• Tidak ada hasil yang ditemukan

APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR SAMPAH RUMAH TANGGA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR SAMPAH RUMAH TANGGA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KACANG PANJANG (Vigna sinensis L."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

APLIKASI PUPUK ORGANIK CAIR SAMPAH RUMAH TANGGA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN

KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.)

Denny Kurniawan Programstudi Agroteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa

ABSTRAK

Percobaan tentang aplikasi POC telah dilakukan pada lahan kebun dengan jenis tanah pasir di Kelurahan Parupuk Tabing, Kecamatan Koto tanggah dimulai sejak bulan Oktober 2013 sampai Desember 2013, bertujuan untuk mendapatkan konsentrasi POC sampah rumah tangga yang tepat terhadap pertumbuhan dan hasil kacang panjang. Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktor dengan 3 kelompok. Perlakuan yang dicobakan adalah Pupuk Organik Cair sampah rumah tangga yang terdiri dari 5 perlakuan konsentrasi dengan taraf : 0%, 5, 10, 15, dan 20%. Sehingga terdapat 15 petak percobaan. Bahan yang digunakan adalah kacang panjang varietas PARADE TA VI yang ditanam 2 biji/lubang, dengan jarak tanam 30 x 60 cm secara tugal. Pupuk dasar yang diberikan setengah rekomendasi adalah pupuk kandang 180 kg/ha, pupuk urea sebanyak 50 kg/ha setara dengan 18 g/plot, SP36 100 kg/ha setara dengan 21,6 g/plot dan KCl 50 kg/ha setara dengan 10,8 g/plot. SP36 dan KCl diberikan keseluruhan pada awal waktu tanam, sedangkan urea 1/2bagian pada saat tanam dan 1/2 bagian lagi pada waktu tanaman berumur 3 minggu. Setiap pengamatan

dirata-ratakan untuk masing-masing plot perlakuan kemudian dianalisis dengan sidik ragam jika berbeda nyata dilanjutkan dengan uji lanjut DMRT pada taraf 5%. Variabel yang diamati adalah : panjang batang utama, panjang daun terpanjang, umur berbunga, umur panen pertama, jumlah bunga, umur panen pertama, panjang polong per tanaman, jumlah polong per tanaman, berat polong segar per tanaman dan total hasil per plot dan per ha. Pupuk organik cair sampah rumah tangga dapat meningkatkan panjang daun terpanjang, jumlah polong segar per tanaman, berat polong segar per tanaman dan total hasil polong per plot dan per ha sebanyak 11.058 kg,setara dengan 30.7 ton per ha. Konsentrasi pupuk organik cair sampah rumah tangga 5% memberikan hasil yang terbaik bagi pertumbuhan dan hasil tanaman kacang panjang per plot.

Kata kunci: POC sampah rumah tangga, Kacang panjang

PENDAHULUAN

Kacang panjang merupakan salah satu tanaman perdu semusim yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia, baik sebagai sayuran maupun sebagai lalapan dalam upaya meningkatkan gizi masyarakat sebagai sumber vitamin A, vitamin B, vitamin C, dan mineral. Bijinya banyak mengandung protein, lemak dan karbohidrat.

(2)

Komoditi ini merupakan sumber protein nabati yang cukup potensial, selain dapat digunakan sebagai sumber pangan, dan obat-obatan, tanaman kacang panjang juga dapat meningkatkan kesuburan tanah, karena akar-akarnya bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium yang mampu mengikat Nitrogen (N2) dari udara (Rahayu, 2007).

Produktivitas polong segar kacang panjang di Indonesia masih tergolong rendah, yaitu 4,8 ton/ha (Departemen Pertanian, 2002), sedangkan di Thailand mencapai 7,2 ton/ha dan Australia 30 ton/ha, sementara potensi hasil polong ditingkat penelitian dapat mencapai rata-rata 17,4 ton/ha (Kusno, 2000). Hal ini disebabkan oleh teknik budidaya yang masih bersifat usaha sampingan atau belum intensif dalam skala usaha agribisnis. Mengingat semakin meningkatnya permintaan dan kebutuhan kacang panjang, maka perlu dicarikan solusi dari sistem budidaya yang dapat meningkatkan hasil kacang panjang. Salah satu usaha untuk meningkatkan produktivitas kacang panjang dapat dilakukan dengan pemupukan yang tepat.

Untuk mengatasi masalah tersebut, dapat dilakukan upaya pemupukan. Dalam aplikasi, biasanya petani melakukan pemupukan dengan pupuk buatan yang diberikan melalui tanah. Upaya yang dapat ditempuh agar pemupukan lebih efektif dan efisien adalah dengan menyemprotkan larutan pupuk melalui daun tanaman, hal ini bertujuan agar usur hara yang diberikan akan diserap langsung oleh tanaman melalui stomata sehingga dengan sendirinya unsur hara yang disemprotkan masuk ke dalam jaringan daun dan langsung dimanfaatkan oleh tanaman.

Saat ini, produk pertanian yang dihasilkan dengan menggunakan pupuk organik lebih disukai masyarakat, karena produk tersebut lebih aman bagi kesehatan. Masyarakat di Negara-negara maju mulai beralih mengkomsumsi produk yang dihasilkan secara organik. Produk yang dihasilkan dari budidaya pertanian yang menggunakan pupuk organik memiliki nilai jual yang lebih baik.

Pupuk organik cair (POC) adalah pupuk yang kandungan bahan kimianya rendah maksimal 5%, dapat memberikan hara yang sesuai dengan kebutuhan tanaman pada tanah, karena bentuknya yang cair, jika terjadi kelebihan kapasitas pupuk pada tanah dengan sendirinya tanaman akan mudah penyerapan komposisi pupuk yang dibutuhkan. POC dalam pemberianya jelas lebih merata, tidak akan terjadi penumpukan pupuk di satu tempat, hal ini disebabkan POC 100 % larut. POC ini mempunyai

(3)

kelebihan dapat secara cepat mengatasi defesiensi hara dan tidak bermasalah dalam pencucian hara juga mampu menyediakan hara secara cepat (Musnamar, 2004).

Bahan baku POC yang sangat bagus dari sampah organik yaitu bahan organik basah atau bahan organik yang mempunyai kandungan air tinggi seperti sisa buah-buahan atau sayur-sayuran. Selain mudah terurai, bahan ini juga kaya akan nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Semakin besar kandungan selulosa dari bahan organik (C/N rasio) maka proses penguraian oleh bakteri akan semakin lama (Parnata, Ayub S, 2004).

Sampah adalah sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yg berbentuk padat yang telah diambil bagian utamanya, telah mengalami pengolahan dan sudah tidak bermanfaat, dari segi ekonomi sudah tidak ada harganya lagi dan dari segi lingkungan dapat menyebabkan pencemaran atau gangguan kelestarian alam (Amurwaraharja, 2006).

Hasil penelitian Taufika (2011) pada tanaman wortel menunjukkan bahwa pemberian dosis pupuk organik cair 135ml/tanaman dengan pemberian P0C sampah kota memberikan pengaruh yang nyata terhadap bobot segar umbi/tanaman.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis telah melakukan penelitian dengan judul “Aplikasi pupuk organik cair sampah rumah tangga terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang panjang (Vigna Sinensis L.)”.

BAHAN DAN METODE

Percobaan ini telah dilakukan pada lahan kebun dengan jenis tanah pasir di Kelurahan Parupuk Tabing, Kecamatan Koto tanggah dimulai sejak bulan Oktober 2013 sampai Desember 2013.

Bahan yang digunakan untuk percobaan ini adalah benih kacang panjang varietas PARADE TA VI, Pupuk Cair sampah rumah tangga, EM 4, pupuk kandang, pupuk Urea, SP36, KCl, Lannate dan Dithane M-45. Sedangkan alat yang digunakan adalah cangkul, parang, sekop, sprai 1 ltr, lanjaran, meteran, label, timbangan, tali, bambu, ember,gelas ukur, alat – alat tulis dan komposter 20 liter.

Percobaan ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktor dengan 3 kelompok. Perlakuan yang dicobakan adalah Pupuk Cair sampah organik yang terdapat dari 5 perlakuan konsentrasi dengan taraf : 0%, 5, 10, 15, dan 20%. Sehingga terdapat 15 petak percobaan. Setiap plot terdiri dari 12 tanaman kacang panjang, 2

(4)

tanaman dijadikan sebagai sampel. Data hasil pengamatan dianalisis secara sidik ragam dengan uji 5 % jika berbeda nyata dilanjutan dengan Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) pada taraf 5 %.

Variabel yang diamati adalah : panjang batang utama, panjang daun terpanjang, umur berbunga, umur panen pertama, jumlah bunga, umur panen pertama, panjang polong per tanaman, jumlah polong per tanaman, berat polong segar per tanaman dan total hasil per plot dan per ha.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1. Panjang batang utama tanaman kacang panjang pada beberapa konsentrasi POC sampah rumah tangga (5 MST)

Konsentrasi POC % Panjang Batang Utama (cm)

0 311 5 351 10 340 15 336 20 344 KK 6.63

Angka-angka pada lajur panjang batang utama berbeda tidak nyata menurut uji F 5%. Pada Tabel 1 terlihat bahwa konsentrasi POC sampah rumah tangga berbeda tidak nyata terhadap panjang batang utama tanaman kacang panjang berturut-turut dari yang terpanjang 351-311 cm. Tidak adanya pengruh POC sampah rumah tangga terhadap panjang batang utama diduga bahwa lahan ditempat penelitian sudah cukup subur, dibuktikan dari hasil panjang batang utama tanaman sudah cukup baik, sehingga semua konsentrasi POC sampah rumah tangga berpengaruh tidak nyata terhadap tanaman kacang panjang. Keadaan ini lebih dipengaruhi oleh botani tanaman kacang panjang. Lakitan (2007), menyatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh faktor genetik.

Hubungan antara pemberian konsentrasi POC sampah rumah tangga dengan panjang batang utama tanaman kacang panjang disajikan pada Gambar 1.

(5)

Gambar 1. Hubungan antara perlakuan dengan panjang batang utama tanaman kacang panjang pada umur 1- 5 MST.

Pada gambar 1 melihatkan bahwa pemberian beberapa konsentrasi POC sampah rumah tangga dengan taraf 0,5,10,15 dan 20% menunjukan pertumbuhan yang relatif seragam pada panjang batang utama hingga 5 MST. Hasil 5 MST terlihat pada gambar adanya perbedaan panjang batang utama pada konsentrasi 5% namun dianalisis secara statistic tidak memberikan pengaruh yang nyata, diduga ketersediaan unsur hara pada tanah telah tersedia sehingga penyerapan unsur hara pada tanah dapat di manfaatkan oleh tanaman kacang panjang dengan baik.

Tabel 2. Panjang daun terpanjang pada beberapa konsentrasi POC sampah rumah tangga.

Konsentrasi POC % Panjang Daun Terpanjang (cm)

0 13.1 a 5 18.3 b 10 16.3 c 15 17.5 c 20 16.2 c KK 9.55

Angka-angka pada lajur yang diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata pada uji DMRT dengan taraf 5%.

Tabel 2 menunjukkan bahwa panjang daun terpanjang akibat pemberian beberapa konsentrasi POC sampah rumah tangga berbeda nyata dengan hasil terpanjang pada konsentrasi 5% yaitu 18.3 cm, sedangkan yang terpendek terlihat pada 0% yaitu 13.1 cm. Hal ini mengindikasikan bahwa konsentrasi POC sampah rumah tangga dapat memenuhi kebutuhan hara bagi tanaman.

0 50 100 150 200 250 300 350 1 2 3 4 5 P a n ja n g B a ta n g U ta ma (c m)

Minggu Setelah Tanam (MST)

0% 5% 10% 15% 20%

(6)

Tabel 3. Umur berbunga tanaman kacang panjang akibat pemberian beberapa konsentrasi POC sampah rumah tangga

Konsentrasi POC % Umur berbunga (hari)

0 43.0 5 42.6 10 42.3 15 41.6 20 41.6 KK 3.94

Angka-angka pada lajur umur berbunga tanaman kacang panjang berbeda tidak nyata menurut uji F 5%.

Tabel 3 melihatkan pemberian beberapa konsentrasi POC sampah rumah tangga terhadap kacang panjang tidak memberikan pengaruh pada parameter umur berbunga. Kisaran umur muncul bunga yaitu 43.0 - 41.6 hari. Terlihat dari respon semua perlakuan relatif sama. Bunga kacang panjang tidak tumbuh dan mekar secara serentak. Hal ini disebabkan penambahan POC sampah rumah tangga tidak secara langsung berperan pada pembungaan karena pembungaan sangat dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan. Hal ini sesuai dengan menurut Pitojo ( 2006) bahwa pembungaan merupakan bagian dari siklus hidup tanaman yang sangat diperlukan oleh faktor genetik dan lingkungan. Dilihat dari faktor genetik kacang panjang memiliki umur berbunga rata-rata 30 HST.

Tabel 4. Jumlah bunga tanaman kacang panjang akibat pemberian konsentrasi POC sampah rumah tangga

Konsentrasi POC % Jumlah bunga

0 135.0 5 148.3 10 142.6 15 137.3 20 140.3 KK 15.74

Angka-angka pada jumlah bunga tanaman kacang panjang berbeda tidak nyata menurut uji F 5%.

Tabel 4 memperlihatkan bahwa pemberian beberapa konsentrasi POC sampah rumah tangga terhadap kacang panjang tidak memberikan pengaruh pada parameter umur berbunga. Kisaran bunga yaitu 148.3 – 135.0 kuntum .

(7)

Menurut Murbandono (2001) Unsur hara yang terdapat dalam pupuk organik lambat tersedia untuk pertumbuhan tanaman, akan tetapi dengan penggunaan pupuk organik perbaikan tanah akan terus berlangsung. Sejalan dengan Lingga dan Marsono (2003) ketersedian hara yang cukup diperlukan selama fase generatif.

Tabel 5. Umur panen pertama tanaman kacang panjang pada beberapa konsentrasi POC sampah rumah tangga.

Konsentrasi POC % Umur panen pertama (hari)

0 47 5 42 10 45 15 43 20 46 KK 4.97

Angka-angka pada umur panen pertama berbeda tidak nyata menurut uji F 5%.

Tabel 5 memperlihatkan bahwa pemberian beberapa konsentrasi POC sampah rumah tangga berbeda tidak nyata pada umur panen pertama. Kisaran umur panen pertama kacang panjang yaitu 47 - 42 hari. Hal ini disebabkan pemberian konsentrasi POC sampah rumah tangga erat kaitannya dengan umur muncul bunga pertama kacang panjang (Tabel 3) yang tidak berpengaruh meskipun konsentrasi yang diberikan lebih tinggi. Umur panen pertama dipengaruhi oleh umur muncul bunga pertama. Sedangkan umur muncul bunga pertama sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti suhu dan curah hujan. Menurut Gardner, Brent Pearce, Roger dan Mitchell (2000) umur berbunga suatu tanaman dipengaruhi oleh intesitas penyinaran, suhu dan curah hujan. Tabel 6. Panjang polong per tanaman kacang panjang akibat pemberian beberapa

konsentrasi POC sampah rumah tangga.

Konsentrasi POC % Panjang polong per tanaman (cm)

0 68.76 5 76.43 10 73.33 15 71.40 20 74.16 KK 9.88

Angka-angka pada panjang polong per tanaman berbeda tidak nyata menurut uji F 5%. Pada Tabel 6 terlihat bahwa panjang polong per tanaman kacang panjang pada pemberian POC sampah rumah tangga berbeda tidak nyata. Panjang polong per tanaman kacang panjang berada pada kisaran 76.43 – 68.76 cm. Hal ini diduga POC

(8)

sampah rumah tangga yang diberikan pada berbagai konsentrasi belum bisa dimanfaatkan tanaman dengan optimal sehingga hasil yang didapatkan tidak berpengaruh satu sama lain. Kemungkinan yang terjadi adalah pembentukan panjang polong merupakan sifat yang dipengaruhi oleh genetik tanaman, sesuai dengan pendapat Lakitan (2007), bahwa pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh faktor genetik.

Penampilan panjang polong pertanaman, tanaman kacang panjang disajikan pada Gambar 2.

Gambar 2. Penampilan panjang polong pertanaman akibat pemberian konsentrasi POC sampah rumah tangga pada tanaman kacang panjang

Berdasarkan gambar diatas pengamatan panjang polong per tanaman kacang panjang dapat dilihatkan bahwa pemberian konsentrasi POC sampah rumah tangga dengan taraf 0%, 5, 10, 15 dan 20% menunjukan panjang polong yang tidak seragam, terlihat pada gambar adanya perbedaan panjang polong pada pemberian konsentrasi 5% namun dianalisis secara statistik tidak memberikan pengaruh yang nyata, diduga bahwa pertumbuhan dan perkembangan tanaman dipengaruhi oleh faktor genetik.

Tabel 7. Jumlah polong segar per tanaman kacang panjang akibat pemberian beberapa konsentrasi POC sampah rumah tangga.

Konsentrasi POC % Jumlah polong per tanaman

0 40.0 a 5 60.7 b 10 51.6 c 15 44.0 c 20 50.6 c KK 11.43

Angka-angka pada lajur yang diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata pada uji DMRT dengan taraf 5%.

(9)

Pada Tabel 7 dilihat bahwa pemberian beberapa konsentrasi POC sampah rumah tangga memperlihatkan perbedaan yang nyata terhadap jumlah polong per tanaman yaitu berurut dari jumlah polong per plot 60.67 – 40.00 polong. Hal ini dikarenakan konsentrasi POC sampah rumah tangga yang diberikan dapat meningkatkan jumlah unsur hara yang diserap tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Hal ini sesuai pendapat Haryadi, S (2002), bahwa dengan cukupnya kebutuhan hara tanaman baik unsur makro maupun mikro, akan membantu mikro organism tanaman berjalan lancar, selanjutnya akan berguna dalam memacu pertumbuhan tanaman antara lain jumlah polong segar pertanaman.

Tabel 8. Berat polong segar per tanaman kacang panjang akibat pemberian beberapa konsentrasi POC sampah rumah tangga.

Konsentrasi POC % Berat polong segar per tanaman (g)

0 1.033,3 a 5 1.533,3 b 10 1.291,6 c 15 1.233,3 c 20 1.316,7 c KK 10.52

Angka-angka pada lajur yang diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata pada uji DMRT dengan taraf 5%.

Tabel 8 melihatkan pemberian beberapa konsentrasi POC sampah rumah tangga terhadap berat polong kacang panjang memperlihatkan perbedaan nyata. Kisaran berat polong segar per tanaman yaitu 1.533.30 – 1.033.30 g. Hal ini menunjukkan bahwa POC sampah rumah tangga yang diberikan dalam berbagai konsentrasi mampu memberikan pengaruh yang nyata terhadap parameter berat polong segar per tanaman kacang panjang, karena hara yang dibutuhkan tanaman dapat dipenuhi oleh pemberian POC sampah rumah tangga pada konsentrasi 5%, sehingga pembentukan dan pengisian polong kacang panjang dapat terjadi dengan optimal.

Pemupukan melalui daun selama tahap pengisian polong dapat meningkatkan pengisian polong kacang panjang. Pemberian zat hara melalui daun akan mengatasi kekurangan hara di dalam daun sebagai akibat retranslokasi unsur hara dari daun kebiji yang sedang terbentuk (Garcia dan Hanway 1976 dalam Hakim et al., 2004).

Lakitan (2007) menambahkan suplai hara yang cukup membantu terjadinya proses fotosintesis dalam tanaman menghasilkan senyawa organik yang akan diubah

(10)

dalam bentuk ATP saat berlangsungnya respirasi, selanjutnya ATP ini digunakan untuk membantu pertumbuhan tanaman. Selama pertumbuhan reproduktif akan terjadi pemacuan pembentukan bunga, polong serta biji kacang panjang.

Tabel 9. Total hasil per plot dan per ha akibat pemberian beberapa konsentrasi POC sampah rumah tangga.

Konsentrasi POC % Bobot polong segar per plot (Kg) Hasil per hektar (Ton) 0 7.44 20.7 a 5 11.06 30.7 b 10 8.90 24.7 c 15 9.31 25.85 c 20 9.49 26.35 c KK 10.45

Angka-angka pada lajur yang diikuti oleh huruf kecil yang sama berbeda tidak nyata pada uji DMRT dengan taraf 5%.

Tabel 9 melihatkan pemberian beberapa konsentrasi POC sampah rumah tangga terhadap berat polong segar per plot tanaman kacang panjang memberikan perbedaan nyata. Kisaran bobot polong segar per plot yaitu 11. 06 – 7.44 Kg. dan total per hektar yaitu 30.7 – 20.7 ton/ha

Hal ini disebabkan pemberian POC sampah rumah tangga pada konsentrasi 5% dapat meningkatkan kebutuhan hara tanaman kacang panjang terutama polong segar per plot dan per ha. Pemberian zat hara melalui daun akan mengatasi kekurangan hara di dalam daun sebagai akibat retranslokasi unsur hara dari daun kebiji yang sedang terbentuk (Garcia dan Hanway, 1976 dalam Hakim et al, 2004).

Saat pembentukan polong, kacang panjang membutuhkan banyak unsur K dengan itu K pada POC sampah rumah tangga telah memenuhi ketersediaan pada hara bagi bobot polong segar tanaman kacang panjang.

Hal ini dikarenakan POC sampah rumah tangga yang diberikan pada berbagai dosis bisa dimanfaatkan tanaman dengan optimal sehingga hasil yang didapatkan berbeda satu sama lainnya dan serapan unsur hara yang lambat tersedia pada fase vegetatif, maka pada pertumbuhan generatif dapat dioptimalkan oleh tanaman kacang panjang pada pembentukan polong. Menurut Murbandono (2001) Unsur hara yang terdapat dalam pupuk organik lambat tersedia untuk pertumbuhan tanaman, akan tetapi dengan penggunaan pupuk organik perbaikan tanah akan terus berlangsung.

(11)

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa aplikasi pupuk organik cair sampah rumah tangga dapat meningkatkan panjang daun terpanjang 18 cm, jumlah polong segar per tanaman 60.67 polong, berat polong segar per tanaman 1.533,3 gram dan total hasil polong per plot dan per ha 11.06 Kg 30.7 Ton. Konsentrasi aplikasi pupuk organik cair sampah rumah tangga 5% memberikan hasil yang terbaik bagi pertumbuhan dan hasil tanaman kacang panjang per plot.

DAFTAR PUSTAKA

Amurwaraharja, I. P., 2006. Analisis Teknologi Pengolahan Sampah dengan Proses Hirarki Analitik dan Metode Valuasi Kontingensi Studi Kasus di Jakarta Timur, Makalah Falsafah Sains. Bogor : Institut Pertanian Bogor, Ilmu Pengolahan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Program Pascasarjana.

Departemen Pertanian, 2002. Teknologi Tepat Guna: Budi Daya Pertanian, Jakarta. (http://www.orst.edu/dept/).

Fachruddin. 2000. Budidaya Kacang-kacangan. Kaniseus. Yogyakarta. 75 hal. Faluvi,. Puguh Kurniadi., Ir. Husna Yetti, M.Si dan Ir. Edison Anom. 2012.

Peningkatan Produksi Kacang Hijau (Vigna radiata L.) dengan Pemberian Pupuk Kandang Ayam dan NPK. Jurnal Fakultas Pertanian Universitas Riau. Riau. 14 hal.

Gardner, Franklin. P., R. Brent Pearce., Roger. L. Mitchell. 2000. Physiologi of crop plant. Diterjemahkan oleh Herawati Susilo. Fisiologi Tanaman Budidaya. UI-Press. Jakarta

Ginting, N. 2007. Penuntun Praktikum Teknologi Pengolahan Limbah Peternakan. Fakultas Perternakan Universitas Sumatra Utara, 18 hal.

Hadisuwito, S. 2007. Membuat Pupuk Kompos Cair. PT. Agromedia Pustaka, Jakarta. Hakim, A, S.S.R. Samosir, S. Gusli & A. Ala. 2004. Pengolahan Mulsa Jerami Padi dan

Pemupukan Lewat Daun dan Pengaruhnya terhadap Produksi Kedelai di Lahan

Sawah. Jurnal Sains & Teknologi.

http://www.pascaunhas.net/jur_pdf/SC/sc_april04 Harjadi, S. 2002. Pengantar Agronomi. Gramedia. Jakarta.

(12)

Haryanto, E. Suhartini, T dan Rahayu, E. 2001. Budidaya Kacang Panjang. Penebar Swadaya. Jakarta. 70 hal.

Hayanto, E. Suhartini, T dan Rahayu, E. 2003. Budidaya Kacang Panjang. http://www.menkokesra.go.id/159/109[15 Februari 2007].

Heddy. 2001. Hormon Tumbuh. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. 195 hal.

Hunton. P. 2005. Research On Eggshell structure And Quality: an Historical Overview:

Brazillian Journal Of Paultry Science

(On-Line.Http://www.sciello.br/pdf/rbca/v7n2/a01vvn2.pdf. diakses tanggal 23 Februari 2013.

Institut Pertanian Organik. 2009. Pertanian Organik. Bahan Penelitian Pertanian Organik bagi Penyuluh Pertanian. IPO.7 hal.

Kardinan dan Ruhnayat. 2003. Budi Daya Tanaman Obat Secara Organik. Agromedia Pustaka. Jakarta. 91 hal.

Kusno, A. (2000). Pemuliaan tanaman kacang-kacangan. dalam prosiding simposium pemuliaan tanaman I. PPTI Jawa Timur.

Lakitan, B. 2007. Dasar-dasar Agronomi. Rajawali. Jakarta

Lingga, P. dan Marsono. 2003. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Edisi Revisi. Penebar Swadaya. Jakarta

Mangoendidjojo. 2003. Dasar-dasar Pemuliaan Tanaman. Kanisius. Yogyakarta

Murbandono, H. 2001. Membuat Kompos Secara Kilat. Penebar Swadaya. Jakarta. 44 hal.

Murtado. 2001. Pertumbuhan, Serapan Hara dan Hasil Kacang Tanah Podsolik yang dikapur dan dipupuk Fosfat. Littan. 2 (1) : 15-16.

Musnamar. 2004. Pupuk Organik Cair dan Padat. Jakarta: Rineka Cipta 12 hal

Nazaruddin, 2000. Pengaruh Frekuensi Penyiangan Gulma terhadap Pertumbuhan dan Produksi Kacang Panjang. Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Tamansiswa Padang. Padang.

Novizan, 2005. Cara cepat membuat kompos. Agromedia Pustaka. Jakarta. 52 hal. Parnata S A. 2004. Pupuk Organik Cair Aplikasi dan Manfaatnya. Agromedia Pustaka.

Jakarta. 112 hal.

(13)

Purwendro dan Nurhidayati. 2006. Mengolah Sampah untuk Pupuk dan Pestisida Organik. Seri Agritekno.Penebar Swadaya, Jakarta.

Rahayu, 2007. http//UNIMED-undergraduete-2271.bab I.pdf.htm. diakses pada 29-3-2013

Rosmarkam, A.dan N.W.Yuwono.2002. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisius, Yogyakarta Samekto R, 2008. Pemupukan. PT. Citra Aji Parama. Yogyakarta. Penerbit

KANISIUS. Yogyakarta. Sances, 1976

Simamora, S. 2004. Meningkatkan Kualitas Kompos. Agromedia Pustaka. Jakarta Simamora, Suhud dan Salundik. 2005. “Meningkatkan Kualitas Kompos”. Jakarta:

Agro Media Pustaka.

Sucofindo. 2000. Efektif Mikroorganisme 4 (EM-4) – PT. Songgolangit Persada. Jakarta. 14 hal.

Taufika, R. 2011. Pengujian Beberapa Dosis Pupuk Organikk Cair terhadap Tanaman Wortel. Padang: Skripsi Fakultas Pertanian Universitas Andalas.

Yusuf, T. 2010. Pemupukan dan Penyemprotan Lewat Daun. Diakses di http://tohariyusuf.wordpress.com/, tanggal 1 Mei 2013.

Gambar

Tabel  1.  Panjang  batang  utama  tanaman  kacang  panjang  pada  beberapa  konsentrasi  POC sampah rumah tangga (5 MST)
Gambar 1. Hubungan antara perlakuan dengan panjang batang utama tanaman  kacang  panjang pada umur 1- 5 MST
Tabel  3.  Umur  berbunga  tanaman  kacang  panjang  akibat  pemberian  beberapa   konsentrasi POC sampah rumah tangga
Tabel 5. Umur panen pertama tanaman kacang panjang pada beberapa konsentrasi POC  sampah rumah tangga
+3

Referensi

Dokumen terkait

Dari database tersebut bisa dijadikan sumber data dalam pembuatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) maupun output yang dapat dijadikan informasi

Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan mahasiswa pendidikan sarjana kedokteran Universitas Sumatera Utara mengenai vaksin HPV berada dalam

11) Apersepsi : guru bersama peserta didik melakukan tanya jawab terkait pembelajaran pada minggu lalu yang dikaitkan dengan pengalaman peserta didik

Semua karyawan AsiaPR, Pak Kaezar, Mbak Dede, Mas Randy, Mbak Wida, Mbak Ariza, Mbak Lidya, Mbak Ika, Mbak Leonella, Mbak Fentya, Mbak Deri, Mbak Intan, Mbak Palupi,

Dalam pelaksanaan konstruksi, faktor biaya merupakan bahan pertimbangan utama, akan tetapi enggunakan metode konstruksi yang tepat, tidak hanya biaya saja yang

Penelitian ini akan membandingkan jenis variasi larutan pendestruksi untuk menganalisis logam timbal Pb dalam minuman ringan berkarbonasi dengan variasi jenis kemasan kemasan

Gambaran mengenai proses pengambilan keputusan sosiosaintifik dalam pembelajaran berbasis literasi sains dan teknologi dapat diilustrasikan dengan membuat suatu peta

13 Data yang dimaksud adalah hasil wawancara dengan para tokoh masyarakat (bapak Amin, Darso, Suprat) dan beberapa orang yang secara langsung atau tidak