• Tidak ada hasil yang ditemukan

Usulan Proyek Penelitian Pengaruh Pelaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Usulan Proyek Penelitian Pengaruh Pelaya"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

Usulan Proyek Penelitian

Pengaruh Pelayanan Jasa dan Atribut Produk Terhadap

Kepuasan Konsumen pada PT.Astra International

Daihatsu Cabang Blitar

Diusulkan Dalam Rangka Menyusun Skripsi

Oleh :

Nama

: Anton Novian

NPM

: 14130210008

Progam studi

: Manajemen

Bidang konsentrasi

: Manajemen

Pemasaran

UNIVERSITAS ISLAM KADIRI

FAKULTAS EKONOMI

KEDIRI

(2)

Halaman Pengesahan

Pengaruh Pelayanan Jasa dan Atribut Produk

Terhadap Kepuasan Konsumen pada PT.Astra

International Daihatsu Cabang Blitar

Diusulkan Dalam Rangka Menyusun Skripsi

Oleh

:

Nama

: Anton Novian

NPM

: 14130210008

Progam studi

: Manajemen

Bidang konsentrasi

: Manajemen Pemasaran

Kediri, ...2017

Telah disetujui oleh

(3)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pertumbuhaan penduduk yang sangat tinggi akan berdampak pada perkembangan ekonomi. Hal ini disebabkan oleh semakin meninggkatnya kebutuhan akan barang dan jasa yang diperliukan masyarakat, kesempatan ini dimanfaatkan oleh produsen mobil untuk menghasilkan produk barunya dengan kualitas yang terbaik.

Perilaku pembelian seseorang dapat dikatakan sesuatu yang unik, karena setiap konsumen terhadap suatu obyek berbeda, selain itu konsumen berasal dari beberapa segmen sehingga apa yang dinginkan dan dibutuhkan juga berbeda. Masih terdapat banyak faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan pembelian ‘’Produsen perlu memahami perilaku konsumen terhadap produk yang ada dipasar, selanjutnya perlu dilakukan berbagai cara untuk membuat konsumen tertarik pada produk yang dimiliki’’ (Tjiptono:2008).

Mobil merupakan suatu kebutuhan dan keinginan dari masyarakat untuk transportasinya, semakin banyak desain mobil maka semakin ketat persaingan deler mobil. Dimana mulai dari harga dan atribut produk mempengaruhi minat konsumen. Berbagai macam desain mobil juga diperhatikan oleh konsumen karena sekarang ini selera masyarakat sudah semakin modern dan pintar dalam meilih. Harga yang tidak terlalu tinggi dan atribut produk yang memadai pasti lebih menjadi pilihan konsumen. Persaingan yang semakin ketat merupakan sebuah tantangan yang menuntut perusahaan lebih berfikir keras untuk menghadapinya. Sebuah strategi pemasaran yang efektif sangat dibutuhkan untuk bersaing, dengan menerapkan strategi yang tepat akan mempengaruhi minat pembelian konsumen pada mobil Daihatsu.

(4)

Berdasarkan pada latar belakang tersebut, maka penulis mengambil judul penelitian ini yaitu:

“ Pengaruh Harga dan Atribut Produk terhadap Minat Pembelian Mobil di PT. Astra International Daihatsu Cabang Blitar”

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan masalah yang diteliti sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pengaruh Harga terhadap Minat pembelian mobil di PT. Astra International Daihatsu Cabang Blitar.

2. Bagaimanakah pengaruh atribut produk terhadap minat pembelian mobil di PT. Astra International Daihatsu Cabang Blitar.

3. Bagaimanakah pengaruh secara simultan harga dan atribut produk terhadap minat pembelian mobil PT. Astra International Daihatsu Cabang Blitar.

4. Manakah diantara Harga dan atribut produk yang mempunyai pengaruh paling dominan terhadap minat pembelian mobil PT. Astra International Daihatsu Cabang Blitar.

1.3 Batasan Masalah

Supaya pembahasan di dalam penulisan skripsi tidak mengalami kesimpang siuran atau perluasan makna yang tidak sesuai dengan penelitian, maka masalah-masalah yang akan dibahas pada makalah ini adalah Harga (X1), Atribut produk yang berupa Kualitas produk (X2) dan Minat pembelian mobil di PT. Astra Astra International Daihatsu Cabang Blitar (Y)

1. Penelitian ini berlaku pada Dealer di PT. Astra International Daihatsu Cabang Blitar. 2. Penelitian ini membahas tentang Harga, Atribut Produk dan minat pembelian. 3. Responden adalah orang yang sedang melakukan pembelian Mobil di Dealer PT. Astra

International Daihatsu Cabang Blitar.

1.4 Tujuan Penelitian

(5)

2. Untuk menjelaskan Pengaruh atribut produk terhadap minat pembelian mobil PT. Astra International Daihatsu Cabang Blitar.

3. Untuk menjelaskan Pengaruh secara simultan Harga dan atribut produk terhadap minat pembelian mobil PT. Astra International Daihatsu Cabang Blitar.

4. Untuk mengetahui faktor yang paling dominan Pengaruh Harga dan atribut produk terhadap minat pembelian mobil PT. Astra International Daihatsu Cabang Blitar.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Manfaat Operasional

Sebagai bahan informasi dan bahan pertimbangan bagi pimpinan PT. Astra International Daihatsu Cabang Blitar dalam mengambil keputusan dan dalam upaya memenuhi kepuasan konsumen.

2. Manfaat Akademik

Sebagai khasanah perpustakaan dan pengembangan ilmu bagi mahasiswa di masa yang akan datang sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan penelitian selanjutnya.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Peneliti mencantumkan hasil penelitian terdahulu sebagai berikut :

No 1

Nama Peneliti Agustin Eka P. (Skripsi : 2009 )

Judul Hubungan Kebijakan Harga terhadap Minat beli Konsumen

(6)

Hasil Temuan :

Dari hasil penelitian menggunakan analisa koefisien korelasi, diketahui bahwa variable kebijakan harga (X) mempunyai hubungan yang signifikan dengan variable minat beli konsumen (Y). Hal ini ditunjuk dengan nilai r = 0,911 (mendekati angka 1). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hubungan kedua variabel tergolong sangat kuat. Nilai koefisien ( r ) yang diperoleh adalah pasitif 0,911 maka dapat diartikan bahwa terdapat hubungan yang sangat kuat antara variabel kebijakan harga terhadap variabel minat beli konsumen pada Toko Barokah Kediri. Dari hasil analisa korelasi terbukti bahwa variable kebijakan harga memiliki hubungan yang sangat kuat terhadap variabel minat beli konsumen.

No 2

Nama Peneliti Widya Handayani (Skripsi : 2012 )

Judul Pengaruh Atribut Produk terhadap Kepuasan Konsumen dalam penggunaan Handphone Samsung Galaxy Series

Metode Penelitian Analisis Regresi Linier Berganda Hasil Penelitian:

Dalam penelitian ini, variabel yang digunakan adalah variabel dependen yaitu kepuasan konsumen dan variabel independen yaitu Atribut Produk. Teknik pengumpulan data menggunakan metode kuesioner dengan metode random sampling dengan jumlah sampel yang dihasilkan sebanyak 50 orang / konsumen. Teknik analisis data yang dipakai adalah analisis regresi linear berganda, dengan uji hipotesa yaitu uji f dan uji t. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah: variabel harga, kualitas produk dan merk secara parsial dan simultan berpengaruh signifikan terhadap kepuasaan konsumen.

No 3

Nama Peneliti Dewi Rahayu Saputri (Skripsi : 2012)

Judul Pengaruh Kualitas produk Shanghai terhadap kepuasan konsumen

(7)

Hasil Temuan :

Adanya pengaruh dan hubungan yang signifikan antara kualitas produk shanghai terhadap kepuasan konsumen pada perusahaan shanghai “PANDA” Tulungagung. Besarnya pengaruh kualitas produk yang meliputi variabel durability (X1) dengan

estetika (X2) terhadap variabel kepuasan konsumen (Y) secara bersama-sama

(simultan) sebesar 81,8%.Berdasarkan analisis regrasi diperoleh persamaan sebagai berikut :

Y = 0,351 + 0,449 X1 + 0,505 X2 Artinya apabila durability (X1), estetika (X2) tidak

mengalami perubahan (konstan) maka besarnya kepuasan konsumen sebesar 0,351 satuan.

Koefisien regresi untuk variabel durability (X1) adalah 0,499 dapat diartikan

bahwa jika ada perubahan satu satuan pada variabel durability, maka akan ada perubahan pada kepuasan konsumen (Y) sebesar 0,499 satuan dengan arah yang sama, sedangkan variabel bebas lainnya seperti X2 bersifat tetap (konstan). Dari hasil

analisis diatas diketahui bahwa koefisien regresi variabel estetika (X2) paling kuat dan

dominan berpengaruh terhadap kepuasan konsumen (Y) pada perusahaan shanghai “PANDA” Tulungagung.

Korelasi antara durability (X1) dengan estetika (X2) adalah sebesar 0,693 yang

menunjukkan kuatnya hubungan antar kedua variabel. Signifikan hasil korelasinya adalah 0,000 yang berada jauh dibawah 0,05 yang berarti adanya hubungan yang benar-benar signifikan antara durability (X1) dengan estetika (X2) terhadap kepuasan

konsumen. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa F hitung sebesar 133,566 dengan nilai signifikan F sebesar 0,000. Karena signifikannya 0,000 < 0,05 maka model regresi dapat dipakai untuk memprediksi tingkat kepuasan konsumen, berarti secara bersama-sama (simultan) kualitas produk yang meliputi durability (X1), estetika (X2)

mempunyai pengaruh terhadap kepuasan konsumen (Y) pada perusahaan shanghai “PANDA” Tulungagung. Sedangkan uji t atau uji parsial menunjukkan bahwa t hitung hasil perhitungan model regresi variabel durability (X1) adalah 5,827 dengan

nilai sig. t (0,000) < 0,05 yang artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel

durability (X1) 6,972 dengan nilai sig. t (0,000) < 0,05 yang artinya ada pengaruh

(8)

2.1.1 Perbedaan dan Persamaan

Adapun perbedaan dan persamaan ketiga penelitian terdahulu dengan penelitian yang penulis laksanakan adalah sebagai berikut :

Pada penelitian yang ditulis oleh Agustin Eka P. ( 2009 ), bahwa perbedaanya dari segi judul yang ditulis oleh Agustin Eka P. tidak sama dengan judul yang ditulis oleh penulis, karena judul yang ditulis oleh penulis menggunakan dua variabel dan mengenai teknik analisisnya berbeda . Persamaan yang ditulis oleh Agustin Eka P. dengan penulis yakni mengenai harga terhadap minat pembeli.

Selanjutnya penelitian yang ditulis Dewi Rahayu Saputri ( 2012 ), bahwa perbedaannya terletak dari segi judul yang di tulis oleh Dewi tidak sama dengan judul penulis lebih fokus pada keseluruhan atribut produknya tidak hanya kualitas produknya. Persamaan yang ditulis oleh Ari luhur Sasangka dengan penulis yakni mengenai teknik analisis yang sama menggunakan analisi regresi linear berganda.

Pada penelitian yang ditulis oleh Widya Handayani (2012) perbedaanya jelas pada judul dan lebih menekankan pada variabel. Pada penelitian yang ditulis oleh widya variabel yang digunakan Atribut produk terhadap kepuasan konsumen sedangkan penulis menggunakan variabel atribut produk dan harga. Persamaan yang di tulis widya dengan penulis yakni sama sama menggunakan analisis regresi linier berganda.

2.2 Tinjauan dan Kajian Pustaka 2.2.1 Manajemen Pemasaran

Manajemen pemasaran adalah kegiatan menganalisa, merencanakan, mengimplementasi, dan mengawasi segala kegiatan (program), guna memperoleh tingkat pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli sasaran dalam rangka mencapai tujuan organisasi (Alma,2004:130).

2.2.2 Pengertian Pemasaran

(9)

membantu untuk menciptakan nilai ekonomi dimana kegiatan pemasaran merupakan suatu faktor yang sangat penting dalam mencapai tujuan perusahaan, dimana pemasaran merupakan inti dari usaha-usaha perusahaan dalam rangka mengembangkan produknya, dimana keberhasilan di dalam memasarkan suatu produk perusahaan merupakan suatu faktor yang menentukan langkah selanjutnya bagi kelangsungan jalannya perusahaan. Menurut Kotler (2002:9) :

Pemasaran adalah proses sosial yang didalamnyaa individu dan kelompok mendapatkan apa yang meraka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produks yang bernilai dengan pihak lain.

Lamb, Hair, Me Daniel (2001:6): Pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan menjalankan konsep, harga, promosi, dan sejumlah ide, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang mampu memuaskan tujuan individu dan organisasi.

Dari beberapa definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya pemasaran bukan hanya kegiatan menjual barang maupun jasa tetapi juga meliputi kegiatan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan dengan berusaha mempengaruhi konsumen untuk bersedia membeli barang dan jasa perusahaan melalui penciptaan, penawaran, dan pertukaran produk yang bernilai. Hal ini sangat penting bagi manajer pemasaran untuk memahami tingkah laku konsumen tersebut. Sehingga perusahaan dapat mengembangkan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan produk secara lebih baik. Dengan mempelajari prilaku konsumen, manajer akan mengetahui kesempatan, mengidentifikasi, serta menentukan segmentasi pasar secara tepat dan akurat.

Definisi pemasaran telah dikemukakan beberapa ahli yang masing-masing definisi mempunyai perbedaan walaupun sebenarnya pengertiannya sama. Perbedaannya disebabkan karena mereka meninjau pemasaran dari segi yang berbeda. Seperti pada segi fungsi, barang, kelembagaannya, segi manajemennya dan ada pula yang menitik beratkan dari semua segi tersebut sebagai suatu system.

2.2.3 Lingkup Pemasaran

(10)

Sesungguhnya orang-orang pemasaran melakukan pemasaran dari 10 jenis wujud yang berbeda:

1. Barang

Barang-barang fisik merupakan bagian yang terbesar dari produksi dan usaha pemasaran kebanyakan negara. Perekonomian A.S sendiri memproduksi dan memasarkan setiap tahun 80 milyar butir telur,3 milyar ekor ayam, 5 milyar pengering rambut , 200 juta ton baja, dan 4 milyar ton katun setiap tahun. Di negara-negara sedang berkembang barang-barang—terutama bahan makanan, komoditas,pakaian,dan perumahan— merupakan bagian yang paling penting bagi keberhasilan perekonomian.

2. Jasa

Ketika perekonomian semakin maju, semakin meningkat proporsi kegiatan mereka yang difokuskan pada produksi jasa. Perekonomian A.S. dewasa mempunyai bauran jasa dan barang sebesar 70-30%. Jasa mencangkup hasil kerja perusahaan-perusahaan penerbangan, hotel, penyewaan mobil, tukang cukur dan ahli kecantikan, orang-orang yang melakukan pemeliharaan dan perbaikan, pembuat kandang hewan dan terapis hewan piaraan, juga para profesional yang bekerja di atau untuk perusahaan, seperti akuntan, pengacara, insinyur, dokter, pemrogam perangkat lunak, dan konsultan manajemen. Banyak hasil produksi untuk pasar yang terdiri dari bauran variabrl barang dan jasa. Yang murni jasa adalah psikater yang mendengarkan keluhan pasien atau kuartet yang memainkan karya Mozart; jasa yang lain adalah percakapan telepon yang didukung oleh Sinvestasi besar berupa pabri dan peralatan; dan pada tingkat yang lebih berwujud ada perusahan jasa makanan siap di mana pelanggan mengkonsumsi sekaligus barang dan jasa.

3. Pengayaan Pengalaman

Dengan merangkai-rangkaikan beberapa jasa dan barang, seseorang dapat menciptakan, mempergelarkan, dan memasarkan pengayaan pengalaman. Walt Disney Worl’s Magic Kingdom adalah suatu pengayaan pengalaman, yaitu pengalaman untuk mengunjungi kerajaan dongeng, kapal bajak laut,atau rumah hantu. Begitu juga Hard Rock Cafe dan Planet Hollywood. Ada pasar untuk berbagai macam pengalaan, seperti menghabiskan waktu satu minggu di kamp baseball dan bermain dengan beberapa jago

baseball yang sudah pensiun, membayar untuk bertindak seakan-akan memimpin

(11)

4. Peristiwa (Event)

Pemasar mempromosikan peristiwa-peristiwa yang terkait dengan waktu bersejarah, seperti Olimpiade, ulang tahun perusahaan, pameran dagang yang besar, peristiwa-peristiwa olah raga, dan pameran seni. Ada profesi peripurna yang lazim dilakukan oleh para perencana pertemuan yang menyusun rincian-rincian kegiatan untuk suatu peristiwa dan menggelarnya sampai selesai secara sempurna.

5. Orang

Pemasaran selebriti telah menjadi bisnis penting. Bertahun-tahun lalu, seseorang yang mencari popularitas akan menyewa agen pers untuk memuat riwayatnya di surat kabar dan majalah. Dewasa ini, setiap bintang film besar memiliki seseorang agen, seseoarang manajer pribadi, dan menjalin hubungan dengan agen-agen kehumasan (PR). Artis, musisi, CEO, dokter, pengacara dan ahli keuangan yang berpenampilan hebat, serta para profesional lain meminta bantuan dari para pemasar selebriti. Di dunia seni, Andy Warhol secara jelas mengaplikasikan prinsip-prinsip pemasaran entre-preneurial untuk membangun popularitasnya sendiri. Konsultan manajemen Tom Peters, yang merupakan seorang ahli dalam menjadikan nama sendiri sebagai merek, telah memberikan jasa pemberian saran kepada masing-masing orng utuk menjadikan nama sendiri sebagai merek dagang.

6. Tempat

Tempat kota, negara bagian, wilayah dan bangsa-bangsa keseluruhan bersaing secara aktiv untuk menarik para turis, pabrik, kantor pusat perusahaan, dan tempat tinggal baru. Stratford, Ontario, di Kanada merupakan kota yang cukup dicari karena aset yang dimiliki, yakni nama besarnya dan sungai yang bernama Avon. Karena menjadi pusat penyelenggaraaan festival tahunan Shakespeare, Strarford masuk dalam peta kunjungan wisata. Irlandia tampil sebagai pemasar tempat yang luar biasa, karena menarik lebih dari 500 perusahaan untuk membuka pabrik mereka di Irlandia, dan Dewan Ekspor Irlandia, yang masing-masing bertanggung jawab atas investasi, wisatawan, dan ekspor. Para pemasar tempat mencakup para spesialis pengembangan ekonomi, agen real estate, bank-bank komersial, asosiasi bisnis setempat, dan agen-agen kehumasan serta periklanan. 7. Properti

(12)

menyebabkan timbulnya upaya pemasaran. Agen real estate bekerja atas nama pemilik atau pencari properti guna menjual atau membeli real estate untuk keperluan komersial atau tempat tinggal. Perusahaan investasi dan bank memasarkan sekuritas baik ke investor yang bersifat kelembagaan maupun investor individual.

8. Organisasi

Organisasi secara aktif bekerja untuk membangun citra yang kuat dan menyenangkan pikiran masyarakat publik mereka. Kita melihat iklan identitas badan usaha yang ditayangkan oleh perusahaan-perusahaan untuk mendapatkan lebih banyak pengakuan publik. Philips, perusahaan elektronik Belanda, memasang iklan dengan kalimat akhir yang berbunyi, mari kita jadikan segalanya lebih baik. Body Soap dan Ben & Jerry’s mendapatkan perhatian publik karena mempromosikan gagasan-gagasan kemajuan sosial. Perusahaan-perusahaan lain banyak didingatan oleh publik karena mempunyai pemimpin yang menonjol, seperti Richard Branson dari Virgin atau Phil Knight dari Nike. Universitas, mueseum, dan organisasi pertunjukan seni semuanya membuat rencana untuk menaikan citra publik mereka guna lebih memenangkan persaingan dalam mendapatkan audiens dan dana.

9. Informasi

Informasai dapat diproduksi dan dipasarkan sebagai sebuah produk. Pada akhirnya, informasi merupakan suatu yang diproduksi dan didistribusikan oleh sekolah dan universitas dengan harga tertentu kepada orang tua, mahasiswa, dan masyarakat. Ensiklopedia dan kebanyakan buku nonfisik memasarkan informasi. Majalah seperti

Road and Track dan Bye memasok informasi pennting, masing-masing tentang dunia mobil dan komputer. Kita membeli CD dan menjelajahi Imternet untuk mendapatka informasi. Produksi, pengemasan, dan distribusi informasi merupakan salah satu dari industri utama masyarakat.

10. Gagasan

(13)

untuk mencari kebutuhan inti yang ingin mereka penuhi. Sebuah gereja, misalnya, harus memutuskan apakah akan memasarkan dirinya sebagai tempat beribadah atau sebagai pusat komunitas; rancangan bangunan dan aktivitas gereja akan berbeda-beda terggantung pada pilihan yang diambil.

2.2.4 Harga

Menurut Basu Swastha dan Irawan (2008) harga” adalah sejumlah uang yang dikorbankan atau dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah produk dan pelayanannya.” Menurut Kotler dan Amstrong (2008:345) harga adalah sejumlah uang yang ditagihkan atas suatu produk dan jasa atau sejumlah dari nilai yang ditukarkan para pelanggan untuk memperoleh manfaat dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa.

Jadi harga adalah sejumlah nilai uang yang ditukar dengan produk dan pelayanannya agar produk tersebut bisa kita miliki.

2.2.4.1 Strategi Penetapan Harga

Harga merupakan elemen penting dalam strategi pemasaran dan harus senantiasa dilihat dalam hubungannya dengan strategi pemasaran. Harga berinteraksi dengan seluruh elamen lainnya dalam bauran pemasaran untuk menentukan efektifitas dari setiap elemen dan keseluruhan elemen. tujuan yang menuntun strategi penetapan harga haruslah merupakan bagian dari tujuan yang menuntun strategi pemasaran secara keseluruhan. Oleh karena itu tidaklah benar bila harga dipandang sebagai elemen yang mandiri dari bauran pemasaran.

Harga merupakan satu – satunya unsur bauran pemasaran yang memberikan pemasukan atau pendapatan bagi perusahaan. Dari sudut pandang pemasaran, harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atas penggunaan suatu barang atau jasa. Pengrtian ini sejalan dengan konsep pertukaran dalam pemasaran.

(14)

Oleh karena itu penetapan harga mempengaruhi pendapatan total dan biaya total. Maka keputusan dan strategi penetapan harga memegang peranan penting dalam setiap perusahaan. Sementara itu dari sudut pandang konsumen, harga sering kali digunakan sebagai indikator nilai bilamana harga tersebut dihubungkan dengan manfaat yang dirasakan atas suatu barang atau jasa. Nilai (value) dapat didefinisikan sebagai rasio antara manfaat yang dirasakan dengan harga.

Dengan demikian pada tingkat harga tertentu, bila manfaat yang dirasakan konsumen meningkat, maka nilainya akan meningkat pula. Seringkalipula dalam penentuan nilai suatu barang atau jasa, konsumen membandingkan kemampuan suatu bang atau jasa dalam memenuhi kebutuhannya dengan kemampuan barang atau jasa subtitusi.

Harga memilki dua peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para pembeli, yaitu peranan alokasi dan peranan informasi. Peranan alokasi dari harga adalah fungsi harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan kekuatan membelinya. Dengan demikian adanya harga dapat membantu para pembeli untuk memutuskan cara mengalokasiakan kekuatan membelinya pada berbagai jenis barang dan jasa. Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia, kemudian memutuskan alokasi dana yang dikehendaki. Peranan informasi dari harga adalah fungsi harga dalam “mendidik” konsumen mengenai fungsi produk, misalnya kualitas.

Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara objektif . Persepsi yang sering berlaku adalah harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi.

2.2.4.2 Tujuan Penetapan Harga

(15)

Asumsi teori ekonomi klasik menyatakan bahwa setiap perusahaan selalu memilih harga yang dapat menghasilkan laba paling tinggi. Tujuan ini dikenal dengan istilah maksimisasi harga.

Dalam era persaingan global, kondisi yang dihadapi semakin kompleks dan semakin banyak variabel yang berpengaruh terhadap daya saing setiap perusahaan, sehingga tidak mungkin suatu perusahaan dapat mengetahui secara pasti tingkat harga yang dapat menghasilkan laba maksimum. Oleh karena itu ada pula perusahaan yang menggunakan pendekatan target laba.

2. Tujuan berorientasi pada volume

Selain tujuan berorientasi pada laba, ada pula perusahaan yang menetapkan harganya berdasarkan tujuan yang berorientasi pada volume tertentu atau yang biasa dikenal dengan istilah volume pricing objective. Harga ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai target volume penjualan atau pangsa pasar.

3. Tujuan berorientasi pada citra

Citra (image) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi penetapan harga. Perusahaan dapat menetapkan harga tinggi untuk membentuk atau mempertahankan citra prestisius.

Sementara itu harga rendah dapat digunakan untuk membentuk citra nilai tertentu, misalnya dengan memberikan jaminan bahwa harganya merupakan harga yang terendah disuatu wilayah tertentu. Pada hakekatnya baik penetapan harga tinggi maupun rendah bertujuan untuk meningkatkan persepsi konsumen terhadap keseluruhan bauran produk yang ditawarkan perusahaan.

4. Tujuan stabilisasi harga

Dalam pasar yang konsumennya sangat sensitif dengan harga maka perusahaan yang bersaing untuk mempertahankan konsumennya harus menyesuaikan harga dengan para pesaingnya atau perusahaan lain yang bergerak di industri yang sama. Tujuan stabilisasi harga dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu perusahaan dan harga pemimpin industry.

(16)

dengan cara yang ditempuh perusahaan dalam menetapkan posisi relatifnya dalam persaingan.

Misalnya, pemilihan tujuan laba mengandung makna bahwa perusahaan akan mengabaikan harga para pesaing. Pilihan ini dapat diterapkan dalam 3 kondisi, yaitu: a) tidak ada pesaing. b) perusahaan beroperasi pada kapasitas produksi maksimum. c) harga bukanlah merupakan atribut yang penting bagi pembeli.

Berbeda dengan tujuan laba, pemilihan tujuan volume dilandaskan pada strategi mengalahkan atau mengatasi persaingan. sedangkan tujuan stabilisasi didasarkan pada strategi menghadapi atau memenuhi tuntutan persaingan. Dalam tujuan volume dan stabilisasi, perusahaan harus dapat menilai tindakan-tindakan pesaingnya. Dalam tujuan berorientasi pada citra, perusahaan berusaha menghindari persaingan dengan jalan melakukan diferensiasi produk atau dengan jalan melayani segmen pasar khusus.

2.2.4.3 Model Penetapan Harga

Dalam penetapan harga ada dua faktor utama yang perlu dipertimbangkan, yakni faktor internal perusahaan dan faktor lingkungan eksternal. Faktor internal perusahaan mencakup tujuan pemasaran perusahaan, strategi bauran pemasaran, biaya, dan organisasi. Sedangkan faktor lingkungan eksternal meliputi sifat pasar dan permintaan, persaingan, dan unsure-unsur lingkungan lainnya. Sejalan dengan teori Kotler dan Amstrong tersebut, Harper W. Boyd, Jr. dan Orville C. Walker, Jr. (2000) “mengajukan suatu model pengambilan keputusan secara bertahap untuk penetapan harga dengan mempertimbangkan berbagai faktor internal perusahaan dan lingkungan eksternal.” Mengingat banyaknya faktor yang harus diperhitungkan pada saat penetapan harga, maka keduanya menyaranakan perlunya suatu prosedur sistematis dalam menetapakan harga, yang dirasakan akan sangat membantu tugs manajemen.

Untuk itu mereka mengajukan suatu model proses pengambilan keputusan mengenai penetapan harga, yang disarankan untuk digunakan terutama pada saat untuk pertamakalinya keputusan harga akan dilakukan, misalnya saat pengenalan produk baru atau pada saat akan dilakukannya negoisasi suatu kontrak kerja.

(17)

Terdapat banyak cara untuk menghitung harga, namun cara apapun yang digunakan, satu hal yang harus tetap diperhitungkan adalah faktor situasional, baik yang bersifat internal maupun ekstenal. Analisis internal lebih menekankan pada penilaian atau identifikasi kekuatan dan kelemahan dari tiap-tiap divisi dalam upaya untuk mencari keunggulan-keunggulan yang akan dapat dipakai untuk membedakan diri dari pesaing. Sehingga harus dilakukan melalui sudut pandang konsumen. Analisis eksternal adalah penilaian terhadap kekuatan yang berada diluar perusahaan, dimana perusahaan tidak mempunyai pengaruh sama sekali untuk mengendalikannya. Adapun faktor situasional yang dianalisa dalam model penetapan harga adalah :

1. Strategi perusahaan dan strategi pemasaran 2. Karakteristik pasar sasaran

3. Karakteristik produk 4. Karakteristik competit

2.2.4.5 Prosedur Penentuan Harga

Dalam menentukan harga setiap perusahaan menggunakan prosedur yang berbeda,prosedur penentuan harga yang dipakai disini meliputi :

1. Mengestimasikan permintaan untuk barang

Dalam tahap pertama ini, penjual membuat estimasi permintaan barangnya secara total. Hal ini lebih mudah dilakukan terhadap permintaan barang yang ada dibandingkan dengan permintan barang yang baru

2. Mengetahui lebih dulu reaksi dalam persaingan

Kondisi persaingan sangt mempengaruhi kebijaksanaan penentuan harga bagi perusahaan atau penjual. Oleh karena itu penjual perlu mengetahuireaksi persaingan yang terjadi dipasar serta sember-sumber penyebabnya.

3. Menentukan market share yang diharapkan

(18)

tertentu. Market share yang diharapkan tersebut akan dipengaruhi oleh kapasitas produk yang ada, biaya ekspansi, dan mudahnya memasuki persaingan.

4. Memilih strategi harga untuk mencapai target pasar

Dalam hal ini penjual dapat memilih diantara dua macam strategi harga yang dianggap paling ekstrim, yaitu : skim the cream pricing dan penetration Pricing.

2.2.5 Atribut Produk

Menurut Tjiptono (2006:415),Atribut produk merupakan senjata yang ampuh dalam persaingan dengan pesaing dalam mempengaruhi konsumen, oleh karena itu produsen perlu mempelajari dan mencermati atribut produk dengan lebih seksama.

Atribut produk merupakan unsur-unsur produk yang dianggap penting oleh konsumen dan dijadikan dasar sebagai keputusan pembelian dan penilaian kepuasan.

Menurut Tjiptono (2004:94-96), “atribut produk terdiri dari : merk, sumber daya manusia (SDM), proses, bukti fisik, kemasan, kualitas, fitur (features), styling’’.

1. Merk.

Menurut The American Marketing Association (Freddy Rangkuti:2007:2) merk merupakan sebuah nama, tanda, symbol atau desain, atau kombinasi semuanya dengan maksud mengidentifikasi sebuah barang atau jasa yang dihasilkan sehingga bebeda dengan produk atau jasa yang dihasilkan oleh pesaing. Merk merupakan sebuah identitas produk atau jasa atau bahkan bagi perusahaan. Merk merupakan bagaian dari produk yang paling mungkin memberikan perbedaan produk perusahaan lain yang sejenis.

2. Sumber Daya Manusia (Service)

Tidak pelak lagi bahwa sumber daya manusia yang terlibat dalam proses penyampaian jasa sangat penting peranannya dalam menetukan jasa yang dihasilkan dan dalam menentukan persepsi pelanggan terhadap jasa yang bersangkutan. Dewasa ini produk apapun tidak terlepas dari unsure jasa, layanan baik itu sebagai produk ini atau sebagai layanan pelengkap.

(19)

1) Informasi, misalnya jalan menuju tempat produsen, penyampaian produk, harga, dll.

2) Konsultasi, seperti pemberian saran, auditing, konseling pribadi dan konsultasi manajmen atau teknik.

3) Order talking, misalnya aplikasi keanggotaan, jasa member, dll

4) Hospitally, diantaranya sambutan, food and baverage, toilet, fasilitas menunggu, transportasi dan keamanan.

5) Care talking, terdiri dari perhatian, perlindungan terhadap barang yang dibeli pelanggan.

6) Exception, meliputi permintaan khusus sebelum penyampaian produk, menangani complain pemecahan masalah.

7) Billing, meliputi laporan rekening periodic, transaksi individual dll.

3. Proses

Selain hasil akhir, proses produksi atau operasi juga merupakan faktor kritis dalam sebagian besar jasa. Terlebih lagi bila konsumen berperan sebagai co-produser dalam proses penyampaian produksi jasa bersangkutan. Oleh karena itu, desain jasa haris benar – benar memperhitungkan aspek proses dan cara interaksi karyawan jasa dengan pelanggan selama proses.

4. Bukti Fisik

Bila para produsen barang cenderung memasukkan jasa atau layanan tambahan dalam augmented produk mereka, maka sebaliknya tidak sedikit pemasar jasa yang justru mendeferensiasikan jasanya dari para pesaing dengan jalan menambahkan karakteristik fisik seperti, desain brosur, seragam karyawan, dan outlet jasa yang eksklusif dan unik.

5. Kemasan

(20)

6. Kualitas

Tingkat kualitas jasa merupakan aspek krusial dalam penawaran jasa total.Kualitas merupakan salah satu faktor penting yang digunakan pelanggan untuk mengevaluasi jasa suatu organisasi dibandingkan penawaran dari organisasi lainnya. 7. Fitur (Features)

Penawaran jasa juga dapat dianalisis dalam hal fitur yang berbeda.Perpaduan antara unsur-unsur berwujud dan tak berwujud dalam produk jasa bisa menghasilkan berbagai variasi bentuk jasa.Misalnya, bank-bank menawarkan beraneka ragam jenis tabungan dan deposito untuk menarik segmen pasar yang kebutuhannya berbeda– beda.

8. Styling

Styling berarti memberikan penampilan unik pada produk.Styling pada jasa tidak hanya mencakup unsur–unsur berwujud, tetapi termasuk pula unsur tak berwujud.Dalam kaitannya dengan karakteristik inseparability, relasi, dan interaksi antara pelanggan dan penyedia jasa sangat penting dalam menentukan kesuksesan pemasaran jasa.

2.2.6 Perilaku Konsumen

Menurut Swasta (2000:9) :

Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu-individu yang secara langsung terlibat dalam memdapatkan termasuk mempergunakan barang-barang dan jasa, keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.

(21)

Menurut Umar (2003) dijelaskan bahwa perilaku konsumen terdiri dari dua bagian sumber :

1. Perilaku yang tampak

Variabel variabel yang termasuk dalam perilaku ini adalah jumlah pembelian, waktu, karena siapa, dengan siapa dan bagaimana konsumen melakukan pembelian.

2. Perilaku yang tak tampak

Variabel-variabelnya antara lain adalah persepsi, ingatan terhadap persepsi dan perasaan kepemilikan konsumen.

2.2.6.1 Faktor-faktor Sosial Yang Mempengaruhi Prilaku Pembelian Konsumen

Menurut phillip Kotler (2002) perilaku pembelian konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor- faktor sosial diantaranya sebagai berikut:

1. Kelompok Acuan

Kelompok acuan, seseorang terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung ( tatap muka ) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Kelompok yang memiliki pengaruh langsung terhadap seseorang dinamakan kelompok keanggotaan. Beberapa kelompok keanggotaan adalah kelompok primer, seperti keluarga, teman, tetangga, dan rekan kerja, yang berinteraksi dengan seseoarang secara terus menerus dan informal. Orang juga menjadi anggota kelompok sekunder, seperti kelompok keagamaan, profesional, dan asosiasi perdagangan, yang cenderung lebih formal dan membutuhkan interaksi yang tidak begitu rutin.

Orang sangat dipengaruhi oleh kelompok acuan mereka sekurang-kurangnya melalui tiga jalur. Kelompok acuan menghadapkan seseorang pada perilaku dan gaya hidup baru. Kelompok acuan juga mempengaruhi perilaku dan konsep pribadi seseoarang. Dan kelompok acuan mencipatakan tekanan untuk mengikuti kebiasaan kelompok-kelompok yang mungkin mempengaruhi pilihan produk dan merek aktual seseorang.

(22)

merek barang-barang seperti furniture dan pakaian; serta pengaruh utama atas pilihan produk atas barang barang seperti bir dan rokok.

Perusahaan manufaktur yang produk dan mereknya sangat dipengaruhi oleh pengaruh kelompok harus menentukan cara menjangkau dan mempengaruhi para pemimpin opini di kelompok acuan itu. Pemimpin opini (opinion leader) adalah orang yang dalam komunikasi informal yang berhubungan dengan produk, yang memberikan saran atau informasi tentang produk atau jenis pproduk tertentu, seperti : merek apa yang terbaik atau bagaimana manfaat produk tertentu. Pemimpin opini di temukan di dalam semua strata masyrakat, dan seseorang dapat menjadipemimpin opini opini di bidang produk tertentu dan menjadi pengikut opini di bidang lainnya.

2.2.7 Keputusan Pembelian

Definisi keputusan pembelian menurut Nugroho (2003) keputusan pembelian adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasi sikap pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah tahap dimana seorang pembeli memilih salah satu dari beberapa alternative pilihan yang ada dan proses integrasi yang mengkombinasi sikap pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternative dan memilih salah satu diantaranya juga dengan mempertimbangkan dengan matang apa yang akan dipilihnya dan tidak hanya sembarangan melainkan dengan penilaian-penilaian, yang dipengaruhi oleh emosi, informasi, dan pengaruh orang lain barulah keputusan diambil.

(23)

tersebut berdasarkan pengalamannya memakai produk tersebut. Sehingga secara tidak langsung produk mendapatkan pengakuan baik dari konsumen karena bisa memberikan apa yang daharapkan oleh konsumen.

2.2.7.1 Pengertian keputusan pembelian

Dalam proses pemasaranyang dilakukan oleh setiap pelaku usaha atau dalam hal ini perusahaan, tujuan yangingin dicapai salah satunya adalah produk yang ditawarkan akan mempengaruhi daya serap dan selera konsumen untuk kemudian melakukan pembelian. Adapun pengertian keputusan pembelian menurut beberapa ahli tersebut antara lain : Menurut Ma’ruf ( 2006) :

Proses keputusan konsumen bukanlah berakhir dengan pembelian, namun berlanjut hingga pembelian tersebut menjadi pengalaman bagi konsumen dalam menggunakan produk yang dibeli tersebut. Pengalaman itu akan menjadi bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan pembelian di masa depan.

Keputusan pembelian adalah proses pengintegrasian yang mengkombinasi sikap pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif, dan memilih salah satu diantaranya. Nugroho (2003).

Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka dapat disampaikan bahwa keputusan pembelian adalah suatu keputusan seseorang dimana dia memilih salah satu dari beberapa alternatif pilihan yang ada dan proses integrasi yang mengkombinasi sikap pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya.

(24)

2.3 Kerangka Teoritik

Gambar 2.1

Kerangka Teoritik variabel Harga dan Atribut Produk Terhadap Minat Pembelian mobil pada PT. Astra International Daihatsu Cabang Blitar

Keterangan:

= Secara Partial = Secara Simultan

1. Bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara Harga (X1) dan minat

pembelian (y).

2. Bertujuan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara Atribut Produk (X2)

dan minat pembelian (y).

3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bahwa Harga (X1), dan Atribut Produk

(X2) secara bersama-sama saling mempengaruhi minat pembelian (y).

X1( Harga )

Y

(Minat pembelian

)

X2 (atribut produk)

(25)

4. Bertujuan untuk mengetahui variabel Harga (X1), dan variabel Atribut Produk (X2),

variabel manakah yang paling dominan berpengaruh terhadap minat pembelian (y) konsumen dalam membeli mobil.

5.

2.4 Formula Hipotesis

Hipotesis ini merupakan jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris.

Dari perumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori dan telah dituangkan dalam kerangka pikir, maka dapat ditarik hipotesis sebagai berikut:

1. Ada hubungannya Harga berpengaruh pada tingkat Minat pembelian mobil pada . PT. Astra International Daihatsu Blitar.

2. Ada hubungannya Atribut produk berpengaruh terhadap Minat pembelian mobil pada . PT. Astra International Daihatsu Blitar.

3. Ada hubungannya Harga dan Atribut produk berpengaruh terhadap Minat pembelian mobil pada PT. Astra International Daihatsu Blitar.

4. Ada pengaruh yang paling dominan antara Harga dan Atribut produk terhadap Minat pembelian mobil pada . PT. Astra International Daihatsu Blitar.

2.5 Hipotesis Operasional

Hipotesis 1 :

H0 : Tidak ada hubungan antara Harga dengan Minat konsumen untuk membeli mobil. H1 : Ada hubungan antara Harga dengan Minat konsumen untuk membeli mobil.

Hipotesis 2 :

(26)

H1 : Ada hubungan antara Atribut Produk dengan Minat konsumen untuk membeli mobil.

Hipotesis 3 :

H0 : Tidak ada hubungan antara harga dan atribut produk dengan minat konsumen untuk membeli mobil.

H1 : Ada hubungan antara harga dan atribut produk dengan minat konsumen untuk membeli mobil.

Hipotesis 4 :

H0 : Tidak ada pengaruh yang paling dominan antara Harga (X1) dan variabel atribut

produk (X2), dengan minat konsumen dalam membeli mobil.

H1 : Ada pengaruh yang paling dominan antara Harga (X1) dan variabel atribut produk

(X2), dengan minat konsumen dalam membeli mobil.

BAB III

METODE PENELITIAN

Didalam sebuah penelitian diperlukan sebuah metodologi untuk menjelaskan metode penelitiaan yang sedang dilaksanakan, oleh kerena itu peneliti mencantumkan beberapa definisi dari metodologi antara lain. Metode penelitian adalah bagian yang berisi mengenai pendekatan, metode dan teknik yang digunakan untuk menjawab tujuan yang sudah di tentukan sebelumnya (Jonathan Sarwono, 2006 : 254)

Jadi kesimpulan dari definisi metodelogi adalah sebuah bagian dari laporan yang berisiskan pendekatan, metode pengumpulan dan pemilihan data dan teknik yang digunkan untuk menjawab tujuan yang sudah ditentukan sebelumnya dan juga untuk meganalisis data.

3.1 Ruang Lingkup Penelitian

(27)

Harga dan atribut produk terhadap Minat pembelian mobil pada PT. Astra International Daihatsu Blitar.

3.2 Lokasi Penelitian

Tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan deler yaitu PT. Astra International Daihatsu Blitar.,yang berada di Jalan Bali nomor 50 Blitar, penelitian merupakan hal yang harus diperhatikan oleh seorang peneliti karena faktor lokasi memegang peranan yang cukup penting terhadap berhasil tidaknya penelitian. Adapun yang mengisi alasan / pertimbangan penelitian melakukan penelitian pada PT. Astra International Daihatsu Blitar adalah lokasi deler resmi yang strategis memudahkan peneliti mengadakan kegiatan penelitian. Peneliti dapat dengan mudah memperoleh data-data yang diperlukan.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

Populasi, wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/ subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono : 2010)

Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen dari Dealer PT. Astra International Daihatsu Blitar.

3.3.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang karakteristiknya akan diteliti dan dianggap dapat mewakili keseluruhan popolasi. Dan pertimbangan besarnya jumlah populasi maka tidak mungkin meneliti seluruh populasi yang ada. Cukup diambil sebagian saja sebagai sampel yang nantinya di harapkan mewakili dari sejumlah populasi yang ada. (Arikunto : 2006)

Apabila subyek kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

3.4 Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel yang dilakukan adalah menggunakan Sampling incidential

(28)

dianggap cocok dengan karateristik sampel yang ditentukan dapat digunakan sebagai sampel. ( Sugiyono : 2010).

Jadi alasan menggunakan Sampling incidential tersebut adalah homogenitas

pembeli mobil yang mendapatkan perlakukan yang sama dalam penelitian yang dilakukan peneliti sehingga waktu yang terbatas dapat dipergunakan dengan sebaik mungkin.

3.5 Penentuan Jumlah Sampel

Dalam penelitian ini penentuan dari jumlah sampelnya adalah konsumen pada saat dilakukan penelitian datang ke Dealer PT. Astra International Daihatsu Blitar. Dengan jumlah populasi 300 orang dalam 1 bulan didapatkan sampel 75 orang.

Menggunakan rumus Slovin N

n =

1+Ne2

( Riduwan:2005:65) Dimana :

n = Ukuran sempel N = Ukuran populasi

e = nilai presisi (ditetapkan 10% atau sig.= 0,1 dengan tingkat kepercayaan 95%) a. Populasi :seluruh Konsumen PT. Astra Daihatsu Kediri.selama 1 bulan.

b. Sampel :sebagian konsumen dan pelanggan PT. Astra Daihatsu Kediri.yang diambil secara acak.

300

(29)

1+300(0,1)2 = 75

3.6 Data dan Teknik Pengumpulanya 3.6.1 Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif sedangkan berdasarkan sumber data dalam penelitian ini menggunakan:

3.6.1.1 Data Primer

Data primer menurut (Jonatahan Sarwono, 2006:129):

Data primer adalah data yang berasal dari sumber asli atau pertama. Data ini tidak tersedia dalam bentuk terkompilasi ataupu dalam bentuk file-file. Data ini harus dicari melalui narasumber atau dalam istilah teknisnya responden, yaitu orang yang kita jadikan objek penelitian atau orang yang kita jadikan sebagai saran mendapatkan informasi ataupun data.

Adapun data primernya dalam hal ini adalah data yang diperoleh dari jawaban responden yang diteliti, yaitu berupa data mengenai kelompok acuan, keluarga dan status.

3.6.1.2 Data Skunder

Definisi data skunder adalah data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari dan mengumpulkan. (Jonathan Sarwono, 2006:129).

Data yang diperoleh peneliti melalui media perantara yaitu buku-buku bacaan literatur yang berk

aitan dengan pokok bahasan dalam penelitian.

3.6.2 Teknik Pengumpulannya

1. Angket atau kuesioner

(30)

Astra International Daihatsu Blitar. Adapun pedoman penilaian atau skor untuk angket atau kuesioner adalah sebagai berikut :

1) Jawaban a (Sangat setuju) diberi skor 5 2) Jawaban b (Setuju) diberi skor 4 3) Jawaban c (Cukup Setuju) diberi skor 3

4) Jawaban d (Tidak Setuju) diberi skor 2 5) Jawaban e (Sangat Tidak Setuju) diberi skor 1

2. Wawancara

Wawancara, teknik mengumpulkan data atau informasi dengan cara tatap muka lengsung dengan informan agar mendapatkan data lengkap dan mendalam. Wawancara ini dilakukan dengan frekuensi tinggi (berulang-ulang) secara intensif (Ardianto, 2011:178).

Penulis mengadakan wawancara langsung dengan pihak-pihak yang bersangkutan, yaitu para konsumen yang datang ke Dealer sebagai responden guna mendapatkan data-data yang diperlukan.

3. Dokumentasi

Menurut Arikunto (2006:158), Dokumentasi adalah mencari dan mengumpulkan data mengenai hal-hal yang berupa catatan, transkip, buku, surat kaba, majalah, notulen, rapot, agenda dan sebagainya. Dokumentasi, merupakan teknik pengumpulan data dengan cara membaca dan mengamati, mengolah laporan-laporan serta catatan yang menunjang penelitian ini.

4. Observasi

Observasi menurut (Ardianto 2011:179) :

(31)

Kegiatan yang dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung pada perusahaan yakni dengan mengumpulkan data yang berhubungan dengan penyusunan skripsi ini.

3.7 Identifikasi Variabel

Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel bebas / independent (X) : Variabel harga dan Variabel Atribut Produk. X1 = Harga

X2 = Atribut Produk

2. Variabel terikat / dependent (Y) : minat Pembelian mbil di Dealer PT Astra International Daihatsu Blitar.

3.8 Definisi Operasional Variabel

Variabel-variabel yang dipergunakan dalam penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Harga X1

Harga (X1) adalah faktor yang memiliki pengaruh langsung terhadap perilaku

konsumen dalam menentukan pemilihan / pembelian mobil di PT. Astra International Daihatsu Blitar.

2. Atribut Produk (X2)

Atribut Produk (X2) adalah faktor yang paling penting mempengaruhi konsumen dari

segi bukti fisik, merk, kualitas produk, service, dan fitur dalam menentukan minat membeli mobil.

3. Minat Pembelian (Y)

Minat Pembelian (Y) merupakan variabel terikat yang dapat diukur berdasarkan tingkat penjelasan yang diberikan kepada konsumen PT. Astra International Daihatsu Blitar.

3.9 Teknik Analisis

Untuk mengetahui apakah ada pengaruh maupun hubungan antara Harga dan Atribut Produk terhadap minat pembelian, peneliti menggunakan data sebagai berikut:

(32)

Data yang berbentuk uraian kata-kata atau penjelasan dari laporan yang telah dikumpulkan. Dianalisis dan kemudian diambil suatu kesimpulan yang baik secara teoritis ataupun yang bersifat rasional.

3.9.2 Analisa Kuantitatif

Suatu analisa berbentuk angka-angka yang dikumpulkan berdasarkan laporan yang kemudian diambil suatu kesimpulan untuk digunakan sebagai dasar perhitungan secara matematis dan statistika.

Dalam penelitian ini penelitian menyebarkan angket sebagai alat ukur data kualitatif menjadi kuantitatif, sehingga dalam penelitian ini daftar pertanyaan disusun dalam kalimat-kalimat tanya dimana responden diminta memberikan jawaban dengan cara melingkari pilihan yang telah disediakan.

3.9.2.1 Uji validitas

Validitas suatu data berkenaan dengan derajat ketepatan antara data lapangan dengan data yang dilaporkan oleh peneliti. Menurut Sugiono (2007:363) dikatakan, “ validitas dibedakan menjadi dua yaitu validitas internal dan validitas eksternal”. Untuk mendapatkan data yang valid dalam metode kuantitatif diperlukan instrumen yang valid, oleh karenanya diperlukan uji validitas instrumen.

Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikasi 0,05. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:

1) Jika r hitung ≥ 0,05 (uji 2 sisi dengan sig.0,05) maka instrument atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid).

2) Jika r hitung < 0,05 (uji 2 sisi dengan sig. 0,05) maka instrument atau item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid)

3.9.2.2 Uji reliabilitas

(33)

3.9.2.3 Analisis Regresi Linear Berganda

Data yang diperoleh dari hasil kuesioner selanjutnya akan dianalisis dengan regresi linear berganda dengan menggunakan metode penelitian langung dengan cara kuisioner.

Rumus : Y= a + b1. x1+b2. x2+ e

(Riduwan:2010:108) Keterangan :

Y = Minat Pembelian X = Harga

X2 = Atribut Produk a,b1,b2 =Koefisien variabel

e =Variabel tidak terkontrol

3.9.2.4 Koefisien Determinasi

Uji ini bertujuan untuk menentukan proporsi atau presentase total variasi dalam variabel terikat yang diterangkan variabel bebas secara bersama-sama. Menggunakan Adjusted R Square karena dalam regresi ini menggunakan lebih dari dua variabel bebas.

Hasil perhitungan Adjusted R2 dapat dilihat pada output Model Summary. Pada kolom

Adjusted R2 dapat diketahui berapa prosentase yang dapat dijelaskan oleh

variabel-variabel bebas terhadap variabel-variabel terikat. Dan sisanya dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel-variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

3.9.2.5 Uji t

Uji t adalah suatu metode atau cara yang digunakan untuk menguji, apakah hipotesis yang diajukan oleh penulis terbukti benar dan dapat diterima atau ditolak.

(34)

Digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel independent dan variabel dependent, apakah variabel Harga (X1) dan Atribut Produk (X2) benar-benar

berpengaruh secara simultan (bersama-sama) terhadap Minat pembelian.

DAFTAR PUSTAKA

Alma, Buchari 2004, Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa, (Edisi Pertama), Cetakan Kedua, Bandung : Alfabeta.

Ardianto, Elvinaro 2011, Metodologi Penelitian untuk Public Relations Kuantitatif dan Kualitatif, Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

Arikunto, Suharsimi 2006, Metodelogi Penelitian, Yogyakarta : Bina Aksara.

Eka P, Agustin 2009, Hubungan Kebijakan Harga Terhadap Minat beli Konsumen,

SkripsiKediri: Universitas Islam Kadiri.

Gasperz, Vincent, 2005, Manajemen Kualitas dalam Industri Jasa; Strategi untuk Memenangkan Persaingan Global, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Ghozali, Imam 2006, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang : Badan penerbit Universitas Diponegoro.

Handayani, Widya 2012, Pengaruh Atribut Produk terhadap Kepuasan konsumen dalam penggunaan Handphone Samsung Galaxy Series, Skripsi Jakarta: Universitas Gunadarma.

Kotler, Philip, 2002, Manajemen Pemasaran, ( Edisi Revisi), Yogyakarta:Liberty.

(35)

Lamb, Hair, Mc Daniel 2001, Pemasaran (terjemahan), (Jilid Pertama), Edisi Bahasa Indonesia, Jakarta : Salemba empat.

Mowen, H. 2002, Perilaku Konsumen, (Jilid I), Yogyakarta : Andi.

Riduwan dan Sunarto, 2010, Pengantar Statistika Untuk Penelitian: Pendidikan, Sosial, Komunikasi, Ekonomi dan Bisnis, Cetakan Ke- 3, Bandung: Alfabet.

Riduwan 2005, Skala pengukuran Variabel-variabel Penelitian, Bandung : Alfabeta. Swastha, Basu dan Irawan, 2001, Manajemen Pemasaran Modern, Yogyakarta:Liberty.

Sarwono, Jonathan 2006, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif . Yogyakarta : Graha ilmu.

Setiadi, Nugroho, J. 2003, Perilaku Konsumen, Jakarta : Kencana.

Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: CV Alfabeta

) 2010, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Edisi Kesebelas), Bandung : Alfabeta.

Swasta, Basu dan Handoko, T. Hani. (2000), Manajemen Barang dalam Pemasaran, (Cetakan Kedua), Yogjakarta : BPFE.

Tjiptono, Fandy, 2004, Manajemen Pemasaran, Malang: Bayu media Publishing.

(36)

Gambar

Gambar 2.1Kerangka Teoritik variabel Harga dan Atribut Produk Terhadap Minat

Referensi

Dokumen terkait

3 Landasan Bimbingan Konseling Islam 4 Latar balakang Bimbingan Konseling Islam 5 Subjek dan objek Bimbingan Konseling Islam 6 Ruang Lingkup Bimbingan Konseling Islam. 7

The level of accuracy of the handwriting recognition using GMI, UMI, ZMI, GMI-UMI, GMI-ZMI, GMI-UMI-ZMI feature extraction methods and support vector machine classifier with

Berdasarkan identifikasi defect minor yang telah dilakukan sebelumnya, ditetapkan bahwa dalam penelitian di unit produksi berdasarkan penelitian banyak terjadi defect yang

Berdasarkan hasil pengujian dan perhitungan yang dilakukan,dapat disimpulkan sebagai berikut:. Besarnya kuat lentur balok berdasarkan hasil pengujian. a) Kuat lentur balok

Antara Warga Negara Indonesia Dan Warga Negara Asing Setelah Berlakunya Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan Di Kota Denpasar Provinsi Bali.” Ruang

[r]

[r]

48 hutan produksi terbatas yaitu jenis sengon, namun apabila pada masa yang akan datang terjadi perubahan kondisi hutan produksi terbatas baik dikarenakan