• Tidak ada hasil yang ditemukan

STUDI EKSPLORASI PEMANFAATAN E-LEARNING OLEH SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMPN 2 KLATEN RINGKASAN SKRIPSI. Oleh: Arif Gunawan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STUDI EKSPLORASI PEMANFAATAN E-LEARNING OLEH SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SMPN 2 KLATEN RINGKASAN SKRIPSI. Oleh: Arif Gunawan"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI EKSPLORASI PEMANFAATAN E-LEARNING OLEH SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS

DI SMPN 2 KLATEN

RINGKASAN SKRIPSI

Oleh: Arif Gunawan

09416241023

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2013

(2)

2

STUDI EKSPLORASI PEMANFAATAN E-LEARNING OLEH SISWA DALAMM PEMBELAJARAN IPS

DI SMPN 2 KLATEN

Oleh

Arif Gunawan dan Saliman, M.Pd ABSTRAK

E-learning merupakan proses dan kegiatan penerapan pembelajaran berbasis web, komputer, kelas virtual, dan kelas digital. Materi dalam pembelajaran tersebut dikirim melalui media internet. Penelitian ini bertujuan mengetahui seberapa besar pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran IPS. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII dan IX SMPN 2 Klaten yang berjumlah 336 siswa, karena siswa kelas VIII dan IX SMPN 2 Klaten sudah memanfaatkan dan menerapkan pembelajaran IPS melalui e-learning sudah lama dibandingkan dengan siswa kelas VII. Pemilihan sampel menggunakan teknik proporsional random sampling, yaitu kelas VIII dan IX yang berjumlah 84 siswa. Pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Uji Validitas instrumen menggunakan Cronbach’s Alpha. Data hasil penelitian dianalisis dengan analisis deskriptif dengan persentase.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa besar persentase pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran IPS, yaitu: (a) Besar persentase e-learning sebagai sumber belajar adalah 37,8%; (b) Besar persentase e-learning sebagai media penyampaian materi pelajaran adalah 27,9%; (c) Besar persentase e-learning sebagai media pemberian tugas adalah 34,2%. Pemanfaatan e-learning dalam pembeajaran IPS yang paling tinggi adalah sebagai sumber belajar, kemudian media pemberian tugas, dan yang terendah adalah media penyampaian materi pelajaran.

Kata kunci: E-learning, Pembelajaran IPS, dan Siswa SMPN 2 Klaten A. PENDAHULUAN

Globalisasi sangat berpengaruh dalam berbagai aspek kehidupan. Salah satu pengaruh globalisasi adalah dalam aspek teknologi dan informasi. Kemajuan teknologi dan informasi berkembang pesat ditandai dengan meningkatnya penggunaan internet. Pengguna internet pada saat ini sudah semakin bertambah banyak, terlebih lagi di kota-kota besar yang ada di Indonesia. Penggunaan internet bukan hanya di kota, namun telah memasuki desa. Hal tersebut dibuktikan

(3)

3

dengan banyaknya warung internet (warnet) yang ada di mana-mana. Mulai dari lingkungan universitas, sekolah, perkantoran, dan lain-lain.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak pada semakin terbuka dan tersebarnya informasi dan pengetahuan ke seluruh dunia, tanpa adanya batas yang berupa jarak, tempat, ruang, dan waktu. Dampak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi meluas ke berbagai kehidupan, salah satunya dalam bidang pendidikan. Pendidikan menjadi subjek penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi, serta komunilasi. Melalui pendidikan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan informasi, serta komunikasi dapat berkembang lebih pesat dan menjangkau ke berbagai kalangan.

Teknologi informasi dan komunikasi dapat menunjang terlaksananya pendidikan dengan baik. Teknologi informasi dan komunikasi mempunyai manfaat yang sangat penting dalam kegiatan pembelajaran. Pemanfaaan teknologi informasi sangat diperlukan dalam pembelajaran. Pemanfaatan perkembangan TI (Teknologi Informasi) diharapkanakan mampu menjadikan pendidikan lebih efektif dan efisien. Perkembangan teknologi informasi khususnya internet membuat guru mempunyai banyak pilihan dalam memanfaatkannya untuk pembelajaran.

Salah satu bentuk pemanfaatan teknologi informasi untuk mendukung proses pembelajaran adalah e-learning. Melalui e-learning guru dapat memasukan dokumentasi yang berupa materi pembelajaran, memberi tugas dan kuis untuk evaluasi, serta memonitor dan menjalin komunikasi dengan siswa melalui web.

E-learning merupakan proses dan kegiatan penerapan pembelajaran berbasis web, komputer, kelas virtual, dan kelas digital. Materi dalam pembelajaran tersebut dikirim melalui media internet. E-Learning sering pula dipahami sebagai suatu bentuk pembelajaran berbasis web yang bisa diakses dari intranet di jaringan lokal atau internet. Materi e-learning tidak harus didistribusikan secara on-line baik melalui jaringan lokal maupun internet. E-Learning membuat lebih mudah untuk mendapatkan materi atau info. Tinggal ketik apa yang kita cari, tunggu sebentar, kita langsung mendapatkan materi yang kita butuhkan. Melalui

(4)

4

e-learning kita mendapatkan materi yang lebih banyak, tidak hanya dari dalam negeri, bahkan kita bisa mencari materi yang berasal dari luar negeri. Hal tersebut tentu akan menambah wawasan bagi kita.

Melalui e-learning kita dapat berinteraksi langsung dengan siapapun. Seorang siswa bisa saja bertanya pada temannya tentang materi yang diajarkan hari ini atau tugas apa yang diberikan, apabila dia tidak dapat hadir karena suatu alasan. Siswa tersebut juga bisa bertanya langsung kepada guru tentang materi yang telah dan akan diajarkan serta tugas yang diberikan. (www.ngeblogs.com/tugasbahasaindonesia/pemanfaatanelearning.html). diakses pada hari rabu tanggal 4 september 2013 pada jam 18.45 wib.

Pembelajaran berbasis internet (e-learning) dapat berjalan efektif apabila guru berperan sebagai fasilitator. Guru bukan menjadi satu-satunya sumber belajar, melainkan menjadi mitra belajar bagi siswa. Melalui peran tersebut memungkinkan siswa untuk lebih berani dalam berpendapat, bertanya, atau bertukar pikiran dengan guru. Guru memberikan kesempatan sebesar-besarnya kepada siswa untuk mengembangkan cara belajarnya sesuai dengan karakteristik, kebutuhan, bakat, dan minatnya.

Banyak lembaga pendidikan mulai dari jenjang pendidikan dasar, menengah hingga tinggi telah memanfaatkan e-learnig untuk mendukung proses pembelajaran. E-Learning biasanya dimanfaatkan sebagai networking dan administrasi. E-Learning dalam bidang networking digunakan untuk membantu proses pembelajaran, sedangkan dalam bidang administrasi digunakan dalam proses pendaftaran, pembayaran, dan lain-lain. Robin Mason dan Frank Rennie (2010: xxii), mengemukakan bahwa salah satu manfaat besar dalam penggunaan e-learning adalah kemudahannya sehingga dimungkinkan berbagai sumber pembelajaran. Web menyediakan akses yang tidak terbatas untuk bahan-bahan pelajaran sehingga dapat menunjang dalam proses pembelajaran.

Guru memanfaatkan e-learning tersebut dengan cara membuat course yang kemudian di dalamnya berisi dengan materi-materi pembelajaran, tugas-tugas, dan kuis. Guru juga bisa melakukan monitoring, komunikasi, dan kerjasama. Pendidik

(5)

5

juga dapat mengunduh materi pembelajaran, memberikan tugas, dan kuis, serta berpartisipasi dalam chatting dan forum diskusi.

E-Learning dapat digunakan dalam penyampaian materi. Salah satu mata pelajaran yang dapat menggunakan e-learning adalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). IPS merupakan mata pelajaran yang mengintegrasikan cabangnya seperti sosiologi, geografi, ekonomi, dan sejarah. Keterpaduan tersebut membuat mata pelajaran IPS begitu kompleks. Materi IPS yang sangat kompleks dirasa kurang cukup apabila dilaksanakan hanya dengan tatap muka di dalam kelas saja. Kurangnya alokasi waktu untuk mata pelajaran IPS, berdampak pada penyampaian materi yang diberikan kepada siswa kurang mendalam.

Pemanfaatan e-learning sebagai media media sumber belajar, penyampaian materi, dan pemberian tugas dalam proses pembelajaran IPS masih kurang optimal. Hal tersebut menunjukan bahwa sarana dan prasarana yang ada belum termanfaatkan dengan baik oleh penggunanya, baik oleh siswa, guru, atau pihak lain yang berkaitan.

Sumber belajar yang digunakan di berbagai sekolah pada umumnya menggunakan buku teks pelajaran. Hal tersebut membuat kreatifitas guru dan siswa kurang berkembang. Kurangnya sumber belajar membuat terbatasnya pengetahuan siswa tentang materi pembelajarn. Sumber belajar menggunakan buku teks pelajaran juga menjadikan pembelajaran terkesan monoton dan membosankan.

Pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran menemui beberapa hambatan. Hambatan utama yang dialami guru dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan e-learning dalam pembelajaran IPS adalah kendala teknis seperti koneksi pada jaringan internet. Hambatan lain yang dirasakan guru adalah adanya kekhawatiran kepada siswa akan situs-situs yang tidak baik.

Pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran masih belum optimal. Hal tersebut berkaitan dengan sumber daya manusia yang masih perlu ditingkatkan lagi. Beberapa guru belum dapat mengoperasionalkan e-learning dalam pembelajaran, terutama guru-guru yang sudah lanjut usia. Guru-guru tersebut merasa sulit untuk mempelajari hal yang baru seperti e-learning.

(6)

6

Salah satu sekolah yang telah menerapkan e-learning dalam pembelajaran adalah SMPN 2 Klaten. SMPN 2 Klaten tergabung dalam forum yang disebut geschool. Geschool merupakan jejaring sosial yang berbasisi edukasi dan merupakan wadah pembelajaran berbasis internet (e-learning). Geschool dapat diakses melalui www.geschool.net , keutamaan dari geschool adalah tersedianya pembelajaran online yang lengkap dan gratis.

SMPN 2 Klaten merupakan anggota geschool. Hal ini memungkinkan siswa mendapatkan tambahan pelajaran di luar jam sekolah secara gratis. Guru juga dapat memberikan materi bahan ajar, dan tugas secara mudah dan cepat.

Penggunaan sistem e-learning di SMPN 2 Klaten termasuk salah satu terobosan yang baru dalam dunia pendidikan di Kabupaten Klaten. SMPN 2 Klaten yang merupakan salah satu sekolah favorit di Kabupaten Klaten untuk jenjang menengah pertama telah menggunakan konsep e-learning dalam pembelajaran.

E-Learning diintegrasikan dalam pembelajaran karena menyesuaikan dengan kemajuan teknologi dan informasi dalam dunia pendidikan. Salah satu pembelajaran yang mengintegrasikan e-learning adalah IPS. Hal tersebut dikarenakan IPS adalah pelajaran yang terus mengalami perkemangan dan sangat dekat dengan perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat. Pembelajaran IPS memanfaatkan e-learning sebagai media sumber belajar, penyampaian materi pelajaran, dan pemberian tugas.

Berpijak pada paparan latar belakang di atas maka mendorong peneliti untuk melakukan sebuah penelitian. Penelitian yang dilakukan peneliti membahas tentang “Studi Eksplorasi Pemanfaatan E-learning oleh Siswa dalam Pembelajaran IPS di SMPN 2 Klaten”.

B. KAJIAN TEORI 1. Pembelajaran IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari beberapa disiplin ilmu sosial. Trianto (2010: 171), mengemukakan bahwa IPS adalah integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial, seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya. Sebagai salah satu mata pelajaran yang tercantum

(7)

7

dalam kurikulum sekolah, IPS mempunyai tujuan yang mulia. Tujuan IPS lebih menekankan pada kepribadian siswa. Siswa tidak hanya diberi serentetan materi yang bersifat hafalan saja, tapi lebih menekankan pada nilai-nilai yang dapat dipelajari sebagai bekal dalam memahami dan ikut serta dalam menjalani kehidupan di tengah masyarakat. Metode pembelajaran yang dipakai dalam mata pelajaran IPS harus disesuaikan dengan tujuan IPS itu sendiri, yaitu mampu dalam pemecahan masalah-masalah sosial yang ada di lingkungan.

Pembelajaran IPS merupakan proses interaksi antara siswa, guru, dan sumber belajar pada ilmu-ilmu sosial. Pembelajaran IPS harus disesuaikan dengan karakteristik dan tujuan IPS berdasarkan kurikulum sekolah. pembelajaran IPS melibatkan beberapa komponen penting seperti media, metode, dan sumber belajar.

Pembelajaran IPS adalah interaksi antara guru, siswa, dan sumber belajar dalam memberikan transfer ilmu-ilmu sosial. Pembelajaran IPS harus menggunakan strategi yang tepat dalam pelaksanaannya. Salah satu komponen penting dalam strategi pembelajaran adalah media pembelajaran. Pembelajaran IPS memperlukan media yang mampu menjadi sumber belajar, penyampaian materi dan pemberian tugas

2. E-Learning

Himpunan masyarakat Amerika untuk kegiatan pelatian dan pengembangan (The American Society for Training and Development), dalam Rusman (2012: 291), mengemukakan definisi e-learning sebagai berikut:“E-learning is a broad set of applications and processes which include web-based learning, computer-based learning, virtual and digital classrooms. Much of this is delivered via the internet.”

Definisi tersebut menyatakan bahwa e-learning merupakan proses dan kegiatan penerapan pembelajaran berbasis web, komputer, kelas virtual, dan kelas digital. Materi dalam pembelajaran tersebut dikirim melalui media internet.

Munir (2009: 169), mengemukakan e-learning adalah pembelajaran yang menggunakan bantuan perangkat elektronik, khususnya perangkat komputer.

(8)

8

E-Learning lebih memfokuskan pada proses belajar, perangkat komputer hanya sebagai medianya.

E-Learning merupakan cara baru dalam proses belajar mengajar dengan memanfaatkan teknologi informasi yaitu internet, sehingga dalam proses belajar mengajar guru dapat menyampaikan materi atau bahan ajar dengan mengunakan komputer melalui jaringan internet. Pemanfaatan teknologi informasi berupa internet, intranet, atau jaringan komputer lain sebagai media dalam proses belajar mengajar

3. Pemanfaatan E-Learning dalam Pembelajaran IPS

Pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran ada beberapa bentuk, Rusman (2012: 309), mengemukakan e-learning mempunyai peran sebagai sumber belajar siswa. Hal tersebut dikarenakan dalam pelaksanaan e-learning harus terhubung dengan jaringan internet untuk dapat mengaksesnya. Rusman (2012: 307), mengemukakan salah satu kelebihan e-learning adalah proses pembelajaran tidak terbatas pada waktu tatap muka. Bahan ajar atau materi dapat dikemas dan dimasukan ke dalam jaringan sehingga dapat diakses melalui internet. Soekartawi dalam Made Wena (2010: 213), mengemukakan melalui e-learning guru dapat memberikan tugas tentang pokok-pokok bahasan yang telah diajarkan. Guru juga dapat melihat tugas-tugas yang telah terkumpul, melihat jawaban siswa, serta memberitahukan hasilnya.

Berdasarkan teori di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran IPS mempunyai tiga bentuk yaitu: a) Pemanfaatan e-learning sebagai sumber beljar; b) Pemanfaatan e-learning sebagai media penyampaian materi; c) Pemanfaatan e-learning sebagai media pemberian tugas.

Pemanfaatan e-learning dalam kegiatan pembelajaran IPS dapat dibedakan sebagai sumber belajar, penyampaian materi, dan pemberian tugas. E-learning dapat dijadikan sebagai sumber belajar yang aktual bagi guru maupun siswa, siswa dapat mencari berbagai informasi dari berbagai sumber melalui e-learning yang terhubung dengan internet. Hal tersebut dapat membuka

(9)

9

wawasan siswa menjadi luas dan kompleks melalui proses yang menarik dan menyenangkan.

Guru dapat menyampaikan materi melalui e-learning apabila alokasi waktu di kelas kurang. Materi yang membutuhkan alokasi wakru yang banyak dapat selesai melalui e-learning. Siswa tidak perlu khawatir tertinggal pelajaran apabila berhalangan hadir.

Pemberian tugas juga dapat dilakukan melalui e-learning. Guru dapat mengirimkan tugas kepada siswa secara mudah. Siswa juga dapat secara langsung mengerjakan dan mengirim tugas apabila sudah selesai dalam pengerjaannya melalui e-learning

C. METODE PENELITIAN 1. Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif eksploratif. Penelitian ini hanya bertujuan menggambarkan keadaan atau fenomena tentang pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran IPS di SMPN 2 Klaten. Suharsimi Arikunto (2010: 3), mengemukakan penelitian deskriptif merupakan metode penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan atau memaparkan suatu hal, misalnya keadaan, kondisi, situasi, peristiwa, dan kegiatan. Penelitian deskriptif mempunyai sifat menggambarkan sesuatu berdasarkan keadaan sebenarnya, tanpa adanya tindakan atau perilaku yang dapat mempengaruhinya. Kondisi yang ada digambarkan tanpa adanya keadaan yang dikondisikan atau pengaruh-pengaruh dari luar. Penelitian ini berusaha untuk menggali informasi, menggambarkan, melukiskan atau mengetahui seberapa besar pemanfaatan e-learning sebagai sumber belajar, media penyampaian materi dan media pemberian tugas dalam pembelajaran IPS di SMPN 2 Klaten.

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMPN 2 Klaten, yang beralamat di Jl. Pemuda Selatan No. 4 Klaten Jawa Tengah. Lokasi ini dipilih karena SMPN 2 Klaten sudah memanfaatkan e-learning dalam pembelajaran IPS. Penelitian

(10)

10

dilaksanakan pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. Pengambilan data penelitian yang berupa kuesioner dilaksanakan pada tanggal 27 Agustus 2013 3. Populasi Penelitian

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII dan IX SMPN 2 Klaten karena siswa kelas VIII dan IX sudah memanfaatakan pembelajaran IPS melalui e-learning sudah lama dibanding kelas VII. Masing – masing kelas berjumlah 28 siswa. Total keseluruhan populasi adalah 336 siswa.

Tabel 1. Populasi Penelitian

Kelas Jumlah Siswa Kelas Jumlah Siswa

VIII A 28 IX A 28 VIII B 28 IX B 28 VIII C 28 IX C 28 VIII D 28 IX D 28 VIII E 28 IX E 28 VIII F 28 IX F 28 Total 336 4. Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik proporsional random sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah kelas VIII dan IX. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan 25% dari total populasi. Suharsimi Arikunto (2010: 134), mengemukakan jika subjek penelitian besar dapat diambil 10-15% atau 20-25%. Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 25% x 336 = 84 siswa.

5. Teknik Pengumpulan Data 1. angket

Pengukuran hasil penelitian menggunakan angket, peneliti menggunakan skala Likert. Responden diminta memberikan pilihan jawaban dalam skala yang ada, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (RR), tidak setuju

(11)

11

(TS), dan sangat tidak setuju (STS). Skore terhadap jawaban yaitu 5, 4, 3, 2, 1, karena semua pernyataan pada angket bersifat positif.

2. dokumentasi

Dokumentasi dalam penelitian ini berkaitan dengan data guru, data jumlah siswa, letak geografis, struktur organisasi, dan arsip yang berkaitan dengan pembelajaran IPS. Fungsi dokumentasi dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data tertulis tentang pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran IPS di SMPN 2 Klaten.

6. Instrumen Penelitian 1. Angket

Angket dalam penelitian ini dibuat untuk memberikan gambaran yang jelas tentang variabel dan isi dari butir-butir yang disusun guna mengungkap data tentang berapa besar pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran IPS di SMPN 2 Klaten. Berikut adalah kisi-kisi angket dalam penelitian ini:

Tabel 3. Kisi-kisi Angket Pemanfaatan E-learning dalam Pembelajaran IPS Indikator Sub Indikator Nomor Butir Jumlah Sumber belajar 1. Media belajar 2. Pengaksesan 3. Pencarian informasi 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7,8, 9, 10, 11, 12 12 Penyampaian materi pelajaran

1. Media diskusi dengan guru

2. Media diskusi dengan teman 3. Pelaksanaan Pelajaran 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24 12 Pemberian tugas 1. Pemahaman tugas 2. Pemberian tugas 3. Pengumpulkan tugas 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36 12 Total 36

(12)

12 2. Dokumentasi

Dokumentasi digunakan sebagai data pendukung dalam penelitian ini. Dokumentasi dalam penelitian ini berupa foto-foto saat kegiatan pembelajaran IPS, arsip tentang jumlah guru, jumlah siswa, silabus dan RPP pembelajaran IPS, serta kondisi sekolah.

7. Uji Coba Instrumen 1. Uji Validitas

Uji validitas dalam penelitian ini dibantu dengan Program SPSS 20.00 for windows. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan teknik Cronbach’s Alpha. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kesahihan instrumen penelitian, artinya untuk mengetahui apakah instrumen tersebut telah mampu mengukur apa yang hendak diukur. Validitas instrumen merupakan salah satu ciri yang menandai suatu instrumen dikatakan baik. Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur dengan tepat objek penelitian, dan instrumen dikatakan tidak valid apabila tidak mampu mengukur dengan tepat objek penelitian.

2. Uji Reliabilitas

Uji validitas dalam penelitian ini dibantu dengan bantuan komputer melalui program SPSS 20.00 for windows. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan teknik Cronbach’s Alpha, karena instrumennya berupa skala likert. Taraf signifikan yang digunakan adalah 5%. Instrumen dikatakan reliabel apabila memiliki nilai r ≥0,05, begitu juga sebaliknya instrumen dikatakan tidak reliabel apabila memiliki nilai r ≤0,05

8. Teknik Analisis Data

1. Menghitung Persentase

Tahap pertama kegiatan analisis data kuantitatif dalam penelitian ini adalah penghitungan presentase. Perhitungan untuk mengetahui seberapa besar e-learning dimanfaatkan sebagai sumber belajar, penyampaian materi, dan

(13)

13

pemberian tugas dalam pembelajaran IPS di SMPN 2 Klaten. Rumus persentase sebagai berikut:

PS = ( P : I ) X 100% Keterangan:

PS = Persentase skor P = Skor yang diperoleh

I = Skor ideal yang harus diperoleh

2. Menentukan Kategori

Tahap kedua setelah penghitungan presentase adalah menentukan kategori berdasarkan kategori yang dipakai dalam penelitian. Penentuan kategorisasi menggunakan rumus statistik dari B. Syarifudin (2010: 112), sebagai berikut: Sangat Tinggi : X ≥ M + 1,5 SD Tinggi : M + 0,5 SD ≤ X < M + 1,5 SD Sedang : M – 0,5 SD ≤ X < M + 0,5 SD Rendah : M – 1,5 SD ≤ X < M – 0,5 SD Sangat Rendah : M− 1,5 SD ≥ X Keterangan : X = Skor M = Mean SD = Standar Deviasi

3. Penyajian data, menggunakan diagram batang dan Phie Chart atau diagram lingkaran.

4. Melakukan interpretasi dan analisis dari data yang sudah disajikan sebelumnya.

5. Membuat kesimpulan dari kegiatan interpretasi dan analisis. Kesimpulan tersebut merupakan hasil akhir dari kegiatan analisis data dalam penelitian ini.

(14)

14 D. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Deskripsi Lokasi Penelitian

. SMP Negeri 2 Klaten terletak di Jalan Menjangan no.2 dan jalan Pemuda no.4 Klaten. Lahan di jalan Pemuda Selatan 2.040 m2 dan jalan Menjangan No.2 seluas 1.579 m2. Sekolah tersebut cukup luas dan kondusif untuk dilaksanakannya proses pembelajaran. SMP N 2 Klaten memiliki visi yang mulia. Visi tersebut dijunjung tinggi oleh warga sekolah, terutama dalam pembelajaran. Visi yang dimiliki SMP Negeri 2 Klaten adalah “Menciptakan manusia yang unggul dalam prestasi mampu bersaing di era global dan terpuji dalam budi pekerti.”

2. Deskripsi Data Responden

Responden dalam penelitian ini dideskripsikan berdasarkan 2 karakteristik. Karakteristik tersebut yaitu berdasakan jenjang kelas dan jenis kelamin. Berikut ini adalah deskripsi data responden berdasarkan karakteristik jenjang kelas dan jenis kelamin

3. Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data penelitian bermanfaat untuk menggambarkan hasil yang diperoleh dari perhitungan yang telah dilakukan. Hasil rata-rata skor dan persentase untuk indikator pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran IPS dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 9. Persentase Pemanfaatan E-learning dalam pembelajaran IPS

No Pemanfaatan Rata-rata Persentase

1 Sumber Belajar 40,16 38%

2 Penyampaian Materi 29,60 28%

3 Pemberian Tugas 36,28 34%

Total 100 % Tabel di atas menyajikan data persentase pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran IPS, untuk pemanfaatan e-learning sebagai sumber belajar = 37,8%, sebagai penyampaian materi = 27,9%, dan sebaagai pemberian tugas = 34,2%. Pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran IPS yang mempunyai

(15)

15

persentase tertinggi adalah pemanfaatan e-learning sebagai sumber belajar yaitu sebesar 37,8%, sedangkan persentase terendah dimiliki oleh pemanfaatan e-learrning sebagai penyampaian materi yaitu sebesar 27,9%

4. Pembahasan Hasil Penelitian

Secara keseluruhan berdasarkan hasil temuan dari penelitian pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran IPS dapat diketahui bahwa pemanfaatan e-learning sebagai sumber belajar mendapatkan presentase tertinggi, kemudian disusul dengan pemanfaatan e-learning dalam pemberian tugas, dan yang mendapatkan presentase terendah adalah pemanfaatan e-learning dalam penyampaian materi pelajaran.

Berdasarkan data penelitian yang telah dianalisis, maka pada bagian ini akan dibahas hasil penelitian yang meliputi masing-masing pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran IPS, yaitu (a) Pemanfaatan e-learning sebagai sumber belajar (b) Pemanfaatan e-learning sebagai penyampaian materi, (c) Pemanfaatan e-learning sebagai pemberian tugas. Berikut ini adalah pembahasan tentang pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran IPS di SMPN 2 Klaten tahun ajaran 2013/2014 berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan.

1. Pemanfaatan E-learning sebagai Sumber Belajar dalam Pembelajaran IPS

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, E-learning dapat dijadikan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran IPS. Internet menyediakan data, informasi, dan fenomena yang aktual kapan pun dan di mana pun terjadi, oleh sebab itu banyak siswa yang memanfaatkannya sebagai sumber belajar. Melalui e-learning siswa dapat memperoleh informasi dengan mudah dan cepat.

Pemanfaatan e-learning sebagai sumber belajar secara keseluruhan diperoleh rata-rata skor sebesar 40,2 dan presentase 37,8%. Analisis data yang dilakukan menunjukkan bahwa pemanfaatan e-learning sebagai sumber belajar

(16)

16

memiliki presentase yang paling tinggi bagi sebagian besar responden terhadap pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran IPS.

Presentase yang diperoleh dikategorisasikan berdasarkan sekala yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil penelitian 30% siswa dapat memanfaatkan e-learning sebagai sumber belajar dengan sangat tinggi, 50% dapat memanfaatkan e-learning sebagai sumber belajar dengan tinggi, 18% dapat memanfaatkan e-learning sebagai sumber belajar dengan sedang, dan 2% dapat memanfaatkan e-learning sebagai sumber belajar dengan rendah.

Pemanfaatan e-learning tidak bisa lepas dari adanya jaringan internet, karena adanya jaringan internet memungkinkan siswa dapat mengakses e-learning, siswa dapat mencari informasi-informasi yang berhubungan dengan pelajaran IPS melalui internet, karena internet merupakan sumber data dan informasi. E-Learning sebagai sumber belajar dapat memperkaya materi pelajaran yang tidak tersedia di dalam buku teks, dan membuka wawasan siswa tentang dunia luar.

Untuk mencari sumber informasi pada web yang tersedia maka siswa harus login dulu di geschool.net atau smpn2klt.blogspot.com, setelah itu siswa mencari informasi yang telah diupload oleh guru. Pemanfaatan e-learning sebagai sumber belajar dapat dilakukan siswa dengan cara, siswa mengkases jaringan internet melalui komputer, setelah itu mereka mencari bahan ajar yang sebelumya sudah diupload oleh guru di halaman e-learning. Salah satu bentuk sumber belajar melalui e-learning adalah buku-buku online, buku online tersebut disediakan oleh guru dengan cara mengupload, hal ini bisa dijadikan siswa sebagai sumber belajar serta mencari informasi tambahan oleh siswa, sehingga wawasan mereka tentang pelajaran IPS tidak terbatas hanya buku teks yang disediakan oleh sekolah.

2. Pemanfaatan E-Learning Sebagai Media Penyampaian Materi pada Pembelajaran IPS

E-learning dapat dijadikan sebagai media dalam penyampaian materi pelajaran. Hal tersebut tentu berkaitan dengan terbatasnya alokasi waktu di

(17)

17

ruang kelas yang disediakan oleh pihak sekolah. E-learning dapat menjadi solusi apabila guru atau siswa berhalangan hadir karena hal tertentu. Materi dapat disampaikan melalui internet, sehingga siswa dapat mempelajarinya tanpa perlu khawatir akan tertinggal pelajaran.

Presentase pemanfaatan e-learning dalam penyampaian materi pelajaran mendapatkan 27,9% dari total keseluruhan. Nilai tersebut merupakan presentase terndah apabila dibandingkan dengan pemanfaatan e-learnig sebagai sumber belajar dan media pemberian tugas. Hal tersebut menunjukan pemanfaatan e-learning dalam penyampaian materi pelajaran kurang optimal.

Presentase yang diperoleh dikategorisasikan berdasarkan sekala yang telah ditentukan. Berdasarkhan hasil penelitian 34% dapat memanfaatkan e-learning sebagai media penyampaian materi dengan sangat tinggi, 45% dapat memanfaatkan e-learning sebagai media penyampaian materi dengan tinggi, 20% dapat memanfaatkan e-learning sebagai media penyampaian materi dengan sedang, 1% dapat memanfaatkan e-learning sebagai media penyampaian materi dengan rendah.

Penyampaian materi yang paling utama berasal dari guru melalui cara bertatap muka langsung dengan siswa di dalam kelas. E-learning sebagai penyampaian materi hanya bersifat sebagai media pendukung dalam penyampaian materi apabila alokasi waktu dalam penyampaian materi IPS di kelas kurang apabila dibandingkan dengan materi pelajarannya yang kompleks dan memiliki keterpaduan, oleh sebab itu guru dapat memberi materi tambahan melalui e-learning agar materi yang disampaiakan di kelas dapat selesai dengan tepat waktu dan lebih mendalam.

Penyampaian materi dapat melalui forum-forum yang dapat disediakan. Forum-forum tersebut seperi smpn2klt.blogspot.com, geschool, blog, grup dalam facebook, dan lain-lain. Melalui forum-forum tersebut dapat terjadi diskusi yang menarik antara guru dengan siswa, maupun antar siswa tentang materi pelajaran. Diskusi tersebut memungkinkan terjadinya pertukaran pendapat dan pemahaman materi yang lebih mendalam, serta membuka pikiran menjadi lebh luas dan kompleks. Penyampaian materi yang paling baik dan

(18)

18

utam tentu saja pada saat adanya pembelajaran konesional, karena guru dapa bertemu secara langsung dengan siswa, sehingga pembelajaran tentu lebih efektif. Penyampaian materi melalui e-learning atau dengan web learning hanya saja sebagai tambahan, karena materi IPS yang terlalu banyak serta alokasi jam yang sedkit tidak mampu disampaiakan secara tuntas oleh guru, penyampaian materi dapat dilakukan di smpn2klt.blogspot.com dan geschool yang merupakan wadah atau tempat e-learning SMPN 2 Klaten.

Penyampaian materi tersebut dapat dilakukan dengan cara guru memasukkan materi pelajaran ke dalam e-learning SMPN 2 Klaten dengan cara upload materi, siswa yang sudah diberitahu sebelumnya membuka materi yang disampaikan oleh guru melalui geschool.net atau smpn2klt.blogspot.com dan membaca materi yang sudah diupload oleh guru. Setelah membaca materi siswa dapat berdiskusi dengan guru atau dengan siswa yang lain tentang materi pemebelajaran yang belum dimengerti melalui chat, sehingga antara siswa dan guru dapat saling berkomunikasi dengan langsung.

3. Pemanfaatan E-Learning Sebagai Media Pemberian Tugas pada Pembelajaran IPS

E-learning dapat dimanfaatkan dalam pemberian tugas. Guru dapat memberikan tugas melalui internet dan siswa dapat mengaksesnya. Tugas-tugas tersebut dapat langsung dikirimkan kepada guru apabila telah selesai dikerjakan tanpa harus menunggu jadwal pertemuan tatap muka dengan guru di ruang kelas.

Presentase pemanfaaan e-learning dalam pemberian tugas berada di peringkat ke dua setelah pemanfaatan e-learning sebagai sumber belajar. Presentase pemanfaaan e-learning dalam pemberian tugas diperoleh sebesar 34,2%. Nilai tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan persentase pemanfaatan e-learning dalam penyampaian materi pelajaran, namun lebih rendah apabila dibandingkan dengan persentase pemanfaatan e-learning sebagai sumber belajar.

Presentase yang diperoleh dikategorisasikan berdasarkan sekala yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil penelitian, 30% siswa dapat memanfaatkan

(19)

19

e-learning sebagai media pemberian tugas dengan sangat tinggi, 37% dapat memanfaatkan e-learning sebagai media pemberian tugas dengan tinggi, 28% dapat memanfaatkan e-learning sebagai media pemberian tugas dengan sedang, 4% dapat memanfaatkan e-learning sebagai media pemberian tugas dengan rendah, dan 1% dapat memanfaatkan e-learning sebagai media pemberian tugas dengan sangat rendah.

Bentuk pemberian tugas ini dalam e-learning bisa dilakukan dengan cara guru mengupload tugas, kemudian siswa mengakses alamat web e-learning SMPN 2 Klaten, setelah login, siswa dapat langsung mengerjakan tugas yang diberikan guru. Setelah selesai mengerjakan, siswa langsung dapat mengumpulkan tugas tanpa bertatap langsung dengan guru. Pemberian tugas melalui e-learning mempunyai keuntungan untuk guru dan siswa, siswa dapat dengan mudah mengerjakan tugas tersebut karena terbantu dengan koneksi internet yang merupakan sumber informasi untuk dapat mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Guru dapat memberikan tugas dan dapat menerima hasil tugas siswa tanpa harus bertatap muka.

E. Simpulan dan Saran 1. Simpulan

E-Learning dalam pembelajaran IPS dimanfaatkan sebagai sumber belajar, penyampian materi pelajaran, dan pemberian tugas. Tingkat pemanfaatan e-learning berbeda-beda pada setiap aspeknya. Persentase pemanfaatan e-learning sebagai sumber belajar = 37,8%. Persentase pemanfaatan e-learning dalam penyampaian materi = 27,9%. Persentase pemanfaatan e-learning dalam pemberian tugas = 34,2%. Pemanfaatan e-learning dalam pembelajaran IPS yang mempunyai persentase tertinggi adalah pemanfaatan e-learning sebagai sumber belajar yaitu sebesar 37,8%, kemudian pemanfaatan e-learning dalam pemberian tugas yaitu sebesar 34,2%, sedangkan persentase terendah dimiliki oleh pemanfaatan e-learning sebagai penyampaian materi yaitu sebesar 27,9%.

(20)

20 2. Saran

Berdasarkan simpulan dan implikasi di atas, dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut: Guru sebaiknya harus lebih menguasai teknologi, salah satu teknologi untuk menunjang pembelajaran adalah menggunakan e-learning dalam pembelajaran IPS dan siswa harus lebih aktif dalam mengeksplor diri sendiri dan harus mau belajar tentang teknologi inormasi agar tida ketinggalan dengan siswa yang lain.

DAFTAR PUSTAKA

Alfia Kurnia Rizki. (2011). Studi Pengembangan dan Pemanfaatan E-Learning dalam Pembelajaran Bioliogi di SMAN 1 Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Pendidkan Biologi Fakutas MIPA - Universitas Negeri Yogyakarta. B Syarifuddin. (2010). Panduan TA Keperawatan dan Kebidanan dengan SPSS.

Jakarta: Grafindo.

Bambang Warsita. (2008). Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Budi Lestari. (2011). Pengaruh Motivasi Belajar dan Pemanfaatan E-Learning terhadap Prestasi Belajar Siswa SMKN 2 Pengasih. Tesis. Program Studi Pasca Sarjana – Universitas Negeri Yogyakarta.

Dimyati & Mudjiono. (2002). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta. Made Wena. (2010). Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer Suatu Tinjauan

Konseptual Operasional. Jakarta: Bumi Aksara.

Munir. (2009). Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung: Alfabeta.

Mason, Robin & Frank Rennie. (2010). E-learning Panduan Lengkap Memahami Dunia Digital dan Internet (Terjemahan Teguh Wahyu Utomo). Yogyakarta – Surabaya: Pusataka Baca.

Numan Soemantri. (2001). Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Oemar Hamalik. (2005). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Ratna Sari. (2013). Pemanfaatan e-learning dalam Pembelajaran diakses pada

www.ngeblogs.com/tugasbahasaindonesia/pemanfaatanelearning.html diakses pada hari rabu tanggal 4 september 2013pukul 18.45 wib

Rusman. (2012). Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer: Mengembangkan Profesionalisme Guru Abad 21. Bandung: Alfa Beta.

(21)

21

Suharsimi Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Supardi. (2011). Dasar-Dasar Ilmu Sosial. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Trianto. (2010). Model Pembelajaran Terpadu Konsep, Strategi, dan Inplementasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi Aksara.

UU RI Nomor 20 Tahun 2003. Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Eko Jaya.

Gambar

Tabel 1. Populasi Penelitian
Tabel 3. Kisi-kisi Angket Pemanfaatan E-learning dalam Pembelajaran IPS
Tabel 9. Persentase Pemanfaatan E-learning dalam pembelajaran IPS

Referensi

Dokumen terkait