1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Umat Islam telah berkonsensus bahwa Al-Qur’a@n merupakan dalil/sumber
utama hukum Islam.Selaku dalil/sumber utama hukum Islam, Al-Qur’a@n telah
meletakkan dasar-dasar pokok dan prinsip-prinsip umum hukum Islam.1
Al-Qur’a@n dan As-Sunnah yang menjadi sumber dan pedoman bagi umat untuk
bertindak mengandung ajaran-ajaran tentang akidah dan ajaran tentang
syariah.Kemudian, syariah itu sendiri terdiri atas ibadah dan
muamalah.2Ajaran tentang akidah bersifat permanen karena berkaitan dengan
persoalan rukun iman.Demikian pula dengan ajaran tentang ibadah karena
berkaitan dengan persoalan-persoalan pengabdian kepada Allah dalam
bentuk-bentuk yang khusus seperti shalat, puasa, haji, zakat, dan
sebagainya.Sedangkan ajaran tentang muamalah (hubungan sesama manusia)
sifatnya fleksibel karena ada beberapa ketentuan yang tidak diatur secara
jelas dalam nas sehingga masalah muamalah ini amat terkait dengan
perubahan sosial yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.
Para pakar ilmu sosial menyebutkan bahwa perubahan sosial adalah
segala perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu
masyarakat yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk di dalamnya
1 Asmawi, Teori Maslahat dan Relevansinya dengan Perundang - undangan Pidana Khusus di
Indonesia , (Jakarta: Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI, 2010), 1.
2
nilai-nilai, sikap-sikap, dan pola-pola perilaku diantara kelompok-kelompok
di dalam masyarakat.3Dalam persoalan muamalah, syariat Islam banyak
memberikan pola-pola, prinsip, dan kaidah umum dibanding memberikan
jenis dan bentuk muamalah secara rinci.Atas dasar itu, jenis dan bentuk
muamalah yang kreasi dan pengembangannya diserahkan sepenuhnya kepada
para ahli di bidang itu. Bidang-bidang seperti inilah, yang menurut para ahli
ushul fiqh disebut dengan persoalan-persoalan ta’aqquliyat (yang bisa
dinalar) atau ma’qul al- ma’na (yang bisa dimasuki logika). Artinya, dalam
persoalan-persoalan muamalah yang dipentingkan adalah substansi makna
yang terkandung dalam suatu bentuk muamalah serta sasaran yang akan
dicapainya. Jika muamalah yang dilakukan dan dikembangkan itu sesuai
dengan substansi makna yang dikehendaki oleh shara’, yaitu mengandung
prinsip dan kaidah yang ditetapkan oleh shara’, dan bertujuan untuk
kemaslahatan umat manusia serta menghindarkan kemudharatan dari mereka,
maka jenis muamalah itu dapat diterima.Ada beberapa faktor yang dapat
dijadikan sebagai acuan dalam menilai terjadinya perubahan, yaitu faktor
tempat, faktor zaman, faktor niat, dan faktor adat kebiasaan.Faktor-faktor ini
amat berpengaruh dalam menetapkan hukum bagi para mujtahid dalam
menetapkan suatu hukum bidang muamalah.Dalam menghadapi perubahan
sosial yang disebabkan keempat faktor ini, yang akan dijadikan acuan dalam
menetapkan hukum suatu persoalan muamalah adalah tercapainya tujuan
yang hendak dicapai dalam mensyari’atkan suatu hukum, sesuai dengan
3
kehendak shara’. Atas dasar itulah ukuran keabsahan suatu akad/transaksi
muamalah.Adapun dari berbagai macam bentuk muamalah yang terjadi di
masyarakat tersebut, salah satu yang mengalami perkembangan adalah
kegiatan jual beli. Jual beli dalam istilah fiqh disebut dengan al-bai’ yang
berarti menjual, mengganti, dan menukar sesuatu dengan sesuatu yang lain.
Lafal al-bai’ dalam bahasa Arab terkadang digunakan untuk pengertian
lawannya, yakni kata ash-shira’ (beli).Dengan demikian, kata al–bai’ berarti
jual tetapi sekaligus juga berarti beli.4 Sedangkan menurut istilah
(terminologi), jual beli pada intinya adalah suatu perjanjian tukar menukar
benda atau barang yang mempunyai nilai secara sukarela diantara kedua
belah pihak, yang satu menerima benda-benda dan pihak lain menerimanya
sesuai dengan perjanjian atau ketentuan yang dibenarkan shara’ dan
disepakati. Sesuai dengan ketetapan hukum maksudnya ialah memenuhi
persyaratan-persyaratan, rukun-rukun, dan hal-hal lain yang ada kaitannya
dengan jual beli sehingga bila syarat-syarat dan rukunnya tidak terpenuhi
berarti tidak sesuai dengan kehendak shara’.
Jual beli ini dalam Islam hukumnya halal, sebagaimana yang dijelaskan
dalam Surat al-Baqarah ayat 275 yang berbunyi :
Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.5
4 Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah , (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2000), hlm 111.
5 Departemen Agama RI, Al Qur’an dan terjemahnya , (Bandung: Syamiil Cipta Media, 2005),
4
Pada masyarakat primitif jual beli dilangsungkan dengan cara saling
menukarkan harta dengan harta (al- muqayadah), tidak dengan uang sebagaimana berlaku pada zaman ini, karena masyarakat primitif belum
mengenal adanya alat tukar seperti uang. Pada sistem tukar menukar harta
(barter) ini sulit untuk mengetahui nilai suatu barang diukur dengan
barang-barang yang lain, juga nilai sebuah jasa diukur dengan jasa yang lain atau
barang. Di sebuah pasar misalnya, terdapat beberapa kambing, unta,
gandum, minyak goreng, sutera, dan lain-lain. Karena tidak adanya standar
ukuran untuk mengetahui harga setiap barang, terjadi kesulitan dalam proses
pertukaran. Berapa ukuran gandum yang menyamai seekor unta?Dan berapa
banyak ukuran minyak goreng untuk ditukarkan dengan kain
sutera?Memandang sulitnya permasalahan ini, merupakan petunjuk Allah
swt.kepada manusia untuk membuat uang sebagai harga dan nilai terhadap
semua barang dan jasa sehingga proses pertukaran menjadi mudah karena
pemilik unta mengukur harga untanya dengan uang, begitu juga pemilik apel
mengukur nilai apelnya dengan uang. Kalau tidak adanya ukuran standar
seperti ini, dalam proses jual beli akan mendapat kesulitan.6 Ismail Hasyim
sebagaimana yang dikutip oleh Ahmad Hasan, menyatakan bahwa uang
adalah sesuatu yang diterima secara luas dalam peredaran, digunakan sebagai
media pertukaran, sebagai standar ukuran nilai harga, dan media
5
penyimpanan nilai, juga digunakan sebagai alat pembayaran untuk
kewajiban bayar yang ditunda.7
Seiring berkembangnya zaman, berkembang pula pola atau sistem jual
beli yang berlaku pada masyarakat.Pada zaman dahulu, jual beli yang sering
dilakukan adalah jual beli secara kontan/tunai.Artinya, mereka melakukan
pembayaran ketika ada barang.Alasannya, pada saat itu sistem yang dipakai
adalah sistem barter (pertukaran barang dengan barang). Prinsipnya adalah
ada kedua barang yang akan ditukarkan ketika akad barter. Akan tetapi, pada
zaman sekarang, dimana manusia telah mengenal uang, terkadang
orang-orang lebih memilih dengan cara kredit. Dalam perkembangannya, tidaklah
semua kebutuhan masyarakat dapat dibeli langsung, bisa jadi yang
dibutuhkan adalah barang-barang yang dalam proses penyelesaian
pembuatannya membutuhkan beberapa waktu, Baju Custome Misalnya.
Untuk melakukan pembelian kebutuhan, tentunya seseorang tidak selalu
sempat untuk mampir ke pasar atau mall di tengah-tengah
kesibukannya.Baru- baru ini, yang sangat diminati orang banyak adalah jual
beli online. Selain praktis, orang tidak perlu pergi ke pasar atau mall untuk
membeli sesuatu. Cukup dengan membuka website dan berbagai aplikasi
melalui media internet, kemudian memilah-milah sesuatu yang akan dibeli.
Setelah itu barulah pembeli tersebut melakukan pembayaran sesuai dengan
intruksi penjual, dengan caratransfer misalnya sebelum barang dikirim ke
7 Ibid., 11
6
alamat tertentu. Dalam transaksi ini tidak ada masalah yang muncul, asalkan
antara penjual dan pembeli sepakat.
Masalah baru muncul ketika transaksi jual beli online ini dilakukan
dengan caraPre Order, yaitu dengan memesan terlebih dahulu. Transaksi ini
dipraktekkan oleh toko online Comfortable Clothing Sidoarjo.Pemesanan
kaos atau jaket disini hanya melalui online saja dan tidak ada toko offline
yang bisa dikunjungi untuk sekedar melihat contoh atau mengetahui
bahannya. Namun, dalam website toko tersebut sudah dijelaskan rincian
mengenai bahan kaos atau jaket yang akan dipesan, ukuran serta warna yang
dinginkan pembeli. Pembeli disini juga bebas memberikan desain atau
gambar apapun terhadap kaosnya, dengan syarat pembeli harus melunasi
harga kaos yang sudah ditentukan ketika pemesanan dan kemudian akan
langsung dikirim ke alamat pembeli ketika sudah selesai pembuatan barang
yang dipesan dengan memberitahukan resi pengirimannya kepada si pembeli.
Dalam transaksi tersebut sudah jelas bahwa akad yang digunakan adalah
akad salam. Yang mana jual beli dilakukan dengan pemesanan terlebih
dahulu dengan pembayaran sebagian atau seluruh harga di awal.Mengenai
jual beli Salam, telah dikeluarkan fatwa No.5/DSN-MUI/IV/2000 tentang
Jual Beli Salam.Tentang ketentuan pembayaran, barang serta waktu
penyerahan barang telah disebutkan didalamnya.
7
Sebelumnya pembeli sudah mengatakan bahwa dia akan memesan jaket
berbahan fleece dengan jumlah 20 pcs. Kemudian penjual menjelaskan
mengenai jangka waktu pembuatan serta harganya ada 2 macam, yakni;
1. Proses pembuatan 1 minggu seharga Rp 150.000/pcs jaket
2. Proses pembuatan 2 minggu seharga Rp 135.000/pcs jaket (harga tersebut
belum biaya pengiriman).
Kemudian pembeli sudah menentukan pilihan yang kedua yaitu jangka
waktu penyelesaian 2 minggu dengan harga Rp 135.000/pcs. Karena syarat
pembayaran harus lunas di muka, maka penjualpun memberikan total
pembayaran semuanya beserta biaya pengiriman yaitu; Jaket: Rp 135.000 x
20 pcs = Rp 2.700.000,00- dan Biaya pengiriman dengan menggunakan jne, 7
kg x 5000= 35.000. Total: Rp 2.735.000,00- dan pembeli sudah melunasi
terlebih dahulu pembayaran tersebut dengan cara transfer ke rekening
penjual dan pembuatan jaket mulai di proses.
Namun, setelah berjalan waktu seminggu penjual menghubungi pembeli
dan mengabari bahwa pembuatan jaket sudah selesai dan pembeli diharuskan
menambah pembayaran dengan nominal 15.000/jaket. Artinya, pembeli
membayar harga jaket dengan jangka waktu seminggu, karna pembuatan
lebih cepat daripada akad sebelumnya dan akan mengirim barang setelah
uang kekurangannya dilunasi. Dalam keadaan yang seperti ini, pembeli mau
tidak mau menambah kekurangan pembayarannya walaupun dengan terpaksa
8
Dalam kejadian tersebut, sudah jelas sangat berbeda dengan akad awal
dan sebenarnya ada unsur tidak ridho sepenuhnya dari pembeli terhadap
biaya tambahan tersebut. Oleh karena itu, penulis tertarik ingin mengkaji
kasus mengenai jual beli pre order (salam) ini.
B. Identifikasi dan Batasan Masalah 1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan gambaran dari latar belakang di atas setidaknya dapat
diidentifikasi beberapa permasalahan yang dapat dijadikan bahan
penelitian, yaitu :
a. Kesesuain akad Salam dalam praktik jual beli pre order online di toko online Comfortable Clothing Sidoarjo.
b. Praktik tambahan biaya diluar akad awal.
c. Sistem jual beli online.
d. Kejelasan akad yang dipraktikkan oleh penjual dan pembeli.
e. Kebijakan harga sepihak oleh penjual.
f. Kerugian yang dialami customer.
g. Analisis hukum Islam terhadap praktik biaya tambahan tersebut.
2. Batasan Masalah
a. Kesesuain akad Salam dalam praktik jual beli pre order online di toko online Comfortable Clothing Sidoarjo.
9
b. Analisis hukum Islam terhadap praktek jual beli pre order online di
Comfortable Clothing Sidoarjo.
C. Rumusan Masalah
1. Bagaimana praktik jual beli pre order online di toko online Comfortable
Clothing Sidoarjo?
2. Bagaimana tinjauan hukum islam terhadap praktek jual beli pre order
online di toko online Comfortable Clothing Sidoarjo?
D. Kajian Pustaka
Kajian kepustakaan pada dasarnya adalah untuk mendapatkan gambaran
hubungan topik yang akan diteliti dengan penelitian sejenis yang pernah
dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Sehingga tidak terjadi suatu pengulangan
materi secara mutlak.8
Dalam penelusuran awal, sampai saat ini penulis belum menemukan
penelitian atau tulisan yang secara spesifik mengkaji tentang praktik jual beli
pre order online di toko online Comfortable Clothing Sidoarjo.
Penelitian terdahulu sangat penting sebagai dasar pijakan dalam rangka
menyusun dan melengkapi penelitian ini.Kegunaannya adalah untuk
mengetahui hasil yang telah dilakukan oleh penelitian terdahulu juga
menentukan posisi pembeda dari penelitian ini baik dari aspek yang diteliti,
10
lokasi, dan objeknya.Dengan kajian pustaka ini diharapkan dapat mempunyai
andil yang besar dalam mendapatkan suatu informasi tentang teori yang ada
kaitanya dengan judul dalam penelitian ini. Beberapa kajian pustaka tersebut
diantaranya adalah:
1. Analisis Aplikasi Akad As-Salam dalam system jual beli online di
supplier herbal murah Surabaya yang ditulis oleh Muhammad Amru Rohman. Skripsi ini membahas mengenai praktek akad salam dalam
jual beli online di supplier Herbal Murah. Hasil penelitian ini
menyimpulkan bahwa hubungan para pihak di dalam perjanjian akad
salam secara online (melalui e-commerce) sama saja dengan dengan
perjanjian akad salam seperti biasanya. Namun, akad salam dalam e-
commerce tidak ada temu muka antara pembeli dan penjual, hanya saja
pelaku akad dipertemukan dalam satu situs jaringan internet.9
2. Studi Komparatif tentang Konsep jual beli Salam dengan Sistem
Perdagangan Berjangka Komoditi ditulis oleh Hasyim yang membahas
tentang implementasi konsep jual beli sala@mdan sistem perdagangan
berjangka serta menguraikan persamaan dan perbedaan antara
keduanya.10
3. Tinjauan Hukum Islam terhadap transaksi jual beli dengan sistem
Online ditulis oleh M. Choirul Huda yang membahas tentang praktik
transaksi jual beli dengan sistem onlinedan pandangan Islam tentang
9 Muhammad Amru Rohman, Analisis Aplikasi Akad As-Salam dalam system jual beli online di
supplier herbal murah Surabaya (Skripsi Uin Sunan Ampel, Surabaya, 2014).
10Hasyim,Studi Komparatif tentang Konsep jual beli Salam dengan Sistem Perdagangan
11
praktek tersebut. Data penelitian dihimpun dari data kepustakaan
melalui kajian dan memahami secara cermat hal- hal yang dianggap
paling berkaitan dengan transaksi jual beli dengan sistem online.
Selanjutnya dianalisis dengan metode penelitian deskriptif analisis
dengan menggunakan tehnik deduktif. 11
Dari ketiga judul tersebut, perbedaan yang mendasar dengan judul skripsi ini
adalah dalam tekanan masalahnya, dalam skripsi ini membahas mengenai praktek
biaya tambahan di online shop, akan tetapi judul- judul skripsi diatas hanya
membahas mengenai masalah lain yakni mengenai hukum jual beli online, pre
order online serta konsep jual beli sa@lam.
E. Tujuan Penelitian
Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini
adalah :
1. Untuk mendeskripsikan bagaimana praktek riil jual beli pre order online di comfortable clothing sidoarjo
2. Untuk menentukan bagaimana hukumnya jual beli pre order (salam)
online dengan menggunakan biaya tambahan diluar akad awal.
11 M. Choirul Huda, Tinjauan Hukum Islam terhadap transaksi jual beli dengan Sistem Online
12
F. Kegunaan Hasil Penelitian
Pengkajian dari permasalahan ini diharapkan mempunyai nilai tambah
dan manfaat, baik bagi pembaca dan terlebih lagi bagi penulis sendiri.
Manfaat tersebut secara garis besar dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu :
1. Aspek teoritis (keilmuwan)
Secara teoritis, hasil dari penelitian ini dimaksudkan untuk
memberikan pengembangan studi hukum Islam pada jual beli salam
serta memberikan pemahaman studi jual beli salam online untuk
memperkaya hukum muamalah kepada mahasiswa fakultas syariah.
2. Aspek praktis (terapan)
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar tindakan
bagi para pihak yang selama ini senantiasa bersinggungan dengan jual
beli salam, khususnya para penjual online.
G. Definisi Operasional
Untuk mempermudah gambaran yang jelas dan kongkrit tentang
permasalahan yang terkandung dalam konsep penelitian ini, maka perlu
dijelaskan makna yang terdapat dalam penelitian ini, sehingga secara
operasional tidak ada kendala berupa terjadinya perbedaan pemahaman yang
menyangkut hal-hal yang dibahas. Definisi operasional dari judul di atas
13
Hukum Islam : Hukum atau peraturan islam yang telah diatur dalam
Al- Qur’an dan Hadist yang berkaitan dengan akad
salam.
Pre Order Online : Transaksi jual beli barang yang sifatnya dalam tanggungan dengan imbalan (pembayaran) yang
dilakukan saat itu juga dengan jangka waktu yang
disepakati para pihak. Kedua pihak tidak dapat bertemu
secara langsung dan menggunakan media internet. Comfortable Clothing : Nama Sebuah toko online.
H. Metodelogi Penelitian
Metode penelitian yaitu seperangkat pengetahuan tentang
langkah-langkah yang sistematis dan logis tentang pencarian data yang berkenaan
dengan masalah tertentu yang diolah, dianalisis, diambil kesimpulan dan
selanjutnya dicarikan cara pemecahannya.12
1. Data yang Dikumpulkan
a. Data Primer
1) Data tentang praktik akad jual beli pre orderonline di toko online
Comfortable Clothing Sidoarjo.
2) Data tentang proses jual beli pre orderonline di toko
onlineComfortable Clothing Sidoarjo.
14
3) Data tentang cara pemesanan barang di toko online Comfortable
Clothing Sidoarjo.
4) Data tentang jenis barang yang dijual di toko onlineComfortable
Clothing Sidoarjo.
5) Data tentang ketetapan harga barang yang dijual di toko
onlineComfortable Clothing Sidoarjo.
6) Data tentang teori akad, jual beli serta akad Salam yang diambil dari
buku, kitab, jurnal dan skripsi terdahulu.
b. Data Sekunder
1) Data tentang profil toko Comfortable Clothing Sidoarjo.
2) Dokumentasi terkait toko Comfortable Clothing Sidoarjo serta proses pembuatan di toko Comfortable Clothing Sidoarjo.
2. Sumber Data
Sumber data ini adalah data yang di dapat dari tempat, orang atau
benda yang dapat memberikan suatu data sebagai penyusunan informasi
bagi peneliti. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua jenis data
yaitu:
a. Sumber Primer
Sumber primer yaitu sumber yang langsung berkaitan dengan
obyek penelitian.13 Penulis dalam penelitian ini menggunakan, antara
lain:
1. Pemilik kompeksi Comfortable Clothing Sidoarjo
13Andi Prastowo, Memahami Metode-Metode Penelitian, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011),
15
2. Pegawai kompeksi Comfortable Clothing Sidoarjo
3. Customer/ pelanggan Comfortable Clothing Sidoarjo
b. Sumber Sekunder
Data yang diperoleh atau dikumpulkan dari sumber-sumber yang
telah ada, yang berupa dokumen-dokumen, laporan–laporan, buku–buku
yang menunjang yang di dalamnya mengandung tentang teori akad, jual
beli serta salam, rukun serta syarat-syaratnya.14Arsip-arsip Atau
sumber-sumber berupa gambar dan sumber-sumber data statistik.
Antara lain :
1. Ibnu Hajar Al- Asqalani, Terjemah Bulugh al- Maram 2. Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam
3. Wahbah Az- Zuhaili, Fiqih Islam Wa Adillatuhu 4. Enang Hidayat, Fiqh Jual Beli
5. Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari teori ke praktik 6. Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Syariah
7. Mardani, Hukum Ekonomi Syariah 8. Sayid Sabiq, Fiqh Sunnah jilid 5 9. Nasrun Haroen, Fiqh Muamalah 3. Populasi dan Sampel
a. Populasi
16
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.15Dalam penelitian
ini mengambil populasi dari toko online Comfortable Clothing Sidoarjo,
kemudian populasi yang dijadikan penelitian adalah para customer
Comfortable Clothing Sidoarjo. b. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Teknik
pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampel yaitu teknik yang berdasarkan pada ciri- ciri atau sifat- sifat tertentu yang ada dalam populasi yang sudah diketahui sebelumnya.
Jadi ciri- ciri atau sifat- sifat yang ada atau dilihat dalam populasi dijadikan
kunci utama pengambilan sampel.16Karena keterbatasan waktu dan tenaga,
maka dalam penelitian ini tidak memungkinkan untuk meneliti seluruh
konsumen Comfortable Clothing Sidoarjo yang melakukan transaksi jual
beli pre order online, maka penulis mengambil sampel 4 orang yang
melakukan transaksi online tersebut.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan proses pengadaan data primer
untuk keperluan penelitian. Pengumpulan data merupakan langkah yang
amat penting dalam penelitian ilmiah.17Dalam usaha pengumpulan data
serta keterangan yang diperlukan oleh peneliti dalam penelitian ini adalah
peneliti menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:
15Arikunto Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2006), 130.
16 Cholid Narbu dan Abu Acmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), 116 17Moh. Nazir, Metode Penelitian (Jakarta : Ghalia Indonesia, 1998), 74.
17
a. Wawancara
Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu
masalah tertentu dan merupakan proses tanya jawab lisan. Wawancara
mendalam dilakukan terhadap sumber informasi yang dianggap
memiliki kompetensi dalam masalah yang diteliti.Dengan demikian
dapat diperoleh informasi yang lebih mendalam mengenai objek yang
diteliti.18Dalam penelitian ini, peneliti mewawancarai 1 orang pemilik
toko online Comfortable Clothing Sidoarjo, Customer Service toko
online Comfortable Clothing Sidoarjo dan 4 customer tokoonline Comfortable Clothing Sidoarjo.
b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, buku, surat kabar, dan lain sebagainya.19 Dokumen
dalam pengertian lain merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu
bukti surat perjanjian kerja sama. Dengan adanya dokumentasi dalam
suatu penelitian maka dapat meningkatan keabsahan dan penelitian
akan lebih terjamin, karena peneliti betul-betul melakukan penelitian
kelapangan secara langsung. 20
18Ibid., 238.
19Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi, (Jakarta : PT
Rineka Cipta 2006), 206.
20Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: CV. Alfabeta, 2010),
18
c. Observasi
Observasi adalah menyelidiki secara sistematis dan disengaja tentang
fenomena social dan gejala-gejala alam dengan jalan pengamatan dan
pencatatan.21
5. Teknik Pengelolaan Data
Setelah data berhasil dihimpun dari lapangan atau
penelitian.Peneliti menggunakan teknik pengelolaan data dengan tahapan
sebagai berikut:
a. Editing
Yaitu pemeriksaan kembali semua data yang diperoleh terutama
dari segi kelengkapannya, kejelasan makna, keselarasan antara data
yang ada dan relevansi penelitian.Dalam hal ini peneliti mengambil
data-data yang akan dianalisis dengan rumusan masalah dan melakukan
validasi ulang terkait data yang diperoleh peneliti dengan fakta yang
terjadi di lapangan.22
b. Organizing
Menyusun kembali data-data yang telah didapat dalam penelitian
yang diperlukan dalam kerangka paparan yang sudah direncanakan
dengan rumusan masalah secara sistematis.Peneliti melakukan
pengelompokan data yang dibutuhkan untuk dianalisis dan menyusun
21 Masruhan, Metode Penelitian, hlm 212
22Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: CV. Alfabeta, 2008),
19
data-data tersebut dengan sistematis untuk memudahkan peneliti dalam
menganalisa data.23
c. Analising
Pada tahapan ini peneliti menganalisis data-data yang telah
diperoleh dari penelitian untuk memperoleh kesimpulan mengenai
kebenaran fakta yang ditemukan, yang akhirnya merupakan sebuah
jawaban dari rumusan masalah.24
6. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah proses mengorganisasikan atau menyusun
data yang terkumpul yang meliputi catatan lapangan dan komentar peneliti,
gambar, foto, dokumen. Dengan tujuan menemukan tema dan hipotesis
kerja yang kemudian diangkat menjadi teori substantif.25
Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan praktek biaya
tambahan di toko online Comfortable Clothing Sidoarjo.Dimana penelitian dimulai dari akad yang disepakati kedua pihak, hingga permintaan biaya
tambahan setelah penyelesaian pesanan.
Maka dalam usaha mencari jawaban, peneliti menggunakan metode
sebagai berikut : a. Metode Deskriptif 23Ibid., 245. 24Ibid., 246. 25 Ibid,. 288
20
Yaitu suatu metode dalam penelitian yang digunakan untuk
menggambarkan dan memaparkan mengenai sistem jual beli online yang
ada pada toko online Comfortable Clothing Sidoarjo.26
Teknik analisis diskriptif data yang di dapat di sampaikan dengan
cara mengambarkan kondisi obyektif dari obyek penelitian dan
kemudian diuraikan dalam bentuk kalimat atau suatu pernyataan
berdasarkan data primer dan data skunder. Menjelaskan gambaran data
tentang praktek jual beli pre order online di comfortable clothing
sidoarjo dan selanjutnya akan memaparkan mengenai tinjauan hukum
Islamnya.
b. Pola Pikir Deduktif
Yaitu proses pendekatan yang dimulai dengan teori- teori yang
bersifat umum yaitu mengenai akad, jual beli dan akad salam yang
kemudian di korelasikan dengan pernyataan- pernyataan yang spesifik
dari fakta khusus yaitu jual beli pre order online ditoko online
Comfortable Clothing Sidoarjo untuk mendapatkan jawaban mengenai kesesuaian teori dengan fakta.
I. Sistematika Pembahasan
Sistem pembahasan ini bertujuan agar penyusunan penelitian terarah
sesuai dengan bidang kajian untuk mempermudah pembahasan, dalam
26 Hari Wijaya, M. Jaelani, Teknik Penulisan Skripsi dan Tesis, (Yogyakarta : Hangar Creator,
21
penelitian ini terbagi atas lima bab, dari kelima bab tersebut terdiri dari sub
bab, dimana antara satu dengan yang lain saling berkaitan sebagai
pembahasan yang utuh. Adapun sistematika pembahasan adalah sebagai
berikut :
Bab pertama merupakan pendahuluan, yang meliputi latar belakang
masalah, identifikasi dan batasan masalah, rumusan masalah, kajian pustaka,
tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, definisi operasional, metode
penelitian, dan sistematika pembahasan.
Bab kedua merupakan bagian dari landasan teori: pertama, mengenai akad yang meliputi pengertian, dasar hukum beserta rukun dan syarat- syarat akad.
kedua, mengenai jual beli, dasar hukum jual beli, rukun dan syarat jual beli, macam- macam jual beli. ketiga, mengenai akad salam dalam Islam dan akad salam secara online yang meliputi pengertian, landasan hukum, syarat dan rukun serta macam- macamnya. Bab ini menjadi landasan teori sebagai dasar
analisis di bab selanjutnya.
Bab ketiga berisi praktik jual beli pre order online yang diterapkan di
toko online Comfortable Clothing Sidoarjo yang meliputi profil toko dan
proses transaksi jual beli pre order online di toko online Comfortable
Clothing Sidoarjo.
Bab keempat mengenaitransaksi jual beli pre order online di toko online
Comfortable Clothing Sidoarjo dalam perspektif hukum Islam.
Bab kelima merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan dan