• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan kualitas suatu bangsa. Mulai dari bagaimana cara manusia mengenali

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. menciptakan kualitas suatu bangsa. Mulai dari bagaimana cara manusia mengenali"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1. Latar Belakang

Dewasa ini peradaban manusia semakin berkembang dengan pesat. Pola kehidupan manusia akan selalu berubah, disesuaikan dengan perkembangan jaman. Sistem perekonomian yang semakin tertata, peralatan elektronik dan telekomunikasi yang semakin canggih serta pemberdayaan dalam semua bidang kehidupan yang semakin optimal.Kesemuanya tidak terlepas dari campur tangan pendidikan.Bisa dikatakan pendidikan memegang pengaruh penting dalam menciptakan kualitas suatu bangsa. Mulai dari bagaimana cara manusia mengenali sesuatu, sampai bagaimana melatih manusia agar mampu memunculkan suatu inovasi yang luar biasa.Oleh karena itu, untuk memajukan suatu bangsa, pendidikan perlu mendapatkan perhatian khusus (Yuliani, 2009).

Pendidikan merupakan bagian yang penting dalam kehidupan manusia, karena dalam kehidupannya manusia senantiasa berada dalam proses belajar. Menurut Anies (2008), dalam kehidupan sehari-hari manusia melakukan banyak kegiatan dan manusia tidak akan dapat melakukan berbagai kegiatan tersebut jika tidak belajar terlebih dahulu. Kemajuan pembangunan yang semakin pesat di segala bidang khususnya di bidang pendidikan, secara tidak langsung menuntut setiap individu untuk mengembangkan potensi dirinya.Pengembangan potensi ini diperlukan untuk menghadapi tantangan dan persaingan yang semakin ketat dan

(2)

membutuhkan kesiapan masing-masing individu. Kesiapan yang utama adalah peningkatan sumber daya manusianya dalam proses pendidikan.

Menurut Suryabrata (2010) menjelaskan bahwa dengan adanya sumber daya manusia yang baik akan berpengaruh terhadap kemampuan kognitif dan keterampilan. Dalam bidang keperawatan tentunya diperlukan sumber daya yang memiliki wawasan mengenai kesehatan dan siap mengabdi kepada masyarakat. Salah satu kemajuan dalam bidang keperawatan di Indonesia adalah diselenggarakanya program pendidikan tinggi ilmu keperawatan yang bertujuan untuk mendidik dan mencetak tenaga perawat yang professional, yaitu perawat yang memiliki penegtahuan, sikap dan keterampilan yang baik serta memiliki motivasi dan dedikasi yang dapat diandalkan. Lulusan yang nantinya diharapkan mampu memberikan pelayanan keperawatan sebaik–baiknya kepada masyarakat. Dalam proses belajar, pendidikan keperawatan ditunjang oleh sumber daya professional dibidangnya sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif.

Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fudamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan. Berhasil atau gagal pencapaian tujuan pendidikan sangat tergantung pada proses belajar yang dialami siswa baik ketika berada di kampus maupun lingkungan rumah atau keluarganya sendiri (syah,2011).

Dalam proses belajar-mengajar terjadi interaksi sosial antara peserta didik, pendidik, dan lingkungan pendidikan. Lingkungan pendidikan terdiri dari lingkunganpendidikan keluarga dengan pendidik dan peserta didik, lingkungan

(3)

masyarakat dengan pendidik dan peserta didik yang tidak langsung mempengaruhi semangat belajar untuk mendapatkan hasil yang optimal. Belajar adalah suatu proses yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara menyeluruh, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannnya (Slameto, 2010).

Menurut Yuliani (2009), interaksi sosial adalah pengaruh timbal balik antara dua belah pihak, yaitu antara individu satu dengan individu lainnya dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Faktor yang mempengaruhi hasil belajar peserta didik berasal dari internal maupun eksternal.Faktor internal mencakup keadaan fisiologis dan psikologis.Sedangkan faktor eksternal adalah lingkungan yang meliputi faktor sosial dan non sosial. Dalam hal ini interaksi merupakan perpaduan antara faktor psikologis peserta didik (internal) dengan faktor lingkungan khususnya lingkungan sosial (eksternal) untuk mencapai suatu hasil belajar yang optimal. Salah satu faktor lingkungan sosial yang turut berperan dalam proses belajar peserta didik adalah lingkungan institusi pendidikan. Lingkungan institusi pendidikan adalah lingkungan yang banyak mempengaruhi kegiatan belajar peserta didik selain lingkungan.Sehingga faktor lingkungan institusi pendidikan yang mencakup interaksi sosial memiliki peran yang cukup penting terhadap tingkat pencapaian belajar. Interaksi sosial peserta didik dalam lingkungan institusi pendidikan dibedakan menjadi beberapa macam, dapat terjadi antara peserta didik dengan peserta didik yang lainnya, dengan pengajar atau karyawan. Khusus dalam lingkup kelas interaksi sosial antara peserta didik

(4)

dengan temannya, dinilai sangat penting karena dapat memberikan motivasi belajar yang baik bagi peserta didik tersebut.

Uno dalam Nursalam (2008), motivasi belajar timbul karena faktor intrinsik, berupa keinginan berhasil dorongan kebutuhan belajar harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ektrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan yang kondusif, dan pembelajaran yang menarik.Dimyati dan Mudjiono dalam Nursalam (2008), motivasi dapat diartikan sebagai dorongan mental yang menggerakan dan mengarahkan prilaku manusia untuk belajar.

Peran motivasi belajar yang khas adalah dalam penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Mahasiswa yang memiliki motivasi kuat, akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar. Sedangkan siswa yang kurang motivasi, memiliki sedikit energi untuk belajar dan cenderung gagal dalam belajar.Siswa yang memiliki intelegensia cukup tinggi, boleh jadi gagal karena kurangnya motivasi. Hasil belajar akan optimal jika memiliki motivasi yang tepat (Sardiman, 2012)

Terdapat beberapa penelitian mengenai interaksi sosial mahasiswa. Salah satunya yaitu Syafitri (2010) yang mengungkapkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara interaksi sosial dengan motivasi belajar mahasiswa semester II Program Studi Diploma III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Klaten.Hal yang serupa juga diungkapkan oleh Yuliani (2009) bahwa terdapat hubungan antara interaksi sosial dengan prestasi belajar pada mahasiswa tingkat I.

Peneliti melakukan studi pendahuluan pada bulan November 2013 dengan metode wawancara mengenai interaksi sosial dan motivasi belajar kepada

(5)

Udayana yang terdiri dari 30 mahasiswa semester VIII. Hasilnya, sebagian besar mahasiswa mengatakan hanya sekedar bertegur sapa saja dengan temannya di kelas. Bertegur sapa yang dimaksud hanya memberi salam selamat pagi, siang atau sore dan biasanya hanya memberi senyum. Hal ini yang membuat mereka kurang saling mengenal satu sama lain secara baik. Beberapa masalah yang biasa dialami mahasiswa yakni bolos kuliah, telat, dan perselisihan antar teman sekelas karena mahasiswa membuat kelompok-kelompok tertentu.Dengan interaksi sosial yang baik, mahasiswa diharapkan dapat mengembangkan potensinya.Motivasi belajar yang baik diiringi dengan kemampuan berinteraksi sosial yang baik pula.Peneliti juga mewawancarai yang menyangkut motivasi belajar mahasiswa, hampir semua mahasiswa mengatakan mengalami kejenuhan belajar, kurang memperhatikan dan mendengarkan saat dosen mengajar yang mengakibatkan penurunan motivasi belajar.Kejenuhan yang dialami pada mahasiswa tingkat akhir disebabkan karena banyaknya tugas kampus dan kegiatan di kampus yang padat.Kondisi lingkungan kelas yang kurang kondusif juga membuat proses belajar menjadi kurang baik. Kurang disiplinnya mahasiswa di dalam kelas yang menyebabkan kondisi kelas menjadi ribut dan kurang kondusif untuk proses pembelajaran. Dimungkinkan hal ini terjadi karena tidak adanya interaksi sosial yang baik antara peserta didik dengan pengajar, peserta didik dengan peserta didik lainnya yang mengakibatkan penurunan motivasi belajar mahasiswa.

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian yang berjudul “Hubungan Interaksi Sosial dengan

(6)

Motivasi Belajar Mahasiswa Keperawatan Program A Semester VIII Falkutas Kedokteran Universitas Udayana”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : “ Apakah ada hubungan antara interaksi sosial dengan motivasi belajar mahasiswa keperawatan program A semester VIII Fakultas Kedokteran Universitas Udayana “?

1.3.Tujuan Penelitian 1.3.1.Tujuan Umum

Mengetahui hubungan antara interaksi sosial dengan motivasi belajar mahasiswa keperawatan program A semester VIII Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi interaksi sosial dalam proses belajar mahasiswa keperawatan program A semester VIII Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

b. Mengidentifikasi motivasi belajar mahasiswa keperawatan program A semester VIII Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

c. Menganalisis hubungan interaksi sosial dengan motivasi belajar mahasiswa keperawatan program A semester VIII Fakultas Kedokteran Universitas Udayana

(7)

1.4.1. Manfaat Teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat menambah wawasan dan memberikan sumbangan bagi dunia ilmu pengetahuan khususnya ilmu pendidikan.

1.4.2. Manfaat Praktis

a. Dapat memberikan informasi kepada pendidik dan orang tua tentang hubungan interaksi sosial dengan motivasi belajar sehingga dapat membimbing mahasiswa untuk meningkatkan interaksi sosial dan motivasi belajar mahasiswa. Dengan motivasi belajar yang tinggi, mahasiswa dapat mempersiapkan diri menjadi lulusan perawat yang memiliki keterampilan serta sikap yang professional sehingga dapat menciptakan lulusan perawat yang berkualitas dan berguna bagi masyarakat.

b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya.

Referensi

Dokumen terkait

Disamping itu, proses interaksi juga bisa dijadikan bahan acuan untuk menggali faktor-faktor apa saja yang melatarbelakangi sehingga membentuk pola interaksi yang baik

Pada kelompok ini mahasiswa diperbolehkan membuat perangkat lunak database yang bersifat dinamis dari segi penyimpanan data, sehingga mahasiswa tersebut diharuskan

Jadi yang dimaksud dengan Jadi yang dimaksud dengan pelaksanaan manajemen kesiswaan adalah suatu proses usaha pengaturan, penataan pada semua kegiatan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriptif Analisis, yaitu teknik pengumpulan data yang membuat gambaran secara sistematik dan akurat

• Prestasi belajar Mahasiswa Fakultas Psikologi angkatan 2015 pada mata kuliah deskripsi kepribadian akan memiliki keterkaitan dengan learning approach yang

Hariadi (dalam Puspita, 2016: 84), juga menjabarkan bahwa kelompok itu terdiri atas dua individu atau lebih, memiliki tujuan, terjalinnya interaksi antar anggota

Salah satu fenomena yang peneliti temui merupakan kondisi nyata dari abnormal yang dialami oleh seorang teman peneliti, dengan ciri-ciri yang sama pada simptom waham,

Kunci dari semua kehidupan sosal adalah dialog interaksi (interaksi sosial). Tanpa interaksi sosial tidak ada kehidupan bersama. Dengan kata lain, kerjasama