METABOLISME KARBOHIDRAT
CARBOHYDRATE…
seperti C (karbon), H,(hidrogen), dan O (oksigen).
• Ketiga unsur ini akan
bersenyawa dan berikatan
1.Monosakarida
Karbohidrat yang sangat sederhana dan memiliki satu gugusan gula.
Rasanya manis dan cukup mudah larut dalam air.
Dapat ditemui dalam bentuk glukosa, fruktosa, galaktosa, dan manosa.
Dalam keadaan normal, darah seseorang mengandung 70 hingga 100 mg glukosa per 100 ml. 2. Disakarida
Karbohidrat yang mempunyai dua gugusan gula.
Disakarida juga berasa manis dan mudah larut dalam air. Contohnya yakni sukrosa, laktosa, dan maltosa.
Sukrosa merupakan gabungan dari glukosa dan fruktosa. Laktosa adalah gabungan dari glukosa dan galaktosa.
Sementara maltosa merupakan gabungan dari glukosa dan glukosa. 3.Polisakarida
1. Proses Pencernaan
Karbohidrat
1. Rongga Mulut
Makanan yang mengandung
karbohidrat dikunyah di dalam rongga mulut sehingga bercampur dengan air liur. Air liur mengandung enzim
amilase, enzim yang berfungsi mengurai karbohidrat menjadi
glukosa. Jika pengunyahan dilakukan lebih lama, karbohidrat umumnya langsung diubah menjadi maltosa. Amilase berkerja optimal pada pH netral.
2.Tenggoro
3. Lambung
Dari tenggorokan, karbohidrat langsung diterima lambung untuk
kemudian diolah dan
dicampurkan dengan (HCl).
Pencampuran karbohidrat, asam lambung, dan makanan lain terjadi dengan bantuan gerakan kontraksi lambung. Proses ini membuat karbohidrat menjadi lebih cair dan hancur. Cairan
karbohidrat yang bercampur
dengan makanan lain ini
4
.
U
su
s
H
a
lu
s
4
.
U
su
s
H
a
lu
s
a. Usus 12 Jari (Duodenum)
b. Usus Kosong (Jejunum)
a. Usus 12 Jari (Duodenum)
b. Usus Kosong (Jejunum)
• Setelah melalui usus 12 jari, proses pencernaan karbohidrat yang telah berwujud disakarida ini kemudian dilanjut oleh organ selanjutnya, yakni usus kosong (jejunum). Di dalam organ ini, disakarida dipecah menjadi monosakarida dengan bantuan enzim-enzim disakaridase (maltase, laktase, dan sukrase) yang terdapat pada getah usus halus hasil sekresi dinding-dindingnya. Pemecahan disakarida tergantung pada jenis dan jumlahnya, yaitu:
• Maltosa menjadi 2 mol glukosa dengan bantuan enzim maltase
• Laktosa menjadi 1 mol glukosa dan 1 mol galaktosa dengan bantuan enzim laktase
5. Usus Besar dan Anus
5. Usus Besar dan Anus
Ampas makanan yang sari
karbohidratnya telah diserap oleh
usus halus, selanjutnya berlalu
menuju usus besar. Ampas ini
kemudian menjadi substrat potensial
yang difermentasi oleh beberapa
mikroorganisme di dalam usus besar,
sebelum akhirnya dibuang melalui
anus.
Ampas makanan yang sari
karbohidratnya telah diserap oleh
usus halus, selanjutnya berlalu
menuju usus besar. Ampas ini
kemudian menjadi substrat potensial
yang difermentasi oleh beberapa
mikroorganisme di dalam usus besar,
sebelum akhirnya dibuang melalui
B. Karbohidrat masuk ke dalam aliran darah dalam bentuk glukosa
C. Melalui vena porta glukosa dibawa ke hati dan diubah menjadi glikogen
D. Pembentukan glikogen ini terbatas hormone insulin, sehingga kelebihan glukosa akan diubah menjadi asam lemak yang akan disimpan di dalam jaringan lemak. E. Glikogen juga dapat diubah menjadi glukosa apabila dibutuhkan dengan adanya hormon adrenalin. Melalui proses glikolisis dan rangkaian proses kimiawi, maka
glukosa dan glikogen akan diubah menjadi asam piruvat. F. Melalui proses siklis masuk siklus krebs menghasilkan karbon dioksida dan air kemudian melepaskan energi berupa ATP. Proses ini berlangsung dengan dibantu enzim sitokrom.
G. Asam piruvat tidak semuanya masuk dalam siklus krebs, sebagian lagi diubah menjadi asam laktat yang disimpan di dalam jaringan otot. Inilah yang
menyebabkan pegal dan lelah pada otot kita.
METABOLISME LEMAK
1. Lemak merupakan senyawa kimia yang mengandung unsur C, H, dan O.
2. Peran lemak adalah menyediakan
energi sebesar 9 kkal/ gram,
3. melarutkan vitamin A, D, E, K, dan
menyediakan asam lemak esensial bagi tubuh manusia.
4. Lemak mulai dianggap berbahaya
bagi kesehatan setelah adanya suatu
penelitian yang menunjukkan
hubungan antara kematian akibat penyakit jantung koroner dengan banyaknya konsumsi lemak dan kadar lemak di dalam darah.
5. Penyakit jantung koroner terjadi bila
pembuluh darah tersebut tersumbat atau menyempit karena endapan
lemak yang secara bertahap
menumpuk di dinding arteri.
Bahan makanan yang mengandung banyak lemak:
a). lemak hewani: keju, susu, daging, kuning telur, daging sapi,
daging kambing, daging ayam, dan daging bebek b). lemak nabati: kelapa, kemiri,
kacang-a). lemak hewani: keju, susu, daging, kuning telur, daging sapi,
daging kambing, daging ayam, dan daging bebek b). lemak nabati: kelapa, kemiri,
1. Proses Pencernaan
Lemak
Proses pencernaan lemak memakan waktu yang relatif lebih lama
dibandingkan dengan proses
pencernaan karbohidrat maupun pencernaan protein. Susunan
molekul lemak yang panjang serta ikatan yang kuat antar molekul
lemak menjadi penyebabnya.
Namun, meski relatif lama dicerna, tubuh tetap perlu dan membutuhkan senyawa ini untuk beberapa hal
diantaranya: penyerapan vitamin A, D, E dan K oleh tubuh.
1. Rongga Mulut
Gigi melakukan fungsinya dalam meremahkan dan menghaluskan lemak secara mekanis, sedangkan kelenjar air liur yang terdapat di bagian bawah lidah menghasilkan enzim lipase lingual yang
berfungsi untuk meminimalkan ukuran lemak agar lebih halus secara kimiawi.
2. Esofagus dan Lambung
Setelah dikunyah, makanan yang mengandung lemak akan ditelan dan melewati esophagus secara cepat. Di bagian organ ini, lemak tidak sama sekali mengalami proses apapun. Ia hanya lewat untuk kemudian masuk ke dalam lambung.
Di dalam lambung, lemak akan bercampur dengan bahan makanan lain untuk kemudian digiling
3. Usus Halus
Proses emulsifikasi sendiri terjadi ketika lemak masuk ke usus dua belas jari. Masuknya lemak ke organ ini, secara biologis akan membuat kantung empedu
menghasilkan cairannya. Cairan yang disekresikan hepatosit hati ini adalah zat yang mampu
mengemulsikan lemak dan merubah ukurannya menjadi 300 kali lebih kecil dari ukuran semula.
Dengan bantuan enzim lipase dari pankreas, emulsi lemak kemudian dihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol. Keduanya akan bereaksi dengan garam
empedu untuk kemudian menghasilkan butir-butir lemak (micel) yang siap diabsorpsi oleh usus kosong (jejunum) dan usus penyerapan (ileum).
Secara difusi pasif, butir-butir lemak akan diserap oleh membran mukosa di dinding usus kosong dan usus penyerapan. Butir-butir lemak ini kemudian dibawa dan disalurkan melalui aliran darah ke seluruh tubuh. 4. Usus Besar dan Anus
Lemak akan dihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol dengan bantuan enzim lipase. Sebelum diserap usus, asam lemak akan bereaksi dengan garam empedu membentuk senyawa, seperti sabun. Selanjutnya, senyawa akan diserap jonjot usus dan akan
terurai menjadi asam lemak dan garam empedu. Oleh lemak tersebut akan
bereaksi dengan gliserol membentuk lemak. Kemudian, diangkut oleh
pembuluh getah bening usus menuju pembuluh getah bening dada kiri.
Selanjutnya, ke pembuluh balik bawah selangka kiri. Lemak dikirim dari tempat penimbunannya ke hati dalam bentuk lesitin untuk dihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol. Selanjutnya, gliserol akan diubah menjadi gula otot atau
glikogen. Asam lemak akan diubah menjadi asetil koenzim. Gangguan metabolisme berupa tertimbunnya senyawa aseton yang dapat
menyebabkan gangguan pernapasan. Kesulitan bernapas terjadi karena
meningkatnya tingkat keasaman dan jumlah CO2 yang tertimbun. asidosis. Lemak akan dihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol dengan bantuan enzim lipase. Sebelum diserap usus, asam lemak akan bereaksi dengan garam empedu membentuk senyawa, seperti sabun. Selanjutnya, senyawa akan diserap jonjot usus dan akan
terurai menjadi asam lemak dan garam empedu. Oleh lemak tersebut akan
bereaksi dengan gliserol membentuk lemak. Kemudian, diangkut oleh
pembuluh getah bening usus menuju pembuluh getah bening dada kiri.
Selanjutnya, ke pembuluh balik bawah selangka kiri. Lemak dikirim dari tempat penimbunannya ke hati dalam bentuk lesitin untuk dihidrolisis menjadi asam lemak dan gliserol. Selanjutnya, gliserol akan diubah menjadi gula otot atau
glikogen. Asam lemak akan diubah menjadi asetil koenzim. Gangguan metabolisme berupa tertimbunnya senyawa aseton yang dapat
menyebabkan gangguan pernapasan. Kesulitan bernapas terjadi karena
Lemak utama dalam makanan dalam darah berbentuk trigliserida, dan
fungsi utamanya adalah sebagai cadangan energi. Tubuh akan
menyimpannya dalam bentuk simpanan lemak yang utamanya
disimpan dalam sel lemak dalam jaringan lemak tubuh. sel-sel lemak memiliki enzim khusus di permukaannya yaitu lipoprotein lipase (LPL) yang memiliki kemampuan melepaskan trigliserida dan lipoprotein, menghidrolisisnya dan meneruskan hasil hidrolisis ke dalam sel.
Jika sel membutuhkan energi, enzim lipase dalam sel lemak akan
menghidrolisis simpanan trigliserida menjadi gliserol dan asam lemak serta melepaskan ke dalam pembuluh darah pada sel yang
membutuhkan, komponen ini kemudian dibakar dan menghasilkan energi, CO2 dan H2O. Pada tahap akhir hidrolisis, setiap pecahan berasal dari lemak mengikat pecahan berasal dari glukosa sebelum akhirnya dioksidasi secara komplit menjadi CO2 dan H2O. Lemak
tubuh tidak dapat dihidrolisis secara sempurna tanpa kehadiran
karbohidrat. Karena itu, jika mengonsumsi lemak dalam jumlah yang