaga penyesuaan kebjakan d bdang ekonom termasuk sektor perbankan sehngga dharapkan akan dapat memperbak dan memperkuat perekonoman nasonal.

Terntegerasnya sstem

keuangan termasuk sstem perbankan yang menawarkan mekansme lalu lntas dana antarnegara, d sampng mempunya dampak postf, juga membawa dampak negatf bag kehdupan masyarakat, yatu dengan semakn menngkatnya tndak pdana yang berskala nasonal maupun nternasonal, dengan memanfaatkan sstem keuangan termasuk sstem perbankan untuk menyembunykan atau mengaburkan asal-usul hasl tndak pdana tersebut.9

Secara langsung pencucan uang tdak merugkan orang tertentu atau

9 Sutan Remy Sjahden, 2005, Pencucian Uang: Pengertian, Sejarah, Faktor Penyebab, dan Dampaknya Bagi Masyarakat, Jurnal Hukum Bsns Vol. 22-No.3, hlm. 5

(6)

perusahaan tertentu. Secara sepntas lalu pencucan uang tdak ada korbannya. Blly Steel pernah mengemukakan bahwa money laundering;It Seem to be a victimless crime”.10 Tetap

d balk semuanya, dalam skala mkro sebenarnya pencucan uang berdampak pada lembaga penyedaan jasa keuangan, karena lembaga penyeda jasa keuangan tersebut dapat terjerumus ke dalam bahaya lkudtas dan kelangsungan hdup bsnsnya. Ss lan dalam skala makro pencucan uang dapat mencptakan nstabltas sstem keuangan, dstors ekonom kemungknan terganggunya kontrol jumlah uang yang beredar, dan dapat menyebabkan turunnya stabltas pemerntahan.

Dalam perkembangannya,

tndak pdana pencucan uang semakn kompleks, melntas batas-batas yursdks suatu negara (borderless

crime), ndkas pencucan uang

sebaga kejahatan terorgansas

(organized crime) serta modus

yang semakn varatf, dengan memanfaatkan lembaga d luar sstem keuangan. Untuk mengantspas hal

tu, Financial Action Task Force

(FATF) on Money Laundering telah mengeluarkan standar nternasonal yang menjad ukuran bag setap negara dalam pencegahan dan pemberantasan tndak pdana Pencucan Uang dan tndak pdana pendanaan terorsme yang dkenal dengan Revised 40

10 Blly Steel, Money laundering – What is Money Laundering http;/www.laundryman. u-net.com.

Recommendations dan 9 Special

Recommendations (Revsed 40+9)

FATF, antara lan mengena perluasan Phak Pelapor (reporting parties) yang mencakup pedagang permata dan perhasan/logam mula dan pedagang kendaraan bermotor, karena dyakn mencegah dan memberantas tndak pdana Pencucan Uang perlu dlakukan kerja sama regonal dan nternasonal melalu forum blateral atau multlateral agar ntenstas tndak pdana yang menghaslkan atau melbatkan harta kekayaan yang jumlahnya besar dapat dmnmalsas.

3.2 Peran PPAT (Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan) Dalam Pencegahan Dan Penanggulangan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU)

Pemberantasan kejahatan secara represf, dalam paradgma lama menekankan pada Follow the Suspect

lebh mentkberatkan pada pengejaran para pelaku kejahatan. Berbeda halnya dengan paradgma baru yang lebh menekankan untuk mengejar uang atau Follow the Money atau berupaya melacak harta kekayaan yang berasal dar kejahatan, yang kemudan drekonstruks dar mana kekayaan tu dan tndak pdana apa yang melahrkan kekayaan tersebut. Pendekatan n lebh mudah dbandngkan dengan pendekatan konvensonal karena pencucan uang adalah mata ranta palng lemah dar suatu kejahatan.

(7)

Mengejar pelaku kejahatan relatf lebh sult, dbandngkan dengan menelusur hasl kejahatan. Pemberantasan tndak pdana dengan paradgma baru mengsyaratkan bahwa sasaran yang hendak dtuju dalam pemberantasan tndak pdana yang represf adalah

“lifeblood of the crime” serta

menghlangkan motvas orang

melakukan tndak pdana. Dengan pendekatan konvensonal basanya yang terjerat adalah pelaku kelas bawah, dan tdak menyentuh aktor utama yang sesungguhnya. Rasonaltas konsep paradgma tersebut ddasar dengan suatu argumen yang sederhana bahwa untuk memula penyeldkan dan penydkan tdak perlu dbuktkan terlebh dahulu tndak pdana asalnya, sehngga dalam proses penanganan tndak pdana pencucan uang n mrp dengan tndak pdana penadahan. D sampng konsep pemkran tersebut, dalam tndak pdana pencucan uang, krmnalsas suatu perbuatan sebaga tndak pdana dlandas dengan terpenuhnya syarat krmnalsas pada umumnya yatu: a. adanya korban; b. krmnalsas bukan semata-mata dtujukan untuk pembalasan; c. harus berdasarkan asas ratio-principle; d. adanya kesepakatan sosal (public

support). Terkat tentang adanya

korban berart pencucan uang harus menmbulkan sesuatu yang buruk atau menmbulkan kerugan, setelah melalu perdebatan panjang dsepakat bahwa pencucan uang tu tdak merugkan ndvdu secara langsung

tetap berdampak pada munculnya kerugan keuangan nasonal bahkan membahayakan keuangan global. Dengan demkan strateg pencegahan dan penanggulangan tndak pdana pencucan uang tdak dapat dlepaskan dengan karakterstk tndak pdana pencucan uang sebaga salah satu mata ranta kejahatan.

Dalam dasa warsa terakhr,

permasalahan tndak pdana

Pencucan Uang sudah berkembang dengan berbaga aspek permasalahan yang semakn kompleks. Kemajuan teknolog nformas telah berdampak pula terhadap tndak pdana pencucan uang yang tdak lag terbatas dalam suatu wlayah negara tertentu, tetap melntas batas-batas yursdks, dan menggunakan modus yang semakn bervaratf, memanfaatkan lembaga d luar sstem keuangan. Sektor perbankan merupakan salah satu modus yang palng banyak dmanfaatkan oleh pelaku tndak pdana pencucan uang. Hal n tentunya tdak dapat dlepaskan dengan perkembangan serta kemajuan lmu pengetahuan dan teknolog khususnya d bdang komunkas yang berdampak pula pada terntegerasnya sstem keuangan termasuk sstem

perbankan yang menawarkan

mekansme lalu lntas dana antar negara yang dapat dlakukan dalam waktu yang sangat sngkat.11

11 Barda Nawaw Aref 2005. “Sistem

Pemidanaan Dalam Ketentuan Umum Buku I RUU KUHP 2004” Bahan Sosialisasi Rancangan Undang-undang tentang KUHP 2004. Dselenggarakan oleh DepKum dan HAM, Jakarta tgl 23 – 24 Maret 2005

(8)

Money laundering merupakan salah satu aspek perbuatan krmnal, sfat krmnaltas money laundering

nlah berkatan dengan latar belakang dar perolehan uang yang sfatnya gelap, haram atau kotor, lalu sejumlah uang kotor n kemudan dkelola dengan aktvtas-aktvtas tertentu sepert dengan membentuk usaha, mentransfer atau mengkonverskannya ke bank atau valuta asng sebaga langkah untuk menghlangkan latar belakang dar dana kotor tersebut. Cara pemuthan atau pencucan uang dengan melalu serangkaan transaks fnansal yang rumt guna menyultkan berbaga phak untuk mengetahu asal-usul uang tersebut. Kebanyakan orang beranggapan transaks dervatf merupakan cara yang palng dsuka karena kerumtan nya dan daya jangkauannya menembus batas-batas yursdks. Kerumtan nlah kemudan dmanfaatkan para pelaku money

laundering guna melakukan tahap

proses pencucan uang.

Secara langsung pencucan uang tdak merugkan orang tertentu atau perusahaan tertentu. Tampaknya secara sepntas lalu pencucan uang tdak ada korbannya. Blly Steel pernah mengemukakan bahwa money laundering;It Seem to be a victimless crime”. Tetap d balk semua tu, dalam skala mkro sebenarnya pencucan uang berdampak pada lembaga penyedaan jasa keuangan, karena lembaga penyeda jasa keuangan tersebut dapat terjerumus ke dalam bahaya lkudtas

dan kelangsungan hdup bsnsnya. Sementara dalam skala makro pencucan uang dapat mencptakan nstabltas sstem keuangan, dstors ekonom kemungknan terganggunya kontrol jumlah uang yang beredar, dan dapat menyebabkan turunnya stabltas pemerntahan.

Dalam perkembangannya,

tndak pdana Pencucan Uang

semakn kompleks, melntas

batas-batas yursdks suatu negara (borderless crime), ndkas pencucan uang sebaga kejahatan terorgansas

(organized crime) serta modus

yang semakn varatf, dengan memanfaatkan lembaga d luar sstem keuangan. Untuk mengantspas hal

tu, Financial Action Task Force

(FATF) on Money Laundering telah mengeluarkan standar nternasonal yang menjad ukuran bag setap negara dalam pencegahan dan pemberantasan tndak pdana Pencucan Uang dan tndak pdana pendanaan terorsme yang dkenal dengan Revised 40

Recommendations dan 9 Special

Recommendations (Revsed 40+9)

FATF, antara lan mengena perluasan Phak Pelapor (reporting parties) yang mencakup pedagang permata dan perhasan/logam mula dan pedagang kendaraan bermotor, karena dyakn mencegah dan memberantas tndak pdana Pencucan Uang perlu dlakukan kerja sama regonal dan nternasonal melalu forum blateral atau multlateral agar ntenstas tndak pdana yang menghaslkan atau melbatkan harta

(9)

kekayaan yang jumlahnya besar dapat dmnmalsas.12

Sektor perbankan memlk poss strategs sebaga lembaga ntermedas dan penunjang sstem pembayaran merupakan faktor yang sangat menentukan, karena ndustr perbankan merupakan salah satu komponen yang sangat pentng dalam perekonoman nasonal dem menjaga kesembangan kemajuan dan kesatuan ekonom nasonal. Stabltas ndustr perbankan, sangat mempengaruh sektor perekonoman secara keseluruhan.13

Perkembangan ekonom nasonal dewasa n menunjukkan arah yang semakn menyatu dengan ekonom regonal dan nternasonal yang dapat menunjang dan sekalgus dapat berdampak kurang menguntungkan.

Sementara tu perkembangan

perekonoman nasonal senantasa bergerak cepat dengan tantangan yang semakn kompleks, oleh karena tu dperlukan berbaga penyesuaan kebjakan d bdang ekonom termasuk sektor perbankan sehngga dharapkan akan dapat memperbak dan memperkokoh perekonoman nasonal.

Terntegerasnya sstem

keuangan termasuk sstem perbankan yang menawarkan mekansme lalu

12 Yunus Husen, 2007, Bunga Rampai Anti Pencucian Uang, Bandung: Books Terrace & Lbrary.

13 LMM. Samosr, Tndak Pdana d Bdang Perbankan. 2000. Wdya Iswara Luar Basa, Jakarta. hlm. 45.

lntas dana antarnegara, d sampng mempunya dampak postf, juga membawa ekses negatf bag kehdupan masyarakat, yatu dengan semakn menngkatnya tndak pdana yang berskala nasonal maupun nternasonal, dengan memanfaatkan sstem keuangan termasuk sstem perbankan untuk menyembunykan atau mengaburkan asal-usul hasl tndak pdana.

IV. KESIMPULAN

1. Kemajuan lmu pengetahuan dan teknolog nformas dan komunkas, telah memunculkan fenomena globalsas, yang d satu ss memberkan manfaat postf karena, mendorong semakn mudahnya perpndahan orang, barang dan jasa dar suatu negara ke negara lan. D ss lan, fenomena globalsas telah berperan merekonstrukskan modus operand kejahatan transnasonal yang cukup kompleks. Perkembangan global telah mengubah karakterstk kejahatan yang semula dalam lngkup domestk telah bergeser menjad kejahatan lntas negara atau kejahatan transnasonal. 2. Undang-undang Nomor 8 Tahun

2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tndak Pdana Pencucan Uang, Pasal 3 telah memenuh standar yang pada umumnya dpaka dalam krmnalsas pencucan

(10)

uang, yatu melput: 1. A financial transaction (transaks keuangan); 2. Proceed (hasl-hasl kejahatan); 3. Unlawful activity (tndakan kejahatan); 4. Knowledge (mengetahu atau patut mengetahu); 5. Intent

(maksud).

DAFTAR PUSTAKA Buku

Abdulkadr Muhamad, 2004, Hukum dan Penelitian Hukum, Bandung: Ctra Adtya Bakt.

Bucy, Pamela H White Collor Crime: Cases an Materials, St. Paul, Mnn West Publshng Co. 1992 LMM. Samosr, Tndak Pdana d

Bdang Perbankan. 2000. Wdya Iswara Luar Basa, Jakarta. Substans UNCATOC melput: 1)

Defns dan termnolog standar, 2) Persyaratan agar setap negara memlk specific crime, 3) Langkah-langkah khusus untuk memontor korups, money laundering, dsb, 4) Perampasan hasl kejahatan (proceeds

of crime), 4) Kerjasama

nternasonal yang mencakup antara lan ekstrads, mutual legal assistance, penyeldkan/ penydkan dan bentuk lannya, 5) Pelathan dan peneltan, 6) Langkah Pencegahan, 7) Ratfkas.

Wouter H. Muller, Chrstan H. Kaln, John G. Goldworth, 2007,

Anti-Money Laundering International Law and Practice. West Sussex, England.

Yunus Husen, 2007, Bunga Rampai Anti Pencucian Uang, Bandung: Books Terrace & Lbrary.

Artikel

Artkel n merupakan peneltan/karya lmah mahasswa pada Program Stud Magster (S2) Ilmu Hukum Program Pascasarjana

Unverstas Udayana dan

mengucapkan termakash

kepada orang tua saya yang telah membmbng serta member masukan kepada saya selama n.

Barda Nawaw Aref 2005. “Sistem Pemidanaan Dalam Ketentuan

Umum Buku I RUU KUHP 2004”

Bahan Sosialisasi Rancangan Undang-undang tentang KUHP 2004. Dselenggarakan oleh DepKum dan HAM, Jakarta tgl 23 – 24 Maret 2005.

Krsnad yudantara adalah mahasswa magster lmu hukum Unverstas Udayana, Denpasar, Bal, emal: krsnadyudantara@roketmal. com

Meda Hukum Penanganan Tndak Pdana Pencucan Uang vol. 2 No. 10-22 Jul 2004.

Sutan Remy Sjahden, 2005, Pencucian Uang: Pengertian, Sejarah, Faktor Penyebab, dan

Dampaknya Bagi Masyarakat,

Jurnal Hukum Bsns Vol. 22-No.3, h. 5

(11)

Peraturan Perundang-undangan

1. Undang-undang Nomor. 15 Tahun 2002 tentang Tndak Pdana Pencucan Uang.

2. Undang-undang Nomor. 25 Tahun 2003 tentang Tndak Pdana Pencucan Uang.

3. Undang-undang Nomor. 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tndak Pdana Pencucan Uang.

4. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan. 5. Undang-Undang No. 7 Tahun

1992 tentang Perbankan.

Internet

Blly Steel, Money laundering – What is Money Laundering http;/ www.laundryman.u-net.com, dakses tanggal 1 Januar 2017.

Referensi

Dokumen terkait

(2) Hari Libur sekitar Idul Fitri adalah 3 (tiga) hari efektif sebelum tanggal 1 Syawal dan 4 (empat) hari efektif sesudah 2 Syawal ditetapkan Kementerian

Mereka ditanam dan mulai berproses di hari yang sama, situasi yang sama, dan seiring berjalannya waktu mulai berproses dan bertumbuh dengan situasi batang yang berbeda.. Ada

Formulasi sediaan cold cream yang dibuat mengacu pada formula basis standar dalam formularium nasional (1978) dengan menggunakan bahan aktif berupa kombinasi eksrak kulit

Penelitian tentang isolasi dan identifikasi bakteri endofit dari tanaman kebar sebagai penghasil senyawa antimikroba ini belum banyak dilakukan, sehingga penelitian ini diharapkan

Pada penelitian ini sudut kemiringan alur diteliti, dengan harapan dapat dipakai sebagai dasar klasifikasi yang lebih sederhana dan lebih cepat proses

Karya Basir Belian merupakan karya large group compositions atau komposisi kelompok besar ditarikan oleh sembilan penari laki-laki yang memiliki karakter feminim,

Etos kerja santri yang tampak baik semasa belajar di pondok pesantren dan kelak akan menjadi value yang melekat ketika lulus tidak hanya terbentuk dari factor internal

Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh pelaku usaha mikro di Distrik Abepura adalah masih kurang memahami kewirausahaan dan pengelolaan keuangan usaha mikro, maka metode