1
FENOMENA PENGGUNAAN KAMERA PROFESIONAL BAGI PESERTA DIDIK DI SMAN 5 PARIAMAN
Maisari Yeni Zetria1, Rio Tutri2 , Adiyalmon2 1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2
Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat [email protected]
ABSTRACT
school insteadof learning equipment not only carrying and using professional cameras in schools, but also outside the school. This purpose this research to describes this phenomenon of the used of professional cameras for students in high school 5 Pariaman.The theory used in this reseach is consumptive society theory proposed by Jean Baudrillar. The method used in this study is a quallitative approach with descpritive. Type of retrieval informant by way of purposive sampling. This type af data in this research there are two that is primery data and secondary data. This research data collected by using technique of observation interview and study of the document data analysis in done. By collecting data, data reduction and draw conclusions.
Keywords : Phenomenon, Usage, Professional camera
PENDAHULUAN
Di negara kita penyelenggaraan pendidikan telah ditetapkan dalam UUD 1945, sebagai kewajiban dan tanggung jawab pemerintah dalam bab III pasal 31 UUD 1945 dikatakan bahwa (1) tiap-tiap warga negara berhak mendapat pengajaran, (2) pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan suatu sistem pengajaran nasional, yang diatur dengan undang-undang ( Adiwikarta, 2016 : 3- 4).
Baru-baru ini di SMAN 5 Pariaman terlihat sebuah fenomena
yang tidak biasanya dilakukan oleh peserta didik di sekolah. Seharusnya peserta didik datang ke sekolah dengan tujuan pertama untuk belajar dan menuntut ilmu pengetahuan. Peserta didik di tuntut untuk mengikuti semua peraturan yang sudah ditetapkan oleh pihak sekolah maupun pemerinah. Peserta didik datang ke sekolah dengan membawa semua perlengkapan belajar mengajar untuk menunjang proses pembelajaran agar peserta didik dapat mengikuti pembelajaran dengan baik dan tercapainya tujuan
2 pembelajaran, seperti mambawa buku catatan, buku paket, buku tugas, alat tulis dan lain sebagainya yang dibutuhkan didalam proses pembelajaran.
Tetapi pada kenyataan yang terjadi di SMAN 5 Pariaman, peserta didik datang ke sekolah tidak
mengutamakan membawa
perlengkapan pembelajaran ke sekolah. Peserta didik lebih mengutamakan membawa sebuah alat yang tidak ada dibutuhkan di dalam proses pembelajaran. Yaitu
berupa sebuah Kamera Profesional. Dimana Kamera profesional yang digunakan oleh peserta didik di SMAN 5 Pariaman ini berupa kamera yang harganya antara 3-5 juta rupiah, dengan merek kamera yang di bawa peserta didik ke sekolah yaitu Kamera Cannon dan Kamera Nikon
Tabel 1 Peserta Didik Yang Membawa Kamera Profesional ke Sekolah SMAN 5 Pariaman.
No Nama Siswa Kelas Kepemilikan
Kamera
1 Angga Pirmanda Putra XI IS3 Milik Keluarga
2 Abib Septia XI IS1 Rental
3 Nurman Ferdiansyah XI IS2 Milik keluarga
4 Amelis Rizki XI IA2 Milik keluarga
5 Yahya Alan Darma XI IA1 Milik keluarga
6 Andre Kurnia Pratama XII IA 3 Rental
7 Muhammad Sunandi XII IA 2 Milik keluarga
8 Febri Salman XII IA 2 Milik sendiri
9 Riki Wahyu Mahendra XII IS 1 Milik keluarga
10 Rifki Rifaldo XII IS 1 Milik sendiri
11 Muhammad Ikhsan XII IS 2 Milik keluarga
12 Yogi Saputra XII IS 2 Milik keluarga
13 Rani Rahayu XII IS 2 Rental
14 M.Iqbal XII IS 2 Rental
15 M. Hafis XII IS 3 Milik keluarga
16 Suci Rahmianda XII IS 4 Milik keluarga
3 Peserta didik yang membawa kamera profesional ke sekolah mengatakan bahwa kamera yang mereka bawa ke sekolah memang milik mereka pribadi, dan ada juga yang mengatakan kamera tersebut milik keluarga mereka bahkan ada dari beberapa peserta didik yang membawa kamera profesional tersebut mengatakan kamera yang dia bawa didapatkan dari merental kamera tersebut dari pemilik kamera dengan membawa uang rental kepada pemilik kamera. Peserta didik yang menggunakan kamera di sekolah akan menyebabkan peserta didik tidak fokus di dalam proses pembelajaran, apalagi peserta didik yang membawa kamera ke sekolah tidak ada membawa perlengkapan pembelajaran sama sekali tidak akan bisa mengikuti proses pembelajaran dikarenakan alat-alat untuk menunjang proses pembelajaran tidak ada di bawa oleh peserta didik. Bukan itu saja, peserta didik yang membawa kamera profesional ke sekolah ketika jam sekolah telah usai, peserta didik tidak langsung pulang ke sekolah melainkan mencari tempat yang bagus untuk
berfoto dengan teman-teman sekelasnya dengan masih menggunakan seragam sekolah.
Sudah adanya peraturan yang menggatakan setiap peserta didik yang masih berseragam SMAN 5 Pariaman harus patuh terhadap semua peraturan yang sudah ditetapkan oleh pihak sekolah, termaksud peraturan tentang dilarangnya peserta didik membawa barang berharga ke sekolah. Apabila ketahuan oleh pihak sekolah, sekolah akan mengambil paksa dan memberikan sanksi. Secara tegas sudah dikata di dalam peraturan bahwa peserta didik tidak di perbolehkan membawa barang berharga bahka kamera sekalipun karena kamera yang bernilai tinggi termaksud kedalam sebuah barang yang berharga, tetapi kenyataan yang terjadi, walaupun sudah ada peraturan yang melarang membawa barang berharga ke sekolah, masih ada peserta didik yang melanggar peraturan tersebut bahkan ada dari bebrapa peserta didik mengutamakan melanggar peraturan untuk
4 membawa kamera ke sekolah dari pada perlengkapan pembelajaran. METODE PENELITIAN
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian kualitatif dengan tipe penelitian deskripstif. Teknik pemilihan informan adalah
purposivesampling. Adapun
informan penelitian berjumlah 26 orang. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang diambil langsung dari informan penelitian melalui wawancara langsung kepada peserta didik yang menggunakan kamera..Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini yaitu jumlah peserta didik yang ada di SMAN 5 Pariaman dan peraturan yang ada di SMAN 5 Pariaman.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah:
1. Wawancara Mendalam
Wawancara mendalam digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan informasi tentang faktor utama peserta didik menggunakan kamera professional di sekolah. Peneliti mewawancarai 26 orang.
2. Observasi Partisipan
Observasi pada penelitian ini yaitu peneliti mengamati selurh kegiatan peserta didik yang menggunakan kamera professional baik itu di sekolah maupun di luar sekolah. 3. Studi Dokumen
Data yang digunakan dalam studi dokumen adalah jumlah peserta didik yang ada di SMAN 5 Pariaman dan peraturan yang ada di SMAN 5 Pariaman.
4. Unit Analisis
Penelitian ini adalah individu yaitu peserta didik yang menggunakan kamera professional. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah model analisis Miles dan Huberman.
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Munculnya Komunitas Anak
Hitz di SMAN 5 Pariaman Berkembangnya Komunitas Anak Hitz Kota Pariaman ini juga sudah menyebar dikalangan peserta didik di SMAN 5 Pariama. Peserta didik yang bersekolah di SMAN 5 Pariaman membuat sebuah komunitas yang juga mengatakan mereka adalah Anak Hitz Kota
5 Pariaman. Di SMAN 5 Pariaman terdapat dua komunitas yang mengatakan bahwa mereka layak dikatakan sebagia Anak Hitz Kota Pariaman Karena mereka juga mempunyai kamera profesional. 2. Faktor Penyebab Peserta Didik
Menggunakan Kamera Profesional Di Sekolah
Faktor peserta didik yang menggunakan kamera profesional di sekolah maupun diluar sekolah yaitu mereka ingin diakui sebagai Anak Hitz Kota Pariaman. Anak Hitz Kota Pariaman di bentuk secara tidak resmi hanya para pemuda dan pemudi yang ada di kota pariaman saja, seperti mahasiswa dan pelajar yang ada di kota pariaman. Untuk diakui sebagai anak hits kota pariaman mereka harus mempunyai kamera profesional yang bisa digunakan dimana saja. Berbagai cara yang dilakukan oleh mereka yang ingin diakui sebagai anak Hitz kota pariaman.
Mereka yang mempunyai kamera profesional dan menggunakannya dimana saja tidak hanyan ingin mendapatkan pengakuan dari teman-teman mereka bahwa mereka adalah Anak Hitz
Kota Pariaman tetapi mereka juga ingin bergabung di dalam satu komunitas yang ada di kota Pariaman. Dimana komunitas ini berdiri sendiri atau komunitas ini dibentuk secara tidak resmi, hanya para pemuda dan pemudi yang mempunyai kamera profesional yang membentuk komunitas ini oleh karena itu komunitas ini dinamakan Komunitas Anak Hitz Kota Pariaman yaitu mereka yang mempunyai kamera profesional.
Tidak semua mereka yang menggunakan kamera ingin diakui sebagai Anak Hitz dan bergabung di dalam komunitas. Tetapi ada dari beberapa yang menggunakan kamera memang hobi mereka di bidang potografer dan mereka dengan sengaja memintak langsung kepada orang tua mereka agar dibelikan kamera untuk mengasah hobi mereka dan mengembangkan hobi mereka. Yang memang hobi di dalam dunia ptografer tidak dari kalangan pelajar melaikan mereka yang sudah menjadi mahasiswa di Kota Pariaman.
6 3. Dampak dari peserta didik yang
menggunakan dan membawa kamera ke sekolah
Peserta didik yang menggunakan kamera di sekolah mudah berbohonng kepada orang tua, seperti mereka yang membawa kamera secara diam-diam ke sekolah tanpa memberi taukan terlebih dahulu kepada orang tua mereka. Peserta didik yang merental kamera dengan uang rental satu hari Rp.100.000 memintak uang kepada orang tuanya dengan alasan membeli kebutuhan sekolah, seperti buku dan membayar uang kas di sekolah.
Tata tertib merupakan suatu bentuk yang mengatur kehidupan sekolah dan mengandung sanksi bagi pelanggarnya. Tata tertib sangat diperlukan di sekolah-sekolah untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Bentuk-bentuk tata tertib yang sangat diperlukan di sekolah berupa tata tertib berpakaian di sekolah, piket kelas, tata tertib ketika proses belajar dan mengajar dan kehadiran di sekolah, serta peraturan-peraturan yang bersifat umum yang mencangkup semua kegiatan proses pembelajaran dan larangan untuk peserta didik mana yang boleh
dilakukan dan mana yang tidak boleh dilakukan. Serta tata tertib yang bersifat khusus yaitu, tata tertib untuk putra dan putri di dalam proses pembelajaran berlangsung, seperti memperhatikan seragam atau atribut yang digunakan di sekolah.
Dampak yang ditimbulkan dengan adanya perkembangan kamera profesional dan munculnya Anak Hitz Kota Pariaman, tidak hanya dampak negatif saja yang dilakukan oleh peserta didik di SMAN 5 Pariaman, tetapi juga ada dampak positif yang timbul dari wacana tersebut. seperti angga dan Febri salah satu peserta didik yang menggunakan kamera dan memiliki kamera profesional, dengan berkembangnya Anak Hitz Kota Pariaman mereka membuka usaha untuk merentalkan kamera milik mereka atau milik keluarga mereka kepada teman-teman mereka dengan upah rental kamera seharga Rp. 100.000 rupiah. Hasil dari merental kamera tersebut mereka tabung untuk dapat membeli sebuah lensa kamera atau kamera baru lagi.
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori masyarakat
7 konsumtif di kemukakan oleh Jean Baudrillard yang berasal dari paradigma prilaku sosial, menurut Baudrillard yang dikatakan masyarakat konsumtif itu mereka yang mengkonsumsi barang tidak dilihat dari segi guna atau manfaat barang yang dikonsumsi, tetapi dilihat dari simbol-simbol atau kesan yang ingin disampaikan oleh barang yang dikonsumsi tersebut.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di SMAN 5 Pariaman tentang Fenomena penggunaan kamera profesional bagi peserta didik di SMAN 5 Pariaman. Maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa fenoemna penggunaan kamera profesional bagi peserta didik di SMAN 5 Pariaman yaitu :
1. Mengetahui tentang Anak Hitz di Kota Pariaman.
2. Munculnya Komunitas Anak Hitz di SMAN 5 Pariaman
3. Faktor menggunakan kamera Profesional
4. Dampak yang ditimbulkan dari adanya wacana tersebut, yaitu mudahnya peserta didik
berbohong kepada orang tua dan keluarga mereka, karena membawa kamera ke sekolah dengan cara diam-diam tanpa sepengetahuan dari keluarga mereka, dan memintak upah rental kepada orang tua dengan alasan ingin membeli perlengkapan sekolah, melanggar peraturan yang sudah ditetapkan pihak sekolah. Selain dampak negatif dari wacana yang berkembang ada juga dampak positif, yaitu peserta didik yang memiliki kamera membuka usaha rental kamera dan merental kamera milik mereka kepada teman-teman mereka. DAFTAR PUSTAKA Abdulhak, Ishak&Deni Darmawan. 2013. Teknologi Pendidikan Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Afrizal. 2014. Metode Penelitian
Kualitatif. Jakarta : PT.
Rajawali Pers.
Barker, Chris. 2005. Cultural
Studies teori dan praktik .
8 Danim, Sudarwan. 2013.
Perkembangan Peserta Didik.
Bandung : Alfabeta.
Damsar dan Indrayani. 2013.
Pengantar Sosiologi Ekonomi.
Jakarta : Kencana
Moleong, Lexy. 2013. Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Noor, Jualiansyah. 2012. Metode
Penelitian Skripsi, Tesis,
Disertasi, dan Karya Ilmiah.
Jakarta. Kencana
Prenadamedia Group.
Prawidilaga, Dewi Salma. 2012.
Wawasan Teknologi
Pendidikan. Jakarta: Prenada
Media Group
Sugiyono. 2012. Memaham Penelitian Kualitatif. Bandung