• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS EKSPRESI KLON GEN CVPD r DALAM SEL Escherichia coli A.A. Putu Sri Mahayani UNTAG Surabaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS EKSPRESI KLON GEN CVPD r DALAM SEL Escherichia coli A.A. Putu Sri Mahayani UNTAG Surabaya"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS EKSPRESI KLON GEN CVPD

r

DALAM SEL Escherichia coli

A.A. Putu Sri Mahayani

UNTAG Surabaya

aap.srimahayani@gmail.com

ABSTRACT

The effort to control CVPD was done, but it did not fulfil the expectation

properly. One of the new approach to control the CVPD plant diseases were

genetics approach expedient i.e. by isolating and resistant gene cloning or

resistant against CVPD.

Jeruk kingkit was far family of citrus plant which was resistant to CVPD.

One of genetics transformation technique by Agrobacterium vector , have been

isolated and cloned from DNA fragments successfully that were contain genes for

resistance against CVPD disease (CVPD

r

gene) from Triphasia trifolia (Jeruk

kingkit). Those DNA fragments were cloned in plasmid of pUC18 vector and were

cared in the Escherichia coli JM109 cell, so that this research aims to detect

CVPD

r

gene expression in the Escherichia coli JM109 cell, to compare CVPD

r

gene

expression in the Escherichia coli JM109 cell with proteins which were isolated

from T. trifolia and Siamese citrus.

The bacteria were cultivated at liquid LB medium by adding agarose gel

1.5 g that contain ampicillin 100 ppm, and those bacteria were cultured at

agarose gel LB medium that contain ampicillin 100 ppm. Colonies of growth

bacterium were taken to be isolated their plasmids with the DNA agarose gel

electrophoresis 1%. Obtainable DNA were cut by restriction enzymes endonuclease

EcoRI and BamHI. Bacteria proteins were compared with the citrus plan proteins.

Protein molecules which were yield from CVPD

r

gene cloning in the Escherichia

coli JM109more or less 17 kDa its large. The similar large molecules exist at the

sample proteins which were isolated from T. trifolia (Jeruk kingkit) .

Kata kunci: Bakteri Escherichia coli JM109, CVPD, Jeruk kingkit., T. trifolia.

PENDAHULUAN

Di Indonesia penyakit yang menimbulkan kerusakan dan kerugian tanaman jeruk yang paling penting

adalah CVPD (Setiawan dan

Trisnawati, 1999).

CVPD (Citrus Vein Phloem

Degeneration) merupakan penyakit

terpenting dan penyebab utama

kehilangan hasil perkebunan jeruk di hampir semua negara terutama Asia dan Afrika. CVPD disebabkan oleh bakteri gram negatif Liberobacter

asiaticum yang ditularkan serangga

vektor Diaphorina citri (Subandiyah, 2001) .

Gejala khas CVPD adalah daun terlihat menguning dengan tulang-tulang daun menjadi lebih hijau. Daun tidak dapat berkembang dengan baik sehingga daun menjadi lebih kecil, buah menjadi kecil-kecil, keras, dan kulitnya menjadi menguning. Daun

tanaman yang terserang CVPD

mengalami klorosis dengan gejala menyerupai defisiensi unsur nitrogen, seng, mangan dan zat besi (Setiawan dan Trisnawati, 1999).

Penyebab penyakit CVPD

awalnya diperkirakan adalah virus.

(2)

penguasaan ilmu dan teknologi serta

penelitian lebih lanjut tentang

penyebab penyakit CVPD, diketahui

bahwa penyebab penyakit CVPD

adalah bakteri (Sandrine et al., 1996). Berdasarkan analogi terhadap MLO, penyebab CVPD disebut BLO (bacterium like organism) atau GO (greening organism) (Nakashima et

al., 1996).

Kondisi lingkungan pertanaman jeruk di Indonesia yang beragam, diduga dapat menyebabkan mutasi dan variasi genetik pada bakteri CVPD, karena mutasi dan variasi genetik pada makhluk hidup dapat

dipengaruhi lingkungan (Gardner,

1991), sehingga pengendalian CVPD

dilakukan terhadap vektor dan

patogen. Pengendalian vektor

dilakukan dengan menggunakan

insektisida dan pengendalian hayati. Pengendalian patogen pada pohon terinfeksi dilakukan dengan injeksi tanaman dengan antibiotik seperti tetrasiklin hidroklorida, pemotongan

bagian tanaman bergejala,

pembongkaran tanaman sakit dan menggantinya dengan tanaman sehat (Da Graca, 1991).

Semua tanaman jeruk budidaya rentan terhadap serangan penyakit CVPD. Berbagai usaha pengendalian telah dilakukan tetapi belum memberi harapan yang memadai, salah satu

pendekatan baru dalam usaha

pengendalian penyakit CVPD adalah upaya pendekatan secara genetik

yaitu dengan mengisolasi dan

mengklon gen ketahanan terhadap CVPD (Wirawan & Subandiyah, 2000). Fragmen DNA tersebut diklon dalam plasmid vektor pUC18 dan dipelihara dalam sel E. coli JM109. Klon plasmid rekombinan itu disebut pWR27 (Wirawan et al., 1998).

Jeruk kinkit (Triphasia trifolia) berasal dari Cina. Di Indonesia di tanam di pekarangan mempunyai daun majemuk ganda tiga, anak daun

berbentuk bulat telur, tepinya

beringgit, pada ketiak daun terdapat duri lurus, agak panjang, bunga

berwarna putih berbau harum. Buah buni, berongga tiga masing-masing berisi satu biji pipih (Anonim, 1988).

Hasil penelitian Wirawan &

Subandiyah (2000) menunjukkan

bahwa tanaman jeruk kinkit

menunjukkan tanda potensial sebagai

tanaman yang tahan terhadap

serangan penyakit CVPD, sedangkan jeruk siam tidak tahan CVPD.

Beberapa jenis tanaman daun jeruk terserang CVPD dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Beberapa Jenis Daun Jeruk

a. Daun jeruk s iam ters era ng C VPD (s akit)

b . Daun jer uk s ia m tid a k

ters erang C VPD (s ehat) c. Daun jeruk kink it

Bakteri Escherichia coli

digunakan dalam kloning sebagai

organisme inang untuk rekombinan molekul DNA. Salah satu langkah

dalam kloning adalah pemulihan

vektor. Vektor adalah wahana dimana DNA asing dipindahkan ke organisme inang baru dan dapat diekspresikan dari DNA asing di dalam inang baru (Brown, 1991).

Molekul DNA sel E. coli hampir 1000 kali lebih panjang dari selnya sendiri dan karenanya harus betul-betul berlipat untuk dapat masuk ke dalam badan inti yang biasanya berukuran 1 mm. Dinding luar sel E.

coli dilapisi oleh selongsong atau

kapsul yang terbentuk dari senyawa berlendir (Sambrook et al., 2001).

Bakteri E. coli biasanya hidup pada usus pencernaan manusia dan

hewan berdarah panas.

Pertumbuhannya membutuhkan zat makanan berupa unsur bahan organik seperti karbon, hidrogen, nitrogen,

(3)

fosfor, belerang, oksigen, ion anorganik seperti kalium, natrium, besi, magnesium, kalsium klorida, dan vitamin. Kebutuhan gizi dan

sumber-sumber energi metabolik pada

berbagai bakteri sangat beragam. Bakteri yang sedang tumbuh salah satu unsur tersebut harus ada. Ciri khas bakteri E. coli antara lain kemampuan perlekatan pada sel inang dan invasi sel pada jaringan inang (Jawetz et al., 1996).

Faktor pertumbuhan adalah

suatu senyawa organik yang harus ada dalam sel supaya sel tersebut dapat

tumbuh, tetapi sel tidak dapat

mensintesisnya. Faktor-faktor yang

harus diperhatikan selama

pertumbuhan bakteri E. coli adalah zat makanan, pH, suhu, udara, serta adanya ion-ion anorganik (Sambrook

et al., 2001).

Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian

MATERI DAN METODA

Penelitian ini nenggunakan

metode survei dan test yang

dilakukan terhadap obyek dan

penelitian. Adapun rancangan

prosedurnya dibuat sebagai berikut ini :

1. Pengambilan sample terhadap daun jeruk kinkit dan daun jeruk siam.

2. Dilakukan uji di labolatrium bioteknologi pertanian jurusan hama dan penyakit tumbuhan fakultas pertanian universitas Udayana Denpasar .

3. Dari hasil labolatrium kita

dapat mengetahui bahwa daun jeruk kinkit tahan terhadap serangan CVPD

PEMBAHASAN Pembiakan Bakteri

Hasil pembiakan bakteri E.

coli JM109 yang membawa gen CVPDr

yang diklon pada pUC18 (pWR27) dan

pUC18 yang dipelihara pada sel E. coli

JM109 dapat terlihat dengan

tumbuhnya koloni pada media LB agar yang mengandung 100 ppm ampicillin.

Koloni-koloni yang tumbuh

merupakan gen CVPDr yang diklon

pada pUC18 dalam sel E. coli JM109 (pWR27). Bakteri tersebut membawa plasmid yang menyandi gen tahan

terhadap ampicillin. Koloni-koloni

yang tumbuh merupakan pUC18 yang

dipelihara pada sel E. coli JM109.

pUC18 merupakan vektor kloning

membawa paling sedikit satu gen yang

memberikan resistensi terhadap

ampicillin pada sel tuan rumah dan seleksi untuk transformasi dengan menanam sel pada medium agar yang mengandung ampicillin (Brown, 1991). Bakteri dapat ditumbuhkan

tanpa banyak kesulitan karena

campuran nutrien penting yang

seimbang pada konsentrasi yang tepat dan penggunaan antibiotik yang sesuai

(4)

tumbuh. Bakteri E. coli adalah bakteri

berbentuk batang dengan ukuran

panjang 1 – 3 mm serta lebar 0,4 – 0,7 mm, bersifat gram negatif, tidak

berkapsul, dapat bergerak aktif

karena mempunyai flagela peritrik,

bersifat aerob. Suhu untuk

pertumbuhan berkisar 40C-460C

dengan suhu optimum 370C.

Sedangkan pH optimum untuk

pertumbuhan adalah 7,0 – 7,5

(minimum 4,0 dan maksimum 8,5). Bakteri E. coli relatif peka terhadap suhu dan pemanasan (Jawetz et al., 1996).

Isolasi DNA Plasmid Bakteri

Hasil isolasi DNA plasmid

bakteri E. coli JM109 yang

mengandung gen CVPDr yang diklon

pada pUC18 (pWR27) dan pUC18 yang

dipelihara pada sel E. coli JM109 dapat terlihat dengan terbentuknya pita DNA pada elektroforesis 1 % agarose.

Hal ini menunjukkan bahwa memisahnya kedua jenis DNA yaitu DNA plasmid dan DNA kromosom

bakteri yang besar jumlahnya

terdapat dalam sel. Plasmid yang paling besar ukurannya hanya 8%

ukuran kromosom E. coli dan

kebanyakan plasmid lebih kecil dari ukuran tersebut, oleh karena itu

pemecahan sel harus dilakukan

dengan pelan-pelan untuk mencegah

pemecahan DNA bakteri secara

menyeluruh (Brown, 1991).

Kebanyakan plasmid terdapat dalam bentuk molekul DNA berunting

rangkap. Kedua unting DNA

merupakan lingkaran utuh,

molekulnya digambarkan sebagai CCC (Covalenthy Closed Circular) DNA

yang berarti lingkaran tertutup

kovalen. Covalenthy Closed Circular DNA bila satu unting yang utuh molekulnya digambarkan sebagai OC DNA atau lingkaran terbuka (open

circles), sedangkan DNA kromosom

lebih longgar dan mempunyai ukuran yang

sangat panjang, sehingga mudah

dipisahkan sewaktu isolasi.

Covalenthy Closed Circular (CCC) DNA

yang mempunyai struktur terteir yang tahan terhadap denaturasi maka utas tunggal akan melekat bersama lebih erat, sehingga berasosiasi kembali

lebih cepat sehingga mudah

terdenaturasi, oleh karena itu bila

denaturasi diterapkan maka DNA

kromosom akan terdenaturasi dan berpresipitasi sehingga DNA plasmid akan tetap utuh (Sambrook et al., 2001).

Pemotongan DNA Plasmid dengan Enzim Endonuklease Restriksi

Hasil pemotongan DNA

plasmid bakteri E. coli JM109 yang

mengandung gen CVPDr yang diklon

pada pUC18 (pWR27) dan pUC18 yang dipelihara pada sel E. coli JM109 dengan enzim endonuklease restriksi

Pemberian enzim endonuklease

restriksi untuk memotong DNA

menjadi fragmen-fragmen dengan

panjang yang berbeda-beda. Enzim

endonuklease restriksi akan

menempati suatu molekul DNA dan bergeser sepanjang heliks DNA hingga

mengenali urutan pasangan basa

spesifik untuk berhenti bergeser,

kemudian enzim endonuklease

restriksi akan memotong DNA pada

urutan pasangan basa spesifik.

Tempat urutan pasangan basa spesifik

ini disebut juga situs restriksi.

Pemotongan DNA dengan enzim

endonuklease restriksi mengenal

urutan spesifik pada molekul DNA yang dipotong. Enzim Eco RI yang disintesis oleh E. coli mempunyai urutan pengenal GAATTC. Enzim Bam

HI yang disintesis oleh Bacillus

amynololique faciens mempunyai urutan pengenal GGATCC. Ujung-ujung hasil pemotongan dengan enzim endonuklease restriksi Eco RI dan Bam HI . Ujung-ujung Pemotongan Enzim Eco RI dan Bam HI

Pemotongan molekul DNA

dengan tepat perlu pada

pembentukan DNA rekombinan

(kloning gen). Vektor dipotong posisi tunggal untuk membuka lingkaran

(5)

sehingga molekul DNA baru dapat diinsersikan. Vektor harus dipotong

pada posisi yang sama sebab

pemotongan secara random tidak memuaskan DNA pUC18 (Sambrook et

al., 2001).

Tempat pemotongan enzim

restriksi pada molekul DNA,

meninggalkan bekasnya berupa

tonjolan ujung 5’. Ujung-ujung ini dapat mengadakan ikatan hidrogen dengan ujung DNA lainnya yang dipotong oleh enzim yang sama.

Potongan enzim restriksi atau

fragmen restriksi yang ujungnya tidak rata atau menonjol dinamakan ujung

lengket, tetapi ada pula enzim

endonuklease restriksi yang

memotong membentuk ujung tumpul (Brown, 1991). DNA pUC18 (Sambrook

et al., 2001)

Analisis Total Protein Bakteri

Analisis total protein bakteri

dilakukan dengan teknik

elektroforesis menggunakan gel

poliakrilamid sebagai pemisah. Gel

poliakrilamid dapat memisahkan

protein berdasarkan massanya.

Protein dalam gel dapat dilihat

setelah diwarnai dengan biru

coomassie yang ditandai oleh adanya pita. Hasil analisis protein bakteri E.

coli JM109 yang mengandung gen

CVPDr yang diklon pada pUC18

(pWR27) dan pUC18 yang dipelihara

pada sel E. coli JM109

Berdasarkan analisis protein

tersebut, dapat terlihat bahwa

protein khas terlihat lebih kurang 17

kDa yaitu pada CVPDr yang diklon

pada pUC18 dalam sel E. coli JM109 (pWR27 ,sedangkan pada pUC18 tidak terlihat adanya gen tahan CVPD

Hal ini disebabkan karena

bakteri patogen mempunyai

kemampuan perlekatan pada sel

kloning, dimana untuk pertumbuhan bakteri membutuhkan zat molekul berupa unsur bahan organik yaitu karbon, hidrogen, nitrogen, fosfor,

belerang, oksigen, ion anorganik

seperti kalium, natrium, besi,

magnesium, kalsium dan vitamin

(Jawetz et al., 1996).

Analisis Total Protein Bakteri dengan Total Protein Daun Jeruk Kinkit dan Jeruk Siam

Analisis total protein bakteri dengan total protein daun jeruk kinkit dan daun jeruk siam dilakukan dengan teknik elektroforesis menggunakan gel poliakrilamid sebagai pemisah. Gel

poliakrilamid dapat memisahkan

protein berdasarkan massanya.

Protein dalam gel dapat dilihat

setelah diwarnai dengan biru

coomassie yang ditandai oleh adanya pita. Hasil analisis protein bakteri dengan protein tanaman jeruk kinkit dan daun jeruk siam dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Analisis Total Protein Bakteri dengan Jeruk Kinkit dan Jeruk

Siam

Ket: M (Marker Protein) Lajur 1,2 pWR27 Lajur 3,4 Jeruk Kinkit, Lajur 5 jeruk siam sehat, Lajur 6,7 jeruk siam sakit. Tanda panah menunjukkan pita protein tahan CVPD.

Protein khas terdapat lebih kurang pada 17 kDa yang merupakan protein tahan terhadap CVPD yang

terdapat pada jeruk kinkit dan

pWR27. Hal ini disebabkan jeruk kinkit mempunyai ketahanan terhadap

CVPD. Perbedaan pembentukan

molekul protein tersebut

kemungkinan merupakan reaksi

molekuler tanaman, pada jeruk siam sehat maupun sakit tidak terlihat adanya pita lebih kurang pada 17 kDa sebab jeruk siam tidak memiliki

(6)

penyakit CVPD. Akibatnya protein

transpot ion sel tanaman akan

terganggu yang mengakibatkan sel tanaman kekurangan mineral atau unsur hara tertentu (Setiawan dan Trisnawati, 1999).

Jeruk siam yang terserang

CVPD agar protein dapat berfungsi

dengan baik maka protein yang

berperan sebagai protein transpot

akan mengikat senyawa spesifik.

Menurut Toha (2001) suatu senyawa yang akan ditranspot harus berikatan

terlebih dahulu dengan protein

transpot spesifik sehingga nantinya senyawa tersebut akan mampu dibawa melewati membran.

KESIMPULAN

1. Klon gen CVPDr dapat

diekspresikan dalam sel E. coli JM109.

2. Molekul protein yang dihasilkan

dari klon gen CVPDr dalam sel E.

coli JM109 mempunyai besar molekul lebih kurang 17 kDa.

3. Molekul protein dengan besar

molekul yang sama juga ditemukan pada sampel protein yang diisolasi dari jeruk kinkit.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 1988. Ensiklopedi Indonesia. PT. Ichtiar Baru – Van Hoeve Jakarta.

Brown, T.A.1991. Pengantar Kloning

Gen. Alih Bahasa : Soemiati,

A.M. Yayasan Essentia Medika. Yogyakarta.

Da Graca, J.V. 1991 Citrus greening

disease. Phytopathol 29 :

109-36. Departemen of Microbiology and Plant Pathology. University of Natal. Platermaritzburg south Africa.

Gardner, E.J 1991. Principles of Genetic. New York : John Wiley & Sons. Jawetz, E. J. L. Melnik, E. A. Adelberg,

G.F. Brooks, J. S. Butel , and L.

N. Omston. 1996 Medika

Microbiology. Edisi 20. Buku

Kedokteran EGC. Jakarta.

Setiawan, A. I. & Y. Trisnawati. 1999.

Peluang Usaha dan Pembudidayaan Jeruk Siem.

Penebar Swadaya. Jakarta. Sambrook, J., E. F. Miniatis, T. 2001.

Molecular Cloning. A

Laboratorium Manual. 3nd. ED.

Cold Spring Harbour Laboratory Press, New York.

Subandiyah, S. 2001. Bioteknologi untuk

identifikasi dan deteksi patogen tumbuhan. Makalah Seminar Regional VPFI Komda Jateng dan

DIY di Universitas Wangsa

Menggala, Yogyakarta. 3 Pebruari 2001.

Tjitrosoepomo, G. 1981. Taksonomi

Tumbuhan. Bhratara Karya Aksara. Jakarta.

Toha. A. A. H. 2001 Deoxyribo Nucleac

Acid. Keanekaragaman, Ekspresi, Rekayasa dan Efek Pemanfaatannya. Seri Biokimia.

Penerbit Alfabeta. Bandung. Wirawan, I. G. P. 1996. Molekular

Mechanism of Grown Gall Tumor Induction by

Agrobacterium Tumefaciens.

Graduate Course of Biochemical regulation, Graduate Scholl of

Agriculture Sciences Nagoya

University, Nagoya Japan.

Wirawan, I. G. P., N. Arya., S. Subandiyah. 1998. Isolasi Loci

Resisten terhadap CVPD dengan Metode Transformasi Menggunakan Agrobacterium

Tumefaciens. Laporan Riset

Unggulan Terpadu V. Kantor Menteri Negara Riset Teknologi. Dewan Riset Nasional. Jakarta. Wirawan, I. G. P., & S. Subandiyah. 2000.

Penelitian Aspek Biologi Molekul Penyakit CVPD Tanaman Jeruk. Seminar Sehari

Perhimpunan Fotopatologi

Gambar

Gambar 2. Kerangka Konsep  Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Oleh itu, perkhidmatan sosial dilihat sebagai satu sistem atau program yang dirancang oleh kerajaan untuk memperbaiki kesejahteraan individu dengan menjamin tahap kesejahteraan dan

Parameter ini diisi sesuai dengan Permendagri Nomor 113 tahun 2013. Dalam modul pelatihan ini menggunakan nama desa, kode rekening dan bidang kegiatan yang

Pendidikan nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan upaya untuk

Variabel yang menjadi prioritas perbaikan pada penelitian kali ini dengan evaluasi dari hasil metode IPA ( Importance Performance Analysis ) terhadap kinerja jasa

• Pada package location, klik browse locally dan pilih file .cspkg yang tergenerate ketika kita membuat Azure Project dari Eclipse..

Pada pelaksanaan Pemilukada putaran pertama ini kedelapan calon Kepala Daerah dan wakil Kepala Daerah tersebut tidak ada yang memperoleh suara lebih 30

Di samping pendidikan dan pembinaan yang dilakukan secara sengaja oleh guru agama dalam pembinaan anak didik, juga yang sangat penting dalam menentukan pula adalah, kepribadian,

Melalui kegiatan ini, diharapkan masyarakat Kelurahan Kalisegoro Kecamatan Gunungpati Kota Semarang, khususnya ibu rumah tangganya dapat meningkatkan kepedulian dalam