• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Faktor Konsumen Dan Provider Terhadap Pemanfaatan Rsud Salak Kabupaten Pakpak Bharat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Faktor Konsumen Dan Provider Terhadap Pemanfaatan Rsud Salak Kabupaten Pakpak Bharat"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Seiring dengan perkembangan zaman, kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan semakin meningkat. Kesehatan bagi masyarakat menjadi sebuah kebutuhan yang mendasar karena menyangkut derajat kesehatan masyarakat di masa akan datang, sehingga masyarakat semakin menuntut tersedianya fasilitas pelayanan kesehatan yang lebih baik. Salah satu organisasi yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan kesehatan, yaitu rumah sakit.

Rumah sakit sebagai institusi penyelenggara pelayanan kesehatan yang bersifat sosio ekonomis mempunyai fungsi dan tugas memberikan pelayanan kuratif maupun preventif serta menyelenggarakan pelayanan rawat jalan dan rawat inap yang bertujuan memulihkan status kesehatan seseorang dari sakit menjadi sehat, disamping melakukan kegiatan preventif dan promotif kesehatan (Trisnantoro, 2000).

(2)

2

Berdasarkan survei Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 pemanfaatan pelayanan rumah sakit untuk rawat inap di Indonesia secara nasional sebesar 2,3%. Provinsi yang tertinggi adalah Yogyakarta 4,4%, sedangkan terendah adalah Provinsi Bengkulu, Lampung dan Kalimantan Barat sebesar 0,9%. Sumber biaya yang dipakai untuk rawat inap pada semua fasilitas kesehatan di Indonesia masih didominasi oleh biaya sendiri (out of pocket), yaitu sebesar 53,5%, kemudian Jamkesmas 15,6%, Jamkesda 6,4%, Askes/ASABRI 5,4%, Jamsostek 3,5%, asuransi kesehatan swasta 1,8% dan tunjangan kesehatan perusahaan 4,0% (Kemenkes RI, 2013).

Industri jasa pelayanan kesehatan khususnya rumah sakit beberapa tahun terakhir menunjukkan trend perkembangan. Perkembangan atau pertambahan rumah sakit pemerintah maupun swasta pada setiap daerah di Indonesia membuat peta persaingan industri jasa pelayanan kesehatan yang makin ketat. Hal tersebut mengakibatkan masyarakat semakin kritis dalam memilih pelayanan kesehatan yang bermutu (Widyaningsih, dkk, 2010).

(3)

3

Survei Kesehatan Nasional (Surkesnas) tahun 2010, mengungkapkan bahwa hanya 32,4% penduduk berstatus miskin yang memanfaatkan pelayanan kesehatan. Terbatasnya akses ke pelayanan kesehatan disebabkan kendala jarak, biaya dan transportasi. Tempat pelayanan kesehatan yang paling banyak dikunjungi adalah posyandu sebanyak 61,6%, puskesmas 31,4%, praktek dokter kesehatan sebanyak 17,0% dan sementara ke rumah sakit pemerintah hanya sebesar 10,6% (Balitbangkes, 2010).

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara (2012), pemanfaatan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) masih rendah, hal ini ditunjukkan angka pemanfaatan tempat tidur BOR (Bed Occupancy Rate) pada 29 unit RSUD di Provinsi Sumatera Utara, yaitu 9,0-86,3%. Pemanfaatan tempat tidur paling rendah terdapat di RSUD Sultan Sulaiman (Kabupaten Serdang Bedagai), yaitu 9,0%, sedangkan paling tinggi pada RSUD Lubuk Pakam (Kabupaten Deli Serdang), yaitu 86,3% dengan standar Kementerian Kesehatan sebesar 60–80% (Kemenkes RI, 2013).

(4)

4

Beberapa pandangan yang berkembang terkait jumlah kunjungan masyarakat yang belum optimal ke fasilitas kesehatan seperti rumah sakit disebabkan oleh kualitas pelayanan petugas kesehatan yang belum baik seperti; pelayanan tidak tepat waktu, kurang ramah, kurang profesional, fasilitas gedung, peralatan medis dan non medis kurang memadai, ketersediaan obat yang terbatas, kondisi geografis tidak mendukung serta ketiadaan transportasi, sehingga berpengaruh terhadap pemanfaatan (Muninjaya, 2004).

Kabupaten Pakpak Bharat merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera Utara. Kabupaten ini merupakan pemekaran dari sebagian wilayah Kabupaten Dairi. RSUD Salak merupakan salah satu sarana kesehatan milik Pemerintah yang terletak di Ibukota Kabupaten Pakpak Bharat. Sejarah awal pendirian rumah sakit ini adalah dari Puskesmas Salak. Secara organisasi RSUD ini berada dibawah pengawasan Pemerintah Kabupaten Pakpak Bharat melalui instansi terkait, yakni Dinas Kesehatan Kabupaten Pakpak Bharat (Profil RSUD Salak, 2015).

Survei pendahuluan pada bulan Mei 2015, pemanfaatan RSUD Salak sebagai sarana pelayanan kesehatan belum optimal, hal ini berdampak pada rendahnya indikator kinerja rumah sakit secara organisasi seperti terlihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Indikator Kinerja RSUD Salak 2014-2015

No Keterangan

(5)

5

Berdasarkan Tabel 1.1 diketahui bahwa penggunaan tempat tidur (BOR) sebagai indikator utama kinerja rumah sakit belum dimanfaatkan oleh masyarakat dengan optimal karena masih jauh dari standar yang ditetapkan, yaitu 60-85%. Penyediaan pelayanan kesehatan oleh pemerintah dihadapkan pada masyarakat dengan berbagai karakteristiknya akan menjadi sebuah gambaran menarik dalam menjelaskan upaya peningkatan derajat kesehatan. RSUD Salak dengan fasilitas yang dimiliki serta tenaga kesehatan yang ada, sudah semestinya mengalami perkembangan yang pesat dalam hal pemanfaatan oleh masyarakat.

(6)

6

sebanyak 1 orang (10%) masyarakat Sitellu Tali Urang Jehe menyatakan lebih dekat dengan RSUD Sidikalang (perbatasan Kabupaten Pakpak Bharat sebelah Timur).

Beberapa hasil penelitian terkait dengan pemanfaatan rumah sakit, yaitu hasil penelitian Ibrahim, Desa dan Chiew-Tong (2011) menyimpulkan ketika seseorang dihadapkan pada suatu penyakit akan menggambarkan penyakit tersebut sesuai dengan pemikirannya sendiri dalam rangka untuk memahami dan menanggapi masalah yang dihadapi. Persepsi negatif seseorang terhadap penyakit yang diderita dapat menimbulkan ketidakbahagiaan, sehingga menyebabkan orang tersebut enggan untuk menjalani perawatan dan pengobatan. Begitu pula sebaliknya, persepsi positif seseorang terhadap penyakit yang diderita akan membuat seseorang bersedia menjalani perawatan dan pengobatan secara teratur.

Penelitian Pasaribu (2003) menyimpulkan bahwa beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya pemanfaatan tempat tidur di RSU Sipirok adalah sumber daya manusia, fasilitas, lokasi rumah sakit, angka kesakitan, promosi rumah sakit, pendanaan, sistem rujukan, geografi, tingkat ekonomi masyarakat, dan tingkat pendidikan masyarakat. Sedangkan sosiokultural dan cara pembayaran serta demografi tidak berpengaruh terhadap pemanfaatan tempat tidur.

(7)

7

Pemanfaatan masyarakat yang belum optimal di RSUD Salak peneliti merasa perlu mengkaji “Pengaruh Faktor Konsumen dan Provider terhadap Pemanfaatan Rumah Sakit Umum Daerah Salak”.

1.2Permasalahan

Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimana hubungan antara persepsi (faktor Konsumen) terhadap pengaruh dengan pemanfaatan RSUD Salak.

2. Bagaimana hubungan antara Sikap petugas medis meliputi; dokter, perawat, bidan (faktor Provider) terhadap pengaruh dengan pemanfaatan RSUD Salak. 3. Bagaimana hubungan antara Fasilitas Rumah Sakit (faktor Provider) terhadap

pengaruh dengan pemanfaatan RSUD Salak.

1.3Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis :

1. Mengetahui pengaruh Persepsi (faktor Konsumen) terhadap pemanfaatan RSUD Salak.

2. Mengetahui pengaruh antara Sikap petugas medis meliputi; dokter, perawat, bidan (faktor Provider) terhadap pemanfaatan RSUD Salak.

(8)

8

1.4Hipotesis Penelitian

Ada pengaruh Faktor Konsumen dan Provider terhadap Pemanfaatan Rumah Sakit Umum Daerah Salak.

1.5Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangsih bagi pihak-pihak yang berkaitan, seperti:

1. Bagi Rumah Sakit Umum Daerah Salak

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dalam pengambilan keputusan guna meningkatkan pemanfaatan rumah sakit.

2. Bagi Institusi Kesehatan

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai tambahan referensi di perpustakaan mengenai pemanfaatan rumah sakit.

3. Bagi Peneliti

Gambar

Tabel 1.1 Indikator Kinerja RSUD Salak 2014-2015

Referensi

Dokumen terkait

(2014), Implementasi Sikades (Sistem Informasi Kependudukan Desa) untuk kemudahan layanan Administrasi Desa berbasis Web Mobile.. (2016), Analisis dan Perancangan Sistem

Menetapkan : PERATURAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DI LINGKUNGAN LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI

Tujuan Penulisan ilmiah ini adalah untuk membantu pekerjaan administrasi yang dilakukan dalam penyewaan mobil agar lebih baik dan cepat dibandingkam cara manual. Karena

Khususnya klub sepak bola Lazio agar mudah menyampaikan berita tentang sejarah berdirinya, biodata pemain serta yang lainnya, agar para fans dengan mudah mendapatkan informasi

Pendamping wajib melakukan koordinasi dengan Pejabat rumah Tahanan atau Lembaga Pemasyarakatan dalam melakukan tugas pendampingan terhadap saksi yang berkedudukan

Musik underground adalah musik yang merdeka dan bebas, bebas dalam menciptakan lirik, membuat nada, dan untuk mengapresiaikan apa saja, mulai dari cara bersikap, bersosialisasi

bahwa berdasarkan pertimangan sebagaimana dimaksud huruf a dan b, perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten

Program optimalisasi pengelolaan dan pemasaran