STRATEGI, PERMASALAHAN DAN SOLUSI
PELAKSANAAN KONSTRUKSI DESIGN AND BUILD
2
PE
RA
TU
RA
N
PE
RU
ND
AN
G
UN
DA
NG
AN
TE
RK
AI
T K
ON
TR
AK
UNDANG-UNDANG NO 18 TAHUN 1999
PP NO 29 TAHUN 2000
JO PP NO 59 TAHUN 2010
PERPRES NO 54 TAHUN 2010
JO PERPRES NO 4 TAHUN 2015
PERMEN PU NO 19 TAHUN 2015
1. UU No. 18/ 1999
Pasal 16 ayat (3)
Penjelasan ayat (3)
Penggabungan ketiga fungsi tersebut dikenal antara lain dalam model penggabungan perencana, pengadaan, dan pembangunan (engineering, procurement, and construction) serta modelpenggabungan perencanaan dan pembangunan (design and build) dengan tetap menjamin terwujudnya efisiensi.
Pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan pada umumnya bersifat kompleks, memerlukan teknologi canggih serta berisiko besar seperti: pembangunan kilang minyak, pembangkit tenaga listrik, dan reaktor nuklir.2. PP No. 29/ 2000
Pasal 13(1) Pemilihan penyedia jasa terintegrasi (DB) dilakukan mengikuti tata cara pemilihan pelaksana konstruksi dengan cara pelelangan terbatas.
(2) Pekerjaan yang dapat dilakukan layanan jasa konstruksi secara terintegrasi adalah pekerjaan yang:
a. Bersifat kompleks;
b. Memerlukan teknologi tinggi; c. Mempunyai risiko tinggi;
d. Memiliki biaya besar
(3) Pemilihan penyedia jasa terintegrasi dilakukan dengan syarat: a. Diumumkan secara luas memlaui media elektronik dan/ atau
media cetak;
3. Perpres No. 54 Tahun 2010
: Penjelasan Pasal 54 Ayat 2Model Kontrak Pengadaan Pekerjaan Terintegrasi antara lain : 1) Kontrak Berbasis Kinerja (Performance Based Contract);
2) Kontrak Rancang dan Bangun (Design and Build);
3) Kontrak Rancang Bangun Konstruksi
(Engineering Procurement Construction);
4) Kontrak Rancang – Bangun – Operasi – Pemeliharaan (Design – Build – Operate – Maintenance);
5) Kontrak Jasa Pelayanan (Service Contract); 6) Kontrak Pengelolaan Aset;
4. Permen PUPR No. 19/ 2015
Pasal 1 angka 12Pekerjaan Konstruksi Terintegrasi Rancang dan
Bangun (Design and Build) adalah seluruh
pekerjaan yang berhubungan dengan pelaksanaan
konstruksi bangunan atau pembuatan wujud fisik
lainnya, dimana
pekerjaan perencanaan
DESIGN BID BUILD Pengguna Jasa
Penyedia Jasa Penyedia Jasa Konsultansi Konstruksi
Sub-Konsultan Sub-Kontraktor
DESIGN BUILD
Sub-Konsultan Sub-Kontraktor
Pengguna Jasa
Penyedia Terintegrasi Design Builder
Perencanaan Teknis Konstruksi (Design) (Construction)
PROSES PEMILIHAN DAN PELAKSANAAN
Pemilihan jenis kontrak terintegrasi Design & Build (Rancang dan Bangun) harus mempertimbangkan hal-hal sbb:
a. kompleksitas pekerjaan, sesuai ketentuan:
UU no.18/ 1999,
PP no. 29/ 2000 dan perubahannya,
Perpres No. 54/ 2010 dan perubahannya,
Permen PUPR No. 19/ 2015b. Memerlukan inovasi teknologi
Penyedia Jasa dituntut mengajukan design, spesifikasi teknik dan metode pelaksanaan pekerjaan yang berbeda dalam
proses pelelangan, sesuai kebutuhan lingkup pekerjaan.
c. Tingkat risiko pekerjaan sbb:
risiko hukum
risiko teknis
risiko organisasi
risiko rencana tata ruang
risiko keuangan
risiko sosial
risiko politikd. Kemampuan pihak Pengguna Jasa, Penyedia Jasa (Konsultan dan Kontraktor)
PEMILIHAN JENIS KONTRAK
Tingkat resiko Sumber Dana Tipe Kontrak Tradisional Terintegrasi Lifecycle rendah pemerintah Kontrak Tradisional X
sedang - tinggi pemerintah (DB)Kontrak Rancang - Bangun X sedang - tinggi pemerintah Kontrak EPC X sedang - tinggi pemerintah Kontrak Turnkey X
sedang - tinggi pemerintah Kontrak Rancang, Bangun, X Pemeliharaan (PBC)
1. Proses Pemilihan Penyedia jasa
(1)Pada proses pelelangan pekerjaan konstruksi terintegrasi D&B:
a. PPK menyiapkan dokumen yang diperlukan untuk dokumen lelang antara lain:
HPS
Ketentuan Pengguna Jasa (Employer’ s Requirements)
Konsep disain (basic design):
Daftar Kuantitas Keluaran dan Harga
Rancangan kontrakb. Pokja menyiapkan dokumen lelang berdasarkan dokumen yang diterima dari PPK dan melakukan evaluasi terhadap penawaran dari peserta lelang berupa proposal teknis dan harga.
PERMASALAHAN PELAKSANAAN
KONSTRUKSI DB
1. Proses Pemilihan Penyedia jasa
(2)c. Dalam evaluasi, PPK dan Pokja akan dihadapkan pada
proposal teknis (yang berbeda-beda) dan tidak sederhana (kompleks) dari peserta lelang, berupa disain dan metode pelaksanaan pekerjaan yang dimungkinkan adanya inovasi teknis baru.
d. Perlu adanya Tenaga Ahli Manajemen Konstruksi yang membantu:
PPk pada tahap pesiapan dan pelaksanaan kontrak2.
Jenis Kontrak
Pada kontrak D&B , apakah jenis kontrak Gabungan Lump Sump dan Harga Satuan dapat digunakan ?
a. kontrak D&B memiliki risiko (unforseen) tinggi yang ditanggung Penyedia Jasa, sehingga semua perbedaan antara pelaksanaan dengan design dan gambar di lapangan menjadi tanggung
jawab Penyedia Jasa.
b. Bila menggunakan kontrak gabungan Lump Sum dan Harga Satuan, bila terjadi perbedaan antara pelaksanaan dengan design dan gambar di lapangan pada bagian pekerjaan yg termasuk Harga Satuan, akan menjadi risiko Pengguna Jasa.
Pada kontrak D&B lebih tepat mengunakan kontrak Lump Sum.
3. Variasi/ Penyesuaian
a. Kontrak DB adalah pekerjaan konstruksi:
bersifat kompleks
tahun jamak dengan masa konstruksi > 12 bulan
lump sumb. Sesuai Perpres 54/ 2010,
pasal 51:bahwa pada kontrak lump sum tidak boleh ada penyesuaian harga dan pekerjaan tambah.
Penjelasan ps 51 ayat (1) angka 3:bahwa Pengadaan Barang/ Jasa yang dapat dilaksanakan dengan kontrak lump sum antara lain:
3. konstruksi bangunan sederhana, seperti ruang kelas
3. Variasi/ Penyesuaian
(1)c. PP No. 29/ 2000, penjelasan pasal 21 (1)
bahwa Kontrak lump sum adalah kontrak jasa atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam jangka waktu tertentu dengan jumlah harga yang pasti dan tetap serta semua resiko yang mungkin terjadi dalam proses penyelesaian pekerjaan yang sepenuhnya ditanggung penyedaia jasa sepanjang gambar dan spesifikasi tidak berubah.
d. Fidic General Condition of Contract, buku kuning DB, pasal 13 variasi dan penyesuaian:
pasal 13.1: bahwa variasi dapat diprakarsai oleh Enjinir (PPK)
Pasal 13.2: bahwa Penyedia Jasa dapat mengusulkan rekayasa nilai
PERMASALAHAN PELAKSANAAN
KONSTRUKSI DB
pasal 13.7:bahwa kontrak harus disesuaikan dengan memperhitungkan penembahan ataupun pengurangan biaya akibat perubahan
Hukum di negara tersebut(termasuk pengenalan Hukum baru dan pencabutan atau perubahan Hukum yang ada)
Pasal 13.8:bahwa ketentuan penyesuaian harga mungkin dibutuhkan
apabila Penyedia jasa dianggap tidak selayaknya menanggung resiko kenaikan biaya akibat inflasi.
Apabila akan diberlakukan penyesuaian harga maka dalam dokumen kontrak harus ditetapkan rumusan dan tabel data penyesuaian.
1. Pekerjaan Konstruksi yang dilaksanakan secara Terintegrasi Design and Build harus memenuhi ketentuan berikut ini:
a. Memilki risiko tinggi pada kondisi lapangan yg tidak dapat diperkirakan sebelumnya (unforeseen risks);
b. Bersifat kompleks, memerlukan teknologi tinggi, mempunyai risiko tinggi, dan/ atau memiliki biaya besar;
c. Telah tersedia Ketentuan Pengguna Jasa (Employer’ s Requirements);
d. Telah tersedia:
dokumen perencanaan awal (basic design) pada tahapan konsep desain
dokumen aspek persyaratan lingkungan
tenaga ahli pengawasan (Manajemen Konstruksi) pada tahapan perencanaan dan pelaksanaan konstruksiPENGATURAN
PENGATURAN
KONTRAK TERINTEGRASI
Persyaratan yang harus dipenuhi untuk penyelenggaraan Pekerjaan Konstruksi Secara Terintegrasi Design and Build adalah:
a. Tersedia dokumen yang sekurang-kurangnya terdiri atas: 1. Dokumen konsep desain, meliputi;
a) data peta geologi teknislokasi pekerjaan;
b) referensi data penyelidikan tanah untuk lokasi pekerjaan(soil test);
c) penetapan lingkup pekerjaansecara jelas dan terinci, kriteria desain, standar/ code pekerjaan yang berkaitan, dan standar mutu, serta ketentuan teknis pengguna jasa lainnya;
d) identifikasi dan alokasi risiko proyek; e) identifikasi dan kebutuhan lahan;
PENGATURAN
KONTRAK TERINTEGRASI
2. Dokumen-dokumen Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL) dan Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL) untuk pekerjaan yang
memerlukan AMDAL atau dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) untuk pekerjaan yang tidak memerlukan AMDAL;
3. Tersedia dokumen usulan DI PA/ DPA yang memuat pagu anggaran;
b. Tersedia konsultan Manajemen Konstruksi yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan manajemen pelaksanaan mulai tahapan
perencanaan, pengadaan dan pelaksanaan konstruksi;
c. Tersedia alokasi waktu yang cukup untuk Penyedia dalam menyiapkan dokumen penawaran, paling kurang 45 (empat puluh lima) hari
PENGATURAN
KONTRAK TERINTEGRASI
d. Penetapan alokasi waktu pada huruf c dilakukan dengan memperhatikan:
(1) Lingkup pekerjaan; (2) Persyaratan perizinan; (3) Penyelidikan tanah; (4) Pengembangan desain; (5) I dentifikasi risiko;
(6) Penyusunan metode pelaksanaan konstruksi; (7) Perhitungan harga penawaran; dan/ atau
PENGATURAN
KONTRAK TERINTEGRASI
2. Identifikasi dan Pemilihan Metode Pengadaan
Pemilihan metode pemilihan Penyedia Jasa:
a. Pemilihan Penyedia Jasa dengan mempertimbangkan:
o
Jenis, sifat dan kompleksitas pekerjaan
o
Nilai jasa
o
Jumlah penyedia jasa
b. Pemilihan Penyedia Jasa dengan:
• Metode pelelangan terbatas
• Prakualifikasi
• Metode Pemasukan Dokumen Penawaran Dua Sampul
• Sistem nilai
PENGATURAN
KONTRAK TERINTEGRASI
3. Penyusunan Dokumen Pengadaan (1)
a. Penyusunan dokumen pengadaan oleh Pokja ULP sebelum
proses Pelelangan
b. Pekerjaan konstruksi DB dengan kontrak tahun jamak:
Penyelesaian pekerjaan memerlukan > 1 TA dan dari rupiah
murni (APBN/APBD)
Secara teknis pekerjaan tidak dapat dipecah dan/atau
penyelesaian pekerjaan > 12 bulan dan/atau dalam rangka
efektifitas pencapaian target
Paket pekerjaan telah mendapatkan persetujuan kontrak
tahun jamak dari Menkeu (APBN) atau Kepala Daerah (APBD)
Pelelangan paket secara sekaligus keseluruhan biaya
PENGATURAN
KONTRAK TERINTEGRASI
3. Penyusunan Dokumen Pengadaan (2)
c. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan Dokumen
Pengadaan untuk kontrak Lump Sum
Tidak boleh ada penyesuaian harga dan pekerjaan tambah
(Perpres 54/2010, penjelasan pasal 51 ayat (1)
Pengumuman harus mencantumkan:
o
Sumber pendanaan
o
Tahun anggaran
Dokumen Kontrak
1. Dokumen-dokumen berikut merupakan satu-kesatuan dan bagian yang tidak terpisahkan dari Kontrak ini:
a. adendum Surat Perjanjian (apabila ada); b. pokok perjanjian;
c. surat penawaran;
d. syarat-syarat khusus Kontrak; e. syarat-syarat umum Kontrak; f. Ketentuan Pengguna Jasa; g. gambar-gambar; dan
h. dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ, BAHP, BAPP.
2. Dokumen Kontrak dibuat untuk saling menjelaskan satu sama lain, dan jika terjadi pertentangan antara ketentuan dalam suatu dokumen
Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan
1. Selama berlangsungnya pelaksanaan pekerjaan, PPK jika
dipandang perlu dapat mengangkat Pengawas Pekerjaan yang berasal dari personil PPK atau konsultan pengawas. Pengawas Pekerjaan berkewajiban untuk mengawasi pelaksanaan
pekerjaan.
Persetujuan PPK/Pengawasan Pekerjaan
1. Semua pekerjaan konstruksi permanen maupun sementara, yang akan dilaksanakan dilapangan harus mempunyai gambar desain yang telah mendapatkan persetujuan dari PPK atau Pengawas Pekerjaan.
Persetujuan atas gambar desain pekerjaan permanen maupun
sementara tidak melepaskan penyedia dari tanggung jawabnya sesuai kontrak.
2. Jika dalam pelaksanaan pekerjaan ini diperlukan terlebih dahulu ada pekerjaan sementara maka penyedia berkewajiban untuk
menyerahkan spesifikasi dan gambar usulan pekerjaan sementara tersebut untuk mendapatkan persetujuan dari PPK atau Pengawas Pekerjaan.
3. Penyedia berkewajiban untuk melaksanakan semua perintah Pengawas Pekerjaan yang sesuai dengan kewenangan Pengawas Pekerjaan
1. PPK berkewajiban untuk menyerahkan lokasi kerja sesuai dengan kebutuhan Penyedia Jasa yang tercantum dalam rencana kerja yang telah disepakati oleh para pihak untuk melaksanakan
pekerjaan tanpa ada hambatan kepada Penyedia sebelum SPMK diterbitkan.
2. Penyerahan dilakukan setelah dilakukan pemeriksaaan lapangan bersama. (hasilnya diuangkan dalam Berita Acara).
3. Bila dalam pemeriksaan lapangan bersama ditemukan hal hal yang dapat mengakibatkan perubahan isi kontrak, maka
perubahan tersebut harus dituangkan dalam adendum kontrak. 4. Bila PPK tidak dapat menyerahkan lokasi kerja sesuai kebutuhan
penyedia yg tercantum dalam rencana kerja yg telah disepakati dan terbukti merupakan suatu hambatan, maka kondisi ini
ditetapkan sebagai peristiwa kompensasi.
Serah Terima Lokasi Pekerjaan
Surat Perintah Mulai Kerja
JEMBATAN
1. PPK menerbitkan SPMK selambat-lambatnya
14 (empat belas) hari sejak tanggal tanda tangan
kontrak.
Rapat Persiapan
Pelaksanaan Kontrak (PCM)
1. Selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sejak diterbitkannya SPMK dan sebelum pelaksanaan pekerjaan, PPK bersama dengan penyedia (termasuk unsur perencanaan), dan unsur pengawasan, harus sudah menyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan kontrak.
2. Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan pelaksanaan kontrak . meliputi:
a. program mutu;
b. rencana K-3 Konstruksi; c. organisasi kerja;
d. tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan;
e. jadwal pelaksanaan pekerjaan, yang diikuti uraian tentang metode kerja yang memperhatikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi;
Unit Pengendali Mutu
1. Penyedia Jasa harus melengkapi dalam struktur organisasinya sendiri Unit Pengendali Mutu (UPM) yang merupakan suatu unit tertentu beranggotakan personil yang memenuhi syarat, mempunyai tugas untuk mengevaluasi secara terus menerus pemenuhan mutu pekerjaan yang disyaratkan.
2. Unit Pengendali Mutu bertanggung jawab untuk menghasilkan dan menyajikan informasi yang diperlukan oleh direksi pekerjaan meliputi rincian data hasil pengujian mutu, kelengkapan informasi status pekerjaan, memberikan seluruh informasi yang diperlukan tentang pengelolaan mutu pekerjaan.
Program Mutu
1.
Penyedia berkewajiban untuk menyerahkan program mutu pada rapat persiapan pelaksanaan kontrak untuk disetujui oleh PPK.2. Program mutu disusun paling sedikit berisi:
a. informasi mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan sesuai penawaran;
b. organisasi kerja penyedia;
c. jadwal pelaksanaan pekerjaan perencanaan teknis; d. jadwal pelaksanaan pekerjaan konstruksi;
e. rencana penjaminan mutu pekerjaan;
Program Mutu
3. Program mutu dapat direvisi sesuai dengan kondisi lokasi pekerjaan.
4. Penyedia berkewajiban untuk memutakhirkan program mutu jika terjadi adendum Kontrak dan Peristiwa Kompensasi.
5. Pemutakhiran program mutu harus menunjukkan
perkembangan kemajuan setiap pekerjaan dan dampaknya terhadap penjadwalan sisa pekerjaan, termasuk perubahan
terhadap urutan pekerjaan. Pemutakhiran program mutu harus mendapatkan persetujuan PPK.
Program Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
(1)
1. Penyedia berkewajiban untuk menyerahkan program K3 pada rapat persiapan pelaksanaan kontrak untuk disetujui oleh PPK.
2. Program K3 disusun paling sedikit berisi: a. Kebijakan K3;
b. Organisasi K3;
c. Jadwal Pelaksanaan Program K3; d. Pemenuhan Peraturan K3;
e. I dentifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Pengendalian K3; f. Program Pengendalian K3;
Program Keselamatan
dan Kesehatan Kerja
(2)
3. Program K3 dapat direvisi sesuai dengan kondisi lokasi pekerjaan.
4. Penyedia berkewajiban untuk memutakhirkan program K3 jika terjadi addendum kontrak dan peristiwa kompensasi.
5. Pemutakhiran program K3 harus mendapatkan persetujuan PPK.
PENANGANAN DARURAT
(1)
1. Pekerjaan Darurat adalah perbaikan pekerjaan termasuk dalam kontrak yang disebabkan fenomena alam yang tidak dapat
diperkirakan atau tak terduga atau pekerjaan yang dilaksanakan untuk pencegahan keselamatan / perlindungan masyarakat,
guna memulihkan kembali fungsi jalan.
Jenis dan Batasan Fenomena Alam
Jenis Fenomena Alam
yang tidak dapat diperkirakan Nilai-nilai Batas
Banjir dengan kenaikan permukaan air di atas suatu batas maksimum tertentu
Permukaan air melebihi catatan resmi Permukaan Banjir 10 tahunan atau permukaan air banjir dapat menggenangi struktur jembatan lebih dari 72 jam dan berdampak terhadap kerusakan struktur bangunan.
Gempa bumi di atas suatu intensitas tertentu
Terjadinya gempa bumi yang dapat
mengakibatkan kerusakan struktur
bangunan.
Dalam rangka pencegahan bencana untuk keselamatan / perlindungan masyarakat
Terjadinya kerusakan infrastruktur
bangunan yang dapat menghentikan kegiatan pelayanan publik/umum.
PENANGANAN DARURAT
(2)
Jika Penyedia Jasa memutuskan untuk mengusulkan suatu permohonan untuk pekerjaan-pekerjaan darurat, maka Penyedia harus :
1. Segera memberitahukan PPK untuk melakukan penanganan pekerjaan, melalui surat pemberitahuan selambat lambatnya 48 jam sejak kejadian;
PENANGANAN DARURAT
(3)
3. Menyiapkan permohonan tertulis, yang menyatakan jenis pekerjaan-pekerjaan yang diperlukan, lokasi-lokasinya, dan perkiraan kuantitas dan biaya-biaya, termasuk foto dokumentasi.
1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan konstruksi, Penyedia Jasa harus menyiapkan detail desain berdasarkan:
a. usulan/ proposal desain dalam penawaran teknis b. ketentuan Pengguna Jasa
c. kriteria desain yang ditetapkan.
setelah melakukan survai dan investigasi lapangan secara detail untuk semua pekerjaan utama, pelengkap dan penunjang serta memenuhi spesifikasi teknis yang diusulkan.
2. Penyedia Jasa bertanggungjawab dan meneliti dengan cermat atas keakuratan dan kelengkapan informasi yang digunakan dalam pembuatan detail desain termasuk perhitungannya.
Semua perbedaan, kesalahan atau kelalaian dalam pembuatan detail desain merupakan tanggungjawab Penyedia Jasa walaupun telah mendapatkan persetujuan dari Direksi Teknis dan/ atau PPK.
TANGUNG JAWAB DESAIN (2)
3.
Semua desain, dokumen teknis dan pekerjaan konstruksi yang diselesaikan harus memenuhi Norma, Standar, Pedoman dan Manual (NSPM) serta ketentuan lingkungan yang berlaku dan standar lain yang ditetapkan dalam dokumen kontrak.Apabila terdapat standar baru yang diberlakukan setelah pemasukan penawaran, Kontraktor harus menyampaikan usulan perubahan kepada Pengguna Jasa sebagai pemenuhan standar desain dengan ketentuan:
a. Pengguna Jasa menentukan bahwa perubahan ketentuan tersebut diperlukan; dan/ atau
KRITERIA UMUM DESAIN
(1)
(Contoh: Pekerjaan Konstruksi Jembatan)
JEMBATANEMBATAN
Ketentuan perencanaan teknis, harus mengacu pada peraturan dan ketentuan umum perencanaan jalan dan jembatan yang ditetapkan dibawah ini:
1. Kelaikan fungsi jalan berdasarkan peraturan dan perundang undangan;
Perencanaan jembatan mengacu pada Standar Bridge Management System ( BMS) , Direktorat Jenderal Bina Marga;
KRITERIA UMUM DESAIN
(2)
JEMBATANEMBATAN
3. Desain Konstruksi pondasi berdasarkan hasil pengujian tanah sesuai standar;
4. Desain perkerasan jalan mengacu pada Manual Desain Perkerasan Jalan Direktorat Jenderal Bina Marga;
Penyedia Jasa dalam usulan penawarannya untuk perencanaan teknis jembatan disarankan melakukan pengambilan data kondisi lapangan sendiri;
KRITERIA UMUM DESAIN
(3)
JEMBATAN
Kriteria umum desain jembatan sekurang kurangnya harus memenuhi:
1. Standar fungsi, kapasitas jembatan harus sesuai dengan fungsi jalan. 2. Standar kenyamanan, Pengguna lalulintas tidak perlu merubah
kecepatan ketika melalui jembatan, pengguna lalulintas tidak merasa terganggu perjalanannya dan tidak menimbulkan kemacetan lalulintas. 3. Standar Keamanan, lalu lintas aman, tidak terjadi kecelakaan lalulintas
yang disebabkan oleh adanya jembatan.
4. Standar kekuatan dan kestabilan, Jembatan kuat dan stabil dalam menahan beban baik beban lalulintas, aksi lingkungan atau beban khusus
5. Standar ekonomi, secara ekonomi jembatan menguntungkan, dapat menumbuhkan ekonomi daerah.
KRITERIA UMUM DESAIN
(4)
JEMBATAN
Kriteria Desain Utama
, namun tidak terbatas dengan kriteria tersebut dibawah ini, Penyedia Jasa dapat melengkapi kiteria sejauh untuk melengkapi, yaitu:1. Kriteria Desain
Pondasi Jembatan
;2. Kriteria Desain
Bangunan Baw ah Jembatan
; 3. Kriteria DesainBangunan Atas Jembatan
;4. Kriteria Desain
Bangunan Pengaman Jembatan
;5. Kriteria Desain
Geometrik dan Perkerasan jalan pendekat
jembatan;
K
R
ITERIA UMUM DESAIN
(5)
JEMBATAN
1
. Kriteria Dimensi Bagian – Bagian Jembatan terdiri dari :
a. Lebar Jalur Lalu Lintas sekurang kurangnya ….. x ….. meter.
b. Lebar Trotoar sekurang-kurangnya (1 + 1) meter atau lebih pada lokasi yang tersedia lahannya, kecuali pada lokasi yang lebarnya tidak memungkinkan karena lahan yang tersedia.
c. Lebar Median ………….. meter. (jika ada).
2. Kriteria Desain Jembatan antara lain:
a. Ruang bebas vertikal (clearance) minimal……… meter dan ruang bebas horizontal minimal …………..meter.
b. Ruang bebas vertikal terhadap muka air tertinggi (Freeboard) minimal…..
c. Struktur Bangunan Bawah dengan Tipe ………
d. Struktur Bangunan Atas Tipe ……….. dengan Bentang (Span) Minimal…….meter.
K
R
ITERIA UMUM DESAIN
(6)
JEMBATAN
1
.
Kriteria Dimensi Bagian – Bagian Jembatan terdiri dari :a. Lebar Jalur Lalu Lintas sekurang kurangnya ….. x ….. meter.
b. Lebar Trotoar sekurang-kurangnya (1 + 1) meter atau lebih pada lokasi yang tersedia lahannya, kecuali pada lokasi yang lebarnya tidak memungkinkan karena lahan yang tersedia.
c. Lebar Median ………….. meter. (jika ada).
2. Kriteria Desain Jembatan antara lain:
a. Ruang bebas vertikal (clearance) minimal……… meter dan ruang bebas horizontal minimal …………..meter.
b. Ruang bebas vertikal terhadap muka air tertinggi (Freeboard) minimal…..
c. Struktur Bangunan Bawah dengan Tipe ………
d. Struktur Bangunan Atas Tipe ……….. dengan Bentang (Span) Minimal…….meter.
Pemilihan Struktrus Atas
Rekapitulasi Daftar
Kuantitas Keluaran
JEMBATAN
No. U r a i a n Bobot (%) Jumlah Harga Keluaran(Rp.) I. Pekerjaan Konstruksi Jembatan
1.1 Pondasi Jembatan 1.2 Bangunan Abutmen 1.3 Bangunan Pilar
1.4 Bangunan Atas Jembatan 1.5 Lantai Jembatan
1.6 Pekerjaan Perlengkapan Jembatan 1.7 Bangunan Pengaman Jembatan 1.8 Pekerjaan Jalan Pendekat (Oprit)
II. Pekerjaan Lain Lain
2.1 Provisional Sum 2.2 Pengadaan Peralatan
A Jumlah Harga Keluaran
Perkiraan Biaya Elemen Jembatan
Untuk Evaluasi Ekonomi
JEMBATAN
No.
Elemen Jembatan
Biaya Elemen Jembatan (%)
Umur Elemen
1 Daerah Aliran Sungai
3,50
50 Tahun
2 Bangunan Pengaman
5,60
25 Tahun
3 Pondasi
11,30
50 Tahun
4 Kepala Jembatan/Pier
14,10
50 Tahun
5 Bangunan Atas
45,80
50 Tahun
6 Lantai
14,10
30 Tahun
7 Oprit/Tanah Timbunan
5,60
50 Tahun
1. Perubahan administrasi adalah merupakan perubahan ketentuan kontrak yang diakibatkan masalah administrasi, dilakukan
berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak (pergantian PPK, perubahan personil, pihak yang menandatangani kontrak, alamat korespondesi, perubahan rekening penerima, perubahan nama Penyedia, dan sebagainya.
2. Perubahan ketentuan pengguna jasa (employers requirement) dalam tahap pelaksanaan konstruksi dapat dilakukan atas
persetujuan Pengguna Anggaran/ KPA, dalam hal: a. Perubahan Lingkup Pekerjaan, dan/ atau
b. Perubahan Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
3. Dalam hal terdapat perubahan sebagaimana dimaksud pada angka 2 dilakukan perubahan kontrak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pembayaran Prestasi Pekerjaan
1. Harga Kontrak terdiri dari harga untuk pelaksanaan pekerjaan perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
2. Harga kontrak telah memperhitungkan keuntungan, beban pajak dan biaya overhead termasuk penyelenggaraan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) dan semua perizinan , bea, retribusi, dan
pungutan lain serta biaya asuransi yang harus dibayar oleh penyedia untuk pelaksanaan paket pekerjaan konstruksi
3. Pembayaran prestasi pekerjaan dilakukan berdasarkan tahapan
penyelesaian pekerjaan keluaran (termin) sesuai ketentuan dokumen kontrak;
Peristiw a Kompensasi
(1)1. Peristiwa Kompensasi yang dapat diberikan kepada penyedia yaitu:
a. PPK mengubah jadwal yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan;
b. keterlambatan pembayaran kepada penyedia;
c. PPK tidak memberikan gambar-gambar, spesifikasi dan/ atau instruksi sesuai jadwal yang dibutuhkan;
d. penyedia belum bisa masuk ke lokasi sesuai jadwal dalam kontrak;
e. PPK menginstruksikan kepada pihak penyedia untuk
Peristiw a Kompensasi
(2)f. PPK memerintahkan penundaan pelaksanaan pekerjaan; g. PPK memerintahkan untuk mengatasi kondisi tertentu yang
tidak dapat diduga sebelumnya dan disebabkan oleh PPK; h. ketentuan lain dalam SSKK.
2. Jika Peristiwa Kompensasi mengakibatkan pengeluaran
tambahan dan/ atau keterlambatan penyelesaian pekerjaan maka PPK berkewajiban untuk membayar ganti rugi dan/ atau
memberikan perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan.
Peristiw a Kompensasi
(3)4. Perpanjangan waktu penyelesaian pekerjaan hanya dapat diberikan jika berdasarkan data penunjang dan perhitungan kompensasi yang diajukan oleh penyedia kepada PPK, dapat dibuktikan perlunya tambahan waktu akibat Peristiwa
Kompensasi.
Penyesuaian Harga Kontrak
1. Setelah pekerjaan selesai dan sebelum dilakukan serah terima pekerjaan, dilakukan pengujian kesesuaian terhadap hasil pekerjaan oleh Penyedia Jasa disaksikan oleh PPK, Pengawas Pekerjaan, dan/ atau Pejabat/ Panitia Penerima Hasil Pekerjaan;
2. Jangka waktu pelaksanaan uji kesesuaian berdasarkan karakter pekerjaan konstruksi yang dilaksanakan dan ketentuan dalam dokumen perencanaan;
Hasil Pengujian dituangkan dalam berita acara.
3
.
Apabila hasil pengujian kesesuaian tidak sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam kontrak, maka Penyedia memperbaiki atau mengganti hasil pekerjaan tersebut dengan biaya sepenuhnya ditanggung Penyedia.Keterlambatan
1.
Masa keterlambatan pekerjaan dimulai sejak
rencana serah terima awal pekerjaan yang tercantum
dalam kontrak.
2. Dalam hal terjadi keterlambatan, diberlakukan denda
sebesar 1/ 1000 (satu perseribu) dari nilai Kontrak
Serah Terima Pekerjaan
(1)
Serah Terima Pekerjaan Pertama
1. PPK menerima pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh Penyedia Jasa sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam kontrak yang dinyatakan dalam Berita Acara Serah Terima Awal Pekerjaan
berdasarkan Berita Acara Serah Terima Hasil Pekerjaan dari PPHP. 2. Setelah pekerjaan selesai dan sebelum dilakukan serah terima
pekerjaan pertama, dilakukan uji fungsi atau pengujian kesesuaian terhadap hasil pekerjaan oleh Penyedia disaksikan oleh PPK dan Personilnya, Konsultan Manajemen Konstruksi/ Konsultan
Supervisi, dan Panitia Penerima Hasil Pekerjaan.
3. Masa pemeliharaan bagian pekerjaan yang dilakukan serah terima pekerjaan secara dimulai dari serah terima hingga akhir masa
Serah Terima Pekerjaan
(2)Serah Terima Pekerjaan Akhir
1.
PPK menerima pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh
Penyedia Jasa setelah masa pemeliharaan berakhir
sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Kontrak,
yang dinyatakan dalam Berita Acara Serah Terima Akhir
Pekerjaan berdasarkan Berita Acara Serah Terima Hasil
Pekerjaan dari PPHP.
Keadaan Kahar
(1)
1.
Keadaan Kahar adalah suatu keadaan yang terjadi
di luar kehendak para pihak dan tidak dapat
diperkirakan sebelumnya, sehingga kewajiban yang
ditentukan dalam kontrak menjadi tidak dapat
dipenuhi.
2. Ketentuan mengenai Keadaan Kahar dalam
Pekerjaan Terintegrasi Rancang dan Bangun
Keadaan Kahar
(2)
3. Yang digolongkan Keadaan Kahar meliputi:
a.
bencana alam;
b. bencana non alam;
c.
bencana sosial;
d. pemogokan;
e.
kebakaran; dan/ atau
f.
gangguan industri lainnya sebagaimana
Keadaan Kahar
(3)
4. Apabila terjadi Keadaan Kahar, maka penyedia
memberitahukan kepada PPK paling lambat 14 (empat belas) hari sejak terjadinya Keadaan Kahar, dengan menyertakan pernyataan Keadaan Kahar dari pejabat yang berwenang.
5. Jangka waktu yang ditetapkan dalam Kontrak untuk
pemenuhan kewajiban Pihak yang tertimpa Keadaan Kahar harus diperpanjang sekurang-kurangnya sama dengan jangka waktu terhentinya Kontrak akibat Keadaan Kahar.
Keadaan Kahar
(4)
7. Pada saat terjadinya Keadaan Kahar, Kontrak ini akan dihentikan sementara hingga Keadaan Kahar berakhir dengan ketentuan, Penyedia berhak untuk menerima pembayaran sesuai dengan
prestasi atau kemajuan pelaksanaan pekerjaan yang telah dicapai.
8. Bila selama masa Keadaan Kahar PPK memerintahkan secara tertulis kepada Penyedia untuk meneruskan pekerjaan sedapat mungkin maka Penyedia berhak untuk menerima pembayaran
sebagaimana ditentukan dalam Kontrak dan mendapat penggantian biaya yang wajar sesuai dengan yang telah dikeluarkan untuk
Tangung Jaw ab
Kegagalan bangunan
1
. Kegagalan Konstruksi merupakan tanggung jawab
Penyedia.
2. Kegagalan Bangunan merupakan tanggung jawab
Pengguna Jasa dan/ atau Penyedia sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan bidang jasa
Penyelesaian Sengketa
1
.Penyelesaian sengketa Design and Build dapat
ditempuh melalui Pengadilan atau di Luar Pengadilan
berdasarkan kesepakatan antara Pengguna dan
Penyedia Jasa.