• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Variasi Tegangan Sabuk Dengan Karakteristik Vibrasi Depericarper Fan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisa Variasi Tegangan Sabuk Dengan Karakteristik Vibrasi Depericarper Fan"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Jenis - Jenis Fan

Fan dapat diklasifikasikan dalam dua jenis yaitu:

1. Axial Fan memakai gaya poros untuk menggerakkan udara atau gas,

berputar dengan poros utama dengan kipas yang dipasang secara tegak

lurus dari diameter luar poros. Axial fan biasa digunakan pada sistem

ventilasi. Fan ini terkenal di industri karena murah, bentuknya yang

kompak dan ringan [2]. Jenis utama fan dengan aliran aksial diringkas

dalam Tabel 2.1.

Gambar 2.1. Axial Fan

Tabel 2.1 Karakteristik Axial Fan

Jenis Fan Keuntungan Kerugian

Propeller Fan

Gambar 2.2

 Menghasilkan laju aliran udara

yang tinggi pada tekanan rendah

 Tidak membutuhkan saluran kerja yang luas sebab tekanan

yang dihasilkannya kecil

 Murah sebab konstruksinya yang

sederhana

 Sering digunakan pada ventilasi

atap dan dapat menghasilkan

aliran dengan arah berlawanan

 Efesiensi

energinya

relatif rendah

(2)

yang membantu dalam

penggunaan ventilasi

Tube Fan Aksial

Gambar 2.3

 Tekanan lebih tinggi dan

efesiensi operasinya lebih baik

dari pada Propeller Fan

 Cocok untuk tekanan menengah,

penggunaan laju aliran udara

yang tinggi

 Menciptakan tekanan yang cukup

untuk mengatasi kehilangan di

saluran dengan ruangan yang

relatif efisiensi yang berguna

untuk pembuangan

 Kebanyakan efisiensi energi

mencapai 85% jikia di lengkapi

dengan fan airfoil dan jaraj ruang

yang kecil

Centrifugal Fan mempercepat aliran udara secara linier, merubah arah

aliran biasanya 90o dan dibuat kokoh, relatif tidak berisik, dan dapat

beroperasi di berbagai kondisi. Centrifugal Fan lebih murah dan lebih

mudah pada pembangunan. Fan sentrifugal digunakan untuk

memindahkan gas pada sistem ventilasi di gedung-gedung. Fan sentrifugal

(3)

untuk proses industri dan sistem kontrol polusi udara. Berbagai jenis

centrifugal fan dapat dilihat pada gambar 2.5.

(a) (b)

(c) (d) (e)

Gambar 2.5. Lima jenis blade centrifugal fan

Keterangan gambar :

a. Forward curve fan, memiliki roda-roda yang terdapat didalamnya

berukuran kecil dan membelok kedalam searah dengan arah rotasi

roda-roda. Fan ini beroperasi pada kecepatan yang relatif rendah. Jenis

fan ini biasa juga disebut sebagai squirrel cage wheel. Tipe ini biasa

digunakan pada kegiatan proses pemanasan dengan tekanan rendah,

ventilasi dan pendingin ruangan seperti pada tungku pembakaran

domestik dan pada alat pendingin lainnya.

b. Radial blade fan, roda-roda yang terdapat didalamnya berbentuk

seperti paddle. Blade yang ada memiliki arah tegak lurus dengan arah

rotasi fan. Fan ini cenderung beroperasi pada kecepatan yang sedang.

Tipe ini biasa digunakan pada kegiatan material handling, memiliki

bentuk yang kokoh serta mudah untuk diperbaiki dilapangan. Jenis fan

ini juga digunakan pada industri yang membutuhkan tekanan yang

(4)

c. Radial tip fan, roda-roda yang terdapat didalamnya memiliki bentuk

yang cenderung melengkung ke arah rotasi roda-roda tetapi blade yang

terdapat didalamnya bersandar kebawah, sehingga bagian luarnya akan

mencapai posisi radial. Fan ini berkerja dengan kecepatan yang hampir

sama dengan fan backward inclined. Tipe ini juga dirancang untuk

menangani pada kegiatan material handling atau pada kegiatan yang

menyebabkan erosive, dan juga lebih efisien daripada bladeradial.

d. Backward-inclined fan, roda-roda yang terdapat didalamnya berbentuk

rata dan memiliki arah yang condong dan menjauhi arah dari rotasi

roda. Fan ini cenderung beroperasi pada kecepatan yang tinggi. Tipe

fan ini lebih efisien daripada kedua jenis fan diatas. Tipe ini biasa

digunakan pada pemanas biasa, ventilasi dan sistem pendingin udara.

Digunakan pada berbagai kegiatan di industri, dimana jenis airfoil

blade tidak dapat digunakan karena memiliki kemungkinan terkena

korosi akibat debu halus.

e. Air foil fan, adalah bukan tipe yang umum, namun tipe ini merupakan

tipe penyempurnaan pada desain tipe Backward Inclined. Fan ini

memiliki efisiensi yang paling tinggi dan cenderung memiliki

kecepatan yang lebih cepat. Tipe ini biasa digunakan pada industri

yang memiliki keadaan udara yang cukup bersih. Selain itu jenis fan

ini dapat dirancang dengan konstruksi khusus pada udara yang

berdebu.

2.2Sistem Transmisi Centifugal Fan (V-belt)

Sabuk di gunakan untuk mentransmisikan tenaga dari satu poros ke poros lain

melalui puli yang berputar dengan kecepatan yang sama atau berbeda. Jumlah

tenaga yang ditransmisikan tergantung dari beberapa faktor [3]:

1. Kecepatan pada sabuk

2. Kekencangan sabuk pada puli

3. Hubungan antara sabuk dan puli

(5)

Transmisi sabuk dapat dibagi atas 3 (tiga) kelompok, yaitu:

1. Sabuk rata (flat belt) dipasang pada puli silinder dan meneruskan momen

antara dua poros yang jaraknya dapat mencapai 10 meter dan mampu

bergerak dengan kecepatan sampai 104 m/s dan menerima beban sampai

500 kW.

2. Sabuk-V (v-belt) dipasang pada puli dengan alur dan meneruskan momen

antara dua poros yang jaraknya dapat mencapai 5 meter dengan

perbandingan putaran antara 1:1 sampai dengan 7:1 dan Kecepatan putar

pada transmisi sabuk pada umumnya direncanakan antara 10 sampai 20

m/detik dan maksimum 25 m/detik.

3. Sabuk dengan gigi (timing belt) yang digerakkan dengan sproket pada

jarak pusat sampai 2 meter, dan meneruskan putaran secara tepat dengan

perbandingan antara 1:1 sampai 6:1 dan batas maksimum kecepatan sabuk

gilir kurang lebih 35 m/s dan daya yang dapat diransmisikan adalah

sampai 60 kW.

Sabuk paling umum dijumpai di industri adalah sabuk-V, karena

penanganannya mudah serta harga murah. Kecepatan sabuk pada

umumnya direncanakan antara 10 – 20 m/s, serta dapat mentransmisikan

daya hingga 500 kW. Sabuk-V terbuat dari karet dan mempunyai

penampang trapesium. Tenunan tetoron atau semacamnya dipergunakan

sebagai inti sabuk untuk membawa tegangan yang besar, hal ini dapat

dilihat pada Gambar 2.6.

(6)

2.2.1 Tipe Dan Ukuran Nominal Sabuk-V

Tiap dimensi sabuk-V telah distandarisasi oleh pabrikan dan pada

umumnya dapat dibagi/diklasifikasikan menjadi 2 (dua), yaitu: heavy-duty

(industri) dan lightduty (fractional-horsepower). Sabuk-V untuk industri

berdasarkan penampangnya Gambar 2.7 terdiri dari 2 tipe dasar, yaitu:

penampang konvensional/klasik (A, B, C, D, dan E) dan penampang sempit

(3V, 5V, dan 8V).

(a)

(b)

Gambar 2.7.Penampang sabuk-V industri: (a) Penampang

konvensional, dan (b) Penampang sempit

2.2.2 Panjang Sabuk-V

Untuk menghitung panjang dari sabuk-V terdapat tiga nomenklatur

yang umum dan sering digunakan sesuai dengan cara pengukurannya, yaitu:

panjang efektif (Le: effective length), panjang bagian luar (OC: outside circum

ference), dan panjang pitch (Lp: pitch length).

Panjang efektif (Le) dapat diukur langsung pada saat terpasang, yang

ditentukan berdasarkan penjumlahan dari dua kali jarak poros dan ditambah

dengan panjang keliling bagian luar dari sebuah puli, pengukuran ini biasa

(7)

Untuk menghitung panjang bagian luar (OC) biasanya diukur secara

sederhana dengan menggunakan pita ukur yang diletakkan pada bagian luar

sabuk-V. Cara ini merupakan yang terbaik untuk memperoleh panjang

nominal, namun sulit untuk mendapatkan nilai yang akurat dan konsisten

karena sabuk-V diukur pada saat tidak diberi tegangan (tension), sehingga

tidak dapat menyatakan panjang sabuk pada saat dioperasikan.

Panjang pitch (Lp) merupakan panjang dari aksis netral dari sabuk,

yaitu panjang dari kabel (tension cord line). Karena kabel berada di dalam

sabuk, sehingga sulit untuk diukur namun dapat dihitung dengan rumus [4].

Lp = 2C +

π

( + )

2

+

( − )2

4

(2.1)

dimana: C = jarak antar poros

D = diameter puli besar

d = diameter puli kecil

2.2.3 Tegangan Statik dan Gaya Defleksi Sabuk-V

Sabuk-V dapat mentransmisikan daya dengan baik pada rentang

tegangan yang cukup lebar. Untuk mengoptimalkan umur dan performa sabuk

serta menghindari tegangan pada poros dan bantalan yang tidak diinginkan,

perlu dihitung dan diukur tegangan yang diberikan berdasarkan beban yang

akan bekerja. Cara untuk menghitung yaitu metode defleksi gaya (force

deflection) sesuai rekomendasi Mechanical Power Transmission Association

(MPTA), hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.8.

(8)

Metode ini menerjemahkan tegangan statik menjadi gaya defleksi yang

diberikan pada sabuk dan menghasilkan defleksi dengan norma defleksi q, sebesar 1/64” tiap 1 inci panjang span (Ls) atau 1,6 mm tiap 100 mm span. Defleksi sabuk diukur ditengah span dalam arah tegak lurus span (Ls). Jarak

defleksi q, dalam satuan inci yang disyaratkan dihitung dengan rumus:

q =

64

(2.2)

dimana panjang span (Ls) dapat dihitung dengan rumus:

Ls = 2

+ (

2

)

2

(2.3)

dimana : Ls = panjang rentangan (inci)

C = Jarak antar poros (inci)

D,d = Diameter puli (inci)

Besarnya tegangan pada sabuk-V idealnya adalah tegangan terendah dimana

sabuk tidak akan slip pada kondisi beban tertinggi, lihat Gambar 2.9. Hal ini

akan menghasilkan umur sabuk yang paling baik dan beban pada poros yang

rendah.

Gambar 2.9. Vektor tegangan statik sabuk

Metode praktis untuk menghitung dan mengukur tegangan statik (static

tension) sabuk berdasarkan beban/daya rencana dihitung dengan rumus:

Tst = 15

2.5− Ө

Ө

103

Ө

+

0,9

(

60

)

2

(

1

)

(2.4)

dimana Tst = Tegangan statik sabuk (lb),

(9)

Pd = Daya rencana (hp)

W = Berat sabuk tiap kaki satuan panjang (lb),

V = Kecepatan sabuk (Rpm)

gc = konstanta gravitasi : 32.2 ft/sec2

Nb = Jumlah sabuk yang digunakan

Tabel 2.2 Berat sabuk (W) dan faktor modulus sabuk (Ky)

Panjang Sabuk Berat Sabuk W (lb/ft) Faktor Modulus Sabuk (Ky)

3L 0.04 5

4L 0.06 6

5L 0.09 9

A 0.07 6

AX 0.06 7

B 0.13 9

BX 0.11 10

C 0.23 16

CX 0.21 18

D, DX 0.42 30

3V, 3VX 0.05 4

5V 0.14 12

5VX 0.12 13

8V, 8VX 0.37 22

(Sumber : Mechanical Power Transmission Ascociation)

Faktor koreksi busur KӨ, dapat dihitung dengan rumus:

KӨ = 1,25 −1 (2.5)

dimana R adalah rasio tegangan yang dihitung dengan rumus:

R = 0,008941 (�)

(2.6)

(10)

Ө = 2 −1 −

2

(2.7)

Daya rencana dihitung dengan rumus:

Pd = 1.15 P (2.8)

yang mana P adalah daya motor terpasang (hp), sedangkan rumus kecepatan

sabuk :

V = �

60 (2.9)

Rentang gaya minimum dan maksimum yang direkomendasikan untuk mesin

dengan sabuk-V berjumlah satu dapat dihitung dengan rumus:

1. Gaya minimum yang direkomendasikan

Pmin =

+

16 (2.10)

2. Gaya maksimum yang direkomendasikan

Pmax =

1,5 +

16

(2.11)

Sesuai rekomendasi MPTA, untuk keperluan analisa tegangan statik sabuk-V

berjumlah satu, akibat gaya defleksi Pa, dengan defleksi berjarak q, dapat

dihitung dengan rumus:

Tst = 16

(2.12)

Dimana : Pa = Gaya defleksi yang aktual diukur (lb)

Ky = Faktor Modulus sabuk (lihat Tabel 2.3)

Ls = Panjang span (inci)

(11)

2.2.4 Beban Statik pada Poros Akibat Tegangan Sabuk-V

Beban statik pada poros Fs, didefinisikan sebagai resultan dari tegangan

akibat tegangan statik sabuk Ts disepanjang garis sumbu penggerak (drive

center line) pada saat diam, lihat Gambar 2.10.

Gambar 2.10. Vektor tegangan sabuk dan beban statik poros

Besar beban statik poros Fst, adalah sama untuk puli penggerak dan yang

digerakkan, yang dihitung dengan rumus:

= 2

sin

2

(2.13)

2.2.5 Tegangan Operasi dan Beban Dinamis Sabuk-V

Tegangan sabuk-V pada saat mesin beroperasi menimbulkan dua

tegangan yaitu tight –side tension TT, dan slack-side tension TS, yang

dihasilkan oleh adanya torsi Q dan tegangan statik Tst, hal ini dapat dilihat

pada Gambar 2.11.

(12)

Torsi merupakan fungsi dari daya nyata yang ditransmisikan Pr dan kecepatan

sabuk-V. Untuk menentukan daya nyata dapat digunakan pengukuran

sehingga perhitungan lebih akurat, namun apabila tidak tersedia, dapat

menggunakan daya motor. Sehingga tegangan efektif Te (N) untuk tiap sabuk

dapat dihitung denganrumus:

Te =

=

2

=

33000 ( )

(2.14)

Pr = 3

746 106 (2.15)

Tight side tension TT (lb) dapat dihitung dengan rumus:

TT =

0,9

0,9

(

60

)

2 1

+

2 (2.16)

maka slack side tension TS dapat dihitung dengan rumus:

=

(2.17)

2.3Analisa Getaran

Analisa getaran merupakan salah satu alat yang sangat bermanfaat sebagai

prediksi awal terhadap adanya masalah pada mekanikal, elektrikal dan proses

pada peralatan, mesin-mesin dan sistem proses yang kontinu di pabrik. Sehingga

analisa getaran saat ini menjadi pilihan teknologi predictive maintenance yang

paling sering digunakan [5].

Disamping manfaatnya dalam hal predictive maintenance, teknik analisa

getaran juga digunakan sebagai teknik untuk mendiagnosa, yang dapat

diaplikasikan antara lain untuk: pengendalian mutu, mendeteksi bagian yang

mengalami kelonggaran, pengendalian kebisingan, mendeteksi adanya kebocoran,

desain dan rekayasa mesin, dan optimasi produksi.

2.3.1 Karakteristik Getaran

Getaran secara teknis didefenisikan sebagai gerak osilasi dari suatu objek

terhadap posisi objek awal/diam. Gerakan massa dari posisi awal menuju atas dan

(13)

sebagai satu siklus getar. Waktu yang dibutuhkan untuk satu siklus disebut

sebagai periode getaran. Jumlah siklus pada suatu selang waktu tertentu disebut

sebagai frekuensi getaran [6].

Perpindahan (displacement) mengindikasikan berapa jauh suatu objek

bergetar, kecepatan (velocity) mengindikasikan berapa cepat objek bergetar dan

percepatan (acceleration) suatu objek bergetar terkait dengan gaya penyebab

getaran. Satuan yang digunakan tiap karakteristik dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Untuk keperluan program preventive maintenance, kecepatan getar adalah

karakteristik yang penting untuk diukur.

Tabel 2.3 Karakteristik dan satuan getaran

Karateristik Getaran Satuan

Metrik British

Perpindahan microns peak to peak

( 1 µm = 0.001 mm )

mils peak to peak (0.001 in )

Kecepatan mm/s in/s

Percepatan G

( lg = 980 cm/s2 )

G

( lg = 5386 in/s2 )

Frekuensi cpm, cps, Hz cpm, cps, Hz

Pase derajat Derajat

(Sumber: Maintenance Engineering Handbook, Mobley, 2008)

2.3.2 Parameter Pengukuran

Proses pemilikiah tranduser yang akan digunakan harus

mempertimbangkan parameter apa yang kita inginkan untuk diukur. Biasanya

parameter-parameter tersebut adalah displacement (perpindahan), velocity

(kecepatan), dan acceleration (percepatan) [7]. Panduan pemilihan parametr

(14)

Tabel 2.4 Parameter pengukuran

Parameter Faktor Pemilihan Parameter Pengukuran

Perpindahan

(Displacement)

a) Frekuensi rendah, dibawah 600 cpm.

b) Pengukuran getaran shaft pada mesin berat dengan rotor

yang relatif ringan.

c) Menggunakan transduser velocity dan tranduser

acceleration.

d) Transduser velocity, untuk mengukur displacement

dengan rangkaian single integrator.

e) Transduser accelerometer, dapat digunakan untuk

mengukur diplacement getaran dengan rangkaian double

integrator.

Kecepatan

(Velocity)

a) Range frekuensi antara 600 – 100.000 cpm.

b) Pengukuran over all level getaran mesin.

c) Untuk melakukan prosedur analisa secara umum.

Perpindahan

(Acceleration)

a) Pengukuran pada frekuensi tinggi/ultrasonic sampai

600000 cpm atau lebih.

b) Untuk pengukuran spike energy pada roll bearing, ball

bearing, gear, dan sumber getaran aerodinamis dengan

frekuensi tinggi.

(Sumber : http://vibrasi.wordpress.com/category/teori-vibrasi)

2.3.3 Gerak Harmonik

Gerak osilasi dapat berulang secara teratur. Jika gerak itu berulang dalam

selang waktu yang sama, maka geraknya disebut gerak periodik. Waktu pengulangan τ disebut dengan periode osilasi dan kebalikannya, f = 1/τ disebut

frekuensi. Jika gerak dinyatakan dalam fungsi waktu x(t), maka setiap gerak

periodik harus memenuhi hubungan (t) = x(1 + τ) [8]. Secara umum, gerak

harmonik dinyatakan dengan persamaan:

x = A sin 2π

(15)

Dimana A adalah amplitudo osilasi yang diukur dari posisi setimbang massa, dan τ adalah periode dimana gerak diulang pada t = τ. Gerak harmonik sering

dinyatakan sebagai proyeksi suatu titik yang bergerak melingkar dengan

kecepatan tetap pada suatu garis lurus, seperti terlihat pada gambar 2.10. Dengan

kecepatan sudut garis OP sebesar ω, perpindahan simpangan x dapat dituliskan

sebagai:

x = A sin ɷt (2.20)

Besaran ω biasanya diukur dalam radian per detik dan disebut frekuensi lingkaran. Oleh karena gerak berulang dalam 2π radian, maka didapat hubungan:

ɷ = 2� = 2πf (2.21)

f = ɷ 2�

dengan τ dan f adalah periode dan frekuensi gerak harmonik bertuturt-turut dan biasanya diukur dalam detik dan siklus perdetik. Kecepatan dan percepatan gerak

harmonik dapat diperoleh secara mudah dengan diferensiasi simpangan gerak

harmonik. Dengan menggunakan notasi titik untuk turunannya, maka didapat:

ẋ = ɷA cos ɷt (2.22)

ẍ = −�2A sin ɷt (2.23)

Gambar 2.12. Gerak harmonik sebagai proyeksi suatu titik yang bergerak

pada lingkaran

2.3.4 Gerak Periodik

Getaran mesin pada umumnya memiliki beberapa frekuensi yang muncul

(16)

banyak derajat kebebasan, dimana getaran pada tiap frekuensi natural memberi

sumbangannya. Getaran semacam ini menghasilkan bentuk gelombang kompleks

yang diulang secara periodik seperti ditunjukkan pada Gambar 2.13.

Gerak harmonik pada Gambar 2.13 dapat dinyatakan dalam deretan sinus

dan cosinus yang dihubungkan secara harmonik. Jika x (t) adalah fungsi periodik

dengan periode , maka fungsi ini dapat dinyatakan oleh deret Fourier [9] sebagai:

x(t) =1

2 0 + 1 �1 + 2 �2 …+ �

+ 1 �1 + 1 �2 …+ � (2.24)

Dengan

1

=

2�

� = 2�1

Gambar 2.13. Gerak periodik gelombang sinyal segiempat dan gelombang

pembentuknya dalam domain waktu

Pada gelombang segiempat berlaku x(t) = ± X pada t =0, dan t =τ, dan seterusnya.

Deret ini menunjukkan nilai rata-rata dari fungsi yang diskontinu. Untuk

menentukan nilai koefisien n a dan n b , kedua ruas persamaan (2.24) dengan cos ωt dan sin ωt , kemudian setiap suku diintegrasi untuk lama perioda τ . Dengan mengingat hubungan berikut,

cos� cos�

0 =

0 , ≠

�/2 , =

sin� sin�

0 =

0 , ≠

(17)

sin� cos� �

0 =

0 , ≠

0 , =

Dari persamaan (2.25), maka untuk m = n, diperoleh hasil

= 1

Persamaan deret Fourier berdasarkan nilai gelombang empat persegi:

x(t) = X untuk 0 < t < τ/2

dan

x(t) = −X untuk τ/2 < t < τ

Maka koefisien dan dapat dihitung, sebagai berikut:

=

1

bilangan ganjil. Sehingga deret Fourier untuk gelombang empat persegi menjadi :

x(t) = 8

2.3.5 Getaran Bebas (Free Vibration)

Getaran bebas terjadi jika sistem berosilasi karena bekerjanya gaya yang

ada dalam sistem itu sendiri (inherent) dan tidak ada gaya luar yang bekerja.

(18)

naturalnya yang merupakan sifat dinamika yang dibentuk oleh distribusi massa

dan kekakuannya.

Perhatikan gerak dari sebuah elemen yang ditempatkan pada sebuah pegas

seperti diillustrasikan dalam gambar 2.14 yang menunjukkan sebuah jarak kecil x

dari posisi kesetimbangannya. Persamaan diferensial menjabarkan perpindahan

elemen setelah dilepaskan yang diperoleh dengan penjumlahan gaya dalam arah

vertikal. Aljabar penjumlahan ΣF dengan gaya ke atas (+) adalah:

Gambar 2.14. Sistem Massa Pegas dan diagram benda bebas

Hukum Newton kedua adalah dasar pertama untuk meneliti gerak system seperti ditunjukkan pada gambar 2.11 dimana gaya statik ∆ dan gaya pegas k ∆ adalah sama dengan gaya berat (W) yang bekerja pada massa m:

Gerak statik: k ∆ = W = m.g (2.29)

k ∆ - W = 0

Gerak dinamik: mẍ+ k(∆+x) – W = 0 (2.30)

dimana menghasilkan persamaan diferensial untuk gerak, karena k= W dan

menggunakan ẍ= a yang merupakan turunan kedua dari x terhadap waktu [10].

mẍ + kx = 0 (2.31)

Persamaan 2.31 merupakan persamaan gerak getar bebas tanpa peredaman,

selanjutnya diubah menjadi:

(19)

Solusi dari persamaan (2.32) :

x = Aest ẋ = sAest

ẍ = s2Aest (2.33)

Substitusi (2.32) ke (2.33)

est (s2 + �2 =0) s1 = iωn

Persamaan ini merupakan persamaan diferensial linier dimana solusinya dapat

ditemukan sebagai berikut.

x = Asin ɷt (2.37)

(20)

substitusi persamaan (2.31) dan (2.32) ke persamaan (2.33) sehingga:

dalam penelitian ini adalah ISO 10186-1:1995(E). Standard ini dapat digunakan

untuk menentukan tingkat getaran yang dapat diterima bagi berbagai kelas

permesinan. Dengan demikian, untuk menggunakan standard ini, pertama-tama

perlu mengklasifikasikan permesinan yang akan diuji sesuai Tabel 2.5 yang

menunjukkan pedoman bagi kelayakan permesinan ISO 10186-1:1995(E) [11].

Tabel 2.5 Kriteria zona evaluasi kelayakan permesinan ISO 10186-1:1995(E)

Vibration

Dengan membaca Tabel 2.5 dapat mengkaitkan kondisi kerusakan

(21)

Standar yang digunakan adalah parameter kecepatan (rms) untuk mengindikasikan

kerusakan. Huruf A,B,C,D seperti terlihat pada Tabel 2.3. mengklasifikasikan

tingkat keparahan sesuai dengan kelas permesinan, sebagai berikut:

1. Zona A

Zona hijau, getaran dari mesin sangat baik dan dibawah getaran yang

diizinkan.

2. Zona B

Zona kuning, getaran dari mesin baik dan dapat dioperasikan karena masih

dalam batas yang diizinkan.

3. Zona C

Zona orange, getaran dari mesin dalam batas toleransi dan hanya dioperasikan

dalam waktu terbatas.

4. Zona D

Zona merah, getaran dari mesin dalam batas berbahaya dan kerusakan dapat

terjadi pada mesin.

5. Kelas I

Bagian mesin secara integral dikaitkan sebagai permesinan lengkap dalam

kondisi pengoperasian normal (motor listrik sampai 15 kW).

6. Kelas II

Peralatan permesinan berukuran sedang (motor listrik dengan output 15-75

kW) tanpa fondasi khusus, mesin terpasang mati (hingga 300 kW) dengan

fondasi khusus.

7. Kelas III

Mesin dengan penggerak utama yang lebih besar dan mesin-mesin besar

lainnya dengan rotating masses terpasang mati pada fondasi padat dan fondasi

berat yang indikatornya sulit bagi penjalaran getaran.

8. Kelas IV

Mesin dengan penggerak utama yang lebih besar dan mesin-mesin besar

lainnya dengan rotating masses-terpasang pada fondasi yang indikatornya

mudah bagi pengukuran getaran (sebagai contoh: turbo generator terutama

Gambar

Gambar 2.1. Axial Fan
Gambar 2.3 yang tinggi
Gambar 2.5. Lima jenis blade centrifugal fan
Gambar 2.6. Penampang sabuk-V klasik
+7

Referensi

Dokumen terkait

(2) Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi

Melalui penulisan ilmiah yang berjudul âMemanfaatkan Overloading Operator C++ untuk Operasi Matriks,â Penulis menjelaskan bagaimana cara pembebanlebihan operator-operator dalam C++

[r]

Dengan memanfaatkan aplikasi praktikum yang telah ada yang kemudian dilengkapi sehingga dapat menjalankan fungsi frank dengan metode belajar propagasibalik, maka dilakukan

Mengingat banyaknya penggunaan citra digital dalam kalangan profesi graphic atau art designer, ataupun hanya semata koleksi saja, hard disk komputer banyak dipenuhi gambar-gambar

[r]

[r]

Family Computer dengan tujuan meningkatkan kinerja marketting dimulai dari memasukkan dan mencari data barang serta pembuatan faktur penjualan. Dengan menggunakan aplikasi