HUBUNGAN HUKUM DAN BISNIS,
SUMBER HUKUM BISNIS DAN
SUBJEK HUKUM
9/23/2013 ASPEK HK./DJUL (1-2)
1
PENGERTIAN HUKUM
Manusia adalah mahluk sosial. Di mana ada masyarakat,
di sana ada hukum (Ubi Societas Ubi Ius).
Hukum : aturan-aturan perilaku yang dapat
diberlakukan/diterapkan untuk mengatur hubungan hubungan antar manusia dan antara manusia dan masyarakatnya.
PENGERTIAN HUKUM
ALIRAN LEGISME
Hukum identik dengan undang-undang, yaitu peraturan tertulis yang dibuat oleh badan atau pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditentukan untuk pembuatan peraturan yang sudah ditetapkan terlebih dahulu dan dirumuskan dalam bentuk yang telah ditentukan untuk itu.
ALIRAN HUKUM BEBAS
undang tidak pernah lengkap, oleh karenanya
undang-undang bukan satu-satunya sumber hukum, jika perlu hakim dapat menyimpangi undang-undang untuk mewujudkan keadilan
ALIRAN HUKUM MODERN
Hukum terbentuk dari berbagai cara. Pertama dari pembuat undang-undang, penerapan undang-undang menurut penafsiran, hakim harus mengisi kekosongan hukum, di samping undang-undang hukum
terbentuk melalui kebiasaan.
Hukum sebagai keputusan penguasa: yakni hasil proses diskresi yang menyangkut keputusan-keputusan untuk perbuatan tertentu dalam lingkungan ketatanegaraan
Hukum sebagai sikap tindak yang ajeg atau perikelakuan
yang ’teratur’: yakni perikelakuan yang diulang-ulang
dengan cara yang sama, yang bertujuan untuk mencapai kedamaian dan keadilan
Hukum sebagai jalinan nilai-nilai: yakni jalinan dari
konsepsi-konsepsi abstrak tentang apa yang dianggap baik dan buruk (kaitannya moral)
PENGERTIAN HUKUM
DILIHAT DARI WAKTU, HUKUM DIBEDAKAN MENJADI:
IUS CONSTITUTUM
IUS CONTITUENDUM
DARI BENTUKNYA, HUKUM DIBEDAKAN MENJADI:
HUKUM TERTULIS
HUKUM TIDAK TERTULIS
• Dikodifikasikan
TUJUAN HUKUM
BEBERAPA TEORI TENTANG TUJUAN HUKUM
TEORI ETIS
Tujuan hukum semata-mata keadilan. Hukum bertujuan mewujudkan keadilan.
TEORI UTILITIES (ENDAEMONITIS)
hukum ingin menjamin kebahagiaan terbesar bagi manusia dalam jumlah sebanyak-banyaknya (the greatest good of greatest
number)-Jeremy Bentham
TEORI CAMPURAN
Tujuan pokok dari hukum adalah ketertiban. Kebutuhan akan
ketertiban ini syarat pokok bagi suatu masyarakat yang teratur. Di samping itu tujuan lain dari hukum adalah tercapainya keadilan yang berbeda-beda isi dan ukurannya menurut masyarakat dan jamannya.
FUNGSI HUKUM
Menjamin ketertiban dan keteraturan
Kontrol sosial
Penyelesaisn sengketa
Sarana pembaharuan masyarakat
dll
PENGGOLONGAN HUKUM HUKUM PRIVAT HUKUM PUBLIK HUKUM KHUSUS HUKUM PERDATA HUKUM DAGANG
HUKUM TATA NEGARA
HUKUM TATA USAHA NEGARA HUKUM PIDANA
HUKUM ACARA
HUKUM EKONOMI HUKUM PAJAK
SUMBER HUKUM
Sumber Hukum Materiil
merupakan faktor yang membantu pembentukan
hukum, antara lain : kekuatan politik, situasi
sosial ekonomi dsb.
Sumber Hukum Formil
Undang-undang, Kebiasaan, Traktat,
Yurisprudensi
SUMBER HUKUM
UNDANG-UNDANG KEBIASAAN TRAKTAT YURISPRUDENSI DOKTRIN PENEMUAN HUKUMSUMBER HUKUM CIVIL LAW / EROPA KONTINENTAL Peraturan (regel)
Pengertian Hukum Bisnis
HUKUM:
Aturan-aturan perilaku yang dapat diberlakukan/diterapkan untuk mengatur hubungan-hubungan antar manusia dan antara manusia
dan
masyarakatnya.
Jadi hukum diciptakan:
Menjamin stabilitas sosial: mengatur perilaku tertentu.
Menjamin ketentraman (security): warga masyarakat dalam mewujudkan tujuan-tujuan hidupnya.
Pengertian Hukum Bisnis
Perangkat aturan-aturan perilaku yang dianggap
paling dapat menjamin sistem perdagangan itu adalah aturan-aturan hukum yang secara
sederhana dapat dipahami sebagai:
KERANGKA DASAR HUKUM BISNIS
Hukum Bisnis adalah seperangkat kaidah-kaidah
hukum yang diadakan untuk mengatur dan
menyelesaikan persoalan-persoalan dalam
aktivitas antas manusia di bidang perdagangan (dalam arti trade and commerce).
Unsur terpenting dalam dalam aktivitas itu adalah persetujuan bisnis/perdagangan di antara para
pelaku bisnis (pengusaha,
perusahaan-perusahaan, bank, konsumen dsb) mengenai
pelbagai transaksi bisnis (produksi, transportasi, penjualan/distribusi dan bahkan konsumsi).
KERANGKA DASAR HUKUM BISNIS
Masyarakat membutuhkan aturan-aturan hukum
yang memungkinkan para anggotanya untuk
membuat dan melaksanakan
persetujuan-persetujuan bisnis itu.
Aturan-aturan hukum dibutuhkan karena:
Pihak-pihak yang terlibat dalam persetujuan bisnis itu membutuhkan sesuatu yang lebih kuat dari sekedar janji yang beritikad baik dari masing-masing pihak dan saling kepercayaan di antara mereka untuk melaksanakan isi persetujuan;
Adanya kebutuhan untuk menciptakan upaya-upaya hukum yang dapat digunakan seandainya salah satu pihak tidak melaksanakan kewajibannya atau tidak memenuhi janjinya.
PENERAPAN HUKUM
Bagaimana penerapan hukum dalam kegiatan
bisnis?
S
ubjek hukum pelaku bisnis
P
eristiwa hukum yang dilakukan oleh pelaku
bisnis
O
byek hukum dari suatu kegiatan bisnis
K
eterangan dari suatu kegiatan bisnis, yaitu :
akibat hukum, pilihan hukum
Hal tersebut juga harus diperhatikan dalam
bisnis pada teknologi informasi.
HARAPAN DUNIA BISNIS PADA HUKUM
9/23/2013 ASPEK HK./DJUL (1-2)
16
MENCIPTAKAN KEPASTIAN & STABILITAS
MENDUKUNG EFISIENSI DAN PRODUKTIFITAS
(DOUGLASS NORTH)
RESPONSIF (NONET DAN SELZNICK)
VELOCITY
/PERCEPATAN (BILL GATES)
MENGANDUNG DAYA PREDIKBILITAS
MENYELESAIKAN SENGKETA SECARA EFEKTIF,
EFISIEN, DAN MENGHASILKAN PUTUSAN YG BISA
DITERIMA SEMUA PIHAK (MENDISTRIBUSIKAN
KEADILAN) (ADAM SMITH)
MAX WEBER
9/23/2013 ASPEK HK./DJUL (1-2)
17
PENDEKATAN HUKUM RASIONAL FORMAL
HUKUM DIKATAKAN MENUNJANG EKONOMI PASAR
KALAU SUBSTANSI HUKUM TERSEBUT SESUAI YANG
DIINGINKAN DI DALAM EKONOMI PASAR SEKALIGUS
MAMPU MENDATANGKAN EFISIENSI DAN KEADILAN
POLITIK HK BISNIS INDONESIA
9/23/2013 ASPEK HK./DJUL (1-2)
18
MENGACU PADA PASAL 33 UUD 45
1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama bdr atas asas kekeluargaan. 2. Cabang-cabang produksi yg penting bagi negara dan yg menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh negara.
3. Bumi dan air dan kekayaan alam yg terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
4. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan,
berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional (hasil amandemen keempat).
5. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-undang (hasil amandemen keempat).
MATA KULIAH HUKUM EKONOMI
9/23/2013 ASPEK HK./DJUL (1-2)
19
PERANAN HUKUM DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA & ARBITRASE HUKUM KONTRAK
HUKUM KONSUMEN
HKI (HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL) HUKUM PERBANKAN
HUKUM PASAR MODAL
HUKUM PERLINDUNGAN KONSUMEN HUKUM INVESTASI
HUKUM LEMBAGA PEMBIAYAAN HUKUM BADAN USAHA
HUKUM KEPAILITAN HUKUM INVESTASI
HUKUM BISNIS TATARAN INTERNASIONAL
9/23/2013 ASPEK HK./DJUL (1-2)
20
WTO (
The World Trade Organization
)
1 Januari 1995 – UU No.7 Tahun 1994
GATS (
General Agreement Trade Services
)
TRIPs (Trade Related Aspects of Intellectual Property
Rights)
TRIMs (Trade Related Investment Measures)
Indonesia Harus Menyesuaikan semua peraturan
perundang-undangannya pada ketentuan2 tersebut
Peranan Hk Menunjang Keberhasilan Pemb. Ekonomi
9/23/2013 ASPEK HK./DJUL (1-2)
21
Materi Hukum Bisnis yang responsif, tegas, dan
predictable
Aparat (eksekutif, legislatif, yudikatif) yg profesional,
impartial dan kredibel.
Budaya Hukum Masyarakat yang kondusif.
Komitmen kuat dari Presiden menjadikan hukum sbg
landasan dan mercusuar pembangunan ekonomi.
NB:
Adam Smith: Tiga syarat utama menjadikan negara
makmur (Pajak Kondusif; Stabilitas Keamanan; Hukum
yg Kredibel)
AGAR HUKUM BISA EFEKTIF
9/23/2013 ASPEK HK./DJUL (1-2)
22
Aturan Harus Dikomunikasikan Kepada SubyekYang
Diaturnya
SubyekYang Diatur Mempunyai Kemampuan Untuk
Melaksanakan AturanTersebut
Subyek itu Harus Mempunyai Motivasi Untuk Melaksanakan
BEBERAPA UNDANG-UNDANG BIDANG BISNIS
9/23/2013 ASPEK HK./DJUL (1-2)
23
• ATURAN YANG MEMBERI LANDASAN HUKUM KEBERADAAN
LEMBAGA-LEMBAGA YANG MEWADAHI PARA PELAKU BISNIS DLM
MENJALANKAN AKTIFITASNYA.
• UU NO.17 TAHUN 2002 Tentang PERKOPERASIAN
• UU No.2 Tahun 1992 Tentang USAHA PERASURANSIAN • UU N0.40 TAHUN 2008 Tentang PERSEROAN TERBATAS • UU No 10 Tahun 1998 Tentang PERBANKAN
• UU No. 3 Tahun 2004 Tentang BANK INDONESIA
• UU No.16 Tahun 2001 TentangYAYASAN (diperbarui UU No.28
Th 2004)
• UU No. 19 Tahun 2003 Tentang BUMN (BADAN USAHA MILIK
NEGARA)
9/23/2013 ASPEK HK./DJUL (1-2)
24
ATURAN YANG MEMBERI LANDASAN HUKUM DALAM MENGATUR PERILAKU
PELAKU BISNIS DALAM MENJALANKAN AKTIFITAS
UU No.3 Tahun 1982 Tentang WAJIB DAFTAR PERUSAHAAN UU No. 5 Tahun 1984 Tentang PERINDUSTRIAN
UU NO. Tahun 1992 Tentang PENERBANGAN UU.No.8 Tahun 1995 Tentang PASAR MODAL
UU No. 23 Tahun 1997 Tentang PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP UU No. 24 Tahun 1997 Tentang PENYIARAN
UU No.32 Tahun 1997 Tentang PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI UU No. 5 Tahun 1999 Tentang LARANGAN PRAKTEK MONOPOLI DAN
PERSAINGAN TIDAK SEHAT.
UU No.8 Tahun 1999 Tentang PERLINDUNGAN KONSUMEN
UU No.24 Tahun 1999 Tentang LALU LINTAS DEVISA DAN SISTEM NILAI TUKAR UU No.18 Tahun 1999 Tentang JASA KONSTRUKSI
UU No.9 Tahun 1999 Tentang PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA
KOMODITI.
9/23/2013 ASPEK HK./DJUL (1-2)
25
• UU No.29 Tahun 2000 Tentang PERLINDUNGAN VARIETAS
TANAMAN
UU No. 30 Tahun 2000 Tentang RAHASIA DAGANG
UU No. 31 Tahun 2000Tentang DESAIN INDUSTRI
UU No.32 Tahun 2000 Tentang DESAIN TATA LETAK SIRKUIT
TERPADU.
UU No. 14 Tahun 2001 Tentang PATEN
UU No. 15 tahun 2001 Tentang MEREK
UU No.19 Tahun2002 Tentang HAK CIPTA
UU No. 22 Tahun 2001 Tentang MINYAK DAN GAS BUMI
UU No.15 Tahun 2002 Tentang TINDAK PIDANA PENCUCIAN
UANG
UU No. 17 Tahun 2003 Tentang KEUANGAN NEGARA
UU No.21 Tahun 2003 Tentang PENGESAHAN KONVENSI ILO
NO.81 MENGENAI PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN DLM INDUSTRI DAN PERDAGANGAN
9/23/2013 ASPEK HK./DJUL (1-2)
26
UU No.19 Tahun 2004 Tentang KEHUTANAN (UU
No.41/1999-Perpu No.1/2004-judicial review di MK larangan penambangan di hutan lindung tdk dikabulkan)
UU No. 24 Tahun 2004 Tentang LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN
UU No.37 Tahun 2004 Tentang KEPAILITAN DAN PENUNDAAN
KEWAJIBAN PEMBAYARAN UTANG (No. 4 Tahun 1998)
UU No. 17 Tahun 2006 Tentang KEPABEANAN
UU No. 25Tahun 2007 Tentang PENANAMAN MODAL
UU No. 39 Tahun 2007 Tentang CUKAI
UU NO..19 Tahun 2008 Tentang SURAT BERHARGA SYARIAH
NEGARA
UU. No.1 TH 2009 Tentang Penerbangan
UU.No.4 TH 2009 Tentang Pertambangan Mineral dan Batubara
UU.No.5 TH 2009 Tentang Pengesahan United Nations Convention Againts
Transnational Organized Crime
9/23/2013 ASPEK HK./DJUL (1-2)
27
ATURAN YANG MENGATUR KEBERADAAN MEKANISME
PENYELESAIAN SENGKETA.
UU No. 5 Tahun 2004 Tentang MAHKAMAH AGUNG
UU No. 4 Tahun 2004 KEKUASAAN KEHAKIMAN
UU No.30 Tahun 1999 Tentang ARBITRASE DAN ALTERNATIF
PENYELESAIAN SENGKETA
UU No.2 Tahun 2004 Tentang PENYELESAIAN PERSELISIAN
HUBUNGAN INDUSTRIAL
UU No.14 Tahun 2002 Tentang PENGADILAN PAJAK.
UU NO.3 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua UU No. 14 Tahun
SUBJEK HUKUM
9/23/2013 ASPEK HK./DJUL (1-2)
Definisi dari subjek hukum
9/23/2013 ASPEK HK./DJUL (1-2)
29
Subjek hukum atau persoon adalah siapa saja yang dapat menjadi
pendukung hak-hak dan kewajiban-kewajiban hukum (J. Satrio, 1999: 13).
Menurut Utrecht bahwa yang dimaksud dengan subyek hukum (persoon)
ialah suatu pendukung hak, yaitu manusia atau badan yang menurut hukum berkuasa (berwenang) menjadi pendukung hak. Suatu subyek hukum mempunyai kekuasaan untuk mendukung hak (rechtsvoegdheid).
Subjek Hukum adalah Segala sesuatu yang pada dasarnya memiliki hak
Pembagian subjek hukum
9/23/2013 ASPEK HK./DJUL (1-2)
30
Subjek hukum dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
a.
Manusia (
Natuurlijk persoon
)
b.
Badan Hukum (
Recht persoon
)
Manusia (Natuurlijk person)
9/23/2013 ASPEK HK./DJUL (1-2)
31
Menurut hukum bahwa setiap manusia itu merupakan orang, yang berarti
pembawa hak dan kewajiban (pendukung hak dan kewajiban) dan disebut subjek hukum (rechtsubyect/ subyetum juris).
Pengertian secara yuridisnya ada dua alasan yang menyebutkan alasan
manusia sebagai subjek hukum yaitu:
a. Manusia mempunyai hak-hak subjektif, dan
b. Kewenangan hukum, dalam hal ini kewenangan hukum berarti,
kecakapan untuk menjadi subjek hukum, yaitu sebagai pendukung hak dan kewajiban.
Manusia (
Natuurlijk person
)
9/23/2013 ASPEK HK./DJUL (1-2)
32
Pada dasarnya manusia mempunyai hak sejak dalam kendungan, hal ini
ada perkecualiannya seperti di pasal 2 KUH Perdata.
Dan, berakhirnya seseorang sebagai pendukung hak dan kewajiban
apabila ia meninggal dunia. Artinya selama seseorang masih hidup selamaitu pula ia mempunyai kewenangan berhak. Ini diatur dalam pasal 3 KUH Perdata .
Badan hukum (
recht persoon
)
9/23/2013 ASPEK HK./DJUL (1-2)
33
Badan hukum adalah subjek hukum ciptaan manusia pribadi berdasarkan
hukum yang diberi hak dan kewajiban seprti manusia pribadi (Abdulkadir Muhammad, 1990:29).
Badan hukum adalah subjek hukum yang diciptakan oleh manusia
berdasarkan hukum dan diberi hak-hak dan kewajiban-kewajiban seperti manusia.
Teori-teori tentang badan hukum
9/23/2013 ASPEK HK./DJUL (1-2)
34
1.Teori Fictie
Menurut teori ini, badan hukum itu semata-mata buatan negara saja. Badan hukum itu hanyalah fiksi, yakni sesuatu yang sesungguhnya tidak ada, tetapi orang menghidupkannya dalam bayangan sebagai subyek hukum yang dapat melakukan perbuatan hukum seperti manusia.
Penganut teori ini adalahVon Savigny. 2.Teori Harta Kekayaan bertujuan
Menurut teori ini, hanya manusia saja yang dapat menjadi subyek hukum. Namun ada kekayaan yang bukan merupakan kekayaan seseorang, tetapi kekayaan itu terikat pada tujuan tertentu. Kekayaan yang tidak ada yang mempunyainya dan terkait kepada tujuan tertentu inilah yang diberi nama badan hukum.
Teori-teori tentang badan hukum
9/23/2013 ASPEK HK./DJUL (1-2)
35
3. Teori Organ
Badan hukum menurut teori ini bukan abstrak atau fiksi dan bukan kekayaan (hak) yang tidak bersubjek, tetapi badan hukum adalah suatu organisme yang riil, yang menjelma sungguh-sungguh dalam pergaulan hukum, yang dapat membentuk kemauan sendiri dengan perantara alat-alat yang ada padanya (pengurus, anggota-anggotanya) seperi manusia biasa.
Teori-teori tentang badan hukum
9/23/2013 ASPEK HK./DJUL (1-2)
36
4. Teori Propriete Collective
Menurut teori ini hak dan kewajiban badan hukum pada hakekatnya adalah hak dan kewajiban para anggota bersama-sama. Kekayaan hukum adalah kepunyaan bersama semua anggotanya. Orang-orang yang berhimpun tersebut merupakan satu kesatuan dan membentuk suatu pribadi yang dinamakan badan hukum. Oleh karena itu, badan hukum adalah suatu konstruksi yuridis saja. Pendukung ajaran ini adalah Star Busmann dan Kranenburg.
5.Teori KenyataanYuridis
Badan hukum merupakan suatu realita, konkrit, riil, walaupun tidak dapat diraba, bukan khayal, tetapi kenyataan yuridis. Teori ini menekankan bahwa hendaknya dalam mempersamakan badan hukum dengan manusia terbatas sampai bidang hukum saja.
Pembagian badan hukum
9/23/2013 ASPEK HK./DJUL (1-2)
37
Menurut pasal 1653 BW, badan hukum dapat dibagi atas 3 macam, yaitu:
a. Badan hukum yang diadakan oleh Pemerintah/kekuasaan umum. Contoh: Bank-Bank yang didirikan oleh negara.
b. Badan hukum yang diakui oleh Pemerintah/kekuasaan umum. Contoh: Perseroan terbatas, Koperasi.
c. Badan hukum yang diperbolehkan atau untuk suatu tujuan tertentu yang bersifat ideal. Contoh: yayasa pendidikan, yayasan sosial, keagamaan.
Pembagian badan hukum
9/23/2013 ASPEK HK./DJUL (1-2)
38
Dilihat dari wewenang hukum yang diberikan kepada badan hukum,
maka badan hukum dapat pula dibedakan menjadi 2 macam, yaitu:
a. Badan hukum publik, yaitu badan hukum yang dibentuk oleh
pemerintha. Contoh: Negara RI, lembaga-lembaga negara.
b. Badan hukum privat, yaitu badan hukum yang dibentuk oleh
perseorangan atau swasta. Contoh: Perseroan terbatas, koperasi, yayasan.
9/23/2013 ASPEK HK./DJUL (1-2)
39