• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN PEMERINTAH DESA DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN KELOMPOK TANI DI DESA BATUMBALANGO KECAMATAN ESSANG SELATAN KABUPATEN TALAUD.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERANAN PEMERINTAH DESA DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN KELOMPOK TANI DI DESA BATUMBALANGO KECAMATAN ESSANG SELATAN KABUPATEN TALAUD."

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN PEMERINTAH DESA DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN KELOMPOK TANI DI DESA BATUMBALANGO KECAMATAN ESSANG SELATAN

KABUPATEN TALAUD

Oleh

Erma Maria Tempoh

Abstrak

Salah satu program pembangunan yang tetap masih diharapkan menjadi andalan pembangunan nasional adalah pembangunan pertanian. Sebab bidang pertanian masih menjadi kontribusi serta sebagai penyumbang terbesar dalam pembangunan nasional. Namun kenyataannya walaupun di negara kita potensi alam yang cukup melimpah ruah buktinya banyak produksi pangan seperti beras dan bahan pangan lainnya masih diimport dari Negara lain. Hal ini menunjukan bahwa sektor pertanian masih menjadi prioritas utama dalam pembangunan pertanian.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yakni untuk memahami suatu fenomena yang ada dilapangan, peneliti telah melakukan observasi sebelum melakukan penelitian, penelitian ini pula bertujuan untuk Ingin mengetahui Peran Pemerintah Desa dalam meningkatkan pendapatan kelompok tani didesa Batumbalango Kecamatan essang

Dari penelitian yang dilakukan terlihat peran dari pemerintah itu sendiri tidak begitu Nampak sedangkan telah ada program pemberdayaan pemerintah, namun yang terjadi dilapangan pemerintah belum mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat yang ada di desa Batumbalango.

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pemikiran

Laju pertumbuhan pembangunan ditingkat pedesaan tidak akan lepas dari sektor pertanian mengingat potensi sumber daya alam kita cukup melimpah serta daya dukung sumberdaya manusia yang ada di pedesaan sangat tersedia, sehingga apabila hal tersebut dikelola dengan baik, terencana serta mengacu pada pengembangan potensi yang ada maka pembangunan ditingkat pedesaan akan semakin berkembang (Kartasasmita, (2008).

Salah satu program pembangunan yang tetap masih diharapkan menjadi andalan pembangunan nasional adalah pembangunan pertanian. Sebab bidang pertanian masih menjadi kontribusi serta sebagai penyumbang terbesar dalam pembangunan nasional. Namun kenyataannya walaupun di negara kita potensi alam yang cukup melimpah ruah buktinya banyak produksi pangan seperti beras dan bahan pangan lainnya masih diimport dari Negara lain. Hal ini menunjukan bahwa sektor pertanian masih menjadi prioritas utama dalam pembangunan pertanian.

panennya. Kondisi ini tentu akan memperparah kehidupan para petani apabila mereka berusaha secara berkesinambungan.

Hal yang lain dikemukakan oleh Kartasasmita, (2008) bahwa belum efektifnya pembangunan pertanian di daerah pedesaan disebabkan karena belum berfungsinya dengan baik kelembagaan yang ada didesa. Pada hal kelembagaan yang ada didesa seharusnya menjadi proses inovasi, pemberi informasi , serta menjadi wawasan pengetahuan dan wahana belajar bagi para petani. Salah satu kelembagaan yang mendorong pengembangan bidang pertanian ditingkat pedesaan adalah Kelompok Tani.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Peranan

Kata peranan ini sebenarnya menunjukan pada aktifitas yang dilakukan seseorang untuk melakukan sesuatu kelompok masyarakat. Apabila seseorang tidak melakukan apa-apa dalam

(3)

suatu kelompok tersebut maka ia tidak melakukan hak dan kewajibannya sebagai anggota kelompok dalam organisasi.

Secara etimologis kata peranan berdasar dari kata peran yang artinya : pemain sandiwara, tukang lawak. Kata “Peran” ini diberi akhiran “an” maka menjadi peranan yang artinya sesuatu yang memegang pimpinan atau karena suatu hal atau peristiwa (Poerwadarminta 1985 : 735). Dengan demikian kata peran berarti sesuatu berupa orang, benda atau barang yang memgang pimpinan atau karena suatu hal atau peristiwa.

Peranan menurut Jack C. Plano, mengemukakan yaitu seperangkat pelaku yang diharapkan dari seseorang yang menduduki posisi tertentu dalam suatu kelompok social.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa kata dalam “peranan” bukan hanya berarti sebagai kata benda tapi juga berarti suatu tingkah atau perilaku seseorang dalam menjalani tugas dan tanggung jawabnya sehari-hari.

Peranan tidak lepas kaitannya dengan status dan kedudukan seseorang/lembaga. Oleh karena itu dalam setiap pembahasan mengenai peranan selalu dikaitkan dengan kedudukan dan posisi seseorang/lembaga.

Peranan atau role merupakan aspek dinamus dari status atau kedudukan. Apabila seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya, maka ia menjalankan suatu peranan. (suryono soekanto, 1987 : 220).

Suatu peranan menurut Levison, (1994 : 204) mungkin mencakup paling sedikit tiga hal yaitu :

1. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat seseorang dalam masyarakat. peranan dalam arti ini merupakan rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan masyarakat.

2. Peranan adalah suatu konseo perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

3. Peranan dapat juga dikatakan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur sosial masyarakat.

(4)

Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat-istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia (Undang-Undang No, 23 Tahun 2014).

Desa adalah wilayah yang penduduknya saling mengenal, hidup bergotong royong, memiliki adat istiadat yang sama, dan mempunyai tata cara sendiri dalam mengatur kehidupan masyarakatnya.

Desa merupakan garda depan dari sistem pemerintahan Republik Indonesia yang keberadaannya merupakan ujung tombak dari pelaksanaan kehidupan yang demokratis di daerah. Peranan masyarakat desa sesungguhnya merupakan cermin atas sejauh mana aturan demokrasi diterapkan dalam Pemerintah Desa sekaligus merupakan ujung tombak implementasi kehidupan demokrasi bagi setiap warganya. Menurut kamus Wikipedia bahasa Indonesia Pemerintah menurut etimologi berasal dari kata “Perintah”, yang berarti suatu individu yang memiliki tugas sebagai pemberi perintah. Definisi dari Pemerintahan adalah suatu lembaga yang terdiri dari sekumpulan orang-orang yang mengatur suatu masyarakat yang meliliki cara dan strategi yang berbeda-beda dengan tujuan agar masyarakat tersebut dapat tertata dengan baik. Begitupun dengan keberadaan pemerintahan desa yang telah dikenal lama dalam tatanan pemerintahan di Indonesia bahkan jauh sebelum Indonesia merdeka.

Sementara itu dalam sistem pemerintahan indonesia juga dikenal pemerintahan desa dimana dalam perkembangannya desa kemudian tetap dikenal dalam tata pemerintahan di Indonesia sebagai tingkat pemerintahan yang paling bawah dan merupakan ujung tombak pemerintahan dan diatur dalam peraturan perundang-undangan. Selain itu juga banyak ahli yang mengemukakan pengertian tentang desa diantaranya menurut Roucek dan Warren (dalam Arifin, 2010:78)

C. Konsep Kelompok Tani

Kelompok tani merupakan kelompok belajar yang bertujuan untuk saling belajar informasi8, pengalaman tentang berbagai kemajuan dibidang pertanian. Dalam kelompok tersebut biasanya terjadi dialog, diskusi tentang pengalaman-pengalaman atau kemampuan teknologi yang ada sekarang.

(5)

Kelompok tani merupakan wadah bagi penyuluh pertanian untuk melakukan proses belajar dan mengajar. Pada awal diperkenalkan teknologi produksi pertanian yang baru seperti : tanaman serempak, penggunaan varietas unggul, penggunaan pupuk berimbang, penggunaan obat-obatan maka untuk mempercepat adaptasi teknologi ditingkat petani dibentuk kelompok-kelompok tani, hal tersebut guna memudahkan penyampaian teknologi baru kepada petani dengan harapan setiap ketua kelompok dilatih dan diperkenalkan kepadanya teknologi baru dan selanjutnya diharapkan akan dapat diteruskan kepada anggota dari masing-masing kelompok.

Kelompok tani adalah suatu ikatan dalam kelompok berpangkat kepada keserasian dalam arti mempunyai pandangan, kepentingan dan kesenangan yang sama. Adapun peran dari kelompok tani adalah sebagai media sosial yang hidup dan wajar, basis untuk mencapai perubahan sesuai dengan tujuan yang disepakati dan untuk menyatukan aspirasi (cita-cita hidup) yang murni sehat, hal ini disebabkan karena ikatan antara anggotanya yang tumbuh serta alamiah. (Bunagaran Saragih, 2006 : 12).

Menurut Bungaran Saragih (2006) Kelompok Tani diartikan sebagai kumpulan orang-orang atau petani yang terdiri atas petani dewasa (pria/wanita) maupun petani taruna (pemuda/pemudi) yang terikat secara nonformal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama serta berada dilingkungan pengaruh dan pimpinan seorang kontak tani. Aktivitas bersama-sama secara sukarela oleh kelompok tani merupakan salah satu factor pelancar pembangunan pertanian.

Menurut Departemen Pertanian (2008) kelompok tani merupakan kumpulan orang-orang tani atau petani yang terdiri atas petani dewasa (pria/wanita) yang melakukan usaha tani dan terlibat secara informal dalam suatu wilayah kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama serta berada dalam lingkungan yang sama yang dipimpin oleh seorang kontak tani. (Totok Mardikanto, 2003).

Kelompok tani terdiri dari sekumpulan petani (biasanya tidak lebih dari 15 orang) yang mempunyai kepentingan bersama dalam usaha tani. Organisasinya bersifat non formal, namun demikian dapat dikatakan kuat karena dilandasi oleh kesadaran bersama dan azas kekeluargaan. Biasanya yang menjadi motor dalam kelompok ini adalah Kontak Tani yang hubungannya dengan para anggota kelompok itu demikian erat dan luwes atas dasar kewajaran. Kelompok tani terbentuk atas kesadaran, jadi tidak secara terpaksa. Kelompok ini menghendaki

(6)

terwujudnya pertanian yang baik, usaha tani yang optimal dan keluarga tani yang sejahtera dalam perkembangan hidupnya. ( A.G. Kartasasmita, 2001).

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Moleong, (2004) mendefinisikan bahwa penelitian kualitatif adalah suatu penelitian ilmiah, yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks sosial secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif peneliti adalah sebagai sumber instrumen yakni sebagai pengumpul data secara langsung. Data yang diteliti dapat mengalir apa adanya (Alamiah) tanpa adanya setting-setting.

Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif dapat diperlukan informan. Antara informan dan peneliti memiliki hubungan yang sangat erat, karena tanpa informan penulis tak akan banyak mendapatkan informasi yang mengalir masuk khususnya dalam mendapatkan data yang akurat dan terpercaya. Data yang dikembangkan dalam penelitian kualitatif adalah data yang berkaitan dengan : Pentingnya Sumberdaya Aparat Pemerintah Desa dalam meningkatkan aktivitas kelompok tani di Desa Batumbalango. Alasan penulis mengambil teman sentral tersebut yang menjadi fokus penelitian berkaitan dengan anggapan sementara bahwa lokasi yang penulis kaji dianggap representatif dan layak dilakukan karena Desa Batumbalango adalah sebagai desa Pertanian.

B. Fokus Penelitian dan Penentuan Informan

Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan sebelumnya maka fokus penelitian ditekankan pada bagaimana peningkatan Sumberdaya aparat pemerintah dapat berpengaruh pada peningkatan aktivitas kelompok tani. Penekanan focus penelitian bertumpu pada petunjuk yang dikemukakan oleh Moleong (2004) dimana masalah adalah merupakan fokus didalam penelitian kualitatif. Fokus adalah merupakan pengalaman peneliti. Pengalaman peneliti adalah berkaitan dengan pengalaman penulis dimana penulis merupakan masyarakat asli didaerah ini sehingga penulis memiliki kepedulian untuk mengangkat masyarakat dalam usaha meningkatkan taraf hidupnya. Ketika penulis pergi berlibur pada bulan desember penulis telah melakukan

(7)

wawancara secara langsung walaupun pola wawancara dilakukan secara tidak terstruktur, namun hasil wawancara tersebut memberi niat penulis mengangkat tema sentral sebagaimana disebutkan diatas. Dimana dianggap representatif karena lokasi penelitian dianggap layak untuk diteliti, kemudian berkaitan dengan masalah bahwa masyarakat petani didaerah ini adalah masyarakat yang masih terkategori miskin. Pada hal kalau melihat potensi sumberdaya alam masih sangat melimpah apabila dapat dikembangkan dengan baik maka akan dapat memberikan kemakmuran bagi masyarakat petani.

Menurut Moleong (2004) bahwa perubahan masalah dalam penelitian kualitatif merupakan hal yang biasa bahkan sangat diharapkan. Karena tujuannya adalah mengungkapkan fakta-fakta yang sesuai dengan kondisi dan situasi yang ada dilapangan. Berkaitan dengan masalah (Fokus) maka Moleong (2004)

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan dan pengolahan data dalam penelitian kualitatif dapat dilakukan dalam berbagai bentuk yaitu melalui :

1. Observasi/Pengamatan

Teknik ini digunakan untuk memperoleh informasi atau bahan keterangan yang jelas tentang masalah yang behubungan dengan peran pemerintah desa dalam membina dan mengembangkan aktivitas kelompok tani . Dalam hal ini peneliti secara langsung terjun ke lapangan untuk melakukan pengumpulan data

2. Wawancara

Wawancara dilakukan melalui informan kunci yaitu penulis melakukan wanwancara secara bebas namun terstruktur sesuai dengan pola wawancara yang penulis ajukan dalam kegiatan penelitian. Teknik wawancaranya adalah penulis mendekati serta beradaptasi dengan pemerintah desa dan anggota kelompok tani. Pada saat dilapangan penulis akan banyak mendapatkan informasi dari keterangan sumber-sumber terkait, informasi akan disaring (setting) guna mendapatkan infoman kunci lalu penulis akan dapat mewawancarainya secara langsung baik secara terstruktur maupun tidak terstruktur.

D. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini berpatokan pada penelitian kualitatif yang lazim digunakan oleh setiap peneliti, oleh karena itu penulis mengambil petunjuk yang dikembangkan oleh para ahli peneliti kualitatif, yakni berpatokan pada konsep yang dibangun

(8)

oleh Miles dan Huberman (1992) dalam Moleong, 2004). Untuk menyajikan data tersebut agar lebih bermakna dan mudah dipahami adalah menggunakan interactive model analysis dari Miles dan Huberman (1992), dalam tiga tahap sebagai berikut :

1. Tahap Reduksi Data

Reduksi data yaitu proses pemilihan data kasar dan masih mentah yang berlangsung terus menerus selama penelitian berlangsung melalui tahapan pembuatan ringkasan, memberi kode, menelusuri tema, dan menyusun ringkasan. Tahap reduksi data yang dilakukan penulis adalah menelaah secara keseluruhan data yang dihimpun melalui hasil wawancara mendalam dengan para informan.

2. Tahap Penyajian Data

Seperangkat hasil reduksi data kemudian diorganisasikan ke dalam bentuk matriks yang diberi nama display data, sehingga terlihat gambarannya secara lebih utuh. Penyajian data dilakukan dengan cara penyampaian informasi berdasarkan data yang dimiliki dan disusun secara beruntun dan baik dalam bentuk naratif, sehingga mudah dipahami.

3. Tahap Verifikasi Data/Penarikan Kesimpulan

Verifikasi data penelitian yaitu menarik simpulan berdasarkan data yang diperoleh dari berbagai sumber, kemudian peneliti mengambil simpulan yang bersifat sementara sambil mencari data pendukung atau menolak simpulan. Pada tahap ini, peneliti melakukan pengkajian tentang simpulan yang telah diambil dengan data pembanding teori tertentu. Pengujian ini dimaksudkan untuk melihat kebenaran hasil analisis yang melahirkan simpulan yang dapat dipercaya. Semua kegiatan penelitian dapat dianalisa dengan menggunakan model kualitatif dan cara penyajiannya dilakukan dengan kata-kata ataupun yang disebut narasi kalaupun diperlukan data kuantitatif itupun hanya sebagai data pembanding maupun data pendukung.

BAB IV

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN A. Keadaan Geografis

1. Batas wilayah

(9)

a. sebelah timur dengan b. sebelah selatan dengan c. sebelah utara dengan d. sebelah barat dengan 2. Luas wilayah

a. Luas wilayah desa Batumbalango : 1841.Ha

b. Luas kebun : 478 Ha

3. Keadaan Tanah dan Iklim.

Keadaan tanah desa Batumbalango sangat subur dan cocok untuk di buat perkebunan yang di dukung oleh udara dingin.

B. Keadaan penduduk 1. Jumlah Penduduk

Berdasarkan data pada tahun 2006 s/d 2015, maka jumlah penduduk yang mendiami desa Batumbalango adalah berjumlah 488 jiwa dan terdapat 128 kepala keluarga yang terdiri dari jumlah jiwa laki-laki 267 dan jumlah jiwa perempuan 221.

2. Keadaan Penduduk Menurut Mata Pencaharian

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

Komposisi penduduk yang mencari nafkah pada bidang pertanian masih berkisar pada angka 65 %. Oleh karena itu memberdayakan masyarakat adalah sangat terkait dengan memberdayakan petani. Kurang berdayanya petani merasuk pada hampir segenap aktifitas usaha yang dilaksanakannya. Pada awal musim tanam petani dihadapkan pada masalah pemakaian jenis benih, yang karena ketidak berdayaan dalam mengontrol tidak sedikit petani yang tertipu menggunakan benih palsu. Dalam masa pemeliharaan tanaman, ketersediaan pupuk ataupun harga pupuk tidak dapat disuarakan apalagi disolusikan oleh petani. Mereka cenderung menerima apa adanya, sehingga sampai panenpun mereka tidak dapat berbuat banyak ketika harga produksinya anjlok dan jatuh di bawah harga dasar yang ditetapkan pemerintah. Petani tidak berdaya, masyarakat tidak berdaya.

(10)

Ketidakberdayaan masyarakat cenderung teraktualisasi pada berbagai jenis usaha yang ditekuni akibat rendahnya tingkat pendidikan. Misalnya posisi rebut tawar dalam pemasaran produk apapun yang dihasilkan cenderung rendah (tidak hanya pada produk pertanian tetapi juga pada jenis usaha lainnya seperti kerajinan, home industri, dll). Selain pendidikan, ketidak berdayaan dapat ditimbulkan oleh rendahnya motivasi, penentuan kebijakan yang bersifat Top Down tanpa mengutamakan nuansa dan potensi khusus daerah, disintergrasi kebijakan, dan perubahan kebijakan yang terlalu cepat dengan tidak didahului oleh kesiapan lapangan dalam mengaplikasikan kebijakan. Kalaupun petani memperoleh pupuk, itupun harus dibeli dengan harga yang berlipat ganda. Sedangkan sebaliknya, pada saat ketersediaan pupuk sangat berkecukupan pemerintah tidak siap meminjamkan dana kepada petani untuk membeli pupuk. Beragam peranan atau program pemerintah yang ada di desa batumbalango untuk meningkatkan pendapatan kelompok Tani yaitu:

1. Pelaksanaan program bantuan pembangunan desa seperti: (Pendidikan, kesehatan).

dalam kegiatan ini dapat dilaksanakan untuk memotivasi masyarakat menemukan potensi diri dalam rangka meningkatkan dan kesejahteraan hidupnya. Pengembangan kapasitas masyarakat dapat diupayakan dengan berbagai strategi yang disesuaikan dengan kondisi dan berbagai potensi yang ada di masyarakat setempat. Sebagai pemerintah desa sangat berperan penting dalam melaksanakan program pembangunan yang ada di desa batumbalango dan bertanggung jawab dalam menjalankan program tersebut serat mengayomi masyarakat dapat bekerja sama dalam program pemerintah desa.

A. Peningkatan Mutu dan Kuantitas Pendidikan Formal dan Non Formal

Peningkatan pendidikan merupakan suatu usaha untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan masyarakat sesuai dengan bidang keahlian yang dibutuhkan. Pendidikan tidak selalu harus bernuansa formal, tetapi dapat juga dituangkan sebagai pendekatan pendidikan non formal. Misalnya melalui pelatihan , praktek lapangan, magang, studi banding, dan lain-lain.

B. Peningkatan mutu dan frekuensi penyuluhan

Penyuluhan adalah salah satu dari contoh pendidikan non formal yang pembahasan materinya sangat fleksibel (disesuaikan dengan kebutuhan sasaran), penyuluhan diterapkan dengan sistem pendidikan orang dewasa dengan sasarannya adalah orang-orang yang sudah mempunyai banyak pengalaman di bidangnya .

(11)

C. Kegiatan Pendampingan

Untuk membantu masyarakat menemukan potensi diri untuk menanggulangi masalah yang dihadapi.

D. Penyebaran Informasi

Kurangnya akses informasi yang dibutuhkan masyarakat dapat disebabkan oleh 2 (dua) permasalahan pokok. Pertama karena informasi yang masih bersifat eksklusif (dengan sengaja informasi tidak tersebar kepada umum, kecuali dengan korbanan tertentu misalnya informasi yang ada di internet, informasi yang ada di PDBI (Pusat Data Bisnis Indonesia), informasi yang ada di berbagai lembaga pemerintah yang tidak disebarluaskan. Tidak aksesnya masyarakat terhadap informasi jenis ini perlu dibantu oleh pemerintah desa dengan lebih mensosialisasikan informasi “mahal” tersebut kepada masyarakat misalnya melalui kegiatan-kegiatan keagamaan, seperti ibadah-ibadah dimasing-masing kelompok agama.

E. Pemberdayaan Kelembagaan Masyarakat

Kelembagaan masyarakat desa yang selama ini dijadikan sarana pemberdayaan petani adalah koperasi/KUD dan kelompok tani (Poktan). Akan tetapi, upaya pemberdayaan terhadap dua lembaga ini tak pernah tuntas dilakukan. Karena itu, menjadi wajar jika pemberdayaan petani juga berlangsung setengah hati. Padahal, secara stastistik petani atau penduduk desa merupakan kelompok masyarakat terbesar. Di lain pihak kita juga sadar bahwa selama ini pemerintah menggantungkan harapan pemenuhan ketersediaan pangan nasional di tangan dan di pundak para petani tersebut. Harapan ini menjadi termunculkan ketika badai krisis ekonomi yang mempurukkan konglomerat agung ternyata masih dapat diatasi oleh petani. Bukankah hanya pertanian yang masih memiliki reit pertumbuhan positif (walau relatih kecil) dibandingkan sektor ekonomi lain yang negatif dan nyaris mati.

(12)

BAB VI PENUTUP A. Kesimpulan

Penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Pemberdayaan masyarakat petani yang dilakukan oleh Pemerintah Desa Batumbalango belum dapat meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan petani. pemberdayaan yang dilakukan oleh Pemerintah Desa belum dapat meningkatkan hasil/produksi pertanian para petani, para petani masih menggunakan pengetahuan konvensional dalam mengelola lahan pertanian.

2. Peran Pemerintah Desa Batumbalango dalam pemberdayaan petani dapat dilihat melalui: peningkatan mutu dan kuantitas pendidikan formal dan non formal para petani, peningkatan mutu dan frekuensi penyuluhan, kegiatan pendampingan, penyebaran informasi, pemberdayaan kelembagaan masyarakat, belum sepenuhnya berhasil mengangkat para petani keluar dari ketidakberdayaan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya modal usaha yang dimiliki oleh petani untuk membeli bibit, pupuk, pestisida dan keperluan produksi lainnya. Para petani desa Batumbalango terkesan kurang partisipatif mengikuti kegiatan/program pemberdayaan yang dilakukan oleh pemerintah desa, hal ini disebabkan oleh sikap apatis para petani, karena faktor kekecewaan mereka mengikuti program pemberdayaan sejenisnya, dengan hasil produksi yang menurun, kerugian dibidang materi dimana modal untuk menanam tidak dapat terpenuhi lagi.

B. Saran

Saran penelitian ini berdasarkan hasil kesimpulan diatas adalah:

1. Pemerintah Desa Batumbalango dalam memberdayakan masyarakat harus lebih diefektifkan, menurut hasil penelitian pemerintah kurang berperan dalam memberdayakan masyarakat sehingga belum mampu meningkatkan taraf hidup masyarakat.

2. Pemerintah Desa Batumbalango kedepannya harus melihat situasi dan kondisi yang riil terjadi pada masyarakat petani, seperti pemecahan masalah melalui strategi pemberdayaan untuk mengatasi kekurangan modal petani dalam membiayai produksi hasil pertanian mereka.

3. Pemerintah Desa Batumbalango harus memberikan motivasi, pembinaan, sosialisasi, dan himbauan secara terus menerus kepada masyarakat petani, agar mereka dapat berpartisipasi

(13)

aktif dalam setiap kegiatan pemberdayaan yang dilakukan oleh pemerintah desa, sehingga tujuan dari dilakukannya kegiatan pemberdayaan dapat berhasil.

DAFTAR PUSTAKA

Bungaran Saragih, 2006 . Penyuluh Pertanian, penerbit Yayasan pengembangan Sinar Tani, CV Rajawali Jakarta.

HAW Widjaya, 2008, Pemerintahan Desa Penerbit PT Alex Media Komputindo,kelompok Gramedia Jakarta.

--- 2003, Dinamika dan Sistem Pemerintahan Desa Penerbit, PT Alex Media Komputindo,kelompok Gramedia Jakarta.

Jhingan, 1999, Ekonomi Pembangunan, Sumber Media Jakarta.

Kartasasmita. A.G. 2001, Teknologi Penyuluhan Petanian, Penerbit Bumi Aksara Jakarta. ---,2005, Pembangunan Pertanian, Penerbit Bumi Aksara Jakarta

Mangkuprawira . 2003 Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Rosdakarya Negara Mariun 1969, Mengenal Ilmu Pemerintahan , Penerbit CV Rajawali Jakarta.

Miles dan Huberman 1992, Analisis Data Kualitatif , Terjemahan oleh Tjetjep Rohidi dan mulyarto, UI Percetakan, Jakarta.

Mardiakanto Totok, 2003 , Modal Sosial bagi masyarakat petani, Rineka cipta Jakarta. Moleong Lexy. J. , 2004 , Metodologi Penelitian Kualitatif penerbit Rosdakarya Bandung. Poerwadarminta, W.J.S. 1996, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Penerbit Balai Pustaka

Nasional.

Sumber-sumber Lain :

- UU 12 12 tentang Pemerintahan Daerah tahun 2008.

- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah - UU No. 6 Tahun 2014, tentang Desa

(14)
(15)
(16)

Referensi

Dokumen terkait

Penurunan pH sediaan selama periode penyimpanan terjadi karena adanya reaksi antara CO 2 dengan fase air yang menyebabkan pelepasan ion hidrogen yang bersifat

Pada penyandang tunarungu bukan bawaan lebih mengalami kesulitan dalam membentuk konsep diri karena ketika konsep diri mulai terbentuk pada saat individu masih normal,

Buna paralel olarak, matematik e ğ itimi, sadece matematik bilen de ğ il, bildiklerini uygulayan, matematikle ilgili problem çözen, ileti ş im kuran ve bunlar ı yapmaktan

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa untuk meningkatkan kemampuan berbahasa pada anak kelompok A TK Aisyiyah Trangsan I Gatak Kabupaten Sukoharjo dapat

Bentuk verba pada klausa anak kalimat (6),(7),(8) adalah sebagai penanda aspek, artinya ia bertugas untuk menunjukkan kapan waktu aktivitas „membeli kamera‟ itu

Penjelasan untuk grafik hubungan diatas, lebih lengkapnya dapat dilihat pada grafik – grafik berikut ini : 4.4.1 Grafik Hubungan Antara Daya dan Torsi Untuk Kincir Angin dengan

Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap pelaksanaan tindakan yaitu menerapkan tindakan sesuai dengan skenario yang telah dibuat berdasarkan model pembelajaran kooperatif

Three tier test akan memungkinkan guru dan siswa mengidentifikasi miskonsepsi sehingga memberikan gambaran kepada guru tentang penguasaan siswa terhadap materi yang