• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pendahuluan MINGGU 1.pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pendahuluan MINGGU 1.pdf"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

M

M IIN

N G G

G GU

U K E

K E 1  

1  

PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

DI

DISKRIPSI SINGKA

SKRIPSI SINGKAT

T

Mata kuliah ini berisi bahasan mengenai pengertian tentang Digital Elevation Model, Digital Mata kuliah ini berisi bahasan mengenai pengertian tentang Digital Elevation Model, Digital Terrain Model, sejarah perkembangan Model Terain Digital (MTD), hubungan MTD dengan ilmu Terrain Model, sejarah perkembangan Model Terain Digital (MTD), hubungan MTD dengan ilmu lain.

lain. SeSelain ilain itu, jtu, juga buga berisierisi bahbahasaasan mn mengengenaenaii berbberbagaagai ti tekneknik represeik representasi digital ntasi digital terrain yanterrain yangg telah dikembangkan dengan perkembangan teknologi komputasi, matematika modern dan telah dikembangkan dengan perkembangan teknologi komputasi, matematika modern dan graphis kom

graphis komputer.puter. SaaSaat it ini, penggunni, penggunaan kaan komomputer telah menputer telah menjadi hal jadi hal yang yang signifsignifikan di bidangikan di bidang inf

informaormasi.si. MMememang, komang, komputer telah menputer telah menjadi sarana penjadi sarana pentiting unng untuk representasi permtuk representasi permukaanukaan digital terrain.

digital terrain.

MANFAAT

MANFAAT

Setelah m

Setelah mengikuti kuliengikuti kuliah ini, mahaah ini, mahasiswa dsiswa dapatapat mmenjelaskan denjelaskan defiefinisi, nisi, sejarah, dan sejarah, dan hubuhubunganngan dengan ilmu lainnya

dengan ilmu lainnya

RELEVANSI

RELEVANSI

Pend

Pendahuluanahuluan ini ini mmemempunypunyai ai mamaksud memksud memperkenperkenalkan mahaalkan mahasiswa tentangsiswa tentang Definisi Definisi MMTDTD, , MEMED,D, MPD, Sejarah perkembangan MTD dan hubungannya dengan ilmu lain.

MPD, Sejarah perkembangan MTD dan hubungannya dengan ilmu lain.

LEARNI

LEARNING OUTCOM

NG OUTCOMES

ES

Maha

Mahasisiswa swa mammampupu :: 1.

1. MMememahaahammi pei pengngertian ertian MMTDTD.. 2.

2. MMememahahamamii sesejarajarah ph perkerkemembabangngan an MMTDTD 3.

3. MMememahaahammii huhubunbungan gan MMTD TD dendengan gan ililmmu lainu lain

PENYAJIAN

PENYAJIAN

(2)

a. Model Terin Digital (MTD)

Pada beberapa Negara, MTD mempunyai arti yang sama dengan MED, merepresentasi terin permukaan bumi gundul dengan spasi grid seragam pada nilai z. Pada kasus ini MTD sama dengan MED tetapi elevasi fitur topografi pada permukaan tanah yang mempunyai koordinat x, y, z dan breaklines yang mempunyai spasi koordinat tidak teratur yang secara karakteristik membentuk terin permukaan bumi sebenarnya. Hasil MTD merupakan fitur terin yang lebih jelas dan lokasinya tepat, sedangkan kontur yang dibentuk dari MTD mendekati bentuk terin yang sebenarnya. Pembentukan MTD umumnya lebih mahal dan waktu yang lebih lama untuk memperoleh spasi grid yang seragam sebab breaklines tidak cocok dengan kenyataan lapangan bila diperoleh secara otomatis.

b. Model Elevasi Digital (MED)

Menurut Maune (2007), secara umum dapat diartikan sebagai data elevasi digital (DED) yang dapat digunakan untuk memberikan definisi MED. Penggunaan istilah MED mempunyai beberapa perbedaan arti :

MED secara umum berarti data topografi digital. Istilah ini menggunakan kata model karena komputer dapat menggunakan data tersebut untuk pemodelan dan analisis secara otomatis pada topografi permukaan bumi secara 3Ddan mempermudah interpretasi kenampakannya. Model permukaan digital yang berupa MED dan menjelaskan elevasi terin (nilai Z pada permukaan bumi) tanpa adanya obyek vegetasi dan bangunan buatan manusia. Dalam kondisi ini MED berarti sama dengan model medan digital (MMD). Tinggi MED pada danau atau sungai diwakili oleh permukaan air. Semua elevasi direferensikan terhadap bidang horisontal dan datum vertikal.

Penggunaan istilah pada USGS, MED merupakan representasi ketinggian kartografis digital dari terin pada spasi interval regular arah x dan y, menggunakan nilai z direferensikan pada datum vertikal. Jenis standar MED USGS menganut National Elevation Dataset  (NED) dengan sistem koordinat UTM dengan spasi grid tertentu yang sama dengan DEMD yang dikeluarkan oleh National Geospatial-Intelligence Agency (NGA). Seperti istilah yang digunakan pada umumnya, MED mempunyai nilai Z pada interval spasi regular pada arah x (timur), y (utara); walaupun dimensi spasi grid, datum, sistem koordinat, format data kadang-kadang mempunyai karakteristik yang berlainan.

c. Model Permukaan Digital (MPD)

Istilah ini sama dengan MED atau MMD, kecuali bahwa elevasi MPD menggambarkan permukaan puncak pantulan bangunan, pohon dan fitur obyek ketinggian di atas permukaan bumi. MPD biasanya dapat digunakan untuk menyajikan pandangan yang tidak saling terhalang dan dapat disimulasikan dengan 3D dan fly-throughs. Model Permukaan Digital yang sama dengan Digital Surface Model , titik yang mempunyai koordinat X-Y-Z di atas permukaan tanah yang termasuk semua fitur alam (vegetasi) maupun buatan (bangunan ).

(3)

1.1. Representasi permukaan terin

Permukaan digital terrain dapat direpresentasikan secara matematis dan grafis. Fourier seri dan polinomial adalah representasi matematika umum. Jaringan grid biasa, jaringan grid tidak teratur, garis kontur adalah representasi grafis umumseperti pada gambar 1, gambar 2 dan gambar 3.

(4)

Gambar 3. Citra ikonos hongkong resolusi 4m

Representasi permukaan terin digital dapat digambarkanskema klasifikasi seperti pada gambar 4

Gambar 4. skema klasifikasi representasi permukaan terin digital

PENJELASAN SELENGKAPNYA DILAKUKAN PADA SAAT TATAP MUKA

(5)

1.2.Model terin digital

Dalam mewakili permukaan terrain, digital terrain model (DTM) adalah salah satu konsep yang paling penting. Bagian ini akan membahas konsep secara umum.

1.2.1.Model konsep dan model matematis

Model adalah obyek atau konsep yang digunakan untuk mewakili sesuatu yang lain. Hal ini realitas diperkecil dan diubah menjadi bentuk yang dapat dipahami (Meyer, 1985). Sebuah model mungkin memiliki beberapa tujuan tertentu seperti prediksi dan kontrol. Dalam hal ini, model hanya perlu memiliki detail cukup signifikan untuk memenuhi tujuan tersebut. Model ini dapat digunakan untuk representasi situasi yang asli (sistem atau fenomena) atau dapat digunakan untuk mewakili beberapa situasi yang diusulkan atau diperkirakan.

Dengan demikian, kata model biasanya berarti representasi dan dalam banyak situasi itu digunakan untuk menggambarkan sistemyang ada. Akibatnya, ada perbedaan kuat pendapat tentang penggunaan yang tepat dari suatu model. Sebagai contoh, dapat diterapkan untuk replikasi fotogrametri dari permukaan terin yang telah difoto atau mungkin menyajikan perspektif dari terin. Secara umum, ada 3  jenis model:

a. konseptual b. fisik

c. matematis

Model konseptual adalah model yang diingat seseorang tentang suatu situasi atau obyek berdasarkan pengetahuan atau pengalamannya. Seringkali jenis ini merupakan secara konseptual membentuk tahap utama pemodelan dan akan diikuti kemudian oleh model fisik atau matematis. Namun, jika situasi atau objek yang terlalu sulit untuk mewakili dengan cara lain, maka model akan tetap konseptual.

1.2.2.Model terin danModel terin digital

Model Terrain selalu digunakan oleh personel militer, perencana, lanskap, arsitek, insinyur sipil, serta ahli lain dalam berbagai ilmu kebumian. Awalnya, model terrain adalah model fisika, dibuat dari karet, plastik, tanah liat, pasir, dll Untuk contoh, selama perang dunia kedua, banyak model yang dibuat oleh angkatan laut Amerika dan direproduksi dari karet (Baffisfore, 1957). Dalam perang folkland pada tahun 1982, pasukan Inggris di lapangan menggunakan pasir dan clay sebagai model ekstensif  untuk merencanakan operasi militer.

Dengan menggunakan model matematika, teknologi numerik, dan digital untuk pemodelan terin banyak kegiatan fotogrametri yang digunakan di bidang teknik sipil. Pada tahun 1950, fotogrametri telah

(6)

dan profil digital dibentuk pada komputer untuk membantu desain jalan. Pada saat itu juga diperkenalkan konsep model terin digital. Definisi yang diberikan adalah sebagai berikut:

Digital terrain model (DTM) hanyalah sebuah representasi statistik permukaan tanah terus-menerus oleh sejumlah besar titik yang dipilih dengan X, Y, Z koordinat diketahui dalamsistemkoordinat tertentu. Jika dibandingkan dengan penyajian analog, maka DTM mempunyai fitur spesifik :

a. Berbagai bentuk representasi

b. Tidak ada kehilangan akurasi data dari waktu ke waktu c. Feasibility otomatisasi dan pengolahan real time d. Mudah representasi multi skala

1.2.3.Model elevasi digital dan model terin digital

Dalam arti, DTM didefinisikan sebagai representasi digital dari terin. Sejak Militer dan lafiamme (1958) menciptakan istilah asli, alternatif lainnya telah mulai digunakan. Ini termasuk model elevasi digital (DEM), Model ketinggian digital (DHM), Model tanah digital (DGM) serta sebagai model daerah ketinggian digital (DTEM). Istilah-istilah ini berasal dari berbagai negara. DEM secara luas digunakan di  America, DHM berasal dari Jerman, DGM digunakan di United Kingdom, dan DTEM diperkenalkan dan

digunakan oleh USGS.

Dalam prakteknya, istilah-istilah (DTM, DEM, DHM, DTEM) sering dianggap identik dan memang ini yang sering terjadi. Tapi kadang-kadang hasilnya benar-benar mengacu pada produk yang berbeda.  Artinya, mungkin sedikit perbedaan antara istilah-istilah ini. Li (1990) telah membuat analisis komparatif 

perbedaan-perbedaan sebagai berikut : a. Ground

b. Height c. Elevation d. Terrain

1.3. Proses modeling terin digital dan pengembangan modeling terin digital

Proses pembangunan permukaan DTM disebut pemodelan digital terrain. Ini juga merupakan proses pemodelan matematika. Dalam proses tersebut, point sampel dari daerah untuk dimodelkan dengan akurasi tertentu dari observasi, kepadatan, dan distribusi. Permukaan terrtain ini kemudian diwakili oleh satu set titik sampel. Jika atribut pada lokasi di permukaan digital selain titik sampel harus diperoleh, interpolasi adalah diterapkan dengan membentuk permukaan DTM dari titik data sampel.  Atribut lain bisa menjadi nilai tinggi, kemiringan dan aspek, dan sebagainya.

Pada akhir 1950-an, miller dan Laflamme (1958) memperkenalkan DTM ke bidang teknik sipil dan memanfaatkan DTM untuk memantau perubahan permukaan bumi. Selanjutnya, kegiatan ini dengan akuisisi data otomatis dengan memindai sepasang foto udara stereo . Sejak tahun 1960 , DTM telah menjadi bidang penelitian yang penting bagi masyarakat internasional untuk fotogrametri dan

(7)

1970, penelitian utama adalah pada pemodelan permukaan dan pembuatan garis kontur dari DEM. Pada tahap ini , banyak metode interpolasi yang digunakan seperti berbagai jenis rata-rata bergerak (schuts 1976) , interpolasi dan bahkan kriging. Untuk pembuatan garis kontur secara bertahap digunakan sampling interval sebagai faktor penting. Dari tahun 1970-an fokus telah bergeser ke kontrol kualitas dan strategi sampling. Kedua studi eksperimental dan analisis teoritis telah dilakukan untuk menghasilkan model matematika untuk prediksi akurasi DTM . Sedangkan Proses modeling terin digital ada pada gambar 5

Gambar 5. Proses modeling terin digital

2.Hubungan antara modeling terin digital dengan berbagai disiplin ilmu yang lain

Pada 1990-an, dengan pengembangan sistem informasi geografis (GIS), DTM telah menjadi bagian penting dari infrastruktur data geospasial nasional. DTM digunakan dan lebih dalam geospasial ilmu informasi dan teknologi. Memang, DTM telah menemukan aplikasi luas (gambar 6) dalam semua geosains dan teknik seperti :

(8)

g. Penginderaan jauh, intrepretation dan pengolahancitra h. Berbagai jenis analisis geografis

Gambar 6. Hubungan MTD denganilmu lain

PENUTUP

Untuk membahas hubungan antara pemodelan digital terrain dan disiplin lainnya , perlu untuk memeriksa yang terlibat dalam bisnis . Seperti telah dibahas sebelumnya , perkembangan awal pemodelan digital terrain yang terlibat photogrammetrists dan insinyur sipil . Sciencetist dalam geometri komputasi dan matematika terapan yang terlibat dalam pengembangan algoritma pemodelan , dan sciencetists dalam teknologi komputasi yang terlibat dalam pengelolaan data dan pengembangan sistem .

TEST FORMATIF

Latihan :

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan MTD, MED dan MPD? 2. Jelaskan sejarah perkembangan dalam MTD.?

3 Apa saja ilmu lain yang berkait dengan MTD? Jelaskan disertai dengan contoh

Jawaban

Ja w a b a n so a l l a t i h a n t e r s e b u t a k a n d i b e r i k a n p a d a s a at u m p a n b a l i k /   d i sk u s i p a d a k u l i ah m i n g g u b e r i k u t n y a  

PENJELASAN

MTD

SELENGKAPNYA DILAKUKAN PADA SAAT TATAP MUKA

(9)

PETUNJUK PENILAIAN

NO KRITERIA

1 (skor

75-100)

2

3

1 Digital Elevation Model, Digital Terrain Model Mampu menjelaskan secara lengkap Digital Elevation Model, Digital Terrain Model beserta contohnya

Mampu menjelaskan sebagian Digital Elevation Model, Digital Terrain Model beserta contohnya

Tidak mampu menjelaskan Digital Elevation Model, Digital Terrain Model beserta contohnya 2 sejarah perkembangan Model Terain Digital (MTD) Mampu menjelaskan sejarah perkembangan Model Terain Digital (MTD) secara lancar 

Mampu menjelaskan hanya sebagian lingkup sejarah perkembangan Model Terain Digital (MTD)

Tdak mampu menjelaskan sejarah perkembangan Model Terain Digital (MTD) 3 hubungan

MTD dengan ilmu lain

Mampu menjelaskan hubungan MTD dengan ilmu lain

Mampu menjelaskan hanya hubungan MTD dengan ilmu lain

Tidak mampu menjelaskan hubungan MTD dengan ilmu lain

**(1 : skor 70 s/d 100, 2 : skor 40 s/d 70, 3 : skor 0 s/d 40)

TINDAK LANJUT

1) Untuk mahasiswa yang kurang mampu menjelaskan dan merangkum perkuliahan minggu ke 1 diharapkan untuk membaca buku pustaka /acuan yang berkaitan dengan materi minggu ke 1. 2) Mahasiswa mempelajari materi kuliah minggu berikutnya.

Daftar Pustaka :

1. Djurdjani, 1999, Model Permukaan Digital , Diktat Jurusan Teknik Geodesi FT-UGM. 2. ITC, 2001, ILWIS 3.0 Academic User’s Guide, ITC, Enschede.

3. Li, Z., Zhu, Q., dan Gold, C., 2005, Digital Terrain Modeling, Principles and Methodology , CRC Press, 20000 N.W. Corporate Blvd, Boca Raton, Florida.

4. Meijerink, A.M.J., Brouwer, H.A.M, Mannaerts, C.M., dan Valenzuela, C.R., 1994, Introduction to the Use of GIS for Practical Hydrology , ITC, Enschede.

5. Sheimy, Nasher., 1999, Digital Terrain Modeling , Lecture Notes, University of Calgary, Calgary.

Gambar

gambar 1. Garis kontur 
Gambar 4. skema klasifikasi representasi permukaan terin digital
Gambar 5. Proses modeling terin digital
Gambar 6. Hubungan MTD denganilmu lain

Referensi

Dokumen terkait

teknik pengamatan secara terus menerus, trianggulasi data, dan pemeriksaan anggota. Penelitian menyimpulkan bahwa: 1) Perencanaan pembelajaran IPS berbasis karakter mencakup

(Afwadzi, Sehingga, kajian hadis misoginis khususnya istri bersujud kepada suami dapat dipahami dengan melalui hermeneutika Gadamer (Sunarto -

Museum Sangiran merupakan salah satu museum di Indonesia yang difungsikan sebagai tempat penyimpanan benda-.. Museum Arkeologi ini terletak di Desa Krikilan,

Bertolak dari permasalahan penelitian tersebut di atas serta dirasa perlu untuk lebih mengembangkan penelitian-penelitian yang telah ada, maka penulis termotivasi untuk mengadakan

 Ekspansi ini diharapkan dapat mendukung target penjualan CSAP pada tahun 2018 yang diharapkan naik 14% menjadi Rp11 triliun dibandingkan dengan tahun lalu.. Penjualan dari

Hubungan ketergantungan antar package ini mengindikasikan efek suatu elemen terhadap elemen lain dalam sistem sehingga perancang sistem dapat melacak efek-efek dari

pengembangan koleksi dan format khusus koleksi perpustakaan untuk memberikan layanan kepada individu berkebutuhan khusus ( (Australian Library and Information

(2) Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1), penyelenggara satuan pendidikan yang didirikan masyarakat menyelenggarakan satuan dan/atau program