• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERENCANAAN UNDERPASS PERSIMPANGAN JL. KAPT. SUDIBYO – JL. K.S. TUBUN DENGAN JALAN REL KOTA TEGAL - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERENCANAAN UNDERPASS PERSIMPANGAN JL. KAPT. SUDIBYO – JL. K.S. TUBUN DENGAN JALAN REL KOTA TEGAL - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

V III - 1

BAB VIII

P E N U T U P

Penyusunan tugas akhir dengan judul “Perencanaan Underpass Persimpangan Jl. Kapt.Sudibyo-Jl. K.S.Tubun Dengan Jalan Rel Kota Tegal”, bertujuan untuk

menganalisa sebab-sebab terjadinya kemacetan dan kecelakaan pada persimpangan

tersebut kemudian merencanakan pembangunan underpass sebagai pemecahan untuk mengatasi permasalahan yang ada.

8.1. Kesimpulan

1. Setelah dilakukan analisa simpang tak bersinyal pada persimpangan Jl.

Kapt.Sudibyo - Jl. K.S.Tubun, persimpangan tersebut tidak memadai dalam

pengaturannya yang ditandai dengan nilai derajat kejenuhan yang melebihi

0,75.

2. Dengan data yang ada, permasalahan tersebut dapat diatasi dengan

perencanaan bundaran yang ditandai dengan nilai derajat kejenuhan :

a. Jl. Kapt. Sudibyo – Jl. K.S. Tubun = 0,29

b. Jl. K.S. Tubun – Jl. Teuku Umar = 0,41

c. Jl. Teuku Umar – Jl. Kapt. Sudibyo = 0,47

3. Akan tetapi pada ruas Jl. Kapt. Sudibyo – Jl. K.S. Tubun terdapat

persimpangan yang sebidang dengan jalan rel, dan hal ini bertentangan dengan

UU No.13 tahun 1992 tanggal 11 Mei 1992 Pasal 15 (1) dan PP No. 69 tahun

1998 tanggal 20 Agustus 1998 Pasal 16 (1) : ”Perlintasan antara jalur kereta

api dengan jalan dibuat dengan prinsip tak sebidang.” Yang dimaksud dengan

prinsip tak sebidang adalah prinsip letak jalan tidak berpotongan secara

horizontal melainkan dibangun di atas atau di bawah jalur kereta api, oleh

karena itu direncanakan underpass.

4. Dengan dibangunnya underpass ini diharapkan akan sangat mengurangi

kemacetan dan kecelakaan yang terjadi karena konflik dipersimpangan sudah

(2)

V III - 2

5. Waktu yang diperlukan untuk membangun underpass ini adalah 24 minggu

dengan total biaya sebesar Rp. 11.915.000.000,00 ( Terbilang : Sebelas Milyar

Sembilan Ratus Lima Belas Juta Rupiah ).

8.2. Saran

1. Sebelum merencanakan suatu struktur bangunan hendaknya didahului dengan

studi kelayakan agar pada perhitungan struktur nantinya dapat diperoleh hasil

perencanaan yang memuaskan baik dari segi mutu, waktu maupun biaya.

2. Seorang perencana struktur hendaknya selalu mengikuti perkembangan

peraturan-peraturan dan pedoman-pedoman (standar) dalam perencanaan

struktur sehingga struktur yang dihasilkan nantinya selalu memenuhi

persyaratan terbaru yang ada (up to date) seperti dalam hal peraturan perencanaan struktur tahan gempa, standar perencanaan struktur beton, standar

perencanaan struktur baja dan sebagainya.

3. Dalam perancangan dan pelaksanaan suatu bangunan teknik sipil,

kemungkinan besar akan ditemui berbagai permasalahan yang kompleks yang

berbeda antara kondisi yang satu dan lainnya, sehingga seorang perancang,

Referensi

Dokumen terkait

Analisis dinamis struktur pada perencanaan gedung tahan gempa diperlukan jika dibutuhkan evaluasi yang lebih akurat dari gaya-gaya gempa yang bekerja pada struktur, serta

Yayasan Lembaga Penyelidikan Masalah Bangunan, Peraturan Perencanaan Baja Indonesia (PPBBI), DPU, Bandung,

tahan gempa sesuai dengan standar gempa Indonesia yang baru yaitu Perencanaan. Ketahanan Gempa Untuk Struktur Rumah dan Gedung

Perencanaan struktur dalam tugas akhir ini sesuai dengan Peraturan- peraturan yang berlaku di Indonesia, antara lain : Standar Perencanaan Ketahanan Gempa untuk

Rancangan Standar Nasional Indonesia Tata Cara Perencanaan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung.. Badan

Tugas akhir ini meninjau desari dari struktur, Pelat, Balok anak, Balok Induk, Kolom, lift, HBK, Tie Beam dan Pondasi.. Kata kunci : SRPMK, Perencanaan Struktur

Tata Cata Perencanaan Struktur Baja Untuk..

Analisa menggunakan SNI 2847 : 2013 Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung serta standar kriteria desain gempa menggunakan SNI 1726 : 2012 Tata Cara