• Tidak ada hasil yang ditemukan

Soal Bahas Materi Penalaran, Mata Kuliah Teori Akuntansi Anggi Yusuf 06 9D-Alih Program

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Soal Bahas Materi Penalaran, Mata Kuliah Teori Akuntansi Anggi Yusuf 06 9D-Alih Program"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Soal Bahas Materi Penalaran, Mata Kuliah Teori Akuntansi

Anggi Yusuf | 06 | 9D-Alih Program

2. Berilah beberapa contoh asersi.

a. Semua Burung bereproduksi secara bertelur

b. Beberapa pria yang memiliki bentuk badan atletis melatihnya dengan fitness c. Semua penyanyi merupakan seniman

4. Apa yang dimaksud bahwa penalaran merupakan suatu bentuk bukti? Berilah suatu contoh situasi yang menunjukkan bahwa penalaran merupakan suatu bukti.

Maksud dari penalaran merupakan suatu bentuk bukti adalah sesuatu yang memberi dasar rasional dalam pertimbangan (judgement) untuk menetapkan kebenaran suatu pernyataan (to establish the truth)

Contoh:

- Argumen sebagai bukti: Keyakinan bahwa pernyataan benar sebagai bukti Semua Ayam Bertelur

Sapi Bukan Ayam : Sapi Tidak Bertelur Sapi Tidak bertelur

6. Dapatkah seseorang memegang keyakinan yang kuat terhadap suatu asersi yang salah atau sebaliknya menyangkal suatu asersi yang benar? Berilah contoh.

Sebelumnya mari kita bahas terlebih dahulu, apa itu asersi dan apa itu keyakinan?

Menurut Suwrdjono dalam bukunya disebutkan bahwa Asersi (pernyataan) memuat penegasan tentang sesuatu yang realitas. Pada umumnya Asersi dinyatakan dalam bentuk kalimat. Sedangkan Keyakinan terhadap Asersi adalah tingkat kebersediaan untuk menerima bahwa asersi tersebut benar. Keyakinan sendiri diperoleh karena kepercayaan tentang kebenaran yang diletakan pada suatu asersi.

Jika dikaitkan pada definisi diatas, bisa kita kaitkan bahwa Asersi sendiri merupakan bahan olah dalam bentuk argument, artinya asersi bisa bertindak sebagai Premis yaitu pendukung sebuah konklusi, dan Konklusi yaitu asersi yang diturunkan dari serangkaian Asersi.

Jika sebuah konklusi diturunkan dari serangkaian premis yang salah satu merupakan pernyataan fakta dan yang lain asumsi, maka konklusi tidak dapat dipandang sebagai pernyataan fakta. Maka dari itu, keyakinan terhadap konklusi dibatasi oleh keyakinan terhadap premis. Dan artinya asersi yang dianggap benar bisa jadi menjadi sebuah kesalahan begitu juga sebaliknya, asersi yang salah bisa saja sebuah kebenaran.

Oleh karena itu, bisa saja kita meyakini suatu asersi yang dinilai salah, dan sebaliknya menyangkal asersi yang dinilai benar, karena kembali ke pengertian awal bahwa keyakinan itu sendiri merupakan tingk at kebersediaan untuk menerima, bukan keyakinan yang mutlak. Dan

(2)

perlu kita ketahui bahwa keyakinan yang diperoleh seseorang karena kekuatan atau kelemahan argumentasi adalah terpisah dengan masalah apakah pernyataan yang diyakini itu benar atau salah.

Contoh:

Asersi Benar : Burung dapat terbang, asersinya benar, tetapi kita bisa menyangkal kebenaran asersi ini, karena ada burung Unta yang tidak bisa terbang Asersi Salah : Laki-laki itu tampan, sedangkan wanita cantik. Asersinya salah, ada

beberapa laki-laki berwajah cantik, dan wanita yang berwajah tampan. 8. Berilah beberapa contoh cara menyatakan asersi dalam strukturnya bukan maknanya

Semua Planet berbentuk bulat Bumi tidak berbentuk bulat Bumi bukan planet

Secara struktur benar, tapi secara makna salah karena ada premis yang salah sehingga menghasilkan konklusi yang salah

10. Berilah contoh-contoh asersi yang menunjukkan hubungan inklusi, eksklusi, dan saling-isi dan gambarkan dengan diagram asersi-asersi tersebut.

Inklusi : Seluruh siswa adalah anggota OSIS

Eksklusi : Tidak ada guru yang menjadi anggota OSIS Saling isi : Beberapa alumni menjadi guru

12. Bedakan makna nir dan non sebagai proleksem serta berilah beberapa contoh peng-gunaan kedua proleksem tersebut secara benar dalam istilah akuntansi.

(3)

Sedangkan “non” dalam bahasa inggris juga “non”, yang berarti “bukan”. Contoh : nir --> nirlaba : tanpa laba atau tidak memperoleh laba Non --> non-profit : bukan profit atau tidak mementingkan laba

14. Jelaskan apakah makna asersi-asersi berikut sama atau berbeda antara satu dan lain-nya. Bila perlu gambarkan secara diagramatik asersi tersebut.

a. Semua mahasiswa adalah anggota Koperasi Serba Usaha. b. Semua anggota Koperasi Serba Usaha adalah mahasiswa.

c. Tidak satu pun mahasiswa adalah anggota Koperasi Serba Usaha. d. Tidak satu pun anggota Koperasi Serba Usaha adalah mahasiswa. e. Beberapa mahasiswa adalah anggota Koperasi Serba Usaha. f. Tidak semua mahasiswa adalah anggota Koperasi Serba Usaha.

(4)

16. Sebut dan jelaskan jenis tingkatan asersi dan berilah contoh untuk masing-masing.

Tingkatan asersi

a.

Asumsi, asersi yang berasal dari individu yang dihasilkan dari level pengetahuan yang dimiliki oleh individu tersebut sehingga tingkat kebenarannya belum bisa ditentukan karena belum bisa menunjukkan bukti. Contoh: asumsi yang dilakukan dalam menentukan masa manfaat aset, bisa jadi berbeda antara orang yang satu dengan yang lain.

b.

Hipotesis, asersi yang belum diketahui kebenarannya tetapi dapat diyakini dan diuji kebenarannya dengan membuktikan salah satu hipotesis. Bila terbukti, maka dapat diyakini benar, jika tidak maka otomatis salah. Contoh: hipotesis bahwa penempatan mempengaruhi kinerja pegawai Kemenkeu. Bila bisa dibuktikan, maka bisa diyakini kebenarannya. Bila tidak, maka diartikan bahwa penempatan tidak mempengaruhi kinerja pegawai Kemenkeu.

c.

Fakta, asersi yang sudah terbukti kebenarannya atau tidak dapat dibantah. Contoh: dalam

fotosintesis, tumbuhan memerlukan karbondioksida. Makhluk hidup bernapas menghirup oksigen.

18. Sebut dan jelaskan sifat-sifat keyakinan. Mengapa mengubah suatu keyakinan melalui argumen merupakan suatu proses yang tidak mudah dan kompleks?

Properitas (sifat) keyakinan:

a.

Keadabenaran

(5)

Sebagai produk penalaran, untuk dapat menimbulkan keyakinan, suatu asersi harus ada benarnya (plausible). Keadabenaran atau plausibilitas (plausibility) suatu asersi bergantung pada apa yang diketahui tentang isi asersi atau pengetahuan yang mendasari dan pada sumber asersi. Oleh karena itu, konsistensi suatu asersi dengan pengetahuan yang mendasari akan menentukan plausibilitas asersi.

b.

Bukan Pendapat

Keyakinan adalah sesuatu yang harus dapat ditunjukkan atau dibuktikan secara objektif apakah tia salah atau benar dan sesuatu yang diharapkan menghasilkan kesepakatan (agreement) oleh setiap orang yang mengevaluasinya atas dasar fakta objektif.pendapat atau opini adalah asersi yang tidak dapat ditentukan benar atau salah karena berkaitan dengan kesukaan (preferensi) atau selera.

c.

Bertingkat

Keyakinan yang didapat dari suatu asersi tidak bersifat mutlak tetapi bergradasi mulai dari sangat meragukan sampai sangat meyakinkan (convincing). Tingkat keyakinan ditentukan oleh kuantitas dan kualitas bukti untuk mendukung asersi. Orang yang objektif dan berpikir logis tentunya akan bersedia untuk mengubah tingkat keyakinannya manakala bukti baru mengenai plausibilitas suatu asersi diperoleh.

d.

Berbias

Selain kekuata bukti objektif yang ada, keyakinan dipengaruhi oleh preferensi, keinginan, dan kepentingan pribadi yang karena sesuatu hal perlu dipertahankan. Idealnya, dalam menilai plausibilitas suatu asersi orang harus bersifat objektif dengan berpikiran terbuka (open minded).

e.

Bermuatan nilai

Orang melekatkan nilai (value) terhadap suatu keyakinan. Nilai keyakinan adalah tingkat penting tidaknya suatu keyakinan perlu dipegang atau dipertahankan seseorang. Nilai keyakinan bagi seseorang akan tinggi apabila perubahan keyakinan mempunyai implikasi serius terhadap filosofi, sistem nilai, martabat, pendapatan potensial, dan perilaku orang tersebut.

f.

Berkekuatan

Kekuatan keyakinan adalah tingkat kepercayaan yang dilekatkan seseorang pada kebenaran suatu asersi. Orang yang nyatanya tidak mengerjakan apa yang terkandung dalam asersi menandakan bahwa keyakinannya terhadap kebenaran asersi lemah.

g.

Veridikal

Veridikalitas ada tingkat kesesuaian keyakinan dengan realitas. Realitas yang dimaksud disini adalah apa yang sungguh-sungguh benar tentang asersi yang diyakini.

h.

Berketempaan

Ketertempaan atau kelentukan keyakinan berkaitan dengan mudah-tidaknya keyakinan tersebut diubah dengan adanya informasi yang relevan. Perbedaan dengan veridikalitas yaitu ketertempaan tidak mempermasalahkan apakah suatu asersi sesuai atau tidak dengan realitas tetapi lebih memasalahkan apakah keyakinan terhadap suatu asersi dapat diubah oleh bukti. Mengubah keyakinan melalui argumen dapat merupakan proses yang kompleks karena pengubahan tersebut menyangkut dua hal yang berkaitan yaitu manusia meyakini dan asersi yang menjadi objek keyakinan. Manusia tidak selalu rasional dan bersedia berargumen sementara itu tidak semua asersi dapat ditentukan kebenarannya secara objektif dan tuntas 20. Jelaskan apakah pernyataan berikut merupakan keyakinan atau pendapat:

1) Sepakbola lebih mengasyikkan daripada badminton. (pendapat) 2) Sungai Nil adalah sungai terpanjang di dunia. (keyakinan)

(6)

4) Merokok dapat menyebabkan kanker. (keyakinan)

5) Susu lebih banyak mengandung nutrisi daripada kopi. (keyakinan)

6) Teori akuntansi adalah pelajaran yang sangat sulit dan membosankan. (pendapat) 7) Es krim rasa coklat lebih enak daripada rasa vanila. (pendapat)

8) Informasi aliran kas bermanfaat bagi investor. (pendapat)

9) Kolesterol adalah penyebab utama gangguan jantung. (keyakinan) 10) Istilah estat real lebih tepat daripada real estat. (pendapat)

11) Menjadi auditor lebih memberi tantangan daripada menjadi pengacara. (pendapat) 12) Ada makluk hidup di Planet Mars. (keyakinan)

Pernyataan 1, 6, 7, 8, 10, 11 adalah pendapat karena sifatnya merupakan preferensi dan tidak dapat dibuktikan secara objektif benar/salah-nya

Pernyataan 2,3,4,5,9,12 merupakan keyakinan karena sifat kebenaran pernyataannya dapat dibuktikan secara objektif.

22. Apakah yang dimaksud dengan prinsip interpretasi terdukung (principle of charitable interpretation) dalam suatu argumen dan berilah beberapa contoh.

Prinsip interpretasi terdukung (oleh cederblom & poulsen, 1986)

Intinya, terkadang dalam suatu pernyataan, tidak jelas mana yang merupakan premis mana yang merupakan konklusi. Untuk prenyataan seperti itu, maka harus dilakukan interpretasi ulang. Dimana pada proses interpretasi ulang tersebut, konklusi adalah yang didukung paling kuat oleh premis-premis.

Contoh:

“Anda harus datang ke seminar itu. Anda berjanji pada panitia bahwa anda akan datang ke seminar itu. jika anda berjanji untuk berbuat sesuatu, anda harus mengerjakannya

Dalam kalimat tersebut diatas, terdapat ketidakjelasan dalam penentuan mana yang konklusi dan mana yang premis. Maka dilakukan interpretasi ulang sebagai berikut:

Interpretasi 1:

Premis 1 : anda berjanji pada panitia bahwa anda akan datang ke seminar itu Premis 2 : jika anda berjanji untuk berbuat sesuatu, anda harus mengerjakannya Konklusi : anda harus datang ke seminar itu

(7)

Interpretasi 2:

Premis 1 : anda harus datang ke seminar itu

Premis 2 : jika anda berjanji untuk berbuat sesuatu, anda harus mengerjakannyaI2

Konklusi : anda berjanji pada panitia bahwa anda akan datang ke seminar itu Interpretasi 3:

Premis 1 : anda harus datang ke seminar itu

Premis 2 : anda berjanji pada panitia bahwa anda akan datang ke seminar ituI22

Konklusi : jika anda berjanji untuk berbuat sesuatu, anda harus mengerjakannya

Dari hasil penginterpretasian ulang diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa interpretasi 1 adalah yang paling valid. Karena sesuai dengan prinsip interpretasi terdukung, dimana konklusi didukung oleh dan diturunkan secara logis dari premis. Serta sesuai dengan kaidah penalaran logis.

24. Apakah syarat-syarat (kriteria) validitas suatu argumen deduktif? a. kelengkapan : premis-premis yang diajukan harus lengkap

b. kejelasan : jelas makna premis dan jelas juga hubungan antar premis c. kesahihan, : konklusi diturunkan secara logis dari premis

d. keterpercayaan : konklusi meyakinkan hingga bisa diterima orang. Atau dapat diringkas menjadi:

a. semua premis benar

b. konklusi mengikuti semua premis c. Semua premis dapat diterima.

26. Dalam argumen deduktif, apakah premis yang benar dapat menghasilkan konklusi yang salah?

Bisa saja terjadi, konklusi bisa saja salah saat premis-premisnya benar. Hal ini terjadi saat premis minor mengaskan konsekuen, bukan menegaskan antesedan. Idealnya, konkulsi akan benar saat premis minornya menegaskan antesedannya bukan menegaskan konsekuennya.

28. Berilah beberapa contoh pernyataan dalam akuntansi yang dapat dikatakan sebagai hasil penalaran induktif.

a. Perusahaan besar memilih metode akuntansi yang menurunkan laba;

b. Tingkat likuiditas perusahaan perdagangan lebih tinggi dari tingkat likuiditas perusahaan manufaktur; dan

c. Partisipasi manajer divisi dalam penyusunan anggaran memiliki pengaruh positif terhadap kinerja divisi.

d. Berilah suatu contoh argumen dengan analogi dalam akuntansi.

30.

Berilah suatu contoh argumen dengan analogi dalam akuntansi.

Premis 1 : Metode garis lurus merupakan metode penyustan atas suatu asset yang digunakan beberapa perusahaan dalam menyusutkan asetnya

(8)

Premis 2 : Dalam menyusutkan assetnya, beberapa perusahaan menggunkan juga menggunkan metode lainnya seperti saldo menurun

Konlusi : Dalam menyusutkan assetnya, perusahaan bisa menggunakan metode garis lurus ataupun metode saldo menurun

32.

Jelaskan kaidah Mill untuk mengidentifikasi adanya kausalitas antara dua faktor.

Untuk dapat menyatakan adanya hubungan kausalitas, Menurut John Stuart Mill terdapat 3 kaidah untuk menguji adanya hubungan tersebut (Kaidah Mill), yaitu:

1. Kaidah kecocokan (method of agreement), menyatakan bahwa jika dua kasus (atau lebih) dalam suatu fenomena mempunyai satu dan hanya satu kondisi atau faktor yang sama (C), maka kondisi tersebut dapat menjadi penyebab timbulnya gejala (Z).

2. Kaidah kecocokan negatif (negative canon of agreement), jika tiadanya suatu faktor (C), berkaitan dengan tiadanya gejala (Z), maka ada bukti bahwa hubungan faktor dan gejala tersebut bersifat kausal.

3. Kaidah perbedaan (method of difference), menyatakan jika terdapat dua kasus atau lebih dalam suatu fenomena, dan dalam salah satu kasus suatu gejala (Z) muncul sementara kasus lainnya tidak, dan jika faktor tertentu (C) terjadi ketika gejala tersebut (Z) muncul, maka dapat dikatakan bahwa terdapat hubungan kausal antara faktor (C) dan gejala (Z) tersebut. Untuk memenuhi syarat agar hubungan kausalitas tersebut terbukti, maka hubungan antara dua faktor/variabel itu harus memenuhi ketiga kriteria berikut:

 C dan Z bervariasi bersama, bila C berubah, Z juga berubah.  Perubahan C terjadi sebelum atau mendahului perubahan Z terjadi.  Tidak ada faktor lain selain C yang mempengaruhi perubahan Z.

34. Jelaskan pengertian kecohan (fallacy) dalam berargumen. Mengapa argumen yang tidak valid (cacat) kadang-kadang dapat meyakinkan dan dianut orang banyak?

Fallacy adalah argumen yang bertujuan untuk mempengaruhi, meskipun sebenarnya tidak benar. Fallacy dapat terjadi karena beberapa hal. Karena faktor manusia yang dapat melakukan stratagem, memiliki keahlian persuasif yang baik, atau manusia sebagai objek yang dikecoh yang memang tidak mampu/tidak mau berpikir logis. Selain itu, fallacy juga bisa terjadi karena faktor asersi yang tidak benar / tidak disampaikan seluruh faktanya (seperti pada kasus penalaran analogis dan stratagem dilema semu)

36. Sebut dan jelaskan serta berilah contoh berbagai jenis stratagem (sedapat-dapatnya dalam bidang akuntansi).

Jenis-jenis stratagem:

Persuasif tidak langsung : menggunakan figur / orang lain / segala hal selain argumen valid yang seharusnya dipakai sebagai argumentasi. (Ex: “mario teguh mendukung dan mempedomani PSAK 70 untuk pelaporan aset nya dalam tax amnesty, seharusnya anda juga”).

Membidik orangnya : tidak menggunakan argumen valid dalam argumentasi. Melainkan langsung menyerang lawan bicara secara personal (ex: “praktisi akuntansi yang tidak mempedomani PSAK adalah orang yang tidak loyal dan tidak dapat dipercaya”).

Menyampingkan masalah : tidak berfokus pada masalah, biasanya dilakukan dengan mengungkapkan suatu masalah yang sebenarnya bukan masalah sesungguhnya (ex: “pembenahan istilah akuntansi sebenarnya tidak perlu dilakukan, karena jika inti tujuannya adalah untuk komunikasi maka seharusnya sudah cukup karena kita sudah bisa mengerti maksudnya”).

(9)

Imbauan cacah : melakukan persuasi dengan tidak menyampaikan argumen valid. Namun hanya menggunakan penegasan bahwa kebanyakan orang menganut suatu pendapat maka pendapat tersebut seharusnya sudah benar. (Ex: Gpp pak pake metode penyusutan garis lurus saja, semua perusahaan juga pake metode ini kok pak).

Imbauan autoritas : mirip dengan imbauan cacah, hanya saja komponen “banyaknya orang yang mendukung suatu pernyataan” diganti dengan komponen bahwa “pernyataan tersebut didukung / dianjurkan oleh otoritas berwenang” (ex :...).

Dilema semu : melakukan persuasi dengan membuat seolah-olah objek persuasi tidak punya pilihan lain selain dua pilihan. Dan pilihan lain satu-satunya adalah pilihan yang sangat buruk. (Ex: jika tidak pakai metode historical cost, maka anda harus memakai metode fair value untuk menilai aset. Padahal, metode fair value tersebut sangat repot, sulit dan mahal untuk diterapkan).

Imbauan emosi : melakukan persuasi dengan membangkitkan emosi objek penerima. Sehingga objek tidak dapat memakai nalar dengan baik. (Ex: DSAK menerbitkan PSAK 70 untuk menyukseskan program pemerintah yang tidak pro terhadap rakyat kecil, maka mulai saat ini kita tidak perlu mempedomani standar yang diterbitkan oleh DSAK)

38. Evaluasilah penyimpulan deduktif berikut ini: Premis major: Semua burung mempunyai bulu. Premis minor: Kucing mempunyai bulu. Konklusi: Kucing adalah burung.

Pernyataan di atas memiliki kesalahan struktur. Kesalahan strukturnya terletak pada premis minor yang MENEGASKAN konsekuen. Premis minor seharusnya menegaskan anteseden atau menyangkal konsekuen. Akibat kesalahan tersebut, hasil konklusi menjadi SALAH.

40. Bagaimana pendapat anda tentang prisip penilaian plausibilitas asersi yang berbunyi: “Serahkan saja pada ahlinya.” Apa kelemahan prinsip ini?

Argumen tersebut merupakan fallacy, karena:

a. Tidak mengungkapkan argumentasi valid (termasuk stratagem) b. Pendapat ahli, tidak selalu benar

c. Tidak ada ahli, yang ahli dalam segala hal

d. Keahlian sang ahli, bisa saja tidak sesuai dengan gagasan / ide / pernyataan yang diusung. 42. Evaluasilah kecohan (fallacy) yang terkandung dalam pernyataan-pernyatan berikut:

a. Halal / haram, tidak bergantung pada lokasi / kebanyakan orang yang menganut di lokasi tersebut (Stratagem – imbauan cacah).

(10)

(Stratagem – imbauan cacah)

c. Jika rajin belajar, maka mendapat nilai A -> kesimpulan ini mengacaukan urutan kegiatan dengan penyebab nya, tidak ada mill’s test untuk membuktikan hubungan sebab akibat antara belajar dengan nilai A. (karena bisa saja jika belajar dihilangkan, murid tetap mendapat nilai A karena faktor lain).

d. Masalah utama dalam penggunaan istilah sebenarnya bukan komunikasi, namun lebih kepada penggunaan kaidah tata bahasa yang benar. (Stratagem – menyampingkan masalah). e. Jika tidak bisa bahasa inggris, kita tidak akan mampu mengglobal (Stratagem – dilema

semu)

f. Tidak ada yang sempurna (stratagem – imbauan emosi)

44. Sebut dan jelaskan berbagai aspek manusia yang dapat menjadi penghalang terjadinya argumen yang sehat.

Fallacy karena aspek manusia:

Penjelasan sederhana: sesorang lebih menyukai penjelasan secara sederhana karena didukung oleh rasa ingin tahu yang berlebihan. Namun, rasa ingin tahu berlebihan ini terkadang menyebabkan manusia merasa puas dan cukup dengan penjelasan sederhana yang diterima pertama kali. Sehingga, menyampingkan fakta-fakta yang didapat kemudian dan penjelasan sederhana yang diterima pertama kali tersebut tidak diuji kembali.

Kepentingan mengalahkan nalar: secara nalar, seseorang dapat menerima bahwa keyakinan yang dianut salah. Namun, karena kepentingan2 tertentu orang tersebut tidak dapat menerima kebenaran yang dihasilkan dari suatu penalaran logis dan terbukti benar secara empiris.

Sindroma tes klinis: ada anggapan bahwa jika melakukan medical check up ke rumah sakit, pasti ada saja penyakit yang ditemukan. Senada dengan hal tersebut, seseorang biasanya takut menguji keyakinan / pendapat nya karena takut jika diuji maka bisa jadi pendapat / keyakainan yang dia anut salah.

Mental Djoko Tingkir: percaya bahwa pendapat / gagasan yang diusung oleh orang yang lebih senior, lebih di hormati karena kelas dan strata sosial nya pasti benar.

Merasionalkan daripada menalar: seseorang, kadang karena kepentingan atau hal-hal lain cenderung mempertahankan pendapatnya meskipun sudah jelas dan terbukti salah. Namun, orang tersebut lebih memilih untuk merasionalkan (mencari pembenaran) atas pendapatnya sehingga mengalahkan penalaran logis.

Persistensi: hampir mirip dengan kepentingan mengalahkan nalar. Persistensi dilakukan karena kepentingan tertentu harus dipertahankan atau karena telah lama melekat dalam rerangka pikir. Sampai tingkat tertentu, persistensi sebenarnya merupakan sikap yang penting agar orang tidak dengan mudahnya berpindah dari keyakinan atau paradigma yang satu ke yang lain. Paradigma adalah satu atau beberapa capaian ilmu pengetahuan pada masa lalu yang diakui oleh masyarakat ilmiah pada masa tertentu sebagai basis atau tradisi untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan dapat berupa filosofi. Dalam dunia ilmiah, persistensi untuk tidak melepaskan suatu keyakinan dapat dimaklumi kalau tujuannya adalah untuk memperoleh argumen atau bukti yang kuat untuk menunjukkan bahwa keyakinan yang dianut memang salah, tida selayaknyalah suatu keyakinan atau paradigma dipertahankan.

(11)

Referensi

Dokumen terkait