A. Politik Dalam Perspektif Islam
Politik berasal dari bahasa yunani “polis” yang berate kota. Politik secara istilah berarti segala aktivitas atau sikap yang dimaksud mengatur kehidupan masyarakat. Di dalamnya terkandung unsur kekuasaan untuk membuat hukum dan menegakkanya dalam kehidupan masyarkat yang bersangkutan. Maka dalam berpolitik terkandung tugas pemeliharaan (ri’ayah), perbaikan (ishlah), pelurusan (taqwim), pemberian petunjuk (irsyad), dan mendidik atau membuat orang menjadi beradab (ta’dib).
Politik dalam islam didasari dengan hadis Nabi SAW. Di dalam hadis tersubut dijelaskan bahwa para nabi membimbing dalam hal pemerintahan yang mengatur kehidupan bernegara dan bermasyarakat. Dan para penerus nabi disebut khalifah, semisal Abu Bkar, Umar,Usman, Ali dan para sahabat berikutnya.
Dalam islam politik juga harus netral dari keinginan nafsu dan merupakan wujud fungsi sebagai khalifah Allah. Jiwa politik dalam Islam adalah keikhlasan dan keterbukaan, sebab dengan cara ini fungsi control terhadap aktivitas pemerintahan akan berfungsi maksimal. Secara historis sikap politik yang ideal bisa diperoleh contohnya pada masa awal
kepemimpinan dalam islam yang dipegang oleh Nabi SAW kemudian para khalifah pengganti Nabi.
Politik Islam dikenal dengan istilah siyasah syar’iyah. Yang dapat didefinisikan sebagai pengaturan urusan pemerintahan kaum muslimin secara menyeluruh dengan cara mewujudkan kemaslahatan, mencegah terjadinya kerusakan melalui aturan-aturan yang ditetapkan Islam dan prinsip-prinsip umum syariat.