MATA KULIAH
ELEKTRONIKA ANALOG
MODUL PRAKTIKUM
2017
SEMESTER GANJIL>> PASS FILTER
>> RECTIFIER
>> APP TRANSISTOR
>> OP-AMP
>> OSILATOR RELAKSASI
DOSEN PENGAMPU:
Prof. Dr. Susilo ; Imam Sumpono ; Teguh Darsono
TEKNISI:
Wasi Sakti Wiwit Prayitno
IDENTITAS PEMILIK
Nama : ………
NIM : ………
CP : ………
Praktikum elektronika analog (PEA) merupakan bagian dari matakuliah Elektronika Analog yang dilaksanakan pada semester ganjil tahun 2017. PEA bertujuan untuk memberikan penguatan pemahaman terhadap materi yang telah diperoleh mahasiswa pada pertemuan sebelumnya.
*-ii PRAKTIKUM 1
PASS FILTER
TUJUAN
Pembuatan laporan praktikum elektronika ditujukan agar mahasiswa dapat belajar untuk mengemukakan pendapat / berkomunikasi. Laporan praktikum elektronika melatih mahasiswa agar mampu menganalisis hasil praktikum, membuat perhitungan untuk menentukan besaran fisis, mengetahui beberapa besaran dari percobaan, menganalisis kesalahan dan akhirnya mampu membuat kesimpulan secara keseluruhan serta merupakan verifikasi terhadap mata kuliah elektronika yang telah diperoleh pada semester sebelumnya.
FORMAT PENULISAN
Laporan praktikum dibuat dengan menggunakan kertas HVS ukuran A4 (21,0 cm x 29,7 cm) 70 gram, ditulis tangan atau diketik manual (bukan komputer) dengan rapi. Untuk membuat grafik hanya diperbolehkan menggunakan kertas grafik (milimeterblok) atau menggunakan program Ms. Office Excel. Laporan ditulis dengan batas kiri 3 cm, batas kanan 2 cm, batas atas 2 cm dan batas bawah 2 cm.
SISTEMATIKA
Laporan praktikum memiliki susunan sebagai berikut: 1. Tujuan
2. Landasan Teori 3. Alat dan Bahan 4. Prosedur Praktikum 5. Data Percobaan
6. Analisis Data Pengamatan
7. Pembahasan Data Pengamatan 8. Simpulan
9. Daftar Pustaka 10. Evaluasi
11. Lampiran (foto kopi data percobaan yang telah disetujui)
 Cover laporan dibuat dengan menggunakan design yang telah ditentukan. Pada cover mencantumkan nama matakuliah, identitas praktikan (nama dan NIM), no
PEMBUATAN
LAPORAN PRAKTIKUM
*
*-iii kelompok, rombel dan nama dosen pengampu. Pada cover juga mencantumkan QR-code yang telah ditentukan dan diletakkan di kanan bawah lembar cover.  Tujuan serta peralatan (Alat dan Bahan) dapat dilihat di dalam modul praktikum.  Landasan Teori dapat dibaca di modul praktikum dan atau buku – buku referensi
lain yang bersesuaian dengan materi parktikum. Landasan teori pada modul hanya bersifat minimalis yang digunakan untuk mendasari kegiatan praktikum. Sehingga hendaknya landasan teori pada laporan praktikum tidak hanya menggunakan landasan teori yang terdapat pada modul melainkan melengkapinya dengan referensi lain yang lebih lengkap.
 Kalimat – kalimat perintah dalam modul petunjuk praktikum harus diganti dengan kalimat kerja.
 Tugas awal pada modul dikerjakan dan dikumpulkan sebelum melaksanakan praktikum, sedangkan evaluasi dikumpulkan dan disertakan di dalam laporan praktikum.
 Laporan praktikum dikumpulkan dalam waktu satu minggu setelah melaksanakan praktikum.
 Data tampilan sinyal pada osiloskop diambil dengan cara memotret (sesuai ketentuan). Hasil foto dicetak pada kertas A4 (tampak full/tombol dan tampak screen) dan terakhir menganalisa sinyal tersebut berupa tegangan V, periode T dan frekuensi f untuk masing-masing channel.
*-iv A. SEBELUM PRAKTIKUM
1. Praktikan hendaknya hadir sepuluh menit sebelum praktikum dimulai. 2. Praktikan yang datang terlambat tidak diberikan tambahan waktu praktikum. 3. Laboratorium adalah tempat praktikum/bekerja, oleh karenanya selama di
dalam laboratorium elektronika praktikan harus tertib, sopan, berpakaian rapi (memakai kemeja dan celana / rok panjang), mengenakan jas praktikum (warna putih) serta memakai sepatu beralas karet/bahan isolator.
4. Yang diperbolehkan dibawa masuk ke tempat praktikum yaitu alat tulis, notebook dan barang berharga lainnya seperti dompet dan alat komunikasi. 5. Jaket, tas dan barang bawaan lainnya (selain yang diperbolehkan masuk)
diletakkan di tempat yang telah disediakan. Keamanan sepenuhnya menjadi tanggung jawab praktikan.
6. Praktikan harus sudah memahami apa yang akan dikerjakan selama praktikum dengan mempelajari modul parktikum dan atau referensi lain, serta telah mengerjakan tugas awal untuk praktikum yang akan dilaksanakan.
7. Praktikan tidak diperbolehkan mengikuti praktikum jika : a. tidak lulus pre test
b. tidak mengenakan jas praktikum c. tidak berpakaian rapi
d. tidak membawa kartu tanda praktikum (terdapat didalam modul praktikum)
e. tidak mengumpulkan lembar jawab tugas awal praktikum f. datang terlambat lebih dari 45 menit
8. Jika perlengkapan 7a hilang, praktikan harap segera melaporkan kepada asisten selambat-lambatnya satu jam sebelum praktikum berlangsung, kurang dari itu praktikan tidak diperbolehkan mengikuti praktikum.
TATA TERTIB
PRAKTIKUM
*
*-v B. SELAMA PRAKTIKUM
1. Praktikan diperbolehkan melaksanakan praktikum setelah dinyatakan lulus pre test pada minggu sebelumnya.
2. Tugas awal dikumpulkan sebelum praktikum dilaksanakan.
3. Setelah mengumpulkan tugas awal, praktikan membuat bon pinjam alat dan bahan praktikum.
4. Praktikum dimulai setelah bon pinjam disetujui dan seluruh*) anggota kelompok hadir.
5. Praktikum dilaksanakan hanya selama 100 menit.
6. Praktikan melakukan pengecekan rangkaian kepada dosen atau asisten setelah selesai merangkai dan sebelum dihubungkan dengan catudaya.
7. Praktikan diperbolehkan menghubungkan rangkaian ke catudaya jika rangkaian telah dinyatakan benar oleh dosen atau asisten.
8. Praktikan harus dapat memperoleh data dengan melakukan praktikum.
9. Jika praktikan gagal mendapatkan data karena faktor alat dan bahan, harus segera melapor kepada dosen/asisten agar segera diberikan penggantian/perbaikan.
10. Jika praktikan gagal mendapatkan data atau mendapatkan data sangat sedikit atau tidak memenuhi batas minimal maka pratikum pengganti akan dilaksanakan pada saat minggu-minggu inhal (sesuai agenda kegiatan).
11. Praktikan harus menjaga keselamatan diri, ketertiban, peralatan dan kebersihan laboratorium.
12. Selama praktikum, praktikan dilarang keras merokok, makan dan minum (kecuali diluar area praktikum), membawa senjata tajam, membawa senjata api, membawa/menggunakan NAPZA serta dilarang mengganggu kelompok lain. 13. Praktikan dilarang keras meninggalkan laboratorium tanpa seijin dosen/asisten.
C. SETELAH PRAKTIKUM
1. Setelah selesai pratikum, praktikan meminta persetujuan terhadap data yang diperoleh selama praktikum kepada dosen/asisten.
2. Setelah selesai praktikum, sebelum meninggalkan ruang praktikan harus : a. mengembalikan alat dan bahan praktikum yang dipinjam
b. merapikan dan membersihkan meja dan kursi yang telah digunakan *) semua anggota kelompok yang telah dinyatakan lulus pre test
*-vi 3. Praktikan yang gagal memperoleh data selama praktikum bukan dikarenakan faktor alat dan bahan, harus segera melapor kepada dosen/asisten. Dan yang bersangkutan akan diberikan inhal setelah siklus praktikum regular telah selesai.
D. KETENTUAN LAIN
1. Praktikan yang absen atau gagal pre test akan diberikan kesempatan mengulang/inhal setelah siklus reguler berakhir (sebelum minggu tenang). 2. Jika praktikan merusakkan atau menghilangkan bahan, alat atau fasilitas
laboratorium yang lain, maka praktikan wajib mengganti berupa barang yang bersesuaian/sama (bukan berupa uang).
3. Sistem penilaian pada eksperimen elektronika mengikuti aturan berikut:
7 * 2 * 3 * 2 N1 N2 N3 NA   Keterangan :
N1 : nilai pra pratikum, pre-test dan tugas awal
N2 : aktivitas praktikum dan laporan
N3 : project dan UAS
4. Laporan praktikum dikumpulkan (deathline) satu minggu setelah praktikum. 5. Ketentuan poin pada pelaksanaan praktikum dan pengumpulan laporan
a. Poin praktikum
Poin positif akan diberikan kepada (kelompok) praktikan jika terdapat sisa waktu pelaksanaan praktikum ketika praktkan telah menyelesaikan semua data praktikum dan benar. Poin positif akan dihitung berdasarkan sisa waktu pelaksanaan praktikum dalam satuan menit.
b. Poin laporan praktikum
Poin positif akan diberikan kepada praktikan jika pengumpulan laporan dilakukan sebelum deathline pengumpulan laporan. Dan tiap poin positif laporan praktikum akan dikalikan 5.
Poin negatif akan diberikan kepada praktikan jika mengumpulkan laporan setelah deathline pengumpulan laporan, Dan tiap poin negatif laporan praktikum akan dikalikan 2.
*-vii 6. Mahasiswa yang berhalangan hadir saat pelaksanaan praktikum, mohon untuk menghubungi teknisi laboratorium selambat-lambatnya 10 menit sebelum pelaksanaan praktikum. Dan jika hal tersebut tidak dilaksanakan, kepadanya akan diberikan status THAT (Tidak Hadir Tanpa Alasan).
7. Mahasiswa yang berhalangan hadir karena alasan yang telah disetujui, maka kepadanya akan diberikan waktu pengganti sesuai dengan kesepakatan dengan teknisi laboratorium.
8. Ketentuan yang tidak tercantum pada modul ini akan disampaikan secara lisan atau tulisan kepada praktikan.
*-viii Nama : ... NIM : ... Prodi : ... Kelompok : ... Group: A / B *
Teman Kerja : 1. ... NIM ... 2. ... NIM ... 3. ... NIM ... Nama Aslab : ………...
NO NAMA
PRAKTIKUM KODE*
PRE TEST PRAKTIKUM LAPORAN TGL PARAF TGL PARAF TGL PARAF
1 PASS FILTER R / I 2 RECTIFIER R / I 3 SAKLAR TRANSISTOR R / I 4 OP-AMP R / I 5 OSILATOR RELAKSASI R / I
R = Reguler I = Inhal * beri tanda lingkaran O pada pilihan yang sesuai Semarang, ………. 2017 Dosen/Teknisi NIP.
KARTU TANDA
PRAKTIKUM ELAN
*
*-ix
HALAMAN JUDUL ... *-i
PEMBUATAN LAPORAN PRAKTIKUM ... *-ii
TATA TERTIB ... *-iv
KARTU TANDA PRAKTIKUM ... *-vii
DAFTAR ISI ... *-viii PRAKTIKUM 1 PASS FILTER ... 1-1 PRAKTIKUM 2 RECTIFIER ... 2-1 PRAKTIKUM 3 SAKLAR TRANSISTOR ... 3-1 PRAKTIKUM 4 OP-AMP ... 4-1 PRAKTIKUM 5 OSILATOR RELAKSASI ... 5-1
NB: TUGAS AWAL dan EVALUASI akan diupload kemudian,
DAFTAR ISI
*
1-1 PRAKTIKUM 1
PASS FILTER
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah melakukan praktikum, mahasiswa diharapkan telah memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. memahami rangkaian tapis pasif RC melalui pemodelan matematik dan analisis tanggapan frekuensinya (tanggapan amplitude dan tanggapan fasa)
2. memahami pengaruh perubahan resistansi dan kapasitansi terhadap tanggapan amplitudo serta tanggapan fasa.
3. dapat mengukur tanggapan amplitudo dan fasa untuk tapis lolos rendah dan tinggi. B. TEORI DASAR
Tegangan bolak-balik adalah tegangan listrik yang berubah tanda secara berulang. Isyarat yang diproses dalam elektronika banyak yang berupa tegangan bolak-balik, dengan berbagai bentuk gelombang. Tetapi bentuk gelombang yang paling dasar adalah bentuk sinusoida. Ada beberapa cara membahas arus bolak-balik, diantaranya dengan mempergunakan fungsi eksponensial kompleks. Dengan cara ini aturan yang digunakan pada arus searah tetap berlaku, asalkan digunakan fasor kompleks. Cara ini dipergunakan untuk membahas rangkaian tapis RC.
Rangkaian tapis merupakan rangkaian yang desain untuk meloloskan isyarat pada rentang frekuensi tertentu. Daerah frekuensi yang diloloskan tapis disebut pass band, sedangkan daerah frekuensi yang tidak diloloskan dinamakan stop band. 1. Tapis Lolos Rendah (Low Pass Filter)
Tapis RC lolos rendah atau Low Pass Filter (LPF) merupakan rangkaian RC yang meloloskan frekuensi rendah, akan tetapi pada frekuensi tinggi isyarat keluarannya diperkecil.
PASS FILTER
PRAKTIKUM
1-2 Gambar 1.1 Rangkaian LPF
Rangkaian di samping dikenal dengan nama rangkaian RC lolos rendah.
Hambatan R dan kapasitor C membentuk pembagi tegangan kompleks.
Besar atau amplitudo fungsi alih G
 
 
P P j G       ; dimana RC P  1  , disebut kutub/pole 
 
2 2 P P G G        Dalam melukiskan tanggapan amplitudo, dipergunakan nisbah tegangan dalam dB (desibel), yang didefinisikan sebagai :
  
 
 
   i O V V dB G 20log Tanggapan fasa  P arc       tan1-3 Gambar 1.3 Diagram tanggapan amplitudo (atas), dan diagram
tanggapan fasa (bawah) untuk tapis lolos rendah
2. Tapis Lolos Tinggi (High Pass Filter)
Gambar 1.4. Rangkaian tapis lolos tinggi
Tapis RC lolos rendah atau High Pass Filter (HPF) merupakan rangkaian RC yang meloloskan frekuensi tinggi, akan tetapi pada
frekuensi rendah isyarat
keluarannya diperkecil. Rangakaian di samping dikenal dengan nama rangakain RC lolos tinggi.
Besar atau amplitudo fungsi alih G
 
 
    j j G P   ; dimana RC P 1   dan  2 f 
2 2       P G1-4 Tanggapan fasa     P arc tan  
Gambar 1.5 Diagram tanggapan amplitudo (atas) dan diagram tanggapan fasa (bawah) pada tapis lolos tinggi
Pengukuran tanggapan fasa pada rangkaian pass filter dilakukan dengan cara berikut:
1). Oscilloscope dihidupkan pada MODE DUAL, akan muncul dua sinyal yang merupakan sinyal masukan (Ch 1) dan sinyal keluaran (Ch 2)
2). tekan tombol XY, maka secara otomatis Ch 1 akan menjadi sinyal fasor dan Ch 2 akan menjadi sinyal lissojous
3). atur skala Volt/div pada kedua channel diposisi yang sama.
4). geser MODE pada posisi CH 2, sehingga akan muncul hanya bentuk sinyal lissojous seperti di gambar 1.6
5). atur posisi sinyal lissojous agar tepat (terpusat) ditengah display atau pada posisi simetris (sumbu koordinat) display oscilloscope
1-5 Dari tampilan pada oscilloscope tersebut, dapat ditentukan besar beda fase  antara kedua sinyal ( masukan dan keluaran). Dengan mengukur posisi tampilan terpusat di tengah layar oscilloscope, maka beda fasa dapat diukur dengan persamaan:
sin  = y1/y2
dimana y1 : jarak titik potong pada sumbu y dan
y2 : proyeksi vertikal maksimum.
y2
y1
Gambar 1.6. penentuan y1 dan y2 tampilan lissojous C. ALAT DAN BAHAN
1. Hambatan R 1K : @1 buah
2. Kapasitor C 10 nF dan 100 nF : 1 buah 3. Audio Frequency Generator (AFG) : 1 unit
4. Protoboard : 1 buah
5. Kabel penghubung : secukupnya
6. Osiloskop (CRO) : 1 unit
D. PROSEDUR PRAKTIKUM
1. Rangkailah rangkaian LPF seperti gambar 1.1 (R = 1K dan C = 0,1 F) 2. Cek rangkaian kepada asisten sebelum dihubungkan dengan catudaya 3. Hitung besar frekuensi potong pada rangkaian tersebut
1-6 5. Hubungkan AFG dan CRO dengan rangkaian yang telah dirangkai,
6. Perhatikan dan gambar bentuk sinyal masukan dan keluaran pada CRO (mode DUAL)
7. Perhatikan dan gambar bentuk sinyal CRO (mode CH2 – XY)
8. Catat hasil pengamatan dan perhitungan sinyal CRO pada tabel pengamatan 9. Ulangi*) langkah 1-8 untuk 4 variasi frekuensi (sebelum fp, fp, setelah fp dan
100KHz)
10. Ulangi langkah 1-9 untuk kapasitor C sebesar 10nF
11. Ulangi langkah 1-10 untuk rangkaian HPF seperti gambar 1.4.
*) yang perlu digambar pada transparansi hanya untuk frekuensi 100 Hz, frekuensi potong fp dan frekuensi 100 KHz, sedangkan frekuensi yang lain cukup diambil datanya saja.
E. LAPORAN
Hal-hal yang perlu dicantumkan dalam laporan: 1. Lengkapilah semua tabel hasil percobaan anda
2. Buatlah tanggapan amplitudo dari setiap data percobaan tapis, baik tapis lolos rendah maupun tapis lolos tinggi.
3. Buatlah tanggapan fasa dari data praktikum tapis, baik tapis lolos rendah maupun tapis lolos lolos tinggi.
1-7 F. DATA PENGAMATAN
PRAKTIKUM : PASS FILTER.
NAMA : ………
NIM : ………
TANGGAL : ..………..
TEMAN KERJA : 1. ……… NIM ..………
2. ……… NIM ..……… 3, ……… NIM ………..
LAPORAN SEMENTARA
Low Pass Filter (LPF)
Hambatan R = 1 K  Kapasitor C = 0,1 F fp: ………. Hz No. Frekuensi f (Hz) Log f Vi (Vpp) Vo (Vpp) Beda fasa  (o) Penguatan Av kali dB 1 100 2 1 2 3 fp 4 5 100K 5 Hambatan R = 1 K  Kapasitor C = 10 nF fp: ………. Hz No. Frekuensi f (Hz) Log f Vi (Vpp) Vo (Vpp) Beda fasa  (o) Penguatan Av kali dB 1 100 2 1 2 3 fp 4 5 100K 5
1-8 High Pass Filter (HPF)
Hambatan R = 1 K  Kapasitor C = 100 nF fp: ………. Hz No. Frekuensi f (Hz) Log f Vi (Vpp) Vo (Vpp) Beda fasa  (o) Penguatan Av kali dB 1 100 2 1 2 3 fp 4 5 100K 5 Hambatan R = 1 K  Kapasitor C = 10 nF fp: ………. Hz No. Frekuensi f (Hz) Log f Vi (Vpp) Vo (Vpp) Beda fasa  (o) Penguatan Av kali dB 1 100 2 1 2 3 fp 4 5 100K 5 Semarang, ... 2017 Mengetahui, Praktikan, Teknisi/Dosen ____________________________ ____________________________ NIP, NIM.
2-1
PRAKTIKUM 2 CATU DAYA
A. TUJUAN PRAKTIKUM
Setelah melakukan praktikum, mahasiswa diharapkan telah memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. memahami prinsip dasar dari dioda dan catu daya. 2. mengetahui jenis-jenis penyearah gelombang.
3. memahami fungsi kapasitor dalam rangkaian penyearah.
4. memahami arti dan cara pengukuran pada pembebanan catu daya.
B. LANDASAN TEORI 1. DIODA
Dioda merupakan suatu komponen elektronik yang dapat melewatkan arus pada satu arah saja, yaitu dari anoda ke katoda.
Kurva karakteristik statik dioda merupakan fungsi dari arus ID, arus yang
melalui dioda, terhadap tegangan VD, beda tegang antara titik a dan b (lihat gambar
2.1 dan gambar 2.2)
Gambar 2.1. Rangkaian untuk mengukur karakteristik statik dioda.
Gambar 2.2. Kurva karakteristik dioda
Karakteristik statik dioda dapat diperoleh dengan mengukur tegangan dioda (Vab) dan arus yang melalui dioda, yaitu ID. Pada gambar 2.2, VC disebut cut-
in-RECTIFIER
PRAKTIKUM
2-2
voltage, IS arus saturasi dan VPIV adalah peak-inverse voltage. Bila harga VDD diubah,
maka arus ID dan VD akan berubah pula. Bila kita mempunyai karakteristik statik
dioda dan kita tahu harga VDD dan RL, maka harga arus ID dan VD dapat kita tentukan
sebagai berikut. Dari gambar 1.
VDD = Vab + (I . RL) atau I = - (Vab/RL) + (VDD/RL)
Bila hubungan di atas kita lukiskan pada karakteristik statik dioda kita akan mendapatkan garis lurus dengan kemiringan (1/RL). Garis ini disebut garis beban
(load line). Ini ditunjukkan pada gambar 2.3.
Gambar 2.3. Kurva karakteristik dan garis beban.
2. CATU DAYA
TRANSFORMATOR
Transformator berfungsi untuk menurunkan atau menaikkan tegangan AC. Dalam percobaan ini digunakan transformator untuk menurunkan tegangan sekunder.
Gambar 2.4. Pembebanan transformator
Setiap transformator memiliki hambatan keluaran Ro, yang akan
2-3
dan V. Tegangan turun sebesar V = IL Ro, dimana IL adalah arus beban. Makin besar
arus beban yang ditarik, makin kecil tegangan keluaran.
Tegangan keluaran dalam keadaan terbebani (Vob) adalah Vob = Voo - IL Ro,
sedangkan Voo adalah tegangan keluaran tanpa beban yang merupakan tegangan
keluaran transformator diukur dengan multimeter tanpa beban.
Hal tersebut perlu kita lakukan untuk dapat menentukan hambatan keluaran transformator, karena kita tidak memiliki amperemeter yang dapat mengukur langsung arus beban.
PENYEARAH
Untuk memperoleh tegangan penyearah yang cukup konstan pada suatu harga, kita dapat membuat penyearah tegangan dengan menggunakan dioda. Kita dapat membuat berbagai macam rangkaian penyearah, misalnya rangkaian penyearah dengan tapis yang berfungsi meratakan tegangan keluaran
Gambar 2.5. Penyearah setengah gelombang
Gambar 2.6. Penyearah gelombang penuh
2-4
3. PEMBEBANAN CATU DAYA
Agar rangkaian elektronika bekerja dengan baik maka diperlukan catu daya, tetapi catu daya memiliki keterbatasan juga mengenai berapa besar daya yang dapat dihasilkannya untuk membuat rangkaian elektronika bekerja dengan baik. Hal ini menyangkut tahanan dalam catu daya, jadi pelajarilah mengenai hambatan Thevenin dan kurva pembebanan dengan baik. Pada praktikum ini akan dipelajari mengenai pembebanan pada catu daya sehingga nantinya Anda dapat mengoptimasikan kerja catu daya.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Transformator CT 1000 mA : 1 buah
2. Dioda 1N4001 : 2 buah
3. Kapasitor 10 F, 100 F dan 1000 F : @ 1 buah 4. Resistor RL 1K, 4K7 dan 10K : @ 1 buah
5. Resistor Rs 1K : 1 buah
6. IC Regulator 7812 : 1 buah
7. Protoboard : 1 buah
8. Osiloskop (CRO) analog : 1 unit (beserta probe)
9. Multimeter digital : 1 unit
10. Kabel jepit buaya MH : 3 buah (2M-1H)
2-5
D. PROSEDUR PERCOBAAN 1. Penyearah Setengah Gelombang
a. Pasang rangkaian seperti pada gambar 2.5. (RL = 10K)
b. Periksakan rangkaian sebelum dihubungkan ke stop kontak. c. Hubungkan rangkaian tersebut dengan osiloskop.
d. Hubungkan rangkaian tersebut pada stop kontak, dan amati sinyal masukan (bagian sekunder dari trafo) dan keluaran pada osiloskop dan multimeter. Analisa hasil pengukuran tersebut.
e. Amati keluaran dengan osiloskop jika polaritas dioda dibalik. Analisa hasil pengukuran dan bandingkan dengan keluaran pada langkah c.
2. Pembebanan Pada Catu Daya Penyearah Gelombang Penuh a. Pasang rangkaian seperti pada gambar 2.6. (RL = 1K)
b. Periksakan rangkaian sebelum dihubungkan ke stop kontak. c. Hubungkan rangkaian tersebut dengan osiloskop.
d. Amati sinyal masukan (bagian sekunder dari trafo) dan keluaran pada osiloskop dan multimeter. Analisa hasil pengukuran tersebut.
e. Ubahlah hambatan RL untuk nilai 2K, 4K7 dan 10K.
f. Amati sinyal masukan (bagian sekunder dari trafo) dan keluaran pada osiloskop dan multimeter. Analisa hasil pengukuran tersebut.
g. Tambahkan kapasitor (C = 1 F) pada rangkaian sehingga kapasitor terpasang paralel dengan RL sebesar 10K (seperti gambar 7).
h. Amati sinyal masukan (bagian sekunder dari trafo) dan keluaran pada osiloskop dan multimeter. Analisa hasil pengukuran tersebut.
i. Ulangi langkah f-g, untuk nilai C sebesar 10F, 100 F dan 1000 F.
3. Catudaya dengan IC regulator
2-6
b. Periksakan rangkaian sebelum dihubungkan ke stop kontak.
c. Amati sinyal masukan (bagian sekunder trafo) dan keluaran pada CRO dan multimeter. Analisa hasil pengukuran tersebut.
d. Bandingkan hasil pengamatan dan pengukuran tersebut.
e. Rakit rangkaian seperti gambar berikut: (C1 = 10 F, IC Reg. = 7812 dan RL = 10K)
f. Periksakan rangkaian sebelum dihubungkan ke stop kontak.
g. Amati sinyal masukan (bagian sekunder trafo) dan keluaran pada CRO dan multimeter. Analisa hasil pengukuran tersebut.
h. Bandingkan hasil pengamatan dan pengukuran tersebut. i. Ulangi langkah e-h untuk IC Reg. 7809 dan IC Reg. 7806.
j. Rakit rangkaian seperti gambar berikut: (C1 = C2 = 10 F, IC Reg. = 7812 dan RL = 10K)
2-7
l. Amati sinyal masukan (bagian sekunder trafo) dan keluaran pada CRO dan multimeter. Analisa hasil pengukuran tersebut.
m. Bandingkan hasil pengamatan dan pengukuran tersebut.
E. LAPORAN
Hal-hal yang perlu dicantumkan dalam laporan: 1. Lengkapilah semua tabel hasil percobaan Anda
2. Lukis bentuk kedua sinyal pada osiloskop. Jelaskan proses perubahan sinyal yang terjadi!
3. Bandingkan nilai Vrpp yang anda amati dengan perkiraan kasar (secara teori) untuk
kedua kapasitansi yang digunakan.
4. Grafik hubungan tegangan Vo terhadap kapasitor RL (rectifier tanpa tapis)
5. Grafik hubungan tegangan Vrpp terhadap kapasitor C (rectifier dengan tapis) 6. Grafik hubungan tagangan keluaran Vo terhadap kapasitor C untuk hasil
pengukuran dengan menggunakan CRO dan multimeter. (rectifier dengan tapis) 7. Grafik hubungan tagangan keluaran Vo terhadap tegangan keluaran trafo untuk
hasil pengukuran dengan menggunakan CRO dan multimeter. (catudaya dengan IC regulator)
2-8 F. DATA PENGAMATAN PERCOBAAN : RECTIFIER NAMA : ………...……… NIM : ………...……… TANGGAL : ..………...………..
TEMAN KERJA : 1. ...………...…… NIM……….… 2. ………...… NIM……… 3. ... NIM...
LAPORAN SEMENTARA 1. Penyearah Setengah Gelombang
Gambar rangkaian penyearah setengah gelombang
Tabel data pengamatan
No Kondisi Dioda
Data Osiloskop Data
Multimeter Bentuk sinyal masukan & keluaran Masukan Keluaran vi (volt) f i (Hz) Vo (volt) fo (Hz) vi Vo 1 2
2-9
2. Pembebanan Pada Rangkaian Penyearah Gelombang Penuh Rangkaian penyearah gelombang penuh
Tabel data pengamatan
No Hambatan RL ()
Kapasitor C (F)
Data Osiloskop Data Multimeter
Masukan Keluaran vi (volt) Vo (volt) vCH1 (volt) f CH1 (Hz) VCH2 (volt) f CH2 (Hz) 1 1K - 2 2K 3 4K7 - 4 10K - 5 10K 1 6 10 7 100 8 1000
2-10
3. Catudaya Dengan IC Regulator Tabel data pengamatan
Hambatan RL = ...  No IC Regulator (78xx) Kapasitor
(F) Data Osiloskop Data Multimeter
C1 C2 Masukan Keluaran Masukan
Vi (volt) Keluaran Vo (volt) Vi (volt) f i (Hz) Vo (volt) f o (Hz) 1 12 - -2 5 10 -3 9 10 -4. 12 10 -5. 12 10 10 6 12 10 1000 7 12 1000 10 8 12 1000 1000 Semarang, ... 2017 Mengetahui, Praktikan, Teknisi / Dosen ____________________________ ____________________________ NIP. NIM.
3-1
PRAKTIKUM 2 CATU DAYA
A. TUJUAN
Setelah melakukan praktikum, mahasiswa diharapkan telah memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. mampu memahami fungsi dan prinsip kerja dari IC regulator 2. mampu memahami prinsip kerja transistor sebagai saklar
3. mampu memahami cara kerja transistor dan besarnya penguatan menggunakan hubungan Darlington
4. mampu memahami cara kerja rangkaian relay
5. mampu memahami fungsi diode dalam rangkaian relay
B. TEORI SINGKAT
1. Transistor Sebagai Saklar
Aplikasi transistor tidak dibatasi sebagai rangkaian penguat signal. Transistor juga dapat dimanfaatkan sebagai saklar elektronik untuk komputer dan aplikasi kontrol. Rangkaian pada Gambar 3.1 merupakan rangkaian inverter dalam gerbang dasar logika.
Gambar 3.1 Rangkaian inverter
APLIKASI TRANSISTOR
PRAKTIKUM
3-2
Sebagai catatan tegangan output VC adalah kebalikan dari nilai input yang berasal
dari bagian basis. Saat input transistor ON rancangan rangkaian harus dapat memastikan bahwa IB harus lebih besar dibandingkan nilai IB pada kurva saturasi.
C CC sat C R V I 
Untuk level saturasi kita harus dapat memastikan kondisi yang memenuhi syarat
dc sat C B I I  
Besarnya nilai IB dapat dihitung dengan menggunakan perhitungan sebagai berikut :
B i B R V V I  0,7 C CC sat C R V I 
Jika terpenuhi syarat yang diatas maka nilai output akan sama dengan ground. Untuk Vi = 0 V, IB = 0 μA, dan kita dapat mengasumsikan IC = ICEO = 0 mA,
tegangan jatuh pada RC seperti terlihat VRC = IC.RC = 0 V, sehingga output akan
bernilai High = Vcc.
2. Hubungan Darlington
Hubungan yang paling populer untuk transistor BJT adalah hubungan darlington yang menghubungkan emittor transistor 1 ke Basis transistor 2. Secara ideal besarnya penguatan :
Ki = 1.2
Hubungan Darlinglon dapat dilihat pada gambar 3.2
3-3
Contoh penggunaan saklar transistor adalah untuk menyalakan relay:
Gambar 3.3. Saklar transistor untuk menghidupkan Relay
Pada rangkaian diatas, rangkaian hubungan Darlington digunakan sebagai driver bagi Riley SPDT. Hambatan R1 akan terhubung dengan sumber tegangan masukan Vs. besar tegangan masukan Vs akan mempengaruhi driver dan akhirnya akan mempengaruhi kinerja dari Riley.
C. ALAT DAN BAHAN
1. Hambatan R330 dan R1K : @ 2 buah
2. Transistor Q BC108B : 2 buah
3. Riley 5 volt DPDT : 1 buah
4. Dioda 1N4001 : 1 buah
5. Sumber tegangan 12 volt : 1 unit
6. IC Regulator 7812, 7809 dan 7805 : @ 1 buah
7. LED : 1 buah
8. Protoboard : 1 buah
9. Kabel jepit buaya MH : 1 pasang (2 buah)
10. Kabel jumper : secukupnya
3-4
D. PROSEDUR PRAKTIKUM 1. IC regulator
a. Ukurlah tegangan keluaran dari panel catudaya (+Vcc terhadap ground) b. Hubungkan IC regulator 7812 ke panel catudaya (pin 1 IC ke +Vcc dan
pin 2 IC ke ground).
c. Ukurlah tegangan keluaran dari IC regulator (pin 3 IC terhadap ground) d. Ulangi langkah a-c untuk IC regulator 7809 dan 7805
e. Hubungkan IC regulator 7812 ke panel catudaya (seperti langkah b), kemudian hubungkan 7812 dan 7805 (pin 3-7812 ke pin 1-7805) f. Ukurlah tegangan keluaran dari IC regulator 7805
g. Hubungkan IC regulator 7805 ke panel catudaya (seperti langkah b), kemudian hubungkan 7805 dan 7812 (pin 3-7805 ke pin 1-7812) h. Ukurlah tegangan keluaran dari IC regulator 7812
2. Transistor sebagai saklar
a. Ukurlah nilai hfe transistor dengan multimeter digital.
b. Rakitlah rangkaian seperti gambar 3.1, dengan hambatan RB sebesar 330 
dan hambatan RC sebesar 1 k.
c. Jika rangkaian telah dicek oleh asisten, hubungan ke sumber tegangan. d. Atur sumber tegangan input Vs sebesar 12 volt.
e. Ukurlah besar tegangan VBE, VBC dan Vo.
f. Tulis data pengamatanmu dalam tabel pengamatan.
g. Ulangi langkah c – e untuk Vs sebesar 9 volt, 5 volt dan 0 volt.
3. Hubungan Darlington
a. Ukurlah nilai hfe kedua transistor dengan multimeter digital.
b. Rakitlah rangkaian seperti gambar 3.2, dengan hambatan RB sebesar 330 
dan hambatan RC sebesar 1 k.
c. Jika rangkaian telah dicek oleh asisten, hubungan ke sumber tegangan. d. Atur sumber tegangan input Vs sebesar 12 volt.
e. Ukurlah besar tegangan VBE.Q1, VBE.Q2 dan Vo.
f. Tulis data pengamatanmu dalam tabel pengamatan.
3-5
4. Riley
a. Tentukan letak NC, NO dan common pada Riley.
b. Rakitlah rangkaian seperti gambar 3.3, dengan hambatan RB sebesar 330 .
(Vcc = 5 volt)
c. Hubungan common Riley ke sumber tegangan 5 volt serta NO Riley ke resistor 330 dan LED kemudian ke ground.
d. Atur sumber tegangan input Vs sebesar 12 volt. e. Ukurlah besar tegangan VBE.Q1, VBE.Q2 dan Vo.
f. Perhatikan nyala LED.
g. Tulis data pengamatanmu dalam tabel pengamatan.
h. Ulangi langkah c – g untuk Vs sebesar 9 volt, 5 volt dan 0 volt.
i. Ulangi langkah c – g untuk komponen diode diganti dengan resistor 1K j. Ulangi langkah c – g untuk kondisi tanpa diode/resistor 1K.
k. Ukurlah nilai hfe kedua transistor dengan multimeter digital setelah praktikum.
E. LAPORAN
Hal – hal yang perlu dicantumkan 1. Lengkapi tabel pengamatan
2. Grafik hubungan IC regulator terhadap tegangan keluaran Vo.
3. Grafik hubungan tegangan masukan Vs terhadap tegangan keluaran Vo (saklar transistor)
4. Grafik hubungan tegangan masukan Vs terhadap tegangan keluaran Vo (Darlington)
5. Grafik hubungan tegangan masukan Vs terhadap tegangan keluaran Vo (Relay) 6. Prinsip kerja rangkaian relay.
3-6
F. DATA PENGAMATAN
PERCOBAAN : APLIKASI TRANSISTOR
NAMA : ………...………
NIM : ………...………
TANGGAL : ..………...………..
TEMAN KERJA : 1. ...………...…… NIM……… 2. ………...… NIM……… 3. ………...… NIM………
LAPORAN SEMENTARA 1. IC Regulator
tegangan panel (+Vcc) = ……. volt
No IC Regulator
(78xx)
Tegangan keluaran IC regulator (volt) 1. 7812 2. 7809 3. 7805 4. 7812 – 7805 5. 7805 - 7812
2. Transistor sebagai saklar hfe Q = ………. No Tegangan masukan Vs (volt) Tegangan VBE (volt) Tegangan VBC (volt) Tegangan keluaran Vo (volt) Penguatan Av (kali) Vo/Vs 1 12 2 9 3 5 4 0
3-7 3. Hubungan Darlington hfe Q1 = ………. hfe Q2 = ………. No Tegangan masukan Vs (volt) Tegangan VBE.Q1 (volt) Tegangan VBE.Q2 (volt) Tegangan keluaran Vo (volt) Penguatan Av (kali) Vo/Vs 1 12 2 9 3 5 4 0 4. Riley hfe Q1 = ………. hfe Q2 = ………. No Tegangan masukan Vs (volt) Tegangan VBE.Q1 (volt) Tegangan VBE.Q2 (volt) Tegangan keluaran Vo (volt) LED (nyala/padam) 1 12 2 9 3 5 4 0 5 12 (tanpa dioda)
Nilai hfe transistor setelah praktikum:
hfe Q1 = ………. hfe Q2 = ………. Semarang, ... 2017 Mengetahui, Praktikan, Teknisi / Dosen ____________________________ ____________________________ NIP. NIM.
4-1
PRAKTIKUM 2 CATU DAYA
A. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan praktikum, praktikan diharapkan telah memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. Memahami penggunaan Op-amp sebagai penguat inverting 2. Memahami penggunaan Op-amp sebagai penguat non inverting 3. Menghitung penguatan tegangan pada rangkaian Op-amp 4. Memahami penggunaan op-amp sebagai komparator
B. TEORI DASAR
Op-amp (LM 741) biasanya dilukiskan dengan simbol seperti gambar 4.1.
Gambar 4.1. Simbol Op-amp
Penguat operasional atau Op-amp adalah penguat diferensial dengan dua masukan dan satu keluaran yang mempunyai penguatan tegangan yang amat tinggi, biasanya dalam orde 105.
Seperti tampak dalam gambar 4.1, ada dua masukan yaitu masukan membalik (-) dan masukan tak membalik (+). Jika isyarat masukan dihubungkan dengan masukan membalik, maka pada daerah frekuensi tengah isyarat keluaran berlawanan fasa dengan isyarat masukan. Sebaliknya, bila isyarat masukan dihubungkan dengan masukan tak membalik, maka isyarat keluaran sefasa dengan isyarat masukan.
Untuk memahami kerja op-amp perlu diketahui sifat-sifat op-amp. Beberapa sifat ideal op-amp adalah sebagai berikut:
OPERATIONAL AMPLIFIER
PRAKTIKUM4
- + input Output -VCC +VCC4-2  Penguat lingkar terbuka (AV,lb) tak berhingga
 Hambatan keluaran lingkar terbuka (RO,lb) adalah nol
 Hambatan masukan lingkar terbuka (RI,lb) tak berhingga
 Lebar pita (bandwidth) tak berhingga  Slew rate tak terhingga
 Offset input adalah nol
 Nisbah penolakan modus bersama (CMRR) tak berhingga
1. Penguat Membalik
Pada penguat inverting (membalik) sumber isyarat dihubungkan dengan masukan membalik (-).
Gambar 4.2. Penguat membalik Dari gambar 4.2. diperoleh hubungan :
i lb v O
A
V
V
, 1 2 ,R
R
A
vlb
2. Penguat Tak Membalik
Sebagai penguat tak membalik (non inverting) sumber isyarat dihubungkan dengan masukan tak membalik (+).
4-3 Gambar 4.3. penguat tak membalik
Dari Gambar 4.3. diperoleh hubungan :
I lb v O
A
V
V
,)
1
(
1 2 ,R
R
A
vlb
3. KomparatorUntuk keperluan tertentu, op-amp dapat digunakan dalam keadaan lingkar terbuka atau balikan positif. Pada keadaan ini op-amp pada umumnya tidak berfungsi sebagai penguat. Salah satu penggunaan ketidak-linieran op-amp adalah sebagai pembanding, masukannya ada dua yaitu masukan membalik (-) dan masukan tak membalik (+).
Jika rangkaian op-amp diberikan balikan positif, maka akan diperoleh suatu pembanding dengan fungsi alih yang mempunyai histerisis. Hal ini dapat ditunjukkan pada gambar 4.4.
4-4 Gambar 4.4. Komparator dengan histerisis
Gambar 4.5. Fungsi transfer komparator Untuk komparator dengan histerisis berlaku :
Jika Vid = V- – V+ > 1 mV, maka Vo = - Vcc
Jika Vid = V- – V+ < 1 mV, maka Vo = + Vcc
Catatan: V- merupakan tegangan masukan membalik / inverting pada op-amp dan V+
merupakan tegangan masukan tak membalik / non-inverting pada op-amp
C. PERALATAN DAN KOMPONEN
1. IC Op Amp LM 741 atau LM 301A : 1 buah
2. Hambatan R1 10 k : 1 buah
3. Hambatan R2 (4.7 k, 10 k, 20 k, 47 k, 100 k) : @ 1 buah
Vout
4-5
4. Catudaya 12 volt : 1 unit
5. Osiloskop : 1 unit (beserta probe)
6. Audio Generator (AFG) : 1 unit
7. Kabel jepit buaya MH : 5 buah
8. Protoboard : 1 buah
D. PROSEDUR PERCOBAAN 1. Penguat Membalik (Inverting)
a. Rakit rangkaian penguat membalik seperti gambar 4.2. (R1 = 10K dan R2 = 4.7K)
b. Hubungkan rangkaian tersebut dengan catudaya (panel) jika telah disetujui.
c. Atur sinyal masukan yang berasal dari AFG sebesar : 0.5 volt, 1 kHz dan sinusoidal (dapat dilihat pada chanel 1 CRO)
d. Analisa data dari sinyal kedua channel dari osiloskop. e. Tabulasikan analisa data yang diperoleh.
f. Ulangi langkah a sampai e untuk R2 = 10k, 20k, 47k dan 100k. 2. Penguat Tak Membalik (non Inverting)
a. Rakit rangkaian penguat membalik seperti gambar 4.3. (R1 = 10K dan R2 = 10K)
b. Hubungkan rangkaian tersebut dengan catudaya (panel) jika telah disetujui oleh aslab. c. Atur sinyal masukan yang berasal dari AFG sebesar : 0.5 volt, 1 kHz dan sinusoidal
(dapat dilihat pada chanel 1 CRO)
d. Analisa data dari sinyal kedua channel dari osiloskop. e. Tabulasikan analisa data yang diperoleh.
f. Ulangi langkah a sampai e untuk R2 = 10k, 20k, 47k dan 100k.
Catatan : selama praktikum Inverting dan non-Inverting tidak merubah sinyal masukan dari AFG
3. Komparator
a. Rakitlah rangkaian komparator seperti gambar 4.4. (R1 = 100 k; R2 = 10 k) b. Atur AFG untuk sinyal masukan (1 Vpp; 1kHz; sinusoidal) (lihat pada chanel 1
CRO)
c. Ukurlah tegangan referensi Vref pada pin 3 IC
d. Amati bentuk sinyal dan gambarlah pada kertas grafik bentuk isyarat masukan dan keluarannya.
e. Ulangi langkah a-d untuk sinyal masukan 2 Vpp dan 3 Vpp.
f. Ulangi langkah a-d untuk R1 = 100 k, R2 = 4,7 k dan sinyal masukan 1 Vpp. g. Ulangi langkah a-d untuk R1 = 100 k, R2 = 4,7 k dan sinyal masukan 2 Vpp
4-6
E. LAPORAN
Hal – hal yang perlu dicantumkan
1. Lengkapilah semua tabel hasil percobaan anda
2. Perhitungan penguatan (dB) untuk rangkaian inverting dan non inverting secara teori serta data praktikum.
3. Buatlah grafik hubungan penguatan Av (dB) terhadap hambatan R2 dan beri
penjelasan selengkapnya, untuk rangkaian inverting dan non inverting. Setiap grafik terdiri atas dua line yaitu line teori dan line data praktikum.
4. Penjelasan tentang sinyal keluaran yang terpotong pada rangkaian inverting dan non-inverting (jika terjadi).
5. Perhitungan tegangan referensi pada rangkaian komparator.
6. Hubungan sinyal masukan dan bentuk sinyal keluaran pada komparator. 7. Penjelasan tentang proses perubahan bentuk sinyal pada rangkaian komparator. 8. Penjelasan tentang hubungan tegangan masukan vi, tegangan referensi Vref dan bentuk
4-7
F. DATA PENGAMATAN
PERCOBAAN : PENGUAT OPERASIONAL (OP-AMP)
NAMA : ………
NIM : ………
TANGGAL : ………
TEMAN KERJA : 1. ……… NIM……….
2. ……… NIM………. 3. ……… NIM………. LAPORAN SEMENTARA 1. Penguat Membalik Hambatan R1 = ………  R2 ( k ) 4,7 10 20 47 100 Vi ( Vpp ) VO ( Vpp ) frekuensi (Hz) Penguatan kali dB
2. Penguat Tak Membalik
Hambatan R1 = ………  R2 ( k ) 4,7 10 20 47 100 Vi ( Vpp ) VO ( Vpp ) frekuensi (Hz) Penguatan kali dB
4-8 3. Komparator No R1 () R2 () Tegangan referensi Vref (volt) Masukan Keluaran Bentuk Sinyal masukan dan keluaran Vi (volt) f i (Hz) Vo (Vpp) f o (Hz) 1 100K 10K 1K 2 100K 10K 1K 3 100K 10K 1K 4 100K 4K7 1K 5 100K 4K7 1K Semarang, ... 2017 Mengetahui, Praktikan, Teknisi / Dosen ____________________________ ____________________________ NIP, NIM.
5-1
PRAKTIKUM 2 CATU DAYA
A. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan praktikum, praktikan diharapkan telah memiliki kemampuan sebagai berikut :
1. memahami penggunaan op-amp sebagai osilator relaksasi 2. menentukan bentuk sinyal pada VC, VO, dan VR2
3. mengukur tegangan pada VC, VO, dan VR2
4. memahami hubungan antara ketiga sinyal (VC, VO, dan VR2) pada osilator relaksasi
5. memahami pengaruh perubahan hambatan R terhadap sinyal-sinyal pada osilator relaksasi
6. memahami pengaruh perubahan hambatan R2 terhadap sinyal-sinyal pada osilator
relaksasi
B. TEORI DASAR
Osilator adalah suatu rangkaian yang dapat membangkitkan atau menciptakan sinyal keluaran tanpa sinyal masuk dari luar. Osilator memiliki banyak ragam, salah satu bentuk osilator adalah osilator relaksasi.
Osilator relaksasi menggunakan pengisian dan pembuangan muatan pada suatu kapasitor melalui suatu hambatan. Suatu perubahan yang terjadi secara eksponensial dalam waktu tertentu disebut dengan relaksasi. Oleh karena pengisian muatan oleh tegangan tetap bersifat eksponensial, maka osilator yang menggunakan mekanisme ini juga dikenal dengan
osilator relaksasi.
OP-amp dapat digunakan sebagai osilator relaksasi. Pada umumnya digunakan rangkaian seperti pada gambar 5.1.
OSILATOR RELAKSASI
PRAKTIKUM
5-2 Gambar 5.1. Osilator relaksasi dengan op-amp
Pada rangkaian diatas akan menghasilkan sinyal input Vc, sinyal referensi/acuan VR2 dan sinyal keluaran Vo sebagai berikut:
Gambar 5.2. Bentuk sinyal input Vc, sinyal referensi VR2 dan sinyal keluaran Vo
pada rangkaian osilator relaksasi, dimana
2 1 2 R R R    D  C VC VR2 VO t t t +Vo -Vo +Vo -Vo -Vo
5-3
C. PERALATAN DAN KOMPONEN
1. IC Op-amp LM 301A : 1 buah 2. Resistor R=R1=R2= 4K7 : @ 1 buah 3. Kapasitor 100 nF : 1 buah 4. Catudaya Vcc 12 volt : 1 unit 5. Potensiometer VR 10 k : 1 buah
6. Osiloskop : 1 unit (beserta probe) 7. Kabel jepit buaya : 3 buah
8. Kabel jumper : secukupnya
9. Protoboard : 1 buah
D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Rakit rangkaian osilator relaksasi op-amp seperti gambar 5.1.
2. Jika rangkaian sudah benar (tanyakan asisten), hubungkan dengan catudaya. 3. Amati bentuk gelombang pada VC dan VO pada osiloskop.
4. Amati bentuk gelombang pada VC dan VR2 pada osiloskop.
5. Gambar dan analisa sinyal pada VC, Vo, dan VR2 di dalam kertas grafik.
6. Tabulasikan data pengamatan pada tabel pengamatan.
7. Ganti R dengan potensiometer VR, ulangi langkah 1-5 untuk variasi hambatan yaitu 2 K, 6 K, 8K dan 10 K.
8. Ganti R2 dengan potensiometer VR, ulangi langkah 1-5 (R = 4K7) untuk R2 sebesar 2K, 6K, 8K dan 10K.
E. LAPORAN
Hal – hal yang perlu dicantumkan:
1. Lengkapilah semua tabel hasil percobaan anda 2. Analisa frekuensi dan tegangan Vc secara teori
3. Grafik hubungan hambatan R terhadap frekuensi sinyal f. 4. Grafik hubungan hambatan R2 terhadap tegangan Vc 5. Grafik hubungan hambatan R2 terhadap tegangan VR2
5-4
F. DATA PENGAMATAN
EKSPERIMEN : OSILATOR RELAKSASI
NAMA : ………...…………
NIM : ………...………
TANGGAL : ..………...………..
TEMAN KERJA : 1. ………... NIM……… 2. ………... NIM……… 3. ………... NIM………
LAPORAN SEMENTARA
Hambatan R1 = ... Ω Kapasitor C = ... µF
No R (Ω) R2 (Ω) Vc (volt) VR2 (volt) Vo (volt) C (s) f (Hz)
1 4K7 4K7 2 2K 3 6K 4 8K 5 10K 6 4K7 2K 7 6K 8 8K 9 10K Semarang, ... 2017 Mengetahui, Praktikan Teknisi / Dosen _________________________ _________________________ NIP. NIM.