• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PEMBINAAN PERENCANAAN TATA RUANG DAN PEMANFAATAN RUANG DAERAH TAHUN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN KINERJA DIREKTORAT PEMBINAAN PERENCANAAN TATA RUANG DAN PEMANFAATAN RUANG DAERAH TAHUN 2015"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN KINERJA

DIREKTORAT PEMBINAAN PERENCANAAN TATA RUANG DAN

PEMANFAATAN RUANG DAERAH

TAHUN 2015

KEMENTERIAN AGRARIA DAN TATA RUANG/

(2)
(3)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan kepada kita kesehatan baik lahir maupun batin serta ilmu yang bermanfaat sehingga Laporan Kinerja (Lkj) Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah, untuk kegiatan tahun anggaran 2015 ini dapat diselesaikan.

Berdasarkan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 08 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional, Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang pembinaan perencanaan tata ruang dan pemanfaatan ruang daerah. Untuk menunjang tugas tersebut, maka pada Tahun Anggaran 2015, Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang

Daerah melalui Satuan Kerja Pembinaan dan Pemanfaatan Ruang mengelola54 (lima puluh

empat) kegiatan.

Untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas, fungsi, kewenangan dan kebijakannya, maka Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah menyusun LAKIP 2015, dengan berpedoman pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah dan Surat Edaran Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 15/SE/IX/2015 tentang Penyusunan Perjanjian Kinerja (PK) dan Laporan Kinerja (LKj) di Lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional.

Secara umum seluruh kegiatan di Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah pada Tahun Anggaran 2015 dapat diselesaikan dengan baik. Namun demikian ada beberapa hal yang masih memerlukan perbaikan.

Akhirnya, semoga LKj ini dapat bermanfaat bagi perbaikan dan penyempurnaan pelaksanaan tugas dan fungsi Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

Jakarta, Januari 2016

Plh. Direktur Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah

Ir. Sufrijadi, MA NIP.19611223199031001

(4)

ii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Hasil capaian kinerja Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah pada tahun 2015 adalah sebesar 94,98 %. Capaian kinerja ini diukur dari target – target yang ada di dalam Perjanjian Kinerja Tahun 2015. Dengan melihat hasil di atas, maka evaluasi kinerja kegiatan Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah pada tahun 2015 dapat dikategorikan Baik dalam artian cukup memenuhi sasaran yang diharapkan.

Pada tahun 2015, Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah mendapat amanat untuk melaksanakan 54 (lima puluh empat) kegiatan yang pelaksanaannya bersifat swakelola dan kontraktual. Realisasi Anggaran Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah adalah sebesar

Rp 55.965.607.000,00 dari pagu sebesar Rp 88.124.941.000,00 dengan persentase

68.6%. Realisasi anggaran ini rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Hal ini dikarenakan adanya perubahan pemerintahan yang mengakibatkan perubahan struktur dan nomenklatur organisasi yang baru. Proses ini memerlukan waktu yang cukup lama sehingga berakibat pada terlambatnya pelaksanaan kegiatan. Pada tahun 2015 semua kegiatan baru saja dimulai pada Bulan Agustus 2015. Tahun 2015 dianggap sebagai tahun anomali yang berbeda situasinya dengan tahun – tahun sebelumnya.

Meskipun capaian kinerja pada tahun 2015 tergolong baik, tetapi masih terdapat beberapa hal yang masih harus diperbaiki sebagai berikut:

1.

penetapan target kinerja untuk masing – masing pekerjaan yang lebih realistis,

terutama target dan satuan pada Renstra dan Perjanjian Kinerja; dan

2.

pembinaan kepada penyedia jasa, SKPD 33 (tiga puluh tiga) provinsi dan

lingkungan internal Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan

Pemanfaatan Ruang Daerah agar dapat melakukan distribusi pekerjaan secara

merata di sepanjang tahun.

(5)

iii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

...

i

RINGKASAN EKSEKUTIF...

ii

DAFTAR ISI...

iii

DAFTAR TABEL ...

iv

BAB I.

PENDAHULUAN...

I-1 A. Gambaran Umum... I-1 B. Permasalahan dan Aspek Strategis... I-3

BAB II.

PERENCANAAN KINERJA

... II-1 A. Perjanjian Kinerja Tahun 2015... II-1

BAB III.

AKUNTABILITAS KINERJA...

III-1 A. Capaian Kinerja Organisasi... III-2 1. Hasil Pengukuran Kinerja Pada Tahun 2015... III-2

2. Perbandingan Pencapaian Kinerja Pada Tahun 2014 Dengan

2015...

III-16

3. Pencapaian Kinerja Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata

Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah Dengan Target Renstra (2015-2019) Pada Tahun 2015...

III-19

4. Pencapaian Kinerja Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata

Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah Dengan Target RPJMN (2015-2019) Pada Tahun 2015...

III-22 5. Analisa Keberhasilan dan Kegagalan... III-24 6. Analisa Atas Efisiensi Penggunaan Sumber Daya... III-24

7. Analisa Program/ Kegiatan Yang Menunjang Keberhasilan dan

Kegagalan Pencapaian Kinerja...

III-25 B. Realisasi Anggaran... III-25

BAB IV.

PENUTUP...

IV-1

(6)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1Pengukuran Capaian Perjanjian Kinerja Direktorat Pembinaan Perencanaan

Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah ...

III-3

Tabel 3.2 Perbandingan Pencapaian Kinerja Diektorat Pembinaan Perencanaan Tata

Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah Tahun 2014 Dengan Tahun 2015...

III-18

Tabel 3.3 Pencapaian Kinerja Diektorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah Dengan Target Renstra (2015-2019) Pada Tahun 2015...

III-20

Tabel 3.4 Pencapaian Kinerja Diektorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah Dengan Target RPJMN (2015-2019) Pada Tahun 2015...

III-21

Tabel 3.5 Rincian DIPA Diektorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan

Pemanfaatan Ruang Daerah ...

III-26

(7)

i

BAB I

(8)

LAPORAN KINERJA 2015

Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah

I-1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Gambaran Umum

Peraturan Presiden No. 165 Tahun 2014 tentang Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja merupakan acuan beralihnya fungsi penataan ruang dari Kementerian Pekerjaan Umum ke Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional. Begitu pula dengan unit organisasi dan nomenklaturnya yang juga ikut mengalami perubahan. Berdasarkan Perpres tersebut, Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional mengeluarkan Peraturan Menteri No. 8 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional. Peraturan Menteri ini menyebabkan terbentuknya unit – unit organisasi dan nomenklatur baru di bawahnya. Misalnya, unit Eselon II Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah, yang berada di bawah Unit Eselon I Direktorat Jenderal Tata Ruang. Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan dan standarisasi teknis di bidang pembinaan perencanaan tata ruang dan pemanfaatan ruang daerah. Dalam melaksanakan tugasnya tersebut, Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah menyelenggarakan fungsi :

a. penyiapan perumusan kebijakan dan strategi operasional di bidang pembinaan perencanaan tata ruang dan pemanfaatan ruang daerah;

b. penyiapan dan pelaksanaan program di bidang pembinaan perencanaan tata ruang dan pemanfaatan ruang daerah;

c. penyiapan instrumen dan pelaksanaan peningkatan peran serta masyarakat dalam pembinaan perencanaan tata ruang dan pemanfaatan ruang daerah; d. penyiapan pengelolaan data dan informasi serta bahan komunikasi;

e. pelaksanaan pembinaan perencanaan tata ruang dan pemanfaatan ruang kepada pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan pemerintah kota, termasuk pemenuhan standar pelayanan minimum bidang penataan ruang; dan

f. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat.

Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah terdiri atas Subdirektorat Perencanaan Kemitraan; Subdirektorat Pembinaan Wilayah I; Subdirektorat Pembinaan Wilayah II; Subdirektorat Pembinaan Wilayah III; dan

(9)

LAPORAN KINERJA 2015

Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah

I-2

Subdirektorat Pembinaan Wilayah IV, Subbagian Tata Usaha; dan Kelompok Jabatan Fungsional. Struktur Organisasi Unit Eselon II ini adalah sebagai berikut :

Dengan tugas dan fungsi tersebut di atas, Unit Eselon II ini bertanggung jawab untuk melakukan pembinaan dalam hal perencanaan tata ruang dan pemanfaatan ruang kepada Daerah (Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota). Oleh karena itu, dengan adanya pembinaan rutin setiap tahun diharapkan Pemerintah Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota) dapat menyusun Rencana Tata Ruang (RTR) baik umum (Rencana Tata Ruang Wilayah/RTRW) maupun rinci (Rencana Rinci/Detail Tata Ruang/ RRTR/RDTR), yang isinya berkualitas dan dapat mengakomodasi kepentingan – kepentingan sektor terkait. Selain itu, juga RTR harus dapat dipakai sebagai acuan pemanfaatan ruang dalam membangun Daerah masing – masing. Agar pembangunan yang akan dilaksanakan oleh Daerah telah sesuai peruntukan lokasinya.

Dalam konteks perencanaan pembangunan, UU No.17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) menempatkan tata ruang dalam posisi yang strategis. RTR menjadi pedoman bagi pemanfaatan sumber daya alam yang optimal dan lestari serta menjadi dasar pembangunan sarana dan prasarana pembentuk struktur ruang nasional. Selain menjadi landasan utama pemanfaatan ruang di daratan, rencana tata ruang juga menjadi landasan untuk pemanfaatan ruang laut dan ruang udara, khususnya terkait pertahanan dan keamanan di udara.

(10)

LAPORAN KINERJA 2015

Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah

I-3

B. Permasalahan dan Aspek Strategis

Di dalam Buku II Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2015, kesenjangan antar wilayah masih merupakan isu strategis pembangunan wilayah dalam tahun 2015 – 2019. Oleh karena itu, pengurangan kesenjangan antar wilayah tetap menjadi dasar pembangunan bagi semua aspek perencanaan daerah dan pendekatan kawasan agar terwujud keunggulan kompetitif daerah, yang dilaksanakan dengan berbasis pembangunan berkelanjutan dan penyediaan infrastruktur daerah. Dasar perencanaan daerah yang mantap diwujudkan melalui informasi geospasial dan data statistik yang kuat, rencana tata ruang yang berkualitas serta kepastian penyediaan lahan. Hingga saat ini beberapa permasalahan utama bidang tata ruang yang tertuang di dalam Buku II RKP 2015 dan berhubungan langsung dengan Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah, meliputi :

a. kualitas RTR yang masih bervariasi; dan

b. masih kurangnya Rencana Rinci Tata Ruang (RRTR) yang ada.

Pemerintah Pusat (dalam hal ini Ditjen Tata Ruang) mengharapkan Pemerintah Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota) dapat menyusun RTR yang isinya berkualitas dan dapat mengakomodasi kepentingan sektor terkait. Sehingga RTR tersebut dapat dipakai sebagai acuan pemanfaatan ruang dalam rangka membangun daerahnya masing – masing. Namun, pada kenyataannya hal tersebut masihlah jauh dari harapan. Karena untuk membuat Pemerintah Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota) berinisiatif menyusun RTRW-nya bukanlah hal yang mudah. Hal ini dikarenakan Sumber Daya Manusia (SDM) bidang penataan ruang yang jumlahnya masih terbatas di Daerah. Perlu usaha pembinaan dan pendampingan yang intensif dari Ditjen Tata Ruang, agar Pemerintah Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota) memahami betapa pentingnya RTRW. Akhirnya, usaha - usaha Pemerintah Pusat tersebut mulai membuahkan hasil. Status perda RTRW Provinsi/ Kabupaten/ Kota sampai dengan 31 Desember 2015 adalah sebagai berikut :

KETERANGAN TOTAL PROVINSI TIPE A (REVISI) TIPE B (PERSETUJUAN SUBSTANSI) TIPE C (PERDA) PROVINSI 34 1 2,94% 6 17,65% 27 79,41 %

(11)

LAPORAN KINERJA 2015

Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah

I-4

KETERANGAN TOTAL KABUPATEN/KOTA TIPE A (REVISI) TIPE B (PERSETUJUAN SUBSTANSI) TIPE C (PERDA) KABUPATEN/ KOTA 508 12 2,36% 57 11,22% 439 86,42%

Sedangkan Provinsi/Kabupaten/Kota yang belum perda sampai sekarang masih berusaha menyelesaikan RTRW-nya. Masalah utamanya adalah pola ruang RTRW, terkait kawasan hutan dengan Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup. Meskipun sebagian besar yang belum menetapkan perda RTRW telah selesai di tahap persetujuan substansi yang dikeluarkan oleh Menteri, dengan bantuan kegiatan sebelumnya berupa percepatan RTRW dari Ditjen Tata Ruang.

Belum lagi setelah menetapkan rencana umumnya, Pemerintah Daerah harus segera menyusun rencana rincinya sebagai instrumen pengendalian pemanfaatan ruang. Karena saat ini baru terdapat 2 (dua) Perda RRTR Provinsi dan 7 (tujuh) perda RDTR Kabupaten/Kota. Jumlah ini masih jauh dari total RRTR/ RDTR yang akan diajukan dan disusun oleh Pemerintah Daerah sebanyak 1532 (seribu lima ratus tiga puluh dua).

Kecepatan penyusunan RTR saat ini telah kalah cepat bila dibandingkan dengan pemanfaatan ruang yang dilakukan oleh sektor, sehingga sering menimbulkan konflik - konflik kepentingan. Para pengguna ruang (sektor) secara yuridis mengakui dan

(12)

LAPORAN KINERJA 2015

Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah

I-5

mengikuti proses perencanaan tata ruang. Akan tetapi ketika implementasi berjalan (pemanfaatan ruang), tumpang tindih lahan antar para pengguna ruang masih sering terjadi dan cenderung berujung konflik lintas sektor. Hal ini terjadi karena masing – masing sektor masih merasa memiliki peraturan perundangan yang mengikat.

Selain itu, kualitas RTR yang telah diperdakan dan dipakai sebagai acuan pembangunan juga beberapa harus ditinjau kembali terutama pada era Peninjauan Kembali sekarang ini. Sesuai dengan UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (UUPR), RTR dapat ditinjau kembali 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun. Hasil peninjauan kembali RTR dapat menghasilkan 2 (dua) rekomendasi, yaitu RTR dapat tetap berlaku sesuai dengan masa berlakunya atau RTR yang ada perlu direvisi. Tentu saja revisi RTR harus tetap menghormati hak yang dimiliki orang sesuai dengan ketentuan peraturan yang berlaku. Namun hal ini bukan berarti RTR yang merupakan produk kesepakatan stakeholder, sektor dengan masyarakat dapat diubah – ubah sesuai kehendak dan kepentingan Pemerintah Daerah.

Berdasarkan arahan RPJPN, permasalahan yang ada dan capaian pembangunan Bidang Tata Ruang pada periode 2005 – 2014, maka diidentifikasi 3 (tiga) isu strategis pembangunan Bidang Tata Ruang untuk RPJMN 2015-2019 adalah sebagai berikut :

1. Belum Efektifnya Pemanfaatan Dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang.

Dengan mengacu pada amanat UUPR, masih banyak produk RTR yang belum selesai dengan batas waktu yang telah terlewat. Sementara itu, RRTR/ RDTR dan Peraturan Zonasi sebagai landasan perizinan belum seluruhnya disusun oleh Pemerintah Daerah.

2. Belum Efektifnya Kelembagaan Penyelenggaraan Penataan Ruang.

Kurangnya SDM bidang Tata Ruang yang kompeten dan belum adanya standarisasi minimal eselon yang mengurusi penataan ruang berdampak pada rendahnya kualitas tata ruang. Belum optimalnya peran BKPRD menyebabkan permasalahan tata ruang di Daerah melimpah ke BKPRN. Idealnya diperlukan acuan yang seragam berupa sistem informasi terpadu bagi Pemerintah Daerah. 3. Belum dijadikannya RTRW sebagai acuan pembangunan berbagai sektor.

Perlu adanya penyerasian peraturan perundangan antar sektor, RTR perlu diserasikan dengan rencana pembangunan. Apabila RTR telah diserasikan dengan rencana pembangunan, paling tidak, indikator output dalam indikasi program RTR dapat dikontrol melalui input pembiayaan pembangunan.

(13)

LAPORAN KINERJA 2015

Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah

II-1

BAB II

PERENCANAAN

KINERJA

(14)

LAPORAN KINERJA 2015

Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah

II-1

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. Perjanjian Kinerja Tahun 2015

Perjanjian Kinerja yang disusun berupa dokumen Perjanjian Kinerja (PK), yang merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/ kesepakatan kinerja/ perjanjian kinerja antara atasan dan bawahan untuk mewujudkan target kinerja tertentu berdasarkan pada sumber daya yang dimiliki oleh instansi. Dokumen Perjanjian Kinerja dimanfaatkan oleh setiap pimpinan instansi pemerintah untuk :

a. memantau dan mengendalikan pencapaian kinerja organisasi; b. melaporkan capaian realisasi kinerja dalam Laporan Kinerja; dan c. menilai keberhasilan organisasi.

Dokumen Perjanjian Kinerja 2015 Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah, yang terdiri atas :

a. Perjanjian Kinerja antara Plt. Dirjen Tata Ruang dengan Plh. Direktur Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah, yang ditandatangani oleh kedua belah pihak;

b. matriks Perjanjian Kinerja, yang terdiri atas :

1) Sasaran Kegiatan : Terselenggaranya Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah;

2) Indikator Kinerja, terdiri atas 2 (dua) macam indikator (kegiatan dan output) yaitu :

a) Indikator Kinerja Kegiatan 1 :

Dokumen Kebijakan Teknis, Program dan Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Kinerja, dengan target 6 (enam) Dokumen;

Indikator Output 1 :

• Dokumen Kebijakan Teknis, Program dan Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Kinerja, dengan target 6 (enam) Dokumen;

b) Indikator Kinerja Kegiatan 2 :

Jumlah Prov/ Kab/ Kota/ Perkotaan yang Mendapatkan Pembinaan Teknis Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah dengan target 87 Dokumen dan 33 Provinsi

(15)

LAPORAN KINERJA 2015

Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah

II-2

• Indikator Output 2 :

Pembinaan Teknis Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota (BINDA) dengan target 87 Dokumen, 33 Provinsi dan 1175 orang

c) Indikator Kinerja Kegiatan 3 :

Jumlah Provinsi/kabupaten/Kota yang mendapatkan persetujuan substansi, dengan target 8 Dokumen, 33 Provinsi.

Indikator Output 3:

• Pemberian persetujuan substansi dalam penyusunan RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota, dengan target 8 Dokumen dan 33 Provinsi d) Indikator Kinerja Kegiatan 4 :

Jumlah forum masyarakat dan dunia usaha yang di fasilitasi dengan target 1 Dokumen dan 105 orang

• Indikator Output 4:

Program kemitraan dengan forum masyarakat dan dunia usaha 1 Dokumen dan 105 orang

e) Indikator Kinerja Kegiatan 5 :

Jumlah dokumen dan data dan informasi serta kemitraan di bidang pembinaan perencanaan tata ruang dan pemanfaatan ruang dengan target, 4 Dokumen dan 34 Provinsi

• Indikator Output 5:

Data dan informasi serta kemitraan di bidang perencanaan tata ruang dan pemanfaatan ruang daerah dengan target, 4 Dokumen dan 34 Provinsi

PERJANJIAN KINERJA Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah disusun dengan mempertimbangkan kegiatan – kegiatan dan pagu kegiatan yang terdapat di dalam DIPA tahun anggaran 2015. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan oleh Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah. Total anggaran yang ada di dokumen PERJANJIAN KINERJA sebesar Rp. 88.124.941.000,-, dengan rincian jumlah paket pekerjaan adalah sebagai berikut:

(16)

LAPORAN KINERJA 2015

Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah

II-3

• 54 (lima puluh empat) paket pekerjaan yang terdapat di dalam DIPA Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah;

Secara rinci masing – masing indikator kinerja (kegiatan dan output) Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah tahun 2015 tercantum dalam Dokumen PERJANJIAN KINERJA (PK) pada lampiran 1.

(17)

BAB III

AKUNTABILITAS

KINERJA

(18)

LAPORAN KINERJA 2015

Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah

III-1

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Laporan Kinerja (LKj) Instansi Pemerintah disusun sebagai perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan melalui sistem pertanggungjawaban secara periodik. Sistem ini disebut sebagai Sistem Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (SAKIP). SAKIP adalah

instrumen yang digunakan dalam memenuhi kewajiban untuk

mempertanggunngjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi, terdiri atas berbagai komponen yang merupakan satu kesatuan (perencanaan strategis, perencanaan kinerja, penetapan kinerja, pengukuran kinerja dan pelaporan kinerja). Adapun peraturan perundang - undangan yang terkait dengan penyusunan Lkj di lingkungan Direktorat Jenderal Tata Ruang - Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) meliputi :

• Undang – Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; • Undang – Undang No. 32 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;

• Peraturan Presiden No. 165 Tahun 2014 tentang Penataan Tugas dan Fungsi Kabinet Kerja;

• Peraturan Presiden No. 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015 – 2019;

• Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi No. 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah;

• Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 8 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional; dan

• Surat Edaran Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 15/SE/IX/2015 tentang Penyusunan Perjanjian Kinerja (PK) dan Laporan Kinerja (LKj) di Lingkungan Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional.

Upaya untuk melaksanakan dan mengimplementasikan secara penuh peraturan perundangan tersebut di atas, masih memerlukan reformasi perencanaan dan penganggaran serta manajemen berbasis kinerja di lingkungan Ditjen Tata Ruang.

(19)

LAPORAN KINERJA 2015

Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah

III-2

Termasuk di dalamnya adalah Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah.

A. Capaian Kinerja Organisasi

Pada Bab III ini, capaian kinerja organisasi merupakan hasil pengukuran dengan target – target yang ada di dalam dokumen – dokumen perencanaan kinerja, antara lain meliputi:

a. Perjanjian Kinerja Unit Eselon II (Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah) Tahun 2015. Isi perjanjian kinerja ini telah dijelaskan secara singkat di dalam Bab II.

b. Renstra Unit Eselon I (Target Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah Tahun 2015). Saat ini Renstra Unit Eselon I untuk tahun 2015 - 2019 masih berupa draft dan belum ditetapkan.

c. Perbandingan capaian kinerja Unit Eselon II Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah pada tahun 2015 dengan capaian kinerja Unit Eselon II pada tahun 2014 (diambil dari Unit – unit Eselon II yang output – outputnya sesuai dengan output Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah).

d. Program Prioritas Bidang Tata Ruang pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) pada target tahun 2015. Target – target bidang yang ada di dalam RPJMN masih belum sesuai dengan target – target kegiatan dan output pada Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah. Karena RPJMN 2015 – 2019 masih mengacu pada struktur organisasi dan nomenklatur Ditjen Penataan Ruang yang lama di Kementerian Pekerjaan Umum.

1. Hasil Pengukuran Kinerja Pada Tahun 2015

Pada akhir periode tahun anggaran, setiap instansi yang ada di Kementerian/ Lembaga melakukan pengukuran pencapaian target kinerja yang ditetapkan di dalam dokumen Perjanjian Kinerja (PK). Pengukuran kinerja adalah proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi, dan strategi instansi pemerintah.

Pengukuran Kinerja Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah adalah sebagai berikut :

(20)

LAPORAN KINERJA 2015

Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah

III-3

Tabel 3.1 Pengukuran Capaian Perjanjian Kinerja Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah Tahun 2015

NO Sasaran Kegiatan Target Realisasi Persentase Capaian

(% )

1 2 4 5 6

1

6 Dokumen 6 Dokumen 100

Output 01:

Dokumen Kebijakan Teknis, Program dan Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Kinerja 6 Dokumen 6 Dokumen 100

87 Dokumen, 33 Provinsi, 1175 orang

78 Dokumen, 22 Provinsi,

1190 orang 87.41

Output 02:

Pembinaan Teknis Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota (BINDA) 87 Dokumen, 33 Provinsi, 1175 orang 78 Dokumen, 22 Provinsi, 1190 orang 87.41 8 Dokumen, 33

Provinsi 8 Dokumen, 22 Provinsi 87.50 Output 03:

Pemberian persetujuan substansi dalam penyusunan RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota 8 Dokumen, 33 Provinsi 8 Dokumen, 22 Provinsi 87.50

1 Dokumen, 105

orang 1 Dokumen, 105 orang 100 Output 04:

Program kemitraan dengan forum masyarakat dan dunia usaha 1 Dokumen, 105 orang 1 Dokumen, 105 orang 100

4 Dokumen, 34

Provinsi 4 Dokumen, 34 Provinsi 100 Output 05:

Data dan informasi serta kemitraan di bidang perencanaan tata ruang dan pemanfaatan ruang

daerah 4 Dokumen, 34 Provinsi 4 Dokumen, 34 Provinsi 100

LEMBAR PENGUKURAN CAPAIAN PERJANJIAN KINERJA 2015

DIREKTORAT PEMBINAAN PERENCANAAN TATA RUANG DAN PEMANFAATAN RUANG DAERAH

Indikator Kinerja Kegiatan 2:

Jumlah Prov/ Kab/ Kota/ Perkotaan yang Mendapatkan Pembinaan Teknis Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah

Indikator Kinerja Kegiatan 3:

Jumlah Provinsi/kabupaten/Kota yang mendapatkan persetujuan substansi

Indikator Kinerja Kegiatan 4:

Jumlah forum masyarakat dan dunia usaha yang di fasilitasi

Indikator Kinerja Kegiatan 5:

Jumlah dokumen dan data dan informasi serta kemitraan di bidang pembinaan perencanaan tata ruang dan pemanfaatan ruang

Indikator Kinerja 3 Terselenggaranya Pembinaan

Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah

Indikator Kinerja Kegiatan 1:

Jumlah Dokumen Kebijakan Teknis, Program dan Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi

Kegiatan Anggaran

1. Te rse lenggaranya Pe mbinaan Pe rencanaan Tata Ruang dan Pe manfaatan Ruang Dae rah Rp. 88.124.941.000

,-2. Administrasi dan Supe rvisi Ke giatan Rp. 8.088.559.000

(21)

LAPORAN KINERJA 2015

Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah

III-4

Hasil Pengukuran Kinerja Tahun 2015

Berdasarkan tabel 3.1 di atas, rata – rata capaian kinerja dari target Perjanjian Kinerja Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah pada tahun 2015 adalah sebesar 94,98%. Adapun rincian capaian untuk masing – masing kegiatan dan ouput adalah sebagai berikut:

A. Indikator Kinerja Kegiatan 1, yaitu Jumlah Dokumen Kebijakan Teknis, Program dan Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi telah tercapai 100%. Targetnya adalah 6 (enam) dokumen. Keenam dokumen tersebut terdiri atas : • 1 (satu) Dokumen Road Map Kebijakan Direktorat Pembinaan Perencanaan

Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah;

• 1 (satu) Dokumen Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2015 – 2019 Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah;

• 1 (satu) Dokumen Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga (RKAKL) Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah Tahun 2015;

• 1 (satu) Dokumen Laporan Kinerja (LKj) atau Laporan Akuntabilitasi Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah Tahun 2015;

• 1 (satu) Dokumen Laporan Pengawasan dan Pengendalian Dekonsentrasi Bidang Pembinaan dan Pemanfaatan Ruang Daerah Tahun 2015; dan

• 1 (satu) Dokumen Laporan Penyiapan Program Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah.

Indikator Kinerja Output 1, yaitu Dokumen Kebijakan Teknis, Program dan Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Kinerja. Sama halnya dengan Indikator Kinerja Kegiatan 1, target juga 6 Dokumen dan telah tercapai 100 %. Adapun kegiatan yang termasuk di dalam Indikator Kinerja Kegiatan 1 dan Output 1 ini adalah sebagai berikut:

1. Penyiapan Kebijakan Teknis dan Program Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah;

2. Penyusunan Renstra Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah Tahun 2015-2019;

3. Penyusunan Rencana Kerja dan Program Tahunan Direktorat Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah;

4. Monitoring dan Evaluasi Program Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah;

(22)

LAPORAN KINERJA 2015

Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah

III-5

5. Pemantauan Pelaksanaan Kegiatan Dekonsentrasi Bidang Pembinaan Penataan Ruang Daerah; dan

6. Penyiapan Program Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah.

Penjelasan lebih rinci mengenai Indikator Kinerja Kegiatan 1 dan Output 1 antara lain mencakup 4 (empat) hal sebagai berikut:

Tujuan

Tujuan diadakannya Indikator Kinerja Kegiatan 1 dan Output 1 adalah untuk menyusun dokumen acuan dan dokumen hasil evaluasi yang mendukung dan meningkatkan pencapaian kinerja Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah.

Proses/ Hasil Kegiatan

Keenam kegiatan tersebut di atas, memiliki serangkaian proses sebelum menghasilkan output akhir berupa 6 (enam) dokumen. Proses – proses yang dilalui

antara lain dengan melakukan Rapat Koordinasi, FGD (Focus Group Discussion), dan

Rapat Teknis. Baik dengan internal Direktorat dan internal Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional (ATR-BPN) maupun pihak eksternal Direktorat dan Kementerian seperti SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) Dekonsentrasi Bidang Penataan Ruang dari 33 (tiga puluh tiga) provinsi; Pemerintah Provinsi (Bappeda Provinsi/ Dinas Pekerjaan Umum), Kementerian lainnya di Pusat (Kementerian Keuangan dan Bappenas), dan masyarakat (akademisi, dll).

Evaluasi Kegiatan

Tahun 2015 merupakan tahun peralihan dari Kepemimpinan terdahulu dengan yang baru. Adanya perubahan kepemimpinan menyebabkan perubahan kebijakan dan organisasi di bawahnya. Perubahan tersebut tidaklah singkat dan membutuhkan waktu untuk mengatur dan menyesuaikan organisasi yang baru. Kegiatan yang banyak pun baru berjalan pada pertengahan tahun 2015. Dengan waktu singkat yang hanya 6 (enam) bulan dan SDM yang terbatas, target di atas berusaha untuk dicapai. Tentu saja kualitas hasil yang dicapai belumlah sesuai dengan yang diharapkan secara maksimal, sehingga perlu adanya perbaikan atau penyesuaian pada beberapa dokumen.

Manfaat

Dengan disusunnya 6 (enam) dokumen di atas, Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah telah memiliki acuan dalam menyusun dan melakukan kegiatan (Dokumen Renstra, Dokumen Road Map Kebijakan dan Dokumen RKAKL). Selain itu juga melakukan evaluasi kegiatan Direktorat dan SKPD

(23)

LAPORAN KINERJA 2015

Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah

III-6

(Dokumen Laporan Pengawasan dan Pengendalian Dekonsentrasi serta LKj) sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan dan kegiatan – kegiatan di tahun mendatang. Penyusunan kegiatan kemitraan dengan masyarakat berupa program/ kegiatan yang dapat melibatkan masyarakat (Dokumen Laporan Penyiapan Program Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah).

B. Indikator Kinerja Kegiatan 2, yaitu Jumlah Prov/ Kab/ Kota/ Perkotaan yang Mendapatkan Pembinaan Teknis Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah targetnya tidak tercapai 100% tetapi hanya 87,41%. Targetnya adalah 87 (delapan puluh tujuh) dokumen, 33 (tiga puluh tiga) provinsi, dan 1175 (seribu seratus tujuh puluh lima) orang. Capaian kinerja Indikator Kinerja Kegiatan 2 adalah sebagai berikut :

• 78 (tujuh puluh delapan) Dokumen, terdiri atas 40 (empat puluh) Materi Teknis Rencana Rinci Tata Ruang (RRTR) Provinsi/ Kabupaten; 31 (tiga puluh satu) Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kota; 1 (satu) Dokumen RDTR Kota Pekalongan; 1 (satu) Dokumen RDTR Kota Balikpapan; 1 (satu) Dokumen RDTR Kota Bitung; 1 (satu) Dokumen RTR KSP di Provinsi Jawa Timur; 1 (satu) Dokumen RTR KSP di Provinsi Jawa Tengah; 1 (satu) Dokumen RTR KSP di Provinsi D.I. Yogyakarta; dan 1 (satu) Dokumen Laporan Monitoring Percepatan Penetapan Perda RTR.

• 22 (dua puluh dua) Provinsi yang terbagi atas :

11 (sebelas) provinsi di Indonesia yang masa berlaku RTRW-nya sudah memasuki masa Peninjauan Kembali/ PK (5 tahun dari penetapan perda RTRW) diberikan bimbingan teknis. Dalam rangka PK Perda RTRW Provinsi tersebut, Ditjen Tata Ruang melakukan integrasi Program Prioritas Nasional (Nawa Cita) dengan program yang ada di RTRW Provinsi. Integrasi tersebut sebagai rekomendasi kepada Pemerintah Provinsi yang bersangkutan dalam rangka melakukan Peninjauan Kembali (PK). Kesebelas Provinsi tersebut adalah Lampung; Banten; Jawa Barat; Jawa Tengah; D.I. Yogyakarta; Jawa Timur; Bali; Gorontalo; Nusa Tenggara Barat (NTB); Maluku; dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

11 (sebelas) provinsi yang RTRW provinsi/ kabupaten/ kota-nya sudah memiliki Persetujuan Substansi dari Menteri dan difasilitasi penyelesaian perda RTRW-nya. Kesebelas provinsi tersebut adalah Sumatera Utara; Sumatera Barat; Riau; Kepulauan Riau; Sumatera Selatan; Jawa Barat;

(24)

LAPORAN KINERJA 2015

Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah

III-7

Kalimantan Selatan; Kalimantan Tengah; Maluku Utara; Papua dan Papua Barat.

• 1190 (seribu seratus sembilan puluh) orang peserta yang menghadiri kegiatan – kegiatan berikut ini :

1) Sosialisasi Kebijakan kepada Kepala Kantor Wilayah BPN dan Kepala Kantor Pertanahan BPN Provinsi Jawa Tengah di Semarang (115 orang); 2) Integrasi Tata Ruang dan Pertanahan di Nusa Dua Bali (170 orang)

kepada KaKanwil BPN 34 (tiga puluh empat) Provinsi, Kakantah BPN dari 9 (sembilan) Kabupaten/ Kota di Provinsi Bali, dan Kakantah BPN dari 10 (sepuluh) Kabupaten/ Kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat; dan

3) Pengembangan Kapasitas Bidang Penataan Ruang kepada aparat Pemerintah Provinsi/ Kabupaten/ Kota di Wilayah Sumatera (180 orang), Jawa–Bali (585 orang), Kalimantan-Sulawesi (100 orang), Nusa Tenggara-Maluku-Papua (40 orang).

Indikator Kinerja Output 2, yaitu Pembinaan Teknis Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah Provinsi/ Kabupaten/ Kota. Sama halnya dengan Indikator Kinerja Kegiatan 2, target juga 87 (delapan puluh tujuh) dokumen, 33 (tiga puluh tiga) provinsi, dan 1175 (seribu seratus tujuh puluh lima) orang. Target telah tercapai 87,41%. Adapun kegiatan yang termasuk di dalam Indikator Kinerja Kegiatan 2 dan Output 2 ini adalah sebagai berikut:

1. Sosialisasi Kebijakan Pembinaan Penataan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah;

2. Fasilitasi Koordinasi Penyelenggaraan Penataan Ruang Daerah (Integrasi Tata Ruang dan Pertanahan);

3. Monitoring Percepatan Penetapan Perda RTR Provinsi, Kabupaten dan Kota; 4. Pengembangan Kapasitas Bidang Penataan Ruang Pemerintah Provinsi/

Kabupaten/ Kota di Wilayah Sumatera; Wilayah Jawa – Bali; Wilayah Kalimantan

– Sulawesi; dan Wilayah Nusa Tenggara-Maluku-Papua (masing – masing wilayah

1 kegiatan);

5. Bimbingan Teknis Peninjauan Kembali RTRW Provinsi/ Kabupaten/ Kota di Wilayah Sumatera; Wilayah Jawa-Bali; Wilayah Kalimantan-Sulawesi; dan

Wilayah Nusa Tenggara-Maluku-Papua (masing – masing wilayah 1 kegiatan);

6. Fasilitasi Penyelesaian Perda RTRW di Provinsi/ Kabupaten/ Kota di Wilayah Sumatera; Wilayah Jawa-Bali; Wilayah Kalimantan-Sulawesi; dan Wilayah Nusa Tenggara-Maluku-Papua (masing – masing wilayah 1 kegiatan);

(25)

LAPORAN KINERJA 2015

Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah

III-8

7. Penyusunan RTR KSP di Provinsi Jawa Timur; 8. Penyusunan RTR KSP di Provinsi Jawa Tengah; 9. Penyusunan RTR KSP di Provinsi D.I. Yogyakarta;

10. Bimbingan Teknis Penyusunan Rencana Rinci Tata Ruang Provinsi/ Kabupaten di Wilayah Sumatera; Wilayah Jawa-Bali; Wilayah Kalimantan-Sulawesi; dan

Wilayah Nusa Tenggara-Maluku-Papua (masing – masing wilayah 1 kegiatan);

11. Bimbingan Teknis Penyusunan RDTR Kota di Wilayah Sumatera; Wilayah Jawa-Bali; Wilayah Kalimantan-Sulawesi; dan Wilayah Nusa Tenggara-Maluku-Papua (masing – masing wilayah 1 kegiatan);

12. Penyusunan RDTR Kota Pekalongan Provinsi Jawa Tengah;

13. Penyusunan RDTR Kota Balikpapan Provinsi Kalimantan Timur; dan 14. Penyusunan RDTR Kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara.

Penjelasan lebih rinci mengenai Indikator Kinerja Kegiatan 2 dan Output 2 antara lain mencakup 4 (empat) hal sebagai berikut:

Tujuan

Tujuan diadakannya Indikator Kinerja Kegiatan 2 dan Output 2 adalah untuk memberikan pembinaan kepada Pemerintah Provinsi/ Kabupaten/ Kota. Agar mereka dapat melakukan perencanaan dan pemanfaatan ruang di daerahnya masing-masing. Sesuai dengan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Proses/ Hasil Kegiatan

Kedua puluh tujuh kegiatan tersebut di atas, memiliki serangkaian proses sebelum menghasilkan output akhir berupa 78 (tujuh puluh delapan) dokumen, 22 (dua puluh dua) Provinsi, dan 1190 (seribu seratus sembilan puluh) orang. Proses – proses yang

dilalui antara lain dengan melakukan Workshop, Rapat Koordinasi, FGD (Focus Group

Discussion), dan Rapat Teknis. Baik dengan internal Direktorat dan internal Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional (ATR-BPN) maupun pihak eksternal Direktorat dan Kementerian seperti SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) Dekonsentrasi Bidang Penataan Ruang dari 33 (tiga puluh tiga) provinsi; Pemerintah Provinsi/ Kabupaten/ Kota (Bappeda Provinsi/ Dinas Pekerjaan Umum, BKPRD Provinsi/ Kabupaten/ Kota), DPRD Provinsi/ Kabupaten/ Kota, dan Kementerian terkait lainnya di Pusat (Kementerian PU-Pera, BIG, Kementerian Bappenas, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Kementerian ESDM, dll).

Evaluasi Kegiatan

Tahun 2015 merupakan tahun peralihan dari Kepemimpinan terdahulu dengan yang baru. Adanya perubahan kepemimpinan menyebabkan perubahan kebijakan dan

(26)

LAPORAN KINERJA 2015

Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah

III-9

organisasi di bawahnya. Perubahan tersebut tidaklah singkat dan membutuhkan waktu untuk mengatur dan menyesuaikan organisasi yang baru. Kegiatan yang banyak pun baru berjalan pada pertengahan tahun 2015. Dengan waktu singkat yang hanya 6 (enam) bulan dan SDM yang terbatas, target di atas berusaha untuk dicapai. Tentu saja kualitas hasil yang dicapai belumlah sesuai dengan yang diharapkan secara maksimal, sehingga perlu adanya perbaikan atau penyesuaian pada beberapa dokumen, provinsi yang dibina serta target peserta yang lebih luas. Hasil akhirnya adalah melakukan pembinaan dari Pusat (Ditjen Tata Ruang) kepada Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota).

Manfaat

Dengan disusunnya 78 (tujuh puluh delapan) dokumen di atas, Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah telah membantu Provinsi/ Kabupaten/ Kota dalam menyusun dokumen – dokumen perencanaan (RTR) baik umum maupun rinci.

Melakukan pembinaan kepada 22 (dua puluh dua) provinsi yang sebenarnya ditargetkan 33 (tiga puluh tiga) provinsi. Karena keterbatasan waktu sehingga kegiatan yang dilakukan tidak maksimal. Pembinaan haruslah dilakukan secara terus – menerus, agar Pemerintah Provinsi/ Kabupaten/ Kota mampu menyelenggarakan penataan ruang secara mandiri di kemudian hari.

Peserta acara yang hadir adalah 1190 (seribu seratus sembilan puluh) orang melebihi target yang tadinya hanya 1175 (seribu seratus tujuh puluh lima) orang. Dengan hadirnya peserta diharapkan materi – materi tentang pembinaan perencanaan dan pemanfaatan ruang daerah tersampaikan kepada peserta. Tentu saja hal ini berguna untuk menambah pengetahuan masing – masing peserta. Meskipun belum diketahui seberapa besar pemahaman yang dimiliki masing – masing peserta terhadap materi – materi yang telah disampaikan.

C. Indikator Kinerja Kegiatan 3, yaitu Jumlah Prov/ Kab/ Kota yang mendapatkan persetujuan substansi targetnya tidak tercapai 100% tetapi hanya 87,50%. Targetnya adalah 8 (delapan) dokumen dan 33 (tiga puluh tiga) provinsi. Capaian kinerja Indikator Kinerja Kegiatan 3 adalah sebagai berikut :

• 8 (delapan) Dokumen yang terdiri atas 1 (satu) Dokumen Laporan Fasilitasi Pendampingan Penyusunan RRTR Kawasan Industri; 1 (satu) Dokumen Laporan Fasilitasi Clearing House (CH) Persetujuan Substansi Rencana Tata Ruang Provinsi/ Kabupaten/ Kota; 1 (satu) Dokumen Materi Teknis RTRW

(27)

LAPORAN KINERJA 2015

Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah

III-10

Kabupaten Buton Tengah Provinsi Sulawesi Tenggara; 1 (satu) Dokumen Materi Teknis RTRW Kabupaten Muna Barat; 1 (satu) Dokumen Materi Teknis RDTR KSK di Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur; 1 (satu) Dokumen Materi Teknis RDTR KSK di Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan; 1 (satu) Dokumen Materi Teknis RDTR KSK di Kabupaten Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat; dan 1 (satu) Dokumen Laporan Fasilitasi Pendampingan Penyelesaian Peta RRTR dan RDTR.

• 22 (dua puluh dua) Provinsi yang Provinsi/ Kabupaten/ Kota yang RTR-nya baik umum maupun rinci difasilitasi untuk mendapatkan Persetujuan Substansi bahkan apabila memungkinkan sampai dengan Legislasinya (penetapan perdanya). Adapun kedua puluh dua Provinsi tersebut meliputi : Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Riau, Kepulauan Riau, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Tengah, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat, Gorontalo, Maluku, Maluku Utara, Papua dan Papua Barat.

Indikator Kinerja Output 3, yaitu Pemberian Persetujuan Substansi dalam Penyusunan RTRW Provinsi/ Kabupaten/ Kota. Sama halnya dengan Indikator Kinerja Kegiatan 3, targetnya 8 (delapan) Dokumen dan 33 (tiga puluh tiga) Provinsi. Target telah tercapai 87,50%. Adapun kegiatan yang termasuk di dalam Indikator Kinerja Kegiatan 3 dan Output 3 ini adalah sebagai berikut:

1. Fasilitasi Persetujuan Substansi dan Legislasi Rencana Tata Ruang di Wilayah Wilayah Sumatera; Wilayah Jawa-Bali; Wilayah Kalimantan-Sulawesi; dan

Wilayah Nusa Tenggara-Maluku-Papua (masing – masing wilayah 1 kegiatan);

2. Fasilitasi Pendampingan Penyusunan RRTR Kawasan Industri;

3. Fasilitasi Clearing House (CH) Persetujuan Substansi Rencana Tata Ruang Provinsi/ Kabupaten/ Kota;

4. Penyusunan RTRW Kabupaten Buton Tengah Provinsi Sulawesi Tenggara; 5. Penyusunan RTRW Kabupaten Muna Barat Provinsi Sulawesi Tenggara; 6. Penyusunan RDTR KSK di Kabupaten Banyuwangi Provinsi Jawa Timur; 7. Penyusunan RDTR KSK di Kabupaten Maros Provinsi Sulawesi Selatan;

8. Penyusunan RDTR KSK di Kabupaten Sumbawa Provinsi Nusa Tenggara Barat; dan

9. Fasilitasi Pendampingan Penyelesaian Peta RRTR dan RDTR.

Penjelasan lebih rinci mengenai Indikator Kinerja Kegiatan 3 dan Output 3 antara lain mencakup 4 (empat) hal sebagai berikut:

(28)

LAPORAN KINERJA 2015

Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah

III-11

Tujuan

Tujuan diadakannya Indikator Kinerja Kegiatan 3 dan Output 3 adalah memberikan bantuan/ fasilitasi kepada Pemerintah Provinsi/ Kabupaten/ Kota untuk proses Persetujuan Substansi dan Penetapan Perda. Seringkali Pemerintah Provinsi/ Kabupaten/ Kota kekurangan dana untuk memfasilitasi proses Persetujuan Substansi di Pusat atau di Provinsi (khusus Persetujuan Substansi RRTR yang provinsinya sudah mendapatkan pelimpahan kewenangan persetujuan substansi dari Pusat/ Dekonsentrasi Persetujuan Substansi RRTR). Bahkan untuk melegalkan atau menetapkan perda RTR tersebut.

Proses/ Hasil Kegiatan

Kedua belas kegiatan tersebut di atas, memiliki serangkaian proses sebelum menghasilkan output akhir berupa 8 (delapan) dokumen dan 22 (dua puluh dua) Provinsi. Proses – proses yang dilalui antara lain dengan melakukan Rapat BKPRN,

Workshop, Rapat Koordinasi, FGD (Focus Group Discussion), dan Rapat Teknis. Baik

dengan internal Direktorat dan internal Kementerian Agraria dan Tata Ruang/ Badan Pertanahan Nasional (ATR-BPN) maupun pihak eksternal Direktorat dan Kementerian seperti SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) Dekonsentrasi Bidang Penataan Ruang dari 33 (tiga puluh tiga) provinsi; Pemerintah Provinsi/ Kabupaten (Bappeda Provinsi/ Dinas Pekerjaan Umum/ anggota BKPRD), DPRD Provinsi/ Kabupaten/ Kota, dan Kementerian terkait lainnya di Pusat (Kementerian PU-Pera, BIG, Kementerian Bappenas, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup, Kementerian ESDM, dll).

Evaluasi Kegiatan

Tahun 2015 merupakan tahun peralihan dari Kepemimpinan terdahulu dengan yang baru. Adanya perubahan kepemimpinan menyebabkan perubahan kebijakan dan organisasi di bawahnya. Perubahan tersebut tidaklah singkat dan membutuhkan waktu untuk mengatur dan menyesuaikan organisasi yang baru. Kegiatan yang banyak pun baru berjalan pada pertengahan tahun 2015. Dengan waktu singkat yang hanya 6 (enam) bulan dan SDM yang terbatas, target di atas berusaha untuk dicapai. Tentu saja kualitas hasil yang dicapai belumlah sesuai dengan yang diharapkan secara maksimal, sehingga perlu adanya perbaikan atau penyesuaian pada beberapa dokumen dan banyaknya provinsi yang difasilitasi proses untuk mendapatkan Persetujuan Substansi beserta Legalisasi RTR-nya.

(29)

LAPORAN KINERJA 2015

Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah

III-12

Manfaat

Dengan disusunnya 8 (delapan) dokumen di atas, Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah telah memfasilitasi Pemerintah Provinsi/ Kabupaten/ Kota dalam menyusun dokumen – dokumen perencanaan (RTR) baik umum maupun rinci. Selain fasilitasi dalam penyusunan dokumen, juga melakukan evaluasi dokumen – dokumen perencanaan dari Pemerintah Provinsi/ Kabupaten/ Kota dalam proses Clearing House (internal Ditjen Tata Ruang) sebelum dibawa ke rapat BKPRN di Pusat. Juga membantu pendampingan penyelesaian peta khusus RRTR dan RDTR agar mendapatkan rekomendasi dari BIG.

Selain itu, hanya 22 (dua puluh dua) Provinsi yang dapat difasilitasi rapat – rapatnya di internal Ditjen Tata Ruang maupun dengan eksternal Kementerian (sektor terkait). Padahal untuk target ada 33 (tiga puluh tiga) Provinsi yang mendapatkan fasilitasi tersebut. Namun karena keterbatasan waktu kegiatan maka hanya beberapa provinsi saja yang akhirnya difasilitasi.

D. Indikator Kinerja Kegiatan 4, yaitu Jumlah forum masyarakat dan dunia usaha yang difasilitasi targetnya telah tercapai 100%. Targetnya adalah 1 (satu) dokumen dan 105 (seratus lima) orang. Capaian kinerja Indikator Kinerja Kegiatan 4 adalah sebagai berikut :

• 1 (satu) Dokumen yang terdiri atas 1 (satu) Dokumen Laporan Fasilitasi Pelembagaan Penyelenggaraan Penataan Ruang Kepada Pelajar. Kegiatan ini dilakukan dengan cara memberikan sosialisasi tentang materi penataan ruang kepada para pelajar di 20 (dua puluh) sekolah terpilih yang ada di DKI Jakarta.

• 105 (seratus lima) orang merupakan para pelajar dari beberapa sekolah terpilih yang berasal dari 34 (tiga puluh empat) provinsi di Indonesia. Mereka semua diundang dalam pembentukan pelopor penataan ruang (acara Nasional) di Jakarta. Para pelajar ini adalah para pelajar terbaik di daerahnya yang terjaring oleh kegiatan Fasilitasi Pelembagaan Penyelenggaraan Penataan Ruang Kepada Pelajar. Kecuali di DKI Jakarta, kegiatan ini dilakukan oleh SKPD Dekonsentrasi Bidang Penataan Ruang di 33 (tiga puluh tiga) Provinsi.

Indikator Kinerja Output 4, yaitu Program Kemitraan dengan Forum Masyarakat dan Dunia Usaha. Sama halnya dengan Indikator Kinerja Kegiatan 4, targetnya 1 (satu) Dokumen dan 105 (seratus lima) orang. Target telah

(30)

LAPORAN KINERJA 2015

Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah

III-13

tercapai 100%. Adapun kegiatan yang termasuk di dalam Indikator Kinerja Kegiatan 4 dan Output 4 ini adalah sebagai berikut:

1. Fasilitasi Pelembagaan Penyelenggaraan Penataan Ruang Kepada Pelajar 2015; dan

2. Pelatihan Pembentukan Pelopor Madya Penataan Ruang.

Penjelasan lebih rinci mengenai Indikator Kinerja Kegiatan 4 dan Output 4 antara lain mencakup 4 (empat) hal sebagai berikut:

Tujuan

Tujuan diadakannya Indikator Kinerja Kegiatan 4 dan Output 4 adalah menyebarluaskan informasi tentang penataan ruang kepada masyarakat dan membina kemitraan dengan masyarakat. Dalam hal ini masyarakat yang dibina dan difasilitasi adalah para pelajar tingkat SMU Kelas 11-12. Hal ini dilakukan dengan harapan bahwa para pelajar tersebut adalah pelopor penataan ruang sebagai agen penggerak penataan ruang di daerahnya masing – masing. Agar mereka bisa memberikan informasi betapa pentingnya penataan ruang dan bahaya yang akan timbul apabila penataan ruang diabaikan.

Proses/ Hasil Kegiatan

Kedua kegiatan tersebut di atas, memiliki serangkaian proses sebelum menghasilkan output akhir berupa 1 (satu) dokumen dan 105 (seratus lima) orang. Proses – proses yang dilalui antara lain dengan melakukan rapat kecil untuk membentuk Tim Sosialisator materi penataan ruang ke sekolah – sekolah khusus di wilayah DKI Jakarta. Tim Sosialisator tersebut berasal dari para pegawai Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah. Di sela – sela aktivitas kegiatan harian, mereka meluangkan waktu untuk mengajar 1 (satu) – 2 (dua) jam sehari di tiap sekolah.

Para pelajar terbaik di tiap sekolah dijaring untuk diundang pada acara Pembentukan Pelopor Madya Penataan Ruang tingkat Nasional di Jakarta. Secara pararel, SKPD Dekonsentrasi Bidang Penataan Ruang di 33 (tiga puluh tiga) provinsi juga melakukan sosialisasi ke sekolah – sekolah di Daerah mereka. Mereka lalu menjaring para pelajar terbaik dan mengusulkan mereka untuk diundang ke acara Pelopor Madya Penataan Ruang tingkat Nasional di Jakarta.

Acara Pelopor Madya Penataan Ruang Tingkat Nasional dilaksanakan di Ancol, Jakarta. Bertepatan dengan rangkaian acara Hari Agraria dan Tata Ruang 2015 (Hantaru). Acara dibuka oleh Menteri Agraria dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional. Mereka diberikan berbagai macam pembekalan dan materi serta melakukan kunjungan lapangan ke Jakarta City Planning Gallery, City Tour

(31)

LAPORAN KINERJA 2015

Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah

III-14

dengan Bus, Waduk Pluit dan Kawasan Mangroove di Pantai Indah Kapuk Jakarta Utara.

Evaluasi Kegiatan

Tahun 2015 merupakan tahun peralihan dari Kepemimpinan terdahulu dengan yang baru. Adanya perubahan kepemimpinan menyebabkan perubahan kebijakan dan organisasi di bawahnya. Perubahan tersebut tidaklah singkat dan membutuhkan waktu untuk mengatur dan menyesuaikan organisasi yang baru. Kegiatan yang banyak pun baru berjalan pada pertengahan tahun 2015. Dengan waktu singkat yang hanya 6 (enam) bulan dan SDM yang terbatas, target di atas berusaha untuk dicapai. Tentu saja kualitas hasil yang dicapai belumlah sesuai dengan yang diharapkan secara maksimal, sehingga perlu adanya perbaikan atau penyesuaian pada materi – materi sosialisasi ke sekolah dan banyaknya sekolah yang akan disosialisasikan materi penataan ruang.

Manfaat

Kegiatan Fasilitasi Pelembagaan Penyelenggaraan Penataan Ruang Kepada Pelajar dan Pelatihan Pembentukan Pelopor Madya merupakan kegiatan yang sebaiknya dilakukan berkesinambungan setiap tahun. Hal ini dilakukan agar pelopor penataan ruang yang merupakan pelajar dapat menjadi agen penataan ruang di setiap daerahnya. Informasi mengenai penataan ruang haruslah diketahui sedini mungkin dan dapat diterapkan sehari – hari. Sehingga ruang yang terbatas dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin sesuai dengan peruntukannya di dalam Rencana Tata Ruang (RTR).

E. Indikator Kinerja Kegiatan 5, yaitu Jumlah dokumen dan data dan informasi serta kemitraan di bidang pembinaan perencanaan tata ruang dan pemanfaatan ruang targetnya telah tercapai 100%. Targetnya adalah 4 (empat) Dokumen dan 34 (tiga puluh empat) Provinsi. Capaian kinerja Indikator Kinerja Kegiatan 5 adalah sebagai berikut :

• 4 (empat) Dokumen terdiri atas 1 (satu) Dokumen Laporan Pengembangan Data dan Informasi Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah; 1 (satu) Dokumen Laporan Penyebarluasan Informasi Penataan Ruang Daerah Melalui Galeri Penataan Ruang; 1 (satu) Dokumen Laporan Penyiapan Materi Iklan Layanan Masyarakat Bidang Penataan Ruang; dan 1 (satu) Dokumen Laporan Penyebarluasan Informasi dan Komunikasi Perencanaan dan Pemanfaatan Ruang.

(32)

LAPORAN KINERJA 2015

Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah

III-15

• 34 (tiga puluh empat) Provinsi yang terdiri atas Pemutakhiran Profil Penataan Ruang Provinsi. Masing – masing Provinsi di Indonesia dibuatkan Profil Penataan Ruangnya.

Indikator Kinerja Output 5, yaitu Data dan Informasi Serta Kemitraan di Bidang Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah. Sama halnya dengan Indikator Kinerja Kegiatan 5, targetnya 4 (empat) Dokumen dan 34 (tiga puluh empat) Provinsi. Target telah tercapai 100%. Adapun kegiatan yang termasuk di dalam Indikator Kinerja Kegiatan 5 dan Output 5 ini adalah sebagai berikut:

1. Pengembangan Data dan Informasi Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah;

2. Penyebarluasan Informasi Penataan Ruang Daerah Melalui Galeri Penataan Ruang;

3. Penyiapan Materi Iklan Layanan Masyarakat Bidang Penataan Ruang;

4. Penyebarluasan Informasi dan Komunikasi Perencanaan dan Pemanfaatan Ruang; dan

5. Pemutakhiran Profil Penataan Ruang Provinsi.

Penjelasan lebih rinci mengenai Indikator Kinerja Kegiatan 5 dan Output 5 antara lain mencakup 4 (empat) hal sebagai berikut:

Tujuan

Tujuan diadakannya Indikator Kinerja Kegiatan 5 dan Output 5 adalah menyusun, mengelola, memutakhirkan, menyebarluaskan data dan informasi tentang penataan ruang serta hal – hal yang terkait dengan kemitraan.

Proses/ Hasil Kegiatan

Proses dan hasil kegiatan kelima kegiatan di atas meliputi rapat – rapat teknis (internal Direktorat dan Pemerintah Provinsi/ Kabupaten/ Kota); mengumpulkan data dan informasi terkait penataan ruang; membangun sistem informasi internal Direktorat; membuat maket, dan lain - lain (city planning gallery) di Surabaya; membuat materi Iklan Layanan Masyarakat (ILM); membuat buku profil penataan ruang untuk 34 (tiga puluh empat) provinsi; menyebarluaskan data dan informasi tersebut kepada Pemerintah Provinsi/ Kabupaten/ Kota dan masyarakat.

Evaluasi Kegiatan

Tahun 2015 merupakan tahun peralihan dari Kepemimpinan terdahulu dengan yang baru. Adanya perubahan kepemimpinan menyebabkan perubahan kebijakan dan organisasi di bawahnya. Perubahan tersebut tidaklah singkat dan membutuhkan waktu untuk mengatur dan menyesuaikan organisasi yang baru. Kegiatan yang

(33)

LAPORAN KINERJA 2015

Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah

III-16

banyak pun baru berjalan pada pertengahan tahun 2015. Dengan waktu singkat yang hanya 6 (enam) bulan dan SDM yang terbatas, target di atas berusaha untuk dicapai. Secara umum semua target di atas dapat tercapai seluruhnya dengan kualitas yang cukup baik.

Manfaat

Kegiatan – kegiatan pada output ini bermanfaat untuk pihak internal Direktorat dan eksternal Direktorat. Di pihak internal, dapat memudahkan pengelolaan, pemutakhiran serta penyimpanan data dan informasi penataan ruang. Sedangkan di pihak eksternal, masyarakat luas dapat mendapatkan pengetahuan tentang penataan ruang yang telah disebarluaskan melalui ILM dan maket yang ada di City Planning Gallery. Sedangkan buku – buku profil penataan ruang dapat dipakai oleh pihak internal maupun eksternal (apabila telah disusun di dalam perpustakaan Ditjen). 2. Perbandingan Pencapaian Kinerja Pada Tahun 2014 Dengan 2015

Pada sub bab point 1 di atas, telah diuraikan bahwa rata - rata pencapaian kinerja Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah pada tahun 2015 adalah sebesar 94,98 %. Sedangkan rata - rata pencapaian kinerja pada tahun 2014 adalah sebesar 94,88 %. Jadi, pada tahun 2015 pencapaian kinerja mengalami kenaikan sebesar 0,10 %. Namun berbeda halnya dengan tahun 2015, pada tahun 2014 seperti yang telah dijelaskan sebelumnya struktur organisasi dan nomenklatur organisasi masih yang lama. Dimana tugas dan fungsi Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah tersebar di 4 (empat) unit eselon II, yaitu Direktorat Binda 1, Binda 2, Perkotaan dan Bina Program dan Kemitraan. Pada waktu itu, Direktorat Jenderal Penataan Ruang di Kementerian Pekerjaan Umum terdiri atas 4 (empat) Unit Eselon II Teknis (Tarunas, Perkotaan, Binda 1 dan Binda 2); 1 (satu) Unit Eselon II Bina Program dan Kemitraan (BPK); dan 1 (satu) Unit Eselon II Sekretariat Ditjen. Oleh karena itu, capaian – capaian kinerja pada tahun 2014 diambil dari data – data capaian kinerja keempat Direktorat seperti yang telah dijelaskan di atas. Tentu saja untuk memisahkan dan mengambil capaian – capaian kinerja dari keempat Direktorat membutuhkan waktu karena harus mencermati setiap kegiatan yang sesuai dengan indikator kegiatan dan output yang baru. Selain itu, capaian kinerja SKPD Dekonsentrasi Bidang Penataan Ruang masuk ke capaian kinerja dan tersebar di Direktorat Binda 1 (Wilayah Sumatera-Jawa), Direktorat Binda 2 (Wilayah di luar Sumatera-Jawa), Perkotaan, Tarunas dan Bina Program dan Kemitraan.

(34)

LAPORAN KINERJA 2015

Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah

III-17

Tidak seperti tahun 2014 yang penuh dinamika karena mengalami pemotongan anggaran dan penghematan anggaran, maka pada tahun 2015 adalah kebalikannya. Semua berjalan sesuai dengan perencanaan awal meskipun waktu pelaksanaan kegiatan sangatlah singkat yakni hanya 6 (enam) bulan. Hal tersebut adalah akibat perubahan pemerintahan dan perubahan organisasi. Dimana kedua hal tersebut membutuhkan waktu yang cukup panjang dalam prosesnya. Berikut ini adalah diagram dan tabel Perbandingan capaian kinerja pada tahun 2014 dengan tahun 2015.

91.35

93.66

99.68

94.62

95.08

2014

IKK 1 IKK 2 IKK 3 IKK 4 IKK 5

100

87.41

87.5

100

100

2015

IKK 1 IKK 2 IKK 3 IKK 4 IKK 5

(35)

LAPORAN KINERJA 2015

Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah

III-18

Tabel 3.2 Perbandingan Pencapaian Kinerja Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah Tahun 2014 Dengan Tahun 2015

Capaian Kinerja Persentase Capaian (% )

Capaian Kinerja Persentase Capaian (% )

1 2 5 6 7 8

1

9 Dokumen 91.35 6 Dokumen 100 Output 01:

Dokumen Kebijakan Teknis, Program dan Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Kinerja 9 Dokumen 91.35 6 Dokumen 100

150 Dokumen, 32 Provinsi,

0 Orang 93.66

78 Dokumen, 22 Provinsi,

1190 orang 87.41 Output 02:

Pembinaan Teknis Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota (BINDA)

150 Dokumen, 32 Provinsi, 0

Orang 93.66

78 Dokumen, 22 Provinsi,

1190 orang 87.41

23 Dokumen, 32 Provinsi 99.68 8 Dokumen, 22 Provinsi 87.50

Output 03:

Pemberian persetujuan substansi dalam penyusunan RTRW Provinsi/Kabupaten/Kota 23 Dokumen, 32 Provinsi 99.68 8 Dokumen, 22 Provinsi 87.50

77 Dokumen, 0 orang 94.62 1 Dokumen, 105 orang 100

Output 04:

Program kemitraan dengan forum masyarakat dan dunia usaha 77 Dokumen, 0 orang 94.62 1 Dokumen, 105 orang 100

46 Dokumen, 32 Provinsi 95.08 4 Dokumen, 34 Provinsi 100

Output 05:

Data dan informasi serta kemitraan di bidang perencanaan tata ruang dan pemanfaatan ruang daerah

46 Dokumen, 32 Provinsi 95.08 4 Dokumen, 34 Provinsi 100

* Capaian Kinerja 2014 diambil dari capaian kinerja Unit-unit Eselon II sebelumnya di Ditjen Penataan Ruang yang telah berubah struktur organisasi dan nomenklaturnya

DIREKTORAT PEMBINAAN PERENCANAAN TATA RUANG DAN PEMANFAATAN RUANG DAERAH

2014 Indikator Kinerja

2015 NO Sasaran Kegiatan

Indikator Kinerja Kegiatan 3:

Jumlah Provinsi/kabupaten/Kota yang mendapatkan persetujuan substansi

Indikator Kinerja Kegiatan 4:

Jumlah forum masyarakat dan dunia usaha yang di fasilitasi

Indikator Kinerja Kegiatan 5:

Jumlah dokumen dan data dan informasi serta kemitraan di bidang pembinaan perencanaan tata ruang dan pemanfaatan ruang

3

Terselenggaranya Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah

Indikator Kinerja Kegiatan 1:

Jumlah Dokumen Kebijakan Teknis, Program dan Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi

Indikator Kinerja Kegiatan 2:

Jumlah Prov/ Kab/ Kota/ Perkotaan yang Mendapatkan Pembinaan Teknis Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah

(36)

LAPORAN KINERJA 2015

Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah

III-19

3. Pencapaian Kinerja Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah Dengan Target Renstra (2015 – 2019) Pada Tahun 2015

Saat ini dokumen Renstra 2015-2019 Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah masih berupa draft. Draft tersebut masih memerlukan banyak perbaikan dalam hal substansi dan target – target Renstra per-tahunnya. Target – target dari Indikator Kinerja Kegiatan dan Indikator Kinerja Output yang harus ditetapkan pertahunnya dari 2015-2019 belumlah sesuai dengan struktur organisasi yang sekarang. Hal – hal apa saja yang menjadi target dari Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah belumlah terakomodir di dalam Renstra secara keseluruhan.

Serupa halnya dengan Renstra Direktorat, Renstra Direktorat Jenderal Tata Ruang juga masih berbentuk draft. Target dan hal – hal yang menjadi indikator masih mengacu pada struktur dan nomenklatur organisasi yang lama. Semestinya hal ini dapat menjadi permakluman bahwa perubahan struktur organisasi dan nomenklatur baru membuat banyak hal perlu berubah.

Renstra 2015 – 2019 sebelumnya yang telah disiapkan masih sama dengan struktur organisasi dan nomenklatur organisasi yang lama. Tentu saja draft tersebut sudah tidak sesuai lagi dengan dinamika organisasi yang baru. Perlu adanya penyesuaian - penyesuaian dan perbaikan – perbaikan yang membutuhkan waktu cukup lama. Oleh karena itu, target – target untuk tahun 2015 masih disesuaikan dengan indikator kegiatan dan output yang ada di dalam Arsitektur Dan Informasi Kinerja (ADIK) Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah. Capaian kinerja untuk target Renstra tahun 2015 adalah 94,98 %. Untuk tahun 2015, hasil pengukuran dan satuan target di dalam tabel Renstra 2015 sama dengan hasil pengukuran dan satuan target yang ada di dalam Perjanjian Kinerja pada tahun 2015. Termasuk uraian mengenai dokumen – dokumen dan laporan - laporan yang ada di dalamnya. Berikut ini adalah Tabel 3.3 dan Tabel 3.4 mengenai Pencapaian Kinerja Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah dengan target Draft Renstra (2015 – 2019) dan target RPJMN (2015 – 2019).

Gambar

Tabel 3.1 Pengukuran Capaian Perjanjian Kinerja Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang                    Daerah Tahun 2015
Tabel 3.2 Perbandingan Pencapaian Kinerja Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang                    Daerah Tahun 2014 Dengan Tahun 2015
Tabel 3.3 Pencapaian Kinerja Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah Dengan   Target Renstra* (2015 – 2019) Pada Tahun 2015
Tabel 3.4 Pencapaian Kinerja Direktorat Pembinaan Perencanaan Tata Ruang dan Pemanfaatan Ruang Daerah Dengan Target   RPJMN (2015 – 2019) Pada Tahun 2015

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi holding time terhadap kekerasan dan kedalaman difusi baja St 41 setelah dilakukan proses pack

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Gubernur Sulawesi Selatan tentang Pengesahan Rencana Kerja Satuan Kerja

1) APBN merupakan wujud pengelolaan keuangan negara yang ditetapkan tiap tahun dengan undang- undang. 2) APBN terdiri atas anggaran pendapatan, anggaran

Tuntutan ganti rugi pencemaran minyak oleh pemilik kapal tanker menjadi hal yang diatur secara serius oleh sistem hukum laut internasional melalui konvensi internasional

Disamping itu struktur sesar terbentuk setelah pembentukan lipatan ditandai dengan adanya offset pada sumbu sinklin pada daerah penelitian (Lampiran F-3), sehingga dapat

Berdasarkan hasil temuan diatas, dapat diketahui bahwa strategi penghidupan yang dilakukan oleh para pedagang kaki lima di Yogya, Hanoi, Surigao, Kigali dan Johannesburg adalah

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan membaca siswa dari SMA PGRI 1 Pati di tahun akademik

1. Irigasi adalah usaha penyediaan dan penyediaan dan pengaturan airuntuk menunjang pertanian. Jaringan irigasi adalah saluran dan bangunan yang merupakan satu kesatuan dan