• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN HUKUM DAN BISNIS, SUMBER HUKUM BISNIS DAN SUBJEK HUKUM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN HUKUM DAN BISNIS, SUMBER HUKUM BISNIS DAN SUBJEK HUKUM"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN HUKUM DAN BISNIS,

SUMBER HUKUM BISNIS DAN

SUBJEK HUKUM

9/23/2013 ASPEK HK./DJUL (1-2)

1

(2)

PENGERTIAN HUKUM

Manusia adalah mahluk sosial. Di mana ada masyarakat,

di sana ada hukum (Ubi Societas Ubi Ius).

Hukum : aturan-aturan perilaku yang dapat

diberlakukan/diterapkan untuk mengatur hubungan hubungan antar manusia dan antara manusia dan masyarakatnya.

(3)

PENGERTIAN HUKUM

 ALIRAN LEGISME

Hukum identik dengan undang-undang, yaitu peraturan tertulis yang dibuat oleh badan atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditentukan untuk pembuatan peraturan yang sudah ditetapkan terlebih dahulu dan dirumuskan dalam bentuk yang telah ditentukan untuk itu.

 ALIRAN HUKUM BEBAS

undang tidak pernah lengkap, oleh karenanya

undang-undang bukan satu-satunya sumber hukum, jika perlu hakim dapat menyimpangi undang-undang untuk mewujudkan keadilan

 ALIRAN HUKUM MODERN

Hukum terbentuk dari berbagai cara. Pertama dari pembuat undang-undang, penerapan undang-undang menurut penafsiran, hakim harus mengisi kekosongan hukum, di samping undang-undang hukum

terbentuk melalui kebiasaan.

(4)

 Hukum sebagai keputusan penguasa: yakni hasil proses diskresi yang menyangkut keputusan-keputusan untuk perbuatan tertentu dalam lingkungan ketatanegaraan

 Hukum sebagai sikap tindak yang ajeg atau perikelakuan

yang ’teratur’: yakni perikelakuan yang diulang-ulang

dengan cara yang sama, yang bertujuan untuk mencapai kedamaian dan keadilan

 Hukum sebagai jalinan nilai-nilai: yakni jalinan dari

konsepsi-konsepsi abstrak tentang apa yang dianggap baik dan buruk (kaitannya moral)

(5)

PENGERTIAN HUKUM

DILIHAT DARI WAKTU, HUKUM DIBEDAKAN MENJADI:

 IUS CONSTITUTUM

 IUS CONTITUENDUM

DARI BENTUKNYA, HUKUM DIBEDAKAN MENJADI:

 HUKUM TERTULIS

 HUKUM TIDAK TERTULIS

• Dikodifikasikan

(6)

TUJUAN HUKUM

BEBERAPA TEORI TENTANG TUJUAN HUKUM

 TEORI ETIS

Tujuan hukum semata-mata keadilan. Hukum bertujuan mewujudkan keadilan.

 TEORI UTILITIES (ENDAEMONITIS)

hukum ingin menjamin kebahagiaan terbesar bagi manusia dalam jumlah sebanyak-banyaknya (the greatest good of greatest

number)-Jeremy Bentham

 TEORI CAMPURAN

Tujuan pokok dari hukum adalah ketertiban. Kebutuhan akan

ketertiban ini syarat pokok bagi suatu masyarakat yang teratur. Di samping itu tujuan lain dari hukum adalah tercapainya keadilan yang berbeda-beda isi dan ukurannya menurut masyarakat dan jamannya.

(7)

FUNGSI HUKUM

Menjamin ketertiban dan keteraturan

Kontrol sosial

Penyelesaisn sengketa

Sarana pembaharuan masyarakat

dll

(8)

PENGGOLONGAN HUKUM HUKUM PRIVAT HUKUM PUBLIK HUKUM KHUSUS HUKUM PERDATA HUKUM DAGANG

HUKUM TATA NEGARA

HUKUM TATA USAHA NEGARA HUKUM PIDANA

HUKUM ACARA

HUKUM EKONOMI HUKUM PAJAK

(9)

SUMBER HUKUM

Sumber Hukum Materiil

merupakan faktor yang membantu pembentukan

hukum, antara lain : kekuatan politik, situasi

sosial ekonomi dsb.

Sumber Hukum Formil

Undang-undang, Kebiasaan, Traktat,

Yurisprudensi

(10)

SUMBER HUKUM

 UNDANG-UNDANG  KEBIASAAN  TRAKTAT  YURISPRUDENSI  DOKTRIN  PENEMUAN HUKUM

SUMBER HUKUM CIVIL LAW / EROPA KONTINENTAL Peraturan (regel)

(11)

Pengertian Hukum Bisnis

HUKUM:

Aturan-aturan perilaku yang dapat diberlakukan/diterapkan untuk mengatur hubungan-hubungan antar manusia dan antara manusia

dan

masyarakatnya.

 Jadi hukum diciptakan:

 Menjamin stabilitas sosial: mengatur perilaku tertentu.

 Menjamin ketentraman (security): warga masyarakat dalam mewujudkan tujuan-tujuan hidupnya.

(12)

Pengertian Hukum Bisnis

 Perangkat aturan-aturan perilaku yang dianggap

paling dapat menjamin sistem perdagangan itu adalah aturan-aturan hukum yang secara

sederhana dapat dipahami sebagai:

(13)

KERANGKA DASAR HUKUM BISNIS

Hukum Bisnis adalah seperangkat kaidah-kaidah

hukum yang diadakan untuk mengatur dan

menyelesaikan persoalan-persoalan dalam

aktivitas antas manusia di bidang perdagangan (dalam arti trade and commerce).

Unsur terpenting dalam dalam aktivitas itu adalah persetujuan bisnis/perdagangan di antara para

pelaku bisnis (pengusaha,

perusahaan-perusahaan, bank, konsumen dsb) mengenai

pelbagai transaksi bisnis (produksi, transportasi, penjualan/distribusi dan bahkan konsumsi).

(14)

KERANGKA DASAR HUKUM BISNIS

Masyarakat membutuhkan aturan-aturan hukum

yang memungkinkan para anggotanya untuk

membuat dan melaksanakan

persetujuan-persetujuan bisnis itu.

Aturan-aturan hukum dibutuhkan karena:

 Pihak-pihak yang terlibat dalam persetujuan bisnis itu membutuhkan sesuatu yang lebih kuat dari sekedar janji yang beritikad baik dari masing-masing pihak dan saling kepercayaan di antara mereka untuk melaksanakan isi persetujuan;

 Adanya kebutuhan untuk menciptakan upaya-upaya hukum yang dapat digunakan seandainya salah satu pihak tidak melaksanakan kewajibannya atau tidak memenuhi janjinya.

(15)

PENERAPAN HUKUM

Bagaimana penerapan hukum dalam kegiatan

bisnis?

S

ubjek hukum pelaku bisnis

P

eristiwa hukum yang dilakukan oleh pelaku

bisnis

O

byek hukum dari suatu kegiatan bisnis

K

eterangan dari suatu kegiatan bisnis, yaitu :

akibat hukum, pilihan hukum

Hal tersebut juga harus diperhatikan dalam

bisnis pada teknologi informasi.

(16)

HARAPAN DUNIA BISNIS PADA HUKUM

9/23/2013 ASPEK HK./DJUL (1-2)

16

MENCIPTAKAN KEPASTIAN & STABILITAS

MENDUKUNG EFISIENSI DAN PRODUKTIFITAS

(DOUGLASS NORTH)

RESPONSIF (NONET DAN SELZNICK)

VELOCITY

/PERCEPATAN (BILL GATES)

MENGANDUNG DAYA PREDIKBILITAS

MENYELESAIKAN SENGKETA SECARA EFEKTIF,

EFISIEN, DAN MENGHASILKAN PUTUSAN YG BISA

DITERIMA SEMUA PIHAK (MENDISTRIBUSIKAN

KEADILAN) (ADAM SMITH)

(17)

MAX WEBER

9/23/2013 ASPEK HK./DJUL (1-2)

17

PENDEKATAN HUKUM RASIONAL FORMAL

HUKUM DIKATAKAN MENUNJANG EKONOMI PASAR

KALAU SUBSTANSI HUKUM TERSEBUT SESUAI YANG

DIINGINKAN DI DALAM EKONOMI PASAR SEKALIGUS

MAMPU MENDATANGKAN EFISIENSI DAN KEADILAN

(18)

POLITIK HK BISNIS INDONESIA

9/23/2013 ASPEK HK./DJUL (1-2)

18

MENGACU PADA PASAL 33 UUD 45

1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama bdr atas asas kekeluargaan. 2. Cabang-cabang produksi yg penting bagi negara dan yg menguasai hajat

hidup orang banyak dikuasai oleh negara.

3. Bumi dan air dan kekayaan alam yg terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

4. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan,

berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional (hasil amandemen keempat).

5. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang (hasil amandemen keempat).

(19)

MATA KULIAH HUKUM EKONOMI

9/23/2013 ASPEK HK./DJUL (1-2)

19

 PERANAN HUKUM DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI  ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA & ARBITRASE  HUKUM KONTRAK

 HUKUM KONSUMEN

 HKI (HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL)  HUKUM PERBANKAN

 HUKUM PASAR MODAL

 HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN  HUKUM INVESTASI

 HUKUM LEMBAGA PEMBIAYAAN  HUKUM BADAN USAHA

 HUKUM KEPAILITAN  HUKUM INVESTASI

(20)

HUKUM BISNIS TATARAN INTERNASIONAL

9/23/2013 ASPEK HK./DJUL (1-2)

20

WTO (

The World Trade Organization

)

1 Januari 1995 – UU No.7 Tahun 1994

GATS (

General Agreement Trade Services

)

TRIPs (Trade Related Aspects of Intellectual Property

Rights)

TRIMs (Trade Related Investment Measures)

Indonesia Harus Menyesuaikan semua peraturan

perundang-undangannya pada ketentuan2 tersebut

(21)

Peranan Hk Menunjang Keberhasilan Pemb. Ekonomi

9/23/2013 ASPEK HK./DJUL (1-2)

21

Materi Hukum Bisnis yang responsif, tegas, dan

predictable

Aparat (eksekutif, legislatif, yudikatif) yg profesional,

impartial dan kredibel.

Budaya Hukum Masyarakat yang kondusif.

Komitmen kuat dari Presiden menjadikan hukum sbg

landasan dan mercusuar pembangunan ekonomi.

NB:

Adam Smith: Tiga syarat utama menjadikan negara

makmur (Pajak Kondusif; Stabilitas Keamanan; Hukum

yg Kredibel)

(22)

AGAR HUKUM BISA EFEKTIF

9/23/2013 ASPEK HK./DJUL (1-2)

22

Aturan Harus Dikomunikasikan Kepada SubyekYang

Diaturnya

SubyekYang Diatur Mempunyai Kemampuan Untuk

Melaksanakan AturanTersebut

Subyek itu Harus Mempunyai Motivasi Untuk Melaksanakan

(23)

BEBERAPA UNDANG-UNDANG BIDANG BISNIS

9/23/2013 ASPEK HK./DJUL (1-2)

23

ATURAN YANG MEMBERI LANDASAN HUKUM KEBERADAAN

LEMBAGA-LEMBAGA YANG MEWADAHI PARA PELAKU BISNIS DLM

MENJALANKAN AKTIFITASNYA.

UU NO.17 TAHUN 2002 Tentang PERKOPERASIAN

UU No.2 Tahun 1992 Tentang USAHA PERASURANSIANUU N0.40 TAHUN 2008 Tentang PERSEROAN TERBATASUU No 10 Tahun 1998 Tentang PERBANKAN

UU No. 3 Tahun 2004 Tentang BANK INDONESIA

UU No.16 Tahun 2001 TentangYAYASAN (diperbarui UU No.28

Th 2004)

UU No. 19 Tahun 2003 Tentang BUMN (BADAN USAHA MILIK

NEGARA)

(24)

9/23/2013 ASPEK HK./DJUL (1-2)

24

 ATURAN YANG MEMBERI LANDASAN HUKUM DALAM MENGATUR PERILAKU

PELAKU BISNIS DALAM MENJALANKAN AKTIFITAS

 UU No.3 Tahun 1982 Tentang WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN  UU No. 5 Tahun 1984 Tentang PERINDUSTRIAN

 UU NO. Tahun 1992 Tentang PENERBANGAN  UU.No.8 Tahun 1995 Tentang PASAR MODAL

 UU No. 23 Tahun 1997 Tentang PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP  UU No. 24 Tahun 1997 Tentang PENYIARAN

 UU No.32 Tahun 1997 Tentang PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI  UU No. 5 Tahun 1999 Tentang LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN

PERSAINGAN TIDAK SEHAT.

 UU No.8 Tahun 1999 Tentang PERLINDUNGAN KONSUMEN

 UU No.24 Tahun 1999 Tentang LALU LINTAS DEVISA DAN SISTEM NILAI TUKAR  UU No.18 Tahun 1999 Tentang JASA KONSTRUKSI

 UU No.9 Tahun 1999 Tentang PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA

KOMODITI.

(25)

9/23/2013 ASPEK HK./DJUL (1-2)

25

• UU No.29 Tahun 2000 Tentang PERLINDUNGAN VARIETAS

TANAMAN

 UU No. 30 Tahun 2000 Tentang RAHASIA DAGANG

 UU No. 31 Tahun 2000Tentang DESAIN INDUSTRI

 UU No.32 Tahun 2000 Tentang DESAIN TATA LETAK SIRKUIT

TERPADU.

 UU No. 14 Tahun 2001 Tentang PATEN

 UU No. 15 tahun 2001 Tentang MEREK

 UU No.19 Tahun2002 Tentang HAK CIPTA

 UU No. 22 Tahun 2001 Tentang MINYAK DAN GAS BUMI

 UU No.15 Tahun 2002 Tentang TINDAK PIDANA PENCUCIAN

UANG

 UU No. 17 Tahun 2003 Tentang KEUANGAN NEGARA

 UU No.21 Tahun 2003 Tentang PENGESAHAN KONVENSI ILO

NO.81 MENGENAI PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DLM INDUSTRI DAN PERDAGANGAN

(26)

9/23/2013 ASPEK HK./DJUL (1-2)

26

 UU No.19 Tahun 2004 Tentang KEHUTANAN (UU

No.41/1999-Perpu No.1/2004-judicial review di MK larangan penambangan di hutan lindung tdk dikabulkan)

 UU No. 24 Tahun 2004 Tentang LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

 UU No.37 Tahun 2004 Tentang KEPAILITAN DAN PENUNDAAN

KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG (No. 4 Tahun 1998)

 UU No. 17 Tahun 2006 Tentang KEPABEANAN

 UU No. 25Tahun 2007 Tentang PENANAMAN MODAL

 UU No. 39 Tahun 2007 Tentang CUKAI

 UU NO..19 Tahun 2008 Tentang SURAT BERHARGA SYARIAH

NEGARA

 UU. No.1 TH 2009 Tentang Penerbangan

 UU.No.4 TH 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara

 UU.No.5 TH 2009 Tentang Pengesahan United Nations Convention Againts

Transnational Organized Crime

(27)

9/23/2013 ASPEK HK./DJUL (1-2)

27

 ATURAN YANG MENGATUR KEBERADAAN MEKANISME

PENYELESAIAN SENGKETA.

 UU No. 5 Tahun 2004 Tentang MAHKAMAH AGUNG

 UU No. 4 Tahun 2004 KEKUASAAN KEHAKIMAN

 UU No.30 Tahun 1999 Tentang ARBITRASE DAN ALTERNATIF

PENYELESAIAN SENGKETA

 UU No.2 Tahun 2004 Tentang PENYELESAIAN PERSELISIAN

HUBUNGAN INDUSTRIAL

 UU No.14 Tahun 2002 Tentang PENGADILAN PAJAK.

 UU NO.3 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua UU No. 14 Tahun

(28)

SUBJEK HUKUM

9/23/2013 ASPEK HK./DJUL (1-2)

(29)

Definisi dari subjek hukum

9/23/2013 ASPEK HK./DJUL (1-2)

29

 Subjek hukum atau persoon adalah siapa saja yang dapat menjadi

pendukung hak-hak dan kewajiban-kewajiban hukum (J. Satrio, 1999: 13).

 Menurut Utrecht bahwa yang dimaksud dengan subyek hukum (persoon)

ialah suatu pendukung hak, yaitu manusia atau badan yang menurut hukum berkuasa (berwenang) menjadi pendukung hak. Suatu subyek hukum mempunyai kekuasaan untuk mendukung hak (rechtsvoegdheid).

 Subjek Hukum adalah Segala sesuatu yang pada dasarnya memiliki hak

(30)

Pembagian subjek hukum

9/23/2013 ASPEK HK./DJUL (1-2)

30

Subjek hukum dibagi menjadi 2 macam, yaitu:

a.

Manusia (

Natuurlijk persoon

)

b.

Badan Hukum (

Recht persoon

)

(31)

Manusia (Natuurlijk person)

9/23/2013 ASPEK HK./DJUL (1-2)

31

 Menurut hukum bahwa setiap manusia itu merupakan orang, yang berarti

pembawa hak dan kewajiban (pendukung hak dan kewajiban) dan disebut subjek hukum (rechtsubyect/ subyetum juris).

 Pengertian secara yuridisnya ada dua alasan yang menyebutkan alasan

manusia sebagai subjek hukum yaitu:

a. Manusia mempunyai hak-hak subjektif, dan

b. Kewenangan hukum, dalam hal ini kewenangan hukum berarti,

kecakapan untuk menjadi subjek hukum, yaitu sebagai pendukung hak dan kewajiban.

(32)

Manusia (

Natuurlijk person

)

9/23/2013 ASPEK HK./DJUL (1-2)

32

 Pada dasarnya manusia mempunyai hak sejak dalam kendungan, hal ini

ada perkecualiannya seperti di pasal 2 KUH Perdata.

 Dan, berakhirnya seseorang sebagai pendukung hak dan kewajiban

apabila ia meninggal dunia. Artinya selama seseorang masih hidup selamaitu pula ia mempunyai kewenangan berhak. Ini diatur dalam pasal 3 KUH Perdata .

(33)

Badan hukum (

recht persoon

)

9/23/2013 ASPEK HK./DJUL (1-2)

33

 Badan hukum adalah subjek hukum ciptaan manusia pribadi berdasarkan

hukum yang diberi hak dan kewajiban seprti manusia pribadi (Abdulkadir Muhammad, 1990:29).

 Badan hukum adalah subjek hukum yang diciptakan oleh manusia

berdasarkan hukum dan diberi hak-hak dan kewajiban-kewajiban seperti manusia.

(34)

Teori-teori tentang badan hukum

9/23/2013 ASPEK HK./DJUL (1-2)

34

1.Teori Fictie

Menurut teori ini, badan hukum itu semata-mata buatan negara saja. Badan hukum itu hanyalah fiksi, yakni sesuatu yang sesungguhnya tidak ada, tetapi orang menghidupkannya dalam bayangan sebagai subyek hukum yang dapat melakukan perbuatan hukum seperti manusia.

Penganut teori ini adalahVon Savigny. 2.Teori Harta Kekayaan bertujuan

Menurut teori ini, hanya manusia saja yang dapat menjadi subyek hukum. Namun ada kekayaan yang bukan merupakan kekayaan seseorang, tetapi kekayaan itu terikat pada tujuan tertentu. Kekayaan yang tidak ada yang mempunyainya dan terkait kepada tujuan tertentu inilah yang diberi nama badan hukum.

(35)

Teori-teori tentang badan hukum

9/23/2013 ASPEK HK./DJUL (1-2)

35

3. Teori Organ

Badan hukum menurut teori ini bukan abstrak atau fiksi dan bukan kekayaan (hak) yang tidak bersubjek, tetapi badan hukum adalah suatu organisme yang riil, yang menjelma sungguh-sungguh dalam pergaulan hukum, yang dapat membentuk kemauan sendiri dengan perantara alat-alat yang ada padanya (pengurus, anggota-anggotanya) seperi manusia biasa.

(36)

Teori-teori tentang badan hukum

9/23/2013 ASPEK HK./DJUL (1-2)

36

4. Teori Propriete Collective

Menurut teori ini hak dan kewajiban badan hukum pada hakekatnya adalah hak dan kewajiban para anggota bersama-sama. Kekayaan hukum adalah kepunyaan bersama semua anggotanya. Orang-orang yang berhimpun tersebut merupakan satu kesatuan dan membentuk suatu pribadi yang dinamakan badan hukum. Oleh karena itu, badan hukum adalah suatu konstruksi yuridis saja. Pendukung ajaran ini adalah Star Busmann dan Kranenburg.

5.Teori KenyataanYuridis

Badan hukum merupakan suatu realita, konkrit, riil, walaupun tidak dapat diraba, bukan khayal, tetapi kenyataan yuridis. Teori ini menekankan bahwa hendaknya dalam mempersamakan badan hukum dengan manusia terbatas sampai bidang hukum saja.

(37)

Pembagian badan hukum

9/23/2013 ASPEK HK./DJUL (1-2)

37

 Menurut pasal 1653 BW, badan hukum dapat dibagi atas 3 macam, yaitu:

a. Badan hukum yang diadakan oleh Pemerintah/kekuasaan umum. Contoh: Bank-Bank yang didirikan oleh negara.

b. Badan hukum yang diakui oleh Pemerintah/kekuasaan umum. Contoh: Perseroan terbatas, Koperasi.

c. Badan hukum yang diperbolehkan atau untuk suatu tujuan tertentu yang bersifat ideal. Contoh: yayasa pendidikan, yayasan sosial, keagamaan.

(38)

Pembagian badan hukum

9/23/2013 ASPEK HK./DJUL (1-2)

38

 Dilihat dari wewenang hukum yang diberikan kepada badan hukum,

maka badan hukum dapat pula dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:

a. Badan hukum publik, yaitu badan hukum yang dibentuk oleh

pemerintha. Contoh: Negara RI, lembaga-lembaga negara.

b. Badan hukum privat, yaitu badan hukum yang dibentuk oleh

perseorangan atau swasta. Contoh: Perseroan terbatas, koperasi, yayasan.

(39)

9/23/2013 ASPEK HK./DJUL (1-2)

39

Referensi

Dokumen terkait

IL4SIL PENELITUNNEMIKIRAN DIPRESENTASIXAN TETAPI TIDAK DIIIUAT DAI}IM PROSIDING*. Judul Karva

Penetapan ini menjadi dasar bagi negara untuk menguasai semua bahan galian dengan sepenuh-penuhnya untuk kepentingan negara dan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Dasar

Kegiata iatan n Study Tour to Study Tour to  Bandung ini berupa observasi benda langit yang akan   Bandung ini berupa observasi benda langit yang akan dilakukan di

Adapun lampu yang digunakan untuk melakukan pensterilan adalah digunakan lampu dengan daya sebesar (4 watt UV ultraviolet kuman cahaya lampu UV bulb Germicidal)

a) Masalah itu menunjukkan suatu kesenjangan antara teori dan fakta empirik yang dirasakan dalam proses pembelajaran. b) Masalah tersebut memungkinkan untuk dicari dan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi komposisi pati dalam beras analog ubi ungu, maka kandungan amilosa meningkat, tekstur beras semakin keras dan tidak

[r]

Perawat komunitas harus bekerja sama dengan pelayanan rumah sakit atau anggota tim kesehatan yg lain untuk mencapai tahap kesehatan keluarga yang optimalb. Membantu klg dlm