• Tidak ada hasil yang ditemukan

KITAB PENGKHOTBAH 23 JULI 2012 GPIB JEMAAT IMMANUEL BEKASI PDT. ALEX LETLORA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KITAB PENGKHOTBAH 23 JULI 2012 GPIB JEMAAT IMMANUEL BEKASI PDT. ALEX LETLORA."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

KITAB PENGKHOTBAH

23 JULI 2012

GPIB JEMAAT IMMANUEL BEKASI PDT. ALEX LETLORA.

(2)

PENDAHULUAN.

Nama asli dalam bahasa Ibrani adalah Qo Helet,

sedangkan bahasa Inggrisnya adalah Ecclesiastes.

Qo Helet dapat berarti seseorang yang jabatannya

adalah meneliti, memeriksa dan mengajar orang lain (dalam hal ini jemaat).

 Lihat Pasal 1:12,13 “Aku pengkhotbah adalah raja

Israel di Yerusalem. Aku membulatkan hatiku untuk memeriksa dan menyelidiki dengan hikmat segala yang terjadi di bawah langit”.

(3)

qoheleth (dari kata Ibr. Qahal - berkumpul);

secara

harfiah

artinya

"orang

yang

mengadakan dan berbicara kepada suatu

perkumpulan." Kata ini dipakai 7 kali dalam

kitab ini (Pengkh 1:1,2,12; Pengkh 7:27;

Pengkh 12:8-10) dan diterjemahkan sebagai

"Pengkhotbah". Di dalam Septuaginta padanan

katanya ialah ekklesiastes yang menghasilkan

judul Ecclesiastes dalam Alkitab Inggris.

Karena itu seluruh kitab ini merupakan

serangkaian ajaran oleh seorang pengkhotbah

yang terkenal.

(4)

 Pada umumnya dipercayai bahwa penulisnya adalah

Salomo, sekalipun namanya tidak muncul di dalam kitab ini, seperti dalam kitab Amsal (mis. Ams 1:1; Ams 10:1; Ams 25:1) dan Kidung Agung (bd. Kid 1:1). Akan tetapi, beberapa bagian mengesankan Salomo selaku penulis.

 Penulis menyebutkan dirinya sebagai anak Daud, raja

di Yerusalem (Pengkh 1:1,12).

 Ia menyebut dirinya pemimpin yang paling bijaksana

dari umat Allah (Pengkh 1:16) dan penggubah banyak amsal (Pengkh 12:9).

 Kerajaannya dikenal karena kekayaan dan kemuliaan

(5)

 ISI.

 Kitab pengkhotbah banyak menggelitik pembaca,

khususnya dengan istilah “sia-sia”. Kata hebel yang diterjemahkan “sia-sia” berarti uap, dan juga dipakai untuk berhala sebagai sesuatu yang tidak memiliki bobot atau substansi.

 Kata itu merupakan kiasan yang sulit ditangkap

dengan persis, lebih lagi diterjemahkan dengan pas. Jika penggunaanya dicermati, yang muncul bukan bahwa sesuatu yang hebel tidak ada gunanya sama sekali, melainkan bahwa hasil tidak sesuai dengan usaha.

 Misalnya, hikmat melebihi kebodohan (2:13), tetapi

hikmat menyusahkan hati, bukan menggembirakan (1:18), dan tidak dapat mencegah kematian (2:14). Itulah kesia-siaan.

(6)

 Sekilas kita akan mengalami kesulitan untuk

memahami tujuan positif dari kitab ini karena

qohelet tampak bersikap sangat pesimis tentang kehidupan. Semua dipandang sebagai kesiasiaan.

 Kehidupan tampaknya tidak ada yang baik

sedikit pun di dalamnya.

 Dua ungkapan yang sering muncul dalam kitab

ini adalah “kesia-siaan” dan “dibawah matahari”. Dua ide ini sangat berkaitan dan membantu kita untuk menemukan tujuan kitab. Qohelet menulis dengan tujuan untuk menunjukkan bahwa “tidak ada satupun dibawah matahari yang dapat memberi arti bagi kehidupan”.

(7)

 Hidup baru akan memiliki arti jika dikaitkan

dengan TUHAN. Bersusah-payah mencari uang dan menikmati kehidupan memang kesia-siaan, tetapi “tak ada yang lebih baik bagi manusia dari pada makan dan minum dan bersenang-senang dalam jerih payahnya.

 Aku menyadari bahwa inipun dari tangan Allah.

Karena siapa dapat makan dan merasakan kenikmatan diluar Dia?” (2:24-25; 5:18). Berdasarkan hal ini, adalah sebuah kebodohan apabila kebahagiaan hidup dinilai dari apa yang manusia miliki maupun peroleh.

 Kebahagiaan sejati adalah mengingat TUHAN

sebagai Pencipta (12:1) dan takut kepada-Nya (12:13-14).

(8)

Setiap bagian memang mengarah pada

kesia-siaan hidup tanpa fokus pada Allah dan setiap

bagian

memiliki

kaitan

dengan

bagian

sekitarnya, tetapi bukan berarti semua bagian

tersebut bisa disatukan dalam satu topik.

Berikut ini adalah beberapa topik yang muncul

dan dibahas oleh qohelet. Keterkaitan antara

bagian sebaiknya dicari dalam buku tafsiran,

karena hal itu sangat kompleks karena itu

berada di luar wilayah sebuah pengantar

Perjanjian Lama.

(9)

Pendahuluan (1:1-11)

Kesia-siaan hidup (1:12-2:23)

Hikmat (1:12-18)

Pelarian hidup (2:1-11)

Kehormatan (2:12-23)

Kebahagiaan sejati adalah memahami hidup

sebagai pemberian, bukan pencapaian (2:23-24)

Allah sudah menentukan segala sesuatu,

manusia seharusnya takut kepada-Nya (3:1-15)

Nasib semua manusia adalah sama = kematian

(3:16-22)

Kemalangan dan kebaikan sama-sama sia-sia

(10)

 Hormat/takut kepada kepada Allah (5:1-7)  Dunia yang tidak sempurna (5:8-9)

 Kekayaan adalah sia-sia (5:10-6:12)

 Kemalangan hidup dan arti hidup (7:1-12)  Segala sesuatu dikontrol oleh Allah (7:13-18)

 Dunia yang korup tidak ada ruang bagi kebenaran dan hikmat

(7:19-29)

 Pemerintah untuk dihormati, bukan dijadikan solusi (8:1-9)

 Retribusi adalah prinsip, tetapi tidak selalu terjadi sekarang

(8:10-14)

 Manusia terbatas untuk memahami segala sesuatu (8:15-17)  Kematian akan menjadi bagian semua orang (9:1-6)

 Hidup sekarang adalah untuk dinikmati bersama Allah (9:7-10)  Hidup yang tampak terbalik dan tidak terduga (9:11-12)

(11)

Berusaha dalam ketidaktahuan (11:1-6)

Menikmati hidup sambil mengingat Pencipta

kehidupan (11:7-10)

Memiliki perspektif teologis selagi muda

(12:1-8)

Penutup (12:9-13)

Teologi kitab

Kitab Pengkhotbah tidak hanya mengajarkan

makna hidup, tetapi juga hal-hal teologis lainnya.

Bahkan makna hidup pun ditampilkan dalam

kaitan dengan hal-hal teologis. Makna hidup

hanya ditemukan dalam diri Allah. Apa saja yang

diajarkan dalam kitab ini?

(12)

 Pertama, posisi Allah dalam kehidupan. Allah

ditampilkan sebagai sumber dari segala sesuatu yang dimiliki manusia (2:24; 6:2; 8:15; 9:9). Ia mengatur

segala sesuatu, terutama memelihara orang yang Dia perkenan (2:26; 9:7). Ia mengatur segala sesuatu yang terjadi menurut waktu-nya (3:1-15), sehingga Dia layak untuk dijadikan sandaran hidup ketika kita

diperlakukan tidak adil oleh orang lain (3:17). Di mata Allah, semua manusia hanyalah ciptaan yang tidak

lebih baik daripada ciptaan lain (3:18).

 Karena Allah sangat berbeda dengan manusia, maka

kita pun harus menghormati Dia (5:1-20). Perbedaan antara Pencipta dan ciptaan ini juga menyebabkan manusia tidak bisa mengubah rencana Allah (7:13) maupun memahami banyak hal dari pekerjaan Allah (8:17; 9:1; 11:5).

(13)

Allah juga adalah Pencipta (12:1) yang

kepada-Nya semua manusia harus memberi

pertanggungjawaban hidup.

Semua manusia pasti akan kembali kepada

Allah sebagai pemberi kehidupan (12:7).

Karena itu, selama kita hidup kita harus takut

kepada TUHAN (12:13-14).

(14)

Kedua, retribusi. Kitab Pengkhotbah

mengajarkan tentang prinsip umum bahwa

orang fasik akan dihukum oleh Tuhan (3:17).

Mereka tidak akan panjang umur (8:13).

Meskipun demikian, apa yang terjadi dalam

kehidupan sehari-hari tidak selalu sama

dengan prinsip umum ini. Orang benar pun

mengalami kemalangan (7:14).

Sebaliknya, orang fasik tidak mengalami

hukuman apapun sehingga jumlah mereka

semakin bertambah (8:10-11).

(15)

 Bagaimana keadaan di atas dapat dijelaskan?

Harmonisasi terletak pada tiga hal:

 (1) kebahagiaan sejati terletak pada takut kepada

TUHAN itu sendiri, bukan pada hasil dari tindakan itu. Walaupun orang fasik tampaknya memiliki

“tanda-tanda berkat”, tetapi mereka bukan orang yang berbahagia (8:12);

 (2) takut kepada TUHAN merupakan bagian

seharusnya dari hakekat manusia sebagai ciptaan (12:12). Allah tidak harus memberi pahala untuk ketaatan kita. Kalau kenyataannya Ia berkenan

memberi, maka hal itu merupakan anugerah yang tidak dapat dituntut;

 (3) retribusi sempurna akan terjadi di dunia yang

(16)

 Ketiga, hikmat. Jika kita membandingkan Kitab Amsal

dan Pengkhotbah secara sekilas saja maka kita akan melihat perbedaan konsep tentang hikmat dalam dua kitab ini.

 Dalam Kitab Amsal hikmat begitu dipuja (3:13-18).

Dalam Kitab Pengkhotbah kita mendapati gambaran yang sebaliknya. Memiliki hikmat tidak selalu memiliki kebahagiaan (1:17-18).

(17)

 Tidak ada perbedaan antara orang bodoh dan orang berhikmat

(2:15-16). Qohelet bahkan mengambil jalan tengah antara tidak terlalu berhikmat maupun bodoh (7:16-18).

Jawaban terhadap pergumulan tersebut ditemukan pada dua hal: (1) konteks kesamaan maupun perbedaan antara hikmat dan kebodohan;

(2) dua aspek hikmat. Kita perlu memahami bahwa qohelet tidak sedang meniadakan perbedaan mutlak antara orang

berhikmat dan orang bodoh. Ia mengetahui bahwa hikmat melebihi kebodohan (2:13).

Hikmat adalah karunia khusus untuk orang yang diperkenan TUHAN (2:16). Hikmat adalah warisan dan perlindungan (7:10-12). Walaupun dalam banyak hal orang berhikmat lebih berbahagia daripada orang bodoh, tetapi dalam hal-hal tertentu keduanya sama saja. Mereka memiliki nasib yang sama, yaitu tidak bisa menikmati hasil itu di dunia ketika ia mati (2:14,

(18)

Hikmat adalah karunia khusus untuk orang

yang diperkenan TUHAN (2:16).

Hikmat adalah warisan dan perlindungan

(7:10-12). Walaupun dalam banyak hal orang

berhikmat lebih berbahagia daripada orang

bodoh, tetapi dalam hal-hal tertentu keduanya

sama saja.

Mereka memiliki nasib yang sama, yaitu tidak

bisa menikmati hasil itu di dunia ketika ia

mati (2:14,16, 21).

(19)

 Salomo berulang kali menggunakan ungkapan: Segala

sesuatu adalah kesia-siaan. Istilah kesia-siaan menunjuk kepada sesuatu yang sifatnya sementara, yang akan

hilang dan tak berharga dan tidak akan bertahan lama. Salomo mengakui bahwa segala hal yang telah

dikerjakannya, seperti segala kemewahannya,

kekayaannya, dan isteri-isterinya, semuanya tak dapat memuaskannya.

 Kekayaan Salomo memang tak terbatas karena ia telah

mewarisi harta dan kekuasaan yang sangat besar dari Daud, ayahnya. Namun ia ternyata tidak hidup menurut kehendak Allah.

 Pada akhir 40 tahun pemerintahannya, kerajaannya

menjadi bobrok dan akibat penindasan yang

dikenakannya terhadap bangsanya sendiri dengan pajak yang sangat memberatkan sehingga bangsanya telah berencana untuk memberontak terhadapnya

(20)

Ketika Salomo menyatakan: Bersukarialah, hai

pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu

bersuka pada masa mudamu, dan turutilah

keinginan

hatimu

dan pandangan

matamu

(Pengkhotbah

11:9),

maka

sebenarnya

ia

menyampaikan apa yang telah ia lakukan dalam

sepanjang hidupnya.

Apabila kita tidak membaca kelanjutan beritanya

ini, maka akan terkesan bahwa ia mendorong

orang-orang

muda

untuk

terus

mengejar

kepuasam hawa nafsu dan kesenangan jasmani.

(21)

 Namun, sebagai raja tua yang bodoh (Pengkhotbah

4:13), ia selanjutnya mengingatkan: Tetapi

ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan (Pengkhotbah 11:9; 8:6).

Setelah berupaya mencari untuk menemukan arti kehidupan ini, Salomo pada akhirnya menyadari bahwa hikmat sejati manusia itu sebenarnya bergantung kepada takut akan Allah yang pasti akan menjatuhkan hukuman atas perbuatan-perbuatan jahat manusia.

Karena itu kita diingatkan: Ingatlah akan Penciptamu (karena engkau bukan milikmu sendiri, melainkan adalah milikNya) pada masa mudamu ...Karena Allah akan membawa setiap perbuatan ke pengadilan yang berlaku atas segala sesuatu yang tersembunyi, entah itu baik, entah itu jahat (Pengkhotbah 12:1,14; 8:12-13).

(22)

KESIMPULAN/PENERAPAN

 Kitab Pengkhotbah mengajarkan bahwa hidup yang tanpa

iman kepada Allah, merupakan kehidupan yang sia-sia.

 Kitab Pengkhotbah mengajarkan bahwa, memiliki

pengetahuan tanpa disertai iman kepada Allah adalah kesia-siaan.

 Kitab Pengkhotbah mengajarkan bahwa kebahagiaan di

dalam hidup hanya bisa sempurna kalau disertai dengan iman kepada Allah, Tuhan Yesus.

 Kebahagiaan dan kesusahan yang dialami manusia,

mempunyai waktu dan perubahannya sendiri.

 Kitab Pengkhotbah mengajarkan bahwa di dunia ini

keadilan yang sejati tidak ada, tetapi oleh sebab itu ketidakadilan tersebut akan diadili.

(23)

TUHAN YESUS

MEMBERKATI.

Referensi

Dokumen terkait

Majelis Jemaat GPIB Immanuel mengundang saudara-saudara yang akan memimpin Ibadah/ Pelayan Firman dalam Ibadah Pelkat untuk mengikuti persiapan pada hari Jumat,

Untuk memastikan stabilitas dalam proses mencari bentuk terbaik dari usaha syariah tersebut di atas, kita melakukan uji atau analisis sensitivitas atas ke empat

Diberitahukan kepada Jemaat bahwa akan dilayankan Sakramen Perjamuan Kudus pada hari Minggu, 2 Juli 2017 dalam ibadah pkl. Bertempat di gereja Pembina Pdt. 3) Bagi warga Sidi

Berdasarkan penelitian ini disarankan untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai komposisi kimia, asam lemak dan kolesterol daging udang ronggeng dengan perlakuan

Saya juga sudah tahu kalau anak saya sudah mempunyai seorang pacar, akan tetapi saya sebagai orang tua mengharapkan kalau anak saya mendapatkan laki-laki yang jelas

Hasil penelitian ini mendukung teori pengaruh Brand Preference sebagai mediasi hubungan antara Brand Equity terhadap Purchase Intention yang disampaikan oleh Simamora (2002: 48)

Gambar 4.4 Kepadatan Nyamuk Anopheles spp Dengan Metode NRC Di Dinding Dalam Rumah Berdasarkan Jam Penangkapan Di Pulau Dompak. Konfirmasi Vektor Malaria

Tujuan Penelitian yakni (1) untuk mengetahui hak apasaja yang dimiliki difabel dalam aksesbilitas menggunakan hak pilih pemilukada serentak pada tahun 2015 yang akan