• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Tentang Teori Keagenan - DENI PUJI ASTUTI BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Tentang Teori Keagenan - DENI PUJI ASTUTI BAB II"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Teori Keagenan

Teori keagenan mengimplikasikan adanya asimetri informasi antara manajer sebagai agen dan pemilik (pemegang saham) sebagai prinsipal. Asimetri informasi muncul ketika manajer lebih mengetahui informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang dibandingkan pemegang saham dan stakeholder lainnya. Dikaitkan dengan peningkatan nilai perusahaan, ketika terdapat asimetri informasi, manajer dapat memberikan sinyal mengenai kondisi perusahaan kepada investor guna memaksimisasi nilai saham perusahaan. Sinyal yang diberikan dapat dilakukan melalui pengungkapan (disclosure) informasi akuntansi (Rahmawati, dkk, 1997).

2.1.1 Tiga asumsi yang mendasari teori keagenan (Rakhmawati, dkk, 2007): 1. Pasar yang normal dan kompetitif.

2. Nexus dari asimetri informasi adalah hubungan prinsipal-agen antara pemilik dan manajer.

3. Struktur modal optimal menghendaki alat yang terbatas.

2.2 Manajemen Laba

(2)

hubungannya dengan decision usefulness bagi pihak yang berkepentingan dengan perusahaan. Laba yang dilaporkan akan lebih baik jika diakui dan diukur dengan prinsip akuntansi berterima umum dan digabungkan dengan implementasi keputusan. Scott dalam Damayanthi (2000) menyatakan bahwa indikasi praktik manajemen laba dilakukan karena tujuan bonus, motivasi kontraktual, motivasi politik, motivasi pajak, penggantian CEO, penawaran saham perdana, dan komunikasi informasi kepada investor.

Manajemen laba adalah campur tangan dalam proses pelaporan keuangan eksternal dengan tujuan untuk menguntungkan diri sendiri Rahmawati dkk (2007).

2.2.1 Motivasi Terjadinya Manajemen Laba, Rahmawati dkk (2007) 1. Bonus Purposes

Manajer yang memiliki informasi atas laba bersih perusahaan akan bertindak secara oportunistic untuk melakukan manajemen laba dengan memaksimalkan laba saat ini.

2. Political Motivations

Manajemen laba digunakan untuk mengurangi laba yang dilaporkan pada perusahaan publik. Perusahaan cenderung mengurangi laba yang dilaporkan karena adanya tekanan publik yang mengakibatkan pemerintah menetapkan peraturan yang lebih ketat.

(3)

Motivasi penghematan pajak menjadi motivasi manajemen laba yang paling nyata. Berbagai metode akuntansi digunakan dengan tujuan penghematan pajak pendapatan.

4. Pergantian CEO

CEO yang mendekati masa pensiun akan cenderung menaikan pendapatan untuk meningkatkan bonus mereka. Jika kinerja perusahaan buruk, mereka akan memaksimalkan pendapatan agar tidak diberhentikan.

5. Initial Public Offering (IPO)

Perusahaan yang akan go public belum memiliki nilai pasar, dan menyebabkan manajer perusahaan yang akan go public melakukan manajemen laba dalam prospektus mereka dengan harapan dapat menaikan harga saham perusahaan.

6. Pentingnya Memberi Informasi Kepada Investor

Informasi mengenai kinerja perusahaan harus disampaikan kepada investor sehingga pelaporan laba perlu disajikan agar investor tetap menilai bahwa perusahaan tersebut dalam kinerja baik.

2.3 Asimetri Informasi dan Teori Bid-Ask Spread 2.3.1 Asimetri Informasi

(4)

mempunyai peranan penting dalam hal informasi yang berkaitan dengan kondisi dan prospek perusahaan dibandingkan investor atau analis, kondisi ini sering kali disebut asymetric information dimana terdapat perbedaan informasi tentang perusahaan.

Informasi dikatakan dalam kondisi asimetri jika suatu pihak memiliki pengetahuan lebih dari pihak lain, dalam konteks teori keagenan, asimetri informasi didefinisikan sebagai perbedaan informasi yang dimiliki oleh agen dan prinsipal tidak dapat memonitor kemampuan atas potensi sesungguhnya yang dimiliki oleh agen (Solihin & Brahmayanti, 2006). Terkait dengan asimetri informasi ini kemudian muncul istilah shrinking, yaitu usaha yang dilakukan agen untuk menyembunyikan informasi privat yang dimilikinya.

(5)

Ada dua tipe asimetri informasi, salah satunya adalah adverse selection. Adverse Selection adalah jenis asimetri informasi dalam mana satu pihak atau lebih yang melangsungkan/akan melangsungkan suatu transaksi usaha, atau transaksi usaha potensial memiliki informasi lebih atas pihak-pihak lain. Adverse Selection terjadi karena beberapa orang seperti manajer perusahaan dan para pihak dalam (insider) lainnya lebih mengetahui kondisi kini dan prospek ke depan suatu perusahaan dari pada para investor luar. 2.3.2 Teori Bid-Ask Spread

Bid-ask spread merupakan selisih harga jual tertinggi dengan harga jual terendah saham trader. Menurut Stoll (1998) dalam Mardiyah (2002) ada tiga fungsi dari komponen biaya, yaitu:

1. Pemilikan saham (inventory holding cost)

Pemilikan saham yaitu biaya yang ditanggung oleh pedagang sekuritas untuk membawa persediaan saham agar dapat diperdagangkan sesuai dengan permintaan.

2. Pemrosesan pemesanan (order processing cost)

Terdiri dari biaya yang dibebankan oleh pedagang sekuritas atas kesiapannya mempertemukan pesanan pembelian dan penjualan, dan kompensasi untuk waktu yang diluangkan oleh pedagang sekuritas guna menyelesaikan transaksi.

3. Informasi asimetri

(6)

2.4 Leverage

Jensen dan Meckling (1976) dalam Simanjutak dan Widiastuti (2004) menyatakan bahwa perusahaan dengan leverage yang tinggi membutuhkan biaya pengawasan (monitoring cost) yang tinggi pula untuk menyediakan informasi yang lebih komprehensif. Oleh karena itu, perusahaan dengan leverage yang tinggi akan menyediakan informasi secara lebih luas dan komprehensif.

Ada dua tipe leverage, yaitu (Husnan, 1998): 1. Operating leverage

Terjadi pada saat perusahaan menanggung biaya tetap yang harus ditutup dari hasil operasinya. Operating leverage dimaksudkan untuk mengetahui seberapa peka laba operasi terhadap perubahan hasil penjualan dan berapa penjualan minimal yang harus diperoleh agar perusahaan minimal tidak menderita rugi. Dengan kata lain seluruh biaya dan ongkos adalah biaya dan ongkos operasi, tidak termasuk pembayaran bunga karena menggunakan hutang.

2. Financial leverage

(7)

bunganya. Financial leverage memusatkan perhatian pada perubahan laba setelah pajak sebagai akibat perubahan laba operasi. Degree of financial leverage menunjukan perbandingan antara perubahan laba setelah pajak dengan perubahan laba operasi.

Kombinasi kedua analisis tersebut menunjukan bagaimana dampak perubahan penjualan terhadap perubahan laba setelah pajak. Apabila operating leverage telah tinggi, maka penggunaan financial leverage yang tinggi akan makin meningkatkan kombinasi dua aspek tersebut. Karena itu umumnya kalau operating leverage sudah tinggi perusahaan akan mencoba menghindari financial leverage yang tinggi pula.

2.5 Ukuran Perusahaan

(8)

Perusahaan besar cenderung akan mengungkapkan informasi lebih banyak sebagai upaya untuk mengurangi biaya keagenan. Perusahaan besar juga menghadapi biaya politis yang lebih besar dari pada perusahaan yang lebih kecil. Selain itu perusahaan besar juga memiliki sumber daya lebih besar. Dengan sumber daya besar tersebut perusahaan perlu dan mampu membiayai penyediaan informasi untuk keperluan internal yang sekaligus dapat menjadi bahan untuk keperluan pengungkapan informasi kepada pihak eksternal.

2.6 Struktur Kepemilikan

(9)

kepentingan (conflict of interest). Dengan informasi yang demikian, manajer bisa bertindak yang hanya menguntungkan dirinya sendiri dengan mengorbankan kepentingan principal (pemilik). Hal ini mungkin terjadi karena manajer mempunyai informasi mengenai perusahaan, yang tidak dimiliki pemilik perusahaan (asymmetric information).

Kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional adalah dua mekanisme corporate governance utama yang membantu mengandalkan masalah keagenan (agency conflict). Crutchley et al. dalam Faisal (2005) menyimpulkan bahwa kepemilikan manajerial yang tinggi dapat digunakan untuk mengurangi masalah keagenan. Hal tersebut didasarkan pada logika bahwa peningkatan proporsi saham yang dimiliki manajer akan menurunkan kecenderungan manajer untuk melakukan tindakan pemborosan, dengan demikian akan menyatakan kepentingan antara manajer dengan pemegang saham.

Struktur kepemilikan saham dibagi menjadi dua yaitu: (Masdupi, 2005)

1. Kepemilikan institusional

Kepemilikan institusional (INSTL) merupakan proporsi kepemilikan oleh institusi dalam hal ini institusi pendiri perusahaan, bukan institusi pemegang saham publik yang diukur dengan prosentase jumlah saham yang dimiliki oleh investor institusi intern.

2. Kepemilikan manajerial

(10)

Kepemilikan manajerial merupakan kepemilikan saham terbesar oleh manajemen perusahaan yang diukur dengan prosentase jumlah saham yang dimiliki manajemen.

2.7 Kerangka Pemikiran

Perbankan adalah suatu industri yang mempunyai sifat-sifat yang berbeda dengan industri yang lain seperti manufaktur, perdagangan dan sebagainya. Perbankan adalah industri yang sarat dengan berbagai regulasi, hal ini karena bank adalah suatu lembaga perantara keuangan yang menghubungkan antara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang memerlukan dana. Karena fungsinya tersebut maka risiko yang harus dihadapi bank sangat besar, ketidakmampuan untuk menjaga image (kualitas) akan sangat berpengaruh terhadap liquiditas bank (Rahmawati dkk, 2007).

Ciancanelli & Gonzales dalam Rahmawati dkk (2007) menyatakan bahwa teori keagenan menggunakan 3 asumsi, yaitu pasar yang normal dan kompetitif, nexus dari asimetri informasi adalah hubungan prinsipal-agen antara pemilik dan manajer dan struktur modal optimal menghendaki alat yang terbatas.

Seringkali kelonggaran yang disediakan dengan adanya fleksibilitas untuk memilih metode akuntansi guna mengantisipasi dinamika perkembangan lingkungan bisnis itu disalahgunakan oleh manajemen untuk

(11)

melakukan perekayasaan laba. Setiawati & Na’im (2000) menyatakan informasi akuntansi diharapkan dapat meminimalkan konflik kepentingan antara pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan.

Didasari oleh penelitian analitis Richardson dalam Rahmawati (2007), penelitian ini bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai asimetri informasi dan pengaruhnya terhadap praktik manajemen laba secara langsung setelah mengendalikan faktor lain (motivasi) yang dapat mempengaruhi manajemen laba. Asimetri informasi antara manajer dan stakeholder diduga sebagai suatu peluang bagi manajer untuk melakukan praktik manajemen laba. Asimetri informasi yang tinggi menyebabkan tingkat manajemen laba yang besar.

Rahmawati dkk (2007) berpendapat bahwa keberadaan asimetri informasi dianggap sebagai penyebab manajemen laba. Terdapat hubungan yang sistimatis antara magnitut asimetri informasi dan tingkat manajemen laba. Fleksibilitas manajemen untuk mengelola laba dapat dikurangi dengan menyediakan informasi yang lebih berkualitas bagi pihak luar. Kualitas laporan keuangan akan mencerminkan tingkat manajemen laba.

Leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah perbandingan antara utang dan aktiva yang menunjukan berapa bagian aktiva yang digunakan untuk menjamin utang. Ukuran ini berhubungan dengan keberadaan dan ketat tidaknya suatu persetujuan utang.

(12)

relatif perusahaan target dibandingkan dengan perusahaan pengakuisisi maka semakin kecil abnormal return perusahaan target, demikian pula sebaliknya Sukartha (2007).

Jensen dan Meckling dalam Suranta dan Midiastuty (2003) menformalisasi hubungan antara nilai perusahaan dan kepemilikan manajerial. Corporate insider memiliki dorongan untuk menggunakan investasi dan keputusan keuangan yang bersifat lebih menguntungkan mereka. Penerapan dari proyek yang optimal dan konsumsi akan mengurangi nilai perusahaan dan oleh karena itu variasi dari nilai perusahaan berhubungan langsung dengan kepemilikan saham oleh corporate insider.

Untuk lebih jelasnya lihat gambar di bawah ini:

Asimetri Informasi (X1)

Leverage (X2)

Earnings Management (Y)

Ukuran Perusahaan (X3)

Kepemilikan Manajerial (X4)

H2

H3

H4

H5

(13)

2.8 Hipotesis Penelitian

H1 = Asimetri informasi, leverage, ukuran perusahaan dan kepemilikan

manajerial secara simultan berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba

H2 = Terdapat pengaruh yang positif signifikan asimetri informasi

terhadap manajemen laba

H3 = Terdapat pengaruh yang positif signifikan leverage terhadap

manajemen laba

H4 = Terdapat pengaruh yang positif signifikan ukuran perusahaan

terhadap manajemen laba

H5 = Terdapat pengaruh yang positif signifikan kepemilikan manajerial

Referensi

Dokumen terkait

1) Damapak negatif kemajuan teknologi, seperti sekarang ini peserta didik lebih banyak membuka situs-situs yang belumtentu memberikan pelajarn yang baik,

ini guru model merasa tidak jauh berbeda dengan open lesson ketiga yakni sudah mulai merasa percaya diri, dan masuk kelas tepat waktu sehingga apa yang

Kepuasan responden di Instalasi Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang kategori tinggi adalah 38 responden ( 38 % ) dan kategori sedang 62 responden ( 62 % ), dengan

Rasio Gross Profit Margin mencerminkan atau menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai setiap rupiah penjualan, atau apabila rasio ini dikurangkan dengan 100%

Salah satu event yang sudah sering dilakukan ialah Lawatan Sejarah yang setiap tahun dilaksanakan oleh Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) yang tersebar di seluruh

Pada radius lengkung 10 cm sampai 15 cm dapat dilakukan perendaman dalam larutan bahan kimia NaOH atau DMSO pada konsentrasi 4%, dapat menurunkan nilai keteguhan lentur rata-rata

Aplikas Sistem pelayanan Desa berbasis mobil Web (Studi Kasus: Desa Kuatae) adalah sebuah perangkat lunak yang dibangun untuk membantu penduduk Desa Kuatae

perbedaan yang tidak signifikan insiden oesophagus positif tumor pada anjing jantan dan betina atau tidak ada hubungan nyata antara besar angka kejadian