ANALISIS MODEL LINTASAN NANOPARTIKEL MAGNETIK PADA
PEMBULUH DARAH DIDALAM MEDAN MAGNET DENGAN
METODE RUNGE-KUTTA ORDE KE-EMPAT
Dosen Pembimbing :
Dr. Chairul Imron, MI.Komp.
Tahiyatul Asfihani, S.Si, M.Si
Hesti Hastuti
12 11 100 041
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
TINJAUAN PUSTAKA
Abstrak
Nanopartikel magnetik memiliki peran penting dalam dunia kedokteran
modern yaitu sebagai obat yang ditargetkan oleh magnet. Obat yang
ditargetkan oleh magnet tersebut disuntikan kedalam tubuh kemudian akan
dibawa oleh darah mengalir ke seluruh tubuh. Untuk memperoleh hasil yang
lebih optimal, diperlukan suatu model lintasan nanopartikel magnet didalam
pembuluh darah. Sistem tersebut dibantu dengan medan magnet yang
diposisikan diluar tubuh. Dengan menggunakan metode Runge-kutta,
diperoleh jarak antara pusat pembuluh darah dengan pusat medan magnet
yang lebih tepat adalah 0.025 m dimana posisi lintasannya menuju kearah
pusat medan magnet yaitu nol ( z/Rm=0).
.
Kata kunci: Nanopartikel magnetik, Obat yang ditargetkan oleh magnet,
Lintasan nanopartikel magnetik, Metode runge kutta.
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 5 KESIMPULAN, SARAN
DAN DAFTAR PUSTAKA
BAB 3 METODOLOGI
PENELITIAN
BAB 4 HASIL DAN
PEMBAHASAN
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Masalah
1.2
Rumusan
Masalah
1.3
Batasan
Masalah
1.4
Tujuan
1.5
Manfaat
yumetospirit19.blogspot.com/2013
1
2.1
penelitian
sebelumnya
2.2 Sistem transportasi nanopartikel 2.3 Gaya magnetik 2.4 Gaya fluida 2.5 Gaya apung Magnetic drug targeting: biodistribution and dependency on magneticfield strength Alexiou, C. A. Schmidt, R. Klein, P. Hullin Nanotechnology: a focus on nanoparticles as a drug delivery systemKingsley, J.D.H. Dou, J. Morehead, B. Rabinow, H.E. Gendelman, C.J. Destache
The behaviors of ferromagnetic nanoparticles in and around blood vessels under applied magnetic
fields Nacev, A.C. Beni, O. Bruno, B. Shapiro Effect ofnon-Newtonian characteristics of blood on magnetic targeting in the impermeable micro vessel Shaw, S. Murthy, P.V.S.N. Pradhan, S.C Solution Nanomagnetic Particle Motion in a Fluid Environment Under the Influence of Magnetic Field with Finite Difference
Method Wahyuni, Nurdin, Prof. Dr. rer.nat. H.W.B. Juarlin, E Mathematical modelling for trajectories of magnetic nanoparticles in a blood vessel under magneticfield
Shashi Sharma, V.K. Katiyar, Uaday Singh
2.6 Persamaan gerak kecepatan partikel 2.7 Metode runge-kutta
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Masalah
1.2
Rumusan
Masalah
1.3
Batasan
Masalah
1.4
Tujuan
1.5
Manfaat
Bagaimana model lintasan nanopartikel magnet dalam
pembuluh darah dengan bantuan daerah medan magnet
yang diterapkan melalui magnet silinder yang diposisikan
di luar tubuh dengan menggunakan metode
Runge-Kutta?
1
Bagaimana simulasi lintasan nanopartikel magnet dengan
menggunakan software Matlab?
2
1.1 Latar
Belakang
Masalah
1.2
Rumusan
Masalah
1.3
Batasan
Masalah
1.4
Tujuan
Manfaat
1.5
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Masalah
1.2
Rumusan
Masalah
1.3
Batasan
Masalah
1.4
Tujuan
Manfaat
1.5
Magnet memiliki batas tak terhingga dan
berorientasi pada arah tegak lurus dari aliran
darah (arah z).
Pembuluh darah berbentuk tabung silinder dengan
aliran laminar partikel magnetik dalam paralel
darah ke sumbunya.
Metode yang digunakan untuk menyelesaikan lintasan
nanopartikel tersebut adalah metode Runge-Kutta orde
ke-empat.
BAB I PENDAHULUAN
nanopartikel magnet yang digunakan adalah
ferromagnetic 𝐹𝑒
3𝑂
4yang memiliki suseptibilitas
sangat luas yaitu 𝑥
𝑃≫ 1
BAB I PENDAHULUAN
Gambar 1. transportasi nanopartikel magnetik didalam
pembuluh darah dengan Silinder magnet diposisikan
diluar pembuluh untuk penerapan medan magnet
Keterangan :
Rv : jari-jari pembuluh darah
Rm : jari-jari magnet
H : medan magnet
d : jarak nanopartikel magnet
dari pusat magnet
Z
X
H
d
Rm
Rv
Memodelkan
lintasan
nanopartikel
magnet dalam pembuluh darah dengan
bantuan daerah medan magnet yang
diterapkan melalui magnet silinder yang
diposisikan
diluar
tubuh
dengan
menggunakan metode Runge-Kutta
Mensimulasikan lintasan nanopartikel
magnet dengan menggunakan Matlab
untuk mengoptimalkan posisi luar
magnet yang dapat menangkap
partikel magnetik di lokasi tumor
untuk obat penargetan yang efektif
.
1
1.1 Latar
Belakang
Masalah
1.2
Rumusan
Masalah
1.3
Batasan
Masalah
1.4 Tujuan
1.5
Manfaat
BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN
1
2
3
Sebagai rujukan dan referensi bagi pihak medis/badan
pemerintahan yang terkait dalam menyelesaikan masalah obat
penargetan magnetik
Kontribusi pada pengetahuan karakteristik tentang
nanopartikel magnet untuk obat penargetan magnet yang
efektif.
Memahami tentang aplikasi matematika pada bidang
kesehatan.
1.1 Latar
Belakang
Masalah
1.2
Rumusan
Masalah
1.3
Batasan
Masalah
1.4
Tujuan
Manfaat
1.5
Memahami Aplikasi numerik pada permasalahan lintasan
nanopartikel magnet pada pembuluh darah didalam medan
magnet.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Nanopartikel Magnetik 2.2 Aliran Darah dalam pembuluh darah. 2.3 Hukum Newton 2.4.1 Magnet 2.4.2 Persamaa n Maxwell 2.4.3 Bahan Ferromagneti kSifat fisika Sifat kimia Warna : hitam Rumus kimia :
Kilau : kusam Unsur yang terkandung : 𝐹𝑒, 𝑂
Kristal magnetit tidak tembus pandang (buram)
Unsur pengotor (impuritas):
Struktur Kristal spinel Mn, Mg, Zn, Ni, Cr, Ti, V dan Al Tingkat kekerasan 681-792 kg/𝑚𝑚2 Kepadatan : 5,2 gr/𝑐𝑚3 Temperatur Curie (Tc) = 5750− 5850𝑐
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Nanopartikel Magnetik 2.2 Aliran Darah dalam pembuluh darah. 2.3 Hukum Newton 2.4.1 Magnet 2.4.2 Persamaa n Maxwell 2.4.3 Bahan Ferromagneti kBila darah mengalir dengan kecepatan tetap melalui
pembuluh darah yang panjang dan licin, darah
mengalir dalam aliran laminar, dengan setiap lapisan
darah tetap berjarak sama dari dinding
.
Ketika kecepatan aliran darah menjadi terlalu besar,
sewaktu melewati suatu obstruksi di pembuluh,
sewaktu aliran berbelok tajam, atau sewaktu
mengalir melalui permukaan kasar, aliran dapat
menjadi turbulen dan tidak laminar.
𝑅𝑒 =
𝑣. 𝑑
𝜂
𝜌
dimana :
𝑅𝑒 = bilangan Reynold merupakan ukuran kecenderungan terjadinya turbulensi
𝑣 = kecepatan aliran darah (dalam sentimeter per detik) 𝑑 = diameter pembuluh darah
𝜂 = viskositas 𝜌 = massa jenis
TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Nanopartikel Magnetik 2.2 Aliran Darah dalam pembuluh darah. 2.3 Hukum Newton 2.4.1 Magnet 2.4.2 Persamaa n Maxwell 2.4.3 Bahan Ferromagneti kHukum Newton 1
𝐹 = 0
Hukum Newton II
𝐹 = 𝑚. 𝑎
Hukum Newton III
𝐹
𝑎𝑘𝑠𝑖= − 𝐹
𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖jika jumlah gaya-gaya yang bekerja pada benda adalah nol, maka ada dua
kemungkinan keadaan benda yaitu benda dalam keadaan diam atau benda sedang bergerak dengan kecepatan benda konstan.
Resultan gaya yang bekerja pada benda yang bermassa konstan adalah setara dengan hasil kali massa benda dengan percepatannya.
gaya-gaya aksi dan reaksi oleh dua buah benda pada masing-masing benda adalah sama besar dan berlawanan arah. gaya-gaya aksi dan reaksi oleh dua buah benda pada masing-masing benda adalah sama besar dan berlawanan arah.
TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Nanopartikel Magnetik 2.2 Aliran Darah dalam pembuluh darah. 2.3 Hukum Newton 2.4.1 Magnet 2.4.2 Persamaa n Maxwell 2.4.3 Bahan Ferromagneti kTahun 1820 Oersted menyatakan: arus dalam kawat dapat menghasilkan efek – efek magnetik yaitu mengubah orientasi jarum kompas. Medan magnet di definisikan
sebagai ruang disekitar magnet atau konduktor yang mengangkut arus. Vektor medan magnet 𝐵secara
kuantitatif dinyatakan dengan induksi magnet.
INDUKSI MAGNETIK
induksi magnet dapat didefinisikan melalui efek
medan magnet tersebut terhadap benda, misalnya
TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Nanopartikel Magnetik 2.2 Aliran Darah dalam pembuluh darah. 2.3 Hukum Newton 2.4.1 Magnet 2.4.2 Persamaa n Maxwell 2.4.3 Bahan Ferromagneti kJika arah 𝐵 diubah (namun tetap melalui P) maka arah
F berubah, walaupun masih tegak lurus 𝑣 .Untuk dua
arah 𝑣 tertentu (dua arah yang berlawanan) diperoleh
harga F = 0; misal adalah arah 𝐵
Setelah arah 𝐵diperoleh arahkan 𝑣 supaya muatan
uji 𝑞
0bergerak dalam arah tegak lurus 𝐵dalam hal ini
diperoleh 𝐹𝑚𝑎𝑘𝑠. Besar 𝐵didefinisikan sebagai :
𝐵 =
𝐹𝑚𝑎𝑘𝑠
𝑞
0𝑣
=
𝐹
⊥TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Nanopartikel Magnetik 2.2 Aliran Darah dalam pembuluh darah. 2.3 Hukum Newton 2.4.1 Magnet 2.4.2 Persamaa n Maxwell 2.4.3 Bahan Ferromagneti kGaya Magnet Pada Sebuah Arus
Arus adalah kumpulan muatan yang bergerak. Jika n adalah
banyaknya elektron persatuan volume, maka rapat arusnya:
𝑗 = 𝑛𝑞
𝑒𝑣
𝑑𝑣
𝑑=
𝑗
𝑛𝑞
𝑒Elekton yang bergerak dengan kecepatan 𝑣
𝑑⊥ 𝐵 akan
memperoleh gaya magnet:
𝐹 = 𝑞
𝑒𝑣
𝑑𝐵 = 𝑞
𝑒𝑗
𝑛𝑞
𝑒𝐵 =
𝑗𝐵
𝑛
Karena dalam konduktor ada 𝑛. 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = 𝑛𝐴𝑙 elektron, maka:
𝑉 = 𝐴. 𝑙
𝐴𝑗 = 𝑖
𝐹 = 𝐴𝑙𝑛
𝑗𝐵
𝑛
= 𝑖𝑙𝐵
Ini hanya berlaku jika 𝑙 ⊥ 𝐵
secara umum : 𝐹 = 𝑖𝑙 × 𝐵 atau 𝑑𝐹 = 𝑖𝑑𝑙 × 𝐵
TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Nanopartikel Magnetik 2.2 Aliran Darah dalam pembuluh darah. 2.3 Hukum Newton 2.4.1 Magnet 2.4.2 Persamaan Maxwell 2.4.3 Bahan Ferromagnetik
Persamaan
Maxwell
• Apabila ada medan magnetik yang berubah-ubah maka akan timbul medan listrik. Begitu juga apabila didalam ruang terdapat medan listrik yang berubah-ubah maka disana akan timbul pula medan magnetik. Persamaan Maxwell dirumuskan dalam besaran medan magnet 𝐵 dan medan listrik 𝐸.Seluruh persamaan Maxwell terdiri dari empat Persamaan medan, yang masing-masing dapat dipandang sebagai hubungan antara medan dan distribusi sumber, baik sumber muatan ataupun sumber arus[14].
• 𝛻 × 𝐻 = 𝑗 = 1𝑐 𝜕𝐸𝜕𝑡 • 𝛻 . 𝐵 = 0
• 𝐵 = 𝜇0𝐻
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Nanopartikel Magnetik 2.2 Aliran Darah dalam pembuluh darah. 2.3 Hukum Newton 2.4.1 Magnet 2.4.2 Persamaa n Maxwell 2.4.3 Bahan FerromagnetikParamagnetik
𝐾𝑚 > 1, 𝑋𝑚 > 0 konstan dan harga tunggal.dengan km = konstanta magnetik Xm = suseptibilitas magnetik
Diamagnetik
𝐾𝑚 < 1, 𝑋𝑚 < 0 konstan dan harga tunggal.Ferromagnetik
𝐾𝑚 >> 1, 𝑋𝑚 >> 0 fungsi H dan hysterisis. Harga Km tidak tunggal pada medan yang sama melainkan bergantung pada harga H sebelumnya, peristiwa ini dinamakan
hysteresis
Bahan
magnetik
TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.5.1 Definisi fluida 2.5.2 Beberapa Istilah Dalam Mekanika Fluida. 2.5.3 Hukum Stokes 2.6 Gaya Apung 2.6.1 Prinsip Arcimedes 2.7.1 Metode Beda Hingga 2.7.2 Metode Runge Kutta
• Definisi yang lebih tepat untuk membedakan zat padat dengan fluida adalah dari karakteristik deformasi yang terbatas ketika menerima atau mengalami suatu gaya geser sedangkan fluida memperlihatkan fenomena sebagai zat yang terus menerus berubah bentuk apabila mengalami tekanan geser dengan kata lain yang dikategorikan fluida adalah suatu zat yang tidak mampu menahan tekanan geser tanpa berubah bentuk.
TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.5.1 Definisi fluida 2.5.2 Beberapa Istilah Dalam Mekanika Fluida. 2.5.3 Hukum Stokes 2.6 Gaya Apung 2.6.1 Prinsip Arcimedes 2.7.1 Metode Beda Hingga 2.7.2 Metode Runge Kutta
Kerapatan
Jumlah/kwantitas suatu zat pada suatu unit volume density
dapat dinyatakan dalam tiga bentuk:
Massa jenis (𝜌)
satuan dalam SI
adalah (𝑘𝑔/𝑚
3)
Berat spesifik (𝛾)= 𝜌. 𝑔, satuan dalam SI adalah
(𝑁 𝑚3) dimana g adalah percepatan gravitasi (≈ 9.81 𝑚/𝑠2) Spesifik gravity (s.g) merupakan perbandingan antara density dengan berat
spesifik suatu zat terhadap density atau
berat spesifik suatu standard zat (umumnya
terhadap air). Jadi s.g tidak mempunyai
TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.5.1 Definisi fluida 2.5.2 Beberapa Istilah Dalam Mekanika Fluida. 2.5.3 Hukum Stokes 2.6 Gaya Apung 2.6.1 Prinsip Arcimedes 2.7.1 Metode Beda Hingga 2.7.2 Metode Runge Kutta
Viskositas
Viskositas suatu fluida merupakan ukuran ketahanan suatu fluida
terhadap deformasi atau perubahan bentuk. Viskositas (kekentalan)
dapat dianggap sebagai gesekan pada fluida.
Dengan mengukur kopel (penyebab gerak rotasi) silinder dan kecepatan
sudut silinder, viskositas zat cair dapat ditentukan. Dalam satuan SI
tegangan 𝜏 = 𝜇
𝑑𝑢𝑑𝑦, atau dengan kata lain tegangan geser
diekspresikan dalam
𝑚𝑁2(𝑝𝑎) dan gradient kecepatan (𝑑𝑢/𝑑𝑦) dalam
(𝑚/𝑠)/𝑚, karena itu satuan SI untuk viskositas dinamik adalah 𝑁. 𝑠/
𝑚
2atau
𝑘𝑔𝑚. 𝑠. Sedangkan viskositas kinematik (𝑣) didefenisikan sebagai
perbandingan viskositas dinamik terhadap kerapatan (density) 𝑣 = 𝜇/𝜌
dalam SI viskositas kinematik mempunyai satuan
𝑚𝑠3.
TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.5.1 Definisi fluida 2.5.2 Beberapa Istilah Dalam Mekanika Fluida. 2.5.3 Hukum Stokes 2.6 Gaya Apung 2.6.1 Prinsip Arcimedes 2.7.1 Metode Beda Hingga 2.7.2 Metode Runge Kutta
Misalkan fluida ideal yang viskositasnya nol mengalir melewati sebuah bola atau sebuah bola bergerak di dalam fluida yang diam. Garis-garis fluida akan membentuk pola simetis sempurna disekeliling bola. Tekanan terhadap sembarang titik pada permukaan bola yang menghadap arah aliran dayan tepat sama dengan tekanan pada arah hilir aliran, sehingga resultan gaya terhadap sebesar nol jika fluida memiliki viskositas, timbul gaya gesekan tehadap bola itu yang disebut gaya stokes.
𝐹𝑠 = 6𝜋𝜂𝑟𝑣
TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.5.1 Definisi fluida 2.5.2 Beberapa Istilah Dalam Mekanika Fluida. 2.5.3 Hukum Stokes 2.6 Gaya Apung 2.6.1 Prinsip Arcimedes 2.7.1 Metode Beda Hingga 2.7.2 Metode Runge Kutta
Gaya apung adalah gaya ke atas yang
dikerjakan oleh fluida yang melawan berat
dari benda yang direndam. Pada sebuah
kolom fluida, tekanan meningkat seiring
dengan bertambahnya kedalaman sebagai
hasil dari akumulasi berat air di atasnya.
Gaya Apung
TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.5.1 Definisi fluida 2.5.2 Beberapa Istilah Dalam Mekanika Fluida. 2.5.3 Hukum Stokes 2.6 Gaya Apung 2.6.1 Prinsip Arcimedes 2.7.1 Metode Beda Hingga 2.7.2 Metode Runge Kutta
Setiap objek, keseluruhan atau sebagian tenggelam di dalam fluida, akan selalu terangkat oleh gaya yang setara dengan
gaya berat fluida yang dipindahkan akibat keberadaan objek tersebut
Prinsip Archimedes
Archimedes dari Syracuse, Sicily, menemukan prinsip ini pada tahun 212
sebelum masehi. Untuk benda yang mengapung maupunt enggelam, di cairan maupun gas, prinsip Archimedes
TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.5.1 Definisi fluida 2.5.2 Beberapa Istilah Dalam Mekanika Fluida. 2.5.3 Hukum Stokes 2.6 Gaya Apung 2.6.1 Prinsip Arcimedes 2.7.1 Metode Beda Hingga 2.7.2 Metode Runge Kutta 𝑓 𝑥 + Δ𝑥 = 𝑓 𝑥 +Δ𝑥 1! 𝑓′ 𝑥 + Δ𝑥2 2! 𝑓′′ 𝑥 + ⋯ 𝑓 𝑥 − Δ𝑥 = 𝑓 𝑥 −Δ𝑥 1! 𝑓′ 𝑥 + Δ𝑥2 2! 𝑓′′ 𝑥 − ⋯
Penggunaan metode beda hingga dilakukan
dengan cara menganti koefesien persaman
diffrensial dengan koefesien beda (diffrence),
skema beda (diffrence scheme) merupakan suatu
pendekatan dari suatu derivatif pada suatu titik
Metode ini digunakan untuk memecahkan
persamaan diferensial parsial secara numerik,
dengan menggunakan deret Taylor yang diputus
pada orde tertentu sesuai kebutuhan yang ada.
Sebagai contoh uraian deret Taylor adalah:
TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.5.1 Definisi fluida 2.5.2 Beberapa Istilah Dalam Mekanika Fluida. 2.5.3 Hukum Stokes 2.6 Gaya Apung 2.6.1 Prinsip Arcimedes 2.7.1 Metode Beda Hingga 2.7.2 Metode Runge Kutta
Metode Runge Kutta
𝑥
𝑛+1= 𝑥
𝑛+
1
6
(𝑘
1,𝑥+ 2𝑘
2,𝑥+ 2𝑘
3,𝑥+ 𝑘
4,𝑥)
𝑦
𝑛+1= 𝑦
𝑛+
1
6
(𝑘
1,𝑦+ 2𝑘
2,𝑦+ 2𝑘
3,𝑦+ 𝑘
4,𝑦)
𝑘
1,𝑥= ℎ𝑓 (𝑡
0, 𝑥
0)
𝑘
2,𝑥= ℎ𝑓(𝑡
0+
ℎ
2
, 𝑥
0+
𝑘
1,𝑥2
)
𝑘
3,𝑥= ℎ𝑓(𝑡
0+
ℎ
2
, 𝑥
0+
𝑘
2,𝑥2
)
𝑘
4,𝑥= ℎ𝑓(𝑡
0+ ℎ, 𝑥
0+ 𝑘
3,𝑥)
𝑘
1,𝑦= ℎ𝑓 (𝑡
0, 𝑦
0)
𝑘
2,𝑦= ℎ𝑓(𝑡
0+
ℎ
2
, 𝑦
0+
𝑘
1,𝑦2
)
𝑘
3,𝑦= ℎ𝑓(𝑡
0+
ℎ
2
, 𝑦
0+
𝑘
2,𝑦2
)
𝑘
4,𝑦= ℎ𝑓(𝑡
0+ ℎ, 𝑦
0+ 𝑘
3,𝑦)
BAB III METODE PENELITIAN
Memodelkan
lintasan
nanopartikel magnet
Mensimulasikan
model
melalui program Matlab
•Membuat
Persamaan
kecepatan
partikel
terhadap sumbu x dan z.
•Membuat model lintasan
nanopartikel
magnet
dengan metode
Runge-Kutta
Menganalisis hasil
simulasi
Selesai
Studi literatur dan
pengumpulan data
Mulai
Gambar Skema dalam menyelesaikan model lintasan
BAB III METODE PENELITIAN
Z
X
H
Rm
d
Rv
Z
X
H
d
Rm
Rv
Z
X
H
d
Rm
Rv
1
2
3
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2Menentukan persamaan gaya magnet yang bekerja
pada nanopartikel
4.3
Menentukan persamaan gaya fluida
pada nanopartikel berdasarkan hukum
stokes
4.1
Analisis gaya yang digunakan
pada nanopartikel magnet
didalam pembuluh darah
.
4.4
Menentukan persamaan gaya apung yang bekerja
pada nanopartikel
𝑚
𝑝𝑑𝑣
𝑝𝑑𝑡
= 𝐹
𝑒𝑥𝑡𝐹
𝑒𝑥𝑡= 0
𝐹
𝑒𝑥𝑡= 𝐹
𝑚+ 𝐹
𝑓+ 𝐹
𝑏𝐹
𝑚+ 𝐹
𝑓+ 𝐹
𝑏= 0
𝑚
𝑝dan 𝑣
𝑝adalah massa partikel dan
kecepatan partikel, sementara 𝐹
𝑒𝑥𝑡adalah
semua gaya luar yang bekerja pada gerak
nanopartikel yaitu gaya magnet (𝐹
𝑚), gaya
fluida (𝐹
𝑓) dan gaya apung (𝐹
𝑏).
1
2
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2Menentukan persamaan gaya magnet yang bekerja
pada nanopartikel
4.3
Menentukan persamaan gaya fluida
pada nanopartikel berdasarkan hukum
stokes
4.1
Analisis gaya yang
digunakan pada
nanopartikel magnet
didalam pembuluh darah.
4.4
Menentukan persamaan gaya apung yang bekerja
pada nanopartikel
Gambar .Sistem kerja gaya magnet pada nanopartikel magnet dengan medan magnet diluar tubuh
Berdasarkan Persamaan (2.3) dan Persamaan Maxwell 1-4 (2.4), maka akan diperoleh perhitungan gaya magnet sebagai berikut: 𝐹𝑚 = 𝑞𝑣𝐵 = 𝑞 𝑗 𝑛𝑞𝐵 = 𝑗 𝑛𝐵 =𝛻 × 𝐻 𝑛 𝜇0𝐻 = 1 𝑛 𝛻 . 𝐻 (cos 0)𝜇0𝐻 = 1 𝜇0𝑅𝑝/𝜂. 𝑐. 𝐴 𝛻 . 𝐻 1 𝜇0𝐻 = 𝜂. 𝑐. 𝐴 𝑅𝑝 (𝛻 . 𝐻)𝐻 = 𝜂. 𝑐. 4𝜋𝑅𝑝 2 𝑅𝑝 (𝛻 . 𝐻)𝐻 = 𝜂. 𝑐. 4𝜋𝑅𝑝(𝛻 . 𝐻)𝐻
dan 𝑐 =
𝑅𝑝 2 9𝜂 𝜇0𝑋𝑝 1+𝑋𝑝31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2Menentukan persamaan gaya magnet yang bekerja
pada nanopartikel
4.3
Menentukan persamaan gaya fluida
pada nanopartikel berdasarkan hukum
stokes
4.1
Analisis gaya yang
digunakan pada
nanopartikel magnet
didalam pembuluh darah.
4.4
Menentukan persamaan gaya apung yang bekerja
pada nanopartikel 𝐹𝑚 = 4𝜋𝑅𝑝(𝑅𝑝 2 9𝜂 𝜇0𝑋𝑝 1 +𝑋3𝑝 )𝜂 (𝛻. 𝐻)𝐻 = 4𝜋𝑅𝑝( 𝑅𝑝2 9𝜂 3𝜇0𝑋𝑝 (3 + 𝑋𝑝))𝜂 (𝛻. 𝐻)𝐻 = 4𝜋𝑅𝑝 3 3 𝜇0𝑋𝑝 (3 + 𝑋𝑝)(𝛻. 𝐻)𝐻 dengan 4𝜋𝑅𝑝 3
3 = 𝑉𝑃 (volume partikel) maka Persamaan gaya
magnet adalah:
𝐹𝑚 = 𝑉𝑃 𝜇0𝑋𝑝
(3 + 𝑋𝑝)(𝛻. 𝐻)𝐻 = 𝜇0𝑉𝑃 𝑋𝑝
2
3
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2Menentukan persamaan gaya magnet yang bekerja
pada nanopartikel
4.3
Menentukan persamaan gaya fluida
pada nanopartikel berdasarkan hukum
stokes
4.1
Analisis gaya yang
digunakan pada
nanopartikel magnet
didalam pembuluh darah.
4.4
Menentukan persamaan gaya apung yang bekerja
pada nanopartikel
𝐹
𝑚= 𝐹
𝑚𝑥+ 𝐹
𝑚𝑧𝐹
𝑚𝑥𝑥, 𝑧 = 𝜇
0𝑉
𝑝 𝑥3𝑥𝑝 𝑝+3𝐻
𝑥𝑥, 𝑧
𝜕𝐻𝑥 𝑥,𝑧 𝜕𝑥+ 𝐻
𝑧𝑥, 𝑧
𝜕𝐻𝑥 𝑥,𝑧 𝜕𝑧(10)
𝐹
𝑚𝑧𝑥, 𝑧 = 𝜇
0𝑉
𝑝 𝑥3𝑥𝑝 𝑝+3[𝐻
𝑥𝑥, 𝑧
𝜕𝐻𝑧 𝑥,𝑧 𝜕𝑥+ 𝐻
𝑧𝑥, 𝑧
𝜕𝐻𝑧 𝑥,𝑧 𝜕𝑧] (11)
dengan 𝐻 𝑥, 𝑧 = 𝐻
𝑥𝑥, 𝑧 + 𝐻
𝑧𝑥, 𝑧 yaitu
medan magnet dengan komponen arah sumbu
x dan arah sumbu z
2
3
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2Menentukan persamaan gaya magnet yang bekerja
pada nanopartikel
4.3
Menentukan persamaan gaya fluida
pada nanopartikel berdasarkan hukum
stokes
4.1
Analisis gaya yang
digunakan pada
nanopartikel magnet
didalam pembuluh darah.
4.4
Menentukan persamaan gaya apung yang bekerja
pada nanopartikel
𝐹
𝑚𝑥𝑥, 𝑧 = −𝜇
0𝑉
𝑝𝑀
𝑠2𝑅
𝑚4 3𝑥𝑥 𝑝 𝑝+3 𝑝 2 𝑝2+𝑧2 3(15)
𝐹
𝑚𝑧𝑥, 𝑧 = −𝜇
0𝑉
𝑝𝑀
𝑠2𝑅
𝑚4 3𝑥𝑥 𝑝 𝑝+3 𝑧 2 𝑝2+𝑧2 3(16)
Karena dipengaruhi oleh komponen medan magnet berikut :
𝐻
𝑥𝑥, 𝑧 =
𝑀𝑠𝑅𝑚2 [(𝑥+𝑑)2−𝑧2]2[ 𝑥+𝑑 2+𝑧2]2
(12)
𝐻
𝑧𝑥, 𝑧 =
𝑀𝑠𝑅𝑚2 2 𝑥+𝑑 𝑧2[ 𝑥+𝑑 2+𝑧2]2
(13)
Maka gaya magnet menjadi :
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2Menentukan persamaan gaya magnet yang bekerja
pada nanopartikel
4.3
Menentukan persamaan gaya fluida
pada nanopartikel berdasarkan hukum
stokes
4.1
Analisis gaya yang
digunakan pada
nanopartikel magnet
didalam pembuluh darah.
4.4
Menentukan persamaan gaya apung yang bekerja
pada nanopartikel
Berdasarkan (3) dan (4), gaya fluida juga dipengaruhi oleh arah sumbu x dan sumbu z sehingga: 𝐹𝑓= 𝐹𝑓𝑥𝑥 + 𝐹𝑓𝑧𝑧 𝐹𝑓𝑥 = 6𝜋𝜂𝑅𝑝𝑣𝑃,𝑥 (19) 𝐹𝑓𝑧 = 6𝜋𝜂𝑅𝑝(𝑣𝑃,𝑧−𝑣𝑓,𝑥) 𝐹𝑓𝑧 = 6𝜋𝜂𝑅𝑝(𝑣𝑃,𝑧−2𝑣𝑓 1 − 𝑅𝑥 𝑣 2 ) (20
)
Gambar Sistem kerja gaya fluida pada nanopartikel magnet didalam pembuluh darah
3
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.2Menentukan persamaan gaya magnet yang bekerja
pada nanopartikel
4.3
Menentukan persamaan gaya fluida
pada nanopartikel berdasarkan hukum
stokes
4.1
Analisis gaya yang
digunakan pada
nanopartikel magnet
didalam pembuluh darah.
4.4
Menentukan persamaan gaya apung yang bekerja
pada nanopartikel
Berikut
persamaan
yang
digunakan
untuk
menghitung gaya pada partikel yang sesuai dengan
daya apung :
𝐹
𝑏= 𝑉
𝑝𝜌𝑔𝑥
𝐹
𝑏= 𝑉
𝑝𝜌
𝑓− 𝜌
𝑝𝑔𝑥
(21)
dengan𝜌
𝑝dan 𝜌
𝑓adalah massa jenis partikel dan
fluida serta diketahui bahwa percepatan gravitasi
𝑔 = 9.8
𝑚𝑠. Gaya apung hanya terjadi terhadap
sumbu x karena dipengaruhi oleh gaya gravitasi
bumi, sementara terhadap sumbu z besar gayanya
adalah nol.
Gambar sistem kerja gaya apung nanopartikel magnet dengan dalam
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.6Simulasi dan Analisis 4.5
Menentukan persamaan kecepatan partikel terhadap
sumbu x dan z
.
Berdasarkan (1), (5), (17), (18), (19) dan (20) maka kecepatan partikel
terhadap sumbu x dan z :
𝑣
𝑃,𝑥=
𝑑𝑥𝑑𝑡= 𝜇
0 𝑀𝑠2𝑅𝑚4 𝑅𝑝 2 3𝜂 𝑑 𝑑2+𝑧2 3−
2𝑅𝑝2 9𝜂𝜌
𝑝− 𝜌
𝑓𝑔
(21)
𝑣
𝑃,𝑧=
𝑑𝑧𝑑𝑡= 𝜇
0 𝑀𝑠2𝑅𝑚4 𝑅𝑝 2 3𝜂𝑀
𝑠 2𝑅
𝑚4 𝑑2+𝑧𝑧 2 3+ 2𝑣
𝑓1 −
𝑥 𝑅𝑣 2)
(22)
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.6Simulasi dan Analisis 4.5
Menentukan persamaan kecepatan partikel terhadap
sumbu x dan z
.
simbol Nilai keterangan
𝑅𝑝 300 nm Jari-jari partikel 𝜌𝑝 5000 𝑘𝑔/𝑚3 Massa jenis partikel
𝑅𝑚 0.02 m Jari-jari magnet 𝑀𝑠 106 𝐴/𝑚 Magnetisasi
𝑅𝑣 75 𝜇𝑚 Jari-jari pembuluh darah 𝑣𝑓 10 𝑚𝑚/𝑠 Kecepatan fluida
𝜂 3,2 × 10−3 𝑁 𝑠/𝑚2 viskositas
𝜌𝑓 1060 𝑘𝑔/𝑚3 Massa jenis fluida
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.6Simulasi dan Analisis 4.5
Menentukan persamaan kecepatan partikel terhadap
sumbu x dan z
.
Hasil simulasi menggunakan metode Runge-Kutta dengan software
Matlab akan menghasilkan gambar seperti dibawah ini :
Gambar 3. Lintasan nanopartikel didalam pembuluh darah dengan x yang bervariasi untuk d=2,5cm
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.6Simulasi dan Analisis 4.5
Menentukan persamaan kecepatan partikel terhadap
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.6Simulasi dan Analisis 4.5
Menentukan persamaan kecepatan partikel terhadap
sumbu x dan z
Gambar 7. Lintasan nanopartikel dengan d (pusat magnet dengan pusat pembuluh darah yang berbeda)
Analisis dari gambar 7 terdapat
perbedaan
pada
lintasan
nanopartikelnya jika jarak pusat
magnet dengan pusat pembuluh
darah dibuat bervariasi. Lintasan
yang paling tepat adalah lintasan
yang memiliki jarak 0.025 m yaitu
mendekati pusat medan magnet
(𝑧/𝑅𝑚 = 0).
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.6Simulasi dan Analisis 4.5
Menentukan persamaan kecepatan partikel terhadap
sumbu x dan z
Gambar 8. Komponen medan magnet (𝐻𝑥 𝑑𝑎𝑛 𝐻𝑧) terhadap pusat pembuluh darah.
Gambar 9. Komponen gaya magnet (𝐹𝑚𝑥 𝑑𝑎𝑛 𝐹𝑚𝑧) terhadap sumbu pembuluh darah.
BAB V PENUTUP
5.2Saran 5.1
Kesimpulan
• Model matematika yang digunakan dalam menentukan lintasan nanopartikel magnet untuk memperoleh hasil yang efektif adalah:
𝑑𝑥 𝑑𝑡 = 𝜇0 𝑀𝑠2𝑅𝑚4 𝑅 𝑝 2 3𝜂 𝑑 𝑑2+ 𝑧2 3 − 2𝑅𝑝2 9𝜂 𝜌𝑝− 𝜌𝑓 𝑔 𝑑𝑧 𝑑𝑡 = 𝜇0 𝑀𝑠2𝑅𝑚4 𝑅 𝑝 2 3𝜂 𝑀𝑠2𝑅𝑚4 𝑧 𝑑2+ 𝑧2 3 + 2𝑣𝑓 1 − 𝑥 𝑅𝑣 2
• Hasil lintasan nanopartikel magnet didalam pembuluh darah, semakin pendek jarak antara pusat pembuluh darah dengan pusat medan magnet maka semakin banyak partikel-partikel dari nanopartikel magnet yang tertarik oleh medan magnet yang diposisikan diluar tubuh. Dan jarak yang paling tepat adalah 2,5 cm dari pusat medan magnet.
• Posisi lintasan nanopartikel magnet yang paling cepat menuju ke medan magnet adalah di 𝑥/𝑅𝑣 = 0 yaitu posisi partikel yang tepat di pusat pembuluh darah.
BAB V PENUTUP
5.2
Saran
5.1
Kesimpulan