• Tidak ada hasil yang ditemukan

SISTEM PELUMASAN ME.doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SISTEM PELUMASAN ME.doc"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

De

Dengngan an sesemamakikin n beberkrkemembabangngnynya a ililmu mu pepengngetetahahuauan n dadann tek

teknolnologi ogi makmaka a pepeninningkagkatan tan seksektor tor ekoekonomnomi i banbanyayak k dipdipengengaruaruhi hi oleolehh perkembangan dalam bidang pelayaran, maka banyak perusahaan yang perkembangan dalam bidang pelayaran, maka banyak perusahaan yang men

mengguggunaknakan an jasjasa a anangkugkutan tan laulaut t daldalam am usausahahanynya a untuntuk uk memmemenenuhiuhi kebutuhan perusahaan tersebut.

kebutuhan perusahaan tersebut.

Kapal adalah sarana transportasi laut yang menggunakan mesin Kapal adalah sarana transportasi laut yang menggunakan mesin diesel sebag

diesel sebagai tenaga ai tenaga penggerak utapenggerak utama. Hal ini dikama. Hal ini dikarenkan mesin renkan mesin dieseldiesel leb

lebih ih mudmudah ah daldalam am perperawawataatan n dan dan leblebih ih cepcepat at penpengopgopoeroerasiasiannannyaya.. Mengingat hal tersebut, maka mesin diesel perlu mendapatkan perhatian Mengingat hal tersebut, maka mesin diesel perlu mendapatkan perhatian kh

khususus us agagar ar seselalalu lu sisiap ap didigugunanakakan n dadan n bebekekerjrja a dedengngan an babaik ik ununtutukk menunjang kegiatan-kegiatan di atas kapal.

menunjang kegiatan-kegiatan di atas kapal.

Salah

Salah satu satu faktofaktor r penupenunjang kelancaranjang kelancaran n pengpengoperaoperasian sian mesinmesin dies

diesel el adalaadalah h sistesistem m pulumpulumasan yang asan yang baikbaik. . aanpa npa adanyadanya a pelumpelumasanasan pad

pada a mesmesin in tertersebsebut ut akaakan n meameangkngkibaibatkatkan n kerkerususakaakan n dendengan gan cepcepat.at. Ka

Karerena na papada da pepermrmukukaaaan-n-pepermrmukukaaaan n yyanang g sasaliling ng bebergrgesesekekan an akakanan menimbulkan panas dan akhirnya mesin akan

menimbulkan panas dan akhirnya mesin akan aus.aus.

Dalam sistem pelumasan itu sendiri, minyak lumas perlu dijaga Dalam sistem pelumasan itu sendiri, minyak lumas perlu dijaga keb

(2)

Salah satu usaha yang dilakukan adalah memisahkan minyak lumas dari Salah satu usaha yang dilakukan adalah memisahkan minyak lumas dari kotoran-kotoran dan air, yang bercampur karena hal ini dapat mengurangi kotoran-kotoran dan air, yang bercampur karena hal ini dapat mengurangi proses pelumasan pada bagian-bagian yang dilumasi.

proses pelumasan pada bagian-bagian yang dilumasi.

Ka

Karerena na peperarananan n miminynyak ak lulumamas s sasangngat at beberprpenengagaruruh h dadalalamm kenerja mesin, maka pemilihan minyak lumas harus diperhatikan demi kenerja mesin, maka pemilihan minyak lumas harus diperhatikan demi tercapainya kondisi mesin yang tetap prima untuk memperlancar dalam tercapainya kondisi mesin yang tetap prima untuk memperlancar dalam proses pelayaran.

(3)

BAB II

SHIP’S PARTICULAR

A. Data Kapal ( Ship’s Particular )

!"M#$#K % !. DH&'M& $&(&) (&M&

$#)&S !")*"+'&)&) % S('&+&*& - +&$#K!&!&) -M&K&S&' )&M& K&!&$ % KM. K#'&)&

!&)#$&) % *..!.+ '"#S"' % S('&+&*&

' % .//

)' % 0.122 3)

D#+(& &H() % 0//

&$&)&) !"M+&)()&) % K('(SH#M& D34K *&'D "M!& !"M+(&&) % 5"!&)

*!" K&!&$ % '3-'3 6 !enumpang +&H&) % +&5& K$&S#7#K&S# % + K # S('& (K(' % 8 6 a !&)5&) % 09,:; Meter   $"+&' % 01,99 Meter   D&$&M % 02,;/ Meter   K.+ahan+akar % 8/1,/1 on

(4)

K +&$$&S % ;2,/ on

M"S#) !3K3K % Merk H&)SH#) 1 $( 9 & ")&& K(D& % 8999 !K

+&H&) +&K&' % HSD

M"S#) +&)( % *&)M&' 1 M&$-H

!#)( '&M!& % Haluan !anjang = 8 Mtr $ebar = 8 Mtr   % +uritan !anjang = 8 Mtr $ebar = 8 Mtr  % 'ampa Kiri= 8 Mtr $ebar = 2,2; Mtr  % 'ampa Kanan = 8 Mtr $ebar= 2,2; Mtr 5(M$&H !")(M!&) % /99 penumpang

5(M$&H K")D&'&&) % 8 '(K +"S&', 28 S"D&), ; '(K S"D&)

5(M$&H 4'"< % 89 orang

S"K34# %  (nit > 9 3rang % 89 3rang $#7" '&7 % 1 (nit >  3rang% 0899 3rang '&K# % 8 (nit > 0 3rang % ;; 3rang +&5( '")&) % Dewasa % 09 +uah

% &nak % 0;2 +uah !"$&M!() % 8 +uah

%  +uah dilengkapi dengan lampu &sap % 8 +uah di lengkapi dengan lampu ? tali % 0; +uah pelampung penolong biasa dan

(5)

B. Struktur Organisasi Kapal Master Chief Eng. 2nd Eng. 3rd Eng. Chief Off. 2nd Off. 3rd Off. Deck cadet Electrician Oiler 2 Oiler 3 COOK  Boatswain Eng. Cadet Oiler 1 kelasi 1-5 Jr !di 2 Jr Mdi 3 Jr !di 1 1st Eng. "E#$%$& 'th Eng. Oiler ' Oiler 5 'th Off. Jr Mdi '

(6)

CREW LIST K.KIRANA

 Jabatan

Nama

0 )&KH3D& &# S")3

 M(&$#M # &')& &'D#&)S*&H 2 MM(&$#M ## D"'#S &. S

8 M(&$#M ### "K& H&D#. S

 M(&$#M #@ &77&) S#D&KS3)3 1 M&'43)#S &M#' K#<&)

: KKM &(S 7#'#&)3 ; M&S#)#S # &KHM&D M(A&'#7 / M&S#)#S ## *(@")S#(S M&( 09 M&S#)#S ### M($*3)3 00 M&S#)#S #@ D3D* S"*&<&) 0 "$"4'#4") H#D&*& $(+#S 02 S"'&) &+D($$&H 08 M&)D3' M"S#) M. D5()&"D# 0 5('( M(D# M3H&' 01 5('( M(D# ('(H &'#*(<3)3 0: 5('( M(D# $. M #S)&#)# 0; 5('( M(D# S(D&'M&D# 0/ K"$&S# H"'# 5&'<&)3 9 K"$&S# M. *&S#' 0 K"$&S# )(' <&H*( <")D*. K  K"$&S# M(S37& 2 K"$&S# +"K# )('3H3 8 3#$"' &'#S S(#*&)3  3#$"' &() )('3H3 1 3#$"' S(&)3 : 3#$"' @#4K3 *(S7&)# M&)K" ; K&D" M"S#) D&@#D. H / K&D" M"S#) !'&*(DH& 4. S 29 K&D" M"S#) '#*&) S. <. < 20 K&D" M"S#) )(' <&KH#.  2 K&D" D"4K 4(4(K 7&7& 7&'&

(7)

BAB III

PELAKSANAAN KER!A PRAKTEK

A. Sist"# p"lu#asan #"sin in$uk

!erawatan pelumasan yang tepat pada semua bagian-bagian yang bergerak merupakan suatu masalah yang penting sekali dari sebuah mesin. 7ungsi daripada pelumasan adalah untuk menurunkan atau mengurangi terjadinya keausan antara bagian-bagian yang saling bergesekan, sehingga dapat meningkatkan output tenaga dan serBice life dari mesin. +ila mesin pelumasannya kurang baik, maka akan mengakibatkan keausan yang hebat dengan akibat-akibat yang luar  biasa pula.

7ungsi lain dari minyak pelumas adalah bahan pendingin, membawa panas dari bantalan-bantalan, silinder dan bagian-bagian lainnya. Selain itu juga lapisan film minyak pelumas pada dinding silinder Ccylinder liner juga harus berfungsi sebagai sebuah seal, sehingga dapat mencegah keluarnya gas-gas pembakaran melewati pegas-pegas torak yang akhirnya akan menentukan sekali terhadap kerja mesin mapun serBice life dari mesin tersebut.

Seperti kita ketahui bersama fungsi dari suatu sistem pelumasan adalah untuk menyediakan jumlah minyak pelumas yang

(8)

cukup dan dingin serta bersih ke dalam mesin untuk mengadakan pelumasan yang efektif dan cukup terhadap semua bagian yang saling bergesekan dan bergerak yang terjadi di dalam mesin itu sendiri.

Sistem pelumasan ini terdiri dari dua jenis yang biasa digunakan pada motor-motor bakar, yaitu sistem pelumasan karter basah yang pada umumnya digunakan pada mesin-mesin yang berukuran kecil dan sistem pelumasan karter kering yang banyak digunakan pada mesin-mesin stasioner yang besar pada kapal-kapal. Sistem pelumasan yang dipakai di KM.K#'&)& adalah jenis pelumasan karter  kering, seperti terlihat pada gambar 0.

(9)
(10)

Dalam sistem pelumasan sump kering terdapat dua buah tangki pelumas, yaitu tangki edar 6 sump tank dan karter 6 crankcase. angki edar ditempatkan di luar mesin induk mulai beroperasi, sebuah pompa minyak lumas dari jenis roda gigi menghisap minyak lumas dari dalam tangki edar, sebelum minyak lumas melewati pompa, terlebih dahulu melewati katup dan filter dari jenis elemen. Setelah dihisap oleh pompa, kemudian minyak lumas ditekan menuju sebuah pendingin sebelum dialirkan ke dalam mesin induk. Di dalam mesin induk minyak lumas ditekan oleh sebuah pompa yang menyatu dengan mesin itu menuju ke semua bagian-bagian yang perlu dilumasi. Setelah itu minyak lumas turun ke dalam karter dan akhirnya kembali menuju tangki edar melewati sebuah pipa. Siklus minyak lumas tersebut berlangsung selama mesin beroperasi.

!ada kondisi lingkungan tertentu dimana suhu air laut sangat dingin, ketika mesin tidak dijalankan, minyak lumas tidak disimpan di dalam tangki edar, melainkan dihisap ke dalam $3. Setting ank. Hal ini untuk mencegah terjadinya pembekuan pada minyak lumas.

B. P%#pa in&ak Lu#as

!ompa merupakan sebuah komponen yang digunakan untuk memindahkan minyak lumas dalam sistem pelumasan. 5enis pompa yang biasa digunakan adalah pompa roda gigi dan pompa jenis

(11)

trikoida Cpompa bintang, tetapi pompa dari jenis roda gigi yang paling banyak digunakan. !ompa ini digunakan untuk pelumasan awal 6 priming dan sebagai pompa sirkulasi minyak di dalam mesin.

!ompa untuk pelumasan awal dioperasikan secara manual dan terpisah dari mesin induk. !ompa ini disebut sebagai pompa transfer  karena mampu menghisap atau memindahkan minyak dari tangki edar  ke dalam karter. Setelah minyak lumas mengalami siklus dan kembali ke dalam tangki edar, pompa tersebut dimatikan dan secara otomatis peranan pompa ini digantikan oleh pompa sirkulasi yang terdapat pada mesin induk.

0. !erawatan !ompa Minyak $umas

Mengingat peranan pompa ini sangat penting dalam sistem pelumasan, maka perawatan sangat diperlukan untuk menjaga agar pompa dalam keadaan baik dan siap untuk digunakan. +erikut ini adalah pekerjaan yang harus diperhatikan dalam merawat pompa minyak lumas %

 !eriksa permukaan gigi-giginya terhadap keausan, gejala kaBitasi dan kerusakan lainnya.

(12)

 !eriksa apakah porosnya sudah aus. Dalam hal ini digunakan serat minyak pelumas, pada umumnya keausan terbesar  terdapat pada bagian porosnya yang dikenai sekat tersebut.

 !eriksa permukaan kontak poros dengan bantalannya. Dalam hal ini dipergunakan bantalan peluru, periksalah bantalannya.

  &pabila menggunakan paking, gantilah pakingnya dengan paking yang baru dengan tebal dan dari jenis yang sama, ukurlah dengan teliti.

 !eriksalah permukaan dalam rumah pompa terhadap kemungkinan korosi, keausan dan kerusakan lainnya.

 !eriksa katup pengatur tekanan minyak lumas terhadap kelainan yang mungkin terjadi pada dudukan katup-katup, jalan katup dan pegas katup.

. +atas !emakaian Komponen-Komponen !ompa Minyak $umas

 !erbaiki atau ganti roda gigi apabila terdapat kerusakan berat.

 !erbaiki atau ganti poros apabila mengalami kerusakan berat.

 +antalan yang sudah longgar atau rusak harus diganti.

(13)

2. !engawasan *ang Harus Diberikan erhadap !ompa Minyka $umas

 !ada waktu pembongkaran, periksalah kekokohan baut dan murnya.

 +erilah tanda pada gigi yang berpasangan untuk menghindari kesalahan dalam pemasangan.

 !erhatikan apakah katup pengatur tekanan minyak bekerja sesuai dengan tekanan yang diminta, tanpa kebocoran dan hal lain yang tidak normal.

(14)

Ca tampak depan Cb tampak samping

Cc gambar detail

(15)

Keterangan % 0. !ump Housing . +olt 2. Sheet !acking 8. ear +ush . ear +ush 1. 3il Seal :. Snap 'ing ;. Safety 5oint /. Spring <asher  09. aper !in 00. !ump ear  0.!ump ear

02.Socket 4ap Screw

08.!ump 4oBer  0.@alBe Stem

01. Spring for 'elief @alBe 0:.&djusting Screw

0;.!acking 0/.$ock )ut 9.4ap )ut

0.Socket 4ap Screw .Safety 5oint Holder  2.Split 4otter !in

(16)

ambar 2. !ompa minyak lumas jenis trikoida

C. P"n$ingin in&ak Lu#as

7ungsi dari pendingin ini adalah untuk mendinginkan minyak lumas yang keluar dari mesin setelah melumasi dan mengambil panas dari dalam mesin. Konstruksi dari pendingin ini adalah berbentuk silinder dan di dalamnya terdapat banyak sekali pipa-pipa dari bahan material tembaga. Material tembaga dipilih karena mudah dalam menyerap 6 menghantarkan panas dan tidak mudah berkarat.

Media pendingin yang digunakan adalah air laut yang dialirkan ke dalam pipa tembaga tadi, sedangkan minyak lumas mengalir di luar  pipa. &ir laut yang sudah mendinginkan minyak lumas langsung dibuang ke laut, sedangkan minyak lumas yang sudah dingin masuk

(17)

Minyak 

Air 

Minyak  Air 

kembali ke dalam mesin melalui pompa sirkulasi. Sistem pendingian dengan cara ini disebut pendinginan terbuka. Suhu minyak lumas yagn diperbolehkan masuk ke dalam mesin induk setelah mendapatkan pendinginan adalah 9°4 - °4.

ambar 8. !endingin minyak lumas

0. !erawatan !ada Minyak $umas

!erawatan atau pemeliharaan dari pendingin minyak lumas ini tidaklah serumit dari perawatan pada pompa minyak lumas, karena perawatan khusus dan berkala yagn harus dilakukan pada pendingin ini hanya pada pipa tembaga tempat air laut mengalir  dari sumbatan lumpur dan kebocoran.

(ntuk menghilangkan sumbatan lumpur di dalam pipa cukup dibersihkan dengan udara tekan dari kompresor atau disogok

(18)

digunakan apabila akan dibersihkan dengan cara disogok, karena resikonya terlalu besar terhadap kebocoran yang akan terjadi apabila tidak hati-hati.

(ntuk menjaga pendingin minyak lumas agar tidak mengalami gangguan, maka periode tertentu perlu diadakan perawatan terhadap bagain-bagiannya. Hal ini dimaksudkan agar  pendingin tersebut benar-benar siap pakai serta dapat berfungsi dengan baik. !erawatan dan pemeriksaan ini dilakukan sesuai dengan jam kerja dari pendingin itu sendiri, pengerjaan tersebut diantaranya %

 +uka tutup dari pendingin dan bersihkan pipa-pipa dengan cara disogok dengan menggunakan rotan

 Memasang Eink anode pada tutup pendingin dan afe>ior  sebagai perlindungan terhadap korosi.

 !enggantian Eink anode bila telah rusak.

. !emeriksaan !ada !ipa !endingin Minyal $umas

 !eriksa pipa-pipa terhadap kemungkinan adanya kebocoran atau kerusakan.

 !eriksa plat sekat aliran air dingin dari kemungkinan kebocoran.

(19)

 !engetesan terhadap kebocoran

2. !erbaikan !ada !endingin Minyak $umas

 &pabila diketahui ada pipa pendingin yang bocor, maka harus segera diambil tindakan perbaikan secepatnya yaitu dengan cara menyumbat saluran masuk dan keluar dari pipa pendingin agar minyak pelumas tidak tercemar dengan air pendingin karena perbedaan tekanan. +erikut adalah cara memeriksa kebocoran yang terjadi dan cara mengatasinya.

a. 4ara memeriksa kebocoran %

 5alankan pompa minyak lumas.

 !ompa air laut pendingin dalam keadaan stop.

 +uka cerat dibagian air, bila terdapat minyak yang keluar dari cerat ini, berarti ada pipa pendingin yang bocor.

b. 4ara memperbaiki %

 5alankan pompa minyak lumas, beberapa saat kemudian stop.

!ompa air laut tetap dalam keadaan stop.

 +uka kedua tutup pendingin.

(20)

 'oll pipa 6 tambal dengan menggunakan lem baja CDeBcon

D. Saringan in&ak Lu#as

Minyak lumas yang keluar dari mesin dalam keadaan panas dan kemungkinan mengandung kotoran besi atau lainnya. 3leh karena itu, untuk membersihkan minyak pelumas dari kotoran-kotoran padat tersebut digunakan sebuah saringan 6 filter. Saringan ini hanya bisa memisahkan minyak lumas dari kotoran-kotoran padat saja, sedangkan air tidak bisa.

5enis saringan minyak lumas yang digunakan di KM. K#'&)& adalah dari jenis elemen. Saringan ini dibersihkan dari kotoran-kotoran setiap 9 jam kerja dengan cara dicuci menggunakan oil dispersant yang dicampur dengan air atau bisa juga dibersihkan dengan menggunakan minyak ringan atau minyak cuci. Selain dari elemen yang harus dibersihkan, rumah saringannya pun harus dicuci, sementara itu periksalah keadaan dari elemen dan minyak pelumasnya. &pabila terlihat adanya kotoran, serbuk logam berwarna putih atau warna tembaga, maka hal itu menunjukkan terjadinya keausan pada bantalan-bantalannya. Kalau diperkirakan sudah parah, maka segeralah lakukan perbaikan.

(21)
(22)

E. Puri'i"r in&ak Lu#as

!urifier merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan minyak pelumas dari kotoran padat dan air. !urifier ini bekerja secara sentrifugal, prinsip kerjanya adalah berdasarkan dari perbedaan berat  jenis antara minyak lumas, air dan kotoran padat.

Minyak lumas yang berada dalam sump tank dihisap oleh pompa, lalu masuk ke pemanas, untuk dipanaskan. !emanas disini dipergunakan apabila memasuki daerah pelayaran yang bersuhu rendah. Karena KM. K#'&)& hanya bertugas pada daerah beriklim tropis, maka pemanas tidak dipergunakan. emperatur minyak lumas dari sump tank kira-kira 9°4 sudah bisa dibersihkan oleh purifier KM.

K#'&)& memakai minyak pelumas S&" 89.

Spesifikasi purifier yang digunakan di KM. K#'&)& adalah sebagai berikut %

Mitsubishi Kakoki Karsha. ltd

Model % 3S4 8-9-991684!

4apacity % 199 liter6hour 

'eBolution % /99 rpm

(23)

0. !erawatan !urifier Minyak $umas

!erawatan !urifier ini dilakukan menurut jam kerja yang telah ditentukan oleh pabrik pembuatnya.

!ekerjaan yang perlu mendapat perhatian adalah %

 +ersihkan bowl 6 mangkuk dan piringan-piringannya.

 +ersihkan lubang saluran keluar kotoran.

 +ersihkan lubang pengatur air pada bowl 6 mangkuk dari kotoran yang menyumbat.

. !emeriksaan !urifier 

 !eriksa kanBas kopling antara motor listrik dengan poros !urifier.

 !eriksa karet 6 seal pada bowl.

 !eriksa pipa saluran !urifier dari kebocoran-kebocoran.

 !eriksa oil seal dari pompa.

2. !erbaikan !urifier 

 !ipa-pipa saluran yang bocor segera diperbaiki.

(24)
(25)

(. P"#ili)an in&ak Lu#as

!emilihan minyak lumas haruslah berdasarkan buku petunjuk yang diberikan oleh pembuat minyak lumas tersebut, juga disesuaikan dengan putaran dan beban kerja dari mesin induk. !engontrolan pemakaian dan pemilihan dimulai dari penerimaan berapa jumlah dan sifat-sifatnya. Data-data ini dijadikan pedoman sebagai pemilihan dan pemakaian yang akurat. !ada pelaksanaan pemakaian minyak lumas untuk mesin induk kapal haruslah dikontrol, sejauh mana dan berapa banyak pemakaian yang sebenarnya. 5ika terjadi penyimpangan, perlu diteliti dan diperiksa secepat mungkin.

!emilihan dan jumlah pemakaian minyak lumas dimasukkan dalam jurnal pemakaian minyal lumas C3li 'ecord +ook sebagai pedoman untuk pemesanan pada periode berikutnya. Dengan adanya pemakaian dan tindakan-tindakan perbaikan apabila terjadi hal-hal yang tidak sesuai dengan ketentuan.

5enis-jenis minyak lumas dapat digolongkan berdasarkan bahan dasar C+ase 3n, bentuk maupun tujuan panggunaan bahan pelumas. Hal ini pun tergantung dari beban kerja yang terjadi di dalam mesin. !emilihan minyak lumas harus disesuaikan dengan kondisi dan beban kerja mesin agar pemakaian tidak merugi.

(ntuk memenuhi persyaratan tersebut di atas, maka minyak pelumas digolongkan menjadi beberapa jenis, sesuai dengan berat

(26)

tugasnya masing-masing. Menurut &merican !etroleum #ndustries C&!#. Minyak lumas dengan klasifikasi D menunjukkan kebolehannya melayani beban biasa, DM untuk beban sedang dan DS untuk beban berat. Sedangakan kekentalan minyak lumas yang dianjurkan dipakai untuk berbagai temperatur lingkungan ditunjukkan pada tabel berikut ini.

abel nilai S&" untuk kekentalan minyak lumas

S&" Biscocity number  Ma>imum 44S Biscocity Ma>. borderline pumping temperature 9°4 @k. 099 cst ,°4 @d C!oise Min. Ma>. 9 < -29 2, 2 *+, - < - 2 29 *+, -09 < -9 2  -+ -0 < -0 2 9 /+0 -9 < -09 8 0 /+0 - < - 19 09 1+* -9 - - - /+0 F/,2 29 - - - 1+* F0, 89 - - - 2+/ F01,2 9 - 3 - 0+* F0,/ 19 3 3 - 2+1 F1,0

(27)
(28)

BAB I4

PENUTUP

KESIPULAN

Dari laporan yang aruna buat dapat diambil kesimpulan bahwa%

0. Sistem pelumasan yang dipakai pada KM. K#'&)& adalah sistem pelumasan sump kering.

. 5enis pompa minyak lumas yang digunakan di KM. K#'&)& adalah pompa roda gigi dan pompa jenis trikoida

2. 5enis pendingin minyak lumas yang digunakan pada KM. K#'&)& adalah jenis tabung Ctube dengan media air laut sebagai pendinginnya.

8. 5enis saringan minyak lumas yang digunakan di KM. K#'&)& adalah dari jenis elemen.

. !urifier minyak lumas yang digunakan di KM. K#'&)& adalah <estfalia Separator &,3S48-9-991684!

1. !emilihan minyak pelumas berdasarkan kegunaan dan S&" dari minyak lumas tersebut.

(29)

Referensi

Dokumen terkait