• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Program Satu Milyar Untuk

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Program Satu Milyar Untuk"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

D

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

NOMOR 2$ TAHUN 2017

TENTANG

PEDOMAN UMUM PROGRAM SATU MILYAR UNTUK TIAP KECAMATAN MENUdU

PEMBANGUNAN EFEKTIF, MERATA, ADIL, DAN SELARAS

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN ANGGARAN 2017

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan Program Satu Milyar Untuk

Tiap Kecamatan Menuju Pembangunan Efektif, Merata, Adil,

dan Selaras (SATAM EMAS) Tahun Anggaran 2017, dapat

berjalan

sesuai

dengan

tujuannya,

perlu

menetapkan

pedoman umum pelaksanaan;

b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud

dalam

huruf a, perlu menetapkan Peraturan Gubernur

tentang Pedoman Umum Program Satu Milyar Untuk Tiap

Kecamatan Menuju Pembangunan Efektif, Merata, Adil, dan

Selaras Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun Anggaran

2017;

Mengingat

: 1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1959 tentang Penetapan

Undang-Undang Darurat Nomor 4 Tahun 1956 (Lembaran

Negara Republik Indonesia

Tahun 1956 Nomor 55) dan

Undang-Undang Darurat Nomor 5 Tahun 1956 (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 1956 Nomor 56) dan

Undang-Undang Darurat Nomor 5 Tahun 1956 (Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 57) tentang Pembentukan

Daerah Tingkat II termasuk Kotapraja, Dalam Lingkungan

Daerah Tingkat I Sumatera Selatan, sebagai Undang-Undang

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 73,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1821);

2. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 217, Tambahan

(2)

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2003 tentang Pembentukan

Kabupaten Bangka Selatan, Kabupaten Bangka Tengah,

Kabupaten Bangka Barat dan Kabupaten Belitung Timur di

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 25, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4268);

4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003

Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4286);

5. Undang-Undang

Nomor

1

Tahun

2004

tentang

Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4355);

6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014

Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5587) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir

dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang

Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2014

tentang

Pemerintahan

Daerah

(Lembaran

Negara

Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679);

7. Peraturan

Pemerintah

Nomor

58

Tahun

2005

tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata

Cara Pengendalian dan

Evaluasi

Pelaksanaan Rencana

Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2006 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4663);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman

Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

10. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah, sebagaimana telah diubah beberapa

kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 4 Tahun 2015

tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Presiden Nomor

54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 5,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5655);

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana

telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri

Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan

(3)

2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah (Berita

Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 310);

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 31 Tahun 2016

tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah Tahun Anggaran 2017 (Berita Negara Republik

Indonesia Tahun 2016 Nomor 874);

13. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor

2 Tahun 2008 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan

Daerah

(Lembaran

Daerah Provinsi

Kepulauan Bangka

Belitung Tahun 2008 Nomor 1 Seri E, Tambahan Lembaran

Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 40)

sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Daerah

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 10 Tahun 2015

tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung Nomor 2 Tahun 2008 tentang Pokok-pokok

Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2015 Nomor 7 Seri E,

Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung Nomor 57);

14. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor

6 Tahun

2016

tentang Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun

2012-2017 (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung Tahun 2012 Nomor 3 Seri E);

15. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor

18 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat

Daerah Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung (Lembaran

Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2016

Nomor 1 Seri D);

16. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor

19 Tahun 2016 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah Tahun Anggaran 2017 (Lembaran Daerah Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2016 Nomor 3 Seri A);

17. Peraturan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung Nomor 25

Tahun

2015

tentang

Tata

Cara

Pemberian

dan

Pertanggungjawaban Bantuan Keuangan Kepada Pemerintah

Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa yang Bersumber dari

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR TENTANG PEDOMAN UMUM PROGRAM

SATU

MILYAR

UNTUK

TIAP

KECAMATAN

MENUJU

PEMBANGUNAN

EFEKTIF,

MERATA,-

ADIL,

DAN

SELARAS

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN ANGGARAN

2017

(4)

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan: 1. Provinsi adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

2. Pemerintah Daerah adalah kepala daerah sebagai unsur penyelenggara

Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan

yang menjadi kewenangan daerah otonom.

3. Gubernur adalah Gubernur Kepulauan Bangka Belitung.

4. Kabupaten/Kota adalah Kabupaten/Kota dalam Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung.

5. Bupati/Walikota adalah Bupati/Walikota dalam Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung.

6. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disingkat DPRD adalah

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

7. Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Daerah

Provinsi

adalah

Badan

Perencanaan

Pembangunan

dan

Penelitian

Pengembangan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

8. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten/Kota adalah Badan

Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten/Kota atau sebutan lainnya

dalam Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

9. Inspektorat Provinsi adalah Inspektorat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

10. Inspektorat Kabupaten/Kota adalah Inspektorat Kabupaten/Kota dalam

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

11. Badan Keuangan Daerah Kabupaten/Kota yang selanjutnya disingkat

BAKUDA Kabupaten/Kota adalah Badan Keuangan Daerah Kabupaten/Kota

dalam Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

12. Kecamatan adalah Kecamatan dalam Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

13. Program Satu Milyar untuk Satu Kecamatan Menuju Pembangunan Efektif,

Merata, Adil, dan Selaras atau yang selanjutnya disebut Program SATAM

EMAS, merupakan salah satu program pemerintah daerah dalam rangka

percepatan dan pemerataan pembangunan di Kabupaten/Kota dalam rangka

meningkatkan kualitas hidup masyarakat.

14. Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat PD adalah unsur pembantu

Kepala Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggaraan

urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah.

15. Satuan Kerja Pelaksana Program SATAM EMAS adalah PD Kecamatan dalam

wilayah kabupaten/kota se Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

16. Pemangku

kepentingan

lainnya

adalah

PD

dilingkup

pemerintah

kabupaten/kota yang mempunyai tugas pokok dan fungsi berkaitan dengan

pengelolaan Program SATAM EMAS.

17. Rumah Tangga Sasaran adalah Rumah Tangga yang masuk kategori sangat

(5)

18. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah yang selanjutnya disingkat APBD adalah rencana keuangan tahunan pemerintah daerah yang dibahas dan disetujui bersama oleh pemerintah daerah dan DPRD dan ditetapkan dengan

Peraturan Daerah.

19. Rencana Kerja Anggaran Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat RKA-PD adalah dokumen perencanaan dan penganggaran yang berisi rencana pendapatan, rencana belanja, program dan kegiatan PD serta rencana pembiayaan sebagai dasar penyusunan APBD.

20. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran yang selanjutnya disingkat SiLPA adalah selisih lebih realisasi penerimaan dan pengeluaran anggaran selama satu

periode anggaran.

21. Satuan Kerja Pengelolaan Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat

SKPKD adalah satuan kerja yang mempunyai tugas pokok dan fungsi dibidang pengelolaan keuangan daerah.

22. Petunjuk Teknis adalah Petunjuk Teknis Program SATAM EMAS yang

merupakan acuan/pedoman bagi Pemerintah Kabupaten/Kota dalam teknis

pelaksanaan Program SATAM EMAS.

23. Sarjana Penggerak Pembangunan Pedesaan Pendampingan Program SATAM

EMAS yang selanjutnya disingkat SP3 Pendampingan adalah sarjana yang untuk bertugas mendampingi, memfasilitasi dan ikut membantu penyusunan pelaporan pelaksanaan Program SATAM EMAS.

24. Kelompok Masyarakat Pelaksana Swakelola yang selanjutnya disingkat KMPS adalah kelompok masyarakat yang mampu melaksanakan pekerjaan swakelola yang diusulkan oleh Kepala Desa/Lurah dan ditetapkan oleh Camat. KMPS dan terdiri dari tiga tim yaitu tim perencana, tim pelaksana dan tim pengawas.

25. Bantuan Keuangan adalah pemberian bantuan keuangan dari Pemerintah Provinsi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Desa baik bersifat umum maupun khusus.

26. Basis Data Terpadu 2015 yang selanjutnya disingkat BDT 2015 adalah sistem data elektronik yang berisi nama, alamat, NIK (Nomor Induk Kependudukan) dan keterangan dasar sosial ekonomi rumah tangga dan individu dari sekitar 25 juta rumah tangga di Indonesia.

BAB II

MAKSUD DAN SASARAN

Pasal 2

Program SATAM EMAS dimaksudkan untuk:

a. pemerataan pembangunan Kabupaten/Kota dalam Provinsi;

b. membantu meningkatkan kemampuan keuangan daerah guna mengatasi kesenjangan fiskal Kabupaten/Kota dalam melaksanakan pembangunan; c. membantu Kabupaten/Kota dalam rangka meningkatkan kualitas hidup

masyarakat;

d. membantu pelaksanaan urusan pemerintahan daerah Kabupaten/Kota yang tidak tersedia dan/atau kurang alokasi dananya.

(6)

Pasal 3

(1)

Sasaran penerima Program SATAM EMAS merupakan Rumah Tangga

Sasaran beserta anggota keluarganya sesuai dengan database hasil BDT

2015 yang telah diverifikasi oleh Desa/Kelurahan.

(2)

Bantuan Program SATAM EMAS diberikan kepada Rumah Tangga Sasaran

sesuai dengan petunjuk teknis.

(3)

Apabila terdapat Rumah Tangga Sasaran yang layak untuk dibantu tetapi

tidak termasuk dalam database sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat

diusulkan kembali berdasarkan BDT 2015 untuk kategori penduduk miskin

dan/atau sesuai dengan usulan Kepala Desa/Lurah diketahui Camat.

(4)

Sasaran penerima sebagaimana dimaksud pada ayat (3) ditetapkan dengan

Keputusan Bupati/Walikota dan disampaikan kepada Gubernur melalui

Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Daerah

Provinsi.

BAB III

PENGANGGARAN DAN PELAKSANAAN KEGIATAN

Pasal 4

(1)

Dengan

Program

SATAM

EMAS

dialokasikan

dana sebanyak

Rp.

1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah) satu Kecamatan melalui bantuan

keuangan Pemerintah Provinsi kepada Pemerintah Kabupaten/Kota.

(2)

Penyaluran bantuan keuangan Program SATAM EMAS sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) diberikan kepada Kecamatan.

(3) Jumlah bantuan keuangan Program SATAM EMAS Tahun Anggaran 2017

sebesar satu milyar kepada setiap kecamatan sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), termasuk memperhitungkan SiLPA Tahun Anggaran tahun

sebelumnya.

(4)

Rincian bantuan keuangan, realisasi dan SiLPA Program SATAM EMAS

kepada Kabupaten/ Kota sebagaimana tercantum dalam Lampiran I

Peraturan Gubernur ini.

Pasal 5

(1)

Jumlah penyaluran bantuan keuangan Program SATAM EMAS Tahun

Anggaran 2017 terdiri dari 2 (dua) tahap yaitu:

a. Tahap I sebanyak Rp 700.000.000,00 (tujuh ratus juta rupiah) untuk

setiap Kecamatan; dan

b. Tahap II dapat diberikan tambahan dana sebanyak Rp 300.000.000.00

(tiga ratus juta rupiah) yang akan dituangkan dalam Perubahan APBD

Provinsi Tahun Anggaran 2017.

(7)

(2) Penyaluran Tahap I sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilaksanakan setelah peraturan daerah tentang APBD ditetapkan dengan melampirkan DPA Penerimaan dan Belanja Program SATAM EMAS dan diajukan kepada Gubernur melalui Kepala BAKUDA Provinsi setelah mendapat rekomendasi Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian

Pengembangan Daerah Provinsi.

(3) Penyaluran Tahap II dilaksanakan setelah Perubahan APBD Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun Anggaran 2017 disahkan dengan melampirkan administrasi kegiatan tahap I, dokumen Pengadaan Barang

dan Jasa serta Keputusan Bupati/Walikota tentang penetapan sasaran penerima manfaat.

(4) Kabupaten/Kota yang telah menerima bantuan keuangan Program SATAM

EMAS tetapi tidak dilaksanakan, wajib menyetorkan kembali ke Kas Daerah

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

(5) Pengembalian penyaluran bantuan keuangan Tahap II sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat dilakukan menggunakan Anggaran Belanja Tidak Terduga dalam APBD Kabupaten/Kota atau dapat diperhitungkan

dengan penyaluran Dana Bagi Hasil Pemerintah Provinsi ke Pemerintah

Kabupaten / Kota.

Pasal 6

(1) Alokasi bantuan keuangan dari Pemerintah Provinsi ke Pemerintah Kabupaten/Kota yang telah dialokasikan sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 4 ayat (1) harus dianggarkan dalam APBD Kabupaten/Kota pada Tahun Anggaran 2017 yang peruntukannya sesuai dengan Peraturan

Gubernur ini.

(2) Dalam hal penetapan APBD Kabupaten/Kota belum atau telah

mencantumkan anggaran Pelaksanaan Program SATAM EMAS namun tidak

sesuai dengan Peraturan Gubernur ini, maka program dan kegiatan berkenaan dapat melaksanakan mendahului penetapan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017 dengan cara merubah Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD dan memberitahukan kepada Pimpinan DPRD, menyusun RKA-PD dan mengesahkan Dokumen

Pelaksanaan Perubahan Anggaran Perangkat Daerah (PD) tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2017, yang selanjutnya ditampung dalam

Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD.

(3) Penganggaran dan pelaksanaan Kegiatan Program SATAM EMAS mengacu kepada peraturan perundang-undangan tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dan Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah.

Pasal 7

(1)

Bantuan

keuangan

sebagaimana

dimaksud

dalam

Pasal

4

ayat

(1)

digunakan untuk kegiatan Pembangunan Rumah Layak Huni.

(2)

Besaran bantuan keuangan yang dianggarkan untuk Pembangunan Rumah

Layak Huni paling banyak Rp 40.000.000,00 (empat puluh juta rupiah) per

unit rumah yang dibangun guna membiayai pembelian bahan/material

bangunan, upah tenaga kerja dan pajak.

(8)

(3)

Bantuan keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) dapat

digunakan untuk biaya operasional program SATAM EMAS di Kecamatan

yang dianggarkan paling banyak 5% (lima persen) dari bantuan keuangan

ditambah dana pendukung dari APBD Kabupaten/Kota sesuai dengan

kebutuhan masing-masing Kecamatan.

(4)

Biaya operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (3) digunakan untuk

membiayai :

a. honorarium Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) dan Staf

Pengelola;

b. honorarium Pengguna Anggaran (PA)/Pejabat Pembuat Komitmen (PPK);

c. honorarium Tim Koordinasi di tingkat Kecamatan; d. honorarium SP3 Pendampingan;

e. honorarium KMPS;

f. honorarium Pejabat/staf Kecamatan yang menangani kegiatan program

SATAM EMAS;

g. administrasi Kegiatan;

h. biaya rapat.

(5)

Pelaksanaan kegiatan Program SATAM EMAS sebagaimana dimaksud pada

ayat

(3)

diatur

lebih

lanjut

dengan

Keputusan

Gubernur

yang

penyusunannya dikoordinir oleh Badan Perencanaan Pembangunan dan

Penelitian Pengembangan Daerah Provinsi berkoordinasi dengan Bappeda

Kabupaten/ Kota.

BAB IV

PELAKSANA KEGIATAN PROGRAM SATAM EMAS

Pasal 8

(1)

Kegiatan Program SATAM EMAS yang berasal dari bantuan keuangan

untuk Kabupaten/Kota dilaksanakan oleh PD Kecamatan.

(2)

Dalam melaksanakan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Camat

menyusun perencanaan,

melaksanakan, melakukan monitoring, dan

evaluasi kegiatan SATAM EMAS tingkat Kecamatan.

(3)

Bupati/Walikota dapat melimpahkan wewenang kepada PD teknis untuk

sebagai pelaksana Program SATAM EMAS.

(4)

Camat menyampaikan laporan triwulan dan laporan akhir tahun kepada

Bupati/Walikota

melalui

Kepala

Bappeda

Kabupaten/Kota

dengan

(9)

BAB V

SARJANA PENDAMPINGAN

Pasal 9

(1)

Dalam pelaksanaan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dapat

dilaksanakan dengan pendampingan oleh SP3 Pendampingan sesuai

dengan kebutuhan pelaksanaan kegiatan masing-masing kecamatan.

(2)

SP3 Pendampingan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal dari

sarjana yang diangkat dan ditetapkan oleh Camat selaku Pengguna

Anggaran.

(3)

Masa tugas SP3 Pendampingan selama 1 (satu) tahun atau disesuaikan

dengan kebutuhan pelaksanaan kegiatan masing-masing kecamatan.

Pasal 10

(1) SP3 Pendampingan mempunyai tugas:

a. membantu Pemerintah Kabupaten/Kota dan Camat dalam

meningkatkan

partisipasi

masyarakat

desa/kelurahan

dalam

pengelolaan dan pelaksanaan Program SATAM EMAS;

b. membantu Pemerintah Kabupaten/Kota dan Camat dalam menyusun

perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian Program SATAM EMAS

agar program dapat berjalan efektif dan tepat sasaran.

(2)

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), SP3

Pendampingan mempunyai fungsi sebagai motivator, fasilitator, edukator,

dan verifikator.

(3)

SP3 Pendampingan mempunyai kewajiban:

a.

melaksanakan kegiatan sesuai dengan tugas dan fungsinya;

b. membantu

Pemerintah

Kabupaten

/

Kota

dan

Camat

dalam

perencanaan dan pelaksanaan Program SATAM EMAS di wilayahnya

masing-masing;

c. melakukan

pendampingan

terhadap

seluruh

penerima

kegiatan

Program SATAM EMAS;

d. menjalin

kerjasama

dengan

lembaga pemerintah

dan/atau

non

pemerintah

dalam rangka melaksanakan pendampingan Program

SATAM EMAS;

e. menyampaikan laporan setiap bulan terhadap pelaksanaan Program

SATAM EMAS di wilayah kerjanya kepada Camat;

f.

memberikan

pertimbangan/pendapat/saran/masukan

terhadap

pelaksanaan

Program

SATAM

EMAS

bagi

penerima

dan/atau

penanggung jawab Program SATAM EMAS di Kecamatan di wilayah

tugasnya masing- masing;

g.

melaksanakan seluruh tugas yang diberikan oleh Camat;

h. mendapat izin Camat apabila meninggalkan wilayah kerjanya pada hari

kerja;

(10)

Pasal 11

(1) SP3 Pendampingan habis masa tugasnya karena:

a. diberhentikan;

b. mengundurkan diri; c. meninggal dunia;

d. ditetapkan sebagai tersangka dalam suatu tindak pidana; atau e. tidak dapat melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana mestinya.

(2) SP3 Pendampingan yang diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat diganti dengan melakukan pengangkatan kembali SP3 Pendampingan.

BAB VI

DANA PENDUKUNG

Pasal 12

(1) Dalam rangka mendukung kelancaran pelaksanaan Program SATAM EMAS, Pemerintah Kabupaten/Kota penerima bantuan keuangan wajib menganggarkan dana pendukung yang dianggarkan dalam APBD Kabupaten/ Kota.

(2) Dalam hal dana pendukung dari APBD Kabupaten/Kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) belum dianggarkan, maka Kabupaten/Kota dapat menganggarkan dana pendukung tersebut pada mendahului penetapan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD Anggaran 2017 dengan cara merubah Peraturan Kepala Daerah tentang Penjabaran APBD dan memberitahukan kepada Pimpinan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, menyusun RKA-PD dan mengesahkan Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran Perangkat Daerah tentang Perubahan

APBD Tahun Anggaran 2017, yang selanjutnya ditampung dalam Peraturan

Daerah tentang Perubahan APBD Kabupaten/Kota Tahun Anggaran 2017.

(3) Dana pendukung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipergunakan bagi Tim Koordinasi Kabupaten/Kota guna pelaksanaan monitoring, evaluasi, pelaporan, pembinaan, rapat koordinasi serta administrasi kegiatan.

BAB VII LAPORAN

Pasal 13

(1) Laporan pelaksanaan Program SATAM EMAS terdiri dari:

a. laporan penyerapan dan penggunaan bantuan keuangan; dan b. laporan akhir kabupaten/kota.

(11)

(2)

Laporan penyerapan dan penggunaan bantuan keuangan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) huruf a disampaikan secara berkala oleh

Bupati/Walikota kepada Gubernur melalui BAKUDA Provinsi paling lambat

tanggal 15 (lima belas) setiap berakhirnya triwulan yang bersangkutan

dengan

tembusan

disampaikan

kepada

Kepala

Badan

Perencanaan

Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Daerah Provinsi.

(3)

Laporan akhir sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a disusun oleh

Bappeda Kabupaten/Kota dan disampaikan kepada Gubernur melalui

Bappeda Provinsi paling lambat minggu kedua bulan Januari tahun

berikutnya.

(4)

Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun dengan format

sebagaimana tercantum dalam Lampiran II dan Lampiran III Peraturan

Gubernur ini.

BAB IX

MONITORING DAN EVALUASI

Pasal 14

(1)

Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Program SATAM EMAS dilaksanakan

oleh Tim Koordinasi Provinsi, Tim Koordinasi Kabupaten/Kota, guna

menunjang pencapaian sasaran dan tujuan serta keberhasilan dari

Program SATAM EMAS.

(2)

Tim Koordinasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan

Keputusan Gubernur, untuk Tim Koordinasi Provinsi dan ditetapkan

dengan

Keputusan

Bupati/Walikota,

untuk

Tim

Koordinasi

Kabupaten/ Kota.

(3)

Tim sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bertugas melakukan koordinasi,

perencanaan dan pembinaan, monitoring dan evaluasi terhadap hasil dan

keluaran dari pelaksanaan Program SATAM EMAS sebagai bahan masukan

untuk perbaikan pelaksanaannya pada tahun berikutnya.

(4)

Hasil dari monitoring dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (3)

merupakan salah satu bahan pertimbangan pelaksanaan Program SATAM

EMAS ke depan dan untuk dikoordinasikan dengan pihak terkait pada

setiap pemerintahan guna mencari solusi pemecahan permasalahan.

BAB IX

PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN Pasal 15

(1)

Pengawasan dan pemeriksaan dana Program SATAM EMAS sebagaimana

dimaksud

dalam

Pasal

4

ayat

(1),

dilaksanakan

oleh

Inspektorat

Kabupaten/ Kota.

(2)

Inspektorat Provinsi melakukan pembinaan, monitoring dan evaluasi

kegiatan Program SATAM EMAS di Kabupaten/Kota.

(12)

BABX

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 16

Pelaksanaan Program SATAM EMAS harus selesai paling lambat pada tanggal 31

Desember 2017.

BAB XI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 17

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan dan

mempunyai daya laku surut terhitung sejak tanggal 1 Januari 2017.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung.

Ditetapkan di Pangkalpinang

pada tanggal Z Mei 2017

GUBERNUR

/KEPULALJArTBAI^GKA-B^ELITUNG^

Diundangkan di Pangkalpinang

pada tanggal ...'3

\k\

2017

SEKRETARIS DAERAH

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

\

/^RUSTAM EFFENDI

YAN MEGAWANDI

BERITA DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN 2017

NOMOR SERI fcr

(13)

No LAMPIRAN I PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR: TAHUN 2017 TANGGAL: 2017

Rincian

Bantuan

Keuangan,

Realisasi,

danSiLPA

Program

SATAM

EMAS

kepada

Kabupaten/Kota

se-Provinsi

Kepulauan

Bangka

Belitung

Tahun

Anggaran

2016

dan

Tahun

Anggaran

2017

Kabupaten /Kota

Pangkalpinang Bangka Bangka

Tengah Bangka Barat Bangka Selatan Belitung Belitung Timur Jumlah Bantuan Keuangan s.d 2016 2.100.000.000,00 7.976.040.000,00 2.928.849.400,00 5.537.687.440,00 8.000.000.000,00 5.000.000.000,00 3.230.941.000,00 34.773.517.840,00 Realisasi 2016 0 7.976.040.000,00 2.810.808.700,00 3.737.687.440,00 4.900.000.000,00 5.000.000.000,00 3.230.941.000,00 27.655.477.140,00 Sisa Bantuan Keuangan s.d 2016 yang Belum Digunakan (5) ; 3-4 2.100.000.000,00 0,00 118.040.700,00 1.800.000.000,00 3.100.000.000,00 0,00 0,00 7.118.040.700,00 Alokasi Bantuan Keuangan Per Kabupaten/Kota -6 0,00 5.600.000.000,00 4.200.000.000,00 4.200.000.000,00 5.600.000.000,00 3.500.000.000,00 4.900.000.000,00 28.000.000.000,00 Jumlah Bantuan Keuangan yang Harus Dilaksanakan TA 2017 (7) = 5+6 2.100.000.000,00 5.600.000.000,00 4.318.040.700,00 6.000.000.000,00 8.700.000.000,00 3.500.000.000,00 4.900.000.000,00 35.118.040.700,00 GUBERNUR

^KEPULAU^rpANG^A

BEUTUNG,

r RUSTAM EFFENDI

(14)

LAMPIRAN II

PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

NOMOR : TAHUN 2017

TANGGAL: 2017

FORMAT LAPORAN PENYERAPAN DAN PENGGUNAAN

BANTUAN KEUANGAN PROGRAM SATAM EMAS

TAHUN ANGGARAN 2017

Kabupaten / Kota:

Jenis Kegiatan Pagu

No 1. 2. 3. 4. dst Total Pagu No Tahap Sisa Tahap Sebelumnya (Rp) Penerimaan dari Provinsi (RP) Total (Rp) Realisasi Pembayaran (SP2D) (Rp.) Sisa di Rekening

Kas Umum Daerah

Rp. % 1 2 3 4 5=3+4 6 7=5-6 8=(7/5) 1. Tahap I 2. Tahao II Total

A

Tempat, tanggal bulan tahun

BUPATI/WALIKOTA ttd GUBERNUR ÂŁPULAUAN"l3ANGI TUNG,

1 f

\A

JUSTAM EFFENDI

(15)

II.

LAMPIRAN III

PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

NOMOR : TAHUN 2017

TANGGAL: 2017

FORMAT LAPORAN AKHIR KABUPATEN/KOTA PROGRAM SATAM EMAS TAHUN ANGGARAN 2017

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

B. Dasar Hukum

C. Tujuan Penulisan Laporan

PELAKSANAAN DAN REALISASI KEGIATAN PROGRAM SATAM EMAS TAHUN

ANGGARAN 2017

A. Pelaksanaan;

B. Realisasi.

III. PENUTUP

A. Saran dan Masukan.

B. Rekomendasi dan Kebijakan untuk Pemerintah Provinsi.

Lampiran- lampiran:

1. Laporan Realisasi Keuangan

2. Foto-foto

3. Lain-lain yang mendukung

GUBERNUR KEPULAU

A

(TUNG,

r

RUSTAM EFFENDI

Referensi

Dokumen terkait

Paparan Idham mengenai demokrasi bisa disimpulkan dlam tiga poin utama, yakni (1) bahwa hakikat demokrasi adalah menghargai pendapat golongan minoritas, (2) kebebasan

Abstrak: Berdasarkan data hasil evaluasi belajar siswa tentang lembaga-lembaga Negara dapat diidentifikasi bahwa siswa Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 15 Raja Ampat

1 Persentase jumlah permohonan yang disurvey terhadap permohonan yang memenuhi persyaratan administrasi dan teknis 100% Jumlah permohonan izin mendirikan bangunan yang di ACC

Variabel bebas pada penelitian ini adalah bentuk dan jarak flame holder terhadap saluran bahan bakar, kecepatan bahan bakar, kecepatan udara (oksidator), dan jarak titik

Trend penggunaan media sosial untuk bisnis ini dijelaskan dengan banyaknya organisasi atau perusahaan yang telah membuat akun official pada media sosial untuk dapat digunakan

sedangkan korelasi dari nilai CTDIw pada kedua pesawat CT scan dapat kita lihat bahwa adanya kemiripan pada trend yang terdapat pada grafik faktor koreksi phantom terhadap

gadai syariah hampir sama yang hanya membedakan hanya penaggunangan biaya pada jasa gadai konvensional, biaya adalah bunga yang bersifat akumulatif,sedangkan penggadaian syariah

CHAPTER II STUDENTS’ MISCONCEPTION ABOUT PLANT STRUCTURE IN RELATION TO PHOTOSYNTHESIS A.. Conceptualizing Misconception