• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN ASPEK MAINTAINAIBILTY DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DALAM ORGANISASI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANAN ASPEK MAINTAINAIBILTY DALAM PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DALAM ORGANISASI"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

Tugas : Take Home Ujian Akhir Triwulan I Mata Kuliah : Sistem Informasi Manajemen Dosen : Dr.Ir .Arif Imam Suroso, Msc Batas Penyerahan : 17 Januari 2015

“PERANAN ASPEK MAINTAINAIBILTY DALAM

PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI DALAM

ORGANISASI”

Oleh:

SUNGGU SITUMORANG NIM.P056133672.52E

Dosen:

Dr. Ir. Arif Imam Suroso, MSc (Cs)

PROGRAM PASCASARJANA MANAJEMEN DAN BISNIS INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah berkat dan karunia serta pengetahuan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Peranan Aspek Maintainaibility Dalam Pengembangan Sistem Informasi Dalam Organisasi ”. Tugas makalah ini dibuat sebagai u j i a n akhir triwulan I untuk mata kuliah Sistem Informasi Manajemen, Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis, Institut Pertanian Bogor.

Adapun Tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui betapa pentingnya aspek maintainaibility agar sistem informasi yang dikembangkan dapat berjalan dengan baik sesuai dengan kebutuhan dari organisasi , sehingga identifikasi kesalahan dapat dengan mudah untuk diketahui lebih awal .

Dalam penulisan makalah ini ,penulis menyadari bahwa m aka la h ini masih jauh dari sempurna, sehingga saran dan kritik yang membangun terbuka bagi para pembaca.Dengan diharapkan hasil pembahasan yang kami sajikan dalam makalah ini d a p a t menjadi bahan informasi yang berguna bagi para pembaca.

Jakarta, Januari 2015

Penulis

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan ... 2

BAB II LANDASAN TEORI ... 3

2.1 Sistem Imformasi ... 3

2.2 Pengembangan Sistem Informasi ... 3

2.3 Maintainaibilty ... 8

BAB III PEMBAHASAN ... 12

3.1 Pengertin Maintainaibility ... 12

3.2 Maintainaibility Perangkat Lunak(Software) ... 12

3.3 Urgensi Maintainaibility Dalam Organisasi ... 14

3.4 Maintainaibility Selama Pengembangan ... 15

BAB IV PENUTUP ... 14

4.1 Kesimpulan ... 14

4.2 Saran ... 14

DAFTAR PUSTAKA ... 15

(4)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pengenbangan Sistem Informasi... 4

Gambar 2.2 Peranan Pokok Sistem Informasi Web... 6

Gambar 2.3 Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Availability... 8

Gambar 3.1 Software Maintenance... 14

Gambar 3.2 Karakteristik Perangkat Lunak ... 15

(5)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Defenisi Sistem Informasi ... 3 Tabel 2.2 Karakteristik Kualitas Perangkat Lunak... 5

(6)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam pengembangan sistem informasi dalam oranganisai atau perusahaan sangat memgharapkan sistem yang dikembangkan dapat berjalan dengan baik tanpa danya hambatan atau kerusakan sehingga proses bisnis organiasasi dapat berjalan dengan baik .Perkembangan Teknologi Informasi dalam sistem informasi Saat ini, organisasi-organisasi telah memadukan/ mengintegrasikan sistem-sistem mereka dengan mengikuti perkembangan informasi yang terus mengalir sehingga sistem-ssitem tersebut lebih fleksibel dalam mendukung kegiatan bisnis mereka.

Pada awal pengembangan perangkat lunak, para pembuat pogram (programmer) langsung melakukan pengkodean perangkat lunak tanpa menggunakan prosedur atau tahapan pengembangan perangkat lunak. Dan ditemuilah kendala- kendala seiring dengan perkembangan skala sistem-sistem perangkat yang semakin besar.

Pengujian perangkat lunak adalah elemen kritis dari jaminan kualitas perangkat lunak dan merepresentasikan kajian pokok dari spesifikasi, desain dan pengkodean. Pengujian menyajikan anomali yang menarik bagi programmer perangkat lunak. Pada proses perangkat lunak, programmer pertama-tama berusaha membangun perangkat lunak dari konsep abstrak ke implementasi yang dapat dilihat, baru dilakukan pengujian. Programmer menciptakan sederetan test case yang dimaksudkan untuk “membongkar” perangkat lunak yang sudah dibangun. Pada dasarnya, pengujian merupakan satu langkah dalam proses rekayasa perangkat lunak yang dapat dianggap (paling tidak secara psikologis) sebagai hal yang destruktif dari pada konstruktif (A.S and M.Shalahuddin 2011).

Kebanyakan pengembang perangkat lunak saat ini akan setuju bahwa perangkat lunak yang berkualitas tinggi merupakan sasaran yang sangat penting. Akan tetapi, bagaimana kita mendefinisikan kualitas perangkat lunak? Pada pengertian yang paling umum, kualitas perangkat lunak dapat didefinisikan sebagai: suatu proses perangkat lunak yang efektif diterapkan dalam arti kata proses perangkat lunak yang menyediakan nilai yang dapat diukur untuk mereka yang menghasilkan data untuk mereka yang menghasilkannya (S.Pressman 2012).

(7)

Kroenke (1992 dalam Kadir 2003: 5) mengatakan bahwa sistem informasi memberikan nilai tambah terhadap proses, produksi, kualitas, manajemen, pengambilan keputusan, dan pemecahan masalah serta keunggulan kompetitif yang tentu saja sangat berguna bagi kegiatan bisnis. O‟Brien (2011: 4) juga mengatakan bahwa “Information

systems have become as integrated into our daily business activities as accounting, finance, operations management, marketing, human resource management, or any other major business function. Information systems and technologies are vital components of successful businesses and organizations—some would say they are business imperatives”.

Ketika kualitas pada umumnya disetujui menjadi “barang bagus” maka yang dimaksudkan dalam kata “kualitas “ pada sebuah sistem informasi dapat menjadi hal yang meragukan .Oleh karena itu dibutuhkan defenisi yang lebih tepat untuk kualitas sebuah sistem.

1.2 Perumusan Masalah

Dari latar belakang masalah yang telah disampaikan sebelumnya, maka permasalahan dalam makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana urgensi aspek maintainaibility dalam pengembangan sistem informasi dalam sebuah organiasi .

1.3 Tujuan

Sesuai latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan dari makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana aspek maintainability mempunyai peranan yang sangat pentingan dalam pengembangan sistem informasi dalam organisasi.

(8)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Sistem Informasi

Menurut O‟Brien (2011: 4), an information system (IS) can be any organized combination

of people, hardware, software, communications networks, data resources, and

policies and procedures that stores, retrieves, transforms, and disseminates information in an organization. Sistem informasi juga memiliki beberapa definisi lain yang dijelaskan pada Tabel

2.1, yang pada intinya memiliki pengertian yang sama. Kadir (2003: 10) menyimpulkan bahwa sistem informasi mencakup sejumlah komponen (manusia, komputer, teknologi informasi, dan prosedur kerja), ada sesuatu yang diproses (data menjadi informasi), dan dimaksudkan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan.

Tabel 2.1 Definisi Sistem Informasi

Sumber Definisi

Alter (1992) Sistem informasi adalah kombinasi antara prosedur kerja, informasi, orang, dan teknologi informasi yang diorganisasikan untuk mencapai tujuan dalam sebuah organisasi.

Bodnar dan Hopwood (1993)

Sistem informasi adalah kumpulan perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mentransformasikan data ke dalam bentuk informasi yang berguna.

Gelinas, Oram, dan Wiggins (1990)

Sistem informasi adalah suatu sistem buatan manusia yang secara umum terdiri atas sekumpulan komponen berbasis komputer dan manual yang dibuat untuk menghimpun, menyimpan, dan mengelola data serta menyediakan informasi keluaran kepada para Hall (2001) Sistem informasi adalah sebuah rangkaian prosedur formal dimana data dikelompokan, diproses menjadi informasi, dan didistribusikan kepada pemakai.

Turban, McLean, dan Wetherbe (1999)

Sebuah sistem informasi mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, dan menyebarkan informasi untuk tujuan yang spesifik.

Wilkinson (1992) Sistem informasi adalah kerangka kerja yang mengkoordinasikan sumber daya (manusia, komputer) untuk mengubah masukan (input) menjadi keluaran (informasi), guna mencapai sasaran-

(9)

2.2 Pegembangan Sistem Informasi

Seiring berjalannya waktu, sistem informasi dalam organisasi bisnis juga semakin berkembang guna memenuhi kebutuhan bisnis yang semakin menuntut efisiensi dan efektif dalam kegiatan bisnis secara keseluruhan. Tuntutan dalam pengembangan ini merupakan tantangan besar bagi para manajer dan profesional bisnis. O‟Brien (2011: 19) menjelaskan solusi pengembangan sistem informasi seperti pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Pengembangan Sistem Informasi

Sumber: O‟Brien, 2011: 19

Di dalam proses pengembangan sistem informasi ini, end user dan ahli informasi mendesain (design) aplikasi-aplikasi sistem informasi berdasarkan sebuah analisis (analyze) terhadap kebutuhan bisnis organisasi. Mereka juga bisa melakukan penyelidikan (investigate) yang mungkin secara ekonomi atau teknik atas aplikasi yang diusulkan, lalu menemukan dan mempelajari bagaimana menggunakan setiap software yang diperlukan untuk menerapkan (implement) sistem yang baru tersebut, serta membuat perbaikan untuk mempertahankan (maintain) nilai bisnis dari sistem tersebut.

O‟Brien (2011: 24) menjelaskan tentang kegunaan dari sistem informasi, yaitu:

1. A major functional area of business equally as important to business success as the functions of

accounting, finance, operations management, marketing, and human resource management.

2. An important contributor to operational efficiency, employee productivity and morale, and

(10)

3. A recognized source of value to the firm.

4. A major source of information and support needed to promote effective decision making by managers

and business professionals.

5. A vital ingredient in developing competitive products and services that give an organization a

strategic advantage in the global marketplace.

6. A dynamic, rewarding, and challenging career opportunity for millions of men and women. 7. A key component of the resources, infrastructure, and capabilities of today’s networked business

enterprises.

8. A strategic resource.

Tahap pengujian pada sebuah Sistem informasi merupakan salah satu tahapan yang sangat penting. Sebelum sebuah perangkat lunak (sistem informasi ) turun langsung dipasaran atau digunakan oleh pengguna sangatlah penting untuk dilakukan tahapan pengujian.

A. Sistem Informasi

Menurut Oetomo (2002), Sistem Informasi adalah kumpulan elemen yang saling berhubungan satu sama lain yang membentuk satu kesatuan untuk mengintegrasikan data, memproses dan menyimpan serta mendistribusikan informasi. Secara umum Sistem Informasi merupakan

kombinasi dari orang (people), perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), jaringan komunikasi (communications networks), dan sumber data yang dihimpun, ditransformasi, dan mengalami proses pengaliran dalam suatu organisasi (Kristanto, 2003).

B. Software Quality

Menurut Agarwal dkk (2010:89) Software Quality merupakan sebagai kesesuaian terhadap kebutuhan performa dan fungsionalitas, standar pengembangan yang terdokumentasi, serta karakteristik implisit dari sebuah perangkat lunak yang dikembangkan secara professional.Secara umum, definisi Software Quality yang disebutkan oleh (Pressman 2001) adalah as effective software process applied in a manner that creates a useful product that provides measurable value for those who produce it and those who use it.

Proses dalam pembuatan sebuah barang dimana kita harus memastikan apakah barang tersebut sudah sesuai yang diharapkan atau belum, pengembangan perangkat lunak atau software juga menuntut hal yang sama. Metode yang dipakai dalam menganalisis kualitas perangkat lunak tersebut tentu saja berbeda dibandingkan dengan metode yang digunakan di pabrik-pabrik misalnya. 5

(11)

Karakteristik Sub Karakteristik

Functionality suitability, accuracy, interoperability, security Reliability maturity, fault tolerance, recoverability

Usability understandability, learnability, operability, attractiveness Efficiency time behavior, resource utilization

Maintainability analyzability, changeability, stability

Portability daptability, installability, co- existence, replacability

Pengujian adalah proses mengeksekusi program secara intensif untuk menemukan kesalahan-kesalahan. Pengujian tidak hanya untuk mendapatkan program yang benar, namun juga memastikan bahwa program tersebut bebas dari kesalahan-kesalahan untuk segala kondisi (Kristanto, 2003). Pengujian perangkat lunak adalah elemen kritis dari jaminan kualitas perangkat lunak dan mempresentasikan spesifikasi, desain dan pengkodean (Pressman, 1997).

C. Teori Standard ISO 9126

International Organization for Standarization (ISO) dalam ISO Standard 9126 telah mengusulkan beberapa karakteristik untuk melakukan pengujian terhadap kualitas sebuah perangkat lunak, seperti Tabel 2.2.

Tabel.2.2. Karakteristik Kualitas Perangkat Lunak (ISO 9126)

(12)

Berikut ini merupakan kriteria kualitas sebuah perangkat lunak menurut Standard ISO 9126 :

1. Aspek Functionality

Aspek fungsionalitas yaitu kemampuan perangkat lunak berfokus pada kesesuaian satu setfungsi untuk dapat melakukan tugas-tugas tertentu atau fungsi utama (Zyrmiak, 2001). Berfokus pada ketepatan hasil keluaran (output) sesuaiyang telah direncanakan. Terakhir, perangkat lunak memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan berbagai macam sistem. Sebuah halaman web harus memiliki kemampuan untuk diakses oleh berbagai pengguna dengan environment atau lingkungan sistem yang berbeda-beda tanpa mengurangi fungsi yang ada (cross browser and multi platform).

2. Aspek Security

Perangkat lunak yang dikembangkan juga perlu diuji kualitas dari sisi keamanan (security). Perangkat lunakharus mempunyai kemampuan dalam mencegah akses yang tidak sah, baik secara sengaja atau tidak disengaja (Zyrmiak, 2001).Celah keamanan yang sering dieksploitasiadalah Cross site Scripting (XSS) dan SQL Injection(Web Application Security Consortium, 2011).Aplikasi web mengakses input data dari pengguna untuk melakukan konstruksi query basis data. Jika data tidak diproses dengan baik sesuai dengan aturan konstruksi query SQL, pola berbahaya yang dapat menghasilkan eksekusi perintah ilegal atau bahkan perintah sistem dapat diinjeksikan (Anley, 2002).

(13)

Gambar 2.2. Statistik dari celah keamanan web (Sumber : WASC,Web Hacking Incident Database for 2011)

3. Usability

Usability adalah atribut kualitas yang digunakan untuk menilai seberapa mudah tampilan antar muka suatu produk untuk digunakan. Kata usability juga mengacu pada metode untuk meningkatkan kemudahan penggunaan selama proses desain. Usability didefinisikan oleh empat kualitas komponen:Learnability, Memorability, Errors, dan Satification.Aspek Usability dievaluasi dengan mengukur kemudahan pengguna dalam mempelajari tampilan antar muka (user interface). Dalam hal ini faktor yang berpengaruh adalah: familiar, konsisten, general, terprediksi, simpel.Pengguna juga dapat mengingat konteks kegunaan dari setiap komponen antar muka (user interface) ketika kembali menggunakan sistem. Berikutnya, sistem mampu terhindar dari kesalahan user interfaces dan dapat segera diperbaiki ketika terjadi kesalahan.Terakhir, berhubungan dengan kepuasan pengguna terhadap tampilan antar muka (user interfaces). Konsep dasar dari kepuasan terletak pada program dapat bekerja sesuai dengan cara berpikir pengguna(Nielsen, 2003).

(14)

4. Aspek Efficiency

Efisien adalah perilaku waktu perangkat lunak, yang berkaitan dengan respon, waktu pemrosesan, dan pemanfaatan sumber daya, yang mengacu pada sumber daya material (memori, CPU, koneksi jaringan) yang digunakan oleh perangkat lunak (Spinellis, 2006).

Pada buku Subraya (2006), Zona Research Group (Ho, 2003) melaporkan, kenaikan tarif terjadi ketika mengakses halaman website lebih dari 7 sampai 8 detik. Laporan ini dipopulerkan aturan 8 detik, yang memegang bahwa jika halaman Web tidak selesai didownload dalam 8 detik, pengguna akan pergi ke tempat lain. Kecepatan modem dan mentransfer berbagai Zona waktu penelitian mengharapkan kecepatan modem seperti gambar 4. Berdasarkan survei dari 117 organisasi untuk menyelidiki keberadaan pengujian kinerja adalah sebagai berikut (Subraya, 2006):

5. Aspek Maintanability

Aspek maintanability dijelaskan sebagai usaha yang diperlukan untuk mencari dan membetulkan kesalahan pada sebuah program (McCall, Richards,

& Walters, 1977). Sedangkan syarat ISO 9126 mendefinisikan maintability sebagai kemudahan sebuah perangkat lunak untuk dipahami, dikembangkan, dan diperbaiki. Beberapa indikator kriteria yang dinilai antaralain adalah consistency, simplicity, conciseness, self-descriptiveness, dan modularity.

6. Aspek Portability

Aspek portability didefinisikan sebagai aspek yang berkaitan dengan usaha yang diperlukan untuk dapat mentransfer sebuah program dari sebuah lingkungan perangkat keras atau lunak tertentu ke lingkungan yang lain (McCall, Richards, & Walters, 1977). Sedangkan syarat ISO 9126 mendefinisikan portability sebagai kemudahan sebuah perangkat lunak dapat dipindahkan dari suatu lingkungan ke lingkungan lain dengan mengacu pada indikator adaptability, installability, conformance, dan replaceability.

(15)

2.3 Maintainability

Maintaibabilty salah satu komponen dalam pegembangan sistem informasi yang didefinisikan sebagai kemampuan suatu item dalam kondisi pemakaian tertentu, untuk dirawat, atau dikembalikan ke keadaan semula dimana item itu dapat menjalankan fungsi yang diperlukan, jika perawatan dilakukan dalam kondisi tertentu dan dengan menggunakan prosedur dan sumber daya yang sudah ditentukan (Moubray, 1997). Maintainability adalah faktor yang penting dalam menentukan availability dari suatu item, RAM sering kali dipakai sebagai suatu singkatan yang mewakili reliability, availability dan maintainability.

Gambar 2.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Availability

(Barringer, 1993)

(16)

Seperti yang terlihat pada tabel diatas, karakteristik Maintanability terdiri dari sub-sub karakteristik lain seperti:

a. Analyzability, merupakan kemudahan untuk menentukan penyebab kesalahan.

b. Changeability, merupakan kualitas lain dari Flexibility yang berarti kemudahan

dilakukannya perubahan atau modifikasi terhadap software

c. Stability dan Testability.

International Standard Organization (ISO) mengembangkan Standar ISO 9126 yang mengidentifikasikan enam faktor kualitas yang menentukan kualitas suatu perangkat lunak (Pressman, 2010). Berikut ini merupakan faktor – faktor kriteria kualitas sebuah perangkat lunak menurut standard ISO 9126: Functionality, Reliability, Efficiency, Usability, Maintainability, dan Portability.

(17)

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Maintainability

Maintainability adalah usaha yang diperlukan untuk menemukan dan memperbaiki kesalahan dalam software. Maintanability juga disebut sebagai pemeliharaan system. Dimana setelah sebuah software berhasil dikembangkan dan diimplementasikan, akan terdapat berbagai hal yang perlu diperbaiki berdasarkan hasil uji coba maupun evaluasi. Sebuah

software yang dirancang dan dikembangkan dengan baik, akan dengan mudah dapat direvisi

jika diperlukan. Seberapa jauh software tersebut dapat diperbaiki merupakan faktor lain yang harus diperhatikan.

Unsur maintainability dalam pengembangan software dalam menjalani perubahan .Setelah sebuah software berhasil dikembangkan dan diinflementasikan,akan terdapat berbagai hal yang perlu diperbaiki berdasarkan hasil uji coba evaluasi .Sebuah software yang dirancang dan dikembangkan dengan baik , akan dengan mudah dapat direvisi jika diperlukan .Seberapa jauh software tersebut dapat diperbaiki merupakan faktor lain yang harus dierhatikan.Salah satu faktor yang berkaitan dengan kemampuan software untuk menjalani perubahan adalah maintainability.

Maintainability adalah karakteristik inherent dari suatu sistem atau rancangan produk yang dinyatakan dalam hubungannya dengan faktor-faktor dari maintenance frequency, time, labor-hour dan maintenance cost .Sehingga Maintainability terkait dengan kecepatan, keakurasian, safety dan ekonomis dari kegiatan maintenance.

Aspek maintainability/pemeliharaan meliputi kegiatan pemonitoran, evaluasi dan modifikasi sistem untuk membuat perbaikan yang diperlukan .Tahapan ini merupakan peninjauan pasca implementasi agar sistem yang dikembangkan sesuai dengan spesifikasi sistem yang ingin dibagun .Kesalahan dalam pengembangan atau penggunaan sistem dapat dikoreksi dalam tahapan ini.Pemeliharaan ini juga meliputi perbaikan jika ada perubahan lingkungan internal.

Aspek System dan Ukuran Maintainability

a. Mean Time Between Maintenance yang meliputi preventive dan corrective maintenance

(18)

b. Mean Time Between Replacement (dikembangkan pada tingkat kebutuhan spare part)

c. Maintenance Downtime total waktu sistem tidak bekerja termasuk mean active maintenance time, logistic delay time dan administrative delay time

d. Turn around time , elemen waktu yang diperlukan untuk servis, perbaikan kecil, dan check out

e. Maintenance labor hours per system/product operating hour f. Maintenance cost per system/product operating hour .

3.2 Maintenance Perangkat Lunak(Software)

Kegiatan pemeliharan perangkat lunak (software) terjadi karena adanya asumsi yang salah pada saat uji coba yaitu kesalahan tersembunyi pada perangkat lunak yang cukup besar. Ada 4 (empat) jenis pemeliharaan perangkat lunak yaitu sebagai berikut:

a. Corrective Maintenance . Terjadi pada saat produk dipakai dan hasil yang didapat oleh pamakai baik berupa kesalahan yang timbul maupun kesalahan dalam bentuk keluaran yang tidak sesuai.

b. Adaptive maintenance .Aktivitas yang kedua ini terjadi karena pertumbuhan atau perkembangan perangkat lunak (software) atau perangkat keras(hardware) sehingga memerlukan modifikasi dari perangkat lunak (software) yang telah dibuat.

c. Perfective maintenance. Aktivitas ini terjadi pada saat perangkat lunak(software) yang telah dibuat dan dilakukan uji coba kemudian dipergunakan oleh user. Setelah dipergunakan oleh user mungkin timbul permintaan tambahan fungsi sesuai dengan keinginan pemakai.

d. Preventive maintenance. Pemeliharaan yang terakhir dilakukan untuk menghadapi kemajuan perangkat lunak(software) atau perangkat keras(hardware) di masa mendatang, umpamanya penambahan fungsi-fungsi atau melengkapi fungsi-fungsi yang telah ada

(19)

Gambar :3.1. Software Maintenance

Karakteristik pemeliharaan dapat dibedakan menjadi dua, yaitu (1) pemeliharan terstruktur dan tidak terstruktur; (2) Biaya Pemeliharaan. Pemeliharaan terstruktur dimulai dari permintaan akan pemeliharaan dan menentukan konfigurasi dari perangkat lunak(software) yang akan diadakan pemeliharaan. Setelah itu, dilakukan evaluasi perancangan dan menentukan rencana pendekatan yang akan digunakan untuk melakukan pemeliharaan. Kemudian dilanjutkan dengan melakukan modifikasi perancangan dan penulisan ulang program. Langkah akhir dari pemeliharaan terstruktur adalah mereview program yang telah ditulis, jika diterima maka tugas pemeliharaan telah selesai dilakukan. Sedangkan jika konfigurasi merupakan program permodul, maka kegiatan yang dilakukan adalah evaluasi program. Ketika diperlukan modifikasi yang cukup besar, maka tindakan yang diambil adalah pembuatan ulang yang dilanjutkan dengan review hasil. Jika hasil akhir memenuhi kriteria, maka perangkat lunak(software) telah siap.Pemeliharaan tidak tersturktur hal yang harus diperhatikan adalah bahwa pada pemeliharaan ini tidak mempunyai dokumentasi yang baik, tidak menggunakan metodologi perancangan, dan tidak melakukan langkah pemeliharan seperti yang dilakukan pada pemeliharaan terstruktur.

(20)

Menurut ISO (International Organization for standarization) 9126, software berkualitas memiliki beberapa karakteristik seperti tercantum pada tabel berikut:

Karakteristik Sub karakteristik

Functionality:Software untuk menjalankan fungsinya

sebagimana kebutuhan sistemnya.

Suitability, accuracy, interoperability, security

Reliability:Kemampuan software untuk dapat tetap

tampil sesuai dengan fungsi ketika digunakan.

Maturity, Fault tolerance, Recoverability

Usability:Kemampuan software untuk menampilkan

performans relatif terhadap penggunaan sumberdaya.

Understanbility, Learnability, Operability, Attractiveness Efficiency:Kemampuan software untuk menampilkan

performans relatif terhadap penggunaan sumberdaya.

Time behaviour, Resource Utilization

Maintainability:Kemampuan software untuk

dimodifikasi (korreksi, adaptasi, perbaikan)

Analyzability, Changeability, Stability, Testability

Dalam skema, karakteristik kualitas perangkat lunak ISO 9126 tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.2. Karakteristik Kualitas Perangkat Lunak (ISO/IEC9126:1991) (Sumber: Centre for Software Engineering)

(21)

Semakin lengkap aspek Quality yang digunakan sebagai dasar pengukuran kualitas sebuah perangkat lunak, akan semakin bagus pula kualitas akhir perangkat lunak tersebut. Meskipun demikian, terdapat faktor lain yang juga harus dipertimbangkan dalam menganalisis kualitas perangkat lunak seperti faktor waktu (jadwal rilis) dan biaya tambahan untuk pengujian.

3.3 Urgensi Maintenance dalam organisasi

Ada 3 alasan yang mendasari pentingnya pemeliharaan sistem atau maintenance system, yaitu sebagai berikut.

a. Memperbaiki Kesalahan (Correcting Errors).Maintenance dilakukan untuk mengatasi kegagalan dan permasalahan yang muncul saat sistem dioperasikan. Sebagai contoh, maintenace dapat digunakan untuk mengungkapkan kesalahan pemrograman (bugs) atau kelemahan selama proses pengembangan yang tidak terdeteksi dalam pengujian sistem, sehingga kesalahan tersebut dapat diperbaiki.

(22)

b. Menjamin dan Meningkatkan Kinerja Sistem (Feedback Mechanism) .Kajian pasca implementasi sistem merupakan salah satu aktivitas maintenance yang meliputi tinjauan sistem secara periodik. Tinjauan periodik atau audit sistem dilakukan untuk menjamin sistem berjalan dengan baik, dengan cara memonitor sistem secara terus-menerus terhadap potensi masalah atau perlunya perubahan terhadap sistem. Sebagai contoh, saat user menemukan errors pada saat sistem digunakan, maka user dapat memberi umpan balik atau feedback kepada spesialis informasi guna meningkatkan kinerja sistem. Hal ini yang menjadikan system

maintenance perlu dilakukan secara berkala, karena system maintenance akan

senantiasa memastikan sistem baru yang di implementasikan berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan penggunaanya melalui mekanisme umpan balik.

c. Menjaga Kemutakhiran Sistem (System Update).Selain sebagai proses perbaikan kesalahan dan kajian pasca implementasi, system maintenance juga meliputi proses modifikasi terhadap sistem yang telah dibangun karena adanya perubahan dalam organisasi atau lingkungan bisnis. Sehingga, system maintenance menjaga kemutakhiran sistem (system update) melalui modifikasi-modifikasi sistem yang dilakukan.

3.4 Maintainability Selama Pengembangan

Ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan selama pengembangan perbaikan perangkat lunak. Aktivitas tersebut berupa:

• Mengembangkan standarisasi petunjuk.

• Menentukan kendala untuk dokumen pendukung.

• Menentukan prosedut yang menjamin kualitas.

• Menentukan perbaikan produk.

• Menentukan sumber daya yang diperlukan untuk pemeliharaan.

• Memperkirakan biaya pemeliharaan

(23)

BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan

Maintanability adalah usaha yang diperlukan untuk menemukan dan memperbaiki kesalahan (error) dalam software.Dalam pengembangan sistem informasi maintainability meliputi kegiatan monitoring , evaluasi dan modifikasi sistem untuk memperbaiki hal –hal yang dierlukan.

Urgensi maintainability dari suatu software adalah pentingnya

perawatan/pemeliharaan dan pengembangan suatu software. Tujuannya adalah agar software selalu dalam keadaan siap pakai untuk mendukung kegiatan bisnis yang dijalankan oleh organisasi atau perusahaan. Dalam waktu tertentu tidak menutup kemungkinan software mengalami kerusakan atau perlu disempurnakan lagi, dengan menyesuaikan kebutuhan dari organisasi atau perusahaan.

4.2 Saran

Kesalahan dalam pengembangan atau penggunaan sistem informasi dapat dikoreksi dengan cepat sehingga tidak sampai menggangu kegiatan operasional organisasi atau perusahaan .Selama pengembangan sistem harus dilakukan pemeriksaan dan pengujian terhadap kualitas software , sehingga setelah sistem dikerjakan kualitas software dapat di uji dan dalam melaksanakan pengujian harus sudah dirancang dengan cara yang praktis.

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Mohammad Fatkhurorokhman,Analisisi Pengujian Sistem informasi Akademik STMIK El Rahman Yogyakarta Menggunakan International Organization For Standadization (ISO 9126) www.academia.edu/

Pressman, R.S.(1997).Software Engineering;A.Practitioners.McGrow –Hill Book Co.

Mediarman, B. 2011. Perangkat Lunak dan Pemeliharaannya. Pusat Pengembangan Bahan Ajar-UMB. http://pksm.mercubuana.ac.id (08 Juli 2011).

[anonim]. 2011. Definisi Software.

http://muhamadhaydrus.wordpress.com/category/software/ (08 Juli 2011)

[anonim]. 2011. Pengertian software (Perangkat Lunak) komputer. http://belajar-komputer-mu.com/pengertian-software-perangkat-lunak-komputer/ (08 Juli 2011).

http://diansuryasaputra.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2010/07/31/soal-3-urgensi-maintainability-dari-suatu-software/ (08 Juli 2011).

http://suherli.blogstudent.mb.ipb.ac.id/2010/07/31/no-3-urgensi-maintainaibility-suatu-software/ (08 Juli 2011).

Anley, C.(2002).advanced SQL Injection In SQL Server Applications. An NGS Software Insight Security Research (NISR) Publication.

AS,R. And M.Shalahuddin (2011) Modul Pembelajaran Rekayasa Perangkat Lunak .Bandung.

Kristanto , A.(2003).Perancangan Sistem Informasi Yogyakarta:Gava Media.

S.Pressman, R.(2012).Rekayasa Perangkat Lunak (software Reengineering).Jakarta.

Pressman, R.S.(2001).Software Engineering,McGrow Hill.

Spinellis, D.D(2006).Code Quality:The Open Source Perspective .Boston :Addison – Wesley.

Nielsen , J.(2003).Introduction to Usability. Retrieved Januari %,2014, From http;//www.nngroup.com/articles-101-introduction-to-usability/ Kadir, Abdul. 2003. Pengenalan Sistem Informasi. Edisi I. Andi. Yogyakarta.

Khanore, Sheetal, Rajendra Patil, dan Hiren Dand. 2011. Management Information

Systems. MCA (Sem III) Paper VI, October 2011. University of Mumbai. Mumbai.

(25)

Kroenke, David. 1992. Management Information Systems. 2nd Edition. McGraw-Hill, Inc. United States of America.

Laudon, Kenneth C. dan Jane P. Laudon. 2012. Management Information Systems:

Managing the Digital Firm. 12th Edition. Pearson Education. London.

McLeod, Raymond dan George Schell. 2001. Management Information Systems. International Edition. Prentice-Hall, Inc. New Jersey.

O‟Brien, James A. dan G. M. Marakas. 2011. Management Information Systems. 10th Edition. McGraw-Hill/ Irwin. New York.

Rainer, R. K., Efraim Turban, dan R. E. Potter. 2007. Introduction to Information Systems:

Supporting and Transforming Business. John Wiley & Sons, Inc. United States of

America.

Silver, Mark S., M. Lynne Markus, dan Cynthia Mathis Beath. 1995. The Information

Technology Interaction Model: A Foundation for the MBA Core Course. Scholarly

Journals Volume 19, September 1995: 361-390. University of Minnesota, MIS Research Center. Minneapolis.

Stair, Ralph M. 1992. Principles of Information Systems: A Managerial Approach. Boyd & Fraser. Boston.

(26)

Gambar

Tabel 2.1 Definisi Sistem Informasi
Gambar 2.1 Pengembangan Sistem Informasi
Gambar 2.2. Statistik dari celah keamanan web  (Sumber : WASC,Web Hacking  Incident Database for 2011)
Gambar :3.1. Software  Maintenance

Referensi

Dokumen terkait

Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan (Riduwan, 2004: 76).Lembar Observasi

Dari gambar 2.3 dapat diketahui bahwa data time series tentang penggunaan listrik diatas apabila ditarik garis tengah yang menandakan perkiraan rata-rata menunjukkan nilai yang

Hasil pemeriksaan histopatologi tersebut, sebanyak 18 sampel sesuai dengan hasil gambaran dermoskop, namun ada 1 pasien dengan hasil histopatologi anatomi berupa

Berdasarkan hasil analisis menunjukkan bahwa penggunaan cabai merah besar untuk horeka & warung cenderung menurun dan menunjukkan trend negatif dan berpengaruh

Dengan tersedianya dokumen tertulis mengenai RAPBS tersebut Kepala Sekolah dapat mengkomunikasikannya secara terbuka kepada semua pihak yang memerlukan. Sumber dana yang tersedia

kuasa wakil yang suatu salinan benar atau salinan pejabatnya telah dideposit dalam pejabat Pendaftar atau Penolong Pendaftar mengikut Akta ini atau mana-mana

Kondisi ini sesuai dengan pola sirkulasi arus rata-rata pada bulan April yang sudah dipengaruhi Musim Timur dimana arus bergerak dari Timur menuju ke Barat