• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Proses perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 dengan menggunakan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Proses perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 dengan menggunakan"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

44 BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Proses perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 dengan menggunakan PTKP 2015 dan PTKP 2016

Kantor Perhutani Komersial Kayu Jawa Tengah merupakan BUMN yang bergerak dalam bidang komersial Jual-Beli Kayu di wilayah hutan Jawa Tengah meliputih wilayah Cepu, Randublatung, Purwokerto, dan Tegal. Dalam menjalankan tugasnya Komersial Kayu Jawa Tengah memiliki 23 Karyawan Tetap. Namun dalam Tugas Akhir ini penulis hanya akan menuliskan 10 sampel untuk penelitian yang dilakukan. 10 sampel yang diambil adalah karyawan yang tidak mengalami perubahan jumlah pendapatannya selama bulan Januari hingga Agustus.

Pada tahun 2016 ini telah terjadi perubahan besaran Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) yang berlaku surut sejak 1 Januari 2016. Kenaikan PTKP dari yang sebelumnya tahun 2015 adalah sebesar RP 36.000.000 per tahun atau Rp 3.000.000 per bulan dan Rp 3.000.000 untuk setiap tanggungannya, kini berubah menjadi Rp 54.000.000 per tahun atau Rp 4.500.000 per bulan dan Rp 4.500.000 untuk setiap tanggungannya.

Table 4.1 Data karyawan

(2)

45

Maka dalam proses perhitungan PPh Pasal 21 akan mengalami lebih bayar, dan berikut adalah data penghasilan karyawan Perhutani Komersial Kayu Jawa Tengah yang dijadikan sebagai sampel :

No. Nama Pegawai

NPWP Jabatan Jenjang Status

PTKP

Gaji Bruto

1. A 47.999.770.2-623.000 GM IIA , IV/1 K/3 16.192.234

2. B 47.692.848.6-627.000 Manager IIIB , IV/1 TK/0 7.719.581

3. C 47.742.124.2-504.000 Manager IIIB , III/4 K/0 7.586.030

4. D 48.170.300.7-501.000 Asman IV , II/2 K/3 5.987.548 5. E 47.742.208.3-508.000 Asman IV , III/2 K/2 6.302.535 6. F 49.039.046.5-601.000 Kaur V , II/3 K/3 5.706.777 7. G 48.378.688.5-503.000 Kaur V , II/2 K/0 5.604.841 8. H 48.215.447.3-513.000 Kaur V , II/3 K/3 5.867.216 9. I 05.970.932.9-507.000 SP VI , II/1 K/2 3.786.302 10. J 47.742.208.3-517.000 SP VI , II/2 K/I/0 4.320.437

(3)

46 T a b el 4 .2 S a m p el d a ta k a ry a w a n

(4)

47

Dari data tabel yang tercantum diatas, rincian pemasukan terdiri dari gaji pokok dan tunjangan tetap. Lalu Tunjangan juga termasuk kedalam unsur pemasukan yang terdiri dari tunjangan jabatan, tunjangan perbaikan penghasilan, apresiasi kinerja, tunjangan tempat tinggal, tunjangan pengobatan dan tunjangan transportasi, serta subsidi yang terdiri dari tunjangan pemberi kerja sebesar 12% dari gaji pokok, tunjangan premi asuransi kesehatan sebesar 10% dari gaji pokok, tunjangan kepemilikan rumah sebesar 5% dari gaji pokok, BPJS ketenagakerjaan sebesar 4,89% dari gaji pokok, BPJS kesehatan sebesar 4% dari gaji pokok, BPJS pensiun sebesar 2% dari gaji pokok dan tunjangan uang pajak. Kemudian beberapa komponen yang menjadi pengurang antara lain adalah iuran pemberi kerja sebesar 12% dari gaji pokok, premi kesehatan sebesar 10% dari gaji pokok, kepemilikan rumah sebesar 5% dari gaji pokok, BPJS yang terdiri dari BPJS ketenagakerjaan sebesar 4,89% dari gaji pokok dan BPJS kesehatan sebesar 4% dari gaji pokok, iuran PHT sebesar 5% dari gaji pokok, iuran taspen sebesar 3,25% dari gaji pokok. Dan dikurangi lagi dengan iuran pajak.

4.1.1 Perhitungan PPh Pasal 21 dengan menggunakan PTKP yang berlaku tahun 2015 menurut Kantor

PTKP tahun 2016 berlaku surut sejak 1 Januari 2016, namun pada penerapannya PTKP 2016 berlaku pada 1 Agustus 2016. Sehingga perhitungan PPh Pasal 21 bagi pegawai tetap akan mengalami perubahan. Peraturan perubahan PTKP diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101/PMK.010/2016 ini

(5)

48

resmi dikeluarkan pada akhir Juli 2016 yang berisi aturan tentang penyesuaian besaran PTKP tersebut berlaku sejak tahun pajak 2016. Oleh karena itu semua perhitungan pajak penghasilan pasal 21 yang telah dihitung menggunakan besaran PTKP tahun 2015 yang diatur dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 122/PMK.010/2015 sejak bulan Januari 2016 hingga bulan Juli 2016 harus dihitung kembali menggunakan besaran PTKP 2016. Dan berikut ini adalah tabel besaran PTKP tahun 2015 :

Tabel 4.3

Besaran PTKP tahun 2015

No Besaran PTKP

1 WP OP 36.000.000

2 Tambahan untuk WP Kawin 3.000.000

3 Tambahan untuk istri yang pnghasilan digabung dengan suami 36.000.000

4 Tambahan untuk setiap tanggungan 3.000.000

Sumber : 122/PMK.010/2015

Berdasarkan tabel di atas, maka bagi pegawai yang memilki penghasilan diatas besaran PTKP yaitu lebih dari 36.000.000 pertahun, maka akan dikenakan PPh Pasal 21 atas penghasilannya tersebut. Pada bulan Januari 2016 hingga bulan Agustus 2016 belum ada perubahan pada besaran PTKP maka perhitungan masih menggunakan besaran PTKP tahun 2015. Dan perhitungannya adalah sebagai berikut :

(6)

49

4.1.2 Perhitungan PPh Pasal 21 dengan menggunakan PTKP yang berlaku tahun 2016

(7)

50

PPh Pasal 21 pada bulan Januari hingga Agustus yang telah dihitung menggunakan besaran PTKP yang berlaku tahun 2015 harus dihitung ulang dengan menggunakan besaran PTKP yang berlaku tahun 2016 sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101/PMK.010/2016. Berikut adalah tabel perubahan besaran PTKP tahun 2016 :

Tabel 4.5

Besaran PTKP tahun 2016

No Besaran PTKP

1 WP OP 54.000.000

2 Tambahan untuk WP Kawin 4.500.000

3 Tambahan untuk istri yang pnghasilan digabung dengan suami 54.000.000

4 Tambahan untuk setiap tanggungan 4.500.000

Sumber : 101/PMK.010/2016

Bagi pegawai tetap yang memiliki penghasilan dibawah besaran PTKP tidak akan dikenakan Pajak Penghasilan Pasal 21, namun bagi pegawai yang memiliki penghasilan lebih dari besaran PTKP tetap akan dikenakan Pajak Penghasilan Pasal 21 dan akan dihitung sesuai dengan aturan yang berlaku. Berikut adalah perhitungan Pajak Penghasilan Pasal 21 menggunakan besaran PTKP yang berlaku pada tahun 2016 :

(8)

51

4.1.3 Perhitungan PPh Pasal 21 dengan menggunakan PTKP yang berlaku tahun 2015 menurut penulis

(9)

52

Dalam perhitungan PPh Pasal 21 yang telah dihitung oleh pihak Perum Perhutani Komersial Kayu Jawa Tengah tidak menyertakan iuran pensiun pada perhitungan potongan yang dikenakan pada pegawai tetap. Maka dari itu penulis memberikan perhitungan PPh Pasal 21 yang benar dengan menyertakan perhitungan iuran pensiun pada potongan.

Berikut adalah perhitungan PPh Pasal 21 dengan menyertakan iuran pensiun pada potongannya :

(10)

53

4.1.4 Perhitungan PPh Pasal 21 dengan menggunakan PTKP yang berlaku tahun 2016 menurut penulis

(11)

54

Sama halnya dengan perhitungan PPh Pasal 21 dengan menggunakan besaran PTKP pada tahun 2015. Dalam perhitungan PPh Pasal 21 yang telah dihitung oleh pihak Perum Perhutani Komersial Kayu Jawa Tengah pada periode September 2016 dengan menggunakan besaran PTKP tahun 2016 tidak menyertakan iuran pensiun pada perhitungan potongan yang dikenakan pada pegawai tetap. Maka dari itu penulis memberikan perhitungan PPh Pasal 21 yang benar dengan menyertakan perhitungan iuran pensiun pada potongan.

Berikut adalah perhitungan PPh Pasal 21 periode bulan September dengan menyertakan iuran pensiun pada potongannya :

(12)
(13)

56

4.2 Perlakuan terhadap karyawan yang mengalami lebih bayar pada bulan Januari - Agustus setelah adanya penerapan perhitungan PTKP 2016

Dengan adanya perubahan besaran PTKP yaitu yang semula bersadarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 122/PMK.010/2015 yang pada awalnya jumlah PTKP untuk wajib pajak orang pribadi sebedar Rp 3.000.000 dalam sebulan atau Rp 36.000.000 dalam kurun waktu satu tahun, dan jumlah untuk tanggungan adalah Rp 3.000.000 untuk satu tanggungan pertahunnya. Kini telah diubah dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 101/PMK.010/2016 PTKP naik menjadi Rp 4.500.000 untuk satu bulan atau Rp 54.000.000 dalam waktu satu tahun, dan Rp 4.500.000 untuk setiap tanggungan pertahunnya maka terjadi pula kelebihan bayar PPh Pasal 21 yang terjadi pada Karyawan Komersial Kayu Jawa Tengah pada kurun waktu bulan Januari hingga Agustus tahun 2016. Berikut adalah perhitungan kelebihan pembayar Pajak Penghasilan Pasal 21 dari setiap kayawan :

(14)

57 Tabel 4.9

Perhitungan lebih bayar akibat perubahan besaran PTKP berdasarkan perhitungan penulis No Nama NPWP PPh Pasal 21 dengan PTKP tahun 2015 (perbulan) PPh Pasal 21 dengan PTKP tahun 2015 (Januari-Agustus) PPh Pasal 21 dengan PTKP tahun 2016 (September) Lebih bayar (perbulan) Lebih bayar (Januari-Agustus) 1. A 47.999.770.2-623.000 1.301.777 10.414.216 1.001.777 300.000 2.400.000 2. B 47.692.848.6-627.000 212.982 1.703.856 134.883 91.694 733.552 3. C 47.742.124.2-504.000 191.617 1.532.936 110.365 81.250 650.000 4. E 47.742.208.3-508.000 106.654 853.232 12.904 93.750 750.000 5. G 48.378.688.5-503.000 99.275 794.200 18.025 81.250 650.000 Sumber : Data diolah, 2016

Bagi karyawan yang mengalami kelebihan bayar akibat perubahan besaran PTKP, perusahaan tidak akan mengembalikan kelebihan setoran pajak yang telah dibayarkan secara tunai melainkan akan di kompensasikan pada bulan-bulan berikutnya. Sehingga karyawan yang mengalami lebih bayar tidak perlu melakukan setor pajak penghasilan pasal 21 selama masa kompensasi. Berikut adalah data yang menyajikan lama masa kompensasi bagi pegawai yang mengalami lebih bayar :

(15)

58 Tabel 4.10

PPh Pasal 21 lebih bayar dan lama masa kompensasi

No Nama PPh Pasal 21 dengan PTKP tahun 2015 (perbulan) PPh Pasal 21 dengan PTKP tahun 2016 (perbulan) Lebih bayar (perbulan) Lama kompensasi 1. A 1.322.168 1.022.168 300.000 - 2. B 233.374 141.680 91.694 - 3. C 197.836 116.586 81.250 - 4. E 111.870 18.120 93.750 7 bulan 5. G 103.730 22.480 81.250 4 bulan

Sumber : data diolah, 2016

Berdasarkan data diatas ada karyawan yang mengalami lebih bayar namun kelebihan bayar yang ada tidak cukup besar atau sama dengan jumlah Pajak Penghasilan yang seharusnya disetorkan, maka kebijakan yang dilakukan perusahaan adalah bagi ketiga karyawan yaitu A,B, dan C akan tetap membayar setoran Pajak Pengahasilan sesuai dengan jumlah yang seharusnya ditanggung namun dipotong dengan kelebihan setor yang terjadi pada bulan sebelumnya. Dengan kata lain karyawan A,B dan C hanya membayar kekurangannya untuk bulan selanjutnya. Sedangkan untuk karyawan E dan G akan menerima kompensasi atas kelebihan setor akibat perubahan besaran PTKP pada bulan selanjutnya sesuai dengan masa kompensasi masing-masing karyawan.

(16)

59

4.2.1 Perlakuan terhadap karyawan yang telah dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21

Bagi karyawan yang penghasilannya sudah terlanjur dipotong Pajak Penghasilan Pasal 21 pada masa bulan Januari hingga Agustus yang seharusnya apabila menggunakan pehitungan besaran PTKP tahun 2016 tidak terpotong maka perusahaan akan meristitusi kelebihan pembayaran tersebut. Berikut adalah daftar karyawan yang penghasilannya seharusnya tidak terpotong PPh Pasal 21 :

1. Karyawan D

Penghasilan yang sudah dipotong menggunakan perhitungan PTKP yang berlaku pada tahun 2015 selama sebulan adalah sebesar Rp84.408, maka apabila kelebihan bayar terjadi selama 8 bulan total kelebihan bayar adalah sebesar Rp 675.264.

2. Karyawan F

Penghasilan yang sudah dipotong menggunakan perhitungan PTKP yang berlaku pada tahun 2015 selama sebulan adalah sebesar Rp72.647, maka apabila kelebihan bayar terjadi selama 8 bulan total kelebihan bayar adalah sebesar Rp 581.176.

(17)

60 3. Karyawan H

Penghasilan yang sudah dipotong menggunakan perhitungan PTKP yang berlaku pada tahun 2015 selama sebulan adalah sebesar Rp78.693, maka apabila kelebihan bayar terjadi selama 8 bulan total kelebihan bayar adalah sebesar Rp 629.544.

4. Karyawan J

Penghasilan yang sudah dipotong menggunakan perhitungan PTKP yang berlaku pada tahun 2015 selama sebulan adalah sebesar Rp 30.221, maka apabila kelebihan bayar terjadi selama 8 bulan total kelebihan bayar adalah sebesar Rp 241.768.

Maka penghasilan karyawan yang seharusnya tidak dipotong PPh Pasal 21 akan direstitusi oleh perusahaan. Sedangkan bagi karyawan I tidak mengalami perubahan perlakuan terhadap penghasilannya karena penghasilannya dibawah ketetapan PTKP baik tahun 2015 maupun tahun 2016.

Gambar

Table 4.1  Data karyawan

Referensi

Dokumen terkait

Peneliti mencoba mengkaitkan fenomena pria biseksual ini dengan menggunakan pendekatan fenomenologi yang mana untuk mengetahui motif mereka sehingga menjadi seorang

Pada tahap awal produksi gas sangat dipengaruhi oleh proudksi air yang berada di cleats di dalam reservoir yang juga mengontrol aliran fluida ke dalam sumur.Air di dalam

Untuk mencapai hal tersebut, kebijakan perlindungan sosial dapat menjadi suatu kebijakan yang mengiringi pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan yang memberikan ruang

Tujuan dari penelitian ini adalah 1) untuk mengetahui pengaruh jumlah ikan dan maizena terhadap sifat organoleptik nugget ikan kembung, 2) untuk mengetahui tingkat kesukaan

Salah satu cara untuk mengurangi informasi asimetri adalah dengan memberikan sinyal pada pihak luar, salah satunya berupa informasi keuangan yang dapat dipercaya dan akan

Siswa 3 : “Ya keluar kelas cari temen, kalau pas pelajaran ya ngobrol sama temen.” Peneliti : “Kalau di suruh ngerjain latihan soal itu kamu lebih suka sendiri atau

Pertumbuhan setek tengah nyata lebih baik dari pada setek pucuk yakni setek tengah memiliki ukuran tunas lebih baik, jumlah tunasnya lebih banyak dan ukurannya lebih panjang,

tanaman gambir tersebut, tanaman pangan (Padi Gogo) dan pakan (Rumput Gajah) mempunyai peluang untuk dijadikan tanaman sela gambir dengan penanaman tanaman