• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah ALP

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah ALP"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH KIMIA KLINIK

MAKALAH KIMIA KLINIK

PEMERIKSAAN

PEMERIKSAAN ALKALINE PHOSPHATASE (ALP)

ALKALINE PHOSPHATASE (ALP)

Nama

Nama

:

: Yulianti

Yulianti Estivan

Estivan Harry

Harry

NIM

NIM

:

: PO

PO 530333314746

530333314746

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

JURUSAN ANALIS KESEHATAN

POLTEKKES KEMENKES KUPANG

POLTEKKES KEMENKES KUPANG

2016

2016

(2)

KATA PENGANTAR 

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan berkatNya Saya selaku  penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Pemeriksaan Alkaline Phosphatase (ALP)” dengan baik. Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas prasyarat. Dengan makalah ini penulis  berharap mampu berbagi ilmu khususnya di bidang kimia klinik untuk meningkatkan wawasan

dan pengetahuan tentang materi yang akan disampaikan oleh penulis.

Dengan Makalah ini penulis juga berharap dapat mengembangkan ilmu dan wawasan  penulis, sehingga baik penulis ataupun pembaca akan mendapat manfaat yang positif dari makalah ini. Makalh ini dipersembahkan khusus untuk rekan-rekan analis kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan dan kompetensi dalam topik yang akan disampaikan penulis.

Makalah ini tidak lepas dari kerjasama dari banyak pihak yang terlibat, oleh karena itu  penulis mengucap terima kasih untuk semua pihak yang terkait dalam pembuatan makalah ini. Penulis sangat menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan karena itu penulis dengan tangan terbuka menerima kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.

KUPANG, APRIL 2016

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hati merupakan salah satu organ yang paling besar dalam tubuh manusia. Berlokasi di abdomen bagian atas kanan dan dibalik rusuk-rusuk bagian bawah. Hati memetabolisme dan mendetoksifikasi obat-obatan dan unsur-unsur yang berbahaya bagi tubuh. Hati juga menghasilkan faktor-faktor, protein, dan enzim pembekuan darah, membantu keseimbangan hormon, serta menyimpan vitamin dan mineral. Empedu merupakan suatu cairan yang dibentuk oleh hati, dialirkan melalui saluran langsung ke usus halus untuk membantu mencerna lemak atau ke kandung empedu untuk disimpan dan digunakan untuk keperluan tubuh.

Dalam pekerjaannya, hati kita membuat beberapa produk, termasuk jenis protein yang disebut sebagai enzim. Produk ini dapat keluar dari hati dan masuk ke aliran darah. Tingkat produk tersebut dapat diukur dalam darah. Kerusakan pada hati yang disebabkan oleh penyakit dapat memungkinkan produk tersebut masuk ke aliran darah dalam tingkat yang lebih tinggi. Jadi, tes yang mengukur tingkat produk ini disebut sebagai tes fungsi hati (liver function test/LFT), dapat menunjukkan tingkat kerusakan pada hati. Tes fungsi hati ini dapat membantu dokter untuk mendiagnosa penyakit hati dan untuk melihat tingkat kerusakan lebih berat ataupun pulih. Adapun produk yang biasa diukur sebagai  bagian dari tes fungsi hati, yaitu :

 ALT (Alanin Aminotransferase) atau dikenal sebagai SGPT (Serum Glutamic

Piruvat Transaminase)

 AST (Aspartat Aminotransferase) atau dikenal sebagai SGOT (Serum Glutamic

Oksaloasetic Transaminase)

(4)

 GGT (Gamma-glutamil Transpeptidase) atau gamma GT

 Billirubin

 Albumin

Salah satu pemeriksaan yang penting dan biasa dilakukan untuk menguji fungsi hati adalah pemeriksaan alkali fosfatase. Alkali fosfatase adalah suatu enzim yang terkait dengan saluran empedu, sering kali meningkat jika terjadi sumbatan. Selain itu,  peningkatan pada alkali fosfatase dapat mendiagnosa penyakit sirosis dan kanker hati.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah pengertian dari alkali fosfatase?

2. Bagaimana cara pemeriksaan alkali fosfatase?

3. Berapakah nilai rujukan dari pemeriksaan alkali fosfatase?

4. Apa sajakah masalah klinis yang mungkin terjadi pad a pemeriksaan alkali fosfatase?

C. Tujuan

1. Mengetahui pengertian dari alkali fosfatase 2. Mengetahui cara pemeriksaan alkali fosfatase

3. Mengetahui nilai rujukan dari pemeriksaan alkali fosfatase

4. Mengetahui masalah-masalah klinis yang mungkin terjadi pada pemeriksaan alkali fosfatase?

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Alkali Fosfatase

Fosfatase alkali (alkaline phosphatase, ALP) merupakan enzim yang diproduksi terutama oleh epitel hati dan osteoblast (sel-sel pembentuk tulang baru); enzim ini juga  berasal dari usus, tubulus proksimalis ginjal, plasenta dan kelenjar susu yang sedang membuat air susu. Fosfatase alkali disekresi melalui saluran empedu. Meningkat dalam serum apabila ada hambatan pada saluran empedu (kolestasis). Tes ALP terutama digunakan untuk mengetahui apakah terdapat penyakit hati (hepatobiliar) atau tulang.

Pada orang dewasa sebagian besar dari kadar ALP berasal dari hati, sedangkan  pada anak-anak sebagian besar berasal dari tulang. Jika terjadi kerusakan ringan pada sel hati, mungkin kadar ALP agak naik, tetapi peningkatan yang jelas terlihat pada penyakit hati akut. Begitu fase akut terlampaui, kadar serum akan segera menurun, sementara kadar bilirubin tetap meningkat. Peningkatan kadar ALP juga ditemukan pada beberapa kasus keganasan (tulang, prostat, payudara) dengan metastase dan kadang-kadang keganasan pada hati atau tulang tanpa matastase (isoenzim Regan).

B. Cara Pemeriksaan Alkali Fosfatase

Tujuan : Mengetahui adanya gangguan faal hati

Metode : Kalorimetri untuk menentukan orthophosphoric monoester  phosphohydrolase

Bahan pemeriksaan : serum atau plasma heparin.

Prinsip : Alkali phosphatase mengkatalisa dalam media alkali yang mentransfer 4-nitrophenilphosphat dan 2-amino-2-metil-1-propanol (AMP) menjadi 4-nitrophenol. Kenaikan 4-nitrofenol diukur secara fotometri pada

(6)

 panjang gelombang 405 nm yang sebanding dengan aktivitas alkali phosphatase dalam sampel.

Cara Pemeriksaan Alkali Fosfatase : 1. Menyiapkan alat dan bahan.

Pipet ke dalam tabung 25°C ,30° C, 37° C

Sampel 20 µl

Reagen Kerja 1000 µl

2. Dicampur, baca absorbansi setelah 1 menit, dan pada waktu besamaan nyalakan stopwatch. Baca absorbansi kembali tepat setelah menit 1,2,3 menit. 3. Melakukan perhitungan kadar Alkali fosfatase

Δ A/min =

(Abs 2- Abs 1) + (Abs 3- Abs 2) + (Abs 4- Abs

3) 3

Rumus kadar Alkali fosfatase C = Δ A/min x 2751

C. Nilai Rujukan

Laki-laki : 61- 232 U/L Perempuan : 49-232 U/L

(7)

D. Masalah Klinis

Kadar ALP dapat mencapai nilai sangat tinggi (hingga 20 x lipat nilai normal)  pada sirosis biliar primer, pada kondisi yang disertai struktur hati yang kacau dan pada  penyakit-penyakit radang, regenerasi, dan obstruksi saluran empedu intrahepatik. Peningkatan kadar sampai 10 x lipat dapat dijumpai pada obstruksi saluran empedu ekstrahepatik (misalnya oleh batu) meskipun obstruksi hanya sebagian. Sedangkan  peningkatan sampai 3 x lipat dapat dijumpai pada penyakit hati oleh alcohol, hepatitis

kronik aktif, dan hepatitis oleh virus.

Pada kelainan tulang, kadar ALP meningkat karena peningkatan aktifitas osteoblastik (pembentukan sel tulang) yang abnormal, misalnya pada penyakit Paget. Jika ditemukan kadar ALP yang tinggi pada anak, baik sebelum maupun sesudah pubertas, hal ini adalah normal karena pertumbuhan tulang (fisiologis). Elektroforesis bisa digunakan untuk membedakan ALP hepar atau tulang. Isoenzim ALP digunakan untuk membedakan  penyakit hati dan tulang; ALP1 menandakan penyakit hati dan ALP2 menandakan  penyakit tulang.

Jika gambaran klinis tisak cukup jelas untuk membedakan ALP hati dari isoenzim-isoenzim lain, maka dipakai pengukuran enzim-enzim yang tidak dipengaruhi oleh kehamilan dan pertumbuhan tulang. Enzim-enzim itu adalah : 5’nukleotidase (5’NT), leusine aminopeptidase (LAP) dan gamma-GT. Kadar GGT dipengaruhi oleh  pemakaian alcohol, karena itu GGT sering digunakan untuk menilai perubahan dalam

hati oleh alcohol daripada untuk pengamatan penyakit obstruksi saluran empedu.

 PENINGKATAN KADAR : obstruksi empedu (ikterik), kanker hati, sirosis sel hati,

hepatitis, hiperparatiroidisme, kanker (tulang, payudara, prostat), leukemia, penyakit Paget, osteitis deforman, penyembuhan fraktur, myeloma multiple, osteomalasia, kehamilan trimester akhir, arthritis rheumatoid (aktif), ulkus. Pengaruh ob at : albumin IV, antibiotic (eritromisin, linkomisin, oksasilin, penisilin), kolkisin, metildopa (Aldomet), alopurinol, fenotiazin, obat penenang, indometasin (Indocin), prokainamid, beberapa kontrasepsi oral, tolbutamid, isoniazid, asam para-aminosalisilat.

(8)

 PENURUNAN KADAR : hipotiroidisme, malnutrisi, sariawan/skorbut (kekurangan vit

C), hipofosfatasia, anemia pernisiosa, isufisiensi plasenta. Pengaruh obat : oksalat, fluoride, propanolol (Inderal)

 Berikut ini faktor-faktor yang dapat mempengaruhi temuan laboratorium :

 –  Sampel hemolisis,

 –  Pengaruh obat-obatan tertentu (lihat pengaruh obat),

 –  Pemberian albumin IV dapat meningkatkan kadar ALP 5-10 kali dari nilai normalnya,

 –  Usia pasien (mis. Usia muda dan tua dapat meningkatkan kadar ALP),

 –  Kehamilan trimester akhir sampai 3 minggu setelah melahirkan dapat meningkatkan kadar ALP.

(9)

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Fosfatase alkali (alkaline phosphatase, ALP) merupakan enzim yang diproduksi terutama oleh epitel hati dan osteoblast (sel-sel pembentuk tulang ba ru); enzim ini juga berasal dari usus, tubulus proksimalis ginjal, plasenta dan kelenjar susu yang sedang m embuat air susu. Fosfatase alkali disekresi melalui saluran empedu.

2.  Nilai normal Alkali fosfatase untuk laki-laki adalah 61- 232 U/L dan untuk perempuan : 49-232 U/L

3. Masalah klinis yang mungkin terjadi pada peningkatan Alkali fosfatase adalah obstruksi empedu (ikterik), kanker hati, sirosis sel hati, hepatitis, hiperparatiroidisme, kanker (tulang, payudara, prostat), leukemia, penyakit Paget, o steitis deforman, penyembuhan fraktur, myeloma multiple, osteomalasia, kehamilan trimester akhir, arthritis rheumatoid (aktif), ulkus. Pengaruh obat tertentu.

4. Masalah klinis yang mungkin terjadi pada penurunan Alkali fosfatase adalah

hipotiroidisme, malnutrisi, sariawan/skorbut (kekurangan vit C), hipofosfatasia, anemia  pernisiosa, isufisiensi plasenta dan pengaruh obat tertentu.

B. SARAN

Adapun saran yang ingin diajukan pada penulisan makalah ini adalah agar kita semua selalu menjaga kesehatan dan pola hidup kita, hindari konsumsi alcohol serta konsumsi alcohol serta konsumsi banyak air. Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan informasi para pembaca tentang Alkali fosfatase.

(10)

DAFTAR PUSTAKA

D.N. Baron, alih bahasa : P. Andrianto, J. Gunawan, Kapita Selekta Patologi Klinik, Edisi 4, EGC, 1990.

E.N. Kosasih & A.S. Kosasih, Tafsiran Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik, Edisi 2, Karisma Publishing Group, Tangerang, 2008.

https://aldianamaulida.wordpress.com/2014/03/13/pemeriksaan-alkali-fosfatase labkesehatan.blogspot.com/2009/12/fosfatase-alkali

Referensi

Dokumen terkait