• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK PERUBAHAN ISTILAH PRODI HUBUNGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DAMPAK PERUBAHAN ISTILAH PRODI HUBUNGAN"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK PERUBAHAN ISTILAH PRODI HUBUNGAN MASYARAKAT DENGAN KECENDERUNGAN PEMILIHAN KULIAH OLEH MURID SMA

(Studi Kasus Dampak Perubahan Istilah Program Studi Hubungan Masyarakat dalam Kecenderungan Memilih Prodi Hubungan Masyarakat di Fikom Unpad oleh Siswa-siswi SMA

Pasundan 8)

Ditujukan sebagai tugas Riset Publik

KELOMPOK:

SARAH SILVIA 210110120242

FELIX BOYKE S. 210110120286

FANIA LAMIKA 210110120291

YUNITA WERDININGRUM 210110120298 ARY SONA PRAWIJAYA M. 210110120314

HUMAS D

PROGRAM STUDI HUBUNGAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI

(2)

BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG

Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran (Fikom Unpad) merupakan sebuah fakultas yang paling digemari di Universitas Padjadjaran dengan jumlah peminat paling tinggi setiap tahunnya. Pada tahun 2015, peminat SNMPTN Fikom termasuk dalam tiga kelompok tertinggi peminat calon mahasiswa di lingkungan Universitas Padjadjaran (Kedokteran, Akuntasi, Manajemen dan Ilmu Komunikasi). Tahun ini peminat SNMPTN untuk Fikom sebanyak 12.278 orang, dengan jumlah peminat prodi Ilmu Komunikasi 9.542 orang, Ilmu Perpustakaan 1.539 orang dan Ilmu Humas 1.197 orang.

Setiap tahun, Fikom Unpad kerap menjadi pilihan bagi banyak sekali calon mahasiswa. Pemilihan program studi langsung pada SBMPTN diselenggarakan sejak seleksi PTN untuk angkatan tahun 2013. Sampai pada tahun 2012, seluruh mahasiswa yang terdaftar menjadi mahasiswa Fikom Unpad di dalam jurusan Ilmu Komunikasi, akan memilih satu dari tiga departemen yaitu Public Relations, Jurnalistik, atau Manajemen Komunikasi pada semester tiga. Sejak SBMPTN tahun 2013, calon mahasiswa dapat langsung memilih program studi, dimana saat itu prodi yang pertama kali berdiri sendiri adalah prodi Hubungan Masyarakat (Public Relations).

Sebelum tahun 2013, Public Relations Unpad merupakan sebuah departemen di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran. Setelah menjadi sebuah program studi, turun keputusan dari DIKTI bahwa program studi ini resmi berganti istilah menjadi Program Studi Hubungan Masyarakat. Pergantian istilah tersebut menimbulkan beberapa tanggapan, salah satunya adalah bahwa sesungguhnya Public Relations dalam penerjemahan ke dalam Bahasa Indonesia tidak bisa disetarakan dengan arti Hubungan Masyarakat.

(3)

tingginya jumlah peminat Program Studi Hubungan Masyarakat adalah karena perubahan nama yang membuat persepsi calon mahasiswa menjadi berbeda dengan adanya istilah yang baru ini.

Istilah Hubungan Masyarakat diduga menimbulkan pergeseran makna dan persepsi calon mahasiswa terhadap profesi Public Relations itu sendiri. Muncul dugaan bahwa perubahan istilah tersebut membuat program studi ini terdengar asing bagi mereka, bahkan mungkin Hubungan Masyarakat dianggap hanya berkaitan dengan pekerjaan di pemerintahan saja.

Dengan menurunnya jumlah peminat Program Studi Hubungan Masyarakat hingga memicu dugaan-dugaan seperti di atas, maka kami tertarik untuk meneliti lebih dalam apakah dampak sesungguhnya dari perubahan istilah Departement Public Relations menjadi Program Studi Hubungan Masyarakat berpengaruh terhadap kecenderungan penurunan minat siswa-siswi yang duduk di bangku kelas 3 SMA, dalam memilih program studi ini sebagai tujuan untuk kuliahnya nanti.

I.2 TUJUAN PENELITIAN

I.2.1 Untuk mengetahui apakah siswa-siswi SMA Pasundan 8 tahu mengenai Program Studi Hubungan Masyarakat Fikom Unpad.

I.2.2 Untuk mengetahui respon siswa-siswi SMA Pasundan 8 terhadap perubahan istilah Program Studi Hubungan Masyarakat Fikom Unpad.

I.2.3 Untuk mengetahui persepsi siswa-siswi SMA Pasundan 8 terhadap Program Studi Hubungan Masyarakat Fikom Unpad.

(4)

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam penelitian ini, digunakan Teori S-R (Stimulus-Respons) yang dikemukakan oleh Thorndike. Dari eksperimen yang dilakukan Thorndike menghasilkan hukum-hukum belajar, diantaranya:

 Law of Effect; artinya bahwa jika sebuah respons menghasilkan efek yang memuaskan, maka hubungan Stimulus – Respons akan semakin kuat. Sebaliknya, semakin tidak memuaskan efek yang dicapai respons, maka semakin lemah pula hubungan yang terjadi antara Stimulus- Respons.

 Law of Readiness; artinya bahwa kesiapan mengacu pada asumsi bahwa kepuasan organisme itu berasal dari pemdayagunaan satuan pengantar (conduction unit), dimana unit-unit ini menimbulkan kecenderungan yang mendorong organisme untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu.

 Law of Exercise; artinya bahwa hubungan antara Stimulus dengan Respons akan semakin bertambah erat jika sering dilatih dan sebaliknya akan berkurang jika jarang dilatih. Asumsi Dasar

Teori ini menunjukan sebagai proses aksi (Stimulus) dan reaksi (Respon) yang sangat sederhana. Sebagai contoh bila seorang lelaki berkedip mata kepada seorang wanita, dan kemudian wanita itu tersipu malu itulah yang dimaksud teori S-R.

Jadi teori S-R mengasumsikan bahwa kata-kata verbal (lisan–tulisan), isyarat-isyarat nonverbal, gambar-gambar, dan tindakan-tindakan tertentu akan merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu. Maka teori ini dapat dianggap sebagai proses pertukaran atau perpindahan informasi. Proses ini dapat bersifat timbal balik dan mempunyai banyak efek. Setiap efek dapat mengubah tindakan komunikasi berikutnya.

(5)

anda dan anda melambaikan tangan kepadanya kemudian anda juga mendapat lambaian tangan darinya ini merupakan sebuah respon positf yang ditunjukan oleh teman anda sebagai komunikan, namun jika lambaian tangan anda tersebut dibalas oleh teman anda dengan memalingkan wajah maka dapat dikatakan proses penyampaian pesan anda berlangasung negatif. Teori S-R mengabaikan komunikasi sebagai suatu proses, khususnya yang berkenaan dengan faktor manusia. Secara implisit ada asumsi dalam teori S-R ini bahwa perilaku (respon) manusia dapat diramalkan. Ringkasnya, komunikasi dianggap statis. Manusia dianggap berperilaku karena kekuatan dari luar(stimulus), bukan berdasarkan kehendak,keinginan atau kemauan bebasnya. Model inilah yang kemudian mempengaruhi suatu teori klasik komunikasi yaitu Hypodermic Needle atau teori jarum suntik. Asumsi dari teori inipun tidak jauh berbeda dengan model S-R, yakni jika kita menggunakan media sebagai kasusnya maka media secara langsung dan cepat memiliki efek yang kuat tehadap komunikan. Artinya media diibaratkan sebagai jarum suntik besar yang memiliki kapasitas sebagai perangsang (S) dan menghasilkan tanggapan (R) yang kuat pula.

Para siswa kelas 3 SMA, merespon aksi tersebut dengan cara memilih atau tidak memilih prodi Humas. Istilah Humas seringkali salah ditafsirkan oleh orang-orang yang awam dengannya. Biasanya, orang akan cenderung lebih tertarik bila istilah sutau nama lebih menarik. Misalnya, Humas menjadi Public Relations. Itu akan menarik para siswa agar cenderung mau memilih Humas karena istilahnya yang berbeda.

(6)

atau perpindahan informasi. Efek dari tindakan ini, cenderung kepada jumlah siswa kelas 3 SMA yang mau memilih prodi Humas pada pilihannya di Seleksi Perguruan Tinggi Negeri. Efek inilah yang mengubah tindakan komunikasi berikutnya. Apa yang harus dilakukan oleh prodi Humas dan fakultas untuk mempersuasi siswa kelas 3 SMA untuk memilih prodi Humas.

Respon yang akan terjadi dapat berupa reaksi negatif dan positif. Reaksi positif terjadi apabila banyak siswa kelas 3 SMA yang mau memilih Prodi Humas Fikom Unpad banyak, sedangkan respon negative apabila peminat Prodi Humas berkurang.

(7)

BAB III

HASIL & PEMBAHASAN

Seperti yang telah kita ketahui, Peneliti berasumsi bahwa perubahan nama institusi pendidikan yang harus menggunakan kata – kata dalam bahasa Indonesia memiliki pengaruh terhadap kredibilitas nama institusi tersebut di mata awam (yang dalam penelitian kali ini adalah siswa kelas XII SMA).

Istilah “Public Relations” memiliki kecenderungan untuk lebih menarik perhatian awam karena istilah ini lebih populer. Sementara Hubungan Masyarakat masih dipandang sebagai istilah yang diidentikkan sebagai suatu bagian di dalam suatu institusi pemerintahan. Sebenarnya antara keduanya tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Masing – masing hanyalah sebuah label yang menggambarkan sebuah bagian profesi dalam sebuah institusi yang berguna untuk mempertahankan kelangsungan instusi tersebut dengan cara membangun citra.

Universitas Padjadjaran dalam beberapa tahun terakhir ini menjadi favorit para calon mahasiswa dari berbagai lulusan SMA di seluruh Indonesia. Salah satu yang menjadi daya tarik tertinggi adalah Jurusan Ilmu Komunikasi yang tiap tahun dapat menarik jumlah peminat hingga hampir 10.000 orang. Mayoritas peminat Ilmu Komunikasi ini nantinya mengikuti penjurusan lagi pada semester tiga kemudian bergabung ke jurusan Public Relations.

Pada Tahun 2013, jurusan Public Relations berdiri sebagai sebuah prodi sendiri dan muncul pada plotting SNMPTN dan SBMPTN dengan nama “Ilmu Hubungan Masyarakat”. peminat yang selama ini sudah mendapatkan pengetahuan dan informasi bahwa untuk bergabung di jurusan humas harus melalui tahun pertama sebelum penjurusan, sekarang langsung dapat memilih jurusan pada saat pendaftaran kedua ujian masuk perguruan tinggi tersebut. Sehingga mereka bingung dengan adanya nama “Ilmu Hubungan Masyarakat” di plotting SNMPTN dan SBMPTN.

(8)

penelitian setelah mendapatkan stimuli tersebut. Respon dapat berupa respon positif jika sang subjek menunjukan sikap seperti yang diharapkan oleh peneliti yaitu bahwa perubahan nama Public Relations menjadi Ilmu Hubungan Masyarakat tidak menurunkan minat siswa terhadap program studi ini. Sebaliknya respon dapat menjadi respon negatif jika subjek menunjukan sikap tidak seperti yang diharapkan oleh peneliti yaitu bahwa perubahan nama Public Relations menjadi Ilmu Hubungan Masyarakat ini ternyata mempengaruhi menurunnya minat siswa terhadap program studi tersebut.

Dibawah ini adalah hasil penelitian dari peneliti mengenai dampak perubahan istilah prodi hubungan masyarakat terhadap kecenderungan pemilihan kuliah oleh anak SMA. Di awal, peneliti mencoba menggali aspek kognisi para siswa, dengan tujuan untuk memperoleh informasi apakah pada siswa (yang dalam penelitian ini berperan sebagai responden) memiliki pengetahuan terhadap dunia perkuliahan dan program studi hubungan masyarakat. berikut adalah daftar diagram dan pembahasannya.

Setuju; 90.00% Tidak

Se-tuju; 8.00% Ragu - Ragu; 2.00%

Setelah lulus SMA, Anda akan melanjutkan ke perguruan tinggi

(9)

setuju; 46.00% ragu - ragu;

38.00% tidak setuju; 16.00%

Anda tertarik untuk melanjutkan kuliah di bidang keilmuan komunikasi

2. 46 % siswa (atau 23 orang) dari jurusan IPA dan IPS tertarik untuk melanjutkan

pendidikan ke perguruan tinggi dan memilih bidang keilmuan komunikasi. Bidang ilmu komunikasi disini masih bersifat terbuka belum mengerucut pada bidang keilmuan komunikasi yang lebih spesifik.

setuju; 56.00% ragu - ragu;

30.00% tidak setuju; 14.00%

Anda mengetahui tentang adanya Program Studi Hubungan Masyarakat di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran

(10)

setuju; 16.98%

ragu - ragu; 69.81% tidak setuju; 13.21%

Anda mengetahui apa yang akan dipelajari oleh Humas dan apa yang akan dikerjakan oleh Humas nantinya

4. Masalah baru muncul dalam diagram diatas. Mayoritas siswa (37 orang) masih ragu – ragu atau tidak terlalu yakin mengenai apa yang mereka ketahui tentang dunia

perhumasan. Mengacu pada pertanyaan sebelumnya, mereka memiliki pengetahuan tentang adanya program studi Ilmu hubungan masyarakat, tetapi tidak terlalu yakin dengan apa yang sebenarnya dipelajari di bidang keilmuan tersebut.

Setuju; 28.00%

Ragu - Ragu; 56.00%

Tidak Setuju; 16.00%

Anda berpikir bahwa Public Relations dan Hubungan Masyarakat itu berbeda

(11)

Setuju; 41.67%

Ragu - Ragu; 43.75%

Tidak Setuju; 14.58%

Anda berpendapat bahwa Humas cenderung mengarah pada pekerjaan di institusi pemerintahan

6. Lagi – lagi muncul paradigma lama yang menunjukan bahwa humas hanyalah istilah yang sering diidentikkan dengan institusi – institusi pemerintahan. Hanya 14% (7 orang) yang mengatakan bahwa humas tidak selalu identik dengan pekerjaan di Institusi

pemerintahan.

Setuju; 34.69%

Ragu - Ragu; 48.98%

Tidak Setuju; 16.33%

Anda berpikir bahwa pekerjaan Humas hanya mengacu pada Public Speaking

(12)

Setuju; 52.08% Ragu - Ragu;

33.33%

Tidak Setuju; 14.58%

Anda lebih tertarik bekerja di perusahaan dibandingkan dengan di pemerintahan

8. Lebih dari separuh responden menyatakan lebih tertarik bekerja di perusahaan daripada di institusi pemerintahan, lebih dari satu pertiga dari responden tersebut ragu-ragu dengan jawaban pertanyaan tersebut, dan sisanya hanya 15% responden yang tertarik bekerja di institusi pemerintahan.

Setuju; 29.95%

Ragu - Ragu; 66.82%

Tidak Setuju; 3.23%

Anda akan lebih tertarik memilih prodi jika istilahnya adalah Public Relations dibandingkan dengan Humas

9. 67% responden ragu-ragu akan perubahan ketertarikan mereka terhadap prodi perkuliahan ini (jika istilah Public Relation dirubah menjadi Humas), 30% nya

(13)

3% yang menyatakan bahwa mereka lebih tertarik memilih prodi ini ketika nama prodi diubah menjadi Hubungan Masyarakat.

Setuju; 35.86%

Ragu - Ragu; 61.18%

Tidak Se-tuju; 2.95%

Anda merasa bahwa istilah Public Relations lebih bergengsi dibandingkan dengan Humas

10. Sebagian besar responden ragu-ragu akan pernyataan bahwa istilah PR lebih bergengsi dibandungkan dengan Humas, 36% responden setuju bahwa istilah PR lebih bergengsi dibandingkan dengan Humas, dan sisanya (hanya 3% responden) menyatakan bahwa istilah Humas lebih bergengsi dibandingkan dengan Public Relations.

Setuju; 43.10% Ragu - ragu;

53.88%

Tidak Setuju; 3.02%

Anda yakin bahwa profesi Public Relations adalah pekerjaan yang menjanjikan

(14)

Setuju; 45.10% Ragu - Ragu;

49.02% Tidak Setuju; 5.88%

Anda mengetahui bahwa Hubungan Masyarakat telah menjadi program studi yang berdiri sendiri di Fikom Unpad

12. 45% responden tahu bahwa Humas telah berdiri menjadi prodi sendiri di Fikom Unpad, 49%ragu-ragu, dan hanya 6% responden yang belum mengetahui bahwa Humas telah berdiri sebagai sebuah prodi di Fikom Unpad.

Setuju; 40.00%

Ragu - Ragu; 42.00%

Tidak Setuju; 18.00%

Anda berminat untuk memilih program studi Hubungan Masyarakat Fikom Unpad di Seleksi Perguruan Tinggi Negeri

(15)

Setuju; 37.79%

Ragu - Ragu; 58.14%

Tidak Setuju; 4.07%

Anda sebelumnya telah mencari tahu tentang Program Studi Hubungan Masyarakat Fikom Unpad

14. 38% responden telah mencari tahu tentang Prodi Humas Fikom Unpad, 58% ragu-ragu, dan hanya 4% responden yang tidak mencari tahu mengenai prodi ini.

Setuju; 34.65%

Ragu - Ragu; 61.88%

Tidak Setuju; 3.47%

Anda ingin menjadi mahasiswa/i Hubungan Masyarakat dengan mendaftarkan diri anda pada Prodi Humas Fikom Unpad

(16)

Dalam teori S-R yang digunakan pada penelitian ini, respon terlahir dari aksi atau rangsangan yang muncul di sekitar mereka. Stimuli merupakan komunikasi yang berbentuk tindakan (dalam kasus ini adalah perubahan istilah Humas). Komunikasi tersebut (perubahan nama Prodi) dapat dianggap sebagai komunikasi yang menimbulkan respon positif dari komunikan. Respon positif tersebut terlihat dari kesesuaian harapan Prodi Humas bahwa setelah nama Prodi diubah, peminat prodi ini jumlahnya tidak menurun.

Berdasarkan pembahasan di atas, ditemukan kecenderungan bahwa minat siswa terhadap Prodi Hubungan Masyarakat tidak begitu dipengaruhi oleh pergantian nama yang sudah menggunakan istilah dalam bahasa Indonesia. masih banyak siswa yang pada akhirnya tetap memilih untuk bergabung dengan program studi ini. Sebanyak 35% (14 orang) masih mempertahankan minat mereka untuk memilih program studi ini setelah lulus dari SMA.

(17)

BAB IV

KESIMPULAN & SARAN

4.1 Kesimpulan

Peneliti meneliti mengenai perubahan istilah Public Relations menjadi Hubungan Masyarakat yang diduga menimbulkan pergeseran makna dan persepsi oleh calon mahasiswa terhadap program studi dan profesi Public Relations itu sendiri. Peneliti menggunakan Teori Stimulus dan Respon dalam menentukan hasil penelitian. Siswa diposisikan sebagai subjek dari teori ini. Sedangkan perubahan istilah dari Public Relations menjadi Ilmu Hubungan Masyarakat, diposisikan sebagai stimuli.

Berdasarkan tujuan penelitian, didapat hasil sebagai berikut:

1. Pengetahuan siswa-siswi SMA Pasundan 8 mengenai Program Studi Hubungan Masyarakat Fikom Unpad.

Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan siswa-siswi SMA Pasundan 8 terhadap Program Studi Hubungan Masyarakat Fikom Unpad menunjukkan persentase terbesar pada jawaban yang setuju. Setuju dalam konteks ini berarti subjek penelitian mengetahui adanya program studi Hubungan Masyarakat di Fikom Unpad.

2. Respon siswa-siswi SMA Pasundan 8 terhadap perubahan istilah Program Studi Hubungan Masyarakat Fikom Unpad.

Hasil penelitian berdasarkan pertanyaan yang mengacu pada perubahan istilah Public Relation menjadi Hubungan Masyarakat terlihat bahwa stimuli ini mendapat respon yang negatif dari subjek penelitian. Salah satu pernyataan pada angket yang cukup menggambarkan persepsi mereka adalah “Anda berpikir bahwa Public Relations dan Hubungan Masyarakat itu berbeda” dengan jawaban tertinggi ragu-ragu 56%.

(18)

Persepsi yang muncul terhadap prodi Humas Fikom Unpad berdasarkan hasil penelitian adalah ragu-ragu. Ragu-ragu akan apa yang dipelajari dalam humas, ragu mengenai apa yang dilakukan oleh seorang praktisi humas dan persentase besar juga menunjukkan bahwa siswa-siswi tersebut berpikir bahwa Hubungan Masyarakat hanya berkaitan dengan kepemerintahan.

4. Dampak perubahan istilah Program Studi Hubungan Masyarakat Fikom Unpad terhadap minat siswa-siswi SMA Pasundan 8 dalam memilih studi lanjutannya.

Berdasarkan hasil yang didapat dengan sebagian besar jawaban “ragu-ragu” (yang juga merupakan respon dari stimuli yang diberikan) menempati persentase tertinggi, dapat diketahui pula bahwa dampak perubahan istilah tersebut memberi dampak yang tidak cukup baik. Angka persentase ragu-ragu mencapai 62% terhadap pernyataan berkaitan dengan ingin – tidak inginnya mereka mendaftarkan diri pada program studi Hubungan Masyarakat Fikom Unpad.

(19)

4. 2 Saran

Karena kurangnya pengetahuan murid SMA mengenai istilah Hubungan Masyarakat yang sebenarnya memiliki makna sama dengan Public Relations, hendaknya dilakukan beberapa tindakan, seperti:

- Sosialisasi mengenai Hubungan Masyarakat, berupa pengenalan Hubungan Masyarakat sebagai bentuk istilah dalam bahasa Indonesia untuk Public Relations. Dan membiasakan penggunaan istilah Hubungan Masyarakat.

- Sosialisasi pengenalan bahwa Hubungan Masyarakat adalah sama dengan Public Relations, baik pada konten-konten yang akan dipelajari selama masa di perguruan tinggi dan prospek kerja seorang praktisi Hubungan Masyarakat yang bukan hanya mencakup institusi pemerintahan tetapi bisa di berbagai perusahaan/institusi besar lainnya.

(20)
(21)

DAFTAR PUSTAKA

Fisher, B Aubrey. I986. Teori-teori Komunikasi, terjemahan Soejono Trimo. Bandung: Rosdakarya.

Effendy, Onong Uchjana. 2003. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Cet. Ke-3. Bandung: Citra Aditya Bakti.

Referensi

Dokumen terkait

yang direkomendasikan Jika produk ini mengandung komponen dengan batas pemaparan, atmosfir tempat kerja pribadi atau pemantauan biologis mungkin akan diperlukan untuk

Lebih lanjut Brooks dalam Aminuddin (2000:92) mengungkapkan bahwa dalam mengapresiasi tema suatu cerita, apresiator harus memahami ilmu-ilmu humanitas karena tema sebenarnya

Walaupun Ahmad hanya belajar di sekolah yang biasa, tetapi dia mampu mendapat semua A dalam peperiksaan SPM kerana benih yang baik jatuh ke laut menjadi

Strategi adalah arah dan cakupan organisasi yang secara ideal untuk jangka yang lebih panjang, yang menyesuaikan sumberdayanya dengan lingkungan yang berubah dan secara khusus

Pengembangan sumber daya manusia adalah dengan cara mengenali kemampuan karyawannya, menempatkan karyawan sesuai dengan kompetensinya – yang dapat dilakukan dengan

Sebagai syarat untuk memperoleh gelar Magister Manajemen pada Sekolah Pascasarjana MB-IPB penulis meneliti tentang strategi pengelolaan hutan tanaman rakyat dengan judul tesis

Visitasi adalah proses kunjungan lapangan yang bertujuan untuk mengkonfirmasi informasi yang tercantum dalam proposal pembukaan program studi. Proses ini didasarkan pada

h Koordinasi dengan unit lain untuk kelancaran pelayanan klinik gigi i Merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi pelayanan klinik gigi j Melaksanakan sistem rujukan baik