• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Keadaan umum : Pada klien hiperemesis gravidarum grade I keadaan umum klien lemah.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1. Keadaan umum : Pada klien hiperemesis gravidarum grade I keadaan umum klien lemah."

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

8. SOAP

Di dalam memberikan asuhan lanjutan digunakan tujuh langkah manajemen varney, sebagai catatan perkembangan dilakukan asuhan kebidanan SOAP dalam pendokumentasian. Sistim pendokumentasian asuhan kebidanan dengan menggunakan SOAP yaitu :

S (subjektif) : menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan

data klien

melalui anamnesa sebagai langkah satu varney. pada ibu hiperemesis gravidarum : - ibu mengalami mual muntah secara terus menerus

hingga menjadi letih

dan lemas serta nafsu makan tidak ada - ibu mengatakan usianya 19 tahun dan ini kehamilannya

yang pertama

- ibu mengatakan HPHT 5 april 2013

O (objektif) : menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan

fisik klien, hasil

labolatorium dan tes diagnostik lain yang dirumuskan

dalam data fokus

untuk mendukung asuhan langkah satu varney. pada ibu hiperemesis gravidarum : pada pemeriksaan umum :

1. Keadaan umum : Pada klien hiperemesis gravidarum grade I keadaan umum klien lemah.

2. Kesadaran : Pada klien hiperemesis gravidarum grade I tingat kesadarannya yatu apatis

3. Suhu : Pada hiperemesis gravidarum grade I suhu mengalami kenaikan karena mengalami dehidrasi

(2)

5. Pernapasan : Pada klien hiperemesis gravidarum grade I frekuensi pernapasan menjadi meningkat

6. Berat badan :Pada hiperemesis gravidarum grade I BB menurun dari sebelumnya karena asupan nutrisi yang berkurang atau tidak ada. misalnya : Tanda-tanda Vital a. TD : 90/70 mmHg b. N : 89 x/menit c. S : 37,50C d. P : 24 x/menit e. TB/BB : 160 cm/48 kg f. BB sebelum hamil : 49 kg g. HPHT : 5 april 2013 h. TP : 12 januari 2014 i. UK : 3-4 minggu

pada pemeriksaan fisik :

untuk klien hiperemesis gravidarum garde I, pemeriksaan khusus(inspeksi) yang harus diperhatikan yaitu : muka : pada klien hiperemesis gravidarum grade I muka terlihat pucat mata : pada klien hiperemesis gravidarum grade I mata terlihat cekung

dan ikterik

mulut : pada pasien hiperemesis gravidarum grade I mulut berbau

aseton dan lidah kering

(3)

Misalnya:

muka : tidak ada oedem, pucat, ada cloasma gravidarum

mata : conjungtiva anemis, sklera tidak ikterus

mulut : tidak ada stomatitis, gigi tidak caries,

lidah sedikit kering

pemeriksaan penunjang :

Labolatorium : pada pemeriksaan hiperemesis gravidarum grade I yang

dilakukan elektrolit darah dan urinalisis. pada hiperemesis gravidarum urin terdapat aseton HB darah : 8 gr%

A (assesment) : menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan

intepretasi dan

subjektif dan objektif suatu identifikasi : 1. diagnosa atau masalah

2. antisipasi diagnosa atau masalah

3. perlunya tindakan segera, konsultasi atau kolaborasi atau rujukan sebagai langkah II, III, IV varney

pada kasus hiperemesis gravidarum misalnya :

Ny. X, usia 19 th, G1P0O0H0, UK 3-4 minggu, janin hidup, intarauterine,KU ibu kurang baik dengan hiperemesis gravidarum gradeI masalah atau diagnosa potensia : hiperemesis gravidarum grade II tindakan segera : kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat-obatan seperti vit B1, B6, sedative, anti emetik, anti histamin dan motivasi.

(4)

P (planning) : menggambarkan pendokumentasian dari tindakan dan evaluasi,

perencanaan berdasarkan assasment sebagai langkah V, VI, VII varney

Pada kasus hiperemesis gravidarum, misalnya : Intervensi :

1. Sampaikan hasil pemeriksaan pada ibu

2. Jelaskan pada ibu tentang masalah yang di hadapinya.

3. Timbang berat badan dengan menggunakan alat yang sama. 4. Observasi mual dan muntah

5. Anjurkan kepada ibu untuk :

a. Mengkonsumsi makanan yang bernutrisi selama kehamilan. b. Memperbanyak minum air

c. Mengurangi makanan yang berlemak dan berbumbu. d. Makan sedikit-sedikit tapi sering.

e. Makan makanan selingan seperti biscuit dan roti kering.

6. Anjurkan ibu mengkomsumsi jahe (dalam bentuk teh jahe) dan permen rasa mint untuk mengurangi rasa mual dan muntah.

7. Bantu ibu memilih posisi yang menyenangkan. 8. Observasi pengeluaran urine.

9. Lanjutkan pemberian cairan secara intravena yaitu infuse RL : Dextrose 5% = 1 : 2

10. Anjurkan ibu untuk beristirahat dan batasi pengunjung.

(5)

12. Berikan dukungan psikologis pada ibu dan memberi kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya.

13. Libatkan keluarga dalam perawatan ibu. 14. Tindakan yang diberikan :

a. Antasida sirup 3x1 sdt

b. Ondensetron (injeksi Intra Vena per 8 jam) c. Ranitidine (injeksi Intra Vena per 8 jam)

implementasi :

1. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu yaitu Tanda - tanda vital :

TD : 90/70 mmHg N : 89 x/menit

S : 37,50C P : 24 x/menit

2. Menjelaskan pada ibu tentang masalah yang dihadapinya 3. Mengobservasi mual dan muntah

4. Menimbang berat badan dengan menggunakan alat yang sama. 5. Menganjurkan kepada ibu untuk :

a. Mengkomsumsi makanan yang bernutrisi selama kehamilan. b. Memperbanyak minum air.

c. Mengurangi makanan yang berlemak dan berbumbu. d. Makan sedikit-sedikit tapi sering.

(6)

6. Menganjurkan ibu mengkomsumsi jahe (dalam bentuk teh jahe) dan permen rasa mint untuk mengurangi rasa mual dan muntah.

7. Membantu ibu memilih posisi yang menyenangkan 8. Mengobservasi pengeluaran urine

9. Melanjutkan pemberian cairan secara intravena yaitu RL : dextrose

5% = 1 ; 2

Cairan Dextrose dan RL dapat membantu mengganti cairan dan elektrolit yang keluar melalui muntah karena setiap 1000 ml larutan dextrose 5 % mengandung glukosa 55,0 % gr sedangkan RL mengandung natrium laktat 6,1 gr, natrium klorida 6,0 gr dan kalium klorida 0,4 % gr.

10. Menganjurkan pada ibu untuk beristirahat dan batasi pengunjung. 11. Menciptakan ruangan yang bersih, nyaman dan kurangi rangsangan bau.

Dengan ruangan yang bersih,nyaman dan tenang (dijauhkan dari kebisingan) akan mengurangi stimulasi mual dan muntah sehingga gejala akan membaik dan rangsang bau tertentu yang cukup tajam dapat memicu terjadinya mual dan muntah.

12. Memberikan dukungan psikologis pada ibu dan memberi kesempatan

untuk mengungkapkan perasaanya.

Komunikasi terbuka membantu ibu untuk mengontrol, mengurangi kecemasan dan menghilangkan reaksi terhadap stress dan ambivalen yang dirasakannya sehingga menciptakan ketenangan batin, dan ibu dapat lebih tenang.

13. Melibatkan keluarga dalam perawatan ibu. 14. Tindakan yang di berikan:

a. Cairan yang terpasang dextrose 5% 28 tetes/ menit botol ke empat pada tangan kanan.

(7)

c. injeksi Ondensetron dan ranitidine.

Evaluasi :

ibu merasa cemas dengan kesehatan dan kehamilannya ibu mengerti dan memahami keadaannya.

Ibu muntah sebanyak 6 kali BB ibu sekarang 48 kg.

a. Ibu bersedia mengkomsumsi makanan yang bernutrisi untuk kesehatannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan janin yang dikandungnya.

b. Ibu minum air putih ± 1000 ml.

c. Ibu bersedia untuk tidak makan makanan yang berlemak dan banyak bumbu.

d. Ibu makan makanan yang di berikan rumah sakit dan porsi tidak di habiskan.

e. ibu bersedia mengkomsumsi makanan yang dianjurkan. ibu bersedia melakukan anjuran yang diberikan

Ibu memilih posisi setengah duduk untuk mengurangi rasa mual Pengeluaran urine sebanyak ± 150 ml

Terpasang cairan Dextrose 5 % 28 tetes/ menit, botol keempat pada tangan kanan

Ibu bersedia untuk melaksanakan anjuran yang diberikan. Ruangan dalam keadaan bersih, nyaman dan segar.

ibu merasa lebih baik dan lebih tenang dengan kondisinya saat ini. Keluarga bersedia untuk membantu dalam penyembuhan ibu.

(8)

ibu bersedia diberikan tindakan yang berguna untuk memulihkan keadaan umum ibu

C. DATA FOKUS

1. Aktifitas istirahat

Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100 kali per menit).

2. Eliminasi

Pcrubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi berkemih Urinalisis : peningkatan konsentrasi urine.

3. Makanan/cairan

Mual dan muntah yang berlebihan (4 – 8 minggu) , nyeri epigastrium, pengurangan berat badan (5 – 10 Kg), membran mukosa mulut iritasi dan merah, Hb dan Ht rendah, nafas berbau aseton, turgor kulit berkurang, mata cekung dan lidah kering.

4. Pernafasan

Frekuensi pernapasan meningkat. 5. Keamanan

Suhu kadang naik, badan lemah, icterus dan dapat jatuh dalam koma 6. Seksualitas

Penghentian menstruasi, bila keadaan ibu membahayakan maka dilakukan abortus terapeutik.

(9)

Perubahan status kesehatan/stressor kehamilan, perubahan peran, respon anggota keluarga yang dapat bervariasi terhadap hospitalisasi dan sakit, sistem pendukung yang kurang.

8. kebutuhan dasar

a. Segala yang dimakan dan diminum dimuntahkan, apalagi apalahi kalau belangsung sudah lama

b. Berat badan turun lebih dari 1/10 dari berast badan normal c. Turgor kulit, lidah kering

d. Adanya aseton dalam urine

D. PEMBAHASAN

Hiperemesis Pada Wanita Hamil dengan Usia Muda

Umur ibu mempunyai pengaruh yang erat dengan perkembangan alat reproduksi. Hal ini berkaitan dengan keadaan fisiknya dari organ tubuh ibu di dalam menerima kehadiran dan mendukung perkembangan janin. Seorang wanita memasuki usia perkawinan atau mengakhiri fase tertentu dalam kehidupannya yaitu umur repoduksi (Yunita, 2005).

Kehamilan dikatakan beresiko tinggi adalah kurang dari 20 tahun dan diatas 35 tahun. Usia dibawah 20 tahun bukan masa yang baik untuk hamil karena organ-organ reproduksi belum sempurna, hal ini tentu menyulitkan proses kehamilan dan persalinan. Sedangkan kehamilan diatas usai 35 tahun mempunyai resiko untuk mengalami komplikasi

(10)

dalam kehamilan dan persalinan antara lain perdarahan, gestosis, atau hipertensi dalam kehamilan, distosia dan partus lama (Manuaba, 2003). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ridwan A dan Wahidudin (2007) umur reproduksi yang sehat dan aman adalah umur 20-35 tahun. kehamilan diusia kurang 20 tahun dan diatas 35 tahun dapat menyebabkan Hiperemesis karena pada kehamilan diusia kurang 20 secara biologis belum optimal emosinya, cenderung labil, mentalnya belum matang sehingga mudah mengalami keguncangan yang mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi selama kehamilanya. sedangkan pada usia 35 tahun terkait dengan kemunduran dan penurunan daya tahan tubuh serta berbagai penyakit yang sering menimpa di usia ini (Ridwan dan Wahiduddin, 2007). Hiperemesis Gravidarum di bawah umur 20 tahun lebih di sebabkan oleh karena belum cukupnya kematangan fisik, mental dan fungsi sosial dari calon ibu tentu menimbulkan keraguan jasmani cinta kasih serta perawatan dan asuhan bagi anak yang akan di lahirkannya. Hal ini mempengaruhi emosi ibu sehingga terjadi konflik mental yang membuat ibu kurang nafsu makan. Bila ini terjadi maka bisa mengakibatkan iritasi lambung yang dapat memberi reaksi pada impuls motorik untuk memberi rangsangan pada pusat muntah melalui saraf otak kesaluran cerna bagian atas dan melalui saraf spinal ke diafragma dan otot abdomen sehingga terjadi muntah. Permasalahan dari segi psikiatri dan psikologis sosial banyak di ulas akan menekankan pentingnya usah usaha untuk melindungi anak- anak yang di lahirkan kemudian (www.Bkkbn.co.id). Sedangkan Hiperemesis Gravidarum yang terjadi diatas umur 35 tahun juga tidak lepas dari faktor psikologis yang di sebabkan oleh karena ibu belum siap hamil atau malah tidak menginginkan kehamilannya lagi sehingga akan merasa sedemikian tertekan dan menimbulkan stres pada ibu. Stres mempengaruhi hipotalamus dan memberi rangsangan pada pusat muntah otak sehingga terjadi kontraksi otot abdominal dan otot dada yang disertai dengan penurunan diafragma menyebabkan tingginya tekanan dalam lambung, tekanan yang tinggi dalam lambung memaksa

(11)

ibu untuk menarik nafas dalam-dalam sehingga membuat sfingter esophagus bagian atas terbuka dan sfingter bagian bawah berelaksasi inilah yang memicu mual dan muntah

Referensi

Dokumen terkait