• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keanekaragaman Burung Pantai dan Potensi Makanan di Kawasan Pantai Baru Kecamatan Pantai Labu Deli Serdang Sumatera Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Keanekaragaman Burung Pantai dan Potensi Makanan di Kawasan Pantai Baru Kecamatan Pantai Labu Deli Serdang Sumatera Utara"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Berdasarkan habitatnya, burung dikelompokkan menjadi dua, yaitu burung

teresterial dan burung air (aquatik). Menurut Faaborg (1988), burung air

berdasarkan lokasi makan, dapat dibagi menjadi empat kelompok, yaitu: Wading

bird, yaitu burung air yang berukuran besar dengan kaki panjang, Shorebird, yaitu

kelompok burung berukuran kecil, Waterfowl, yaitu burung yang memperoleh

makan dengan berenang di perairan tawar, Seabird, yaitu burung yang

memperoleh makan dengan cara terbang, berenang dan menyelam di dalam air

laut.

Burung pantai merupakan burung air yang secara ekologis bergantung

pada kawasan pantai, baik digunakan sebagai tempat mencari makan dan berbiak

(Howes et al. 2003). Meskipun banyak diantara burung ini berbiak jauh di daerah

daratan yang bukan lahan basah ataupun pantai, tapi mereka sangat tergantung

pada kawasan pantai yang digunakan sebagai tempat perantara dalam melakukan

migrasi. Sebagian besar dari kelompok burung pantai merupakan pengembara

ulung yang menghabiskan waktu berbiak di belahan bumi utara dan waktu

mencari makan di belahan bumi selatan (Howes et al. 2003, Diana, 2007,

Sukmantoro et al. 2007).

Burung pantai biasanya hidup secara berkelompok selama periode tidak

berbiak, yang mengakibatkan adanya kompetisi baik dalam mencari makanan

maupun beristirahat. Kompetisi tersebut berkurang karena adanya spesialisasi

morfologi. Diantara spesialisasi morfologi burung yaitu; bentuk dan ukuran paruh,

bentuk dan ukuran kaki serta ukuran mata. Kelompok burung pantai memiliki

perilaku yang khas dan mencolok dalam mencari makan, sehingga mudah dikenali

dan diidentifikasi. Perbedaan ini karena adanya perbedaan ukuran dan bentuk

paruh, ukuran dan bentuk kaki serta habitat dari masing-masing burung pantai.

Burung yang memiliki mata besar, makan dengan berdiri tegak sambil melihat

mangsa selanjutnya, berlari dan mematuk mangsanya. Burung dengan paruh yang

(2)

lebih panjang, umumnya memiliki mata lebih kecil dan mencari makan dengan

menusuk-nusukkan paruh ke dalam sedimen (Howes et al. 2003).

Berdasarkan penelitian Putra (2012), jumlah burung pantai yang terdapat

di kawasan Pesisir Pantai Timur sebanyak 26 spesies. Penelitian yang telah

dilakukan Jumilawaty (2012) di Pantai Labu, menemukan burung pantai sebanyak

20 spesies. Sementara itu, jumlah burung pantai yang ada di dunia sekitar 214

jenis. Dimana 65 spesies diantaranya tercatat ditemukan di Indonesia (Howes et

al. 2003, Diana, 2007). Burung pantai yang terdapat di Indonesia termasuk ke

dalam famili Jacanidae, Rostratulidae, Haematopodidae, Recurvirostrida e,

Burhinidae, Glareolidae, Charadriidae, dan Scolopacidae (Rusila, 1994 dala m

Howes et al. 2003).

Sumber makanan burung pantai sebagian besar berupa bentos terutama

makrozoobentos. Bentos merupakan organisme air yang mendiami bagian dasar

perairan dan tinggal di dalam atau pada sedimen dasar perairan (Odum, 1971).

Makrozoobentos yang sering dijadikan makanan burung pantai diantaranya

berasal dari ordo bivalvia, gastropoda, crustacea, polychaeta dan ikan (Howes et

al. 2003).

Makanan adalah faktor yang mempengaruhi keberlangsungan hidup

makhluk hidup tanpa terkecuali burung air. Makanan dibutuhkan burung air

sebagai sumber energi untuk melakukan berbagai proses fisiologi dalam

kelangsungan hidupnya, antara lain untuk bergerak, berkembang biak dan

melakukan interaksi dengan burung air lainnya. Makanan merupakan sumber daya

yang sangat penting dalam banyak aspek bagi ekologi burung (Wiens, 1989).

Perbedaan morfologi antar spesies burung pantai sangat berpengaruh

terhadap sebaran dan cara mencari makan burung pantai pada lahan basah (Howes

et al. 2003). Pantai Labu merupakan salah satu tempat burung mencari makan.

Pantai Labu merupakan daerah estuari dengan zona transisi antara dua lingkungan

perairan, yakni air asin dari Selat Malaka dan air tawar yang mengalir dari sungai.

Estuari merupakan tempat penimbunan bahan organik berupa substrat yang

terbawa oleh arus sungai ke laut dan banyak ditumbuhi oleh hutan mangrove yang

merupakan habitat bagi berbagai biota perairan diantaranya dari kelompok bentos

sebagai makanan burung pantai (Sembiring, 2008).

(3)

Pantai Baru merupakan salah satu pantai yang terdapat di Kecamatan

Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara dan termasuk ke

dalam kawasan pesisir Pantai Timur yang telah ditetapkan sebagai salah satu

Daerah Penting Burung (DPB) (Holmes & Rombang, 2001). Pantai Baru

merupakan salah satu tempat burung mencari makan (feeding ground). Keadaan

ini menunjukkan bahwa di pantai ini cukup banyak tersedia makanan burung

pantai. Untuk itu perlu dilakukan penelitian tentang “Keanekaragaman Burung

Pantai Dan Potensi Makanan di Kawasan Pantai Baru, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara”.

1.2 Permasalahan

Pantai Baru merupakan salah satu tempat di sepanjang Pesisir Pantai

Timur Sumatera yang telah ditetapkan sebagai Daerah Penting Burung (DPB).

Pantai ini merupakan tempat mencari makan (feeding ground) burung pantai.

Tercatat sekitar 21 spesies burung pantai yang menggunakan Pesisir Pantai Timur

Sumatera sebagai tempat mencari makan. Namun hingga saat ini belum diketahui

bagaimanakah “Keanekaragaman Burung Pantai Dan Potensi Makanan Di

Kawasan Pantai Baru Kecamatan Pantai Labu Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara”, padahal di daerah ini telah banyak mengalami gangguan diantaranya, kawasan pariwisata, pertambakan, perkebunan serta aktivitas lainnya. Aktivitas

tersebut menyebabkan penurunan kualitas habitat, berkurangnya makanan burung

pantai, mempersempit atau bahkan menyebabkan hilangnya lokasi mencari makan

burung pantai.

1.3 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

a. Mengetahui jenis dan keanekaragaman burung pantai yang terdapat di Pantai

Baru.

b. Mengetahui jenis dan potensi makrozoobentos sebagai makanan burung pantai

yang terdapat di Pantai Baru.

c. Mengetahui biomassa makrozoobentos yang terdapat di Pantai Baru.

(4)

1.4 Manfaat Penelitian

a. Memberikan informasi awal mengenai jenis dan keanekaragaman makanan

burung pantai di kawasan Pantai Baru.

b. Memberikan informasi awal mengenai potensi makanan burung pantai di

kawasan Pantai Baru.

c. Memberikan manfaat bagi nilai pendidikan dan pengetahuan mengenai

lingkungan sekitar.

Referensi

Dokumen terkait

Penalaran: Proses berpikir logis dan sistematis untuk membentuk dan mengevaluasi validitas/kelayakan suatu pernyataan, simpulan, penjelasan, atau prinsip...

KD: Menguasai bahasa Inggris lisan dan tulisan, reseptif dan produktif dalam segala aspek komunikatifnya (linguistik, wacana, sosiolinguistik dan

[r]

Pada hari ini Jumat tanggal 3 bulan Agustus tahun Dua ribu dua belas , Panitia Pengadaan Barang/Jasa Pembangunan Gedung Balai Nikah Pada Kementerian Agama

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG PENJABARAN TUGAS UNIT PELAKSANA TEKNIS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN BANYUMAS.. Daerah adalah

Hasil klarifikasi pada jenis pengalaman pekerjaan disyaratkan adalah bangunan gedung/ struktur, satu paket pekerjaan dengan kemampuan dasar sebesar Rp.350.000.000,-

dari kami, atas perhatiaan dan

Nilai ini merupakan kelengkapan usulan penilaian 、。ョセョ・エ。ー。ョ angka kredit yang bersangkutan dalam rangka kenaikan jabatan fungsional/