• Tidak ada hasil yang ditemukan

KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

LAPO

RAN

AKHI

R

2 - 1 2.1 Gambaran Administratif dan Luas Wilayah

2.1.1 Batas Administrasi Wilayah

Berdasarkan data Kabupaten Hulu Sungai Selatan Dalam Angka Tahun 2013, secara astronomis Kabupaten Hulu Sungai Selatan terletak di antara 02O29’59’’ – 02O56’10’’ Lintang Selatan dan 114O51’19’’ – 115O36’19’’ bujur Timur. Batas wilayah administrasi Kabupaten Hulu Sungai Selatan memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

 Sebelah Utara : Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah

 Sebelah Selatan : Kabupaten Tapin dan Kabupaten Banjar

 Sebelah Timur : Kabupaten Banjar, Kabupaten Kotabaru dan Kabupaten Tanah Bumbu

 Sebelah Barat : Kabupaten Hulu Sungai Utara dan Kabupaten Tapin

Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah salah satu kabupaten dari 13 (tiga belas) kabupaten/kota di Propinsi Kalimantan Selatan yang terletak 135 Km persis ke arah bagian utara ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan. Kabupaten yang beribukota di Kandangan ini memiliki 11 (sebelas) Kecamatan yaitu Kecamatan Padang Batung, Loksado, Telaga Langsat, Angkinang, Kandangan, Sungai Raya, Simpur, Kalumpang, Daha Selatan, Daha Utara dan Daha Barat.

Untuk lebih jelasnya batas wilayah administrasi Kabupaten Hulu Sungai Selatan dapat di lihatPada Gambar 2.1

(2)

LAPO RAN AKHI R 2 - 2 Gambar 2.1 ADMINISTRASI KAB HSS

(3)

LAPO RAN AKHI R 2 - 3 2.1.2 Luas Wilayah

Kabupaten Hulu Sungai Selatan memiliki luas wilayah sebesar 1.804,94 km2 atau 180,494 Ha. Kecamatan Loksado merupakan kecamatan terluas yaitu memiliki luas 338,89 km2 atau mencakup 18,78 persen dari luas keseluruhan Kabupaten Hulu Sungai Selatan, sedangkan Kecamatan Telaga Langsat memiliki luas wilayah terkecil sebesar 58,08 Km2 atau hanya 3,22 persen dari wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Berturut – turut dari kecamatan terluas setelah Loksado adalah Daha Selatan, Daha Utara, Padang Batung, Daha Barat, Kalumpang, Kandangan, Simpur, Sungai Raya, Angkinang dan Telaga Langsat(Kabupaten Hulu Sungai Selatan Dalam Angka, 2015).

Tabel 2.1

Luas Daerah Menurut Kecamatan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan

No Kecamatan 2015 Luas (Km2) Persentase (%) 1. Padang Batung 203,93 11,30 2. Loksado 338,89 18,78 3. Telaga Langsat 58,08 3,22 4. Angkinang 58,40 3,24 5. Kandangan 106,71 5,91 6. Sungai Raya 80,96 4,49 7. Simpur 82,35 4,56 8. Kalumpang 135,07 7,48 9. Daha Selatan 322,82 17,88 10. Daha Utara 268,11 14,85 11. Daha Barat 149,62 8,29

Hulu Sungai Selatan 1.804,94 100,00

Kalimantan Selatan 37.530,52 4,81

(4)

LAPO

RAN

AKHI

R

2 - 4 Gambar 2.2Persentase Luas Wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan

2.2 Kondisi Demografi

2.2.1 Pertumbuhan Penduduk

a. Pertumbuhan Penduduk menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin

Penduduk merupakan faktor yang sangat penting dalam keberhasilan pembangunan. Jumlah penduduk Kabupaten Hulu Sungai Selatan pada tahun 2012 berdasarkan dari estimasi penduduk hasil SP 2010 oleh Badan Pusat Statistik mencapai 219.211 jiwa, dengan komposisi 109.149 berjenis kelamin laki-laki dan 110.062 berjenis kelamin perempuan. Pada tahun 2012 Dinas Kependudukan dan Catatan sipil mengeluarkan 1.555 Akta kelahiran Umum, 1.691 Akta Kelahiran Istimewa, 2.085 Akta Kematian, dan 35 Akta perkawinan.Untuk lebih jelasnya data jumlah penduduk Kabupaten Hulu Sungai Selatan dapat dilihat pada Tabel 2.2

Tabel 2.2

Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis KelaminKabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015

No Kecamatan Penduduk Jumlah

Penduduk Laki-laki Perempuan 1 Padang Batung 10.050 10.088 20.138 2 Loksado 4.352 4.195 8.547 3 Telaga Langsat 4.640 4.558 9.198 4 Angkinang 8.650 8.570 17.220 5 Kandangan 23.661 24.118 47.779 6 Sungai Raya 8.135 8.383 16.518 Padang Batung 11.30% Loksado 18.78% Telaga Langsat 3.22% Angkinang 3.24% Kandangan 5.91% Sungai Raya 4.49% Simpur 4.56% Kalumpang 7.48% Daha Selatan 17.88% Daha Utara 14.85% Daha Barat 8.29%

(5)

LAPO

RAN

AKHI

R

2 - 5

No Kecamatan Penduduk Jumlah

Penduduk Laki-laki Perempuan 7 Simpur 6.950 7.221 14.171 8 Kalumpang 3.006 3.116 6.122 9 Daha Selatan 20.409 20.224 40.633 10 Daha Barat 3.827 3.668 7.495 11 Daha Utara 15.469 15.921 31.390

Hulu Sungai Selatan 109.149 110.062 219.211

Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam angka 2015

b.Jumlah Penduduk menurut Kelompok Umur

Distribusi Penduduk berdasarkan umur di Kabupaten Hulu Sungai Selatan tahun 2012, terbanyak terdapat pada kondisi umur antara 0-4 tahun (19.770 Jiwa) sedangkan terendah pada kondisi umur 70-74 (3.268 Jiwa). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.3 dan Gambar 4.4

Tabel 2.3

Jumlah Penduduk di Kabupaten Hulu Sungai Selatan menurut Kelompok Umur Tahun 2015

Kelompok Umur (tahun)

Laki-laki Perempuan Jumlah Penduduk 0-4 10.239 9.867 20.106 5-9 9.711 9.436 19.147 10-14 9.698 9.139 18.837 15-19 9.965 9.209 19.174 20-24 9.468 8.972 18.440 25-29 9.030 8.981 18.011 30-34 8.901 9.034 17.935 35-39 8.896 8.971 17.867 40-44 8.367 8.374 16.741

(6)

LAPO RAN AKHI R 2 - 6 45-49 7.183 7.199 14.382 50-54 5.946 6.007 11.953 55-59 4.297 4.385 8.682 60-64 2.970 3.508 6.478 65-69 2.062 2.777 4.839 70-74 1.294 1.914 3.208 75+ 1.122 2.289 3.411

Hulu Sungai Selatan 109.149 110.062 219.211 Sumber : Kabupaten Hulu Sungai dalam angka 2015

2.3 Kondisi Topografi

Lebih dari separuh wilayah Kabupaten Hulu Sungai berada di kelas ketinggian 0 – 7 meter dan di kemiringan 0 – 2 persen.Menurut kelas ketinggian dari permukaan laut 58,3 persen wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan berada pada ketinggian 0-7 meter dan hanya 0,9 persen berada padaketinggian di atas 1.000 meter.

Berdasarkankemiringannya 70,95 persen wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan berada pada kelas kemiringan 0 – 2 persen. Sedangkan 6,99 persen wilayah berada pada kemiringan lebih dari 40 persen.(Hulu Sungai Selatan dalam angka 2013). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.4 dan Tabel 2.5

Tabel 2.4

Luas Daerah Menurut Kelas Ketinggian dari Permukaan Laut Tahun 2015

No Kelas Ketinggian Luas (Ha) Persentase (%)

1. 0 – 7 m 105.198 58,3 2. 7 – 25 m 18.254 10,1 3. 25 – 100 m 16.590 9,2 4. 100 – 500 m 27.546 25,3 5. 500 – 1.000 m 11.226 6,2 6. > 1.000 m 1.680 0,9

(7)

LAPO

RAN

AKHI

R

2 - 7 No Kelas Ketinggian Luas (Ha) Persentase (%)

Jumlah 180.494 100

Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Angka 2015

Tabel 2.5

Luas Daerah Menurut Kelas Kemiringan Tahun 2015

No Kelas Kemiringan Luas (Ha) Persentase (%)

1. 0 – 2 % 128.057 70,95

2. 2- 15 % 20.737 11,49

3. 15 – 40 % 19.090 10,58

4. > 40 % 12.610 6,99

Jumlah 180.494 100

Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Angka 2015

2.4 Kondisi Geohidrologi

Di Kabupaten Hulu Sungai Selatan sungai yang merupakan sumber kehidupan bagi masyarakat Hulu Sungai Selatan adalah Sungai Amandit. Sungai Amandit merupakan salah satu sub DAS Barito (Sub DAS Sungai Negara) yang merupakan sebuah konsep kesatuan kesatuan yang digagas oleh Ir. P. H. M. Noor dengan sebutan Barito Valley Authority.

Sumber mata air Sungai Amandit yang panjangnya lebih dari 75 km berhulu dari pegunungan Maratus dengan 5 (lima) buah mata air yang memancar di atas Gunung Batu Besar (Halau-Halau) berdasarkan hasil penelusuran Muller & Schwanner Foundation September 2000, yakni:

a. Mengalir ke arah Sungai Sempanahan yang bermuara di Kota Baru. b. Mengalir ke arah Sungai Balangan yang bermuara di Sungai Negara.

c. Mengalir ke arah Sungai Batang Alai (Birayang) yang bermuara di Sungai Negara. d. Mengalir ke arah Sungai Amandit (Kandangan) yang bermuara di Sungai Negara.

(8)

LAPO

RAN

AKHI

R

2 - 8

Pada umumnya sungai-sungai di Kabupaten Hulu Sungai Selatan mempunyai pola aliran (pola drainase) dendritik, yaitu sungai yang mempunyai banyak anak sungai yang letak dan arah sambungannya tidak beraturan. Sungai-sungai di wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan termasuk dalam kategori kritis (nilai Koefisien Rejim Sungai diatas 50) dengan Catchment area yang sudah pada fase kritis hidrologis. Hal ini menyebabkan beberapa daerah di Kabupaten Hulu Sungai Selatan kekurangan air pada musim kemarau.

2.5 Kondisi Geologi

Sebagian besar wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan masih berupa padang (semak, alang, rumput) seluas 53.829,44 Ha, yang kemudian diikuti hutan, sawah, kebun karet, pertanian tanah kering/ladang, kampung, kebun campuran serta rawa (Kabupaten Hulu Sungai Selatan Dalam Angka, 2013). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 2.6 berikut.

Tabel 2.6

Jenis dan Luasan Penggunaan Lahan

Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015

No Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase

1. Kampung 5.161,18 2.86 2. Industri - - 3. Pertambangan - - 4. Sawah 33.452,30 18.53 5. PertanianTanah Kering/Ladang 11.369,41 6,30 6. Kebun Campuran 1.744,25 0,97 7. Kebun Karet 15.838,03 8,77

8. Padang (Semak, Alang, Rumput) 53.829,44 29,82

9. Hutan 49.859,62 27,62

10. Rawa 192,86 0,11

11. Tanah Terbuka,dll - -

12 Lain-lain 9.046,90 5,01

Hulu Sungai Selatan 180.494 100

(9)

LAPO

RAN

AKHI

R

2 - 9 Gambar 2.3 Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Hulu Sungai Selatan

(10)

LAPO RAN AKHI R 2 - 10 2.6 Kondisi Klimatogi 2.6.1 Kelembaban Udara

Sepanjang tahun 2012 kelembaban udara terendah terjadi pada bulan September (48 %) dan tertinggi pada bulan Agustus (98 %). Rata-rata kelembaban udara berkisar antara 74,8 persen sampai dengan 89,3 persen. Kelembaban Udara di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dapat dilihat pada Tabel 2.8

Tabel 2.8

Kelembaban Udara Setiap Bulan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015

No Bulan

Kelembaban Udara (%)

Minimum Maksimum Rata-rata

1 Januari 60 93,3 83,3 2 Februari 62 91,75 84,3 3 Maret 61 98 80 4 April 62 92,3 74,8 5 Mei 59 96,5 89,3 6 Juni 60 93,5 84,5 7 Juli 53 91,5 81,6 8 Agustus 50 98 77,8 9 September 48 95,8 80 10 Oktober 50 93,8 84,4 11 November 60 92 86,9 12 Desember 65 93,3 85,3

Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Angka 2015 2.6.2 Suhu Udara

Sepanjang tahun 2012 suhu udara terendah terjadi pada bulan maret (33,2 0C) dan tertinggi pada bulan Mei (19,1 0C) rata-rata suhu udara di Kabupaten Hulu Sungai Selatan berkisar antara 27°C – 28,7°C. Keadaan Suhu Udara di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dapat dilihat pada Tabel 2.9

(11)

LAPO RAN AKHI R 2 - 11 Tabel 2.9

Keadaan Suhu Udara Setiap Bulan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015

No Bulan

Suhu (0C)

Minimum Maksimum Rata-rata

1 Januari 33,9 16,9 28,7 2 Februari 34 18 28,4 3 Maret 33,2 18,4 28,1 4 April 34 18,4 28,6 5 Mei 34,2 19,1 27,3 6 Juni 34,4 19 27,1 7 Juli 34,7 18,6 28,2 8 Agustus 34 18 27,8 9 September 34,2 19 28,5 10 Oktober 33,7 19 27,8 11 November 34,6 18,6 27 12 Desember 34 19 27,7

Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Angka 2015

2.7 Kondisi Sosial dan Ekonomi Wilayah

2.7.1 Fasilitas Sosial A. Fasilitas Pendidikan

Pendidikan adalah salah satu kunci utama untuk meningkatkan kesejahteraan. Pada tahun 2012 di Kabupaten Hulu SungaiSelatan terdapat fasilitas-fasilitaspendidikan baik negeri ataupun swasta. Berdasarkan jumlahnya ada 144 unit Taman Kanak-kanak (TK), 245 unit Sekolah Dasar (SD) Negeri, 1 unit SD Swasta, 30 unit Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri, 1 unit SMP Swasta, 8 unit SekolahMenengah Atas (SMA) Negeri, 1 unit SMA Swasta, dan 4 unit Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri. Jumlah Anak yang bersekolah padajenjang pendidikan TK sebanyak 4.014 orang dengan total guru sebanyak 390 orang. Jumlah murid SD (baik negerimaupun swasta) sebanyak 24.992 orangdengan total guru sebanyak 2.291 orang.Jumlah murid SMP (baik negeri maupun swasta) sebanyak 4.281 orang dengan total guru sebanyak 490 orang. Sedangkan jumlah murid SMA (baik negeri maupun swasta) sebanyak 2.713 murid dengan total

(12)

LAPO

RAN

AKHI

R

2 - 12

guru sebanyak 252 orang dan jumlah murid SMK sebanyak 1.683 orang dengan total guru sebanyak 148 orang.

Distribusi fasilitas pendidikan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dapat dilihat pada Tabel 2.10

Tabel 2.10

Jumlah Sekolah Menurut tingkat Pendidikan Tahun 2015

No Tingkat Pendidikan Sekolah Kelas Murid Guru

1 Taman Kanak-kanak (TK) 144 267 4.014 390

2 Sekolah Dasar (SD) 246 1.524 24.992 2.291

Negeri 245 1.518 24.849 2.260

Swasta 1 6 143 31

3 Sekolah Menengah Pertama (SMP)

31 208 4.281 490

Negeri 30 205 4.192 475

Swasta 1 3 89 15

4 Sekolah Menengah Atas ( SMA) 9 103 2.713 252

Negeri 8 99 2.653 231

Swasta 1 4 60 21

5 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

4 56 1.683 148

Negeri 4 56 1.683 148

Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam angka 2015

B. Fasilitas Kesehatan

Pembangunan di bidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan yang merata dan terjangkau, sehingga diharapkan tercapai Hulu Sungai Selatan yang sehat dan sejahtera. Ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan sangat mempengaruhi aspek pelayanan kesehatan yang dimaksud.

Pada tahun 2012 di Kabupaten Hulu Sungai Selatan terdapat satu rumah sakit(RS) yang dikelola pemerintah yaitu RSUD Hasan Basery, 2 (dua) RS yangdikelola oleh

(13)

LAPO

RAN

AKHI

R

2 - 13

swasta, 21 unit Puskesmas 69 unit Puskesmas Pembantu, dan 148unit Poskesdes yang tersebar di sebelas kecamatan. Berdasarkan data Dinas Kesehatan padatahun 2012 Puskesmas-puskemas Kabupaten Hulu Sungai Selatan memiliki sebanyak 26 orang Dokter Umum dan 5 orang Dokter Gigi. Selain itu juga terdapat 229 orang Perawat, 181 orang Bidan dan 122 orang Bidan Kampung. Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Hasan Basery adalah rumah sakit milik pemerintah daerah yang melayani masyarakat umum.

Distribusi fasilitas kesehatan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dapat dilihat pada Tabel 2.12 berikut

Tabel 2.11

2Jumlah Sarana Kesehatan Setiap Kecamatan Tahun2015

No Kecamatan Puskesmas Rawat Inap Tanpa Rawat Inap Pembantu Poskesdes 1 Padang Batung - 2 8 17 2 Loksado - 2 5 11 3 Telaga Langsat - 1 6 11 4 Angkinang 1 1 6 11 5 Kandangan - 3 11 18 6 Sungai Raya - 2 9 18 7 Simpur 1 1 6 11 8 Kalumpang - 1 3 9 9 Daha Selatan - 3 7 16 10 Daha Barat - 1 2 7 11 Daha Utara 1 1 6 19

Hulu Sungai Selatan 3 18 69 148

Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Angka 2015

C. Fasilitas Peribadatan

Kehidupan beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa senantiasa dikembangkan dan ditingkatkan untuk membina kehidupan masyarakat agamis yang harmonis, saling toleransi dan bekerjasama sehingga mendukung laju pembangunan. Dalam rangka

(14)

LAPO

RAN

AKHI

R

2 - 14 mendukung kondisi tersebut di atas diperlukan sarana untuk memupuk keimanan dengan adanya tempat peribadatan – peribadatan sesuai dengan pemeluk agama masing – masing.

Mayoritas penduduk Kabupaten Hulu Sungai Selatan beragama Islam, dan selebihnya adalah Khatolik, Protestan, Hindu dan Budha. Selain agama-agama tersebut sebagian kecil penduduk Kabupaten Hulu Sungai Selatan, terutama di Kecamatan Loksado, menganut kepercayaan lainnya yaitu Kaharingan. Berdasarkan jumlah sarana peribadatan pada tahun 2011 di Kabupaten Hulu Sungai Selatan terdapat 122 unit Mesjid, 680 unit Langgar, 2 unit Gereja dan 45 unit Balai Kepercayaan Distribusi fasilitas peribadatan dapat dilihat pada Tabel 2.12 berikut.

Tabel 2.12 Distribusi Fasilitas PeribadatanDi Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015

No. Kecamatan Mesjid Langgar Gereja

Protestan Pura Vihara

Balai Adat 1. Padang Batung 23 59 0 0 0 0 2. Loksado 11 17 2 0 0 45 3. Telaga Langsat 10 34 0 0 0 0 4. Angkinang 9 57 0 0 0 0 5. Kandangan 20 123 0 0 0 0 6. Sungai Raya 13 93 0 0 0 0 7. Simpur 11 69 0 0 0 0 8. Kalumpang 5 31 0 0 0 0 9. Daha Selatan 8 82 0 0 0 0 10. Daha Utara 3 20 0 0 0 0 11. Daha Barat 9 95 0 0 0 0 Jumlah 122 680 2 0 0 45

(15)

LAPO RAN AKHI R 2 - 15 D. Transportasi

Jalan merupakan prasarana pengangkutan darat yang penting untuk memperlancarkegiatan perekonomian. Dengan makin meningkatnya usaha pembangunan maka akan menuntut peningkatan pembangunan jalan untuk memudahkan mobilitas penduduk dan memperlancar lalu lintas barang dari satu daerah ke daerah lain.

Pada tahun 2012 total panjang jalan di Hulu Sungai Selatan mencapai 973.740 km. Berdasarkan statusnya, 21.388 km merupakan jalan Negara, 117.980 km merupakan jalan propinsi dan sisanya yaitu 834.372 km merupakan jalan Kabupaten. Seluruh jalan Negara dan jalan Provinsi merupakan jalan aspal, sedangkan jalan Kabupaten yang sudah diaspal mencapai 537.450 km. Berdasarkan kondisi jalan, 276.760 km jalan Kabupaten berada pada kondisi bagus, 227.090 km jalan berada pada kondisi sedang, 225.470 km berada pada kondisi rusak dan 105.052 km berada pada kondisi rusak berat. Panjang Jalan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dapat dilihat pada Tabel 2.13

Tabel 2.13

Panjang Jalan menurut Jenis Permukaan

No Aspek yang diamati Jalan Negara (Km) Jalan Propinsi (Km) Jalan Kabupaten (Km) Jumlah (Km) 1. Jalan Permukaan a. Aspal 21,388 117,98 537,450 626,818 b. Kerikil - - 75,881 75,881 c. Tanah - - 221,041 221,041 d. Tidak Dirinci - - - - Jumlah 1 21,388 117,98 834,372 973,740 2. Kondisi Jalan a. Baik - - 276,760 276,760 b. Sedang 21,388 117,98 227,090 366,458

(16)

LAPO

RAN

AKHI

R

2 - 16

No Aspek yang diamati

Jalan Negara (Km) Jalan Propinsi (Km) Jalan Kabupaten (Km) Jumlah (Km) 1. Jalan Permukaan c. Rusak - - 225,470 225,470 d. Rusak Berat - - 105,052 105,052 Jumlah 2 21,388 117,98 834,372 973,740 3. Kelas Jalan a. Kelas I - - - - b. Kelas II - - - - c. Kelas III - - - - d. Kelas IIIA 21,39 - - 21,39 e. Kelas IIIB - 117,98 - 117,98 f. Kelas IIIC - - 463,30 463,30 g. Tidak Dirinci - - 371,07 371,07 Jumlah 3 21,39 117,98 834,37 973,740

(17)

LAPO RAN AKHI R 2 - 17 E. Sarana Kebersihan

Kebersihan lingkungan merupakan salah satu faktor yang menentukan kualitas seseorang. Lingkungan yang sehat akan dapat menciptakan masyarakat yang sehat. Dalam rangka mendukung terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat pemerintah menyediakan sarana-sarana kebersihan seperti kendaraan pengangkut sampah, gerobak sampah, container, mesin pemotong rumput.Sarana-sarana kebersihan di Kabupaten Hulu Sungai Selatan dapat dilihat pada Tabel 2.14

Tabel 2.14

Jumlah Sarana Kebersihan Kabupaten Hulu Sungai SelatanTahun 2015

No Sarana

Keadaan Sarana

Jumlah Baik Rusak Rusak

Berat 1 Kendaraan Bermotor - Dump Truck 4 - - 4 - Armrool 3 1 - 4 - Pick Up 1 - - 1 2 Gerobak Sampah 30 - - 30 3 Kontainer 15 - - 15

4 Mesin Pemotong Rumput 2 - - 2

5 Tempat Pembuangan Sampah

- TP Sementara 34 - - 34

- TP Akhir 1 - - 1

6 Mobil Tangki - 1 - 1

7 Sepeda Motor Roda Dua 6 - - 6

8 Sepeda Motor Roda Tiga 12 - 2 14

Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Angka 2015

F. Sarana Air Bersih

Pada tahun 2012 jumlah pelanggan air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah sebanyak 13.236 pelanggan dengan pelanggan terbanyak terdapat di Kecamatan Kandangan yaitu sebanyak 6.691

(18)

LAPO

RAN

AKHI

R

2 - 18

pelanggan. Volume air yang terjual adalah 256.164M3 dengan nilai mencapai Rp. 759.735.200. Jumlah Pelanggan PDAM di Kabupaten Hulu Sungai Selatan tahun 2012 dapat dilihat pada tabel

Tabel 2.15

Jumlah pelanggan PDAM Menurut Kecamatan Tahun 2015

No Kecamatan PelangganAktif Pelanggan

Tidak Aktif 1 Padang Batung 1.290 - 2 Loksado - - 3 Telaga Langsat 399 - 4 Angkinang 736 - 5 Kandangan 6.691 - 6 Sungai Raya 293 - 7 Simpur 426 - 8 Kalumpang 228 - 9 Daha Selatan 1.481 - 10 Daha Barat 108 - 11 Daha Utara 1.581 - Jumlah/Total 13.236 -

(19)

LAPO RAN AKHI R 2 - 19 G. Prasarana Pariwisata

Aktivitas pariwisata di objek-objek wisata buka hanya mampu meningkatkan pendapatan daerah tapi juga meningkatkan perekonomian masyarakat sekitarnya. Sepanjang tahun 2012 ada sebanyak 41.569 orang wisatawan nusantara dan 97 orang wisatawan mancanegara yang mengunjungi Hulu Sungai Selatan. Wisatawan nusantara paling banyak berkunjung pada bulan Agustus sementara wisatawan mancanegara banyak berkunjung pada bulan juni-juli.

Tabel 2.16

Banyaknya Wisatawan Yang Berkunjung Ke Objek Wisata Setiap BulanTahun 2015

Bulan Wisatawan

Mancanegara Wisatawan Nusantara Jumlah

Januari 8 5.746 5.754 Pebruari 4 2.818 2.822 Maret 5 2.821 2.826 April 9 2.416 2.425 Mei 7 4.441 4.448 Juni 18 3.009 3.027 Juli 22 4.122 4.144 Agustus 6 508 514 September 4 8.681 8.685 Oktober 7 1.305 1.312 Nopember 1 3847 3.448 Desember 6 1.855 1.861 Jumlah 97 41.569 41.666

(20)

LAPO

RAN

AKHI

R

2 - 20 2.7.4 Kondisi Ekonomi Wilayah

Salah satu sumber penting komponen pendapatan Pemerintah yang digunakan untuk membiayai pembangunan adalah pajak. Di Kabupaten Hulu Sungai Selatan ada beberapa pos penerimaan daerah, di antaranya berupa Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB), Pajak Kendaraan Bermotor (PKB), dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Sepanjang tahun 2012 realisasi penerimaan BBN-KB dan PKB mencapai Rp. 13.634.374.925 dan Rp. 11.256.451.875. Pajak Bumi danBangunan (PBB) yang telah diterima mencapai Rp. 863.275.892. Sedangkan pada Sumber Pendapatan dari retribusi jasa umum dan retribusi jasa usaha serta perizinan tertentu adalah Rp. 4.509.646.400 dan Rp. 2.493.011.708 serta Rp. 400.402.504. (Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Angka 2013)

Tabel 2.17

Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Tahun 2012

No Jenis Pajak Target (Rupiah) Realisasi

(Rupiah)

1 BBN-KB 12.628.464.000

Pokok 13.520.386.300

Denda 113.988.625

2 PKB 13.542.471.000

Pokok & Tunggakan 10.769.243.275

Denda 487.208.600

Jumlah/Total 26.170.935.000 24.890.826.800

Tabel 2.18

Realisasi Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Hulu Sungai SelatanTahun Anggaran 2012

No Uraian Anggaran Setelah

Perubahan

PENDAPATAN

(21)

LAPO

RAN

AKHI

R

2 - 21

No Uraian Anggaran Setelah

Perubahan

2 Dana Perimbangan 554.782.779.500

3 Lain-lain Pendapatan Yang Sah 120.872.239.140

BELANJA

1 Belanja Tidak Langsung 448.159.179.316

2 Belanja Langsung 355.376.484.519

PEMBIAYAAN DAERAH

1 Penerimaan Pembiayaan Daerah 102.951.950.875

2 Pengeluaran Pembiayaan Daerah 23.350.000.000

3 Pembiayaan Netto 79.601.950.875

SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN TAHUN

BERKENAAN - 50.000

Kegiatan perekonomian daerah merupakan motor penggerak roda pembangunan daerah yang penting, namun dalam prakteknya faktor ekonomi tersebut bukanlah faktor yang independen karena sangat dipengaruhi oleh faktor lain seperti faktor pendidikan dan kesehatan. Ke dua faktor ini mempunyai hubungan yang saling menunjang terhadap sistem perekonomian daerah sehingga faktor pendidikan dan kesehatan perlu ditingkatkan. Perekonomian bisa ditingkatkan kalau taraf pendidikan dan kesehatan suatu masyarakat terus ditingkatkan. Faktor lain yang juga perlu diperhatikan adalah dukungan faktor infrastruktur daerah, baik infrastruktur ekonomi, sosial, maupun budaya, serta faktor pelengkap lainnya yang merupakan satu kesatuan dalam life cycle suatu sistem pembangunan daerah. Salah satu indikator untuk mengukur tingkat kemakmuran suatu masyarakat pada umumnya melalui PDRB perkapita. Secara makro ekonomi Kabupaten Hulu Sungai Selatan untuk aktivitas kegiatan per-ekonomian masyarakatnya menurut 9 sektor lapangan usaha masih didominasi oleh kegiatan

(22)

LAPO

RAN

AKHI

R

2 - 22

ekonomi primer sektor pertanian. Pada perkembangannya andil pertanian mulai mengalami pergeseran ke sektor sekunder yaitu perdagangan dan jasa. Kegiatan agropolitan berbasis agribisnis dan agroindustri akan terus meningkatkan porsi perdagangan dan jasa.

Tabel 2.18

Posisi Pinjaman yang Diberikan dalam Rupiah dan Valuta Asing pada Bank Umum dan BPR menurut Klasifikasi UsahaTahun 2014-2015

No Jenis Simpanan 2014 2015

Pinjaman Berdasarkan Lapangan

Usaha 196.229 369.818

1 Pertanian, Peternakan, Kehutanan

dan Perikanan 10.139 14.966

2 Pertambangan dan Penggalian 11.219 35.965

3 Industri Pengolahan 2.487 5.527

4 Listrik, Gas dan Air Bersih - -

5 Konstruksi 17.589 23.562

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 91.756 112.607

7 Transportasi dan Komunikasi 3.065 4.763

8 Keuangan, Real Estate dan Jasa

Perusahaan 7.383 133.293

9 Jasa-jasa 52.592 39.134

Pinjaman Kepada Bukan Lapangan

Usaha 314.300 364.848

1 Rumah Tinggal 48.417 34.528

2 Flat dan Apartemen - 4.059

3 Ruko dan Rukan 489 368

4 Kendaraan Bermotor 18.847 14.008

5 Lainnya 246.546 311.889

Sumber : Kabupaten Hulu Sungai Selatan dalam Angka 2013

2.8 Isu Strategis Wilayah

Pada masa mendatang masalah penataan ruang akan semakin berat sejalan dengan semakin meningkatnya percepatan dan dinamika pembangunan yang terjadi. Oleh karena itu perlu dikenali berbagai tantangan, kendala dan peluang sehingga penataan ruang akan memberikan manfaat sebesar-besarnya dalam menunjang pembangunan fisik dalam lingkup daerah maupun nasional.

Struktur dan pola pemanfaatan ruang wilayah pada dasarnya merupakan pedoman dalam merumuskan kebijaksanaan pokok pemanfaatan ruang wilayah, mewujudkan keterpaduan, keterkaitan dan keseimbangan perkembangan antar wilayah

(23)

LAPO

RAN

AKHI

R

2 - 23

serta keserasian antar sektor dan pengarahan investasi yang dilaksanakan pemerintah dan atau masyarakat. Masalah penataan ruang semakin memperoleh perhatian yang sangat besar baik dari pemerintah maupun masyarakat, hal ini karena semakin disadarinya bahwa pembangunan yang cenderung sektoral pada akhirnya sering menimbulkan ketidakefisienan bahkan cenderung kurang memperhatikan asas lestari, optimal dan serasi. Dengan semakin berkembangnya pembangunan tersebut maka perlu diketahui isu-isu strategis yang dapat dijadikan sebagai alat pembangunan ke depan, bahasan mengenai isu strategis dapat dilihat pada sub bab ini.

2.8.1. Masalah Perkembangan dan Pemerataan Ekonomi Wilayah

Perkembangan perekonomian Kabupaten Hulu Sungai Selatan terus menunjukkan peningkatan seperti ditunjukkan oleh data BPS bahwa angka pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai pada tahun 2007 dengan tingkat pertumbuhan Ekonomi 5,16%. Pertumbuhan ekonomi terendah pada tahun 2005 yang hanya sebesar 3,51%. Rata-rata pertumbuhan ekonomi Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang ditunjukan oleh kenaikan PDRB tanpa migas atas dasar harga konstan 2000 selama tahun 2004 hingga tahun 2007 mencapai 4,5 % pertahun.

Dilihat dari komposisi PDRB Kabupaten Hulu Sungai Selatan menurut 9 (sembilan) sektor lapangan usaha masih didominasi oleh kegiatan ekonomi primer dalam hal ini sektor primer (Pertanian), walaupun untuk perkembangan kedepannya mulai mengalami pergeseran ke sektor sekunder (agro industri). Pertumbuhan sektor primer relatif stagnant pertumbuhannya walaupun sektor ini merupakan tulang punggung perekonomian rakyat dengan tingkat partisipasi terbesar dalam menyerap tenaga kerja yaitu ± 46,48%. Analisis Pangsa atau distribusi PDRB memberikan gambaran peranan masing-masing sektor terhadap PDRB Kabupaten Hulu Sungai Selatan 2004-2007. Adanya trend penurunan sektor primer (pertanian) menuju sektor yang trendnya menaik yakni Industri pengolahan. Berdasarkan teori-teori pengembangan ekonomi daerah trend ini sudah berjalan di atas hal yang seharusnya demikian. Bahwa sektor sekunder (industri pengolahan) akan memberikan nilai tambah yang lebih besar dari sektor primer atau produksi pertanian.

Jelas terlihat adanya ketidakseimbangan struktur perekonomian daerah terutama sektor primer, sekunder dan tersier. Selain itu belum meratanya penyebaran

(24)

LAPO

RAN

AKHI

R

2 - 24

pelaksanaan pembangunan dan hasil-hasilnya mengakibatkan timbulnya kesenjangan pertumbuhan antar wilayah pedesaan dan perkotaan serta adanya kantong-kantong kemiskinan.

2.8.2. Wilayah Kurang Berkembang

Berdasarkan data yang ada menunjukan bahwa dominasi dari penduduk di Kabupaten Hulu Sungai Selatan hidup dan bermukim di wilayah pedesaan. Besarnya jumlah penduduk yang hidup di pedesaan tersebut akan membawa implikasi sosial ekonomi, antara lain pertumbuhan penduduk dengan angkatan kerja, terdapatnya kesenjangan distribusi penduduk antar desa termasuk terbatasnya lapangan kerja yang tersedia di wilayah pedesaan. Pertumbuhan dan perkembangan wilayah pedesaan berkaitan erat dengan bidang usaha pertanian yang berkembang di pedesaan. Wilayah yang kurang berkembang pada umumnya wilayah yang relatif terisolasi sebagai akibat minimnya sarana dan prasarana penunjang, kondisi ini terutama terdapat di wilayah desa-desa terpencil dengan kondisi sosial ekonomi yang masih dibawah standard minimum. Salah satu jalan untuk mengatasi masalah tersebut adalah penyediaan dan pembangunan sarana dan prasarana transportasi serta sarana dan prasarana penunjang ekonomi lainnya selain itu memberikan pembinaan terhadap sumber daya manusianya.

2.8.3. Masalah Fisik dan Lingkungan Hidup

Di Kabupaten Hulu Sungai Selatan terdapat gejala-gejala terjadinya ketidak seimbangan antara jumlah penduduk dengan daya dukung lahan, baik lahan pertanian maupun kawasan hutan sehingga mengakibatkan terjadinya gangguan ekologis. Masalah fisik dan lingkungan hidup yang menonjol, antara lain :

a. Adanya ketidakserasian kepentingan/keinginan masyarakat dengan kegiatan pelestarian sumber daya alam yang belum dapat terpecahkan secara tuntas. Hal ini terindikasikan pada kejadian – kejadian pengrusakan dan penjarahan hutan lindung dan Produksi yang terjadi di Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang disebabkan oleh prinsip budaya mengenai pemanfaatan hutan baik itu kepemilikan tanah adat dengan aturan perlindungan terhadap hutan lindung.

(25)

LAPO

RAN

AKHI

R

2 - 25

b. Tumpang tindihnya keperluan lahan untuk pelestarian dan perlindungan alam dengan kebutuhan pembangunan yang mengakibatkan berbagai kawasan pertanian dipergunakan untuk permukiman, sarana dan prasarana, pengembangan kawasan budidaya lainnya dan membuka daerah terisolir.

c. Tumpang tindihnya keperluan lahan untuk pelestarian dan perlindungan alam dengan kebutuhan pertambangan yang berdampak pada kerusakan lingkungan, hal yang logis adalah mengembalikan lahan alam tersebut dan butuh keseriusan dari perusahan-perusahan juga sikap tegas dari Pemerintah Daerah.

Dengan adanya pembangunan yang tidak mempetimbangkan aspek ekologis, akan mengakibatkan adanya ketidakseimbangan lingkungan. Hal ini, disebakan oleh tidak adanya keserasian dalam kegiatan pelestarian sumber daya alam, serta tumpang tindihnya penggunaan lahan untuk pelestarian dan perlindungan dengan kebutuhan lahan untuk kebutuhan pembangunan.

Akibat kegiatan pembangunan yang tidak berwawasan lingkungan dan keterbatasan pengetahuan masyarakat umum dan ketidak pedulian pengusaha dalam mengelola sumber daya alam, timbulah lahan-lahan kritis, pencemaran air, tanah dan udara dan gangguan lingkungan hidup.

2.8.4. Kelestarian Lingkungan Hidup A. Erosi

Pada tanah kritis di musim hujan akan terjadi pelumpuran atas air permukaan yang mengakibatkan meningkatnya proses erosi, sedimentasi dan pendangkalan pada sungai dan waduk. Pada musim hujan akan terjadi banjir di bagian dataran dan muara sungai, sedangkan banjir bandang/gerakan tanah terjadi di daerah perbukitan selain itu banjir akibat longsoran. Pada wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan terdapat beberapa wilayahnya yang terletak pada daerah dengan kondisi tanah yang landai, pada bagian wilayah tersebut juga mempunyai tingkat genangan yang tinggi hal ini disebabkan karena jenis tanah clay/lempung (tidak menyerap air) dan kondisi lahan yang landai serta cenderung semakin landai (Kecamatan

(26)

LAPO

RAN

AKHI

R

2 - 26

Loksado dan Kecamatan Telaga Langsat serta wilayah pertambangan di Kecamatan Sungai Raya).

B. Neraca Air

Tata guna air, tata guna lahan serta kehutanan diselenggarakan secara terpadu, sehingga menjamin kelestarian fungsi sumberdaya alam dan lingkungan hidup. Pengelolaan sumberdaya air selama ini belum optimal, hal ini dapat dilihat dari hal-hal sebagai berikut :

Sejalan dengan perkembangan kebutuhan lahan untuk kegiatan budidaya terbangun maka terjadi penyusutan lahan sawah, sedangkan pertambahan lahan sawah beririgasi hanya dimungkinkan apabila potensi lahan dan air tersedia serta perlu melakukan pembangunan jaringan irigasi baru.

Penanggulangan bencana akibat banjir hanya untuk perbaikan darurat dengan tujuan agar pelayanan penyediaan air irigasi pada musim kemarau dapat dipenuhi, sedangkan perbaikan secara permanen tidak semua kerusakan dapat diperbaiki.

Penanggulangan air sungai dilakukan secara koordinasi melalui program kali bersih, namun masih belum memberikan hasil yang memadai karena kesadaran masyarakat yang masih rendah.

Penyediaan air baku untuk keperluaan daerah luar Ibukota Kabupaten Hulu Sungai Selatan belum terpenuhi secara keseluruhan, masih banyak daerah-daerah yang kesulitan memperoleh air irigasi permukaan maupun air bersih pedesaan, sedangkan daerah-daerah yang mempunyai potensi air tanah perlu untuk dikembangkan.

C. Pengamanan Wilayah Sungai

Luas areal penghijauan tepi sungai di wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan yang ada cenderung berkurang karena pengembangan areal budidaya serta pencemaran sungai, mengakibatkan kemerosotan mutu lingkungan perairan. Untuk mengurangi akibat dampak negatif lingkungan yang terjadi di daerah sekitar sungai telah dilakukan pengendalian pencemaran lingkungan dengan pengendalian

(27)

LAPO

RAN

AKHI

R

2 - 27

pengembangan tambak dan juga dilakukan rehabilitasi lahan kritis disepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS) yang akan mengurangi tingkat erosi dan sedimentasi diberbagai sungai.

Gambar

Gambar 2.2Persentase Luas Wilayah Kabupaten Hulu Sungai Selatan
Gambar 2.3 Peta Rencana Pola Ruang Kabupaten Hulu Sungai Selatan
Tabel  2.12  Distribusi  Fasilitas  PeribadatanDi  Kabupaten  Hulu  Sungai  Selatan  Tahun  2015

Referensi

Dokumen terkait

DAFTAR RENCANA UMUM PENGADAAN (RUP) SKPD PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN SUMBER DANA : APBD KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN ANGGARAN 2012.. SDKP :

PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN UNIT LAYANAN PENGADAAN (ULP) BARANG/JASA.. KELOMPOK

PKP2B PT Antang Gunung Meratus mempunyai sumber daya/cadangan batubara di daerah kabupaten Hulu Sungai Selatan yang terdiri dari Blok II, III dan V.. Nilai perhitungan cadangan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2016 disusun dengan mengacu Permendagri Nomor 59 Tahun 2007 yang merupakan revisi dari Permendagri Nomor

Dewan Ketahanan Pangan Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah Lembaga non struktural yang mempunyai tugas membantu Bupati dalam merumuskan kebijakan dalam rangka mewujudkan

Menetapkan : PERATURAN BUPATI TENTANG KEDUDUKAN, TUGAS POKOK, FUNGSI DAN URAIAN TUGAS KECAMATAN AMUNTAI SELATAN KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA. Daerah adalah Kabupaten

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Bupati Nomor 18 Tahun 2017 tentang Pengendalian Gratifikasi di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan (Berita Daerah

PKP2B PT Antang Gunung Meratus mempunyai sumber daya/cadangan batubara di daerah kabupaten Hulu Sungai Selatan yang terdiri dari Blok II, III dan V..