• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penentuan prioritas masalah dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Penentuan prioritas masalah dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu proses yang dilakukan oleh"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Penentuan prioritas masalah dilakukan secara kualitatif

dan kuantitatif

Penentuan prioritas masalah kesehatan adalah suatu

proses yang dilakukan oleh sekelompok orang dengan

menggunakan metode tertentu untuk menentukan

urutan masalah dari yang paling penting sampai yang

kurang penting

(3)

Dalam menetapkan prioritas masalah ada beberapa

pertimbangan yang harus diperhatikan, yakni:

1.

Besarnya masalah yang terjadi

2.

Pertimbangan politik

3.

Persepsi masyarakat

(4)

Cara pemilihan prioritas masalah banyak macamnya. Secara

sederhana dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu

Scoring Technique

(Metode Penskoran)

(5)

Bila tidak tersedia data, maka cara menetapkan prioritas

masalah yang lazim digunakan adalah dengan teknik

non-skoring

1.

Metode

Delbeq

2.

Metode

Delphi

(6)

Menetapkan prioritas masalah menggunakan teknik ini adalah

melalui diskusi kelompik namun pesertadiskusi terdiri dari

para peserta yang tidak sama keahliannya, maka sebelumnya

dijelaskan dahulu sehingga mereka mempunyai persepsi yang

sama terhadap masalah-masalah yang akan dibahas.

Hasil diskusi ini adalah prioritas masalah yang disepakati

(7)

1. Peringkat masalah ditentukan oleh sekelompok ahli yang

berjumlah antara 6 sampai 8 orang

2. Mula-mula dituliskan pada white board masalah apa yang akan

ditentukan peringkat prioritasnya

3. Kemudian masing-masing orang tersebut menuliskan peringkat

urutan prioritas untuk setiap masalah yang akan ditentukan prioritasnya

4. Penulisan tersebut dilakukan secara tertutup

5. Kemudian kertas dari masing-masing orang dikumpulkan dan

hasilnya dituliskan di belakang setiap masalah

6. Nilai peringat untuk setiap masalah dijumlahkan, jumlah paling

(8)

Delbeque

menyarankan dilakukan satu kali lagi

pemberian peringkat tersebut, dengan harapan

masing-masing orang akan mempertimbangkan kembali

peringkat yang diberikan setelah mengetahui nilai

rata-rata

Tidak ada diskusi dalam teknik ini, yaitu untuk

menghindari orang yang dominan mempengaruhi orang

lain

(9)

1.

Menentukan siapa yang seharusnya ikut dalam

menentukan peringkat prioritas tersebut

2.

Penentuan peringkat bisa sangat subyektif

3.

Cara ini lebih bertujuan mencapai konsensus dari

interest yang berbeda dan tidak untuk menentukan

prioritas atas dasar fakta

(10)

Masalah-masalah didiskusikan oleh sekelompok orang

yang mempunyai keahlian yang sama. Melalui diskusi

tersebut akan menghasilkan prioritas masalah yang

disepakati bersama. Pemilihan prioritas masalah

dilakukan melalui pertemuan khusus. Setiap peserta

yang sama keahliannya dimintakan untuk

mengemukakan beberapa masalah pokok, masalah

yang paling banyak dikemukakan adalah prioritas

masalah yang dicari

(11)

1.

Identifikasi masalah yang hendak/ perlu diselesaikan

2.

Membuat kuesioner dan menetapkan peserta/para ahli

yang dianggap mengetahui dan menguasai permasalahan

3.

Kuesioner dikirim kepada para ahli, kemudian menerima

kembali jawaban kuesioner yang berisikan ide dan

alternatif solusi penyelesaian masalah

4.

Pembentukan tim khusus untuk merangkum seluruh

respon yang muncul dan mengirim kembali hasil

rangkuman kepada partisipan

5.

Partisipan menelaah ulang hasil rangkuman, menetapkan

skala prioritas/ memeringkat alternatif solusi yang

dianggap terbaik dan mengembalikan kepada pemimpin

kelompok/pembuatan keputusan

(12)

Pada cara ini pemilihan prioritas dilakukan dengan

memberikan score (nilai) untuk berbagai parameter tertentu

yang telah ditetapkan. Parameter yang dimaksud adalah:

1.

Prevalensi penyakit (

prevalence

) atau besarnya masalah

2.

Kenaikan atau meningkatnya prevalensi (

rate of increase

)

3.

Keinginan masyarakat untuk menyelesaikan masalah

tersebut (

degree of unmeet need

)

4.

Keuntungan sosial yang diperoleh bila masalah tersebut

diatasi (

social benefit

)

5.

Teknologi yang tersedia dalam mengatasi masalah

(

technical feasibility

)

6.

Sumber daya yang tersedia yang dapat dipergunakan untuk

mengatasi masalah (

resources availibility

)

(13)

Terdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi

1.

Prevalence

: Besarnya masalah yang dihadapi

2.

Seriousness

: Pengaruh buruk yang diakibatkan oleh

suatu masalah dalam masyarakat dan

dilihat dari besarnya angka kesakitan

dan angka kematian akibat masalah

kesehatan tersebut

3.

Manageability

: Kemampuan untuk mengelola dan

berkaitan dengan sumber daya

4.

Community concern

: Sikap dan perasaan masyarakat

terhadap masalah kesehatan

tersebut

(14)

Parameter diletakkan pada baris dan masalah-masalah yang

ingin dicari prioritasnya diletakkan pada kolom. Kisaran skor

yang diberikan adalah satu sampai lima yang ditulis dari arah

kiri ke kanan untuk tiap masalah. Kemudian dengan

penjumlahan dari arah atas ke bawah untuk masing-masing

masalah dihitung nilai skor akhirnya. Masalah dengan nilai

tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas masalah. Tetapi

metode ini juga memiliki kelemahan, yaitu hasil yang didapat

dari setiap masalah terlalu berdekatan sehingga sulit untuk

menentukan prioritas masalah yang akan diambil.

(15)

Disebut juga cara ekonometrik. Dalam metode ini parameter

diletakkan pada kolom dan dipergunakan kriteria untuk penilaian masalah yang akan dijadikan sebagai prioritas masalah. Kriteria yang dipakai ialah:

1. Magnitude : Berapa banyak penduduk yang terkena masalah 2. Severity : Besarnya kerugian yang timbul yang ditunjukan

dengan case fatality rae masing-masing

3. Vulnerability : Menunjukan sejauh mana masalah tersebut

4. Community and political concern : Menunjunkan sejauh mana masalah tersebut menjadi concern atau kegusaran

masyarakat dan para politisi 5. Affordability : Menunjukan ada tidaknya dana yang tersedia

(16)

Parameter diletakkan pada baris atas dan

masalah-masalah yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada

kolom. Pengisian dilakukan dari satu parameter ke

parameter lain. Hasilnya didapat dari perkalian parameter

tersebut.

(17)

Pada metode ini parameter diletakkan pada baris dan harus ada

kesepakatan mengenai kriteria dan bobot yang akan

digunakan. Metode ini memakai lima kriteria untuk penilaian

masalah tetapi masing-masing kriteria diberikan bobot

penilaian dan dikalikan dengan penilaian masalah yang ada.

Cara untuk menentukan bobot dari masing-masing kriteria

dengan diskusi, argumentasi, dan justifikasi

(18)

Emergency

: Kegawatan menimbulkan kesakitan

atau kematian

Greetes member

: Menimpa orang banyak,

insiden/prevalensi

Expanding scope

: Mempunyai ruang lingkup besar di

luar kesehatan

Feasibility

: Kemungkinan dapat/tidaknya

dilakukan

Policy

: Kebijakan pemerintah daerah

(19)

1. Kelompok kriteria A = besarnya masalah

Besarnya persentase penduduk yang menderita langsung karena penyakit tersebut

• Besarnya pengeluaran biaya yang diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut

• Besarnya kerugian lain yang diderita

2. Kelompok kriteria B = tingkat kegawatan masalah yaitu tingginya angka morbiditas dan mortalitas, kecendrungannya dari waktu ke waktu

3. Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah dilihat dari perbandingan antara perkiraan hasil atau manfaat penyelesaian masalah yang akan diperoleh dengan sumber daya (biaya, sarana dan cara) untuk menyelesaikan masalah. Skor 0-10 (sulit – mudah)

(20)

Kelompok kriteria D = Pearl faktor, dimana :

P =

Propriatness

(kesesuaian masalah dengan prioritas

berbagai kebijaksanaan / program / kegiatan instansi /

organisasi terkait

E =

Economic feasibility

(kelayakan dari segi pembiayaan)

A =

Acceptability

(suatu penerimaan masyarakat dan instansi

terkait / instansi lainnya

R =

Resource availability

(ketersediaan sumber daya untuk

memecahkan masalah : tenaga, sarana / peralatan, waktu)

L =

Legality

(dukungan aspek hukum / perundang-undangan /

peraturan terkait seperti peraturan

pemerintah/juklak/juknis/protap)

(21)

Metode CARL merupakan metode yang cukup baru di kesehatan. Metode CARL juga didasarkan pada serangkaian kriteria yang harus diberi skor 0 – 10.

C = Capability (ketersediaan sumber daya (dana, saran, dan peralatan)

A = Accessibility (kemudahan, masalah yang ada mudah diatasi atau tidak. Kemudahan dapat didasarkan pada ketersediaan metode / cara / teknologi serta penunjang pelaksana seperti peraturan)

R = Readiness (kesiapan dari tenaga pelaksana maupun kesiapan sasaran, seperti keahlian atau kemampuan motivasi)

L = Leverage (seberapa besar pengaruh kriteria yang satu dengan yang lain dalam pemecahan masalah yang dibahas)

(22)

Metode Reinke juga merupakan metode dengan mempergunakan skor. Nilai skor berkisar 1-5 atas serangkaian kriteria:

M = Magnitude of the problem (besarnya masalah yang dapat dilihat dari % atau jumlah/kelompok yang terkena masalah, keterlibatan masyarakat serta kepentingan instansi terkait

I = Importancy / kegawatan masalah (tingginya angka morbiditas dan mortalitas serta kecendrungan dari waktu ke waktu)

V = Vulnerability (sensitif atau tidaknya pemecahan masalah dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Sensitifitsnya dapat

diketahui dari perkiraan hasil (output) yang diperoleh

dibandingkan dengan pengorbanan (input) yang dipergunakan C = Cost (biaya atau dana yang dipergunakan untuk melaksanakan

pemecahan masalah. Semakin besar biaya semakin kecil skornya

Referensi

Dokumen terkait