BAB I BAB I
PENDAHULUAN PENDAHULUAN 1.1
1.1 Latar BelakangLatar Belakang
Kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh yang Kotoran manusia adalah semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-zat yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh
harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat-zat yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh
ini berbentuk tinja (faeces), air seni (urine), dan CO2 sebagai hasil dari proses pernapasan.Saat ini berbentuk tinja (faeces), air seni (urine), dan CO2 sebagai hasil dari proses pernapasan.Saat ini akses masyarakat terhadap sarana sanitasi khususnya jamban,
ini akses masyarakat terhadap sarana sanitasi khususnya jamban, masih jauh dari harapan.masih jauh dari harapan. Berbagai kampanye dan program telah banyak dilakukan, terakhir dengan pemberlakuan Berbagai kampanye dan program telah banyak dilakukan, terakhir dengan pemberlakuan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Berbagai upaya tersebut sebetulnya program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Berbagai upaya tersebut sebetulnya bermuara pada terpenuhinya akses sanitasi masyarakat, khususnya jamban. Namun akses bermuara pada terpenuhinya akses sanitasi masyarakat, khususnya jamban. Namun akses
tersebut selain berbicara kuantitas yang terpenting adalah k
tersebut selain berbicara kuantitas yang terpenting adalah k ualitas. Berdasarkan hasil penelitianualitas. Berdasarkan hasil penelitian yang ada, seorang yang normal diperkirakan menghasilkan tinja rata-rata sehari 970 gram dan yang ada, seorang yang normal diperkirakan menghasilkan tinja rata-rata sehari 970 gram dan menghasilkan air seni 970 gram. Jadi bila penduduk Indonesia dewasa saat ini 200 juta maka menghasilkan air seni 970 gram. Jadi bila penduduk Indonesia dewasa saat ini 200 juta maka setiap hari tinja yang dikeluarkan sekitar 194.000 juta gram (194.000 ton).
setiap hari tinja yang dikeluarkan sekitar 194.000 juta gram (194.000 ton).
Maka bila pengelolaan tinja tidak baik, jelas penyakit akan mudah tersebar. Dengan Maka bila pengelolaan tinja tidak baik, jelas penyakit akan mudah tersebar. Dengan bertambahnya penduduk yang tidak sebanding dengan area
bertambahnya penduduk yang tidak sebanding dengan area pemukiman, masalah pembuanganpemukiman, masalah pembuangan kotoran manusia meningkat. Dilihat dari segi kesehatan masyarakat, masalah pembuangan kotoran manusia meningkat. Dilihat dari segi kesehatan masyarakat, masalah pembuangan kotoran manusia merupakan masalah yang pokok untuk sedini mungkin diatasi.Kurangnya kotoran manusia merupakan masalah yang pokok untuk sedini mungkin diatasi.Kurangnya
perhatian terhadap pengelolaan tinja disertai dengan cepatnya pertambahan penduduk, jelas akan perhatian terhadap pengelolaan tinja disertai dengan cepatnya pertambahan penduduk, jelas akan
mempercepat penyebaran penyakit-penyakit yang ditularkan melalui tinja. Karena kotoran mempercepat penyebaran penyakit-penyakit yang ditularkan melalui tinja. Karena kotoran
manusia (faeces) adalah sumber penyebaran penyakit yang multikompleks. Penyebaran penyakit manusia (faeces) adalah sumber penyebaran penyakit yang multikompleks. Penyebaran penyakit yang bersumber pada faeces dapat melalui berbagaimacam jalan atau cara.
yang bersumber pada faeces dapat melalui berbagaimacam jalan atau cara.
1.2
1.2 Rumusan MasalahRumusan Masalah 1.
1. Pengertian Pengertian FesesFeses 2.
2. Bau Bau FesesFeses 3.
3. Dekomposisi Dekomposisi fesesfeses
4. Macam
4. Macam
–
–
macam warna feses macam warna feses 5.5. Akibat Akibat dari dari buruknya buruknya pembuangan pembuangan tinjatinja 6.
1.3
1.3 TujuanTujuan 1.
1. Agar Agar dapat dapat mengetahui mengetahui pengertian pengertian dari dari fesesfeses 2.
2. Untuk Untuk mengetahui mengetahui Bau Bau dari dari fesesfeses 3.
3. Untuk Untuk mengetahui mengetahui bagaimana bagaimana dekomposisi dekomposisi fesesfeses 4.
4. Untuk Untuk mengetahui mengetahui penyebab penyebab perbedaan perbedaan warna warna fesesfeses 5.
5. Agar Agar dapat dapat mengetahui mengetahui akibat akibat dari dari buruknya buruknya penanganan penanganan buangan buangan fesesfeses 6.
BAB II BAB II PEMBAHASAN PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Feses 2.1 Pengertian Feses
Tinja merupakan semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh yang harus Tinja merupakan semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Tinja (faeces) merupakansalah satu sumber penyebaran penyakit dikeluarkan dari dalam tubuh. Tinja (faeces) merupakansalah satu sumber penyebaran penyakit yang multikompleks. Orang yang terkena diare, kolera dan infeksi cacing biasanya mendapatkan yang multikompleks. Orang yang terkena diare, kolera dan infeksi cacing biasanya mendapatkan infeksi ini melalui tinja (faeces). Seperti halnya sampah, tinja juga men
infeksi ini melalui tinja (faeces). Seperti halnya sampah, tinja juga men gundang kedatangan lalatgundang kedatangan lalat dan hewan-hewan lainnya. Lalat yang hinggap di atas tinja (faeces) yang mengandung dan hewan-hewan lainnya. Lalat yang hinggap di atas tinja (faeces) yang mengandung kuman-kuman dapat menularkan kuman-kuman-kuman-kumanitu lewat makanan yang dihinggapinya, dan manusia lalu kuman dapat menularkan kuman-kumanitu lewat makanan yang dihinggapinya, dan manusia lalu memakan makanantersebut sehingga berakibat sakit. Beberapa penyakit yang dapat disebarkan memakan makanantersebut sehingga berakibat sakit. Beberapa penyakit yang dapat disebarkan akibat tinja manusia antara lain tipus, disentri, kolera, bermacam
akibat tinja manusia antara lain tipus, disentri, kolera, bermacam -macam cacing (gelang, kremi,-macam cacing (gelang, kremi, tambang, pita), schistosomiasis, dan sebagainya.
tambang, pita), schistosomiasis, dan sebagainya.
Pengerasan tinja atau feses dapat menyebabkan meningkatnya waktu dan menurunnya Pengerasan tinja atau feses dapat menyebabkan meningkatnya waktu dan menurunnya frekuensi
frekuensi buang air besar buang air besar antara pengeluarannya atau pembuangannya disebutantara pengeluarannya atau pembuangannya disebut dengan
dengan konstipasi konstipasi atau sembelit. Dan sebaliknya, bila pengerasan atau sembelit. Dan sebaliknya, bila pengerasan tinja atau feses terganggu,tinja atau feses terganggu, menyebabkan menurunnya waktu dan meningkatnya frekuensi
menyebabkan menurunnya waktu dan meningkatnya frekuensi buang air besar buang air besar disebutdisebut dengan
dengan diare diare atau mencret.atau mencret.
Dalam keadaan normal dua pertiga tinja terdiri dari
Dalam keadaan normal dua pertiga tinja terdiri dari air dan sisa makanan, zat hasil sekresiair dan sisa makanan, zat hasil sekresi saluran pencernaan, epitel usus, bakteri apato
saluran pencernaan, epitel usus, bakteri apatogen, asam lemak, urobilin, debris, celulosa gen, asam lemak, urobilin, debris, celulosa gasgas indol, skatol, sterkobil
indol, skatol, sterkobilinogen dan inogen dan bahan patologis. Normal bahan patologis. Normal : 100: 100
–
–
200 gram / hari. Frekuensi 200 gram / hari. Frekuensi defekasi : 3x / haridefekasi : 3x / hari
–
–
3x / minggu. 3x / minggu.2.2 Bau Feses 2.2 Bau Feses
Bau khas dari tinja atau feses disebabkan oleh aktivitas
Bau khas dari tinja atau feses disebabkan oleh aktivitas bakteri. bakteri. Bakteri menghasilkan Bakteri menghasilkan senyawa seperti
senyawa seperti indole, indole, skatole, skatole, dan dan thiol thiol (senyawa yang mengandung(senyawa yang mengandung belerang) belerang), dan, dan juga
juga gas gas hidrogen sulfida. hidrogen sulfida. Asupan makanan berupa rempah-rempah dapat menambah bau khas Asupan makanan berupa rempah-rempah dapat menambah bau khas feses atau tinja. Di pasaran juga terdapat beberapa produk komersial yang dapat mengurangi bau feses atau tinja. Di pasaran juga terdapat beberapa produk komersial yang dapat mengurangi bau feses atau tinja.
2.3 Dekomposisi Tinja 2.3 Dekomposisi Tinja
Tinja dimana saja berada atau ditampung akan segera mulai mengalami penguraian Tinja dimana saja berada atau ditampung akan segera mulai mengalami penguraian (decompotition), yang pada akhirnya akan berubah menjadi bahan yang stabil, tidak berbau, dan (decompotition), yang pada akhirnya akan berubah menjadi bahan yang stabil, tidak berbau, dan tidak mengganggu. Aktifitas utama dalam proses
tidak mengganggu. Aktifitas utama dalam proses dekomposisi adalah :dekomposisi adalah :
Pemecahan senyawa organic kompleks, seperti protein dan urea, menjadi bahan yangPemecahan senyawa organic kompleks, seperti protein dan urea, menjadi bahan yang
lebih sederhana dan lebih stabil; lebih sederhana dan lebih stabil;
Pengurangan volume dan massa (kadang - kadang sampai 80%) dari bahan yangPengurangan volume dan massa (kadang - kadang sampai 80%) dari bahan yang
mengalami dekomposisi, dengan hasil gas metan, karbondioksida, amoniak, dan nitrogen mengalami dekomposisi, dengan hasil gas metan, karbondioksida, amoniak, dan nitrogen yang dilepaskan ke atmosfer; Bahan - bahan yang terlarut yang dalam keadaan tertentu yang dilepaskan ke atmosfer; Bahan - bahan yang terlarut yang dalam keadaan tertentu meresap kedalam tanah di bawahnya.
meresap kedalam tanah di bawahnya.
Penghancuran organisme pathogen yang dalam beberapa hal tidak mampu hidup dalamPenghancuran organisme pathogen yang dalam beberapa hal tidak mampu hidup dalam
proses dekomposisi, atau diserang oleh banyak
proses dekomposisi, atau diserang oleh banyak jasad renik didalam massa yang tengahjasad renik didalam massa yang tengah mengalami dekomposisi. Bakteri memegang peranan penting dalam dekomposisi. mengalami dekomposisi. Bakteri memegang peranan penting dalam dekomposisi. Aktifitas bakteri dapat berlangsung dalam suasana aerobik,
Aktifitas bakteri dapat berlangsung dalam suasana aerobik, yakni dalam keadaan terdapatyakni dalam keadaan terdapat udara, atau anaerobic dalam keadaan tidak terdapat oksigen.
udara, atau anaerobic dalam keadaan tidak terdapat oksigen.
Proses dekomposisi berlangsung pada semua bahan organic mati yang berasal dariProses dekomposisi berlangsung pada semua bahan organic mati yang berasal dari
tumbuhan atau hewan, terutama pada komponen nitrat, sulfat,atau karbonat yang tumbuhan atau hewan, terutama pada komponen nitrat, sulfat,atau karbonat yang
dikandungnya. Pada kotoran manusia yang merupakan campuran tinja dan air seni yang dikandungnya. Pada kotoran manusia yang merupakan campuran tinja dan air seni yang relative kaya akan senyawa nitrat, proses dekomposisi terjadi melalui siklus nitrogen. relative kaya akan senyawa nitrat, proses dekomposisi terjadi melalui siklus nitrogen. Pada siklus ini, pertama - tama, senyawa dipecahkan menjadi amonia dan bahan Pada siklus ini, pertama - tama, senyawa dipecahkan menjadi amonia dan bahan sederhana lainnya. Kemudian, diubah
sederhana lainnya. Kemudian, diubah oleh bakteri nitrit (nitrifying bacteria) menjadioleh bakteri nitrit (nitrifying bacteria) menjadi nitrit dan nitrat. Bau merangsang yang timbul selama dekomposisi air seni d
nitrit dan nitrat. Bau merangsang yang timbul selama dekomposisi air seni d isebabkanisebabkan oleh amonia yang terlepas sebelum berubah menjadi bentuk yang lebih stabil.
oleh amonia yang terlepas sebelum berubah menjadi bentuk yang lebih stabil. Dekomposisi dapat berlangsung sangat cepat, dari beberapa hari pada dekomposisi Dekomposisi dapat berlangsung sangat cepat, dari beberapa hari pada dekomposisi mekanis yang sangat terkendali sampai dengan beberapa bulan, bahkan hamper satu mekanis yang sangat terkendali sampai dengan beberapa bulan, bahkan hamper satu tahun pada kondisi rata - rata lubang jamban. Pada umunya, kondisi yang terjadi pada tahun pada kondisi rata - rata lubang jamban. Pada umunya, kondisi yang terjadi pada dekomposisi tinja tidak menguntungkan bagi kehidupan organisme pathogen. Bukan dekomposisi tinja tidak menguntungkan bagi kehidupan organisme pathogen. Bukan hanya karena temperatur dan kandungan airnya yang menghambat pertumbuhan hanya karena temperatur dan kandungan airnya yang menghambat pertumbuhan organisme pathogen itu, melainkan kompetisi antara flora bakteri dan
organisme pathogen itu, melainkan kompetisi antara flora bakteri dan protozoa,protozoa, yang bersifat predator dan merusak.
Hasil akhir proses dekomposisi mengandung nutrient tanah yang bermanfaat dan dapatHasil akhir proses dekomposisi mengandung nutrient tanah yang bermanfaat dan dapat
memberikan keuntungan bila
memberikan keuntungan bila digunakan sebagia pupuk digunakan sebagia pupuk penyubur tanaman (fertpenyubur tanaman (fertilizer).ilizer). Kadang - kadang petani mengeluh karena sedikitnya kandungan nitrogen pada tinja yang Kadang - kadang petani mengeluh karena sedikitnya kandungan nitrogen pada tinja yang telah memngalami dekomposisi. Tinja segar memang mengandung lebih banyak bahan telah memngalami dekomposisi. Tinja segar memang mengandung lebih banyak bahan nitrogen, namun bahan itu tidak dapat digunakan oleh tanaman pada susunannya yang nitrogen, namun bahan itu tidak dapat digunakan oleh tanaman pada susunannya yang asli. Tanaman hanya dapat menggunaan nitrogen sebagian amonia, nitrit, atau nitrat yang asli. Tanaman hanya dapat menggunaan nitrogen sebagian amonia, nitrit, atau nitrat yang mana dihasilkan selama dekomposisi tahap lanjutan. Bila tinja segar
mana dihasilkan selama dekomposisi tahap lanjutan. Bila tinja segar dihamparkan diatasdihamparkan diatas tanah, kebanyakan nitrogen akan berubah menjadi bahan padat yang menguap ke udara tanah, kebanyakan nitrogen akan berubah menjadi bahan padat yang menguap ke udara sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman.
sehingga tidak dapat dimanfaatkan oleh tanaman.
2.3 Macam
2.3 Macam
–
–
Macam Warna Feses Macam Warna FesesFeses umumnya berwarna Kuning di karenakan
Feses umumnya berwarna Kuning di karenakan Bilirubin (sel darah merah yang mati,Bilirubin (sel darah merah yang mati, yang juga merupakan zat pemberi warna pada feses dan urin).
yang juga merupakan zat pemberi warna pada feses dan urin). Bilirubin adalah pigmen kuningBilirubin adalah pigmen kuning yang dihasilkan oleh pemecahan h
yang dihasilkan oleh pemecahan hemoglobin (Hb) di dalam hati (liver). Bilirubin dikeluarkanemoglobin (Hb) di dalam hati (liver). Bilirubin dikeluarkan melalui empedu dan dibuang melalui feses. Fungsinya untuk memberikan warna kuning melalui empedu dan dibuang melalui feses. Fungsinya untuk memberikan warna kuning kecoklatan pada feses. Selain itu
kecoklatan pada feses. Selain itu warna dari feses ini juga dapat dipengaruhi warna dari feses ini juga dapat dipengaruhi oleh kondisi medis,oleh kondisi medis, makanan serta minuman yang dikonsumsi, karena itu sangat mungkin warna feses berubah makanan serta minuman yang dikonsumsi, karena itu sangat mungkin warna feses berubah sesuai dengan makanan yang dikonsumsi.
sesuai dengan makanan yang dikonsumsi. Warna Kuning Kecoklatan
Warna Kuning Kecoklatan
Feses berwarna Kuning adalah normal. Karena Feses manusia pada umumnya adalah Feses berwarna Kuning adalah normal. Karena Feses manusia pada umumnya adalah warna ini. Warna keCoklatan ato keKuningan ini disebabkan karena feses mengandung warna ini. Warna keCoklatan ato keKuningan ini disebabkan karena feses mengandung suatu zat berwarna orange-kuning yg d
suatu zat berwarna orange-kuning yg disebut Bilirubin. Nah, ketika Bilirubin iniisebut Bilirubin. Nah, ketika Bilirubin ini bergabung dgn zat besi dari usus maka akan dihasilkan perpaduan warna cokelat bergabung dgn zat besi dari usus maka akan dihasilkan perpaduan warna cokelat
kekuning - kuningan. kekuning - kuningan. Warna Hitam Feses
Warna Hitam Feses
berwarna Hitam bisa jadi mengandung darah dari sistem pencernaan sebelah atas, berwarna Hitam bisa jadi mengandung darah dari sistem pencernaan sebelah atas, kerongkongan, lambung ato jg bagian hulu usus halus. Zat Lain yg memberi warna Hitam ke kerongkongan, lambung ato jg bagian hulu usus halus. Zat Lain yg memberi warna Hitam ke feses kita bisa juga dari zat-zat makanan
feses kita bisa juga dari zat-zat makanan berwarna Hitam(Licorice), timbal, pil yg mengandungberwarna Hitam(Licorice), timbal, pil yg mengandung besi, pepto-bismol atau blueberry. Bisa juga karena mengkonsumsi herb (sejenis tumbuhan yang besi, pepto-bismol atau blueberry. Bisa juga karena mengkonsumsi herb (sejenis tumbuhan yang
dikenal dengan akar manis). dikenal dengan akar manis).
Warna Hijau Warna Hijau
Feses warna Hijau didapat dari Klorofil sayuran, seperti bayam
Feses warna Hijau didapat dari Klorofil sayuran, seperti bayam yang dikonsumsi. Selainyang dikonsumsi. Selain itu pewarna makanan biru atau hijau yang biasa terkandung dalam minuman atau es bisa
itu pewarna makanan biru atau hijau yang biasa terkandung dalam minuman atau es bisa
menyebabkan feses berwarna hijau. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh makanan yang terlalu menyebabkan feses berwarna hijau. Kondisi ini biasanya disebabkan oleh makanan yang terlalu cepat melewati usus besar sehingga tidak melalui proses pencernaan dengan sempurna. Feses cepat melewati usus besar sehingga tidak melalui proses pencernaan dengan sempurna. Feses Hijau jg bisa terjadi pada diare, yakni ketika bahan pembantu pencernaan yg diproduksi hati dan Hijau jg bisa terjadi pada diare, yakni ketika bahan pembantu pencernaan yg diproduksi hati dan disimpan dalam empedu usus tanpa pengolahan atau perubahan. Ada kejadian khusus pada bayi disimpan dalam empedu usus tanpa pengolahan atau perubahan. Ada kejadian khusus pada bayi dimana jika feses berwarna hijau dianggap feses normal, khususnya ketika bayi itu baru aja dimana jika feses berwarna hijau dianggap feses normal, khususnya ketika bayi itu baru aja dilahirkan.
dilahirkan. Warna Merah Warna Merah
Seperti layaknya feses hitam, tetapi bedanya feses merah ini
Seperti layaknya feses hitam, tetapi bedanya feses merah ini dominan diberi olehdominan diberi oleh kandungan darah. Darah ini di dapat dari sistem pencernaan bagian bawah. Wasir dan radang kandungan darah. Darah ini di dapat dari sistem pencernaan bagian bawah. Wasir dan radang usus besar adalah yang menjadi penyebab utama Feses menjadi berwarna merah. Feses merah usus besar adalah yang menjadi penyebab utama Feses menjadi berwarna merah. Feses merah akibat makanan umumnya disebabkan oleh buah bit, makanan dengan pewarna merah termasuk akibat makanan umumnya disebabkan oleh buah bit, makanan dengan pewarna merah termasuk minuman bubuk dan juga makanan yang mengandung gelatin. Mengkonsumsi tomat juga bisa minuman bubuk dan juga makanan yang mengandung gelatin. Mengkonsumsi tomat juga bisa membuat feses jadi merah.
membuat feses jadi merah.
Warna Abu-abu / Pucat Warna Abu-abu / Pucat
Sama dalam dunia manusia, wajah pucat menandakan orang yang sakit bukan ? Kali ini Sama dalam dunia manusia, wajah pucat menandakan orang yang sakit bukan ? Kali ini feses pucat pun menandakan si empunya Feses sedang dilanda sakit. Biasanya sang empunya feses pucat pun menandakan si empunya Feses sedang dilanda sakit. Biasanya sang empunya sedang mengalami penyakit Liver, pankreas, atau empedu, maka pantat dari sang empu akan sedang mengalami penyakit Liver, pankreas, atau empedu, maka pantat dari sang empu akan berwarna abu-abu atau pucat.
berwarna abu-abu atau pucat.
2.4 Akibat Buruknya Pembuangan Feses 2.4 Akibat Buruknya Pembuangan Feses
Berikut ini adalah permasalahan yang mungkin ditimbulkan akibat buruknya penanganan Berikut ini adalah permasalahan yang mungkin ditimbulkan akibat buruknya penanganan buangan tinja :
buangan tinja : Mikroba Mikroba
Tinja manusia mengandung puluhan miliar mikroba,
Tinja manusia mengandung puluhan miliar mikroba, termasuk bakteri koli-tinja.termasuk bakteri koli-tinja. Sebagian diantaranya tergolong sebagai mikroba patogen, seperti bakteri Salmonela Sebagian diantaranya tergolong sebagai mikroba patogen, seperti bakteri Salmonela
typhi penyebab demam tifus, bakteriVibrio cholerae penyebab kolera, virus penyebab hepatitis typhi penyebab demam tifus, bakteriVibrio cholerae penyebab kolera, virus penyebab hepatitis A, dan virus penyebab polio. Tingkat penyakit akibat kondisi sanitasi yang buruk di Indonesia A, dan virus penyebab polio. Tingkat penyakit akibat kondisi sanitasi yang buruk di Indonesia sangat tinggi. BAPPENAS menyebutkan, tifus mencapai 800 kasus per 100.000 penduduk. sangat tinggi. BAPPENAS menyebutkan, tifus mencapai 800 kasus per 100.000 penduduk. Sedangkan polio masih dijumpai, walaupun dinegara lain sudah sangat jarang.
Sedangkan polio masih dijumpai, walaupun dinegara lain sudah sangat jarang. Materi Organik
Materi Organik
Kotoran manusia (tinja) merupakan sisi dan ampas makanan
Kotoran manusia (tinja) merupakan sisi dan ampas makanan yang tidak tercerna. Ia dapatyang tidak tercerna. Ia dapat berbentuk karbohidrat, dapat pula protein, enzim, lemak, mikroba dan sel-sel mati. Satu liter tinja berbentuk karbohidrat, dapat pula protein, enzim, lemak, mikroba dan sel-sel mati. Satu liter tinja mengandung materi organik yang setara dengan 200-300 mg BODS (kandungan bahan organik). mengandung materi organik yang setara dengan 200-300 mg BODS (kandungan bahan organik).
Sekitar 75 persen sungai di Jawa, S
Sekitar 75 persen sungai di Jawa, Sumatra, Bali dan Sulawesi tercemar berat oleh materiumatra, Bali dan Sulawesi tercemar berat oleh materi organik dari buangan rumah penduduk. Air sungai ciliwung memiliki BODS hampir 40 mg/L organik dari buangan rumah penduduk. Air sungai ciliwung memiliki BODS hampir 40 mg/L (empat kali lipat dari batas maksimum 10 mg/L). Kandun
(empat kali lipat dari batas maksimum 10 mg/L). Kandun gan BOD yang tinggi itugan BOD yang tinggi itu mengakibatkan air mengeluarkan bau tak sedap dan berwarna kehitaman.
mengakibatkan air mengeluarkan bau tak sedap dan berwarna kehitaman.
Telur Cacing Telur Cacing
Seseorang yang cacingan akan mengeluarkan tinja yang mengandung telu-telur cacing. Seseorang yang cacingan akan mengeluarkan tinja yang mengandung telu-telur cacing. Beragam cacing dapat dijumpai di perut kita. Sebut saja, cacing cambuk, cacing gelang, cacing Beragam cacing dapat dijumpai di perut kita. Sebut saja, cacing cambuk, cacing gelang, cacing tambang, dan keremi. Satu gram tinja berisi ribuan telur cacing yang siap berkembang biak tambang, dan keremi. Satu gram tinja berisi ribuan telur cacing yang siap berkembang biak diperut orang lain. Anak cacingan adalah kejadian yang biasa di Indonesia. Penyakit ini diperut orang lain. Anak cacingan adalah kejadian yang biasa di Indonesia. Penyakit ini kebanyakan diakibatkan cacing cambuk dan cacing gelang. Prevalensinya bisa mencapai 70 kebanyakan diakibatkan cacing cambuk dan cacing gelang. Prevalensinya bisa mencapai 70 persen dari balita.
persen dari balita.
Nutrien Nutrien
Umumnya merupakan senyawa nitrogen (N) dan
Umumnya merupakan senyawa nitrogen (N) dan senyawa fosfor (P) yang dibawa sisa-senyawa fosfor (P) yang dibawa sisa-sisa protein dan sel-sel mati. Nitrogen keluar dalam bentuk
sisa protein dan sel-sel mati. Nitrogen keluar dalam bentuk senyawa amonium, sedangkan fosforsenyawa amonium, sedangkan fosfor dalam bentuk fosfat. Satu liter tinja manusia mengand
dalam bentuk fosfat. Satu liter tinja manusia mengand ung amonium sekitar 25 gram dan ung amonium sekitar 25 gram dan fosfatfosfat seberat 30 mg. Senyawa nutrien memacu pertumbuhan ganggang (algae). Akibatnya, warna air seberat 30 mg. Senyawa nutrien memacu pertumbuhan ganggang (algae). Akibatnya, warna air menjadi hijau. Ganggang menghabiskan oksigen dalam air sehingga ikan dan hewan lainnya menjadi hijau. Ganggang menghabiskan oksigen dalam air sehingga ikan dan hewan lainnya mati.
2.5 Pemeriksaan Feses 2.5 Pemeriksaan Feses
Pemeriksaan Feses merupakan cara yang dilakukan untuk mengambil feces sebagai Pemeriksaan Feses merupakan cara yang dilakukan untuk mengambil feces sebagai bahan pemeriksaan , yaitu pemeriksan lengkap dan pemeriksaan kultur.
bahan pemeriksaan , yaitu pemeriksan lengkap dan pemeriksaan kultur. Jenis makanan serta gerak peristaltik mempengaruhi bentuk, jumlah
Jenis makanan serta gerak peristaltik mempengaruhi bentuk, jumlah maupunmaupun konsistensinya.
konsistensinya. 1.
1. Indikasi Indikasi Pemeriksaan Pemeriksaan ::
Adanya diare dan konstipasiAdanya diare dan konstipasi
Adanya ikterusAdanya ikterus
Adanya gangguan pencernaanAdanya gangguan pencernaan
Adanya lendir dalam tinjaAdanya lendir dalam tinja
Kecurigaan penyakit gastrointestinalKecurigaan penyakit gastrointestinal
Adanya darah dalam tinjaAdanya darah dalam tinja
2.
2. Syarat Syarat Pengumpulan Pengumpulan Feces Feces ::
Tempat harus bersih, kedap, bebas dari urine, diperiksa 30Tempat harus bersih, kedap, bebas dari urine, diperiksa 30
–
–
40 menit sejak dikeluarkan. Bila 40 menit sejak dikeluarkan. Bilapemeriksaan ditunda simpan pada almari es. pemeriksaan ditunda simpan pada almari es.
Pasien dilarang menelan Barium, Bismuth, dan Minyak dalam 5 hari sebelum pemeriksaan.Pasien dilarang menelan Barium, Bismuth, dan Minyak dalam 5 hari sebelum pemeriksaan.
Diambil dari bagian yang paling mungkin memberi kelainan.Diambil dari bagian yang paling mungkin memberi kelainan.
Paling Paling baik baik dari dari defekasi defekasi spontan spontan atau atau Rectal Rectal Toucher Toucher pemeriksaan pemeriksaan tinja tinja sewaktusewaktu
Pasien Pasien konstipasi konstipasi Saline Saline CatharticCathartic
Kasus Kasus Oxyuris Oxyuris Schoth Schoth Tape Tape & & object object glassglass
Alur Alur pemeriksaan : Pengumpulan bahan pemeriksaan : Pengumpulan bahan Pemeriksaan, Pengiriman dan Pemeriksaan, Pengiriman dan Pengawetan bahanPengawetan bahan
tinja, Pemeriksaan tinja, serta Pelaporan hasil pemeriksaan. Jika akan
tinja, Pemeriksaan tinja, serta Pelaporan hasil pemeriksaan. Jika akan memeriksa tinja,memeriksa tinja, pilihlah selalu sebagian dari tinja itu yang memberi kemungkinan sebesar-besarnya untuk pilihlah selalu sebagian dari tinja itu yang memberi kemungkinan sebesar-besarnya untuk menemui kelainan umpamanya bagian yang tercampur darah atau lendir dan sebagainya. menemui kelainan umpamanya bagian yang tercampur darah atau lendir dan sebagainya. Oleh Karen unsure-unsur patologik biasanya tidak terdapat me
Oleh Karen unsure-unsur patologik biasanya tidak terdapat me rata, maka hasil pemeriksaanrata, maka hasil pemeriksaan mikroskopis tidak dapat dinilai derajat kepositifannya dengan tepat, c
mikroskopis tidak dapat dinilai derajat kepositifannya dengan tepat, c ukup diberi tandaukup diberi tanda
–
–
(negative), +, ++ atau +++ saja.(negative), +, ++ atau +++ saja.
Pemeriksaan feces lengkap merupakan pemeriksaan feces yang terdiri atas : Pemeriksaan feces lengkap merupakan pemeriksaan feces yang terdiri atas :
Pemeriksaan makroskopik (dapat dilihat dengan mata telanjang: kPemeriksaan makroskopik (dapat dilihat dengan mata telanjang: k onsistensi, warna, darah,onsistensi, warna, darah,
lendir). Adanya darah dan lendir menandak
lendir). Adanya darah dan lendir menandakan infeksi yang harus segera diobati, an infeksi yang harus segera diobati, yaitu infeksiyaitu infeksi karena amuba atau bakteri shigella.
karena amuba atau bakteri shigella.
Pemeriksaan mikroskopik (hanya dapat dilihat melalui mikroskop: leukosit, eritrosit, epitel,Pemeriksaan mikroskopik (hanya dapat dilihat melalui mikroskop: leukosit, eritrosit, epitel,
amilum, telur cacing dan amuba). Adanya amuba menandakan adanya infeksi saluran cerna amilum, telur cacing dan amuba). Adanya amuba menandakan adanya infeksi saluran cerna terhadap amuba tersebut, dan adanya telur cacing menandakan harus diobatinya pasien dari terhadap amuba tersebut, dan adanya telur cacing menandakan harus diobatinya pasien dari infeksi parasit tersebut.
infeksi parasit tersebut.
Pemeriksaan kimia : Pemeriksaan kimia : untuk mengetahui adanya untuk mengetahui adanya Darah Samar, Urobilin, Darah Samar, Urobilin, Urobilinogen,Urobilinogen,
Bilirubin dalam feses / tinja. Bilirubin dalam feses / tinja.
BAB III BAB III PENUTUP PENUTUP 3.1 Kesimpulan 3.1 Kesimpulan
Tinja merupakan semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh yang harus Tinja merupakan semua benda atau zat yang tidak dipakai lagi oleh tubuh yang harus dikeluarkan dari dalam tubuh. Tinja (faeces) merupakansalah satu sumber penyebaran penyakit dikeluarkan dari dalam tubuh. Tinja (faeces) merupakansalah satu sumber penyebaran penyakit yang multikompleks. Orang yang terkena diare, kolera dan infeksi cacing biasanya mendapatkan yang multikompleks. Orang yang terkena diare, kolera dan infeksi cacing biasanya mendapatkan infeksi ini melalui tinja (faeces).
infeksi ini melalui tinja (faeces).
Dalam keadaan normal dua pertiga tinja
Dalam keadaan normal dua pertiga tinja terdiri dari air dan sisa makanan, zat hasil sekresiterdiri dari air dan sisa makanan, zat hasil sekresi saluran pencernaan, epitel usus, bakteri apatogen, asam lemak, urobilin, debris,celulosa gas
saluran pencernaan, epitel usus, bakteri apatogen, asam lemak, urobilin, debris,celulosa gas indol, skatol, sterkobil
indol, skatol, sterkobilinogen dan inogen dan bahan patologis. Normal bahan patologis. Normal : 100: 100
–
–
200 gram / hari. Frekuensi 200 gram / hari. Frekuensi defekasi : 3x / haridefekasi : 3x / hari
–
–
3x / minggu. 3x / minggu.Bau khas dari tinja atau feses disebabkan
Bau khas dari tinja atau feses disebabkan oleh aktivitasoleh aktivitas bakteri. bakteri. Bakteri menghasilkan Bakteri menghasilkan senyawa seperti
senyawa seperti indole, indole, skatole, skatole, dan dan thiol thiol (senyawa yang mengandung(senyawa yang mengandung belerang) belerang), dan, dan juga
juga gas gas hidrogen sulfida. hidrogen sulfida. Feses umumnya berwarna Kuning di k Feses umumnya berwarna Kuning di k arenakan Bilirubin (sel daraharenakan Bilirubin (sel darah merah yang mati, yang juga merupakan zat pemberi warna pada feses dan urin).
merah yang mati, yang juga merupakan zat pemberi warna pada feses dan urin).
3.2 Saran 3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulisdari sempurna, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun agar dalam pembuatan makalah sangat mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun agar dalam pembuatan makalah selanjutnya bias lebih baik lagi, atas perhatiannya penulis ucapkan terimakasih.
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA
Daryanto.
Daryanto. 2004. 2004. Masalah Masalah Pencemaran. Pencemaran. Bandung. Bandung. PT. PT. Tarsito.Hindarko,S. Tarsito.Hindarko,S. 2003. 2003. MengolahMengolah Air Limbah Sungai Tidak Mencemari Orang Lain. Jakarta.
Air Limbah Sungai Tidak Mencemari Orang Lain. Jakarta. ESHA.Yandang. 2010. Pembuangan Kotoran Manusia. ESHA.Yandang. 2010. Pembuangan Kotoran Manusia. www.yandang.blogspot.com.Tanggal Akses 14 Maret 2010. www.yandang.blogspot.com.Tanggal Akses 14 Maret 2010.