• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENCEGAHAN KARIES DAN PENILAIAN RESIKO T

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENCEGAHAN KARIES DAN PENILAIAN RESIKO T"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PENCEGAHAN KARIES DAN PENILAIAN RESIKO TERJADINYA KARIES DINI PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN MENGGUNAKAN CARIES

MANAGEMENT BY RISK ASSESSMENT (CAMBRA)

(Sari Pustaka)

Oleh:

Annisa Rizki Amalia

1406580481

Pembimbing:

Prof. Heriandi Sutadi, drg. SpKGA(K), PhD.

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS

DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS INDONESIA

(2)

PENDAHULUAN

Karies pada anak usia dini atau early childhood caries (ECC), dan karies rampan, merupakan tipe yang sangat virulent dari karies ini, dimulai segera setelah

erupsi gigi, berkembang pada permukaan halus, dengan cepat dan memiliki

dampak yang merugikan pada gigi geligi.1 Karies merupakan penyakit infeksi yang

paling sering ditemukan pada anak. Di Amerika Serikat, prevalensi karies

diperkirakan sebanyak lima kali lebih tinggi dari pada asma dan tujuh kali lebih

tinggi daripada rhinitis alergi.2,3 Ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius dan pengendaliannya harus menjadi prioritas, adanya karies yang lanjut

bahkan harus dilakukan pencabutan mungkin dapat menyebabkan terjadinya

maloklusi gigi permanen dan menyebabkan masalah fonetik serta rendah diri pada

anak.4 Beberapa penelitian sebelumnya menyatakan bahwa populasi yang terdiri dari individu yang rentan terhadap karies terus meningkat seiring dengan

bertambahnya usia.5

Manajemen dari penyakit karies terus menerus menjadi sebuah tantangan

dan memerlukan dokter gigi professional untuk memahami bahwa hanya dengan

membuang lesi karies dan merestorasinya tidak akan mengubah biofilm plak

patologis yang berkontribusi pada tahapan karies ini. Seperti yang dikatakan oleh

Featherstone dan Young, karies merupakan penyakit yang multifaktorial. Apakah

karies akan muncul dan merusak jaringan keras gigi bergantung pada keunikan

masing-masing pasien dalam menciptakan faktor resiko pathogenik dan faktor

protektif.6 Selama ini, kedokteran gigi menangani karies dengan merestorasi

jaringan karies yang dapat menyebabkan prosedur pergantian berulang sepanjang

masa, yang berakibat pada meningkatnya ukuran restorasi atau bahkan prosedur

yang lebih invasif ke depannya. Diperkirakan sekitar 71% dari seluruh perawatan

restoratif dilakukan pada gigi yang sudah pernah di restorasi sebelumnya, dengan

karies sekunder sebagai penyebab utamanya.5 Ini menggambarkan bahwa walaupun lesi karies telah diperbaiki, penyakit dari karies gigi itu sendiri tidak terawat

seluruhnya, karena penyebab dan faktor resiko yang sebenarnya tidak teratasi

(3)

gigi dan pencegahannya terletak pada memodifikasi dan mengoreksi complex

dental biofilm dan mengubah faktor oral untuk mendukung kesehatan.5

Manajemen karies yang terbaik dapat dicapai melalui sebuah pendekatan

praktik terbaik yang dapat menurunkan faktor resiko karies, meningkatkan faktor

protektif terhadap karies dan ini merupakan dasar dari caries management by risk

assessment atau CAMBRA. Filosofi dari caries management by risk assessment

(CAMBRA) dibangun pada pemahaman bahwa karies gigi adalah sebuah penyakit

yang diinisiasi oleh biofilm yang kompleks (bukan hanya salah satu pathogen), yang secara dinamik berubah terhadap lingkungannya dan faktor kimiawi lokal pada

permukaan gigi, pelikel dan saliva.6 Filosofi CAMBRA ini pertama kali diperkenalkan hampir satu dekade lalu saat sebuah kelompok tidak resmi yang

disebut the Western CAMBRA Coaliton dibentuk yang termasuk para stakeholder

dari bidang pendidikan, penelitian, industri, agen pemerintahan dan praktisi swasta

di wilayah barat dari Amerika Serikat.7

Tulisan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan baru kepada para

tenaga kesehatan khususnya dokter gigi, baik di lembaga pendidikan, klinik gigi

pribadi atau pada lembaga kesehatan masyarakat, bahwa sangatlah penting untuk

merangkum seluruh pemeriksaan resiko terjadinya karies dan faktor protektif tiap

individu dalam mendiagnosa dan merencanakan perawatan bagi anak khususnya

anak dengan ECC.

TINJAUAN PUSTAKA

Early Childhood Caries

Early childhood caries (ECC) merupakan terminologi yang digunakan untuk menyebutkan karies pada anak usia dini untuk menggantikan sebutan

baby-bottle tooth decay dan juga nursing caries. Literatur tidak memberikan definisi yang dapat diterima secara Universal untuk ECC,2 namun American Academy of

Pediatric Dentistry (AAPD) menganggap ECC sebagai karies pada permukaan gigi

(4)

(karena karies) atau tumpatan dipermukaan gigi sulung pada anak usia dibawah 6

tahun (0-71 bulan). Bedasarkan definisi ini, sebutan Severe Earlychildhood Caries

diadopsi untuk menggantikan sebutan karies rampan dengan adanya paling tidak

salah satu dari kriteria sebagai berikut,yaitu:8 adanya tanda dari karies pada permukaan halus pada anak dibawah usia 3 tahun; adanya lubang pada permukaan

halus pada gigi sulung anteroposterior, kehilangan gigi sulung (karena karies) atau

tumpatan dipermukaan gigi sulung pada anak antara usia tiga hingga lima tahun;

serta lubang gigi, kehilangan gigi dan tumpatan pada permukaan gigi dengan indeks

DMFT setara atau lebih besar dari 4 pada usia 3 tahun, 5 pada usia 4 tahun dan 6

pada usia 5 tahun.

Karies adalah penyakit kronis yang umum ditemukan, kompleks dan

disebabkan oleh ketidakseimbangan antara faktor resiko yang multiple dan faktor

protektif dari waktu ke waktu.9 Pada dasarnya, karies adalah demineralisasi yang disebabkan oleh asam dari biofilm (plak) pada enamel atau dentin, yang di mediasi

oleh saliva. Dengan diberi waktu, interaksi dari mikroorganisme kariogenik dan

karbohidrat yang terfermentasi (sukrosa) dapat menyebabkan demineralisasi, yang

dapat meningkat hingga terjadinya kehilangan struktur gigi/demineralisasi.8

Karies adalah sebuah penyakit yang infeksius dan dapat ditularkan,

memahami akuisisi dari mikroba kariogenik sangatlah penting untuk meningkat

strategi preventif.8 Transmisi vertikal adalah perpindahan mikroba dari pengasuh pada anak, dan reservoir utama dari mana bayi tersebut memperoleh bakteri

kariogenik adalam saliva ibu mereka.8 Bayi-bayi yang ibunya memiliki kadar S.mutans yang tinggi, misalnya karena adanya karies yang tidak ditangani, berada resiko yang lebih besar dalam menerima organisme kariogenik lebih awal daripada

anak-anak dari Ibu dengan kadar bakteri yang rendah. Menekan reservoir maternal

dari S.mutans dengan perawatan gigi geligi dan perawatan antimikroba dapat

mencegah atau menghambat inokulasi pada bayi. Idealnya, intervensi-intervensi ini

(5)

pembersihan empeng menggunakan mulut, dapat membantu menurunkan

perolehan mikroba kariogenik pada bayi dan balita.8

Anak-anak berada pada tingkatan resiko yang bervariasi terhadapa karies

selama hidupnya. Dengan meningkatnya penemuan baru-baru ini menytakan bahwa

untuk berhasil dalam pencegahan karies, dokter gigi harus memulai intervensi

pencegahan sejak satu tahun pertama kehidupan. Konsekuensi dari ECC meliputi

resiko yang lebih tinggi terhadap kavitas lesi karies baru baik pada gigi sulung dan

pada gigi tetap, meningkatnya resiko hospitalisasi dan kunjungan unit gawat

darurat, meningkatnya biaya dan waktu perawatan, perkembangan fisik yang tidak

cukup (khususnya pada tinggi dan berat badan), kehilangan waktu di sekolah dan

berkuranganya kemampuan untuk menerima pelajaran, dan berkurangnya kualitas

kehidupan yang berhubungan dengan kesehatan gigi dan mulut.8

Konsep Keseimbangan dan Ketidakseimbangan Karies

Konsep keseimbangan/ketidakseimbangan karies adalah gambaran secara

visual dari multifaktorial karies secara alamiah. Ini menggambarkan faktor yang

menentukan dari karies, dan interaksi dinamis dari biofilm terhadap lingkungan

rongga mulut. Lingkungan rongga mulut inilah yang akan menentukan bagaimana

sifat dari biofilm pada setiap permukaan gigi dan apabila keadaannya cukup parah

hingga dapat menyebabkan demineralisasi dan perubahan yang terlihat pada

permukaan gigi. Dengan mengumpulkan informasi yang sebenarnya dari pasien

tentang keunikan dari keseimbangan karies pasien, seorang dokter gigi yang cerdas

dapat “menilai” resiko dari demineralisasi yang akan terjadi berdasarkan menimbang seluruh indikator penyakit tersebut dan faktor resiko yang berhadapan

dengan faktor protektif yang ada. Keseluruhan proses ini disebut sebuah penilaian

resiko karies (CRA).6

Keseimbangan/ketidakseimbangan karies adalah sebuah keseimbangan

diantara indikator karies, faktor resiko dan faktor protektif dan menentukan apakah

(6)

Ini adalah keseimbangan dinamis dan sensitif, berbalik kedua arah beberapa kali

dalam sehari. Berlanjut atau berbaliknya (demineralisasi atau remineralisasi) proses

terjadinya karies ditentukan oleh keseimbangan dan ketidakseimbangan diantara

indikator dan faktor resiko disatu sisi dan faktor protektif di sisi yang berlawanan.

Gambar 1. The Caries balance/imbalance yang diadaptasi dari Featherstone.6

Indikator Karies

Menurut Featherstone, indikator karies merujuk kepada pemeriksaan klinis

yang menggambarkan riwayat karies dimasa lalu dan aktivitas karies. Indikator

karies adalah tanda-tanda klinis bahwa adanya karies pada saat ini atau bahwa

pernah adanya karies di masa lalu.6 Indikator caries ini tidak menginformasikan kita apapun mengenai apa yang menyebabkan karies dan bagaimana menanganinya.

Mereka merupakan bukti fisik (kavitas, white spot, radiolusensi) dari karies yang

ada pada saat ini atau di masa lalu.

Featherstone menggunakan sebuah singkatan ‘WREC’ (diingat sebagai ‘wreck’ atau ‘hancur’) untuk menggambarkan keempat indikator karies, yang terdiri dari:5,6 White spots yang terlihat pada permukaan halus; Restoration yang diberikan dalam waktu tiga tahun terakhir sebagai akibat adanya aktivitas karies;

(7)

pemeriksaan radiograf; dan Cavitation dari lesi karies yang terlihat pada radiograf telah berpenetrasi ke dentin.

Respon yang positif pada salah satu dari keempat indikator ini

menempatkan pasien pada resiko karies tinggi, kecuali telah dilakukan intervensi

terapeutik dan perkembangannya telah dihentikan. Seorang pasien dengan kavitas

yang terbuka memiliki kadar bakteri kariogenik yang tinggi, dan restorasi saja tidak

dapat secara signifikan menurunkan kadar asidogenik dari bakteri tersebut di

rongga mulut.10

Faktor Resiko Karies

Faktor resiko karies yang dimaksud adalah faktor-faktor biologis, termasuk

faktor patologis, yang berkontribusi terhadap tingkat resiko bagi pasien dalam

kemungkinannya memiliki lubang atau lesi baru di masa yang akan datang atau

adanya lesi karies yang semakin berkembang. Dikarenakan sifat patologis

alamiahnya, faktor resiko dapat menjadi sebuah penjelasan dari apa yang dapat

dikoreksi untuk meningkatkan ketidak seimbangan yang muncul saat adanya

(8)

Tabel 1, Lembar Penilaian Faktor Resiko Karies, Featherstone dkk.12

Filosofi CAMBRA mengidentifikasi Sembilan faktor resiko (Tabel 1) yang

merupakan hasil pengukuran dari resiko bagi karies pada saat ini dan dimasa depan,

dan setiap faktor tersebut dibuktikan melalui penelitian.12 Faktor resiko karies menggunakan singkatan yang disebuk “BAD” untuk menggambarkan tiga faktor

resiko yang dinyatakan dalam literature sebagai penyebab dari karies dental, yaitu:

(9)

seperti diet yang tidak bergizi, seringnya konsumsi karbohidrat yang mudah

difermentasi, penggunaan obat-obatan, dll)

Tidak semua bakteri pada rongga mulut patologis, tetapi saat sejumlah besar

dari bakteri kariogenik berada di dalam biofilm plak dan melekat pada permukaan

gigi, mencerna gula dari proses fermentasi karbohidrat menjadi ikatan asam organic

yang lemah yang dapat menyebabkan demineralisasi dari struktur hidroksiapatit.

Dikarenakan karies merupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan karena

lesi karies merupakan tahap akhir dari gejala penyakit ini, evaluasi dari penemuan

mikrobiologis akan memandu dokter gigi dalam mengimplementasikan intervensi

dini untuk membantu mencegah atau menghentikan jalannya penyakit.5 Penelitian terbaru telah menunjukan sebuah perbedaan yang khas antara mikroflora yang

sehat, pada individu yang bebas karies dibandingkan dengan mikroflora pada

individu dengan karies dental.13

Walaupun Streptococcus mutans merupakan bagian dari flora normal rongga mulut, dalam beberapa kondisi, mereka akan menjadi dominan, dan dapat

menyebabkan karies.14S.mutans merupakan sebuah perhatian tertentu dalam proses karies karena kemampuan uniknya untuk menghasilkan baik intra maupun

ekstraselular polisakarida yang dapat menyebabkan produksi asam dan tetap

bertahan hidup selama periode nutrisi-rendah, dan juga kemampuannya melekat

pada permukaan halus.14 Spesies bakteri lain yang menjadi perhatian dalam karies dental adalah Lactobacillus (LB). LB merupakan sebuah kelompok mikroorganisme bersifat acidogenic (memproduksi asam) dan aciduric

(berkembang dalam lingkungan asam) yang dihubungkan dengan karies. LB lebih

cenderung untuk hidup pada lingkungan dengan pH rendah yang sulit untuk

dibersihkan dan dekat dengan akumulasi plak biofilm.15 Bakteri ini sering

ditemukan pada bagian paling dalam dari lesi karies dan sekarang dinilai lebih

terlibat dalam perkembangan dari lesi karies yang telah terbentuk. LB lebih tahan

terhadap substansi pereduksi bakteri daripada S.mutans, sebagai contohnya pada aplikasi fluoride, tidak ditemukan efek yang sama pada metabolism Lactobacillus,

(10)

Faktor Pelindung Karies

Faktor pelindung karies adalah faktor biologis ataupun terapi yang dapat

secara bersamaan dapat mengimbangi suatu kondisi patologis yang muncul karena

adanya faktor-faktor resiko karies yang telah disebutkan di atas. Semakin parah

faktor resiko karies, semakin tinggi intensitas faktor pelindung yang diperlukan

untuk menyeimbangkan kondisi rongga mulut pasien atau untuk membalikan

proses karies yang telah terjadi.6 Faktor pelindung ini meliputi sejumlah produk-produk yang beragam dan intervensi yang dapat meningkatkan mineralisasi dan

menjaga keseimbangan antara faktor patologis dan pelindung pada kesehatan

rongga mulut pasien. Faktor pelindung juga meliputi kondisi tempat tinggal yang

dekat dengan sumber air yang mengandung fluoride, penggunaan pasta gigi dengan

fluoride yang teratur, obat kumur yang mengandung fluoride, dan apakah pasien

pernah menerima aplikasi fluoride, chlorhexidine dan agen kalsium fosfat topical.5 Pada Gambar 1, Featherstone memberikan daftar apa yang diketahui sebagai faktor

yang sangat protektif dan dapat dengan mudah diingat sebagai “SAFER”, untuk

menggambarkan faktor protektif tersebut, yang terdiri dari :Saliva dan Sealants;

Antibakteri; Flouride dan Kalsium / Fosfat (sebagai pendukung fungsi fluoride

bukan sebagai pengganti); Effective lifestyle habits, kebiasaan dan gaya hidup yang efektif; serta dilengkapi dengan adanya Risk-based reassessment.

Setiap dokter gigi harus dapat mengidentifikasi resiko karies dari

masing-masing pasien, apakah pasien beresiko karies rendah, moderat atau tinggi,

kemudian merencakan sebuah rencana perawatan atau pencegahan bagi

masing-masing pasien tersebut. Protocol intervensi klinis telah dikembangkan secara terus

menerus melalui penelitian, dan perawatan secara individual bagi pasien harus

dapat dijelaskan dengan baik pada pasien. Panduan klinis berbasis bukti (

evidence-based) dikembangkan sejak tahun 2007, dan kemudian dimodifikasi dengan protocol pediatric pada 2010, guna untuk membantu dokter gigi merencanakan dan

(11)

Pemeriksaan dan pemetaan jaringan keras

Adanya karies sebelumnya atau pada saat ini adalah prediktor tertinggi bagi

karies di masa depan. Oleh karena itu pemeriksaan jaringan keras yang seksama

harus mengawali CRA untuk mendeteksi tanda-tanda dari caries sebelumnya atau

pada saat ini (karies indikator). Ada banyak cara untuk mencatat penemuan pada

jaringan keras gigi. Menanggapi kurangnya system deteksi lesi karies yang dapat

diterima secara universal, sebuah kelompok yang terdiri dari cariologist dan

epidemiologis menciptakan International Caries Detection Assessment System

(ICDAS) pada tahun 2002 di Skotlandia. Sistem visual ini dikembangkan sebagai

sistem deteksi bagi lesi karies di oklusal, dengan sistem pengkodean 2 digit, digit

yang pertama (0-9) mengidentifikasi status gigi dan digit yag kedua

menggambarkan keparahan dari lesi karies tersebut.5,6 ICDAS telah dibuktikan sebagai sistem yang valid untuk menggambarkan dan mengukur perbedaan derajat

dari keparahan suatu lesi karies serta memiliki hubungan yang signifikan antara

(12)

Tabel 2, Kode ICDAS, http://www.icdas.org/clinical-practice.17

Caries Management by Risk Assessment CAMBRA

CAMBRA adalah sebuah pendekatan secara evidence-based untuk mencegah atau menangani penyebab dari karies dental pada tahap dini daripada

menunggu adanya kerusakan permanen pada gigi. Filosofi ini membutuhkan

sebuah pemahaman bahwa karies dental adalah sebuah penyakit dari bakteri biofilm

yang menular yang muncul pada lingkungan rongga mulut yang didominasi faktor

patologis.18 Peneliti mengemukakan penyakit ini merupakan konsekuensi dari pergeseran pada keseimbangan homeostatik dari mikroflora normal dikarenakan

adanya perubahan pada kondisi lingkungan lokal, contohnya pH, yang mendukung

pertumbuhan dari pathogen kariogenik.18

Konsep dari CAMBRA dikembangkan oleh sebuah konsorsium organisasi

(13)

ditentukan oleh sebuah keseimbangan dari faktor protektif dan patologis,19 maka para klinisi harus mampu untuk mengidentifikasi dan mendokumentasi

faktor-faktor tersebut, memahami lebih berat kemana faktor-faktor ini, apakah berkembang

menjadi karies atau sebaliknya, dan menyediakan rekomendasi bagi para pasien

yang nantinya dapat mengurangi faktor resiko dari setiap pasien.20 Protokol

CAMBRA bertujuan untuk membingkai faktor-faktor ini kedalam rancangan yang

mudah diikuti, dan juga akan memandu dokter gigi dalam membuat rekomendasi

bagi setiap pasiennya.21

Inti dari filosofi CAMBRA perawatan adalah penilaian setiap pasien secara

individu indicator penyakitnya, faktor resiko dan faktor protektif untuk menentukan

penyakit karies dental saat ini dan dimasa depan.16 Penilaian Faktor Resiko karies,

caries risk assessment (CRA) adalah komponen penting dalam manajemen karies dan harus dipertimbangkan sebagai standar untuk perawatan dan diikutsertakan

sebagai bagian dari pemeriksaan dental. Ini penting dalam pembuatan keputusan

untuk membimbing dokter gigi dalam menentukan diagnosis, prognosis dan

rencana perawatan bagi setiap pasien. Menggunakan pemeriksaan resiko karies ini

menyediakan efektifitas biaya dan kesuksesan perawatan yang lebih baik

dibandingkan dengan pendekatan yang lebih tradisional dimana perawatan yang

diterapkan pada setiap pasien identic dan tidak mempertimbangkan faktor resiko

mereka.5 Ada berbagai bentuk dari formulir penilaian resiko karies yang tersedia dari asosiasi professional dan publikasi industri untuk mendampingi dokter gigi

dalam menentukan resiko karies pasiennya.

CRA sederhananya adalah cara untuk memfolmulasikan dan

mengembangkan, bedasarkan setiap keseimbangan/ ketidakseimbangan karies

pasien ke dalam pola yang paling dapat diprediksi untuk mendiagnosis keadaan

penyakit karies saat ini, untuk membantu memprediksi adanya karies di masa

depan, dan untuk menentukan faktor-faktor apa saja yang tidak seimbang, sehingga

keputusan klinis yang evidence-based dapat dibuat.22 CRA dapat memanfaatkan data riwayat pasien yang relevan seperti riwayat medis (pengobatan dan penyakit

(14)

(kecanduan narkotika, alcohol, merokok), riwayat diet, dan setiap kebiasaan

individual dan budaya lain yang dapat berkontribusi pada karies. Terakhir CRA

dapat mengikutsertakan beberapa uji seperti penilaian saliva/pH/buffer dan juga

penilaian jumlah bakteri. Kesemua uji ini memiliki tingkat petunjuk yang lemah,

namun keuntungan yang sebenarnya adalah ini dapat dijadikan sebagai sarana

pengajaran dan motivasi untuk membantuk memodifikasi perilaku pasien.6

Menurut Young and Featherstone, implementasi dari penilaian resiko karies

pada praktek klinis paling baik dilakukan dengan menggunakan form dari CRA,

untuk memastikan bahwa setiap pasien akan dinilai secara sistematis dengan cara

yang sama, yang berdasarkan pada penelitian-penelitian terbaik yang ada.6 Terdapat beberapa versi dari formulir CRA yang ada, dan dengan hasil klinis menggunakan

banyak indikator dan faktor resiko yang telah ditinjau dan dirangkum oleh Zero

dkk.23 American Dental Association (ADA) mengembangkan dua bentuk formulir yang menentukan resiko rendah, sedang atau tinggi: satu untuk pasien usia 0-6

tahun, dan satu lagi untuk pasien usia diatas 6 tahun. American Academy of

Pediatric Dentistry (AAPD) telah mengembangkan dua bentuk formulir yang

menentukan resiko rendah, sedang atau tinggi: satu untuk pasien anak berusia 0-5

tahun, dan satu lagi untuk anak usia diatas 5 tahun. Terdapat juga dua buah formulir

yang dipublikasikan oleh California Dental Association (CDA), alat penilaian

resiko yang tervalidasi menggunakan kohort sejumlah besar pasien dan menemukan

perbandingan yang signifikan berkaitan dengan jumlah kavitas di masa depan.5

Sementara semua formulir ini berbeda pada faktor resiko, indikator penyakit

dan faktor protektif, kesemuanya sepakat bahwa prediktor terkuat dari karies dental

di masa depan adalah pengalaman pasien terhadap karies, seperti lesi karies atau

restorasi baru dalam waktu tiga tahun terakhir, walaupun setiap form menggunakan

variable yang berbeda untuk menggambarkan pengalaman karies.5,6

Hasil akhir dari setiap CRA adalah untuk menkombinasikan riwayat pasien

dan data klinis saat ini, informasi dari form CRA, termasuk setiap test tambahan

(15)

memungkinkan penentuan dari resiko karies pasien secara keseluruhan. Ini akan

membantu menciptakan sebuah diagnosis karies dan tingkat aktivitasnya (karies

aktif dan tidak aktif).6 Dikarenakan resiko karies mengalami perubahan, penilaian

ulang secara berkala terhadap faktor resiko karies setiap pasien dipertimbangkan

sebagai perawatan terbaik dan harus diadakan lagi 3 hingga 12 bulan setelah

penilaian resiko karies pertama, dengan interval waktu bergantung pada tingkat

resiko dari setiap pasien.5,6

Sebuah penilaian resiko karies secara individual dari bayi atau balita akan

membantu baik penyedia layanan kesehatan dan para orang tua/pengasuh

mengidentifikasi dan memahami faktor-faktor yang berhubungan dengan early childhood caries, agar sebuah rencana perawatan pencegahan yang kooperatif dan proaktif dapat dikembangkan. Informasi yang spesifik dikumpulkan melalui

penilaian yang sistematik dari CAMBRA, memandu dokter gigi dalam proses

pengambilan keputusan untuk menciptakan protocol perawatan dan pencegahan

bagi anak dengan karies atau bagi anak-anak yang beresiko terkena karies.24

Untuk mendapatkan manajemen dan hasil terbaik bagi kesehatan gigi dan

mulut yang baik, penilaian faktor resiko karies ini harus dilaksanakan sedini

mungkin, lebih disarankan sebelum karies muncul. Penilaian resiko karies dan

manajemen penyakit yang menyertakannya sangatlah penting pada anak karena

diketahui fakta bahwa caries pada gigi sulung adalah prediktor yang paling kuat

dari karies pada gigi permanen nantinya.25 Terdapat enam langkah dasar dalam kunjungan dokter gigi bagi bayi. Pemeriksaan faktor resiko karies merupakan

langkah yang pertama dalam enam langkah-langkah penting ini, memberikan

dokter gigi informasi lebih untuk membantu mereka mempertimbangkan resiko dan

status kesehatan dari setiap pasien sebelum memulai pemeriksaan.26

Konsep keseimbangan karies mengatakan bahwa kelanjutan dan

remineralisasi dari proses karies ditentukan oleh keseimbangan antara faktor

(16)

lembar pemeriksaan CAMBRA memberikan kemudahan untuk menggabungkan

dan menyimpan data dari informasi yang akan membantu dokter gigi dalam

menentukan resiko karies bayi atau anak tersebut. Lembaran CRA yang digunakan

American Academy of Pediatric Dentistry dibagi menjadi tiga kategori mayor:

faktor resiko biologis, faktor protektif, dan indikator penyakit dari pemeriksaan

klinis.24

Faktor resiko biologis didapatkan melalui wawancara dengan pengasuh dan

mengikutsertakan faktor bilogis atau gaya hidup yang berkontribusi bagi

perkembangan dan kelanjutan dari proses karies. Faktor-faktor resiko ini meliputi

ibu dengan karies aktif atau baru saja mendapatkan restorasi gigi, keluarga dengan

status social ekonomi rendah, pengasuh dengan kesadaran akan kesehatan yang

rendah, dan anak yang sering mengkonsumsi karbohidrat yang terfermentasi atau

minuman manis dan/atau tidur dengan botol atau sippy cup yang mengandung susu atau jus.24

Faktor protektif juga didapat melalui wawancara. Ini adalah faktor-faktor

biologis dan/atau terapi, tindakan, dan perilaku yang, saat digunakan secara

konsisten, dapat menurunkan resiko seorang anak terhadap ECC. Faktor-faktor ini

meliputi paparan fluoride yang optimal dan akses ke perawatan dental yang mudah

dan teratur. Selain itu, indikator penyakit adalah penemuan-penemuan yang

didaparkan selama pemeriksaan klinis dari anak, yang dibuktikan memiliki

hubungan yang kuat terhadap karies. Ini meliputi adanya kavitas lesi karies dan lesi

white spots / dekalsifikasi, restorasi terbaru, adanya plak, perdarahan gingiva (indikator adanya plak berlebih) dan dry mouth.24

Pemeriksaan faktor resiko pada anak juga dikategorikan rendah, moderat

dan tinggi bedasarkan dari faktor dominan dari faktor-faktor yang dilingkari pada

lembar CRA. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ramos-Gomez, terdapat tiga

penemuan yang selalu berhubungan dengan anak yang memiliki resiko karies

tinggi, yaitu: 1) Lesi karies baru pada pengasuh utama anak di 12 bulan terakhir; 2)

(17)

enamel karena dekalsifikasi atau lesi yang jelas terlihat pada pemeriksaan klinis

pada anak.27 Kondisi pasien yang spesifik ini akan membantu baik dokter gigi dan orang tua memahami faktor-faktor yang dapat berkontribusi untuk atau menjaga

pasien dari karies.24 Informasi tersebut juga membantu dokter gigi untuk memformulasikan profi resiko karies bagi anak, dan langkah pertama yang penting

untuk menentukan rencana pencegahan dan perawatan, serta periode yang

dibutuhkan bagi pasien untuk kunjungan berikutnya (recall/follow-up), apakah

setiap bulan, tiga bulan, 6 bulan atau satu tahun.26

Rangkuman

Dokter gigi memiliki peranan penting dalam mencegah dan mengurangi

keparahan dari ECC pada anak. ECC merupakan penyakit multifactorial yang tidak

dapat hanya dikontrol dengan restorasi.6 Penilaian dari faktor resiko karies dari setiap pasien anak secara individual merupkan komponen penting dalam

menentukan stategi manajemen dental yang sesuai dan berhasil. The American

Academy of Pediatic Dentistry merekomendasikan untuk menggunakan protocol

penilaian resiko karies , saat anak melakukan kunjungan dental.25

CAMBRA mudah digunakan untuk menyusun format dari indikator

penyakit, faktor resiko dan protektif, penemuan klinis, dan tujuan manajemen

perilaku, membantu untuk memfasilitasi edukasi kesehatan gigi dan mulut, dengan

informasi yang didapat melalui lembar CAMBRA, dapat meningkatkan

pemahaman mengenai bagaiman perilaku individu tersebut dapat mempengaruhi

perkembangan karies. Dengan menanamkan konsep dari penilaian resiko karies ini,

yaitu intervensi dini, dokter gigi dapat mengurangi resiko pasien anak terhadap

early childhood caries dan dapat meningkatkan kesehatan gigi dan mulut anak dan kesehatan anak secara keseluruhan.

(18)

DAFTAR PUSTAKA

1. Nowak AJ WJ. Infant oral health and oral habits. Pediatr Clin North Am.

2000;47:1043–66.

2. Ribeiro NM, Ribeiro M a. [Breastfeeding and early childhood caries: a critical

review]. J Pediatr (Rio J). 2004;80(5 Suppl):S199–210. Available at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/query.fcgi?cmd=Retrieve&db=PubMed&dop

t=Citation&list_uids=15583771.

3. McDonald RE, Avery DR, Stookey GK, Chin JR, Kowolik JE. Dental Caries in

the Child and Adolescent. In: Mc Donald, Dentistry for the Child and Adolescent.; 2011:177.

4. Ramos-Gomez FJ, Tomar SL, Ellison J, Artiga N, Sintes J V. Assessment of

early childhood caries and dietary habits in a population of migrant Hispanic

children in Stockton, California. ASDC J Dent Child. 1999;66:395–403.

5. Huributt M. CAMBRA : Best Practices in Dental Caries Management. Rdh Magazine. 2011:96–103. Available at: www.rdhmag.com.

6. Young D a, Featherstone JDB. Caries management by risk assessment.

Community dentistry and oral epidemiology. 2013;41(1):e53–63. Available at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24916678. Accessed May 22, 2015.

7. Young DA, Buchanan PM, Lubman RG BN. New directions in

interorganizational collaboration in dentistry; the CAMBRA Coalition model. J

Dent Educ. 2007;71(5):595–600.

8. American Academy of Pediatric Dentistry. Policy on Early Childhood Caries (

ECC ) : Classifications , Consequences , and Preventive Strategies. Oral Health Policy. 2014;32(6):50–52.

(19)

10. Featherstone JDB, Gansky SA, Hoover CI R-, Hilo M, Weintraub JA WR et al.

A randomized clinical trial of caries management by risk assessment. Caries Res. 2005;39:295.

11. Young DA FJ. Implementing caries risk assessment and clinical interventions.

Dent Clin North Am. 2010;54:495–505.

12. Featherstone JD, Domejean-Orliaguet S, Jenson L, Wolff M YD. Caries risk

assessment in practice for age 6 through adult. J Calif Dent Assoc.

2007;35(10):703- 713.

13. Aas JA, Pastor BJ, Stokes LN, Olsen I DF. Defining the normal bacterial flora

of the oral cavity. J Clin Microbiol. 2005;43:5721.

14. Marsh P. Are dental diseases examples of ecological catastrophes?

Microbiology. 2003;149:279–294.

15. Beighton D SBS. Lactobacilli and actinomyces: their role in the caries process.

In: L. Stösser (Hrsg.) Kariesdynamik und Kariesrisiko. Berlin: Quintessenz Verlags-GmbH; 1998.

16. Jenson L, Budenz AW, Featherstone JDB. Clinical Protocols for Caries

Management by Risk Assessment. J Calif Dent Assoc. 2007;35(10):714–723.

17. Ismail AI, Sohn W, Tellez M, Amaya A, Sen A, Hasson H PN. The International

Caries Detection and Assessment System (ICDAS): an integrated system for

measuring dental caries. Community Oral Epidemiol. 2007;35(3):170–178.

18. Takahashi N NB. Caries ecology revisited: microbial dynamics and the caries

process. Caries Res. 2008;42:409–418.

19. Featherstone JDB, Gansky SA, Hoover CI R-. The science and practice of caries

(20)

20. Sorin T. Teich, D.M.D. MBA, Catherine Demko PD, Wisam Al-Rawi DMD,

Tom Gutberg BS. Assessment of Implementation of a CAMBRA-Based Program

in a Dental School Environment. J Dent Edu. 2012;77(4):438–447.

21. Featherstone JD, Adair SM, Anderson MH B, RJ, Bird WF, Crall JJ et al. Caries

management by risk assessment: consensus statement. J Calif Dent Assoc. 2003;31(3):257–69.

22. Featherstone JD, White JM, Hoover CI R-H, M, Weintraub JA WR et al. A

randomized clinical trial of anticaries therapies targeted according to risk

assessment (caries management by risk assessment). Caries Res. 2012;46:118–29.

23. Zero D, Fontana M LA. Clinical applications and outcomes of using indicators

of risk in caries management. J Dent Edu. 2001;65:1126–32.

24. Ramos-gomez F, Crystal MPHYO, Tinanoff N, Featherstone MSJD. Caries risk

assessment, prevention, and management in pediatric dental care.

2010;(December):505–517.

25. American Academy of Pediatric Dentistry. Guideline on periodicity of

examination, preventive dental services, anticipatory guidance/counseling, and oral

treatment for infants, children, and adolescents. Available at: Available at:

http://www.aapd.org/. Accessed August 20, 2015.

26. American Academy of Pediatric Dentistry. Policy on the dental home. AAPD

Reference Manual. 31(6):2–23.

27. Ramos-gomez F. Into the Future : Keeping Healthy Teeth Caries Free : Pediatric

Gambar

Gambar 1. The Caries balance/imbalance yang diadaptasi dari
Tabel 1, Lembar Penilaian Faktor Resiko Karies, Featherstone dkk.12
Tabel 2, Kode ICDAS, http://www.icdas.org/clinical-practice.17

Referensi

Dokumen terkait