• Tidak ada hasil yang ditemukan

PIDATO PENGUKUHAN BAMBANG SUBALI 28 2 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PIDATO PENGUKUHAN BAMBANG SUBALI 28 2 2012"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

PEMANFAATAN

CLASSROOM ASSESSMENT FOR LEARNING

DALAM MATA PELAJARAN BIOLOGI UNTUK MENINGKATKAN

PRESTASI PESERTA DIDIK DALAM MENEMPUH ULANGAN

UMUM SERTA UJIAN SEKOLAH DAN UJIAN NASIONAL

Pidato Pengukuhan Guru Besar

Oleh:

Prof. Dr. Bambang Subali, M.S.

Guru Besar dalam Bidang Ilmu Penilaian Pendidikan Biologi Pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Yogyakarta

Disampaikan di depan Rapat Terbuka Senat

Universitas Negeri Yogyakarta

Pada hari Selasa tanggal 28 Februari 2012

(2)
(3)
(4)
(5)

PEMANF

ALAM MENEMPUH ULANGAN UMUM SER

TA UJIAN

Yang terhormat Rektor, Ketua Senat, Sekretaris Senat, dan Anggota Senat Universitas Negeri Yogyakarta; Wakil Rektor, Dekan dan Wakil Dekan, Kepala Biro, Ketua dan Sekretaris Lembaga, Direktur dan Asisten Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta; Ketua dan Sekretaris Jurusan, Kepala bagian, Kepala Pusat dan UPT serta Pejabat lainnya di lingkungan Universitas Negeri Yogyakarta; dan yang saya hormai segenap tamu undangan, rekan sejawat, para mahasiswa serta segenap keluarga yang saya muliakan.

Alhamdulillahirrobbil’alamin, segala puja dan puji bagi Allah Swt, Tuhan yang Maha Esa. Rasa syukur yang tak berhingga saya panjatkan ke hadirat-Nya, karena pada hari ini, pada usia saya yang genap 60 tahun masih diberi kesempatan dapat meraih jabatan sebagai Guru Besar dan mendapat kesempatan menyampaikan pidato pengukuhan Guru Besar dalam bidang ilmu Penilaian Pendidikan Biologi. Dengan segala hormat, izinkanlah saya menyampaikan pidato saya dengan judul:

“PEMANFAATAN CLASSROOM ASSESSMENT FOR LEARNING DALAM MATA PELAJARAN BIOLOGI UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI PESERTA DIDIK DALAM MENEMPUH ULANGAN UMUM SERTA UJIAN SEKOLAH DAN UJIAN NASIONAL”

Pendahuluan

Peserta didik selama ini selalu cemas bila akan menghadapi Ujian Nasional (UN). Hal ini dapat dipahami mengingat demikian strategisnya fungsi hasil UN. Terkait dengan hal tersebut, mata pelajaran Biologi termasuk salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam UN SMA program IPA.

(6)

PEMANF

ALAM MENEMPUH ULANGAN UMUM SER

TA UJIAN

SEK

OLAH D

AN UJIAN NASIONAL

terendah di P. Jawa adalah SMA Islam Gurah Jawa Timur, yakni 4,60; di P. Sumatera adalah SMA Swasta Surya Sumatera Utara, yakni 4,63; di P. Kalimantan adalah SMA Purnama Palangka Raya Kalimantan Tengah, yakni 4,72; di P. Sulawesi adalah SMA DDI Al Irsyad Rampegading Sulawesi Selatan, yakni 4,86; di Kepulauan Maluku adalah SMAN 7 Tidore Kepulauan Maluku Utara, yakni 4,78; di P. Bali dan Kepulauan Nusa Tenggara adalah SMA PGRI Oeney Nusa Tenggara Timur, yakni 4,58; di P. Papua adalah di SMA YPPGI Enarotali Papua, yakni 4,44. Nilai 4,44 ini sekaligus merupakan nilai rata-rata terendah secara nasional. Nilai UN rata-rata yang terendah itu terlalu jauh dari batas ketuntasan kompetensi minimal (KKM) sebesar 75%.

Pembelajaran berbasis kompetensi adalah pembelajaran yang ditujukan agar peserta didik mampu mendemonstrasikan penguasaan hasil belajar. Ari nya, kompetensi yang dipelajari idealnya dikuasai sepenuhnya oleh peserta didik. Sebagian besar guru menyikapi batas KKM 75% tersebut sebagai batas minimal peserta didik dikategorikan sudah kompeten. Sementara, jika yang 25% terkandung di dalamnya kompetensi yang bersifat prerekuisit maka peserta didik akan mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran selanjutnya.

Persoalan yang saya angkat pada pidato pengukuhan ini adalah upaya yang harus dilakukan guru agar peserta didik dapat menguasai kompetensi sepenuhnya, dan bagaimana cara memberdayakan penilaian untuk meningkatkan prestasi hasil belajar dalam mata pelajaran Biologi. Jika peserta didik dapat dibantu secara opi mal maka akan unggul, baik dalam ujian akhir semester dan ujian kenaikan kelas. Jika peserta didik unggul dalam ujian kenaikan kelas maka akan berhasil pula dalam menempuh ujian sekolah (Usek) maupun UN. Dengan demikian, nilai kelulusan yang i nggi praki s juga akan diperoleh.

Hadirin yang saya muliakan

Menghadapi UN sebagai Bentuk Pengujian Berisiko Tinggi

(7)

PEMANF

ALAM MENEMPUH ULANGAN UMUM SER

TA UJIAN

SEK

OLAH D

AN UJIAN NASIONAL

Berbagai protes berdatangan, termasuk lahirnya putusan MA yang menilai penyelenggaraan UN cacat hukum dan pemerintah dilarang menyelenggarakan UN. Pemerintah baru diperbolehkan melaksanakan UN setelah berhasil meningkatkan kualitas guru, meningkatkan sarana dan prasarana sekolah serta akses informasi yang lengkap merata di seluruh daerah. (Nusantaranews-fakta dan opini, 25 November, 2009 . Sebagai solusinya, penentuan kelulusan peserta didik tahun ajaran 2010-2011 memperi mbangkan nilai Ujian Sekolah dan nilai rapor.

Krii k terhadap pengujian yang diselenggarakan oleh pemerintah dijumpai juga di negara yang sangat maju pendidikannya seperi Amerika Serikat (AS), baik terhadap nai onal test maupun state test. Kedua jenis pengujian tersebut juga dipandang sebagai pengujian berisiko i nggi. Terlebih dengan banyaknya kegagalan peserta didik menempuh nai onal test maupun state test dalam rangka program

Elementary and Secondary Educai on Act atau yang dikenal dengan No Child Let Behind (NCLB) tahun 2001. Krii k terhadap nai onal test dan/ ataupun state test dapat dilihat dari tulisan Heubert & Hauser (1999: 1-2), Mc Neil (2002: 4-5), (Cochran & Lytle, 2006: 668-693). Abrams (2007: 79-98), (Jehlen, 2007: 29-34). dan Garrison (2009: 15). Hampir semua negara bagian, sekolah, dan guru hanya berkonsentrasi untuk mengupayakan peserta didik berhasil menempuh state test. Banyak penyelenggaraan praksis pembelajaran lebih diorientasikan untuk dapat memahami tes atau diisi lahkan sebagai teaching for the test.

Bagaimana strategi yang terbaik untuk mengatasi permasalahan rendahnya hasil UN Biologi pada khususnya menjadi menarik untuk didiskusikan. Tindakan yang dilakukan oleh sekolah maupun guru untuk mengatasi rendahnya nilai UN pada umumnya melalui cara-cara instan. Misalnya, guru melakukan drill atau melai h peserta didik mengerjakan soal-soal UN melalui program khusus. Ada sekolah yang menyebut program khusus tersebut dengan nama “Program Pengayaan”. Ada pula yang menyebutnya “Program Jam Ke-Nol”. Langkah lain, guru memadatkan kurikulum dengan menyelesaikan kurikulum pada semester pertama kelas terakhir agar peserta didik lebih siap menghadapi UN.

(8)

PEMANF

ALAM MENEMPUH ULANGAN UMUM SER

TA UJIAN

SEK

OLAH D

AN UJIAN NASIONAL

UN juga dilakukan melalui kerja sama antara sekolah/MGMP dan LPTK. Ini hanya terjadi pada sekolah yang berada di kota melalui in-house training. Hasil survei Bambang Subali (2009) dengan mewawancarai sebagian besar guru Biologi kelas XII—yang mengajar di SMA di Kota Yogyakarta dan SMA Kategori Andalan di Kabupaten Sleman— menunjukkan bahwa untuk mendukung keberhasilan peserta didik lebih berkonsentrasi pada tes bentuk pilihan ganda serta membahas soal UN dan seleksi masuk PT. Tindakan lain yang lebih jitu masih perlu dibahas lebih lanjut. Namun, sebelum membahasnya perlu dikaji apa hakekat belajar Biologi bagi peserta didik dan bagaimana penilaian seharusnya dilakukan dalam pembelajaran Biologi.

Hadirin yang saya muliakan

Hakekat Belajar Biologi

Biologi merupakan cabang atau bagian sains. Dengan demikian, praksis pembelajaran biologi mengikui hakekat belajar sains. Hakekat belajar sains adalah belajar melakukan penyelidikan dengan menerapkan proses ilmiah yang melibatkan berbagai keterampilan proses sains untuk menemukan konsep sains yang baru (Carin & Sund, 1989: 68; Brum & McKane,1989: 10), Secara khusus, Carin & Sund (1989: 68-69) menyatakan bahwa belajar sains adalah belajar untuk melakukan proses penemuan dengan melibatkan berbagai keterampilan.

Penemuan konsep sains dapat dilakukan melalui kegiatan penyelidikan, baik melalui metode eksperimen maupun metode observasi (Ludwig & Reynold, 1988: 1). Ada beragam keterampilan proses sains, baik keterampilan yang berkaitan dengan kegiatan penyelidikan, baik yang berkaitan dengan kegiatan merancang dan melaksanakan penyelidikan, maupun kegiatan untuk melaporkan hasilnya. Keterampilan proses sains yang berkaitan dengan perancangan penyelidikan antara lain keterampilan mengidenifi kasi

(9)

PEMANF

ALAM MENEMPUH ULANGAN UMUM SER

TA UJIAN

SEK

OLAH D

AN UJIAN NASIONAL

sains yang berkaitan dengan pelaksanaan penyelidikan antara lain keterampilan melakukan pengamatan, pengukuran, mengoleksi data, menginterpretasi data, mengklasifi kasi data, mengkreasi model/

grafi k, dan membuat simpulan umum. Keterampilan proses sains

yang berkait dengan kegiatan pelaporan hasil penyelidikan adalah keterampilan menyajikan laporan baik secara tertulis maupun secara lisan, serta membuat keputusan dan prediksi ke depan untuk melakukan penyelidikan selanjutnya (Carin & Sund, 1989: 68; Brum & McKane,1989: 10; Towle,1980: 16-31). Proses ilmiah yang tersusun dalam suatu urutan tertentu dan digunakan untuk memecahkan suatu permasalahan biologi yang dihadapi menjadi suatu rangkaian proses ilmiah disebut dengan metode ilmiah (Towle,1980: 16-31).

Collet e maupun Gega (Djohar, 1989: 10) membagi keterampilan melakukan proses sains menjadi dua macam, yakni keterampilan dasar dan keterampilan terpadu/terintegrasi. Keterampilan dasar melipui kegiatan observasi, klasifi kasi, pengukuran, komunikasi,

inferensi, dan prediksi. Keterampilan terpadu melipui kegiatan merumuskan hipotesis, mengontrol variabel, merumuskan masalah, dan menginterpretasi data. Rezba et. al. (1995: 1) membagi keterampilan proses sains menjadi keterampilan proses sains yang paling sederhana—seperi keterampilan mengamai atau mencandra; kemudian keterampilan proses yang lebih i nggi—berupa keterampilan seperi mengukur, mengklasifi kasi; dan keterampilan teri nggi berupa

keterampilan bereksperimen. Bryce et. al., (1990: 2) membagi keterampilan proses sains menjadi keterampilan proses sains dasar (basic process science skill) dan keterampilan melakukan invesi gasi (invesi gai on skill) secara terintegrasi. Keterampilan proses sains dasar terdiri atas keterampilan dasar (basic skill) dan keterampilan mengolah/memroses (process skill).

(10)

PEMANF

ALAM MENEMPUH ULANGAN UMUM SER

TA UJIAN

SEK

OLAH D

AN UJIAN NASIONAL

berbentuk pertanyaan terbuka (Collet e & Chiappet a, 1994: 142-150). Menurut Karlan (2000: 13-18), praksis pembelajaran biologi akan dapat dijadikan tantangan yang memikat peserta didik apabila dilaksanakan melalui kegiatan yang berpusat pada peserta didik. Strategi untuk membelajarkan kreai vitas peserta didik dapat dilakukan dengan cara membantu perkembangan imajinasi dan khayalan, yakni dengan menyediakan peluang untuk melakukan penulisan yang kreai f. Selain itu, dapat dilakukan dengan menerapkan i ndakan yang bersifat interdisipliner dan menyajikan pemecahan permasalahan yang menawarkan bermacam-macam perspeki f dari sudut pandang yang berbeda-beda. Pemberian kesempatan kepada peserta didik untuk belajar melalui model proyek juga akan sangat membantu. Demikian pula, pemanfaatan pirani teknologi untuk memecahkan masalah dan pemanfaatan internet, baik untuk mencari informasi maupun untuk mempromosikan hasil kerja peserta didik, juga sangat membantu. Guru dapat menerapkan kerangka kurikulum dengan pola teaching for intellectual and emoi onal learning yang memuat komponen kreai vitas disertai dengan memasukkan pola berpikir divergen. Guru juga perlu menerapkan model pembelajaran sesuai dengan kebutuhan, karakterisi k, dan gaya belajar sei ap peserta didik (Burke, 2007: 58-63).

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan memberi keleluasaan bagi sekolah untuk mengembangkan kompetensi peserta didik. Di dalam Pasal 1 ayat (2) Permendiknas Nomor 24 Tahun 2006 dinyatakan bahwa

“Satuan pendidikan dasar dan menengah dapat mengembangkan kurikulum dengan standar yang lebih i nggi dari Standar Isi sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Standar Kompetensi Lulusan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.”

(11)

PEMANF

ALAM MENEMPUH ULANGAN UMUM SER

TA UJIAN

SEK

OLAH D

AN UJIAN NASIONAL

mengubahnya. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan sei ap ada kesempatan saya berinteraksi dengan guru SMP dan SMA, baik melalui pelai han maupun penelii an, hanya SMA RSBI yang menerapkannya.

Sebagai acuan guru untuk mengembangkan target pembelajaran dapat mengacu kepada pendapat Det mer (2006: 73). Menurut Det mer, hasil belajar yang ditargetkan hendaknya menjadi satu kesatuan (unify). Ari nya, jika peserta didik belajar berbuat/melakukan sesuatu (doing) maka akan melibatkan proses berpikir (thinking) pada domain kognii f, proses merasakan (feeling) pada domain afeki f, proses mengindera dan gerak (sensing and moving) pada domain sensorimotor, dan proses interaksi (interaci ng) pada domain sosial. Dengan demikian, hasil belajar yang diperoleh adalah untuk merealisasikan pemenuhan diri (to realize self-fulfi llment) sebagai manusia seutuhnya. Dalam hal ini, peserta didik dapat memperoleh pengetahuan (gain knowledge) dari domain kognii fnya. Dari domain afeki f, peserta didik dapat mengembangkan pengeri an diri (to develop self-understanding). Dari domain sensorimotor, peserta didik dapat memelihara ekspresi diri (to nurture self expression). Kemudian dari domain sosial, peserta didik mampu mempererat sosialisasi dengan orang lain (to culi vate socializai on). Hasil belajar yang diperoleh peserta didik juga tergantung kepada model pembelajaran yang diterapkan. Jika guru hanya menerapkan model pembelajaran berbasis

(12)

PEMANF

ALAM MENEMPUH ULANGAN UMUM SER

TA UJIAN

SEK

OLAH D

AN UJIAN NASIONAL

Tabel 1. Domain yang dikembangkan dalam Pembelajaran

No. Domain

kognii f Domain afeki f

Domain

sensorimotor Domain sosial Kesatuan (Unity) Pembelajaran berbasis basic learning, guru membimbing sampai peserta didik menguasai kompetensi yang ditetapkan sehingga menggunakan pendekatan mastery learning.

1 Know Receive Observe Relate Perceive

2 Comprehend Respond React Communicate Understand Pembelajaran berbasis applied learning, guru sebagai pengarah dan i ap kelompok menerapkan konsep atau kinerja pada situasi baru sehingga menggunakan pendekatan

autheni c learning

3 Apply Value Act Pari cipate Use

4 Analyze Organize Adapt Negoi ate Diff ereni ate

5 Evaluate Internalize Autheni cate Adjudicate Validate

Pembelajaran berbasis ideai onal learning, guru sebagai fasilitator sehingga penggunaan pendekatan individual learning

6 Synthesize Characterize Harmonize Collaborate Integrate

7 Imagine Wonder Improvise Inii ate Venture

8 Create Aspire Innovate Convert Originate

(Sumber: Det mer, 2006: 73 ).

Kei ka merumuskan SK dan KD, guru dapat memperkaya hasil belajar dengan memasukkan proses sains di dalamnya, agar lebih komprehensif. Sebagai contoh, SK dalam Standar Isi Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tertulis “4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem”. SK tersebut dapat diubah menjadi “4. Menganalisis hubungan antara komponen ekosistem, perubahan materi dan energi serta peranan manusia dalam keseimbangan ekosistem melalui kegiatan penyelidikan”.

(13)

PEMANF

ALAM MENEMPUH ULANGAN UMUM SER

TA UJIAN

SEK

OLAH D

AN UJIAN NASIONAL

Hadirin yang saya muliakan

Penilaian Hasil Belajar Biologi

Tujuan utama pendidikan adalah meningkatkan kemampuan untuk berpikir, mengeri , dan menampilkan kinerja pada diri peserta didik. Untuk itu, basis pengetahuan untuk berpikir dan mengeri sangat diperlukan untuk mendemonstrasikan kinerja yang dikuasai. Oleh karena itu, diperlukan banyak metode penilaian untuk dapat mengukur keberhasilan belajar. Tidak ada format tanggal pengujian yang dapat menyediakan gambaran yang lengkap tentang seluruh hasil kegiatan belajar peserta didik (Banicky & Foss, 2000: I-4). Sei ap metode penilaian memiliki kelebihan dan kelemahan. Pengujian tertulis i dak dapat untuk mengukur kinerja, tetapi tetap berguna untuk mengukur penguasaan basis pengetahuan, termasuk basis pengetahuan untuk menampilkan kinerja (Ebel & Frisbie, 1986: 30-36).

Penilaian pembelajaran sains difokuskan kepada keberhasilan peserta didik untuk menyelesaikan tugas yang terkait dengan proses sainifi k dalam sains. Keterampilan proses sains merupakan

keterampilan kinerja (performance skill). Keterampilan proses sains memuat dua aspek keterampilan, yakni keterampilan kognii f (cognii ve skill)—keterampilan intelektual maupun pengetahuan dasar yang melatarbelakangi penguasaan keterampilan proses sains— dan keterampilan sensorimotor (sensorimotor skill)—keterampilan koordinasi gerak selama proses sains memerlukan gerak tersebut. Dengan demikian, menilai keberhasilan belajar biologi sebagai dari sains adalah menilai kinerja peserta didik melakukan kerja ilmiah menemukan konsep biologi (Hibbard, t.t.: 17-35).

Performansi/kinerja yang dilakukan peserta didik sebagai hasil belajar selama proses pembelajaran berlangsung dapat diukur dengan menggunakan teacher paper and pencil checklist, self/peer checklist,

teacher opi cal scanned checklist, teacher rai ng sheet, individual performance within a group rai ng form atau melalui interview (Rezba

(14)

PEMANF

ALAM MENEMPUH ULANGAN UMUM SER

TA UJIAN

SEK

OLAH D

AN UJIAN NASIONAL

Teknik penilaian melalui pengamatan oleh guru sangat cocok untuk menilai hasil belajar yang terkait dengan (a) keterampilan laboratorium, (b) pemecahan masalah, (c) kelancaran proses berpikir, (d) pemahaman konsep, (e) keterampilan berkomunikasi, (f) keterampilan berinteraksi dalam kelompok kecil, dan (g) keterampilan dalam membuat hubungan/koneksi (Glencoe, t.t., 6-7). Dengan demikian, fokus penilaian hasil belajar biologi adalah kinerja peserta didik dalam menguasai keterampilan proses sains yang terangkum dalam metode ilmiah dalam penemuan konsep biologi sebagai bagian dari sains. Agar kreai vitas peserta didik dapat terukur dengan baik, maka guru perlu memperluas teknik penilaian yang digunakan untuk menilai peserta didik (Burke, 2007: 58-63).

Rendahnya penguasaan keterampilan proses sains dalam mata pelajaran Biologi di SMA dapat dilihat dari hasil penelii an Bambang Subali (2009) yang menggunakan model pengukuran pola divergen. Penelii an tersebut melaporkan bahwa i dak adanya peningkatan penguasaan keterampilan proses sains yang sejalan dengan peningkatan jenjang kelas. Dengan menggunakan penskalaan politomus i ga kategori, ternyata peserta didik kelas XI IPA memiliki skor teri nggi. Ini kemudian diikui peserta didik kelas X dan kelas XII IPA. Dari 13 SMA yang ditelii , hanya ada empat SMA yang menunjukkan skor terendah pada peserta didik kelas X, diikui dengan skor kelas XII IPA sama atau lebih i ggi dari kelas XI IPA. Hasil penelii an Bambang Subali (2010) menggunakan item pengukur keterampilan divergen beserta modifi kasinya menjadi

item pengukur kreai vitas menghasilkan sejumlah item ditengarai bias berdasarkan lokasi dan jenjang kelas. Hal ini dapat dimaknai bahwa dari sisi pembelajaran dapat diari kan adanya perbedaan pengalaman yang diperoleh peserta didik antarlokasi dan antarkelas. Oleh karena itu, perlu adanya upaya guru meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berlai h berpikir divergen dan kreai f.

(15)

PEMANF

ALAM MENEMPUH ULANGAN UMUM SER

TA UJIAN

SEK

OLAH D

AN UJIAN NASIONAL

membuat inferensi dan yang termudah adalah membuat prediksi. Untuk keterampilan invesi gasi, yang paling sukar melaporkan hasil invesi gasi dan yang paling mudah adalah merancang invesi gasi. Nilai rata-rata i ngkat kesukaran item mulai dari keterampilan dasar, keterampilan mengolah/memroses, dan keterampilan melakukan invesi gasi menunjukkan ada gradasi yang meningkat, yakni mulai dari yang paling mudah ke yang paling sukar. Hasil ini sama dengan hasil kei ka dilakukan uji coba secara terpisah. Namun, hasil penelii an Bambang Subali (2011) dalam pengukuran kreai vitas peserta didik SMA di DIY dan Jateng, menunjukkan sedikit perbedaan. Pertama, kemampuan kreai vitas dalam keterampilan dasar, yang tersukar adalah dalam melakukan keterampilan mengukur, sedangkan yang termudah tetap sama, yakni dalam melakukan pengamatan. Untuk keterampilan memroses, yang tersukar adalah keterampilan memilih prosedur, sedangkan yang termudah dalam membuat inferensi/ simpulan data. Untuk keterampilan invesi gasi, yang paling sukar merancang invesi gasi dan yang paling mudah adalah melaksanakan invesi gasi. Kei dakselarasan hasil pada kedua laporan tersebut dapat dimaknai bahwa pengembangan pola berpikir divergen dan berpikir kreai f di sekolah yang ditelii i dak terfasilitasi dengan baik dalam proses pembelajaran. Akibatnya, berbeda kelompok berbeda pula jenis kesulitan yang dihadapi. Hal ini sangat dimungkinkan mengingat hampir semua SK dan KD yang ada di dalam Standar Isi dalam Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 untuk SMA i dak secara eksplisit memuat rumusan target pembelajaran fase mengkreasi.

Kelemahan peserta didik pada mata pelajaran Biologi di SMA i dak hanya dalam penguasaan keterampilan proses sains tetapi juga pada penguasaan produk sains. Hal ini dapat dilihat pada kegagalan peserta didik penyelesaian ujian bentuk uraian non-objeki f dalam mengikui

(16)

PEMANF

ALAM MENEMPUH ULANGAN UMUM SER

TA UJIAN

SEK

OLAH D

AN UJIAN NASIONAL

Det mer (2006: 77-78) mengusulkan konsep penilaian hasil belajar berbasis pengembangan domain pada diri peserta didik. Ari nya bahwa sei ap penilaian harus sesuai dengan macam dan fase domain yang dikembangkan dalam praksis pembelajaran. Pengembangan domain kognii f peserta peserta didik dalam praksis pembelajaran di antaranya dapat mencakup kemampuan merencanakan dan melakukan pemecahan masalah, memberikan contoh, memformulasi konsep, memverifi kasi, mengrii k, menyerifikasi, merevisi, memberikan

ide yang unik. Pengembangan domain afeki f di antaranya dapat mencakup kegairahan/keantusiasan, rasa ingin tahu, kepercayaan diri, kemampuan mengarahkan diri, ketegasan memilih hal-hal yang posii f, pemahaman terhadap diri sendiri, komitmen, fantasi/khayalan yang bersifat membangun, penyesuaian diri, keluwesan menghadapi orang lain, azas mengutamakan orang lain, mengenali jiwa orang lain, kemampuan bereaksi, dan masih banyak lagi yang lain. Pengembangan domain sensorimotor di antaranya mencakup keterampilan fi sik,

daya tahan, kesehatan, kecakapan atau penguasaan mengungkapkan diri, pengendalian, kebugaran, usaha-usaha untuk melakukan, keunggulan/kemenangan, dan adaptasi. Pengembangan domain sosial di antaranya mencakup di antaranya keikutsertaan, komunikasi, kerja sama/kolaborasi, kerja sama kelompok, kontribusi, kompromi, kepemimpinan, pendamaian, negosiasi terhadap kesewenang-wenangan, kehormatan, modeling, bantuan kepada yang lain. Untuk itu, penilaian yang dilakukan harus mencakup hal-hal tersebut.

Hadirin yang saya muliakan

Classroom assessment for learning

(17)

PEMANF

ALAM MENEMPUH ULANGAN UMUM SER

TA UJIAN

SEK

OLAH D

AN UJIAN NASIONAL

benar-benar dapat saling melengkapi (complementary fi t). Menurut Drake (2007: 67), penilaian bukan hanya sebagai bagian dari suatu kegiatan belajar (assessment of learning), tetapi penilaian juga untuk meningkatkan pembelajaran (assessment for learning). Selain itu, penilaian berfungsi untuk memajukan peserta didik dalam belajar (assessment as learning). Oleh karena itu, pembelajaran yang sepenuhnya mengacu kepada pengujian justru i dak akan memberi nilai posii f bagi kemajuan peserta didik.

Kenyataan umum di lapangan, guru melakukan ulangan yang biasa disebut dengan “ulangan harian”, yang hasilnya sebagai dasar untuk menilai prestasi peserta didik dalam menguasai kompetensi dasar. Ulangan tersebut sejalan dengan pengeri an “ulangan harian” yang didifi nisikan dalam Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007. Jadi,

penilaian dilakukan semata-mata untuk menunjukkan posisi dan prestasi peserta didik (grading & profi ciency level). Hal ini menunjukkan bahwa orientasi guru dalam melakukan penilaian semata-mata dalam konteks penilaian sumai f dalam pendekatan konvensional/tradisional di mana penilaian untuk menetapkan peserta didik dalam menempuh suatu program, sebagaimana dikemukakan oleh Brooks (2002: 18).

Gronlund (1998: 13-29) membedakan penilaian formai f dan sumai f serta i ndakan yang harus dilakukan guru berkait dengan kedua penilaian tersebut. Penilaian formai f dilaksanakan untuk memantau kemajuan belajar peserta didik. Peserta didik yang i dak dapat mencapai kompetensi yang ditargetkan harus dibantu dengan remediasi secara individual atau kelompok. Untuk itu, diperlukan penilaian diagnosi k untuk menyelidiki pada bagian mana peserta didik yang bersangkutan mengalami kesulitan belajar. Kepada peserta didik yang i dak mengalami kesulitan diberi umpan balik untuk menguatkan proses belajarnya. Sementara, penilaian sumai f adalah penilaian untuk menetapkan hasil belajar tahap akhir. Bila peserta didik gagal maka diberi i ndakan berupa addii onal learning experience. Peserta didik yang berhasil diberi serifi kat sebagai tanda bahwa ia telah berhasil

menguasai kompetensi.

(18)

PEMANF

ALAM MENEMPUH ULANGAN UMUM SER

TA UJIAN

SEK

OLAH D

AN UJIAN NASIONAL

didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan, dan melakukan perbaikan pembelajaran, seharusnya dimaknai sebagai ulangan untuk tujuan penilaian formai f. Dengan sendirinya, hasil yang diperoleh i dak diperi mbangkan atau dimasukkan sebagai bagian untuk menentukan nilai akhir.

Prinsip pengayaan ditujukan untuk memperkuat aspek kompetensi yang sudah dikuasai oleh peserta didik, dan prinsip remediasi ditujukan untuk memperbaiki aspek kompetensi yang belum dikuasai oleh peserta didik. Oleh karena itu, idealnya guru harus memilah mana aspek kompetensi yang belum dan yang sudah dikuasai peserta didik. Jadi, bukan sekedar membagi peserta didik yang sudah mencapai dan yang belum mencapai KKM. Konsentrasi i ndakan bagi peserta didik yang pencapaian hasil belajarnya di bawah KKM, dapat ditekankan pada program perbaikan untuk membenahi aspek kompetensi yang belum dicapai. Namun, bagi peserta didik yang i dak tergolong ke dalam kelompok lamban belajar, akan sangat dimungkinkan untuk memperoleh program perbaikan dan pengayaan seperi yang diperoleh kelompok yang sudah mencapai KKM namun belum mencapai penguasaan 100%.

Sesudah i ndakan remediasi diberikan kepada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar, perlu dilakukan penilaian formai f kembali sebelum memasuki pembelajaran pokok bahasan selanjutnya. Dengan adanya penilaian formai f kembali maka akan diketahui apakah masih ada peserta didik yang mengalami kesulitan belajar sebelum masuk ke pokok bahasan selanjutnya (Guskey, 2007: 63-77).

Black et.al. (2005: 6) menyatakan bahwa assessment for learning

(19)

PEMANF

ALAM MENEMPUH ULANGAN UMUM SER

TA UJIAN

SEK

OLAH D

AN UJIAN NASIONAL

Konsep penilaian untuk pembelajaran (assessment for learning) pada awalnya dikembangkan di Inggris. Ada empat elemen penilaian untuk pembelajaran. Pertama adalah pemberian umpan balik tertulis. Ini memiliki dampak langsung terhadap kinerja peserta didik dalam pembelajaran dan mendorong peserta didik untuk memperbaiki kelemahannya. Kedua adalah waktu pemberian umpan balik. Waktu pemberian umpan balik yang tepat yaitu saat peserta didik telah berupaya menyelesaikan suatu masalah sehingga akan dapat menyelesaikannya dengan lebih seksama. Kei ga adalah pemberian bantuan yang dibutuhkan peserta didik saat mereka mengalami kesulitan. Hal ini lebih efeki f dibandingkan memberikan pemecahan permasalahan sepenuhnya secara lengkap. Keempat adalah penerapan penilaian diri dengan memberikan informasi tentang target yang ingin dicapai, posisi peserta didik dalam pencapaian target, dan pemahaman cara peserta didik mengatasi kesenjangan posisi mereka dari target yang diinginkan. Ini akan sangat efeki f dalam meningkatkan capaian target yang diharapkan (Muijs & Raynold, 2008: 376-377).

(20)

PEMANF

ALAM MENEMPUH ULANGAN UMUM SER

TA UJIAN

SEK

OLAH D

AN UJIAN NASIONAL

menantang peserta didik guna merefl eksikan, menguji, dan memikirkan

kembali gagasan yang paling utama dalam belajar sains (Karlan, 2000: 13-18). Selain menerapkan penilaian yang auteni k dan menggunakan berbagai penilaian alternai f untuk menilai peserta didik dalam pembelajaran sains, guru harus dapat menggunakan penilaian sebagai fasilitas yang dibutuhkan peserta didik dapat belajar sains di kelas secara berkelanjutan (classroom assessment for learning). Dengan kata lain, antara asesmen dan pembelajaran benar-benar menjadi satu kesatuan yang saling melengkapi sehingga peserta didik akan dapat mencapai performansi yang ditargetkan (Rezba et.al., 1995: x-xi)

Si ggins (2002: 1-2) menyatakan bahwa untuk memperbaiki prestasi peserta didik di AS hendaknya pemerintah memberikan perhai an yang besar terhadap peran assessment for learning. Melalui assessment for learning, peserta didik dapat dibantu untuk mencapai prestasinya masing-masing. Si ggins berpendapat sudah seharusnya pemerintah memberikan perhai an yang seimbang dalam mengembangkan assessment of learning dalam bentuk pengujian berskala besar—yang diselenggarakan pemerintah, dan classroom assessment for learning untuk memperbaiki praki k pembelajaran di kelas. Penilaian harus dilakukan sei ap ia bertemu muka dengan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran, bukan hanya berdasarkan kegiatan ulangan. Dengan demikian, guru dapat memberi gambaran yang lebih riil tentang prestasi peserta didik secara individual.

(21)

PEMANF

ALAM MENEMPUH ULANGAN UMUM SER

TA UJIAN

SEK

OLAH D

AN UJIAN NASIONAL

berbasis standar seperi UN dan seleksi masuk ke PT.

Harlen (2007: 116-135) mengui p pernyataan Assessment Referenced Group (ARG) mengemukakan bahwa pada umumnya di AS ada i ga hambatan utama untuk mengimplementasikan penilaian formai f untuk pembelajaran. Pertama, praksis penilaian hanya untuk tujuan menetapkan peringkat posisi peserta didik (grading) atau untuk menetapkan kecakapan peserta didik (profi ciency level). Kedua, i dak ada kesadaran guru terhadap kebutuhan peserta didik. Kei ga, guru hanya fokus kepada penguasaan peserta didik terhadap hasil nai onal and statewide test.

Bagaimanapun hebatnya perbaikan proses pembelajaran, akan menjadi bias kei ka guru i dak mampu melakukan penilaian dengan benar. Oleh karena itu, hal yang patut diperhai kan dalam penerapan KTSP yang merupakan kurikulum berbasis kompetensi adalah ketepatan dalam menerapkan pengujian beracuan kriteria. Dalam hal ini, acuan yang dapat digunakan adalah tulisan Frisbie (2005: 21-28). Menurut Frisbie, pada pengujian beracuan norma, indeks kesulitan item harus moderat dan indeks daya beda harus i nggi. Selain itu, variabilitas skor harus i nggi pula, dan esi masi error harus memiliki koefi sien reliabilitas i nggi. Sebaliknya, pada pengujian beracuan

kriteria, indeks kesulitan item i dak menjadi isu (boleh dari rendah sampai i nggi tergantung tujuan penilaian), indeks daya beda yang peni ng i dak negai f. Variabilitas skor boleh berharga nol bila memang semua peserta didik mutlak gagal atau mutlak berhasil. Esi masi error

harus memiliki konsistensi yang i nggi untuk pengambilan keputusan. Dengan demikian, jangan sampai item untuk tujuan pengujian hasil belajar dianalisis menggunakan kriteria item untuk tujuan seleksi.

(22)

PEMANF

ALAM MENEMPUH ULANGAN UMUM SER

TA UJIAN

SEK

OLAH D

AN UJIAN NASIONAL

baik dan dapat memberikan buki empiris atas soal-soal ujian sekolah yang diujikan, termasuk soal bentuk uraian yang berpeluang untuk mengukur kemampuan berpikir divergen sebagai salah satu tahapan berpikir kreai f.

Tindakan penilaian untuk menemukenali kemajuan belajar peserta didik sekaligus harus diari kan sebagai i ndakan untuk menemukenali peserta didik yang mengalami kesulitan belajar. Upaya menemukenali peserta didik yang mengalami kesulitan belajar merupakan langkah peni ng dalam menerapkan assessment for learning. Menurut Marwaha (2009: 1-2) banyak cara untuk menemukenali adanya kegagalan atau kesulitan belajar yang dialami peserta didik. Pertama, didasarkan pada prestasi akademis peserta didik dan berdasarkan perilaku peserta didik selama proses pembelajaran. Dari sisi prestasi akademik, guru dapat melacaknya melalui interaksi kelas. Peserta didik yang mengalami kesulitan belajar kei ka ditanya i dak menjawab, memberikan jawaban yang salah, atau menjawab dengan kalimat yang kacau. Peserta didik yang mengalami kesulitan belajar i dak dapat mengerjakan tugas dengan benar, bahkan hanya mengkopi pekerjaan teman. Selain itu, guru dapat mengetahuinya dari hasil pengujian. Peserta didik yang mengalami kesulitan belajar i dak mampu mengerjakan soal ujian dengan baik. Apabila diberi ujian tertulis bentuk uraian i dak mampu menjawab sama sekali atau i dak mampu menyusun kalimat dengan baik meskipun sudah berkali-kali menggani jawaban. Bila ada kesempatan, ia akan mencontoh pekerjaan pasangan duduknya. Dari aspek perilaku peserta didik selama proses pembelajaran, guru dapat melacaknya melalui sikap peserta didik. Peserta didik yang mengalami kesulitan belajar i dak menunjukkan minat belajar, lesu, menghindari pertanyaan guru—dengan menunduk misalnya. Peserta didik bersikap pasif dalam diskusi atau kerja kelompok. Peserta didik juga menghindar untuk hadir di kelas dengan berbagai alasan. Selama pembelajaran berlangsung, peserta didik bermain-main dengan buku catatannya, seperi menggambar atau membuat coretan-coretan. Dengan demikian, classroom assessment for learning jangan hanya diari kan secara fi sik sebagai i ndakan yang selalu diawali dengan

(23)

PEMANF

ALAM MENEMPUH ULANGAN UMUM SER

TA UJIAN

SEK

OLAH D

AN UJIAN NASIONAL

Dari Uraian di atas maka diperlukan adanya pemetaan yang jelas antara kedudukan penilaian untuk tujuan formai f dalam upaya memperbaiki pembelajaran Biologi di kelas, penilaian untuk tujuan sumai f guna menggambarkan keberhasilan peserta didik belajar Biologi dalam skala kelas, baik melalui ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas, dan Usek, serta penilaian untuk tujuan sumai f guna menggambarkan keberhasilan peserta didik belajar Biologi dalam skala besar melalui UN. Penyelenggaraan UN dilaksanakan dengan merujuk pendapat Ebel & Frisbie (1986: 30-36) bahwa tes tertulis i dak dapat untuk mengukur performansi, tetapi tetap berguna untuk mengukur penguasaan basis pengetahuan, termasuk basis pengetahuan bagi peserta didik untuk menampilkan performansinya. Jadi, bukan sekedar pengujian yang didominasi dengan pengetahuan fakta yang selama ini banyak ditampilkan. Sementara pengujian skala mikro asesmen kelas melalui ulangan semester, ulangan kenaikan kelas, dan Usek digunakan untuk menilai penguasaan performansi kreai vitas peserta didik dalam menerapkan keterampilan proses sains untuk menemukan konsep biologi yang baru. Dalam hal ini, termasuk di dalamnya pengujian melalui ujian praki k dalam penyelenggaraan Usek.

Hadirin yang saya muliakan

Simpulan dan Rekomendasi

Sebagai akhir pidato pengukuhan ini, izinkan saya menyampaikan beberapa simpulan. Pertama, kegagalan peserta didik dalam menempuh UN mata pelajaran Biologi sebagai pengujian berisiko i nggi akan dapat diatasi apabila classroom assessment for learning

diterapkan dengan baik. Kedua, classroom assessment for learning

(24)

PEMANF

ALAM MENEMPUH ULANGAN UMUM SER

TA UJIAN

SEK

OLAH D

AN UJIAN NASIONAL

yang mendukung keberhasilan peserta didik dalam menempuh pengujian berbasis standar. Adapun rekomendasi yang dapat saya usulkan adalah peni ngnya peningkatan kemampuan guru Biologi SMA dalam menyelenggarakan kegiatan classroom assessment for learning

untuk membantu peserta didik mencapai keunggulan dalam belajar sehingga mampu meraih prestasi yang i nggi pada semua pengujian, baik ulangan semester, ulangan kenaikan kelas, Usek, maupun UN.

Hadirin yang saya hormai

Sebagai penutup pidato pengukuhan ini, izinkanlah saya menyampaikan ungkapan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mendorong, membantu, dan memfasilitasi dalam meraih jabatan akademik Guru Besar yang dikukuhkan pada hari ini. Pada kesempatan ini pula perkenankanlah saya mengajukan permohonan maaf setulus-tulusnya kepada semua pihak yang telah saya lukai perasaan, pikiran, dan i ndakannya, semoga Allah Swt mengampuni dosa saya.

Atas kepercayaan dan pengangkatan saya menjadi Guru Besar dalam bidang ilmu Penilaian Pendidikan Biologi pada Fakultas Matemaika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta, oleh Pemerintah Republik lndonesia, saya menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang saya hormai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Tim Penilai Angka Kredit Pusat, dan Kepala Bio Kepegawaian. Semoga Allah Swt selalu memberikan kekuatan pada diri saya untuk dapat memenuhi kewajiban melakukan pengabdian dan pengembangan akademik di bidang ilmu yang saya tekuni.

(25)

PEMANF

ALAM MENEMPUH ULANGAN UMUM SER

TA UJIAN

SEK

OLAH D

AN UJIAN NASIONAL

Kepada Dekan dan para Wakil Dekan Fakultas Matemai ka dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Yogyakarta beserta Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Biologi, rekan-rekan dosen dan karyawan, saya ucapkan terima kasih dan penghargaan sei nggi-i ngginya atas dukungan, kerja sama, dan bantuannya sehingga saya dapat meraih jabatan Guru Besar ini. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga saya sampaikan kepada Prof. Kumaidi, Ph.D., Prof. Herawai Susilo, Ph.D., Prof, Dr. Djohar, M.S., dan Prof. Dr. Wuryadi, M.S. yang telah memeriksa berkas karya ilmiah saya.

Pada kesempatan ini, ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya saya sampaikan kepada Prof. Kumaidi, Ph.D. yang sudah meluangkan waktunya untuk berdiskusi dalam rangka saya menyiapkan draf naskah pidato ini, juga kepada Ibu Dra. MM Nuning Suisi ningsih, M.Pd. yang telah membantu mencermai nya dari aspek bahasa.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya saya sampaikan kepada i m penyelaras: Prof. Dr. Rochmat Wahab, M.Pd, M.A., Prof. Dr. Wuradji, M.S., Prof. Dr. Nurfi na Aznam, SU.Apt., Prof. Dr. Mundilarto,

M.Pd,, dan Prof. Dr. Haryadi, M.Pd., yang telah memeriksa naskah pidato ini.

Kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta, yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk menimba ilmu di Program S-3 Penelii an dan Evaluasi Pendidikan, juga kepada Dekan Fakultas Pascasarjana Universitas Gadjah Mada yang telah memberi kesempatan kepada saya untuk memperdalam bidang ilmu Biologi pada Program S-2 Ilmu Kehutanan, saya mengucapkan banyak terima kasih.

Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada Prof. Kumaidi, Ph.D. dan Prof. Dr. Djohar, M.S selaku promotor disertasi saya pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta, juga kepada Prof. Dr. Djoko Marsono dan Prof. Dr. Santoso selaku pembimbing tesis saya pada Fakultas Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Semoga bantuan dan bimbingannya mendapat pahala yang sebesar-besarnya dari Allah Swt.

(26)

PEMANF

ALAM MENEMPUH ULANGAN UMUM SER

TA UJIAN

SEK

OLAH D

AN UJIAN NASIONAL

satu persatu, yang telah membimbing saya dengan sabar dan tekun selama saya menempuh pendidikan di SDN Mangunrejo, SMPN Wonosobo, SMAN Wonosobo, Program Sarjana Muda Pendidikan Ilmu Hayat dan Program S-1 Pendidikan Biologi di IKIP Yogyakarta, Program S-2 Ilmu Kehutanan Fakultas Pascasarjana Universitas Gadjah Mada, dan Program S-3 Penelii an dan Evaluasi Pendidikan Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta, Semoga Allah membalas semua amalnya dengan pahala yang sebesar-besarnya.

Terima kasih yang sebesar-besarnya saya sampaikan kepada guru/ senior saya Prof. Djemari Mardapi, Ph.D., Prof. Dr. Saifuddin Azwar, M.A. dan Prof. Dr. Sutrisno, M.Ag. yang telah memberi dorongan dan semangat kepada saya untuk studi Program S-3 pada usia yang sudah tua, 54 tahun.

Kepada yang terhormat sesepuh saya, beliau Prof. Dr. Djohar, M.S. beserta Ibu, Prof, Dr. Wuryadi, M.S. beserta Ibu, Bapak Dr. Moh. Amin, M.A. (alm) beserta Ibu, Bapak Drs. Prawoto (alm) beserta Ibu, Bapak dr Abu Amar (alm) beserta Ibu (almh), terima kasih atas bimbingan dan pengarahannya selama ini.

Kepada rekan sejawat selama saya menjadi peserta didik pada Program S-1, S-2, dan S-3, yang sudah bahu membahu dan saling asah-asih-asuh, saya ucapkan banyak terima kasih.

Terima kasih saya sampaikan kepada Paklik dan Bulik Behan Sumardi, Paklik Iman Supangat (alm) dan Bulik (almh), Paklik dan Bulik Barodi, Kangmas Adi Prawoto (alm) dan Mbakyu (almh), Kamas Sujarwoto (alm) dan Mbakyu (almh), Kamas Margono (alm) dan Mbakyu (almh), Kangmas Soeyoedono (alm) dan Mbakyu sekeluarga yang telah menampung dan membimbing saya selama sekolah di SMPN dan SMAN Wonosobo, juga kepada Kangmas Kuntoro Basuki, S.H.,M.H. dan Kangmas Saparto, B.A (alm) sekeluarga yang telah menerima saya sebagai bagian dari keluarga sejak saya datang ke Yogyakarta untuk studi di IKlP Yogyakarta. Semoga menjadi amal baik seluruh keluarga.

(27)

PEMANF

ALAM MENEMPUH ULANGAN UMUM SER

TA UJIAN

SEK

OLAH D

AN UJIAN NASIONAL

telah mengasuh, mendidik, memberikan curahan kasih sayang, dan selalu melantunkan doa untuk keberhasilan anak-anaknya. Terima kasih yang sebesar-besarnya saya sampaikan kepada Ibu Mari yang telah melanjutkan tugas sebagai ibu, mendampingi Bapak saya, membimbing kami dalam menggapai cita-cita.

Kepada kakak dan adik saya, Mas Edi Subiyanto, Dik Rusdiyanto Herman, Dik Sri Hastui , Dik Yusuf Hidayat, Dik Nanik Wasiyatun (almh), Dik Bambang Supriyatno, atas kebersamaan dan dukungannya terutama di masa-masa lalu yang penuh tantangan sebagai anak Kepala SD yang hidup serba pas-pasan. Terima kasih pula saya sampaikan kepada Dik Krisna yang telah bergabung sebagai anak keluarga Maksudi Partosujitno, ikut mengarungi kehidupan kami bertujuh,

Kepada keluarga Mertua saya, Bapak Sadri Sudiarto (alm) dan Ibu Hartai (almh) serta Bapak Endri Isman (alm) dan Ibu Sriyai , terima kasih saya sampaikan telah menerima saya sebagai bagian dari keluarga dan memberikan bimbingan dan iringan doa. Terima kasih juga saya sampaikan kepada Pamanda KRT. H. Maryoso Wasito, B.A. dan Kangmas Letkol Purn. H. Mukri (alm) sekeluarga yang telah mewakili Mertua membimbing saya dan istri, sejak kami menikah dan i nggal di Yogyakarta.

Terima kasih saya sampaikan pada seluruh saudara saya dalam Keluarga Besar Eyang Buyut Karyorejo dan Eyang Buyut Erpadi yang selalu memberikan dorongan dan doa bagi saya sekeluarga untuk meraih keberhasilan ini. Terima kasih juga saya sampaikan kepada Pamanda H. Mugiono dan segenap keluarga Eyang Mangku yang selalu memberikan dorongan agar saya dapat meraih jabatan Guru Besar mengikui jejak adik Beliau, Pamanda Prof. Dr. Mugiadi (alm).

Selanjutnya secara khusus saya ucapkan terima kasih yang tak terhingga pada istri saya Et y Surastui , S.Pd. yang dengan sabar dan ikhlas mendampingi dan selalu memberi dorongan, dukungan, pengorbanan, dan doanya dalam mengantarkan saya mencapai jabatan Guru Besar ini.

(28)

PEMANF

ALAM MENEMPUH ULANGAN UMUM SER

TA UJIAN

SEK

OLAH D

AN UJIAN NASIONAL

suami, Ananda Urai Herman, S.STP,M.Ec.Dev; Ananda Anugrah Gamajai , S.E. yang selalu mendorong dan mendoakan keberhasilan saya, juga cucu yang lucu Michelle Tsuraya Zahrani dan Dwayne Fawwaz Athif, yang menghibur saya di sela-sela kesibukan untuk meraih jabatan akademik Guru Besar ini.

Demikianlah pidato pengukuhan ini saya sampaikan. Terima kasih kepada segenap hadirin yang saya muliakan atas kehadiran dan kesabarannya mengikui acara pidato ini, dan semoga Allah memberi imbalan dan rahmat-Nya. Mohon beribu maaf atas kata-kata yang i dak berkenan, semoga Allah memberikan ampunan, taufi q dan

hidayah-Nya.

Ya Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Pemilik seluruh kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada orang yang Engkau kehendaki, Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan-Mu segala kebaikan, sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam, Engkau keluarkan yang hidup dari yang mai , dan Engkau keluarkan yang mai dari yang hidup, dan Engkau berikan rezeki kepada orang yang Engkau kehendaki tanpa perhitungan. Ya Allah, jangan Engkau siksa kami sekiranya kami salah dan lupa. Janganlah Engkau pikulkan di pundak kami beban yang berat yang i dak sanggup kami memikulnya sebagaimana Engkau pikulkan kepada umat-umat sebelum kami, Ya Allah, janganlah Engkau pikulkan tanggung jawab yang melebihi kemampuan kami. Ya Allah limpahkanlah pahala kepada guru kami, saudara dan sahabat kami yang telah memberikan bimbingan, dorongan, dukungan, dan doa sehingga kami sekeluarga dapat mencapai keberhasilan. Maak anlah segala kesalahan kami, ampunilah dan rahmai lah kami, jadikanlah kami orang yang pandai bersyukur atas rahmat dan nikmat yang telah Engkau curahkan kepada kami.

(29)

PEMANF

ALAM MENEMPUH ULANGAN UMUM SER

TA UJIAN

SEK

OLAH D

AN UJIAN NASIONAL

DAFTAR PUSTAKA

Abrams, L.M. (2007). “Implicai ons of high-stakes tesi ng for the use formai ve classroom assessment”. In: J.H. McMillan. Formai ve classroom assessment: Theory into praci ce. New York: Teachers College Columbia University.

Bambang Subali & Pujiyai Suyata, (2011). Standardisasi penilaian hasil belajar pola konvergen dan divergen berbasis satuan pendidikan pada jenjang SMA. Laporan Penelii an. Tidak dipublikasikan. Yogyakarta: Lembaga Penelii an dan PPM Universitas Negeri Yogyakarta.

_______________. (2011). Pengukuran Kreai vitas Keterampilan Proses Sains dalam Konteks Assessment For Learning”. Cakrawala Pendidikan, Th. XXX, No. 1, Februari 2011, hlm. 130-144.

_______________. (2010) Bias item tes keterampilan proses sains pola divergen dan modifi kasinya sebagai tes kreai vitas. Jurnal

Penelii an dan Evaluasi Pendidikan. Tahun 14. No. 2. Desember 2010. hlm: 309-334.

________________. (2009). Pengukuran Keterampilan Proses Sains Pola Divergen Dalam Mata Pelajaran Biologi SMA di Provinsi DIY dan Jawa Tengah. Disertasi. Tidak dipublikasikan. Yogyakarta: Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta.

Banicky, L.A. & Foss, H.K. (2000). Assessing student learning [Versi elektronik]. Delaware: Delaware Educai onal Research and Development Center, University of Delaware. Diunduh pada tanggal 8 Agustus 2008.

Black,P., Harrison, Ch., Lee, Cl., Marshall, B., & Wiliam, D. (2005).

Assessment for Learning: Pui ng it into praci ce [Versi elektronik]. New York: Open University Press. Diunduh pada tanggal 11 Januari 2012.

Brooks, V. (2002). Assessment in secondary schools: The new teacher’s guide to monitoring, assessment, recording, repori ng, and accountability [Versi elektronik]. Buckingham: Open University Press. Diunduh pada tanggal 12 Desember 2011.

(30)

PEMANF

ALAM MENEMPUH ULANGAN UMUM SER

TA UJIAN

SEK

OLAH D

AN UJIAN NASIONAL

Bryce, T.G.K., McCall, J., MacGregor, J., Robertson, I.J., dan Weston, R.A.J. (1990). Techniques for assessing process skills in praci cal science: Teacher’s guide. Oxford: Heinemann Educai onal Books. Burke, A.A. (2007). The Benefi ts of Equalizing Standards and Creai vity:

Discovering a Balance in Instruci on [Versi elektronik]. Git ed Child Today, 30, 1, 58-63.

Carin, A.A. dan Sund, R.B. (1989). Teaching science through discovery. Columbus: Merrill Publishing Company.

Cochran, S.M. & Lytle, S.L. (2006). Troubling images of teaching in no child let behind [Versi elektronik]. Harvard Educai onal Review, 76, 4, 668-699.

Collete, A.T. & Chiappet a, EL. (1994). Sacience istruci on in the moddle and secondary scholls. 3-rd ed. New York: Macmillan Publishing Company.

Det mer, P. (2006). New Blooms in Established Fields: Four Domains of Learning and Doing [Versi elektronik]. Roeper Review, 28, 2, 70-78.

Djohar. (1989). Dimensi pendidikan sains menyongsong tahun 2000. Pidato pengukuhan sebagai guru besar dalam bidang pendidikan sains pada FPMIPA IKIP Yogyakarta. Diucapkan pada rapat senat terbuka IKIP Yogyakarta, tanggal 11-03-1989.

Drake, S.M. (2007). Creai ng standards-based integrated curriculum: Aligning curriculum, content, assessment and instruci on. 2-nd ed. Thousand Oaks, CA: Corwin Press.

Ebel, R.L. & Frisbie, D.A. (1986). Esseni als of educai onal measurement. 4-thed. New Jersey: Preni ce Hall, Inc.

Frisbie, D.A. (2005). Measurement 101: Some fundamentals revisited.

Educai onal Measurement: Issues and Praci ce [Versi elektronik]. Fall 2005. Vol. 24. No.3. pp.21 28. Diunduh pada tanggal 19 Agustus 2007.

(31)

PEMANF

ALAM MENEMPUH ULANGAN UMUM SER

TA UJIAN

SEK

OLAH D

AN UJIAN NASIONAL

Glencoe. (t.t.). Peroformance assessment in the science classroom. Profesional Glencoe Science series. New York: McGraw-Hill.

Gronlund, N.E. (1998). Assessment of student achievement, 9-th ed. Boston: Allyn and Bacon.

Guskey, Th. R. (2007). “Formai ve classroom assessment and Benjamin S. Bloom: Theory, research, and praci ce”. In: J.H. McMillan.

Formai ve classroom assessment: Theory into praci ce. New York: Teachers College Columbia University.

Harlen, W. (2007). “Formai ve classroom in science and mathemai cs”. In: J.H. McMillan. Formai ve classroom assessment: Theory into praci ce. New York: Teachers College Columbia University.

Heubert, J.P. & Hauser, R.M. (Editors). (1999). High Stakes: Tesi ng for Tracking, Promoi on, and Graduaion [Versi elektronik]. Washington, D.C.: Nai onal Academies Press. ht p://www.nap. edu/catalog/6336.html. Diunduh tanggal 29 Agustus 2009.

Hibbard, K.M. (t.t.). Performance assessment in the science classroom. New York: McGraw-Hill Companies.

IEA. (2004). TIMSS 2003 technical report: Findings frm IEA”s trends in internai onal mathemai cs and science study at fourth and eighth grades. Boston: TIMSS & PIRLS Internai onal Study Center.

Jehlen, A. (2007). Tesi ng how the sausage is made [Versi elektronik].

NEA Today, 25, 7, 29-34.

Jumadi, Bambang Subali, & Das Salirawai . (2011). Pengembangan bahan ajar mata pelajaran ipa berbasis ideai onal learning untuk mengenbangkan kreai vitas bagi SMP Rini san sekolah Berstandar internasional di provinsi DIY. Laporan Penelii an. Tidak dipublikasikan. Yogyakarta: Lembaga Penelii an dan PPM Universitas Negeri Yogyakarta.

Karlan, J.W. (2000). The biosphere challenge: Developing ecological literacy [Versi elektronik]. Green Teacher, 62, 13-18.

(32)

PEMANF

ALAM MENEMPUH ULANGAN UMUM SER

TA UJIAN

SEK

OLAH D

AN UJIAN NASIONAL

Kementerian Pendidikan Nasional. (2011). Panduan pemanfaatan hasil ujian nasional untuk perbaikan mutu pendidikan ujian nasional

2010/2011. Jakarta: Badan Peneliian dan Pengembangan

Pendidikan.

Kind, P. M. & Kind, V. (2007). Creai vity in science educai on: Perspeci ves and challenges for developing school science [Versi elektronik].

Studies in Science Educai on, 43, 1-37.

Ludwig, J.A. dan Reynold. J.F. (1988). Stai si cal ecology. New York: John Wiley and Sons.

Marwaha, Pr. (2009). Role of remedial teaching [Versi elektronik]. Ht p//:www.hicow.com/educai on/teacher/classroom-173494. html. Diunduh pada tanggal 2 Agustus 2010.

McNeil, L.M. (2002). Contradici ons of school reform: Educai onal costs of standardized tesi ng. [Versi elektronik]. New York: Taylor & Francis e-Library. Diunduh pada tanggal 11 Desember 2011. Michalko, M. (2000). Four steps toward creai ve thinking [Versi

elektronik].The Futurist; May/Jun 2000; 34, 3; ProQuest Educai on Journals. Diunduh tanggal 19 Agustus 2007.

Muijs, D. & Reynolds, D. (2008). Eff eci ve teaching: Teori dan aplikasi. (Terjemahan Helly Prajitno Soetjipto & Sri Mulyani ni Soecipta). London: Sage Publicai ons Ltd. (Buku asli diterbitkan tahun 2008).

Nusantaranews-fakta dan opini. (25 November, 2009). Mahkamah Agung Larang Ujian Nasional (UN) 2 010. Diunduh tanggal 31 Desember 2011.

Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia. (2007). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2007 Tentang Standar Penilaian Pendidikan untuk Satuan Pendidikan dasar dan Menengah.

________________________________________________. (2007).

(33)

PEMANF

ALAM MENEMPUH ULANGAN UMUM SER

TA UJIAN

SEK

OLAH D

AN UJIAN NASIONAL

tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

________________________________________________. (2006).

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2006 Tanggal 2 Juni 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

________________________________________________. (2006).

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 Tanggal 23 Mei 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

________________________________________________. (2006).

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 Tanggal 23 Mei 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Gonzales, P., Williams, T., Jocelyn, L., Roey, S., Kastberg, D., & Brenwald, S. (2008). Highlights from TIMSS 2007: Mathemai cs and science achievement of U.S. fourth-and eighth-grade students in an internai onal context. Washington, DC: Nai onal Center for Educai on Stai si cs, Insi tute of Educai on Sciences

Pucket , M.B. & Black, J.K. (1994). Autheni c assessment of the young child: Celebrai ng development and learning. New York: Merrill, and imprint of Macmillan College Publishing Company.

(34)

PEMANF

ALAM MENEMPUH ULANGAN UMUM SER

TA UJIAN

SEK

OLAH D

AN UJIAN NASIONAL

Si ggins, R.J. (2002). Assessment Crisis: The Absence of Assessment for Learning [Versi elektronik]. Kappan Professional Journal. Last updated 6 June 2002. URL: ht p://www.pdkintl.org/kappan/ k0206si .html. Copyright 2002 Phi Delta Kappa Internai onal. Diunduh tanggal 31 Desember 2011.

(35)

PEMANF

ALAM MENEMPUH ULANGAN UMUM SER

TA UJIAN 2. NIP/NIK : 19520112197803 1 002

/0012015204

3. Tempat/Tanggal Lahir : Wonosobo, 12 Januari, 1952 4. Golongan/Pangkat : IV-c/Pembina Utama Muda 5. Jabatan Akademik : Guru Besar

6. Jurusan/Fakultas : Jurusan Pendidikan Biologi/Fakultas Matemai ka dan Ilmu Pengetahuan Alam

7. Perguruan Tinggi : Universitas Negeri Yogyakarta 8. Alamat Perguruan Tinggi : Kampus Karangmalang, Jl. Kolombo

No. 1 Yogyakarta 55281. 9. Telp./Faks. Perguruan Tinggi : 0274) 565411 / (0274) 548203 10. Alamat Rumah : Jl. Mujair Raya No. 21 Perumnas

Minomartani, Ngaglik, Sleman, Daerah Isi mewa Yogyakarta 11. Telp. rumah/HP : (0274) 4332264/081227008500/

085878676000 12. Alamat e-mail : b_subali@yahoo.co.id

bambang.subali@gmail.com

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

PERGURUAN TINGGI STRATA BIDANG ILMU TAHUN LULUS 1. IKIP Yogyakarta Sarjana

Muda

Pendidikan Ilmu Hayat

1977

2. IKIP Yogyakarta S-1 Pendidikan Biologi 1980 3. Universitas Gadjah Mada S-2 Ilmu Kehutanan 1988 4. Universitas Negeri

Yogyakarta

S-3 Penelii an dan Evaluasi Pendidikan

(36)

PEMANF

ALAM MENEMPUH ULANGAN UMUM SER

TA UJIAN

SEK

OLAH D

AN UJIAN NASIONAL

C. MATA KULIAH YANG DIAMPU

PROGRAM NAMA MATA KULIAH

S-1 a. Evaluasi dan Remediasi Pembelajaran Biologi b. Biometri

c. Metodologi Penelii an Pendidikan Biologi d. Metodologi Penelii an Biologi

e. Rancangan Percobaan f. Biologi Tropika

S-2 Evaluasi Pembelajaran Sains S-3 Konstruksi Instrumen (Prerequisit)

D. PENGALAMAN PENELITIAN (6 TAHUN TERAKHIR)

TAHUN JUDUL PENELITIAN DAN SUMBER DANA

2006 Peningkatan Penguasaan Penerapan Prinsip Stai si ka untuk Menganalisis Data Melalui Metode Guided Inquiry pada mata Kuliah dan Mata Praki kum Stai si ka Program Studi S1 Pendidikan Biologi (Anggota) (Program Hibah A2)

2007 Aktualisasi Pembelajaran Berpusat pada Peserta didik SMA di Kabupaten Klaten (Ketua merangkap anggota) (Swadana) 2009 Pengukuran Keterampilan Proses Sains Pola Divergen dalam

Mata Pelajaran Biologi SMA di Provinsi DIY dan Jawa Tengah (Ketua merangkap anggota) (Hibah Disertasi)

2009 Pengembangan Bahan Ajar Mata Pelajaran IPA Berbasis

Ideai onal Learning Untuk Mengembangkan Kreai vitas Bagi SMP Rini san Sekolah Berstandar Internasional di Provinsi DIY. Tahun I (Anggota) (Hibah Bersaing)

20010 Pengukuran Kreai vitas Keterampilan Proses Sains dalam Mata Pelajaran Biologi SMA di Provinsi DIY dan Jawa Tengah (Ketua merangkap anggota) (Swadana)

2010 Pengembangan Bahan Ajar Mata Pelajaran IPA Berbasis

Ideai onal Learning Untuk Mengembangkan Kreai vitas Bagi SMP Rini san Sekolah Berstandar Internasional di Provinsi DIY. Tahun II (Anggota) (Hibah Bersaing)

(37)

PEMANF

ALAM MENEMPUH ULANGAN UMUM SER

TA UJIAN

SEK

OLAH D

AN UJIAN NASIONAL

TAHUN JUDUL PENELITIAN DAN SUMBER DANA 2011 Pengembangan Bahan Ajar Mata Pelajaran IPA Berbasis

Ideai onal Learning Untuk Mengembangkan Kreai vitas Bagi SMP Rini san Sekolah Berstandar Internasional di Provinsi DIY. Tahun III (Anggota) (Hibah Bersaing)

2011 Standardisasi Penilaian Hasil Delajar Pola Konvergen Dan Divergen Berbasis Satuan Pendidikan pada Jenjang SMA. Tahun II (Ketua) (Hibah Stranas)

E. KEGIATAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (6 TAHUN TERAKHIR)

TAHUN JENIS KEGIATAN

2006 Pelai han Sistem Asesmen Berbasis Kompetensi Wilayah (di Medan) (Penyelenggara: Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan Dan Ketenagaan Perguruan Tinggi Ditjen Diki )

2006 Pelai han Sistem Asesmen Berbasis Kompetensi (di Jakarta). (Penyelenggara: Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan Dan Ketenagaan Perguruan Tinggi Ditjen Diki ) 2006 Monitoring dan Evaluasi Penerapan pendekatan CTL IPA di

SMP untuk Wilayah Kalimantan Selatan (Penyelenggara: Direktorat PSMP)

2006 Pelai han KTSP Guru SMP dan SMA Kabupaten Pekalongan. (Penyelenggara: Kerja sama MKKS bekerjasama dengan FMIPA UNY)

2006 Pelai han KTSP Guru dan Kepala sekolah SMA Kabupaten Klaten. (Penyelenggara MKKS SMA Kabupaten Sleman). 2006 Inhouse training Asesmen Berbasis Kompetensi di SMA 3

Yogyakarta. (Penyelenggara: SMAN 3 Yogyakarta)

2008 Inhouse training Asesmen Berbasis Kompetensi di SMA 1 Yogyakarta. (Penyelenggara: SMAN 1 Yogyakarta)

(38)

PEMANF

ALAM MENEMPUH ULANGAN UMUM SER

TA UJIAN

SEK

OLAH D

AN UJIAN NASIONAL

TAHUN JENIS KEGIATAN

2010 Workshop Penelii an Tindakan Kelas dalam rangka

Empowring MGMP in Forming Teacher Learning Community in Bantul through Lesson Study (Penyelenggara: I-MHERE Project Ubiversitas Negeri Yogyakarta Tahun 2010). 2010 Workshop Cara Penulisan Makalah dan Penyampaiannya

dalam rangka Empowring MGMP in Forming Teacher Learning Community in Bantul through Lesson Study (Penyelenggara: I-MHERE Project Ubiversitas Negeri Yogyakarta Tahun 2010). 2011 Sosialisasi Penjaminan Mutu kepada Para Kepala Sekolah

dan Calon Kepala Sekolah SMP Kabupaten Kepulauan Yapen Papua (di UNY Hotel) (Penyelenggara: Dinas Pendidikan Kepulauan Yapen Papua).

F. PENGALAMAN PENULISAN ARTIKEL ILMIAH DALAM JURNAL (6 TAHUN TERAHIR)

NO JUDUL ARTIKEL ILMIAH VOLUME/

NO NAMAJURNAL 1 Kesesatan dalam Pengembangan

Tes untuk Pengukuran Pencapaian Hasil Belajar pada Kurikulum Berbasis Kompetensi pada Peserta didik di SMA

Kabupaten Klaten

3 Kesesuaian Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Mata Pelajaran IPA untuk Pengembangan Ideai onal Learning pada SMP RSBI Kelas VII di Propinsi DIY

4 Bias Item Tes Keterampilan Proses Sains Pola Divergen dan Modifi kasinya sebagai Tes

Kreai vitas

Tahun 14, No. 2, Desember 2010

(39)

PEMANF

ALAM MENEMPUH ULANGAN UMUM SER

TA UJIAN

SEK

OLAH D

AN UJIAN NASIONAL

NO JUDUL ARTIKEL ILMIAH VOLUME/

NO NAMAJURNAL 5 Pengukuran Kreai vitas

Keterampilan Proses Sains dalam Konteks Assessment For Learning

Tahun XXX, No. 1, Februari 2011

Jurnal Cakrawala Pendidikan

G. PENGALAMAN MENULIS BUKU (6 TAHUN TERAKHIR)

NO TAHUN JUDUL BUKU JUMLAH

HALAMAN PENERBIT 1 2007 Pembelajaran Temai k

untuk SD & MI kelas 1

104 Mediatama, Surakarta

2 2007 Pembelajaran Temai k untuk SD & MI kelas 2

215 Mediatama, Surakarta

3 2007 Pembelajaran Temai k untuk SD & MI kelas 3

194 Mediatama, Surakarta

4 2008 Biometri (Edisi revisi) 500 Universitas Terbuka, Jakarta

Yogyakarta, 17 Januari 2012

Prof. Dr. Bambang Subali, M.S.

(40)

Gambar

Tabel 1.  Domain yang dikembangkan dalam Pembelajaran

Referensi

Dokumen terkait

Psikologi perkembangan suatu pendekatan sepanjang rentang kehidupan, edisi 5 (alih Bahasa: Istiwidayanti & Soedjarwo).. Current concept of positive

”Hubungan Stimulasi Bermain dengan Interpersonal Intelligence pada Anak Usia Prasekolah di TK Al-Amien Kecamatan Patrang Kabupaten Jember ” dengan baik.. Skripsi ini disusun

[r]

 Personil yang disampaikan dalam penawaran hanya untuk satu paket pekerjaan, apabila penyedia mengikuti beberapa paket dengan menggunakan personil yang sama maka hanya

Kerangka sampel untuk pemilihan sampel rumah tangga, yaitu daftar nama kepala rumah tangga usaha penangkapan ikan di setiap blok sensus terpilih yang diurutkan menurut jenis

Sehubungan dengan telah dilaksanakanya tahapan Evaluasi Administrasi sampai Kualifikasi yang telah dilakukan oleh Pokja Konstruksi II ULP Kab Kepulauan Aru pada

Proses pemesinan frais adalah suatu proses penyayatan benda kerja dengan mempergunakan pisau freis (c utter ) sebagai pahat penyayat yang berputar

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui persepsi terhadap bencana dan strategi coping dalam menghadapi bencana pada remaja korban lumpur panas PT.. Lapindo Brantas di