PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tingginya potensi keberadaan tumbuhan obat di Sumatera Utara belum semua terdata. Saat ini banyak jenis tumbuhan khususnya tumbuhan obat yang
masih belum teridentifikasi secara maksimal. Namun pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat sekitar hutan tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari. Menurut Sofia (2007), Indonesia merupakan negara tropika yang memiliki kawasan hutan
yang cukup luas. Keberadaan kawasan hutan ini merupakan aset nasional yang harus terus dikelola dan dikembangkan ke arah lebih baik, agar dapat
dimanfaatkan secara berkelanjutan dengan memperhatikan kebutuhan generasi masa kini dan masa yang akan datang.
Tumbuhan obat memiliki peranan yang sangat penting bagi dunia
kesehatan sehingga perlu dilakukan penelitian di berbagai wilayah untuk menganalisis keanekaragaman jenis tanaman obat. Kecenderungan masyarakat
menggunakan bahan-bahan yang berasal dari tumbuhan obat terus meningkat. Dalam penelitian Pribadi (2009) melaporkan bahwa perkembangan terakhir
menunjukkan peningkatan permintaan akan produk tumbuhan obat tidak hanya sebatas peningkatan kuantitas tumbuhan yang telah biasa digunakan tetapi berkembang kearah bertambahnya jenis tanaman yang digunakan dan ragam
produk yang dihasilkan. Sebahagian besar bahan baku obat yang berasal dari tumbuhan dipanen secara langsung dari alam.
Berdasarkan SK Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 1030/Menhut-VII/KUH/2015, Hutan Diklat Pondok Buluh (HDPB) adalah salah satu Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK). Hutan ini memilki luas
sekitar 1.272,70 Ha. HDPB ini merupakan salah satu KHDTK dengan tujuan pendidikan dan pelatihan. Hutan Diklat Pondok Buluh (HDPB) merupakan hutan
lindung dengan komposisi hutan yang cukup rapat. Hutan ini juga memiliki beberapa jenis tegakan dan banyak tumbuhan bawah yang tumbuh dibawahnya. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian eksplorasi tumbuhan obat untuk
mengetahui keanekaragaman dan tingkat potensi tumbuhan obat di sekitar kawasan HDPB. Dimana informasi mengenai keanekaragaman dan potensi
tumbuhan obat di kawasan HDPB ini masih sangat terbatas, sedangkan keanekaragaman tumbuhan obat di kawasan ini memiliki potensi yang tinggi untuk dikembangkan. Sehingga keanekaragaman hayatinya dapat dimanfaatkan
serta dapat dilestarikan.
Tujuan
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui keanekaragaman jenis dan potensi tumbuhan obat, serta analisis metabolit sekunder dari jenis-jenis tumbuhan
obat tersebut yang terdapat di Kawasan Hutan Diklat Pondok Buluh (HDPB), Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara.
Manfaat
Manfaat penelitian ini diharapkan agar dapat digunakan sebagai informasi
bagi masyarakat dan instansi yang terkait pemanfaatan tumbuhan obat serta membantu upaya konservasi keanekaragaman hayati di Kawasan Hutan Diklat Pondok Buluh (HDPB), Kecamatan Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara.