• Tidak ada hasil yang ditemukan

Serangan Hama Bunga Kelapa Tirathaba rufivena Walker (Lepidoptera: Pyralidae) pada Tanaman Kelapa Genjah Salak Di Kebun Percobaan Kima Atas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Serangan Hama Bunga Kelapa Tirathaba rufivena Walker (Lepidoptera: Pyralidae) pada Tanaman Kelapa Genjah Salak Di Kebun Percobaan Kima Atas"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Diterima 26 Agustus. 2010 / Direvisi 20 Oktober. 2010 / Disetujui 22 November 2010

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari serangan hama (Walker) pada tanaman kelapa Genjah Salak (GSK) di KP Kima Atas, Sulawesi Utara. Penelitian dilakukan bulan Januari - Februari 2007 dengan metode survei pada pertanaman GSK. Diamati jumlah bunga betina sehat dan terserang, populasi larva, gejala serangan, dan musuh alami. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 647 tanaman yang diamati ternyata yang sudah berbunga 118 pohon (18,27%) dan belum berproduksi 529 pohon (81,73%). Dari tanaman yang sudah berbunga atau berbuah, ternyata 34,75% tanaman tidak terserang dan 65,25% tanaman terserang hama yang terdiri dari serangan ringan 20,34%, sedang 22,88%, dan berat 22,03%.

The objectives of this research is to study the incidence of (Walker) pest in Salak Dwarf coconut (GSK) at experimental garden Kima Atas, North Sulawesi. The study was conducted from January to February 2007 by survey on Salak Dwarf plantation. Observation was done by counting the number of healthy and infected female flowers, larval population, symptoms of attacks, and the natural enemies. The results showed that of 647 palms observed, 118 palms (18.27%) are already flowering, and 529 (81.73%) palms have not yet bearing fruits. Of the total palms that are flowering or fruiting, 34.75% palms are not attacked and 65.25% palms were attacked by , which consisted of a light attack 20.34%, medium attack 22.88%, and heavy attack 22.03%.

(Lepidoptera : Pyralidae) pada Tanaman Kelapa Genjah Salak

di Kebun Percobaan Kima Atas

MELDY L.A. HOSANG

Balai Penelitian Tanaman Kelapa dan Palma Lain, Manado Jalan Raya Mapanget, Kotak Pos 1004 Manado 95001

ABSTRAK

ABSTRACT

Tirathaba rufivena

T. rufivena,

Kata kunci: Tirathaba rufivena (Walker), Tingkat Serangan, Cocos nucifera L.

Tirathaba rufivena

T. rufivena

Keyword: Tirathaba rufivena(Walker), Attack level, Salak Dwarf coconut

Incidence of the greater coconut spike moth Tirathaba rufivena Walker

(Lepidoptera, Pyralidae) on Salak Dwarf Coconut

(2)

PENDAHULUAN

BAHAN DAN METODE Hama bunga kelapa

(Walker) (Lepidoptera : Pyralidae) merupakan salah hama yang merusak bunga kelapa. Larva dari hama ini dapat merusak bunga jantan dan bunga bertina pada seludang yang baru terbuka atau pada seludang yang terbuka secara tidak sempurna (Balitka, 1990; Lever, 1969). Larvanya lebih memilih bunga muda dan masih lunak. Bunga yang terserang akan jatuh atau tidak berkembang men-jadi buah.

Hama ini tersebar di Asia Tengga-ra sampai Kepulauan Pasifik termasuk Indonesia, Filipina dan daerah tropis Queensland (Herbison-Evans dan Crossley, 2007). Kalshoven (1981) melaporkan bahwa hama ini banyak menyerang tanaman kelapa di Jawa, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, dan Malaysia. Selain tanaman kelapa, hama ini juga menyerang tanaman lainnya seperti kelapa sawit jack., nipa Thunb., royal palm (H.B.K.) O.K. Cook, pinang Linn., fan palm

sp., sp.,

dan

Solander (Alouw, 2004; Herbison-Evans dan Crossley, 2007; Kalshoven, 1981; Lever, 1969; Waterhouse dan Noris, 1987).

Hama terdiri dari tiga spesies yaitu (Walker),

Walker (=

Meyrick) dan Butler

( Meyrick). Di

Indonesia hanya dikenal dua spesies yang menyerang tanaman kelapa yaitu

dan (Lever 1969; Kalshoven, 1981). Hama ini umumnya menyerang tanaman kelapa yang masih

muda Hama dapat

menye-babkan penurunan produksi kelapa Genjah di Filipina (Waterhouse dan Norris 1987) dan menyebabkan keru-sakan serius pada empat jenis kelapa hibrida di Thailand (Wongkamhaeng, 1988). Studi detail tentang hama ini di Paninsula Malaysia, ternyata bunga betina dan buah kecil yang diserang lebih banyak dibandingkan dengan buah sehat (Lever, 1969). Soebandrijo (1982) menyatakan bahwa serangan hama dapat meng-akibatkan keguguran bunga dan buah muda. Keguguran bunga betina dapat mencapai 21,84% sedangkan keguguran karena sebab lain 33,78%.

Hasil penelitian di KP. Pandu, Sulawesi Utara, ternyata hama ini dapat menyebabkan kerusakan pada tanaman kelapa Hibrida Khina-1 berumur 4 tahun. Dari 1046 tanaman yang diamati, ternyata persentase serangan ringan 48,9%, serangan sedang 47,6% dan serangan berat 3,5%. Hama ini perlu ditangani secara khusus karena keru-sakannya langsung pada produksi. Hama ini juga dapat merusak tanaman kelapa Dalam dan Genjah (Hosang, 1989). Akhir-akhir ini terjadi serangan hama ini pada tanaman kelapa Genjah Salak di KP. Kima Atas Sulawesi Utara, sehingga perlu diteliti dengan tujuan untuk mempelajari tingkat serangan hama pada tanaman kelapa Genjah Salak.

Peneltian ini dilaksanakan di KP. Kima Atas, Kecamatan Mapanget, Kota Manado, Sulawesi Utara pada Bulan Januari - Pebruari 2007. Tanaman kelapa yang digunakan dalam penelitian ini

Tirathaba rufivena Elaeis guineenensis Nipa fructicans Roystonea regia Areca catechu

Preteharda Plectocemia Musa, Phaseolus, Coix, Pandanus tectorius

Tirathaba

Tirathaba rufivena

Tirathaba mundella T. fructivora Tirathaba complexa Tirathaba trichogramma T. rufivena T. mundella . T. rufivena Tirathaba Tirathaba T. rufivena

(3)

a b c d c f e d

Gambar 1. Imago : (a) sayap depan, (b) sayap belakang, (c) bagian kepala, (d) tampak bagian dorsal, (e) tampak bagian lateral, dan (f) bagian abdomen. adalah Kelapa Genjah Salak (GSK) yang

ditanam pada tahun 2004 dengan jarak tanam 8 x 8 m segi tiga. Tanaman ini ditanam pada areal seluas 4 ha dengan jumlah tanaman 646 pohon. Semua tanaman diamati baik yang sudah ber-bunga/berbuah maupun yang belum berproduksi. Khusus tanaman yang sudah berbunga diamati jumlah bunga betina sehat dan terserang, populasi larva, instar larva, gejala serangan dan penyebaran di lapangan serta musuh alami.

Hama yang menyerang tanaman kelapa Genjah Salak di Kebun Percobaan Kima Atas, Kota Manado, Sulawesi Utara, diklasifikasikan (Kalshoven, 1981; Lever, 1969; SCIRO, 2004) sebagai berikut: Phylum : Arthropoda Kelas : Hexapoda Ordo : Lepidoptera Famili : Pyralidae Genus : Spesies : (Walker)

Nama Umum : Hama bunga kelapa,

Ngengat dewasa memiliki sayap depan berwarna hijau kusam dengan sejumlah garis-garis merah tipis dari pinggiran sayap, sedangkan sayap bela-kang berwarna kuning pucat (Herbison-Evans dan Crossley, 2007) (Gambar 1).

Pada 647 pohon yang diamati, ternyata yang sudah berbunga 118 pohon (18,27%) dan belum berproduksi 529 pohon (81,73%). Tanaman yang belum berbunga sebagian merupakan tanaman sulaman, tetapi ada juga karena ter-lambat berbunga. Berdasarkan data tanaman yang sudah berbunga atau berbuah (118 tanaman), ternyata 41 (34,75%) tanaman tidak terserang dan 77 (65,25%) tanaman terserang hama

T. rufivena

Figure 1. Adult of T. rufivena: (a) Fore wing, (b) Hind wing, (c) Head side (d) dorsal (e) lateral, dan (f) Posterior

T. rufivena

Tirathaba

Tirathaba Tirathaba rufivena

coconut spiked moth, oil palm bunch moth

HASIL DAN PEMBAHASAN Identifikasi

(4)

Gambar 2. Persentase kelapa genjah salak yang terserang di Kebun Percobaan Kima Atas.

dengan rincian sebagai berikut: serangan ringan 24 tanaman (20,34%), sedang 27 tanaman (22,88%), dan berat 26 tanaman (22,03%) (Gambar 2). Hal ini sejalan dengan beberapa hasil penelitian yang menyatakan bahwa larva hama lebih banyak menyerang pada tanaman muda atau tanaman mulai berbuah (Balitka 1990; Waterhouse dan Norris 1987). Dilaporkan juga bahwa tanaman kelapa hibrida dan kelapa Genjah lebih banyak terserang diban-dingkan dengan kelapa Dalam (Balitka 1990).

Jumlah larva per tandan rata-rata 2,81 individu, terdiri dari larva instar 1 (L1) 1,16 individu, larva instar 2 (L2) 0,32 individu, larva instar 3 (L3) 0,52 individu dan larva instar 4 (L4) 81 individu (Gambar 3). Larva yang baru keluar dari telur umumnya bergerak menuju bunga jantan, kemudian menggerek dan

mema-kannya. Larva-larva tersebut bersembu-nyi di sela-sela bunga jantan (Gambar 4) atau dalam bunga betina yang sudah digereknya dan belum gugur (Gambar 5). Beberapa hari kemudian, larva yang masih kecil ini membentuk lorong yang dipergunakan sebagai jalur untuk ber-gerak. Bahan dinding lorong ini diduga terbuat dari campuran air liur dengan sisa-sisa kotoran yang melekat pada tandan bunga. Jadi larva dari hama ini merusak bunga jantan dan betina (Gambar 6).

Musuh alami yang ditemukan adalah predator cocopet. Rata-rata cocopet yang ditemukan per tandan adalah 2,06 individu. Predator ini dikenal sebagai predator umum karena dapat memangsa beberapa jenis hama tanaman pertanian. Tilaar (1987) menyatakan bahwa cocopet merupakan salah satu

T. rufivena

Figure 2. Salak Dwarf Coconut Attacked T. rufivena at Kima Atas Experimental Garden. T. rufivena,

Tirathaba

et al.

(5)

Gambar 3. Populasi larva pada bunga kelapa genjah salak predator dan tidak

mempe-ngaruhi produksi kelapa. Balfas dan Wikardi (1982) melaporkan bahwa cocopet umumnya terdapat pada pucuk kelapa, terutama pada bunga dan daun yang belum terbuka. Serangga ini ber-sifat entomophagous (pemakan serang-ga) tetapi juga memakan bunga kelapa dan beberapa bahan organik lainnya. Alouw (2004; 2005) sudah membuktikan bahwa predator cocopet berpotensi untuk mengendalikan hama

.

Dalam penelitian ini hanya ditemukan predator cocopet tetapi hama ini juga diserang oleh musuh alami lainnya seperti parasitoid dan entomo-patogen. Hosang (1989) melaporkan bahwa terdapat beberapa musuh alami yang menyerang hama dan berpotensi untuk membatasi perkem-bangan hama tersebut di lapangan. Ada sekitar 16 jenis parasitoid yang menye-rang di Jawa dan lima di Fiji. Lima spesies parasitoid diintroduksi ke Fiji untuk mengendalikan hama

yaitu: (Braconidae) (1930), (Scelionidae) (1931), (Ichneumonidae) (1933), (Tachinidae) (1931) dan . Kecuali parasitoid semua parasitoid berkembang dengan baik dan yang ter-baik adalah (Kalshoven 1981; Lever 1969; Rao ., 1971)

Parasitoid (Tachinidae) telah terbukti merupakan parasitoid yang efektif dalam pengendalian hama Butler di Fiji. Namun, penggunaannya di tempat lain terhambat karena terdapat kesulitan dalam pem-biakan massa, terutama dalam aktivitas kopulasi (Godfray, 1985). Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan meng-gunakan nematoda

(Herbison-Evans dan Crossley, 2007).

T. rufivena

Figure 3. Larvae population of T. rufivena on flawer of Salak Dwarf Coconut T. rufivena Tirathaba fructivora et al. Tirathaba Tirathaba

T. complexa Apanteles tirathabae Telenomus tirathabae Devorgilla (Nemeritis)

palmaris

Argyro-phylax (Erycia) basifulfa Palexorista patinei P. patinei, A. basifulfa et al . A. basifulva Tirathaba complexa Steinernema feltiae

(6)

Gambar 4. Larva pada bunga jantan kelapa genjah salak

Gambar 5. Gejala serangan pada bunga betina kelapa genjah salak

Gambar 6. Gejala serangan pada bunga jantan dan betina kelapa genjah salak

T. rufivena

Figure 4. Larvae of T. rufivena on male flawer Salak Dwarf Coconut

T. rufivena

Figure 5. Symptom of T. rufivena on female flawer of Salak Dwarf Coconut

T. rufivena

(7)

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

Tanaman kelapa genjah salak yang sudah berbunga atau berbuah berumur 3 tahun (118 tanaman), ternyata 65,25% tanaman terserang hama yang terdiri dari serangan ringan 20,34%, sedang 22,88%, dan berat 22,03%.

Alouw JC. 2004.Biology of the coconut spike moth,

(Meyr.) (lepidoptera: Pyralidae) and fungtional response of the

earwig,

(Fabricius) (Dermaptera: Carci-nophoridae) to the moth. MS Thesis. University of the Pilippines Los Banos. 76 p.

Alouw JC. 2005. Tanggap fungsional

predator

(Fabri-cius) terhadap ngengat bunga kelapa. Prosiding Simposium IV hasil penelitian tanaman perke-bunan, 28-30 September 2004. Buku 2.189-195.

Balitka. 1990. Pedoman Pengendalian Hama dan Penyakit Kelapa. Badan Litbang Pertanian, Balai Penelitian Kelapa, FAO/UNDP, Direktorat Jenderal Perkebunan, Direktorat Perlindungan Tanaman Perke-bunan.

Balfas R dan Wikardi EA. 1982. Peng-amatan biologi cocopet di labora-torium. Pembr. Litri. 8(44): 32-34. CSIRO. 2004. Systematic Names.

Depart-ment of Agricultur, Fisheries and Forestry

Gallego CE and Abad RG. 1985. Incidence, biology and control of the greater coconut spike moth,

Walker (Lepi-doptera, Pyralidae),

, Volume 10, Number 2, pp. 9-13, 1985 Gallego CE and Abad RG. 1986. Mass

rearing of Argyrophylax basifulfa (Diptera : Tachinidae) and its host Tirathaba rufivena Walker (Lepi-doptera : Pyralidae). Paper pre-sented during the 17th Annual

Convention of the pest control council of the Philippines, Ilo Ilo City. 8-10 May 1986. 12pp.

Godfray CJ. 1985. Mass rearing the

Tachinid fly ,

a parasitoid of the greater coconut spike moth [ spp.] [

]. Journal BioControl. Volume 30, Number 3, 211-215. Herbison-Evans, Don and Stella

Crossley. 2007.

(Walker, 1864) Greater Coconut Spike Moth (one synonym : Snellen,

1880) , .

Hosang MLA, Soekarjoto dan Tumewan F. 1989. Hama perusak bunga Kelapa dan Usaha pe-ngendaliannya. Buletin Balitka (9):36-41.

Kalshoven LGE. 1981. The Pests of Crops in Indonesia. PT Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta. 701pp.

Lever RJAW. 1969. Pest of the Coconut Palm. Food and Agriculture Orga-nization of the United Nations, Rome, Italy. 190pp.

Rao VP, Ghani MA, Sauharan T and Mathur KC. 1971. A review of the biological control of insects and other pests in South-East Asia and Soebandrijo. 1982. Hama

sp. di kebun induk kelapa hibrida

T. rufivena

Tirathaba fructivora

predatory Euborellia annul-lata

Euborellia annulata

Tirathaba rufivena

Philippine Journal of Coconut Studies

Argyropehylax basifulva Tirathaba Lep.: Pyralidae Tirathaba rufivena Melissoblaptes rufovenalis Galleriinae Pyralidae http:// linus.it.uts.edu.au/~don/larvae/pyra/ rufivena.html. Tirathaba Tirathaba

(8)

Pakuwon. Pembr. Litri. Vol. VII. No. 41:21-31.

Tilaar WD, Sembel DT dan Rondonuwu SJ. 1987. Pengaruh cocopet pada bunga kelapa ( L.) di Paniki. Fakultas Pertanian, Unsrat Manado.

Waterhouse DF and Norris KR. 1987. Biological Control. Pacific Prospects. Itaka Press. Melbourne. 454pp.

Wongkamhaeng C. 1988. Integrated pest control of leaf-eating caterpillars. Insect pest of coconut paper given at the Regional Workshop for Inte-grated Coconut Pest Management. Puslitbangtri, Bogor, 25-30 Aug. 1988. 21pp.

(9)

Tanggal Pengamatan Nomor Pohon Jumlah Tandan

Jumlah larva instar Jumlah

Larva Jumlah Cocopet I II III IV 31/1/2007 16 1 1 1 0 0 2 0 31/1/2007 48 1 1 3 1 0 5 0 31/1/2007 51 1 1 0 0 3 4 0 31/1/2007 58 1 1 0 0 0 1 0 31/1/2007 70 1 1 0 3 1 5 0 31/1/2007 71 1 3 0 0 0 3 0 31/1/2007 77 1 0 0 0 1 1 0 31/1/2007 97 1 0 1 0 2 3 0 31/1/2007 106 1 2 0 0 0 2 0 31/1/2007 108 1 0 0 1 0 1 0 31/1/2007 122 1 0 0 0 2 2 0 2/2/2007 129 1 1 0 0 0 1 7 2/2/2007 136 1 2 0 0 0 2 1 2/2/2007 140 1 3 0 2 0 5 15 2/2/2007 141 1 1 0 1 1 3 10 2/2/2007 151 1 1 0 0 1 2 0 2/2/2007 161 1 1 1 0 1 3 5 2/2/2007 167 1 2 0 0 0 2 5 2/2/2007 180 1 2 0 2 1 5 0 2/2/2007 181 1 2 0 2 1 5 0 2/2/2007 214 1 1 0 0 1 2 2 2/2/2007 245 1 1 0 0 1 2 0 2/2/2007 256 1 0 0 0 1 1 0 8/2/2007 265 1 0 1 0 0 1 0 8/2/2007 269 1 0 1 0 0 1 4 8/2/2007 274 1 0 0 1 2 3 6 8/2/2007 295 1 1 1 0 3 5 0 8/2/2007 311 1 1 1 2 1 5 0 8/2/2007 318 1 0 0 0 1 1 9 8/2/2007 342 1 4 0 0 0 4 0 Jumlah 31 36 10 16 25 87 64 Rata-rata 1,16 0,32 0,52 0,81 2,81 2,06

Tabel Lampiran 1. Populasi Larva dan musuh alaminya pada tanaman kelapa Genjah Salak

T. ruvifena

Appendix 1. Population of larvae T. ruvifena and its natural enemies on Salak Dwarf coconut.

Gambar

Gambar 1. Imago  :  (a)  sayap  depan,  (b)  sayap  belakang,  (c)  bagian  kepala,  (d)  tampak bagian dorsal, (e) tampak bagian lateral, dan (f) bagian abdomen.
Gambar 2. Persentase  kelapa  genjah  salak  yang  terserang  di  Kebun  Percobaan  Kima Atas.
Gambar 3. Populasi larva  pada bunga kelapa genjah salak
Figure 4. Larvae of T. rufivena on male flawer Salak Dwarf Coconut
+2

Referensi

Dokumen terkait