• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh data untuk laporan docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Contoh data untuk laporan docx"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepata Tuhan yang Maha Esa karena telah memberikan kami kesempatan untuk menyelesaikan laporan dasar-dasar agronomi ini. Laporan ini kami buat dengan semaksimal mungkin agar dapat menghasilkan laporan akhir yang maksimal berdasarkan data yang aktual, faktual, berdasarkan hasil praktikum dan pengamatan kami di lapangan.

Praktikum dasar agronomi ini merupakan praktikum yang membantu mahasiswa dalam memperoleh ilmu dasar teknik budidaya pertanian, baik secara mookultur maupun tumpang saru. Kelompok kami diberi kesempatan untuk mempraktekkan budidaya kacang tanah secara monokultur di lahan belakang Universitas Terbuka.

Alasan dibuatnya laporan ini adalah sebagai persyaratan dari mata kuliah dasar agronomi dan juga sebagai bukti telah dilakukannya praktikum ini. Selain itu, laporan ini juga berisi hasil analisis dan reproduksi hasil dari penelitian dan pengamatan kelompok kami di lapangan.

▸ Baca selengkapnya: contoh laporan studi kampus

(2)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

(3)

1.2. Tujuan

Tujuan dilakukannya praktikum “Monokultur Jagung“ adalah:

1. Mengenal pola tanam tunggal (monokultur).

2. Mahasiswa diharapkan memahami prinsip-prinsip dasar kegiatan budidaya. 3. Mahasiswa dapat menentukan dan menghitung kebutuhan sarana produksi seperti pupuk, benih, pestisida, dan alat-alat atau mesin pertanian.

4. Mahasiswa dapat menjelaskan fase-fase pertumbuhan dan perkembangan tanaman, serta peranan faktor produksi dan tindakan budidaya terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

(4)

jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m, ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat mencapai kedalaman 8 m meskipun sebagian besar berada pada kisaran 2 m. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar adventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyangga tegaknya tanaman (Purwono dan Hartono, 2002).

Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat. Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga menggunakan jagung sebagai bahan makanan pokok. Tanaman ini mempunyai fungsi banyak yaitu:

a. Sumber karbohidrat

b. Pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), c. Diambil minyaknya (dari biji)

d. Tepung (dari biji, dikenal dengan istilah tepung jagung atau maizena),

e. Bahan baku industri (dari tepung biji dan tepung tongkolnya). Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan furfural.

f. Bahan farmasi, jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai bahan farmasi (Hanum, 2008).

Jagung ( Zea mays L.) berada di peringkat ketiga setelah gandum dan beras dan ditanam di seluruh dunia dalam berbagai kondisi iklim. Jagung yang tumbuh di bawah salinitas akan menyebabkan pengurangan pertumbuhan dan hasilnya. Jagung yang termasuk tanaman dengan metabolism C4 juga diklasifikasikan sebagai tanaman yang cukup sensitive terhadap salinitas (Carpici ,dkk., 2009).

Jagung yang ditanam untuk dipetik hasilnya yang berupa biji jagung. Biji-biji ini terbentuk dalam satu kesatuan yang melekat pada tongkol/janggel. Petani jagung selalu berupaya agar tanaman yang dikelola dapt berproduksi tinggi. Para peneliti pun dan pemulia tanamn pun juga berupaya mengikuti perkebangan dunia pertanian yang semakin maju dan dituntut untuk dapat memenuhi permintaan konsumsi jagung (Aak, 1993).

Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman yang paling penting di daerah barat laut di Cina. Hasil yang diperoleh sangat efektif sebagai akibat dari tingkat radiasi yang tinggi di musim panas yang juga dikombinasikan dengan teknologi modern. Karena daerah tersebut sangat kering sehingga irigasi sangat mutlak diperlukan agar hasil yang diperoleh dapat diandalkan. 80% air irigasi dari penggunaan sumber daya air tawar di barat laut Cina. Namun jumlah air yang dialirkan untuk irigasi tidak efektif diguakan untuk tanaman produksi.Ketergantungan pada air untuk produksi pangan menjadi kendala untuk meningkatkan produksi pangan (Chuanyan dan Zhongren, 2007).

Kerusakan yang terjadi pada tanaman jagung meliputi pembentukan serta petumbuhannya rendah, mati pada saat tanaman masih muda, mengurangi hasil biji-bijian. Beberapa penelitian ini menunjukkan kerugian hasil panen akibat serangan dari hama penggerek. Beberapa studi telah menunjukkan kehilangan hasil panen akibat serangan hama penggerek mencapai 46% atau 58% hasil rendah meskipun telah menggunakan bahan kimia untuk perlindungan (Olaoye, dkk., 2009).

(5)

biaya dan tenaga yang cukup besar, sehingga dengan pengelolaan lahan yang telah ada secara intensif merupakan pilihan kebanyakan petani (Dasmal, 2009).

Program peluasan areal tanaman jagung selain memanfaatkan lahan kering juga lahan sawah, baik sawah irigasi maupun lahan sawah tadah hujan melalui pengaturan pola tanam. Usaha peningkatan produksi jagung melalui program intensifikasi adalah dengan melakukan perbaikan teknologi dan manajemen pengelolaan. Usaha-usaha tersebut nyata meningkatkan produktivitas jagung terutama dengan penerapan teknologi inovatif yang lebih berdaya saing (produktif, efisien dan berkualitas) telah dapat menghasilkan jagung sebesar 7 – 9 ton/ha seperti ditem ukannya varietas ungul baru dengan tingkat produktvitas tinggi dan metode manajemen pengelolaan tanaman dan sumberdaya secara terpadu (Bahri, 2007).

Salah satu usaha yang dilakukan dalam meningkatkan produksi tanaman jagung manis yaitu dengan cara pemupukan, baik pupuk organik maupun pupuk anorganik. Menurut Harjadi (1989), pertumbuhan dan mutu hasil jagung manis diduga dipengaruhi oleh faktor lingkungan kesuburan tanah. Oleh karena itu pemupukan merupakan salah satu cara yang digunakan untuk memperbaiki kesuburan tanah terhadap pertumbuhan dan hasil jagung manis. Aplikasi pupuk tidak selamanya memberikan hasil yang efektif karena dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain takaran, cara dan waktu pemberian yang tepat (Made, 2010).

Tanaman jagung membutuhkan air sekitar 100-140 mm/bulan. Oleh karena itu waktu penanaman harus memperhatikan curah hujan dan penyebarannya. Penanaman dimulai bila curah hujan sudah mencapai 100 mm/bulan. Jagung menghendaki tanah yang subur untuk dapat berproduksi dengan baik. Hal ini dikarenakan tanaman jagung membutuhkan unsur hara terutama nitrogen (N), fosfor (P) dan kalium (K) dalam jumlah yang banyak (Makka dan Wylis, 2008).

Penggunaan varietas unggul (baik hibrida maupun komposit) mempunyai peranan penting dalam upaya peningkatan produktivas jagung. Memilih varietas hendaknya melihat deskripsi varietas terutama potensi hasilnya, ketahanannya terhadap hama atau penyakit, ketahanannya terhadap kekeringan, tanah masam, umur tanaman, warna biji dan disenangi baik petani maupun pedagang. Gunakan benih bersertifikat dengan vigor tinggi. Sebelum ditanam hendaknya dilakukan pengujian daya kecambah benih. Benih yang baik adalah yang mempunyai daya tumbuh lebih dari 95%. Hal ini penting karena dalam budidaya jagung tidak dianjurkan melakukan penyulaman tanaman yang tidak tumbuh dengan menanam ulang benih pada tempat tanaman yang tidak tumbuh (Makka dan Wylis, 2008). Penggunaan pupuk NPK sangat baik dilakukan dengan mempertimbangkan kebutuhan unsure hara selama tahap petumbuhan tanaman jagung, sehingga produksi yang dihasilkan mendekati titik optimum/maksimum (Aak, 1993).

(6)

BAB III

BAHAN DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat

Praktikum Dasar-Dasar Agronomi ini dilaksanakan setiap satu minggu sekali di kebun percobaan Leuwikopo yaitu setiap hari Rabu, mulai 1 September 2010 hingga minggu ke-10 yang

dilaksanakan pada hari Jum’at, 19 November 2010 karena perubahan jadwal akibat libur nasional.

3.2 Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah 1. Benih Jagung varietas Bisma

2. Pupuk Urea (1125 gr) 3. Pupuk SP-18 (540 gr) 4. Pupuk KCl (450 gr)

5. Insektisida (Supracide 25 wp 12 gr) 6. Furadan

Peralatan yang diperlukan berupa cangkul, kored, tali rafia, tugal, meteran, ember, dan perlengkapan lain seperti label percobaan dan ajir contoh.

3.3 Pelaksanaan Penanaman

Perlakuan dilakukan satu kali yaitu hanya pada varietas Bisma dengan populasi tanaman sebanyak 444 tanaman/ha. Dosis pupuk yang digunakan sama untuk semua perlakuan yaitu: Urea (1125 gr), pupuk SP-18 (540 gr), KCl (450 gr). Semua jenis pupuk tersebut diaplikasikan secara bersama-sama pada saat penanaman. Pada saat 4 MST juga diaplikasikan Urea dengan dosis 1125 gr. Ukuran petakan lahan 10 m x 7,5 m dan jarak tanam 80 cm x 20 cm.

3.3.1 Penanaman

1. Penentuan jarak tanam tanaman dalam baris dan jumlah baris (80×20) dengan menggunakan tali rafia yang sudah ditentukan batas tanamnya yang sudah dipasang ajir patok untuk setiap ujung tali dan di patok pada lahan yang tersedia.

2. Menugal tanah dengan jarak 80 cm antar baris dan 20 cm dalam baris.

3. Mengisi benih jagung satu benuh perlubang dan sejumput furadan setiap lubangnya.

4. Membuat alur pupuk pada jarak 7 cm sebelah selatan alur tanaman (kecuali yang terakhir, alur pupuk berada disebelah utara).

5. Mengaduk pupuk SP-18 540 gr, Urea 1125 gr, KCl 450 gr secara merata dan bagi menjadi 12 bagian.

6. Menabur pupuk pada alur yang telah disediakan. 7. Menutup lubang pupuk dan lubang benih. 8. Pasan etiket petak yang tepat.

9. Siramkan air secukupnya, hingga lembab, pada barisan tanam (apabila pada saat tanam tidak ada hujan atau tanah kering).

3.3.2 Pemeliharaan

(7)

2. Menghitung daya tumbuh tanaman untuk semua populasi (375 tanaman)

3. Menyiangi gulma yang tumbuh dekat barisan-barisan tanaman dan diantara barisan tanaman. 4. Pada saat 3 MST, memilih 10 tanaman sampel dengan memilih secara acak dan mengukur tinggi serta menghitung jumlah daun tanaman.

5. Pada 4 MST, dilakukan pemupukan nitrogen pada dua varietas jagung.

6. Penyiangan gulma yang tumbuh dekat barisan tanaman dan diantara tanaman.

7. Pemupukan (Urea) dengan dosis 1125 gr dengan membuat alur disamping barisan tanam pada sisi yang berbeda dengan alur pemupukan sewaktu penanaman.

8. Membunuh ulat yang mengganggu tanaman.

9. Penyiangan dan penggemburan tanah; lakukan penyiangan pada gulma yang tumbuh dekat barisan tanam dan di antarbarisan tanaman sekaligus untuk menggemburkan tanah, secara manual dengan cangkul atau kored. Usahakan gulma dicabut sampai perakarannya.

10. Pengendalian hama penyakit; lakukan penyemprotan insektisida dan fungisia jika diperlukan, sesuai dosis dan volume semprot anjuran yang tertera pada label.

11. Pemasukan dan pembuangan air; bila tanah terlalu kering bagi tanaman, alirkan air masuk ke dalam petakan; sebaliknya, apabila curah hujan tinggi perbaiki saluran air sekeliling petakan sehingga pembuangan air lancar.

3.3.3 Pengamatan

Selama pertumbuhan sampai panen jagung, lakukan pengamatan terhadap hal-hal berikut: 3.3.3.1 Pertumbuhan

1. Pada saat 3 MST hitunglah jumlah benih yang tumbuh dari seluruh lubang tanam, kemudian persentasikan terhadap seluruh jumlah benih yang ditanam.

2. Ambilah 10 tanaman contoh secara acak yang mewakili seluruh petakan (jangan ambil dari tanaman pinggir). Amati tanaman contoh tersebut setiap minggunya dengan pengamatan sebagai berikut:

Tinggi tanaman

Jumlah daun (helai); hitung jumlah daun yang membuka sempurna.

Amati jumlah daun-daun yang mengalami perubahan (menguning, keriting dan berlubang) Luas daun pertanaman. Saat 6 MST cabut satu buah tanaman selain tanaman contoh dan tanaman pinggir, ukur indeks luas daun dengan metode gravimetrik, yaitu menggambarkan semua daun pada kertas koran kemudian di gunting dan timbang di Laboratorium, timbang juga berat kertas yang sama dengan luas kertas koran 10 cm x 10 cm. (Koran harus dari jenis yang sama)

3. Saat 8 MST, amati apakah muncul bunga dan tongkol pada setiap tanaman contoh. 4. Amati dan tentukan jenis hama penyakit yang menyerang tanaman.

3.3.3.2 Komponen Produksi

Pada saat panen, untuk 10 tanaman contoh, lakukan pengukuran komponen produksi sebagai berikut:

a. Bobot akar, dengan mencuci akar per tanaman agar tanahnya tidak ikut. b. Bobot batang yang sudah di pisahkan dari akar dan jagungnya.

c. Bobot tongkol jagung yang masih berkelobot.

d. Bobot tongkol jagung yang sudah di pisahkan dar kelobotnya dengan ketentuan siap dipasarkan, tanpa kelobot, lingkar tongkol, panjang tongkol, panjang tongkol berbiji. e. Lingkar batang yang paling besar dari setiap tanaman.

(8)

Bobot basah per petak. Panen seluruh tanaman pada tanaman petak selain tanaman pinggir. Kemudian cabut seluruh jagungnya lalu timbang. Hasil dari timbangan ini ditambah dengan jumlah bobot jagung dari 10 tanaman contoh.

3.3. Langkah Kerja a. Penanaman

1) Membuat jarak tanam barisan tanaman pertama yaitu setengah jarak tanam antar barisan dan pinggir petakan. Merentangkan dua tali bertanda jarak antar baris (50 cm atau 40 cm) pada sisi Utara dan Selatan sebagai acuan baris tanaman atau gunakan ajir sebagai acuan.

2) Mengikat tali yang telah diberi tanda jarak dalam baris (10 cm) pada 2 ajir dan menggunakan tali tersebut sebagai acuan lubang tanam, menggerakannya sesuai jarak antar baris (arah Timur-Barat).

3) Membuat lubang tanam sedalam 4-5 cm di samping tali.

4) Kemudian membuat alur pupuk pada jarak sekitar 7 cm dari alur tanam dengan kedalaman alur sekitar 7 cm.

5) Lalu menanam benih pada alur tanam 1 butir per lubang sesuai jarak tanam dalam baris.

6) Kemudian menaburkan insektisida Furadan ke dalam alur dengan dosis 20 kg ha-1.

7) Mencampurkan seluruh dosis pupuk Urea, SP-36, dan KCl secara merata. Kemudian, dibagi menjadi jumlah yang sama dengan baris tanaman.

8) Menaburkan jatah pupuk ke dalam alur secara merata dari ujung ke ujung.

9) Kemudian menutup alur pupuk dan alur benih dengan baik, usahakan ditutup dengan tanah yang lembut dan gembur.

10)Selanjutnya memasang etiket pada petak sesuai perlakuan

11)Dan yang terakhiir yaitu menyiram lahan dengan air secukupnya, hingga lembab pada barisan tanam (apabila pada saat tanam tidak ada hujan atau tanah kering).

b. Pemeliharaan

1) Menyulam benih dilakukan pada umur 1 MST, setelah dilakukan pengamatan daya berkecambah.

2) Menyiang dan menggemburkan tanah. Melakukan penyiangan gulma ini di arean dekat tanaman tanaman tumbuh sekaligus untuk menggemburkan tanah dengan cangkul atupun kored.

3) Mengendalikan hama penyakit dengan menyemprot insektisida dan fungisida sesuai dosis.

(9)

5) Melakukan pemupukan kaptan atau CaCO3 Pada 4 MST dengan cara

membuat alur disamping barisan tanaman pada sisi yang berbeda dengan alur pemupukan sewaktu penanaman.

c. Pengamatan

Pengamatan kacang tanah dilakukan selama pertumbuhan sampai panen kacang tanah. Perubahan pertumbuhan yang diamati dan cara mengamatinya adalah sebagai berikut:

1) Daya tumbuh benih; menghitung populasi tanaman per hektar dan per petak, pada 1 MST kita hitung jumlah benih yang tumbuh kemudian prosentasekan terhadap seluruh jumlah benih yang di tanam.

2) Mengamati tipe perkecambahan, epigel ataupun hypogeal.

3) Mengambil 10 tanaman contoh secara acak pada saat umur 2 MST untuk kita amati setiap minggunya untuk peubah-peubah sebagai berikut:

a) Mengukur tinggi tanaman (cm) pada batang batang utama dari permukaan tanah sampai titik tumbuh, tiap minggu mulai dari 2 MST sampai menjelang panen.

b) Jumlah daun tetrafoliet (helai), menghitung jumlah helaian daun yang telah membuka sempurna.

c) Jumlah cabang, menghitung jumlah cabang yang muncul dari batang utama.

d) Mengamati kapan bunga dan ginofor mulai muncul

e) Luas daun per tanaman, pada 6 MST menentukan luas daun dari 1 tanaman (jangan menggunakan tanaman contoh) kemudian menghitung Indeks Luas Daun. Luas daun ditentukan dengan metode gravimetri, yaitu menggambar semua daun pada kertas (koran) kemudian digunting dan di timbang, timbang juga jenis kertas yang sama seluas 20 cm x 20 cm sebagai acuan.

4) Mencabut satu tanaman pinggir pada 4 MST dan mengamati apakah terdapat bintil akar aktif atau tidak. Bintil akar aktif, bila dibelah berwarna merah muda artinya aktif memiksasi nitrogen dan jika berwarna hijau berarti belum aktif dan cokelat kehitaman berarti tidak aktif.

5) Menghitung umur tanaman pada saat keluar bunga 75% populasi.. 6) Mengamati dan menentukan juga jenis hama penyakit yang

menyerang tanaman dan berapa persen serangannya.

d. Komponen produksi diamati pada saat panen adalah sebagai berikut: 1) Mengukur komponen produksi saat panen oada 10 tanaman

contoh, komponen yang diukur adalah sebagai berikut:

(10)

b) Menimbang polong yang telah dipreteli dari tanaman contoh juga dan menghitung Indeks Panen.

c) Menghitung jumlah polong rata-rata per tanaman.

d) Menghitung jumlah polong yang bernas, hampa. dan cipo.

2) Bobot per petak.

a) Memanen seluruh tanaman di petak bersih selain tanaman pinggir. Kemudian mempreteli seluruh polongnya lalu menimbangnya.

b) Menghitung bobot bersih hasil panen per petak dengan cara menambah bobot polong dari tanaman petak dengan bobot polong dari 10 tanaman contoh, dan kemudian konversikan ke luasan.

DAFTAR PUSTAKA

Aak. 1993. Jagung. Yogyakarta (ID) : Kanisius

Bahri S. 2007. Budidaya Jagung Konsep Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT). Sulawesi Tengah (ID) : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Tengah

Carpici EB. 2009. Effects of salt stress on germination of some maize (Zea mays L.) cultivars. African Journal of Biotechnology 8 (19) : 4918-4922.

Chuanyan, Zhao, Zhongren, Nan. 2007. Estimating water needs of maize (Zea mays L.) using the dual crop coefficient method in the arid region of northwestern China. African Journal of Agricultural Research 2(7) : 325-333.

Dasmal. 2009. Penampilan Jagung Komposit Sukmaraga Pada Budidaya Tanpa Olah Tanah (TOT). Jurnal Ilmiah Tambua 8 (3) : 413-420.

Hanum C. 2008. Teknik Budidaya Tanaman Jilid 2. Jakarta (ID) : Departemen Pendidikan Nasional

Made U. 2010. Respons Berbagai Populasi Tanaman Jagung Manis (Zea mays saccharata Sturt.) Terhadap Pemberian Pupuk UREA. Jurnal Agroland 17 (2) : 138 – 143.

Mejaya MJ, Marsum D, Marcia P.2006. Pola Heterosis dalam pembentukan varietas unggul jagung bersari bebas dan hibrida. Bogor (ID) : Seminar Rutin Puslitbang Tanaman Pangan

(11)

Olaoye G. 2009. Participatory selection of a maize (Zea mays L.) variety for the control of stem borers in a southeastern Nigeria location. Journal of Food Agriculture & Environment Vol.7 (2) : 5 0 8 - 5 1 2 .

Referensi

Dokumen terkait

Gisela Nina Sevani, dalam penelitiannya yang berjudul Aplikasi Reminder Pengobatan Pasien Berbasis SMS Gateway Aplikasi berbasis Web yang dibuat dengan MySQL sebagai media

Penilaian pada setiap aspek berdasarkan akumulasi keseluruhan penilaian dari reviewer, peer reviewer, dan guru menunjukkan kualitas Ensiklopedi IPA Terpadu termasuk

TB patients in the North Surabaya region who engaged on TB treatment were very high (92.1%) with the successful of treatment was 97.6%.. The results based on the linear

Teras reaktor terdiri dari banyak kanal bahan bakar dan dideretkan berbentuk kisi kubus di dalam tangki kalandria, bahan pendingin mengalir masing-masing di dalam pipa tekan,

dalam sebuah proses mental akibat adanya pengaruh dari lingkungan objektif yang melekat pada individu akan membentuk sebuah perilaku ekonomi sebagai bentuk respon atas

Adapun peranan dari Institusi Bundo Kanduang, yang juga melalui keterwakilan mereka di BPRN adalah sebagai berikut: Memberikan saran dan pertimbangan kepada

Nia & Zaichkowsky (2000) menekankan jenis peniruan berbentuk bukan penipuan adalah sangat ketara apabila dikaitkan dengan jenama mewah kerana pengguna mampu

Pengaruh Demografi, Situasi Dan Karakter Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Pakaian Muslimah. Dari hasil uji simultan (uji F) demografi, situasi dan