• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE IMAGE STREAMING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENERAPAN METODE IMAGE STREAMING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGARANG"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1) Guru SD 1 Kalirejo, Undaan, Kudus 2, 3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

PENERAPAN METODE IMAGE STREAMING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGARANG

Arif Fanar Fuad1), Hartono2), Usada3)

SD 1 Kalirejo, Jl. Kudus-Purwodadi Km.15 Kalirejo, Undaan, Kudus 59372 e-mail: ariffanarfuad@yahoo.co.id

Abstract: The purpose of this research is to improve ability string students of Indonesian language. This research belong to a classroom action research. The research was carriet out in three cycles. Each cycle consists of planning, action, observation, and reflection. The sources data came from the fifth grade students, the fifth grade teacher, and the document. To collect the data it used observation, documentation and test. To validity the data it used content validity. To analyze the data it used descriptive comparative. Inconclusion Image Streaming method can improve the result of learning Indonesian language on string subject matter.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan mengarang siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas.Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus. Setiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.Sumber data berasal dari siswa kelas V, guru kelas V dan dokumen. Pengumpulan data digunakan observasi, dokumentasi dan tes. Va-liditas data menggunakan vaVa-liditas isi.Penganalisisan data digunakan deskriptif komparatif.Simpulan bahwa metode Image Streaming dapat meningkatkan kemampuan mengarang siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Kata kunci: metode Image Streaming, Bahasa Indonesia, mengarang. Upaya untuk mencerdaskan kehidupan

Bangsa sebagaimana yang diamanatkan da-lam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 terkait pada beberapa aspek pengetahuan, sa-lah satunya adasa-lah keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa mencakup empat as-pek yaitu: keterampilan menyimak, keteram-pilan berbicara, keteramketeram-pilan membaca, dan keterampilan menulis. Setiap keterampilan mempunyai hubungan yang erat dengan kete-rampilan-keterampilan lainnya. Keempat ke-terampilan tersebut pada dasarnya merupa-kan satu kesatuan atau merupamerupa-kan catur tung-gal menurut Tarigan dalam Mahayana (2008: 1) Peningkatan keterampilan berbahasa terse-but dilaksanakan secara terpadu, kontekstual, dan fungsional dengan fokus pada keteram-pilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis secara berganti-ganti dan berkesi-nambungan. Terkait hal ini, menulis karang-an juga termasuk di dalamnya. Karena me-ngarang termasuk bahan kajian dari mata pel-ajaran bahasa Indonesia di sekolah termasuk bagi jenjang Sekolah Dasar. Bahasa memiliki berbagai fungsi, antara lain sebagai alat un-tuk menyatakan pikiran dan perasaan sese-orang secara lisan serta menerima pikiran dan perasaan seseorang. Hal tersebut juga berkenaan dengan media menyatakan pikiran dan perasaan seseorang melalui tulisan. Na-mun yang terpenting dari fungsi bahasa

ada-lah fungsi kreatif atau juga disebut fungsi i-majinatif (dalam bahasa Jerman disebut Dar-stellung Funktion). Perkembangan kehidupan manusia tak dapat dilihat terlepas dari fungsi-fungsi bahasa tersebut. Semua fungsi-fungsi tersebut dimiliki seseorang secara potensial. Untuk perwujudannya diperlukan berbagai kondisi lingkungan yang menyulutnya, yakni suatu a-jakan yang dapat merangsang kecenderung-an ykecenderung-ang dapat mewujudkkecenderung-an secara nyata po-tensi manusia menjadi kenyataan.

Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendi-dikan (KTSP 2006) di Sekolah Dasar memu-at berbagai mmemu-ata pelajaran. Salah smemu-atunya a-dalah mata pelajaran Bahasa Indonesia. Pem-belajaran Bahasa Indonesia dimaksudkan un-tuk mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi bahasa dan sastra Indonesia, serta menanam-kan kebiasaan berfikir dan berperilaku ilmiah yang kritis, kreatif, dan mandiri. Namun ke-nyataan yang dijumpai di lapangan, siswa masih pasif dalam pembelajaran, sehingga hasil belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya materi mengarang belum menca-pai hasil yang maksimal. Hal tersebut dikare-nakan praktik pembelajaran masih menggu-nakan model konvensional dan penggunaan media yang masih kurang dieksplorasi oleh guru. Guru lebih banyak berfungsi sebagai instruktur yang sangat aktif dan siswa seba-gai penerima pengetahuan yang pasif.

(2)

Reali-tas menunjukkan bahwa presReali-tasi belajar me-ngarang siswa kelas V SD 1 Kalirejo Kudus masih berada di bawah KKM yaitu 67. Siswa yang nilainya di atas KKM hanya 3 siswa. Sedangkan 27 siswa masih memperoleh nilai di bawah KKM, sehingga nilai rata-rata kelas rendah.

Penulis ingin menerapkan metode pem-belajaran Image Streaming agar pembelaja-ran Bahasa Indonesia materi mengapembelaja-rang da-pat berlangsung secara menyenangkan ( en-joyfull learning) dan hasil belajar meningkat. METODE

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini di-laksanakan di kelas V SD 1 Kalirejo Keca-matan Undaan, Kabupaten Kudus. Penelitian dilaksanakan pada semester I tahun pelajaran 2013/ 2014 pada bulan Oktober 2013 sampai Maret 2014. Subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 30 siswa, yang terdi-ri daterdi-ri laki-laki 21 siswa dan perempuan 9 siswa.

Sumber data berasal dari siswa kelas V, guru kelas V dan dokumen. Pengumpulan da-ta digunakan observasi, dokumenda-tasi dan tes. Validitas datanya menggunakan validitas isi. Penganalisisan datanya digunakan deskriptif komparatif. Menurut Suwandi (2008: 49) Deskriptif komparatif terdiri atas tiga kom-ponen, yaitu: reduksi data, pemaparan data dan kesimpulan.

Prosedur penelitian adalah siklus Lewin. Lewin dalam Slamet dan Suwarto (2007: 65) mengatakan bahwa penelitian tindakan seba-gai serangkaian langkah spiral. Setiap lang-kah memiliki empat tahap, yaitu 1) perenca-naan (planning), 2) tindakan (acting), 3) ob-servasi (observing), 4) refleksi (reflecting). Menurut Wenger (2003: 317) Metode I-mage Streaming adalah kegiatan membiar-kan bayang-bayang hadir dan muncul di ha-dapan “mata pikiran” Anda tetapi tidak me-mutuskan secara sadar isi bayangan tersebut. Dan sementara anda melihat bayang-bayang tersebut, deskripsikan dengan lantang kepada fokus eksternal (alat perekam atau pendeng-ar) isi bayang-bayang tersebut dengan detil inderawi bertekstur kaya.

Adapun langkah-langkah penggunaan metode Image Streaming menurut Wenger

(2003: 317) mencakup tiga tahap, antara lain: 1) persiapan, 2) menerapkan konsep tuntunan pembayangan berupa pertanyaan, dan 3) mengubah sketsa bayangan menjadi rangkai-an utuh drangkai-an berkesinambungrangkai-an.

Langkah-langkah pengaplikasian metode

Image Streaming dalam pembelajaran

me-ngarang, yaitu diawali dengan persiapan kon-sep tuntunan pembayangan, kemudian mene-rapkan konsep tuntunan pembayangan yang sudah disediakan, setelah selesai siswa disu-ruh membuat kerangka karangan berdasarkan hasil bayangan yang muncul dalam pikiran mereka, dan yang terakhir adalah mengurai-kan kerangka karangan tersebut menjadi se-buah karangan yang utuh sesuai dengan kai-dah Bahasa Indonesia yang baik.

HASIL

Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan observasi dan memberikan tes awal. Fakta dari hasil tes awal tersebut menunjukkan se-bagian besar siswa mendapatkan nilai ren-dah.

Beberapa faktor yang mempengaruhi ren-dahnya hasil belajar pada pra siklus tersebut kemudian dilakukan tindakan pada siklus be-rikutnya dengan menggunakan metode Image Streaming. Tindakan pada siklus selanjutnya adalah tindakan perbaikan untuk memperoleh hasil belajar yang diharapkan.

Tabel 1. Frekuensi Data Nilai Tes Awal (Sebelum Tindakan)

No Nilai Frekuensi Persentase

1 15-26 15 50% 2 27-38 5 16,67% 3 39-50 5 16,67% 4 51-62 1 3,33% 5 63-74 1 3,33% 6 75-86 3 10% Jumlah 30 100%

Berdasarkan data di atas, sebagian besar siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimal yang telah ditetapkan, yaitu 67. Dari 30 siswa, 27 di antaranya atau 90, 00% siswa masih di bawah KKM dan hanya 3 siswa a-tau 10,00% siswa yang sudah mencapai nilai KKM. Nilai terendah 15, tertinggi 80 dan ra-ta-rata nilai 33,67.

Nilai hasil belajar materi mengarang yang diperoleh siswa setelah menerapkan metode

(3)

Image Streaming pada siklus I menunjukkan adanya peningkatan.

Tabel 2. Frekuensi Data Nilai Siklus I No Nilai Frekuensi Persentase

1 50-56 3 10% 2 57-63 11 36,67% 3 64-70 6 20% 4 71-77 6 20% 5 78-84 3 10% 6 85-91 1 3,33% Jumlah 30 100%

Berdasarkan hasil pada siklus I diketahui bahwa ada 16 siswa yang mencapai batas ni-lai KKM atau 53,33% dan 14 siswa mempe-roleh nilai di bawah KKM atau 46,67%. Ni-lai terendah 50, niNi-lai tertinggi 87 dan rata-ra-ta nilai 67,00. Dengan demikian rata-ra-target yang muncul pada indikator kinerja belum terca-pai, sehingga perlu dilanjutkan pada tahapan siklus berikutnya, yakni siklus II.

Tabel 3. Frekuensi Data Nilai Siklus II No Nilai Frekuensi Persentase

1 56-61 9 30% 2 62-67 8 26,67% 3 68-73 1 3,33% 4 74-79 6 20% 5 80-85 4 13,33% 6 86-91 2 6,67% Jumlah 30 100%

Setelah dilaksanakan siklus II data yang diperoleh menunjukkan bahwa ada 17 siswa atau 56,67% yang mendapatkan nilai di atas KKM dan 13 siswa atau 43, 33% mendapat nilai di bawah KKM. Nilai terendah 56, ter-tinggi 89 dan rata-rata nilai 69,30.

Nilai hasil belajar materi mengarang sis-wa pada siklus II menunjukkan adanya sedi-kit peningkatan. Hasil belajar siswa mening-kat dan belum mencapai indimening-kator kinerja 75%. Maka, Peneliti masih harus melanjut-kan ke siklus III dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi mengarang untuk memper-baiki hasil belajar selanjutnya.

Tabel 4. Frekuensi Data Nilai Siklus III No Nilai Frekuensi Persentase

1 60-66 2 6,67% 2 67-73 14 46,67% 3 74-80 4 13,33% 4 81-87 2 6,67% 5 88-94 7 23,33% 6 95-101 1 3,33% Jumlah 30 100%

Setelah dilaksanakan siklus III data yang diperoleh menunjukkan bahwa ada 28 siswa atau 93,33% yang mendapatkan nilai di atas KKM dan 2 siswa atau 6, 67% mendapat ni-lai di bawah KKM. Nini-lai terendah 60, ter-tinggi 95 dan rata-rata nilai 75,90. Indikator kinerja tercapai, dan siklus dihentikan.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengamatan dan anali-sis data yang telah diperoleh, dapat dinyata-kan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia pada materi mengarang dengan mengguna-kan metode pembelajaran Image Streaming

dapat meningkatkan hasil belajar siswa, baik hasil belajar kognitif, afektif, maupun psiko-motorik.

Perkembangan afektif yakni perkembang-an keaktifperkembang-an siswa seperti menerima, menjwab atau reaksi. Peningkatan hasil belajar a-fektif siswa pada hasil penelitian antara lain: (1) Siswa lebih aktif selama mengikuti proses pembelajaran, baik itu aktif bertanya maupun aktif menjawab pertanyaan guru, (2) Perhati-an, minat, dan motivasi siswa terhadap pel-ajaran Bahasa Indonesia khususnya pada ma-teri mengarang meningkat, (3) Siswa berani menuliskan jawaban pertanyaan di papan tu-lis, (4) Kerja sama dalam pelaksanaan disku-si dengan temannya lebih meningkat, (5) Sis-wa memperhatikan pelajaran yang disampai-kan guru dengan sungguh-sungguh.

Perkembangan psikomotor adalah kete-rampilan teknik, fisik, sosial, dan intelektu-al. Peningkatan hasil belajar psikomotorik siswa hasil penelitian antara lain : (1) Semua siswa merapikan diri dan menyiapkan buku pelajaran dengan tertib dan rapi sebelum pembelajaran dimulai, (2) Ada banyak siswa yang mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan guru maupun untuk bertanya, (3) Siswa dapat menyiapkan kebutuhan belajar tanpa disuruh oleh guru, (4) Siswa dapat ber-komunikasi dengan guru dengan baik, (5) Siswa dapat bekerjasama dengan kelompok-nya dengan baik, (6) Siswa berlaku sopan, ra-mah, dan hormat kepada guru selama proses pembelajaran berlangsung.

Perkembangan kognitif adalah pengeta-huan, pemahaman, penerapan, analisis, sinte-sis, dan evaluasi/ penilaian. Peningkatan hasil

(4)

belajar kognitif siswa hasil penelitian antara lain: (1) Data nilai Bahasa Indonesia materi mengarang sebelum tindakan (nilai awal). Dari 30 siswa, 27 di antaranya atau 90,00% siswa masih di bawah KKM dan hanya 3 sis-wa atau 10,00 % sissis-wa yang mencapai KKM. Nilai terendah yang diperoleh siswa yaitu 15 dan nilai tertinggi 80 dengan rata-rata nilai 33, 67, (2) Data nilai Bahasa Indonesia mate-ri mengarang siklus I. Pada siklus I dilaksa-nakan pembelajaran Bahasa Indonesia materi mengarang dengan menggunakan metode I-mage Streaming.

Keberhasilan metode Image Streaming

didu-kung pendapat Wenger (2003: 317) yang

me-nyatakan Metode Image Streaming adalah kegiatan membiarkan bayang-bayang hadir dan muncul di hadapan “mata pikiran” Anda tetapi tidak memutuskan secara sadar isi ba-yangan tersebut. Dan sementara anda melihat bayang-bayang tersebut, deskripsikan dengan lantang kepada fokus eksternal (alat perekam atau pendengar) isi bayang-bayang tersebut dengan detil inderawi bertekstur kaya. De-ngan diterapkannya metode Image Streaming

terbukti daya imajinasi anak bertambah kaya, perkembangan aspek kognitif, psikomotorik dan afektif anak juga meningkat.

Hasil perolehan nilai siswa pada siklus I menunjukkan bahwa ada 16 siswa yang me-raih batas nilai KKM atau 53,33% dan 14 sis-wa memperoleh nilai di basis-wah KKM yakni 46,67%. Nilai terendah 50, nilai tertinggi 87 dan rata-rata nilai 67,00. Data nilai siswa pa-da siklus II Setelah dilakukan analisa menge-nai kekurangan pada pelaksanaan siklus I, maka pada siklus II dilaksanakan pembela-jaran Bahasa Indonesia materi mengarang de-ngan menggunakan metode pembelajaran

I-mage Streaming menunjukkan bahwa ada 17

siswa atau 56,67% yang mendapatkan nilai di atas KKM dan 13 siswa atau 43,33%

men-dapat nilai di bawah KKM. Nilai terendah 56, tertinggi 89 dan rata-rata nilai 69,30. Ke-mudian siklus II disempurnakan di siklus ke III dan ternyata hasilnya menunjukkan bahwa sampai dengan siklus III sudah mencapai in-dikator kinerja yaitu 75% dari seluruh siswa nilainya mencapai KKM, maka siklus dihen-tikan.

Berdasarkan hasil penelitian juga dilapor-kan adanya peningkatan kegiatan guru dan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi mengarang dengan diterapkannya me-tode Image Streaming pada pembelajaran di kelas V.

Tabel 5. Hasil Peningkatan Kegiatan Guru dan Siswa

Aspek Kegiatan Guru Siswa Siklus I Siklus II Siklus III Siklus I Siklus II Siklus III Rata-rata 3,30 3,41 3,70 2,95 3,16 3,25 Kate-gori

Baik Baik Baik Cukup Baik Baik

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tindakan ke-las yang dilaksanakan dalam tiga siklus dapat disimpulkan bahwa peningkatan hasil belajar Bahasa Indonesia materi mengarang dapat meningkat dengan menerapkan metode Ima-ge Streaming. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata tes awal hanya 33,67; siklus I 67,00; siklus II meningkat menjadi 69,30 dan siklus III meningkat lagi menjadi 75,90. Untuk sis-wa tuntas belajar (nilai ketuntasan 67) pada nilai tes awal sebesar 10,00%, tes siklus I a-dalah 53,33%, Siklus II 69,30% dan siklus III 75,90%. Dengan demikian disimpulkan bah-wa metode Image Streaming dapat mening-katkan hasil belajar pembelajaran Bahasa In-donesia khususnya pada materi mengarang.

DAFTAR PUSTAKA

BSNP. (2006). Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidi-kan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

(5)

Silberman, M.L. (2009). Active Learning: 101 Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta: Pustaka Insan Madani.

Slamet. St. Y. & Suwarto. (2007). Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kualitatif. Surakarta : UNS Press.

Suwandi, S. (2008). Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dan Penulisan Karya Ilmiah.Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS.

UNS. (2012). Pedoman Penulisan Skripsi. Surakarta: FKIP UNS.

(6)

1) Guru SD 1 Kalirejo, Undaan, Kudus 2, 3) Dosen Prodi PGSD FKIP UNS

Gambar

Tabel 4. Frekuensi Data Nilai Siklus III

Referensi

Dokumen terkait

Untuk memantapkan niat dan menyusun rencana, pihak amanatul ummah kemudian berkomunikasi dengan SMA Negeri 05 Surabaya dan perwakilan Cambridge untuk menjajaki

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikanTugas Akhir ang

Lebih lanjut dijelaskan oleh Rahmat (2000) bahwa orang yang memandang positif dirinya, memiliki kepekaan akan kebutuhan orang lain, pada kebiasaan sosial yang telah

Peralatan laboratorium merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, baik di Rumah Sakit maupun di

Noora Ellonen (2008) tutkii väitöskirjassaan sosiaalisen pääoman yhteyttä nuorten ma- sentuneisuuteen ja rikekäyttäytymiseen. Sosiaalisen pääoman indikaattoreina hän käyt-..

Hasil perhitungan pada Tabel 4 menunjukkan koefisien variasi pada sistem usahatani padi organik lebih kecil dibandingkan sistem usahatani konvensional, baik pada nilai

Tahap pasca lapangan pada penelitian ini terdiri dari re-interpretasi peta penggunaan lahan dan jaringan jalan, pembuatan peta kekasaran permukaan, pemodelan run up

Di Desa Ngambakrejo, kalau pemilik tanah menyewakan tanahnya kepada orang lain dalam bentuk uang, biasanya yang mengeluarkan zakat adalah penyewa.. Mengapa di